Anda di halaman 1dari 6

Perbedaan antara Skor dan Nilai Apa yang terjadi selama ini, banyak di antara para guru sendiri

yang masih mencampuradukkan antara dua pengertian yaitu skor dan nilai. Skor : adalah hasil pekerjaan menskor yang diperoleh dengan menjumlahkan angka angka bagi setiap soal tes yang dijawab betul oleh siswa. Nilai : adalah angka ubahan dari skor dengan menggunakan acuan tertentu, yakni acuan normal atau acuan standar. Pengubahan skor menjadi nilai dapat dilakukan untuk skor tunggal, misalnya sesudah memperoleh skor ulangan harian atau untuk skor gabungan dari beberapa ulangan dalam rangka memperoleh nilai akhir untuk rapor. Sebagai ilustrasi, silakan membaca keterangan lebih lanjut yang dicontohkan di bawah ini. Di dalam tes yang terdapat pada setiap modul, di PPSP selalu dilengkapi dengan kunci dan pedoman skoring. Skor maksimum yang disebutkan tidak selalu tetap. Adakalanya !, ", "!, #!!, dan sebagainya. Skor maksimum tersebut ditentukan berdasarkan atas banyak serta bobot soal soal tesnya. Seorang siswa yang memperoleh skor ! bagi te yang menghendaki skor maksimum !, mempunyai arti bahwa siswa tersebut sudah menguasai #!!$ dari tujuan instruksional khusus yang dirancangkan oleh guru. Akan tetapi jika skor ! tersebut diperoleh dari pengerjaan soal tes yang menghendaki skor maksimum #!!, maka skor ! mencerminkan !$ penguasaan tujuan saja. Dengan demikian, maka angka ! yang diperoleh seorang siswa setelah ia selesai

mengikuti sebuah tes, belum berbicara apa apa sebelum diketahui berapa skor maksimum yang diharapkan jika siswa tersebut dapat mengerjakannya dengan sempurna. Angka ! ini disebut skor mentah. Atas dasar itulah maka untuk dapat dicatat sebagai suatu prestasi belajar, guru diwajibkan untuk mengubah skor mentah yang diperoleh langsung dari mengerjakan tes, menjai skor berstandar #!!.

%ontoh: Skor maksimum yang diharapkan ! A memperoleh skor & . 'ni berarti bahwa sebenarnya A tersebut hanya menguasai: ( #!!$ tujuan instruksional khusus tersebut atau hanya )!$ dari tujuan instruksional khusus tersebut. Dalam da*tar nilai, dituliskan A mendapat nilai )!. +adi di sini tampak perbedaannya : & adalah skor )! adalah nilai , memperoleh skor -) 'ni terarti bahwa , menguasai ( #!!$ dari tujuan

atau .! $ dari tujuan pelajaran. Dalam da*tar nilai, , dituliskan mendapatkan nilai .!. Sebelum sampai pada pembicaraan pengubahan skor menjadi nilai secara lebih lanjut, para pembaca kami untuk memahami skor yang akan diubah tersebut. Secara rinci skor dapat dibedakan atas tiga macam, yaitu skor yang diperoleh /obtained score0, skor sebenarnya / true score0., dan skor kesalahan / error score0. Skor yang diperoleh adalah sejumlah biji yang dimiliki oleh testee sebagai hasil mengerjakan tes. 1elemahan kelemahan butir tes, situasi yang tidak mendukung, kkecemasan, dan lain lain *aktor dapat berakibat terhadap skor yang diperoleh ini. Apabila *aktor *aktor yang berpengaruh ini muncul, baik sebagian ataupun menyeluruh, penilai tidak dapat mengira

ngira seberapa cermat skor yang diperoleh siswa ini mampu mencerminkan pengetahuan dan keterampilan siswa yang sesungguhnya. Skor sebenarnya / true score0 seringkali juga disebut dengan istilah skor uni2ers skor alam /universe score0, adalah nilai hipotesis yang sangat tergantung dari perbedaan indi2idu berkenaan dengan pengetahuan yang dimilki secara tetap. Sebagai contoh adalah apabila seseorang diminta untuk mengerjakan sebuah tes berulang ulang, maka rata rata dari hasil tersebut menggambarkan resultante dari 2ariasi hasil yang tidak ajek. 'nilah gambaran mengenai skor sebenarnya. Akan tetapi di dalam praktek tentu tidak mungkin bahwa penilai minta kepada testee untuk mengerjakan sebuah tes secara berulang ulang. 3ambaran ini hanya untuk menunjukkan contoh saja dalam menjelaskan pengertian skor sebenarnya. Perbedaan antara skor yang diperoleh dengan skor sebenarnya, disebut dengan isilah kesalahan dalam pengukuran atau kesalahan skor, atau dibalik skor kesalahan. 4ubungan antara ketiga macam skor tersebut adalah sebagai berikut: Skor yang diperoleh 5 skor sebenarnya 6 skor kesalahan -. Norm 7e*erenced dan %riterion 7e*erenced Dari sederetan skor yang telah diubah ke standar #!! inilah maka dapat diperoleh gabungannya, misalnya gabungan antara nilai ulangan ke8#, ke8&, ke8-, dan seterusnya, yang merupakan catatan untuk dirata rata dan menggambarkan penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan, atau menggambarkan sejauh mana siswa mencapai tujuan instruksional umum dari suatu unit bahan yang dipelajari dalam satu ukuran waktu. Sebelum ini telah disinggung sedikit tentang penggunaan norm referenced dan criterion referenced. Di dalam penggunaan criterion referenced siswa dibandingkan dengan sebuah standar tertentu, yang dalam uraian sebelum ini, dibandingkan dengan standar mutlak, yaitu standar #!!. 9raian dalam contoh siswa A dan , diatas, siswa juga dibandingkan dengan standar tertentu, yaitu skor maksimum. Penggunaan standar mutlak ini terutama dipertahankan dalam penerapan prinsip belajar tuntas. Dalam penggunaan norm referenced, prestasi belajar seorang siswa dibandingkan dengan siswa lain dalam kelompoknya. 1ualitas seseorang sangat dipengaruhi oleh kualitas

kelompoknya.

:Seorang siswa yang apabila terjun ke kelompok A termasuk :hebat;,

mungkin jika pindah ke kelompok lain hanya menduduki kualitas : sedang : saja. 9kurannya adalah relati*. <leh sebab itu, maka dikatakan pula diukur dengan standar relati2e. 9kuran demikian juga disebut menggunakan norm referenced atau norma kelompok. Dasar pikiran dari penggunaan standar ini adalah adanya asumsi bahwa di setiap populasi yang heterogen, tentu terdapat: #. 1elompok baik &. 1elompok sedang -. 1elompok kurang Dimulai dengan bakat yang dibawa sejak lahir yang dalam hal ini tampak sebagai indeks kecerdasan atau Intelligence Quotient /'=0, maka seluruh populasi tergambar sebagai sebuah kur2a normal. Apabila anak anak itu belajar, maka prestasi atau hasil belajar yang diakibatkan itu pun akan tergambarkan sebagai kur2a normal.

3A>,A7 ,?> A= 'S'

Penggunaan penilaian dengan norma kelompok atau relati* ini untuk pertama kali dikemukakan pada tahun #.!@/ %ureton #.A#0,dengan landasan dasar bahwa tingkat pencapaian belajar siswa akan tersebar menurut kur2a normal. Dengan demikian maka penilaian berdasarkan kur2a normal merupakan hal yang tidak dapat dibantah lagi. Apabila standar relati* dan standar mutlak ini dihubungkan dengan pengubahan skor menjadi nilai, akan terlihat demikian: a. Dengan standar mutlak #0 Pemberian skor terhadap siswa, didasarkan atas pencapaian siswa terhadap tujuan yang ditentukan

&0 Nilai diperoleh dengan mencari skor rata rata langsung dari skor asal / skor mentah0. %ontoh 8 8 8 Dari ulangan ke8#, memperoleh skor )! / mencapai )!$ tujuan0. Dari ulangan ke8&, memperoleh skor @! / mencapai @! $ tujuan0 Dari ulangan ke8-, memperoleh skor "! /mencapai "!$ tujuan0 5 )-,-

>aka nilai siswa tersebut : )! 6 @! 6 "! Dibulatkan )b. Dengan standar relati2e

#0 Pemberian skor terhadap siswa juga didasarkan atas pencapaian siswa terhadap tujuan yang ditentukan &0 Nilai diperoleh dengan & cara: a. >engubah skor dari tiap tiap ulangan lalu diambil rata ratnya. b. >enjumlahkan skor tiap tiap ulangan, baru diubah ke nilai

http:BBwww.scribd.comBdocB ")-@A#)BPerbedaan8Antara8Skor8Dan8Nilai

Anda mungkin juga menyukai