Anda di halaman 1dari 9

BAB I KASUS 1.1. Hasil Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik Identitas pasien Nama Usia : An.

H : 9 bulan

Jenis kelamin : laki-laki Nama orang tua Ayah Ibu No. RM : tn. X : ny. X : 123xx

Allo anamanesis dengan ibu pasien, kamis 9 april 2013 pukul 10.00 Keluhan utama : timbul melenting dibagian kaki dan perut sejak 2 hari lalu Riwayat Penyakit Sekarang : melenting berisi cairan, demam sejak 2 hari yang lalu, demam hilang timbul, batuk disertai flu sejak 2 hari yang lalu, batuk tidak berdahak, tidak diare, tidak ada cairan yang keluar dari telinga, tidak ada penurunan napsu makan Riwayat Penyakit Dahulu : belum pernah sakit seperti ini

Riwayat Penyakit Keluarga : dikeluarga tidak ada yang sakit seperti ini Riwayat Pengobatan Riwayat Alergi Riwayat Psikososial : belum pernah berobat : tidak ada : di lingkungan sekitar tidak ada yang sakit seperti ini, menyusu ASI 8x/ hari, menyusu malam hari (+), makan

dan minum lain (+), makan 3x / hari, ibu membuat makanan sendiri. Riwayat kehamilan Riwayat imunisasi Riwayat tumbuh kembang 1.2 Pemeriksaan fisik Keadaan umum: sakit ringan Kesadaran Tanda vital : kompos mentis : suhu : 37 C : BB : 8,1 kg PB : 74 cm Kesan : gizi baik Kepala Mata Hidung Telinga Mulut Leher Thorax Abdomen : normocepal : tidak ada kelainan : tidak ada kelainan : tidak ada kelainan : tidak ada kelainan : tidak dilakukan pemeriksaan : tidak dilakukan pemeriksaan : terdapat gelembung berisi cairan (melenting) dan ada beberapa yang sudah pecah Ekstremitas atas Ekstremitas bawah : akral hangat : terdapat gelembung berisi cairan (melenting), ada beberapa yang sudah pecah 1.3 Resume Pasien datang dengan keluhan timbul melenting yang berisi cairan dibagian perut dan kaki sejak 2 hari yang lalu. Ibu pasien mengeluh anaknya demam sejak 2 hari yang lalu, demam hilang timbul, batuk disertai flu sejak 2 hari yang lalu, batuk tidak : persalinan normal : tidak lengkap, belum imunisasi campak : sesuai dengan usianya

Status antropometri

berdahak, tidak diare, tidak ada cairan yang keluar dari telinga, tidak ada penurunan napsu makan. Pasien sebelumnya belum pernah sakit seperti ini dan belum diobati. Dikeluarga dan di lingkungan sekitar tidak ada yang sakit seperti ini. 1.4 Diagnosis banding dan diagnosis kerja Varicella Variolla Herpes zooster 1.5 Rencana penatalaksanaan PCT syr fl no. I 3dd cth Acyclovir no. III 3dd Acyclovir salp no. I Oue PK no. I oue

BAB II DASAR TEORI DEFINISI Varisela disebut juga cacar air. Varisela adalah Infeksi akut primer oleh virus varisela-zooster yang menyerang kulit dan mukosa, klinis terdapat gejala konstitusi, kelainan kulit polimorf, terutama berlokasi di bagian sentral tubuh. ETIOLOGI Virus varisela zooster. Penanaman virus ini memberi pengertian bahwa infeksi primer virus ini menyebabkan penyakit varisela sedangkan reaktivasinya menyebabkan herpes zooster. Varisela sangat menular dan ditularkan dari orang ke orang melalui droplet. Virus varisela memiliki masa tunas 7-21 hari dan bersifat menular selama periode prodormal yang sangat singkat ( sekitar 24 jam sebelum lesi muncul) sampai semua lesi menjadi krusta. Penyakit ini biasanya sembuh sendiri dalam 7-14 hari. EPIDEMIOLOGI Tersebar kosmopolit, menyerang terutama pada anak-anak, tetapi juga dapat menyerang orang dewasa. Transmisi penyakit ini secara aerogen. Sangat mudah menular, menular melaui percikan ludah dan kontak langsung dengan penderita. Masa penularannya lebih kurang 7 hari setelah timbulnya gejala kulit. Biasanya varicella hanya di derita 1 hari seumur hidup. PATOGENESIS Masa inkubasi penyakit ini berlangsung 14 hari sampai 21 hari. Gejala klinis mulai gejala prodormal yakni demam yang tidak terlalu tinggi malaise dan nyeri kepala. Kemudian disusul timbulnya erupsi kulit berupa papul seritematosa yang dalam waktu berubah menjadi vesikel. Bentuk vesikel ini khas berupa tetesan embun (tear drops). Vesikel akan berubah menjadi pustul dan kemudian menjadi krusta. Sementara proses ini berlangsung, timbul lagi vesikel baru sehingga menimbulkan gambaran polimorf. MANIFESTASI KLINIS Stadium prodormal : Mungkin timbul demam ringan,anoreksia dan malaise 24 jam sebelum vesikel muncul

Stadium erupsi : Ruam cacar biasanya diawali dengan terjadinya papul merah, kecil yang berubah menjadi vesikel yang berisi cairan jernih dan mempunyai dasar eritematous. Permukaan vesikel tidak memperlihatkan cekungan tengah. Isi vesikel berubah menjadi keruh selama 24 jam. Biasanya vesikel menjadi kering sebelum isinya menjadi keruh. Dalam 3-4 hari erupsi tersebar. biasanya muncul di badan dan menyebar ke wajah serta ekstremitas.

Vesikel ini akhirnya akan pecah setelah beberapa hari dan menjadi krusta

LANGKAH DIAGNOSTIK Diagnosis dibuat berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik Dapat dilakukan percobaan Tzanck dengan cara membuat sediaan hapus yang diwarnai dengan giemsa. Bahan diambil dari kerokan dasar vesikel dan akan didapati sel datia berinti banyak

PENATALAKSANAAN Penatalaksanaan bersifat asimptomatik dengan antipiretik dan analgesik Obat antivirus (acyclovir, vidarabin, sorivudin) dapat diberikan setelah pajanan atau saat terjadi tanda-tanda paling awal infeksi. Varisela pada orang dewasa atau anak dengan gangguan kekebalan untuk membatasi infeksi. Penggunaan antivirus pada anak sehat yang mengidap cacar air juga dapat dipertimbangkan untuk mengurangi banyaknya lesi dan lama infeksi. Penatalaksanaan varisela aktif terutama bersifat suportif dan ditujukan untuk mencegah infeksi kulit sekunder . mandi gandum, losion kalamin, dan antihistamin dapat digunakan untuk mengurangi gatal. Dapat juga diberikan sedativa untuk mengurangi gatal. Lokal diberikan bedak yang ditambah dengan zat anti gatal (mentol, kamfora) untuk mencegah pecahnya vesikel secara dini serta menghilangkan rasa gatal. Jika ada infeksi sekunder dapat pula diberikan antibiotik berupa topikal dan oral Vaksin vaksin varisela berasal dari galur yang telah dilemahkan. Diberikan pada umur 12 bulan atau lebih. Vaksin dapat diberikan pada anak dan dewasa dan efektifitasnya sangat tinggi dalam mencegah infeksi. Pemberiannya secara subkutan

dosis 0,5 ml. Bila terpajannya baru < 3 hari perlindungan vaksin yang diberikan masih terjadi. Sedangkan antibodi yang cukup sudah timbul antara 3-6 hari setelah vaksin. PENCEGAHAN Mengunting kuku, mengganti pakaian dan alas tempat tidur untuk mencegah infeksi sekunder Aktif :Memberikan vaksin varisela yang live attenuated Pasif : memberikan zooster imun globulin (ZIG) dari zooster imun plasma (ZIG). ZIG adalah suatu globulin-gama dengan titer antibodi tinggi dan yang didapatkan dari penderita yang telah sembuh dari infeksi herpes zooster. Pemberian ZIG sebanyak 5ml dalam 72 jam setelah kontak dengan penderita varisela dapat mencegah penyakit ini pada anak sehat.

BAB III ANALISA III.1 III.2 III.3 Dasar diagnosa berdasarkan anamnesis yang dikeluhkan pasien Alasan rencana penatalaksanaan berdasarkan keluhan dan anamnesis dari pasein Komplikasi dan prognosis Komplikasi Komplikasi pada anak-anak umumnya jarang timbul dan lebih sering pada orang dewasa berupa ensefalitis, pneumonia, glomerulonefritis, karditis, hepatitis, keratitis, konjungtivitis, otitis, arteritis dan kelainan darah. Infeksi yang timbul pada trimester pertama kehamilan akan menimbulkan kelainan kongenital, sedangkan infeksi yang terjadi beberapa hari menjelang kelahiran dapat menyebabkan varisela kongenital pada neonatus.

Prognosis Prognosis baik dengan perawatan yang teliti dan memperhatikan higiene. Dan juga jaringan parut yang timbul sangat sedikit.

DAFTAR PUSTAKA Buku ajar ilmu penyakit kulit dan kelamin Jawetz, melnick &Adelberg.mikrobiologi kedokteran. 2007. EGC Corwin, elizabeth C. Buku saku patofisiologi. 2007. EGC

LAPORAN KASUS

Disusun Oleh: Ghini Meriza 2009730081

FAKULTAS KEDOKTERAN dan KESEHATAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

Anda mungkin juga menyukai