PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP
EVIDENCE BASED MEDICINE DALAM
PROSES PENEGAKAN DIAGNOSIS
Oleh
Kelompok 12:
b. Rumusan Masalah
d. Manfaat
STUDI PUSTAKA
BAB III
PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
1. Dokter A telah mendekati penerapan prinsip EBM dalam menegakkan
diagnosis. Hal ini ditunjukkan ketika mendiagnosis pasien, dokter tersebut
tidak hanya melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik, tetapi juga
mengkaji bukti lebih jauh dengan manyarankan pemeriksaan penunjang di
laboratorium. Oleh karena itu, dokter A telah menerapkan prinsip EBM,
yaitu mengumpulkan bukti riset terbaik, keahlian klinis dan nilai-nilai
pasien.
2. Sedangkan Dokter B belum menerapkan prinsip - prinsip EBM untuk
menegakkan diagnosis dengan tepat karena tidak melakukan evaluasi
tahap pengembangan pasien serta tidak melakukan pemeriksaan
penunjang. Dokter B tidak melakukan kajian dan mengumpulkan bukti
yang lebih valid, namun langsung memutuskan pengobatan sebatas
pengetahuan dokter saja.
B. Saran
1. Dalam menentukan diagnosis, dokter B seharusnya lebih berhati-
hati. Pada dasarnya, metode yang telah ditempuh sudah benar, yaitu dengan
melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Hanya saja, dokter B kurang
menerapkan Critical appraisal dan lebih menitikberatkan pada diagnosis
cara lama, yaitu berdasarkan intuisi dan pengalaman senior saja. Padahal
dalam prinsip EBM yang benar, dokter B seharusnya mengumpulkan bukti-
bukti dari pemeriksaan, dari jurnal maupun artikel ilmiah yang
berhubungan dengan penyakit pasien.
2. Dalam menjalani profesinya, dokter hendaknya selalu meng-
update informasi seputar dunia kedokteran. Di samping itu, dokter
hendaknya mampu memilih dan memilah bukti-bukti yang valid
berdasarkan dengan derajat kevalidannya.
DAFTAR PUSTAKA