SEJARAH
Mereka yg sembuh thd infeksi menjadi terlindung Wabah di Athen, Yunani 430 SM Louis Pasteur the father of immunology studi vaksinasi dini
SEJARAH
Edward Jenner dan Smallpox (1796)
DEFINISI
Immunology (Latin): Immunis + Logos Imunologi (Immunology): Studi tentang mekanisme biologis dari Seluler, Molekular serta fungsional Sistim Imun. Sistim Imun (Immune System): Sistim yang terdiri dari Molekuler, Seluler, Jaringan dan Organ yang berperan dalam proteksi/ kekebalan tubuh Imunitas (Immunity): Proteksi dari Penyakit Infeksi
Learning outcomes
SISTEM IMUN SEL-SEL SISTEM IMUN KOMPLEMEN ANTIGEN ANTIBODI SITOKIN REAKSI HIPERSENSIVITAS INFLAMASI AUTOIMUNITAS DAN DEFISIENSI IMUN
Fagosit polimorfonuklier
Neutrofil Soldiers of the body 7-10 jam Eosinofil melawan inf parasit Basofil bagian terkecil mediator
Lanjutan...
Kandungan sel fagosit Lisosom : enzim yang mencerna dan merusak bahan yang dimakan Fagolisosom : gabungan fagosom + lisosom menurunkan pH dan mengaktifkan protease Granul : lisosom khusus dari granulosit berisikan berbagai protein bakterisidal Lisozim : enzim yang mencerna ikatan proteoglikan dalam dinding bakteri Gram Positif Protein kationik : merusak lapisan lipid bagian luar bakteri Gram Negatif Defensin : sitotoksik dan bersifat antibakterial luas dan antimikotik Laktoferin : mengikat zat besi yang esensial untuk bakteri
2. Sel Nol Sel-sel limfoid yang tidak mengandung petanda seperti yang ditemukan pada sel T dan B Berupa Large Granular Lymphocyte (LGL) Dibagi menjadi 2 yaitu : Sel NK (Natural Killer) dan Sel K (Killer) Sel NK : membunuh sel tumor dan sel yang mengandung virus dengan cara non spesifik tanpa bantuan antibodi Sel K : merupakan efektor dari ADCC (Antibody Dependent Cellular Cytotoxicity) yg dapat membunuh sel secara non spesifik hanya terjadi bila sel sasaran dilapisi antibodi
3. Sel Mediator Basofil dan mastosit : mediator yang dapat meningkatkan permeabilitas kapiler dan respon inflamasi serta mengerutkan otot polos bronkus Trombosit : agregasi dinding vaskuler yang rusak, respon inflamasi, dan sitotoksik 4. Sel assesori Eosinofil, basofil, sel mastosit, trombosit, dan sel APC
2. Sel B Perkembangan Sel B dalam sumsum tulang adalah antigen independen tetapi perkembangan selanjutnya memerlukan rangsangan dari antigen Fungsi utama sel B adalah memproduksi antibodi Atas pengaruh Sel T sel B berberploriferasi dan berdiferensiasi menjadi sel plasma yang mampu membentuk Ig yang spesifik
SISTEM IMUN
Pada dasarnya sistem imun dibagi menjadi 2 :
Sistem Imun Non Spesifik (SIN) :
Fisik/mekanik : kulit, selaput lendir, silia, batuk bersin Larut : Biokimia (asam lambung, lisozim, laktoferin, asam neuraminik, dll), Humoral (komplemen, Interferon, C Reactive Protein (CRP)) Seluler : Fagosit (Mono Nuklear, PMN), Sel Nol (Sel NK, Sel K), Sel Mediator (Basofil dan mastosit, trombosit)
RESISTENSI
SPESIFITAS
Umumnya efektif terhadap semua mikroorganisme Fogosit Sel NK Sel K Lizosim Komplemen Interferon Peptida antimikrobal dan protein Menit/jam Selalu siap
SEL YANG PENTING MOLEKUL YANG PENTING Komponen yg larut Respon Time
Antibodi Sitokin antibodi Hari (lambat) Tidak siap sampai terpajan alergen Harus ada pajanan sebelumnya
Pertahanan Fisik/Mekanik
Kulit, selaput lendir, silia saluran napas, batuk dan bersin, akan mencegah masuknya berbagai kuman patogen ke dalam tubuh. Kulit yang rusak, misal karena luka bakar, akan meningkatkan resiko infeksi
Pertahanan Biokimia
pH asam dari keringat dan sekresi sebaseus efek antimikrobal Sekresi mukosa saluran napas dan telinga (sekresi lilin) Lisozim dalam keringat, ludah, air mata dan air susu melindungi dari berbagai kuman Gram Positif menghancurkan dinding sel Air susu ibu laktoferin dan asam neuraminik sifat antibakterial terhadap E. Coli dan Staphylococcus Asam hidroklorida dalam lambung, enzim proteolitik dan empedu dalam usus halus menciptakan lingkungan anti bakteri
Pertahanan Humoral
A. Komplemen
a. Fungsi komplemen
1. Menghancurkan sel membran banyak bakteri (lisis) 2. Melepas bahan kemotaktik yang mengerahkan makrofag ke tempat bakteri (kemotaksis) 3. Mengendap pada permukaan bakteri memudahkan makrofag untuk mengenal (opsonisasi) lalu memakannya
b. Larut dalam keadaan non aktif diaktivasi oleh antigen, kompleks imun, dsb mediator (biologik aktif ataupun mjd enzim untuk reaksi selanjutnya) c. Jalur aktivasi ini sering pula disertai dengan kerusakan jaringan
Lanjutan komplemen...
Lanjutan komplemen...
Anafilatoksin
Anafilatoksin adalah bahan dengan berat molekul kecil yang dapat menimbulkan degranulasi mastosit dan atau basofil dan pelepasan histamin Histamin me kan permeabilitas vaskular & kontraksi otot polos dan menimbulkan gejalagejala yang ditemukan pada reaksi alergi Pe kan permeabilitas vaskular menimbulkan edema yaitu akumulasi cairan (antibodi dan komponen komplemen) dalam jaringan me kan lagi pelepasan anafilatoksin dan memperluas reaksi C3a dan C5a adalah anafilatoksin
Lanjutan komplemen...
Kemotaksin
Kemotaksin adalah bahan-bahan yang dapat menarik dan mengerahkan sel-sel fagosit C3a, C5a, dan C5-6-7 adalah kemotaksin
Lanjutan komplemen...
Adherens Imun
Adherens imun merupakan fenomen dari partikel antigen yang dilapisi antibodi dan atas pengaruh komplemen melekat pada berbagai permukaan mudah dimakan fagosit C3b adalah Adherens Imun
Lanjutan komplemen...
Opsonisasi
Opsonisasi adalah proses melapisi partikel antigen oleh antibodi dan/atau oleh komponen komplemen lebih mudah dan cepat dimakan fagosit Opsonin adalah molekul yang dapat diikat oleh partikel yang harus difagositir dan oleh reseptor fagosit sehingga merupakan jembatan antara dua protein reaktif tersebut C3b dan C4b adalah opsonin/reseptor fagosit
Lanjutan komplemen...
Aktivasi Komplemen C1q adalah komplemen yang diaktifkan pertama kali, membutuhkan IgG1, IgG2, IgG3, dan IgM C1q selanjutnya mengaktifkan C1r dan yang akhir mengaktifkan C1s C1s yang aktif mempunyai sifat esterolitik dan proteolitik Selanjutnya C1s mengaktifkan C4
Lanjutan komplemen...
C4 adalah glikoprotein yang diaktifkan mengakibatkan : berikatan dengan membran sel yang diikat oleh epitop antigen dan C1q, dan berinteraksi dengan C1s lalu mengaktifkan C2 C2 yang diaktifkan tetap berikatan dengan C4 membentuk enzim C42 (konvertase C3) mengaktifkan C3 C3 dipecah menjadi fragmen-fragmen C3a yang kecil dan C3b yang lebih besar C3a/C3b dapat berikatan dengan C42 dan membentuk C423 (konvertase C5) C5 dipecah (oleh konvertase C5) menjadi C5a dan C5b yang mengikat C6 dan C7 untuk membentuk C567 mengaktifkan C8 dan C9 Bila C5b diendapkan di membran sel dan berikatan dengan C6, C7, C8, dan C9 terbentuk C5C678 dan polimerik C9 membrane attack complex (MAC) lisis
Ab - Ag
C1qrs
C356789
+ faktor B + faktor D
C3b
C3bB
+ faktor B
+ faktor D
B. Interferon
Interferon (IFN) adalah suatu glikoprotein yang dihasilkan oleh berbagai sel tubuh yang mengandung nukleus dan dilepas sebagai respon terhadap infeksi virus sifat antivirus menginduksi sel-sel sekitar sel yang terinfeksi menjadi resisten terhadap virus Selain itu IFN juga dapat mengaktifkan sel NK (Natural Killer)
Pertahanan Seluler
1. Fagosit
Pada dasarnya semua sel bersifat fagositosis Non spesifik mononuklier (monosit & makrofag) dan polimorfonuklier atau granulosit Alur : kemotaksis (aktivasi komplemen) menelan memakan (fagositosis) membunuh mencerna (lisis) Dapat hidup lama Mempunyai beberapa granul dan melepaskan berbagai bahan : lisozim, komplemen, interferon, dan sitokin kontribusi dalam SIN dan SIS Mengandung banyak sitoplasma, granul sitoplasma azurofilik, pseudopodia, dan nukleus eksentris Bersifat seperti sel NK
2.
Makrofag
3.
SPESIFIK SELULER
Sel T Pertahanan terhadap infeksi intraseluler
SISTEM LIMFOID
Tempat pematangan sel T dan sel B
ANTIGEN
Antigen (imunogen) adalah bahan yang dapat merangsang respon imun atau bahan yang dapat bereaksi dengan antibodi yang sudah ada Epitop atau determinan antigen adalah bagian antigen yang dapat merangsang sistem imun dengan sangat kuat. Satu antigen dapat memiliki satu atau lebih determinan antigen. Hapten adalah antigen yang molekulnya berukuran kecil yang tidak dapat menginduksi respon imun jika sendirian, tetapi menjadi imunogenik jika bersatu dengan carrier
ANTIGEN-ANTIBODI KOMPLEK
HAPTEN-CARRIER KOMPLEK
ANTIBODI
Antibodi (imunoglobulin) merupakan kelas molekul yang dihasilkan oleh sel plasma (proliferasi dari limfosit B) dan dibantu oleh limfosit T dan makrofag yang dirangsang oleh antigen asing Semua molekul imunoglobulin mempunyai 4 rantai polipeptida dasar : 2 rantai berat (heavy chain/H) dan 2 rantai ringan (light chain/L), serta 2 regio : variabel (V) dan constant (C) Enzim papain memecah molekul antibodi dalam fragmen masing-masing. Fab : Fragmen Antigen Binding . Fc : Fragmen crystallizable Ada 5 imunoglobulin : IgG, IgA, IgM, IgD, dan IgE
Ig A
Imunoglobulin sekretori (mencegah perlekatan) Ditemukan dalam kolostrum, saliva, air mata, cairan hidung, dan sekret respiratorius, GI serta urogenital 15-20% merupakan imunoglobulin dalam serum darah
Ig D
Dalam serum darah dan limfe relatif sedikit, tetapi banyak ditemukan dalam limfosit B Membantu memicu respon imun
Ig E
Ditemukan dalam konsentrasi darah sangat rendah Kadar meningkat saat alergi dan parasitik tertentu Molekul ini terikat pada reseptor sel mast dan basofil serta menyebabkan pelepasan histamin dan mediator kimia lainnya
Ig G
Mencapai 80% - 85% dari keseluruhan antibodi yang bersirkulasi dan merupakan satu2nya antibodi yg menembus plasenta dan memberikan imunitas pada bayi baru lahir Molekul ini akan diproduksi besar2an pada pajanan kedua dan berikutnya thd antigen spesifik Molekul ini berfungsi sebagai pelindung terhadap organisme dan toksin yang bersirkulasi, mengaktifkan komplemen dan meningkatkan keefektifan sel fagositik
Ig M
Ab pertama yang tiba di tempat infeksi pada pajanan awal thd antigen Pajanan kedua peningkatan IgG Mengaktivasi komplemen dan memperbanyak fagositosis, tetapi umur relatif pendek Karena ukurannya molekul ini menetap dalam pembuluh darah dan tidak keluar ke jaringan
Interaksi Ab-Ag
Sisi pengikat Ag pada regio variabel (V) Ab berikatan dengan sisi penghubung determinan pada Ag komplek imun
1. Fiksasi komplemen :
Ab mengikat komplemen diaktivasi melalui jalur klasik :
Opsonisasi : Ag diselubungi Ab/komplemen fagositosis Sitolisis : ruptur membran plasma isi seluser keluar Inflamasi : produk komplemen melalui aktivasi sel mast, basofil, dan trombosit
Lanjutan interaksi...
2. Netralisasi
Ab menutup sisi toksik antigen no danger
3. Aglutinasi (penggumpalan)
Terjadi jika antigen adalah materi partikulat, seperti bakteri atau sel-sel merah
4. Presipitasi
Terjadi jika antigen dapat larut
SITOKIN
Sitokin adalah messenger kimia atau perantara dalam komunikasi interseluler yang sangat poten Sitokin adalah protein yang berfungsi memberikan isyarat antar sel untuk berkomunikasi dalam respon imun Autokrin : berefek pada sel yang menghasilkannya Parakrin : berefek pada sel yang berdekatan
SITOKIN
(lanjutan)
REAKSI HIPERSENSITIVITAS
Merupakan reaksi imun yang patologik respon imun yang berlebihan kerusakan jaringan
Tipe Manifestasi Mekanisme
I
II III IV
Biasanya IgE
IgG atau IgM IgG (Terbanyak) atau IgM Sel T yang disensitasi
DEFISIENSI IMUN
No 1. 2. 3. 4. Defisiensi sistem imun Sel B atau Antibodi Sel T Fagosit Komplemen Penyakit yang menyertai Infeksi bakteri rekuren seperti otitis media, pneumonia rekuren Kerentanan meningkat terhadap virus, jamur, dan protozoa Infeksi sistemik oleh bakteri yang dalam keadaan biasa mempunyai virulensi rendah, infeksi bakteri piogenik Infeksi bakteri, autoimunitas
AUTOIMUNITAS
Autoimunitas (hilangnya toleransi) adalah reaksi sistem imun terhadap antigen jaringan sendiri Contoh : SLE, SJS, RHD Ada beberapa teori autoimunitas :
a. Teori forbidden clones eliminasi klon yang tidak lengkap klon yang meloloskan diri kembali dan bermutasi b. Reaksi silang dengan antigen bakteri epitop bakteri sama dengan sel sendiri reaksi silang c. Rangsangan molekul poliklonal stimulasi bakteri/virus kepada sek B untuk menyerang sel sendiri d. Kegagalan autoregulasi pengawasan sel autoreaktif oleh sel T suppresor yang gagal
INFLAMASI
INFLAMASI (lanjutan)
Inflamasi adalah respon jaringan terhadap cidera akibat infeksi, pungsi, abrasi, terbakar, objek asing, atau toksin Ditandai dengan kemerahan, panas, pembengkakan, dan nyeri. Gejala kelima kadang terjadi adalah hilangnya fungsi
INFLAMASI (lanjutan)
Rangkaian peristiwa inflamasi :
1. Produksi faktor-faktor kimia vasoaktif meliputi histamin, serotonin, derivatif asam arakidonat (leukotrien, prostlagandin, dan tromboksan), dan kinin (protein plasma teraktivasi). Faktorfaktor ini mengakibatkan efek :
a. Vasodilatasi eritema, nyeri berdenyut, panas b. Peningkatan permeabilitas kapiler bengkak c. Pembatasan area cidera bekuan fibrin
INFLAMASI (lanjutan)
2. Kemotaksis (gerakan fagosit ke arah cidera) 1 jam setelah permulaan inflamasi
a. Marginasi : perlekatan fagosit ke dinding endotelial b. Diapedesis : migrasi fagosit ke area cidera 3. Fagositosis agens berbahaya a. Neutrofil & makrofag terurai dan mati setelah menelan bakteri b. Membentuk pus terus menerus sampai infeksi teratasi pus bergerak ke permukaan tubuh/rongga internal untuk diuraikan/diabsorbsi c. Abses/granuloma akan terbentuk jika respon inflamasi tdk dapat mengatasi cidera
a. b. Abses :kantong pus terbatas dikelilingi jaringan terinflamasi Granuloma : proses inflamasi kronik karena iritasi berulang dikelilingi kapsul fibrosa
INFLAMASI (lanjutan)
4. Pemulihan
a. Regenerasi jaringan mitosis sel-sel sehat b. Pembentukan jaringan parut respon alternatif c. Regenerasi atau pembentukan parut ditentukan oleh sifat jaringan yang rusak dan luasnya cidera. Kulit kemampuan regenerasi yang tinggi regenerasi lengkap, kecuali jika cidera terlalu dalam
TERIMA KASIH