Anda di halaman 1dari 13

Ekonomi Sumber Daya Alam

PERUBAHAN IKLIM DAN PROSPEK PEMENUHAN KEBUTUHAN PANGAN MASA DEPAN

Kelompok I Daryus Safwana Desi Nursiani Hamdani Hanum Vine Meilliza Maimun Shafwan Fahmi Sri Mulyani Suryadi Teuku Athaillah Vivi Suwanti

I. Latar Belakang

Pangan

1. Kebutuhan utama 2. Hak Asasi Manusia 3. Terus meningkat

MASALAH = PERUBAHAN IKLIM

II. Situasi Pangan di Aceh


Penduduk Aceh 4.693.934
Pemenuhan kebutuhan pangan tiga komoditas strategis (Beras, Jagung, Kedelai ) belum memperlihatkan hasil optimal

IMPOR

Tabel. 1. Perkembangan Produksi Komoditas Pangan Utama Uraian 2009 2010 2011 2012 2013 r (%)

Padi Luas Panen (Ha) 329.109 Provitas (Ku/Ha) 42,61 Produksi (Ton) 1.402.287 Jagung Luas Panen (Ha) 34.164 Provitas (Ku/Ha) 33,04 Produksi (Ton) 112.894 Kedelai Luas Panen (Ha) Provitas (Ku/Ha) Produksi (Ton)

359.375 352.281 43,32 44,92 1.556.860 1.582.391

380.686 419.183 46,57 46,68 1.772.961 1.956.847

6,23 2,31 8,69

39.731 34,67 137.753

43.885 38,07 167.091

41.853 40,35 168.863

43.444 38,48 167.173

6,19 3,88 10,31

32.898 13,34 43.885

45.110 14,08 63.537

37.469 14,24 53.346

35.370 14,14 50.004

30.573 14,72 45.018

(1,82) 2,50 (0,64)

III. Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Produksi dan Kebutuhan Pangan

Anomali iklim
Musim panas berkepanjangan

Kekeringan

Sektor Pertanian
Musim hujan berkepanjangan
Banjir

Th 2080

15-20%

IV. Strategi Antisipasi Perubahan Iklim


Strategi Jangka Pendek Pengolahan tanah minimum untuk mengurangi evaporasi karena permukaan tanah terbuka. Penentuan waktu tanam berdasarkan data unsur-unsur iklim yang valid dan seri data yang lebih panjang. Efisiensi penggunaan air melalui perhitungan kebutuhan air tanaman setiap musim tanam. Penentuan pola tanam yang tepat untuk areal yang datar maupun berlereng. Mempercepat waktu tanam agar fase vegetatif maupun generatif tanaman kebutuhan airnya dapat terpenuhi. Penerapan sistem pertanaman tumpang sari dan tumpang gilir yang didasarkan pada kebutuhan air setiap tanaman.

Strategi Jangka Menengah Pemantauan secara kontinyu terhadap fenomena perubahan unsur-unsur iklim, terutama curah hujan, suhu udara, dan kelembaban. Perbaikan dan pemeliharaan sarana dan prasarana irigasi yang telah ada. Peningkatan pembangunan jaringan irigasi teknis, terutama pada wilayah yang sumber airnya tersedia, tetapi banyak mengalami kegagalan panen karena kekurangan air. Penerapan teknik konservasi tanah dan air, seperti cek dam, dan embung pada daerah yang rawan kekeringan. Pembentukan kelembagaan pengelola dan pemanfaat air. Pemberdayaan petani melalui pembinaan dan pembimbingan untuk menghadapi perubahan dan anomali iklim terhadap usaha pertanian.

Strategi Jangka Panjang Pemanfaatan teknologi dalam membantu upaya prediksi perubahan iklim untuk mengurangi resiko kegagalan panen, seperti model down scalling analysis dan general circulation model. Perencanaan pembangunan sektor pertanian yang lebih terpadu, sistematis, dan komprehensif dengan mempertimbangkan berbagai aspek yang terkait dengan kinerja sektor pertanian, terutapa aspek agroklimatologi. Pelibatan masyarakat secara partisipatif dalam setiap perencanaan pembangunan pertanian. Pola koordinasi yang baik antar instansi pemerintah, terutama yang terkait langsung dengan sektor pertanian, melalui sinkronisasi dan harmonisasi program kerja. Pemantauan areal yang sering terkena bencana akibat perubahan dan anomali iklim secara berkala dan berkesinambungan. Melakukan reboisasi dan rehabilitasi lahan dan hutan dengan pendekatan daerah aliran sungai (DAS).

V. Arahan Perubahan Iklim Untuk Pemenuhan Kebutuhan Pangan Masa Depan

1. Adaptasi Perubahan Iklim


Pengelolaan sumber daya tanah dan air secara optimal dan berkelanjutan, Pengelolaan tanaman dan pertanaman yang disesuaikan dengan kondisi iklim setempat, Penggunaan sarana produksi pertanian yang efektif dan efisien, Penerapan teknologi pertanian tepat guna yang adaptif.

Apa yang dapat dilakukan ?

2. Diversifikasi Produksi Pangan


Diversifikasi Horizontal, yaitu mengembangkan usaha tani komoditas unggulan sebagai core of business serta mengembangkan usaha tani komoditas lainnya sebagai usaha pelengkap untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam, modal, dan tenaga kerja keluarga, serta memperkecil terjadinya resiko kegagalan usaha. Diversifikasi Regional, yaitu mengembangkan komoditas pertanian unggulan spesifik lokasi dalam kawasan yang luas menurut kesesuaian kondisi agro ekosistemnya. Dengan demikian akan mendorong pengembangan sentrasentra produksi pertanian di berbagai wilayah serta mendorong pengembangan perdagangan antar wilayah.

3. Pembinaan Kehidupan Sosial dan Budaya Masyarakat 4. Penguatan Ekonomi dan Kelembagaan Petani 5. Kebijakan yang Berpihak pada Petanian 6. Strategi Mitigasi

VI. Kesimpulan
Untuk skala nasional, perubahan iklim mulai menimbulkan dampak yang cukup besar terhadap prospek pemenuhan kebutuhan pangan di masa depan. Tetapi untuk daerah Aceh, khususnya komoditi padi, perubahan iklim belum berpengaruh nyata terhadap produksi dan produktivitasnya.

TERIMA KASIH

Courtesy of Kelompok 1 ESDA

Anda mungkin juga menyukai