Anda di halaman 1dari 61

Tutorial 1B Operative Dentistry

Kelompok 1 Kedokteran Gigi UNJANI 2012

27 Maret 2014

Kelompok 1
Nama
Anisa Nursantika Rizki Sundari Mochamad Ikna Mubarokah Adillah Faridh Feranika Eriawati Geadis Raksi Mayang Qisty Sharfina Sudrajat Mudita Patra Shafitri Dewi Gita Sutrisni Apriliani Annisa Trifani Nur Fadhillah Intan Wulan Ririn Deassy Wirayanti

NIM
4211121008 4211121055 4211121038 4211121005 4211121045 4211121051 4211121042 4211121039 4211121003 4211121001 4211121009 4211121036

Basic Science:
ANATOMI GIGI HISTOLOGI GIGI FISIOLOGI GIGI

Struktur normal gigi

-Faktor resiko

Concept Map

Etiologi

Faktor Predisposisi

Tanda dan gejala

Pemeriksaan subjektif dan objektif

Diagnosis

BHP

Penatalaksa naan

Komplikasi

Prognosis

Basic Science

Anatomi Gigi Normal

a. Pit dan fissure pit dan fissure merupakan permukaan yang rentan caries, selain itu sebagai pelindung organisme dan sebagai tempat tinggal organisme terutama komunitas S. Sanguis dan Streptococci. S. Mutan sebagai pencetus caries pada pit dan fissure. S. Mutan terlihat pada pit dan fissure biasanya setelah terjadi caries setelah 6-24 bulan.

Smooth enamel surface Permukaan proximal pada enamel dekat gusi merupakan tempat yang rentan karies karena area terlindungi secara physically dan terbebas dari effect masticasi, perpindahan lidah dan cairan saliva.

Root surface Permukaan akar proksimal, khususnya dekat CEJ, sering tidak terpengaruh oleh aksi prosedur kebersihan seperti flossing karena mungkin memiliki cekung kontur permukaan anatomi. Karies yang berasal dari akar mengkhawatirkan karena: memiliki perkembangan yang relatif cepat sering tanpa gejala lebih dekat ke pulpa lebih sulit untuk melakukan restorasi

Anatomi Gigi Karies

Histologi
1. Email Unsur paling keras dalam tubuh Komponen : tidak ada komponen seluler, garam kalsium 95%, unsur organik 0,5%, air 0,5% Struktur : Batang-batang yang tersusun oleh prisma email, antar batang-batang prisma (substansi batang prisma, substansi organik tanpa mineral)

Struktur : batang prisma tersusun mulai dari permukaan dentin kearah permukaan gigi secara melengkung, garis schreger ( garis gelap terang karena persilangan anatara kelompok batang-batang prisma) Pembentuk batang prisma : ameloblas

EMAIL

DENTIN

POTONGAN PRISMA EMAIL


MATRIX ANTAR-PRISMA EMAIL

GARIS KONTUR OWEN

Dentin
Mengandung : serat kolagen tipe 1, garam kalsium berbentuk kristal hidroksi apatid 70% Memiliki rongga-rongga sebagai pipa = tubulus dentis Dentin yang belum mengalami kalsifikasi = predentin Mineralisasi berlangsung tidak serentak melainkan bertahap, lapis demi lapis Odontoblas sel pembentuk dentin Tubulus dentis berisi serat tomes sebagai lanjutan odontoblas

PREDENTIN

EMAIL

TOBLAS

DENTIN

PULPA DENTIS

PULPA DENTIS ODONTOBLAS

TUBULI DENTALES berisi SERAT TOMES

dentin

TUBULI DENTALES -S TOMES

SERAT

TUBULUS DENTALIS

PULPA DENTIS

Pulpa
Lokasi : dalam cavum dentis Hubungan dengan jaringan diluar : melalui canals radics dentis ( yg dilalui oleh pembuluh darah, pembuluh limfe, serabut saraf ) Komponen pulpa : sel jaringan pengikat, odontoblas tersusun berderet pada perbatasan dengan dentin, serabut kolagenhalus, substansi dasar bersifat sebagai gelatin, pembuluh darah arteri dan kapiler, pembuluh limfe, serabut saraf bermielin

pulpa

DENTIN

PREDENTIN

ODONTOBLAS

ODONTOBLAST DALAM PULPA

Jaringan penunjang gigi


Tulang alveolar : jaringan tulang berongga, membatasi rongga alveolus untuk radix dentis Membran periodontal : bertindak sebagai periosteum dari os alveolaris, mengadakan ikatan kuat melalui serabut-serabut radix dentis pada tempatnya (alveolus), komponen ( serabut2 cementoalveolaris mempunyai arah apikal menyokong dan horizontal, sel : cementoblas, pembentuk substansi cementum )

Gingiva : membran mucosa yang menempel erat pada periosteum os alveolaris, struktur (epitel gepeng berlapis berkeratin, lamina propia dengan papila jaringan pengikat) Sementum : lokasi ( radix, lapisan lebih tebal pada apex radic), fungsi ( struktur penunjang gigi), struktur ( mirip jaringan tulang tanpa systema haversi)

Fisiologi
Gigi : 1. Untuk memotong dan memperkecil bahan bahan makanan pd waktu pengunyahan Insisivus Memotong Caninus Merobek Molar Menghaluskan makanan 2. Untuk mempertahankan jaringan penyanggah, membantu dalam perkembangan dan perlindungan dari jaringan jaringan yg menyanggah. 3. Untuk memproduksi dan mempertahankan suara 4. Untuk estetik

Fisiologi saliva
Kelenjar saliva terbagi menjadi 2 : 1. Kelenjar Mayor terdiri dari : kelenjar parotis submandibula sublingualis. 2. Kelenjar Minor terdiri dari : Lingualis Labialis Bukalis Palatinalis

Kelenjar Saliva Mayor

Kualitas dan kuantitas saliva normal: 1. kuantitas: - Volume rata-rata perhari : 1-1,5 liter. - Pada orang dewasa laju aliran saliva normal yang distimulasi mencapai 1-3 ml/menit - rata-rata terendah mencapai 0,7-1 ml/menit - Laju aliran saliva normal tanpa adanya stimulasi: 0,25-0,35 ml/menit 2. kualitas saliva: fungsi saliva adalah lubrikasi dan proteksi, buffering action dan clearance, perlindungan integritas gigi, antibakteri serta berperan dalam proses pengecapan dan pencernaan

Biokimia demineralisasi remineralisasi pada gigi


1. Demeneralisasi : perubahan PO43- jadi HPO42- dan pada waktu yang sama H+ terbuffer HPO42- kemudian tidak dapat mencapai keseimbangan kadar HA normal karena mengandung lebih banyak PO43dibandingkan HPO42- sehingga kristal HA terlarut. (strukturnya tidak kuat) terbentuk kavitas atau lubang gigi 2. Remineralisasi : membentuk kembali kristal apatit yang terlarut dengan proses buffering mencapai buffer yang netral atau ion Ca2+ dan PO43- pada saliva dapat sedikit bercampur melewati efek ion menjadi struktur HA yang utuh lagi

Biokimia email gigi


- Apatit mempunyai komposisi : HPO4 2- , CO32- , on- , atau FMenurut strukturnya dibedakan : - Ca karbonat apatit (Ca10 (PO4)6 CO3 - Ca hidroksi apatit : Ca10 (PO4)6 (OH)2 - Ca fluoride apatit : Ca10 (PO4)6 F2 - Komponen /elemen mineral terutama terdapat pada : - dentin - sementum - enamel

Biokimia Komposisi Saliva


Komposisi saliva dibagi menjadi 3 macam: - organik: terdiri dari urea, asam urat, glukosa bebas, asam amino bebas, laktat, asam lemak. - makromolekul organik: Ion: Ca, Mg, F, HCO3, K, Na, Cl, NH4 Gas: CO2, N2, O2 Air - Komponen di rongga mulut: sel epitel terdeksuamasi, leukosit PMN dari cairan sulkus, bakteri

Farmakologi - CTM
CTM mengandung chlorpheniramine maleate. Chlorpheniramine maleate termasuk dalam kategori agen antialergi, yaitu histamin (H1-receptor antagonist).

Chlorpheniramine maleate memiliki nama kimia 2Pyridinepropanamine, b-(4-chlorophenyl)-N,N-dimethyl.

Obat ini biasa digunakan untuk meredakan bersin, gatal, mata berair, hidung atau tenggorokan gatal, dan pilek yang disebabkan oleh hay fever (rinitis alergi), atau alergi pernapasan lainnya. CTM memiliki indeks terapetik (batas keamanan) cukup besar dengan efek samping dan toksisitas relatif rendah. Untuk itu sangat perlu diketahui mekanisme aksi dari CTM sehingga dapat

menimbulkan efek antihistamin dalam tubuh manusia.

Ctm mertupakan Obat antihistamin yang mempunyai efek memblokade sistem saraf parasimpatis akan menghambat sekresi saliva (sementara). Oleh karena sekresi air dan elektrolit terutama diatur oleh sistem saraf parasimpatis

Etiologi
Karies merupakan suatu penyakit pada jaringan keras gigi, yaitu email, dentin, dan sementum yang disebabkan aktifitas bakteri flora mulut yang ada dalam suatu karbohidrat yang di fermentasi. Demineralisasi dimulai dari permukaan gigi dan akan berlanjut ke dalam lapisan gigi serta diikuti dengan kerusakan bahan organiknya. Hal ini akan menyebabkan terjadinya invasi bakteri dan kerusakan pada jaringan pulpa serta penyebaran infeksi ke jaringan periapikal dan menimbulkan rasa nyeri.

Faktor Predisposisi
Saliva Saliva dapat mempengaruhi proses karies dengan berbagai cara, yaitu : a.Aliran saliva dapat menurunkan akumulasi plak pada permukaan gigi dan juga menaikkan tingkat pembersihan karbohidrat dari permukaan rongga mulut. b.Difusi komponen saliva seperti kalsium, fosfat ke dalam plak dapat menurunkan kelarutan enamel dan meningkatkan remineralisasi. c.Sistem bufer asam karbonat-bikarbonat serta kandungan ammonia dan urea dalam saliva dapat menyangga dan menetralkan penurunan pH yang terjadi saat bakteri plak sedang memetabolisme gula. d.Beberapa komponen saliva yang termasuk dalam komponen non imunologi seperti lisozyme, lactoperoxydase, dan lactoferrin mempunyai daya anti bakteri langsung terhadap mikroflora.

Pola Makan Setiap kali seseorang mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung karbohidrat, maka beberapa bakteri penyebab karies di rongga mulut akan mulai memproduksi asam sehingga terjadi demineralisasi yang berlangsung selama 20-30 menit setelah makan. Di antara periode makan, saliva akan bekerja menetralisir asam dan membantu proses remineralisasi. Namun, apabila makanan dan minuman berkarbonat terlalu sering dikonsumsi, maka enamel gigi tidak akan mempunyai kesempatan untuk melakukan remineralisasi dengan sempurna sehingga terjadi karies.

Faktor Resiko
Oral Hygene Salah satu komponen pembentukan karies adalah plak. Insidens karies dapat dikurangi dengan melakukan penyingkiran plak secara mekanis dari permukaan gigi. Peningkatan oral hygene dapat dilakukan dengan menggunakan alat pembersih interdental yang dikombinasi dengan pemeriksaan gigi secara teratur. Pemeriksaan gigi rutin ini dapat membantu mendeteksi dan memonitor masalah gigi yang berpotensi menjadi karies. Plak yang berada di daerah interdental dan sulit dibersihkan melalui penyikatan gigi dapat disingkirkan dengan menggunakan pembersih interdental (dental floss). Penyingkiran plak dapat juga dilakukan secara kimia menggunakan obat kumur (oral rinse).

Tanda dan gejala


White spot

Pemeriksaan Subjektif dan Objektif


Pemeriksaan subjektif Nn Candy (16th) White spot pada sela2 daerah gigi depan White spot merupakan proses terjadinya atas sudah 1 minggu yang lalu dan tidak karies hilang meski sudah disikat. Pasien manis mempunyai kebiasaan makan Makan manis merupakan predisposisi terjadinya karies faktor Analisis

Mengunyah dgn sisi kanan saja (namun Mengunyah pada satu sisi akan membuat sudah 1bulan ini mengunyah dgn 2 sisi), gigi sisi lawannya rentan mengalami kerusakan karena sisa makanan yang ada di sela2 gigi kemungkinan tidak terbersihkan. Jarang menggunakan gigi depan untuk menggigit

Tidak pernah melakukan flossing

Karena gigi berjejal, dan tidak pernah melakukan flossing sela-sela gigi kurang bersih dari sisa makanan karies
Flow saliva yang rendah mulut kering

Mulut kering

Pemeriksaan objektif

Analisis

Karies sampai email pada oklusal gigi 27, Karies superfisial 37. Tes vitalitas (+) Pulpa masih responsif Tes perkusi (-) Tidak ada peradangan jaringan periodontal Tes tekan (-) Tidak ada peradangan periapikal Probing normal Terdapat white spot pada proksimal gigi 12,11,21,22. Terdapat restorasi resin komposit pada gigi 16,24,25,26,34,35,36,46. Terdapat plak pada sela2 gigi anterior RA dan RB Oklusi pasien kelas 1 dengan gigi anterior RB dan RA sedikit berjejal.

Diagnosa
1. White spot pada Gigi 12,11,21,22 2. Karies Superficialis pada gigi 27 dan 37

PENALAKSANAAN
Penatalaksanaan
melakukan preparasi pada gigi serta mengeliminasi seluruh jaringan karies pada gigi 27 dan 37 melakukan restorasi dengan GIC sebagai restorasi semipermanen sampai OH dapat diperbaiki meminta pasien untuk mengurangi konsumsi sukrosa dan memodifikasi pola makan pemberian instruksi OH, yaitu instruksi untuk mengunyah dengan kedua sisi dan mengunyah permen karet xylitol 3-6 kali sehari setiap habis makan

instruksi sikat gigi 3x sehari dengan pasta gigi berfluoride , mengajarkan cara menggunakan dental floss dan pemberian tooth mouse setiap habis sikat gigi dan flossing di malam hari sebelum tidur Memeriksa kuantitas dan kualitas saliva kembali Jika flow saliva sudah baik, OH sudah baik, tidak ada plak pada seluruh gigi termasuk pada bagian interdental, telah bisa mengunyah dengan kedua sisi, maka dokter mengganti restorasi GIC dengan resin komposit.

BHP
1. 2. 3. 4. Lakukan pendekatan kepada pasien Melakukan informed consent Menjelaskan rencana perawatan Memberikan penjelasan dan saran yang tepat untuk pasien (sesuai indikasi) 5. Memeriksa kualitas dan kuantitas saliva 6. Merujuk ke dokter spesialis kulit untuk menyelesaikan masalah penggantian obat ctm 7. Merujuk/menyarankan ke ahli gizi mengenai pola makan

Prognosis
Prognosis baik: - Gigi yang terdapat whitespot setelah diremineralisasi menjadi hilang - Gigi yang mengalami karies superfisialis dapat diatasi dengan melakukan restorasi pada gigi tersebut, sehingga karies tidak menjalar ke dentin - Saliva normal Prognosis buruk: Gigi yang white spot berkembang menjadi karies superfisialis Gigi yang terdapat karies superfisialis menjalar jadi karies dentin Gigi karies superfisialis yang telah ditambal dapat terbentuk karies sekunder. - Saliva rendah

Klarifikasi Step 1
Ctm Ctm mertupakan Obat antihistamin yang mempunyai efek memblokade sistem saraf parasimpatis akan menghambat sekresi saliva (sementara). Oleh karena sekresi air dan elektrolit terutama diatur oleh sistem saraf parasimpatis

Tooth mousse adalah suatu krim berbahan dasar air berisi recaldent CPP-ACP (Casein Phosphopeptide-Amorphous Calsium). -Jika CPP-ACP diaplikasikan di rongga mulut maka akan mengikat biofilms, plak, bakteri, hidroxyapatit, dan jaringan lunak akan melokalisir bioavailable Ca dan Phospat. -Saliva akan meningkatkan efektifitas dari CPP-ACP dan rasanya akan membantu menstimulasi aliran saliva. -Semakin lama CPP-ACP dan saliva berkontak di dalam mulut maka hasilnya semakin efektif.

Klarifikasi Step 2
1. Apakah ada hubungan antara kebiasaan pasien (suka makan makanan manis, mengunyah pada satu sisi, sikat gigi 1x, tidak pernah melakukan flossing) dengan keluhan mulut kering dan white spot gigi? Jika ada, bagaimana hubungannya?

suka makan makanan manis remineralisasi rendah, demineralisasi tinggi white spot mengunyah pada satu sisi sisi lain tidak akan mengalami clearance sehingga akan terjadi penumpukan plak dan berpotensi karies sikat gigi 1x banyak sisa makanan, OH buruk, akan meningkatkan potensi terjadinya plak dan karies tidak pernah melakukan flossing menumpuknya sisa makanan dapat menimbulkan plak

2. Mengapa masih timbul white spot pada gigi pasien meskipun pasien telah mengikuti intruksi dokter dengan baik selama 1 bulan?

White spot merupakan indikasi awal karies, salah satu treatment whitespot adalah remineralisasi, bukan dengan sikat gigi. Pada pasien tidak terjadi remineralisasi akibat faktor-faktor lain sehingga white spot tetap ada.

3. Apakah ada hubungan antara OH dengan white spot pada gigi? Ya ada, karena jika OH buruk maka gigi akan menjadi rampant karies dan indikasi terjadinya karies adalah dengan adanya white spot pada daerah gigi.

4. Bagaimana dapat terjadi karies sekunder di bawah tambalan gigi yang lama? Karies Sekunder - Karena pada saat penambalan, bahan tambal tidak sepenuhnya menutupi kavitas dengan baik, sehingga masih terdapat microporositas pada kavitas tersebut. - Pada saat mulut kembali di fungsikan (makan, minum dll) microporositas akan terisi oleh sisa makanan atau bolus bolus kecil - Karna sulit di bersihkan seiring berjalannya waktu organisme akan datang karies sekunder

5. Mengapa pada gigi 27, 37 dilakukan restorasi GIC? Mengapa tidak menggunakan bahan tambal lain?

Karena tambalan GIC merupakan tambalan semipermanent, bertujuan untuk memperbaiki jaringan keras gigi. Seiring berjalannya waktu, pasien Ohnya sudah baik, kemudian diganti jenis restorasinya dengan komposit yang merupakan tambalan permanent dan lebih kuat.

6. Apa tujuan dokter meminta pasien untuk mencatat diet makanan pasien? Untuk mengontrol sukrosa dan asam yang di konsumsi pasien Selanjutnya dilakukan penekanan/pengurangan kadar sukrosa atau asam yg berpengaruh terhadap terjadinya karies Penekanan diet harus mencakup semua asupan yang menyebabkan keasaman bukan hanya sukrosa (sturdevants 54)

7. Mengapa restorasi GIC diganti dengan restorasi komposit? karena restorasi GIC memiliki kekurangan yaitu kekuatannya rendah, resistensi terhadap abrasi rendah, bersifat porus dan sulit dipoles, yang bisa menyebabkan timbulnya karies sekunder. Sehingga diganti dengan restorasi komposit yang lebih baik yang memiliki resistensi yang lebih tinggi dari GIC.

8. Apa yang menyebabkan flow saliva meningkat? konsumsi xylitol, kemungkinan penghentian/penggantian obat CTM

9. Apakah ada hubungan antara gigi anterior berjejal dengan keluhan white spot dan plak pada area tersebut? Ada hubungan karena jika giginya berjejal, sulit dibersihkan sehingga sisa makanan masih tertinggal yang akan menjadi white spot yang akan berlanjut pada plak dan karies

10.Apakah terdapat hubungan antara kualitas, kuantitas, dan PH saliva dengan keluhan karies, white spot dan plak pada gigi pasien?

ya terdapat, semakin tinggi flow saliva semakin cepat kegiatan clearance semakin tinggi kapasitas buffer saliva Sehingga mencegah terjadinya karies yang diawali oleh white spot, dan dapat membersihkan plak.

11. Mengapa pasein diinstruksikan mengaplikasikan tooth mousse dan dental floss setiap selesai menyikat gigi? tooth mousse meremineralisasi gigi dental floss membersihkan plak pada gigi

12. Apakah terdapat hubungan pola diet makanan dengan terjadinya karies pada gigi Ada hubungannya, karena konsumsi diet berpengaruh terhadap timbulnya karies, yaitu jika paparan frekuensi dari fermentasi karbohidrat seperti sukrosa akan mendorong pertumbuhan bakteri acidogenic itu faktor yang paling dalam memproduksi biofilm kariogenik yang selanjutnya menjadi karies.

Anda mungkin juga menyukai