Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS KEGAGALAN O-RI NGSEAL

AKUMULATOR STEERI NG
SYSTEM DUMP TRUCK
Nusyirwan
(1)
(1)
Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Padang,
ABSTRACT
Occurrence of O-ring seal leakage accumulator Dump Truck steering system causes the
movement of components to be unstable and difficult to control. A series of tests have been
conducted to determine the cause of leakage and mitigation efforts include: Visual testing,
Dimensional testing, Testing Physical and mechanical properties of materials. It was found
that the O-ring seal leakage caused by overheating due to excess hours of operation that
causes changes in the physical properties that impact on changes of mechanical properties
by increasing tensile strength (79.92%) and reduced elongation (14.8%). Reduced
elongation ability would greatly influence the ability of O-ring seals as seals and to result
leakage. It is necessary to note the working temperature of the fluid with respect to hours of
operation of the unit as recommended by the manufacturer.
Keywords: O-ring seal, Leakage, Overheating, Mechanical properties
1. PENDAHULUAN
Akumulator pada sistem hidrolik berfungsi untuk
memberikan tekanan dan aliran oli pada saat darurat
(emergency), dengan cara menyimpan tekanan yang
berlebih dan memberikan tambahan tekanan pada
sistem apabila aliran yang dibutuhkan lebih besar
dari jumlah aliran yang dapat dipasok oleh pompa.
Umumnya pada sistem hidrolik moderen digunakan
akumulator dengan tipe gas yang terdiri dari sebuah
silinder dengan dua ruangan yang dipisahkan oleh
sebuah piston. Satu ruangan berisi cairan hidrolik dan
terhubung dengan sistem hidrolik dan ruangan
lainnya berisi gas nitrogen.
Akumulator steering system pada Dump Truck
dipasang antara pompa dan metering pump yang
berfungsi untuk menjaga agar tekanan selalu tetap,
meredam kejut, memberikan tekanan dan aliran oli
pada saat darurat (emergency) dan mengimbangi laju
aliran oli yang bervariasi.
Apabila terjadi kerusakan pada akumulator, dan pada
saat yang bersamaan pasokan dari pompa tidak stabil
maka akan membuat pergerakan komponen menjadi
tidak stabil dan sulit untuk dikontrol.
Kerusakan yang sering terjadi berupa kebocoran pada
O-ring seal akumulator telah menyebabkan
terganggunya kegiatan produksi. Untuk mengetahui
penyebab terjadinya kebocoran, maka perlu
dilakukan serangakaian penelitian dan analisis
sebagai upaya penanggulangan agar kerusakan yang
sama tidak terulang kembali.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konstruksi dan Sistem Kerja Akumulator
Akumulator terdiri dari sebuah tabung dengan dua
buah ruangan, satu untuk nitrogen (sebelah kiri) dan
satu lagi untuk fluida yang terhubung dengan sistem
hidrolik (sebelah kanan). Kedua ruangan tersebut
dipisahkan oleh sebuah piston (gambar 1 nomor 8).
Pada piston terdapat seal assembly Gambar (1)
nomor 4 sebagai perapat untuk mencegah kebocoran
gas nitrogen agar nitrogen tidak bercampur dengan
fluida atau sebaliknya.
Gambar 1. Komponen akumulator
(1) Valve as, core valve (2) Cap (3) Washer (4)
Seal O-ring, ring backup (5) Head (6) Tube (7)
Plate warning (8) Piston (9) Seal as (10) Ring
wear (11) Head (12) Retainer (13) Ring retainer
(14) Cover protection (15) Plate instruction (16)
Plug O-ring (17) Seal O-ring
Selain itu, juga terdapat ring wear yang akan
bergesekan dengan dinding tabung saat piston
bergerak.
Aliran fluida yang dialirkan oleh steering pump ke
dalam akumulator bertekanan 15.500 170 kPa (2250
25 pi) akan mendorong piston untuk bergerak ke
Analisis Kegagalan O-Ring Seal Akumulator Steering System Dump Truck (Nusyirwan)
51
atas, sehingga gas nitrogen akan termampatkan.
Selama tekanan fluida dari pompa stabil, piston akan
tetap tertahan ke atas. Disaat tekanan dari pompa
menurun, gas nitrogen tersebut akan mendorong
piston ke bawah untuk memberikan suplai oli secara
terbatas ke sistem. Ketika tekanan dari pompa
kembali stabil, piston akan kembali terdorong ke
atas.
2.2 O-ringSeal Akumulator
O-ring seal berfungsi untuk mencegah kebocoran,
berkerja dengan cara menutup celah-celah antara dua
benda yang akan dirapatkan, dengan memanfaatkan
sifat karet yang elastis.
Untuk dapat berfungsi dengan baik, O-ring seal
harus memiliki sifat pampatan tetap (compression
set) yang baik sehingga dia dapat mempertahankan
bentuk awalnya pada saat terkena tekanan atau
mengalami deformasi bentuk.
O-ring seal juga harus mempunyai ketahanan yang
baik terhadap perubahan temperatur karena
umumnya O-ring seal beroperasi pada temperatur
yang berubah (rendah atau tinggi).
Dalam bekerja, seal secara langsung bersentuhan
dengan obyek yang dijaga supaya tidak meluber
keluar sistem (bocor / leaking), maka O-ring seal
tersebut dituntut tidak hanya tahan terhadap obyek yg
dijaga (misalkan obyeknya bersifat korosif), tetapi
juga tidak mengkontaminasi obyek tersebut.
Bahan seal yang digunakan pada akumulator ini
adalah Nitrile (NBR) Rubber. Bahan ini memiliki
hambatan yang sempurna terhadap oli, bahan pelarut,
dan bahan bakar, memiliki ketahanan yang kuat
terhadap tekanan dan tidak mudah terabrasi. Bahan
seal ini bisa digunakan pada temperatur operasi
antara - 30
0
C sampai 100
0
C.
Meski komposisi pembuatan polimer nitrile-nya
secara kimia dan secara fisik dapat berganti-berganti,
namun seal ini tetap resistan terhadap oli, bahan
pelarut dan bahan-bahan kimia lain. Semakin banyak
nitrile di dalam polimer, maka semakin tinggi pula
resistansinya terhadap oli namun menurunkan
fleksibilitas bahan.
Untuk sifat mekanik dan sifat fisik dari Nitrile (NBR)
Rubber ini, dapat dilihat pada Tabel (1) di bawah :
Tabel 1. Sifat Mekanik dan Sifat Fisik Nitrile (NBR) Rubber
No Type
Specific
Gravity
(g/cc)
Hardness
(Shore A)
Tensile Strength
(Mpa)
Elongation at
break (%)
Warna
Temperatur
Kerja
(
0
C)
1 1.16 50 5 7.5 450
2 1.19 60 5 8.5 400
3 1.20 65 5 8.5 400
4 1.21 70 5 12.5 250
5
NBR
1.28 80 5 12.5 150
Hitam - 30 s/d 100
Sumber : Nitrile Rubber, http://en.wikipedia.org
3. METODE PENELITIAN
Tahapan yang dilakukan untuk menemukan
penyebab kebocoran dan upaya penganggulangan
nya adalah seperti ditunjukkan pada diagram
dibawah ini :
Gambar 2. Diagram alir
Jurnal Teknik Mesin Vol.7, No.1, Juni 2010 ISSN 1829-8958
52
1. Pengujian visual, diperlukan untuk melihat
kondisi fisik dari O-ring seal akumulator dengan
metoda makrografi. Dilakukan pada pembesaran
sampai 50 kali.
2. Pengujian dimensi, dilakukan dengan mengukur
parameter dimensi seal. Diantaranya diameter
dalam (Internal Diameter / ID), diameter luar
(Out Diameter / OD), dan diameter penampang
(cross section diameter). Pengukuran dilakukan
masing masing empat kali di empat titik uji
dengan masing-masing jarak pengujian sebesar
45
0
. Pengukuran dilakukan dengan vernier caliper
dengan ketelitian 0,02 mm.
A
B
Gambar 3. Pengukuran seal
(A) Diameter dalam (B) Diameter luar
Pengukuran cross section diameter dilakukan seperti
Gambar (4).
Gambar 4. Pengukuran diameter penampang
3. Pengujian sifat mekanik, untuk mengetahui sifat
mekanik seperti : kekerasan, kekuatan, dan
elongation bahan. Metode pengujian kekerasan
dengan menggunakan alat uji kekerasan Shore A
yang memiliki skala maksimal 80 Duro.
Sedangkan pengujian kekuatan (tensile strength)
dan elongation dilakukan dengan melakukan
mesin uji tarik universal.
4. Pengujian sifat fisik seal dilakukan untuk
mengetahui massa jenis seal.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengujian Visual
Pengujian Visual dilakukan dengan pemeriksaan
permukaan seal pada titiktitik seperti gambar
berikut :
A
B
C D
D
C
B
A
Gambar 5. Foto permukaan seal
pada 4 titik uji, pembesaran 50 x
45
0
45
0
Analisis Kegagalan O-Ring Seal Akumulator Steering System Dump Truck (Nusyirwan)
53
Dari hasil pengujian visual pada permukaan kerja
seal secara makrografi Gambar (5.A,B,C, D), tidak
ditemukan adanya tanda-tanda kerusakan yang terjadi
pada seal akibat kelebihan tekanan, kelebihan
temperatur, kerusakan akibat kontaminasi, abrasi,
kompresi yang berlebih, perubahan warna, dan
kesalahan pemasangan
Pengujian Dimensi
Hasil rata rata pengukuran dimensi yang dilakukan
terhadap parameter penting dimensi seal dimana
masing - masing pengukuran dilakukan sebanyak
empat kali di empat titik uji adalah seperti tertuang
pada Tabel (2) berikut :
Hasil pengukuran pada Tabel (2). menunjukkan
bahwa pengujian dimensi yang meliputi pengukuran
diameter dalam, diameter penampang, dan diameter
luar menunjukkan adanya perubahan dimensi pada
diameter penampang.
Tabel 2. Hasil pengukuran dimensi seal
No Parameter pengukuran Satuan Spesifikasi Hasil Pengukuran
1 Diameter dalam mm 94.84 94.84
2 Diameter penampang mm 3.53 3.22
3 Diameter luar mm - 101.28
Terjadinya pengecilan ukuran penampang seal
menyebabkan berkurangnya kemampuan seal secara
volumetrik untuk menutupi celah celah dan
mengakibatkan kebocoran..
Diduga perubahan dimensi diameter penampang seal
(menjadi lebih kecil) disebabkan oleh faktor yang
berhubungan dengan temperatur kerja dan kompresi
yang diterima seal saat beroperasi. Telah terjadi
Temperatur operasi diatas batas temperatur kerja
seal.
Pengujian Sifat Mekanik
Pengujian sifat mekanik yang dilakukan meliputi uji
kekerasan dengan menggunakan alat Hardness
Tester. Selain itu, juga dilakukan uji tarik untuk
mengetahui tensile strength dan elongation seal.
Hasil pengujian sifat mekanik seal adalah
sebagaimana tertuang pada Tabel (3) di bawah ini :
Tabel 3. Hasil pengujian sifat mekanik seal
Type
Hardness
(Shore A)
Tensile Strength
(Mpa)
Elongation at break
(%)
Color
Spesifikasi 70 5 12.5 250
Hasil Pengujian
NBR
72 22.49 213
Hitam
Dari hasil pengujian tersebut dapat dijelaskan hal
hal sebagai berikut :
1. Kekerasan bahan masih berada dalam batas
kekerasan yang diijinkan.
2. Terjadi peningkatan nilai Tensile strength bahan
sebesar 79.9 % dari 12,5 Mpa menjadi 22,49
Mpa
3. Kemampuan elongation bahan mengalami
penurunan hingga 14.8 % di bawah batas yang
diijinkan dari yang seharusnya 250% menjadi
213 %.
Perubahan sifat mekanik bahan seperti diatas
menyebabkan bahan seal menjadi lebih kaku dan
sifat pampatan tetap (compression set)nya juga
berkurang, sehingga kemampuannya untuk
mempertahankan bentuk awalnya pada saat terkena
tekanan atau mengalami deformasi bentuk saat
beroperasi juga berkurang sehingga tidak mampu
menutupi celah celah untuk mengatasi kebocoran.
Pengujian Sifat Fisik
Pengujian sifat fisik dilakukan dengan mengukur
masa jenis (specivic gravity) bahan, didapat hasil
bahwa bahan memiliki masa jenis 1.35 g/cc. Hal ini
menunjukkan terjadinya peningkatan masa jenis
bahan sebesar 11,6 % dari yang seharusnya 1.21 g/cc
sesuai spesifikasi bahan.
Analisis
Kecenderungan hubungan sifat fisik (massa jenis)
dan sifat mekanik (kekerasan, kekuatan tarik dan
elongation) bahan Nitrile (NBR) Rubber adalah
bahwa : semakin besar massa jenis bahan maka
semakin tinggi kekerasan dan kekuatan tariknya
sedangkan kemampuan elongation semakin rendah.
Dari data hasil pengujian visual, pengujian dimensi
dan pengujian sifat mekanik dan sifat fisik bahan
dapat dijelaskan bahwa :
Terjadinya perubahan massa jenis telah
menyebabkan peningkatan kekuatan tarik yang
berdampak pada meningkatnya kekakuan bahan dan
mengurangi kemampuan compression set nya yang
Jurnal Teknik Mesin Vol.7, No.1, Juni 2010 ISSN 1829-8958
54
ditunjukkan dengan berkurangnya kemampuan
elongation bahan. Hal ini sangat mempengaruhi
kinerja / kemampuan bahan untuk merapatkan
komponen dan mencegah kebocoran.
Terjadi pengecilan ukuran penampang seal telah
menyebabkan berkurangnya kemampuan seal secara
volumetrik untuk menutupi celah celah dan
mengakibatkan kebocoran.
Diduga peningkatan massa jenis bahan disebabkan
oleh temperatur operasi yang melampaui batas dan
kondisi seal yang bekerja dibawah tekanan.
Temperatur operasi yang tinggi (di atas temperatur
kerja seal) menyebakan seal lunak, Setelah
temperatur kembali normal/dingin (setelah ber-
operasi) seal akan kembali mengeras dibawah
tekanan hidrolik sehingga termampatkan. Hal ini
menyebabkan mengecilnya dimensi penampang seal,
berkurangnya volume dan berlanjut dengan
meningkatnya massa jenis.
Mekanisme Kegagalan
Kebocoran O-ring seal akumulator dump truck
diawali oleh kelebihan jam operasi yang
menyebabkan overheating, seal menjadi lunak dan
akan kembali keras saat temperatur normal dibawah
tekanan hidrolik (setelah operasi selesai)
Hal ini menyebabkan perubahan sifat fisik bahan
(seal lebih padat dan diameter penampang lebih
kecil) dan massa jenisnya meningkat. Perubahan ini
menyebabkan perubahan sifat mekanik berupa
peningkatan kekuatan tarik dan menurunnya
kemampuan elongatoin bahan akibatnya seal menjadi
lebih kaku, dan compression set nya bahan
berkurang.
Akumulasi dari pengecilan penampang, rendahnya
kemampuan elongation, meningkatnya kekakuan
bahan menyebabkan seal kehilangan kemampuan
malaksanakan fungsinya sebagai perapat saat
kembali dioperasikan, dan kemudian mengalami
bocor.
Upaya Penanggulangan
Untuk menanggulangi agar kasus ini tidak terulang
kembali, harus dilakukan dengan memperhatikan jam
operasi unit dump truck (sesuai rekomendasi pabrik)
karena steering system ini tidak kilengkapi dengan
sistem pendingin.
5. SIMPULAN
Kebocoran seal akumulator yang terjadi pada
steering system Dump Truck adalah karena
perubahan sifat mekanik material yang didahului
oleh perubahan sifat fisik yang dipicu oleh kelebihan
temperatur operasi dan didukung oleh tekanan kerja
pada saat tersebut.
Terjadi pengecilan diameter penampang seal (8,9 %)
yang secara volumetrik mengurangi kemampuan seal
sebagai perapat, dan berlanjut pada peningkatan
massa jenis bahan sebesar 11,6 %
Terjadi perubahan sifat mekanik bahan (kekuatan
tarik meningkat (79.9 %) / kekakuan meningkat dan
elongasi menurun (14.8%) / compression set
menurun) yang mengurangi kemampuan bahan seal
sebagai perapat.
UCAPAN TERIMAKASIH
Terimakasih kami sampaikan kepada Ka. Labor
Pengujian Bahan dan Metrologi Politeknik Negeri
Padang dan Ka. workshop PT. Trakindo Padang atas
bantuannya dan saudara Handre Didesli atas peran
aktifnya dalam penelitian ini
PUSTAKA
1. Abrianto, Standar Analisis Kegagalan,
http://www.scribd.com (12/07/2010 21.35),
2010.
2. Anynomous, Specifications 776D Tractor 777D
Truck Steering System, Caterpillar, Australia,
1996.
3. Anynomous, Seal Materials Available,
http://www.epm.com (18/08/2010 23.43), 2006.
4. Anynomous, Nitrile Rubber,
http://en.wikipedia.org (13/08/2010 00.52),
2010.
5. Anynomous, An introduction to SEALS and
GASKET, LBP Mitratama, Jakarta.
6. Liza, Chandra, Teknik Analisa Kerusakan
(Failure Analisys) pada Komponen Plastik, 2008.
7. Shah, Vishu. Handbook Of Plastics Testing
Technology 3rd Edition, India, 2008.
8. TCR Engineering Services Technical Team,
Investigating Material and Component Failure,
Failure and Root Cause Analysis, TCR
Enigeering Service, India, 2004.
Curriculum Vitae
Nusyirwan, Lahir di Padang, 15 November 1966.
Lulus S1 Teknik Mesin STTP Padang tahun 1996
dan S2 Teknik Mesin ISTN Jakarta Bidang Teknik
Pemeliharaan, tahun 2009, Bekerja sebagai Pengajar
di Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Padang
(Tahun 1989 sekarang).
e-mail : nusyirwan_m@yahoo.com

Anda mungkin juga menyukai