Anda di halaman 1dari 44

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Perubahan dari IKIP menjadi UPI telah membawa pengaruh besar terhadap berbagai segi kehidupan kampus. Kebanyakan pengaruh tersebut tentu saja sejalan dengan adanya perubahan dimaksud. Namun, tak heran pula bahwa setiap perubahan dapat membawa dampak pengaruh yang tidak dimaksud. Hal ini terasakan pula pada gaya hidup dan pergaulan mahasiswa setelah adanya perubahan menjadi universitas. Dengan dibukanya program-program non kependidikan, maka dari segi jumlah saja terjadi lonjakan perubahan yang sangat kentara. Bila dilihat dari segi latar belakang dan orientasi belajar mereka (sebagai program nondik) yang semakin beragam, maka hal ini pun nampaknya cukup membawa pengaruh baru pula pada gaya hidup dan pergaulan mereka. Tatkala yang berbusa ganjil atau seoronoh masih sangat sedikit dan yang berjilbab cukup dominan, maka yang sedikit itu cenderung lebih menjaga dan menghargai yang lebih dominan. Tapi tatkala yang berbusana ganjil itu bertambah banyak, maka keberanian untuk seronohpun mengalami peningkatan.
Panduan Bina Kader

Fenoma tersebut bukan hanya terasa oleh dosen PAI, melainka terasa pula oleh para mahasiswa sendiri. Bahkan, hampir di tiap kelas ada mahasisaw/i yang memiliki kehawatiran yang serius tentang kenyataan pergaulan yang semakin kurang baik itu. Berangkat dari kehawtiran, kegalauan dan kepedulian beberapa ketua dan kader kelas, akhirnya terbentuk suatu kelompok Bina Kader (BINDER). Awalnya mereka hanya berbincang tentang fenomena-fenomena ganjil yang ada di lingkunga kelas mereka, dan berfikir tentang cara memperbaikinya. Semula kelompok ini hanya tiga kelas (3 ketua kelas dan 12 kader). Tapi karena komitmen dan upaya mereka cukup gigih, maka sambutan dari pihak atau kelas lainpun berdatangan. Setelah kelompok ini muncul kepermukaan, maka direspon dan difasilitasi oleh program tutorial, sehingga akhirnya mejadi bagian penting dari program tutorial. Tidak lama kemudian, kelompok ini menjadi program Bina Kader yang diikuti oleh semua kader kelas yang sedang mengikuti perkuliahan PAI. Bina Kader adalah program pembinaan bagi kader-kader kelas yang memiliki keinginan kuat untuk mengembangkan dan menerapkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari. Yang menjadi fokus upaya mereka adalah lingkungan kelas dan himpunan jurusan masing-masing.
2
Panduan Bina Kader

B. Dasar Pemikiran Peran Universitas Pendidikan Indonesia dalam melahirkan kader-kader pendidik terbaik sangatlah penting dalam perjalanan pendidikan di Indonesia, karena dari tangan-tangan kader pendidik tersebut akan lahir generasi baru yang akan memimpin bangsa ini. UPI ini telah memantapkan visi perjuangannya sebagai Universitas Pelopor dan Unggul ( Leading and Outstanding University). Visi ini mencerminkan tekad dari seluruh civitas akademika UPI untuk menjadi Trendsetter bukan Follower yang memiliki keunggulan yang diakui baik dalam kancah lokal maupun global. Visi UPI tersebut harus menjadi tekad yang mendorong upaya seluruh civitas akademika untuk mewujudkannya dengan tetap mengindahkan motta yang telah dibangunnya sejak lama, yaitu Ilmiah, Edukatif dan Religius. Dengan demikian, Universitas Pelopor dan Unggul yang dicita-citakan tersebut tetap memiliki warna yang khas dan arah yang jelas. Sekalipun akan bersaing di kancah pergulatan global, UPI harus dan akan tetap eksis dengan identitas dirinya yang khas.

Panduan Bina Kader

Cita-cita yang sangat tinggi dan mulia tersebut memerlukan upaya yang sungguh-sungguh dari semua elemen yang ada di UPI, tak terkecuali mahasiswa. Mahasiswa sebagai kepentingan utama dalam suatu lembaga pendidikan harus memperoleh kesempatan dan masukan yang paling besar dalam proses ini, baik melalui kegiatan intrakurikuler, ekstrakurikuler, maupun kokurikuler. Bina Kader (BINDER) sebagai bagian dari program tutorial merupakan wujud partisipasi dan kepedulian mahasiswa dalam merealisasikan visi UPI tersebut. Mengapresiasi visi dan motto UPI seperti itu, BINDER akan merasa mimiliki rumah yang kokoh dan nyaman untuk hidup dan mengembangkan diri di dalamnya. C. Visi Sejak awal berdiri, BINDER telah memilikian impian yang senantiasa membayang-bayanginya. Impian tersebut lahir dari dasar sistem keyakinan, kesadaran moral dan tanggung jawab terhadap perealisasian visi, misi dan motto UPI. MAHASISWA CERDAS BERAKHLAK MULIA Visi tersebut adalah:

Panduan Bina Kader

D. Misi Berangkat dari visi di atas, sebagai berikut: 1. Mendorong dan terpadu. 2. Memandu dan memonitoring para kader dan anggota binaannya dalam pelaksanaan amalan-amalan Islam tertentu yang telah disepakati oleh mereka. 3. Membangun kepedulian dan keberanian para kader untuk malakukan amar ma'ruf dan nahyi munkar di lingkungan kelas dan jurusan masing-masing. 4. Memotivasi dan membimbing para kader untuk tampil sebagai model dan teladan bagi anggota binaannya dalam pengamalan nilai-nilai Islam. 5. Memandu dan membimbing para kader untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan ke-Islaman (tilawah, tausiah singkat, pengajian kelas, dll) untuk menumbuhkan suasana keagamaan di lingkungan kelas dan luar kelas.
Panduan Bina Kader

BINDER menetapkan misinya

dan

mengkordinir

para

kader

kelas

untuk

mengembangkan potensi aqliyah dan ruhiyah-nya secara optimal

BAB II REKRUTMEN KADER Rekrutmen kader merupakan tahapan pertama dalam sistem pengelolaan Bina Kader. memenuhi syarat. Pada Fungsi dari rekrutmen adalah untuk calon-calon tersebut harus mahasiswa yang prinsipnya setiap menyeleksi calon anggota Binder,

mengontrak mata kuliah PAI berhak menjadi anggota Bina kader (Binder)setelah lolos dalam peoses seleksi yang dilaksanakan oleh tim kaderisasi Program Tutorial. Berikut ini langkah-langkah yang harus dilakukan dalam rekrutmen kader: A. Sosialisasi Program Beberapa tahapan dalam rangka sosialisasi program Bina Kader, diantaranya: 1. Silaturrahmi dengan pihak penyelenggara. Penyelenggara di sini maksudnya adalah dosen PAI, khususnya dosen PAI yang bertindak sebagai koordinator bidang kaderisasi. Tujuannya, agar program ini disosialisasikan pula oleh pihak penyelenggara kepada seluruh dosen PAI. Selanjutnya para

Panduan Bina Kader

dosen PAI lah yang akan memotivasi mahasiswa di kelas untuk mengikuti program Binder. 2. Penyebaran surat Dalam mekanisme penyebarannya, surat disebarkan dan diintegrasikan dengan surat yang dikeluarkan oleh biro peserta Program Tutorial. Kecuali ditujukan kepada seluruh ketua kelas, surat ditujukan pula kepada seluruh dosen PAI. Surat tersebut dilampiri dengan formulir bersangkutan. 3. Publikasi Publikasi dapat dilakukan via pamflet, leaflet, website, dan lainlain. Media publikasi tersebut disebarkan secara merata di tiaptiap fakultas, jurusan, himpunan, dan tempat lain yang strategis. B. Penentuan Calon Kader Ketua kelas menyeleksi calon kader dari seluruh anggota kelasnya sesuai ketentuan yang telah ditetapkan. Kriteria calon kader adalah: pendaftaran kader yang harus ditandatangani oleh ketua kelas dan diketahui oleh dosen PAI

Panduan Bina Kader

1. Kader laki-laki; 1) Bisa membaca Al-Quran, 2) memiliki motivasi dan kesediaan untuk menjadi kader kelas, dan 3) tidak merokok. 2. Kader perempuan; 1) Bisa membaca A-Quran, 2) memiliki motivasi dan kesediaan untuk menjadi kader kelas, 3) terbiasa mengenakan busana muslimah yang baik, dan 4) tidak merokok. Setelah terdaftar calon kader yang diharapkan, ketua kelas berkonsultasi dengan rohis dan dosen PAI untuk meminta pertimbangan dan persetujuannya. C. Verifikasi dan Seleksi Administrasi Formulir pendaftaran serta biodata kader yang telah

terkumpul diverifikasi dan diseleksi oleh tim kaderisasi program tutorial. Bila perlu tim ini bisa meminta keterangan dari ketua kelas dan rohis. Kecuali mengacu kepada ketentuan administrasi yang tertera pada biodata, verifikasi dan seleksi ini harus memperhatikan pula kriteria kader yang telah ditetapkan. D. Pengumuman Hasil Seleksi Nama-nama mahasiswa yang lulus tahap verifikasi dan seleksi administrasi akan diumumkan di media informasi Program Tutorial dan saat pelaksanaan kegiatan Tutorial. Daftar mahasiswa yang lulus

Panduan Bina Kader

ini pun akan diberikan kepada setiap Rohis jurusan dan Dosen PAI bersangkutan. E. Pemilihan Tutor Bina Kader dan Pengurus Setetah selesai proses seleksi, Bidang Kaderisasi bekerjasama dengan pengurus binder untuk: 1. Memilih pengurus binder untuk angkatan bersangkutan yang terdiri dari kepengurusan tingkat fakultas dan tingkat universitas 2. Memilih tutor bina kader dengan ketentuan: a) minimal telah tiga kali menjadi tutor, dan b) mendapat rekomendasi dari biro ketutoran. F. Pengelompokkan Untuk kepentingan pembinaan , kader-kader dikelompokkan berdasarkan jurusan. Satu kelompok tidak boleh melebihi sepuluh orang. Pengelompokan ini dilkakukan oleh Bidang Ketutoran bekerjasama dengan Bidang Kaderisasi Tutorial.

Panduan Bina Kader

G. Jalur Koordinasi dan Informasi Koordinasi antara kader, tutor, dan Bidang kaderisasi harus berjalan dengan baik. Jalur koordinasi yang dapat digunakan kepentingan ini antara lain: 1. Pertemuan rutin (pertemuan yang telah ditetapkan dalam agenda pembinaan, rapat, dan sebagainya). 2. Pertemuan insidental (pertemuan yang dilaksanakan setiap saat apabila ada keperluan mendesak atau atas permintaan para pihak) 3. Melalui website (www.tutorialupi.com) 4. Melalui media informasi Tutorial

10

Panduan Bina Kader

BAB III PEMBINAAN KADER Pembinaan Kader meliputi tiga aspek utama yaitu pembinaan potensi ruhiyah, fikriyah dan Jasadiyah. Pada dasarnya pembinaan ini merupakan aplikasi dari ilmu yang dipelajari di perkuliahan, khususnya kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI). Proses Pembinaan melibatkan tiga unsur utama, yaitu: 1. Dosen 2. Tutor 3. Program Tutorial ( Bidang Kaderisasi) Berikut ini tahap dan jenis-jenis pembinaan kader: A. Tahap Orientasi Yang dimaksud dengan tahap orientasi ini adalah pembinaan dasar bagi para kader yang dilaksanakan pada awal periode. Pembinaan ini bertujuan untuk memberikan pembekalan tentang visi, misi, urgensi, dan program-program yang harus dilaksanakan oleh seluruh anggota Bina Kader. Pembinaan ini dilaksanakan secara intensif minimal selama sehari semalam (mabit).

Panduan Bina Kader

11

B. Pembinaan Pekanan Kegiatan ini adalah kegiatan inti selama satu semester. Pembinaan dilaksanakan secara berkesinambungan dengan tujuan pengembangan aspek ruhiyah, fikriyah dan jasadiyah. Pembinaan ini terdiri dari dua macam, yaitu pembinaan indoor dan pembinaan outdoor. 1. Pembinaan Indoor Pembinaan dalam ruangan merupakan pembinaan pokok yang diisi oleh dosen-dosen PAI MKU. Pembinaan ini bertujuan untuk mengembangakan wawasan keIslaman, menumbuhkan ghirroh islamiyah , dan memandu langkah dan strategi dakwah yang harus dilaksanakan peserta di kelas masing-masing. Untuk keperluan ini, telah dipersiapkan kurikulum, silabus, dan instrumen evaluasi pembinaan. Dalam satu satu semester, pembinaan indoor ini minimal lima kali pertemuan. Pembinaan ini diakhiri dengan evaluasi untuk mengukur tingkat keberhasilan pembinaan tersebut. 2. Pembinaan Outdoor

12

Panduan Bina Kader

Pembinaan outdoor merupakan pembinaan yang dilaksanakan diluar ruangan/lapangan oleh pengurus binder. Pembinaan ini bertujuan sebagai sarana latihan kedisiplinan dan kebersamaan. Agenda utama pembinaan outdoor adalah riyadhoh/olahraga, latihan baris-berbaris, apel, dan simulasi. Seperti halnya pembinaan indoor, pembinaan outdoor pun menggunakan perangkat kurikulum pembinaan, silabus, dan instrumen evaluasi. 3. Kuliah Dhuha Walaupun Bina Kader mendapat perlakuan khusus dalam pembinaan, tetapi peserta bina kader tetap harus mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh bidang ketutoran, yaitu kuliah dhuha. Bila dalam kelompok reguler, kuliah dhuha harus diikuti setiap pekan, maka untuk Binder partisifasinya bergantian dengan pembinaan indoor dan dalam satu semester minimal diikuti sebanyak lima kali. C. Pembinaan Bersama Tutor Binder (Tutorial) Tutorial bina kader dilaksanakan setiap pekan setelah pembinaan indoor atau outdoor. Tidak jauh berbeda dengan tutorial yang dilaksanakan dikelompok reguler. Perbedaan hanya pada titik
Panduan Bina Kader

13

tekan materi yang diberikan tutor. Yaitu menyangkut materi pembinaan yang mengarah kepada peningkatan fungsi mereka sebagai kader. Untuk keperluan pembinaan ini pun dipersiapkan kurikulum dan silabus khusus yang disusun oleh Bidang Kaderisasi bekerjasama dengan penyelenggara tutorial. Standar pelaksanaan tutorial sama dengan kelompok reguler, seperti syarat kelulusan, minimum kehadiran dan tugas-tugas. Pengelola akan memberikan perangkat yang dibutuhkan tutor seperti kurikulum, silabus dan buku panduan. Setiap pekan tutor diharuskan membuat Rencana Pelaksanaan Tutorial (RPT). RPT mirip dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh guru sebelum mengajar di kelas. Dengan adanya RPT, maka tutorial ini menjadi kegiatan yang terstruktur, memiliki sekuen materi yang jelas, dan mengacu kepada tujuan dan indikator keberhasilan yang jelas pula. D. Evaluasi Evaluasi dimaksud adalah evaluasi keberhasilan pembinaan para kader baik yang dilaksankan oleh tutor, pengelola, maupun pihak, penyelenggara. Adapun aspek-aspek yang dievaluasi adalah:
14
Panduan Bina Kader

1)komitmen keislaman, 2) wawasan keislaman, 3) aktivitas dakwah di kelas, dan 4) akseptibilitas kader dikalangan anggota binaannya, serta 5) efektifitas dakwah dan pembinaan yang dilaksanakan dengan anggota binaan. Evaluasi tersebut dilaksanakan dengan menggunakan

instrumen kuisioner dan wawancara. E. Pembinaan Pengukuhan Mengakhiri proses pembinaan reguler selama satu semester, para kader wajib mengikuti tahap pembinaan pengukuhan. Pembinaan ini dilaksanakan secara intensif selama dua hari dua malam secara berturut-turut. Pembinaan ini bertujuan untuk memantapkan komitmen dan semangat dakwah para kader. Oleh karena itu, pembinaan ini diakhiri dengan melakukan upacara pengukuhan secara khusus. Pembinaan pengukuhan ini, secara lebih dominan diisi oleh dosen dan atau para pakar dari pihak lain. dan pembinaan ini dilaksanakan setelah peserta mengikuti minimal 70% materi pembinaan. Tujuan dari pengukuhan antara lain : 1. Pemantapan dari berbagai materi pembinaan yang selama ini peserta dapatkan 2. Sebagai formalisasi peserta menjadi anggota baru bina kader PT.
Panduan Bina Kader

15

3. Sarana refreshing peserta karena acara dilaksanakan di alam terbuka 4. Melatih jiwa militansi peserta 5. Media silaturrahmi semua angkatan bina kader 6. Memunculkan kader pemimpin Binder, karena dalam

pengukuhan akan terpilih siapa yang menjadi komandan angkatan binder yang bersangkutan.

16

Panduan Bina Kader

BAB IV PENGKARYAAN KADER Yang dimaksud dengan pengkaryaan pada panduan ini adalah melepas dan menerjunkan kader untuk melakukan tugasnya sebagai kader dakwah. Adapun yang menjadi tugas pokoknya adalah: 1. Melakukan upaya islamisasi di lingkungan kelas masing-masing. Upaya islamisasi tersebut mencakup; Tilawah kelas, talim kelas, infak kelas, kontrol pergaulan kelas, buletin kelas, club akademik, risalah tausiyah, dan sebagainya. 2. Melakukan upaya islamisasi dilingkungan organisasi-organisasi kemahasiswaan. Upaya islamisasi ini mencakup; pengadaan pengajian gabungan, suksesi program rohis jurusan, gebyar syiar, silaturrahim antar organisasi, kampanye jilbab, dan lain sebagainya. 3. Merealisasikan fungsi kontrol moral dilingkungan kampus. Upaya ini mencakup; memberikan peringatan terhadap pihakpihak yang mengadakan kegiatan yang tidak sesuai dengan nilai islam, bakti kampus, survey pergaulan ke lingkungan kosan, dan sebagainya.

Panduan Bina Kader

17

Adapun selama pengkaryaan tersebut para kader diharuskan mengikuti program-program lanjutan sebagai berikut: A. Pembinaan Pasca Pengukuhan Pembinaan pasca pengukuhan dimaksudkan untuk menjaga sisi ruhiyah binder dalam melaksanakan tugasnya sebagai kader dakwah. Karena pilar utama ketahanan dalam aktivitas dawah adalah kuatnya iman/ruhiyah. Dengan adanya pembinaan pasca pengukuhan, kader diharapkan senantiasa bersemangat dan antusias dalam melakukan dawah. Ada dua pembinaan yang dilaksanakan bagi binder dalam tahap pengkaryaan ini, yaitu: 1. Pembinaan dengan tutor Jenis pembinaan ini merupakan pembinaan rutin yang dilakukan oleh setiap Tutor dengan kelompok bindernya. Adanya pembinaan dengan tutor dimaksudkan agar binder memiliki kesiapan yang cukup dalam melakukan aktivitas dawah kelas sebagai tugas keseharian binder. Pembinaan dilaksanakan satu pekan sekali. selain sebagai bentuk pembekalan ruhiyah kader, pembinaan ini juga merupakan media sharing atas permasalahan binder. 2. Talim insidental bersama dosen
18
Panduan Bina Kader

Talim diselenggarakan secara insidental sebagai refresh ruhiah bagi kader setelah melakukan aktivitas dakwah. Adanya talim yang di isi oleh dosen, diharapkan bisa memberikan wawasan baru bagi kader agar setiap permasalahan dawah yang di hadapi dapat tercerahkan. Pemilihan tema talim dengan dosen ini disesuaikan kelasnya. B. Aktivitas Dakwah Setelah mengikuti berbagai pembekalan baik dari segi ruhiah, tsaqofah serta jasadiah, kader diharapkan menjadi pribadi komprehensif yang tidak hanya menjadi sholeh pribadi namun memiliki kontribusi dalam menyolehkan sosialnya. untuk itu, kader diarahkan untuk melakukan berbagai aktivitas dakwah. 1. Dakwah kelas Dakwah kelas merupakan inti eksistensi binder. Kader binder memiliki peran sebagai penggerak amal-amal shaleh di kelas sehingga kelas menjadi lingkungan yang kondusif, dinamis, semarak dengan nilai-nilai keislaman, akademis dan nilai-nilai keislaman. Adapun inti tujuan dakwah kelas antara lain :
Panduan Bina Kader

dengan

kebutuhan

Binder

terhadap

dawah

dan sinergis secara

19

a. terciptanya kondisi kelas yang kondusif dalam menjalankan nilai-nilai ke-Islaman b. terbentuknya komunitas orang-orang soleh di kelas yang senantiasa membawa pada kebaikan kelas c. semaraknya syiar islam di kampus UPI yang berasal dari kelas d. adanya perbaikan akhlak dari para penghuni kelas yang dapat terukur perubahannya e. para pengelola dakwah kelas mampu menjadi penggerak dari perubahan tersebut dan mengkader yang lainnya untuk bergabung dalam dakwah Agar aktivitas dakwah kelas dapat berjalan dengan optimal dan terukur, maka aktivitas ini harus di dukung dengan perangkat atau petunjuk praktis dakwah kelas yang disusun oleh bidang kaderisasi dan pihak penyelenggara sebagai pedoman dalam melakukan dakwah kelas.

2. Dakwah Tingkat Jurusan dan Fakultas Dakwah tingkat jurusan dan fakultas yang dimaksud adalah upaya kader dalam menyolehkan lingkungan jurusan dan fakultasnya sehingga lingkungan jurusan dan fakultas menjadi

20

Panduan Bina Kader

lingkungan yang kondusif, dinamis, dan semarak dengan nilainilai islami. Dalam pelaksanaannya, kader bekerjasama dengan Rohis jurusan. Hal ini bertujuan agar terbentuknya jaringan penggerak amal sholih yang kuat sehingga tujuan kampus yang religius dapat dicapai. Beberapa contoh kegiatan yang dapat dilaksanakan adalah: a. Talim tingkat jurusan dan Fakultas b. Kegiatan PHBI (peringatam Hari Besar Islam) tingkat jurusan dan Fakultas c. Pesantren Kilat tingkat jurusan dan Fakultas d. Koko dan Jilbab Days e. Keputrian Tingkat Jurusan dan Fakultas (khusus bagi Muslimah)

3. Bakti kampus Bakti kampus merupakan aksi dan upaya kader dalam menebar nilai-nilai sosial di lingkungan kampus. Upaya ini dilakukan untuk memberikan contoh positif kepada warga kampus agar senantiasa memiliki kepedulian terhadap lingkungan kampus. Bakti kampus dijabarkan dalam kegiatan isidental yang diadakan Binder secara serempak. Seperti: 1)gerakan kampus
Panduan Bina Kader

21

bersih, 2) Penyediaan tong sampah, 3) Pembersihan pampletpamplet kadaluarsa, dan sebagainya.

4. Kader Tutor Salah satu cara berkontribusi dalam membangun warga kampus yang memiliki emosi spiritual adalah dengan berperan menjadi Tutor. Peran binder sebagai tutor merupakan salah satu upaya pembentukan pribadi-pribadi islam yang mampu mengamalkan nilai nilai islam. Untuk itu, kader dibekali pula dengan materi tentang kiat-kiat menjadi tutor unggul dan produktif.

5. Dakwah Profesi untuk Binder tingkat Akhir. Dakwah profesi merupakan aplikasi lain dari dakwah Binder. Dakwah profesi ini dititik beratkan kepada kader binder tingkat akhir sebagai objek dakwah. Hal tersebut ditujukan agar Kader Binder tingkat akhir memiliki kemauan dan kesiapan dalam melakukan dakwah profesi kepada rekan-rekannya yang lain. Dalam pelaksanaanya, aktivitas dakwah profesi dapat berbentuk; training, Diskusi panel, seminar penulisan skripsi, test TOEFL, dan lain-lain.

22

Panduan Bina Kader

BAB V PETUNJUK PRAKTIS DAKWAH KELAS A. Tentang Dakwah Kelas 1. Mengapa dakwah kelas? Kelas merupakan kampus. masyarakat inti dari tatanan masyarakat

Kelas layaknya seperti keluarga dalam susunan m e n g u b a h komponen inti dari kampus yang terintegrasikan dengan

pemerintahan suatu negara. bila ingin mengubah keadaan suatu kampus, m a k a Program tersebut merupakan langkah yang sangat strategis. bina Kader di UPI Program tutorial merupakan salah satu usaha dalam menciptakan perubahan suasana kampus seperti yang diharapkan, yaitu kampus yang religius. Saat ini, permasalahan mahasiswa lebih banyak terbentur dalam masalah akhlak, moral dan kesopanan. Dari sinilah upaya sekecil apapun harus kita lakukan untuk memberi perubahan pada kondisi mahasiswa kita saat ini melalui program dakwah kelas dalam upaya mengembalikan peran mahasiswa sebagai kader-kader pembaharu bagi agama dan bangsa ini.

Panduan Bina Kader

23

2. Tujuan Dakwah Kelas Berdasarkan paparan tadi maka pada inti tujuan dakwah kelas antara lain : a. terciptanya kondisi kelas yang kondusif dalam menjalankan nilai-nilai ke- Islaman b. terbentuknya komunitas orang-orang soleh di kelas yang senantiasa membawa pada kebaikan kelas c. semaraknya syiar islam di kampus UPI yang berasal dari kelas d. adanya perbaikan akhlak dari para penghuni kelas e. para pengelola dakwah kelas mampu menjadi penggerak dari perubahan tersebut

3. lingkup dan objek dakwah kelas Ruang lingkup Dakwah kelas meliputi semua elemen yang memiliki keterkaitan dengan kelas secara langsung, sehingga yang menjadi objek dari dakwah kelas antara lain : a. Mahasiswa penghuni kelas b. Ketua kelas c. Dosen d. Dosen pembimbing akademik
24
Panduan Bina Kader

e. Ketua program studi/jurusan

4. Target Dakwah Kelas Target minimal : Syiar Baca Al quran terintegrasi dalam kegiatan belajar mengajar Masuknya media Islami dikelas Target Medium : Talim kelas terintegrasi dalam kegiatan kelas dan angkatan Talim Rohis Jurusan mendapat dukungan Riil dari kelas-kelas dengan salah satu parameternya berupa kehadiran dalam kegiatan Rohis Jurusan Pengokohan Expansi Media diberbagai level Amal Khidami/pelayanan dalam Infak Kelas. Target Maksimal : Adanya club Ilmiyah Islami berbasis Dawah Akademik Prosentase 90 % Akhwat Menutup Auratnya. Besarnya aktifitas kontributif mahasiswa terhadap

Panduan Bina Kader

25

Dawah diberbagai level B. Kategori Kelas Hal pertama yang harus dilakukan oleh pengelola dakwah kelas adalah mengenal objek dakwahnya, ini sangat penting karena dengan mengenal objek dakwah kita akan tahu program apa yang c o c o k u n t u k d i l a k s a n a k a n . Tahapan awal ini memerlukan analisis kategori kategori kelas. Berdasarkan petunjuk praktis ini, kelas dikategorikan menjadi tiga kategori, yaitu kategori A, B, dan C. Berikut ini penjelasan masing-masing kategori: 1. Kelas Kategori A Kelas kategori A merupakan kelas yang memiliki kondisi yang kondusif untuk menjalankan program, kelas ini dihuni oleh mahasiswa yang memiliki ketertarikan yang bagus pada Islam dan senantiasa mudah untuk diarahkan, kelas kategori A hanif, artinya taatdalam kriterianya antara lain : a. lebih dari 50% mahasiswanya menjalankan agama b. akhwat yang mengenakan jilbab lebih dari 50% dari total populasi akhwat di kelas c. mudah digerakan dalam kegiatan-kegiatan positif, seperti
26
Panduan Bina Kader

talim ROHIS, kegiatan himpunan dan sebagainya d. laki-laki yang merokok kurang dari 20% dari total populasi laki-laki di kelas e. jumlah yang pacaran, baik yang sekelas maupun pasangan luar kelas tidak lebih dari 40% f. Dosen mendukung kegiatan keagamaan g. tidak ada geng-geng tertentu yang mendominasi kelas ( dalam konotasi negatif) dengan

2. Kelas Kategori B Kelas yang termasuk kategori B adalah kelas yang memiliki potensi seimbang antara potensi baik maupun potensi jelek. Kadang mudah digerakan dalam kebaikan, namun kadang juga sulit. Hal ini terjadi karena imbangnya jumlah mahasiswa yang hanif dan mahasiswa yang agak susah untuk didakwahi, kelas seperti ini biasanya heterogen dalam berbagai hal, seperti dari segi pemahaman keagamaan, keadaan sosial, isme-isme tertentu dan sebagainya. Untuk kriterianya : a. mahasiswa hanif berkisar antara 30%-40%,sisanya beragam b. akhwat yang mengenakan jilbab kurang dari setengahnya, lebih memudahkan berikut ini

Panduan Bina Kader

27

sekitar 30%-an c. mudah digerakan dalam kegiatan-kegiatan akademik, tapi agak sulit untuk kegiatan keagamaan. d. Laki-laki yang merokok mencapai setengahnya e. Mahasiswa yang pacaran lebih dari 40%, tapi masih ada yang tidak pacaran f. Dosen cenderung apatis terhadap kegiatan-kegiatan keIslaman g. Adanya geng-geng tertentu di kelas yang mendominasi h. Jumlah non Muslim lebih dari 5 orang, apatis terhadap isu-isu ke islaman.

3. Kelas kategori C Medan dakwah di kelas kategori C memerlukan kerja ekstra keras, karena pada kelas kategori ini kita akan banyak Kelas pada kondisi ini mengalami hamatan,baik dari internal maupun eksternal, tapi disinilah letak keindahannya. cenderung apatis dan menentang masuknya nilai-nilai islam ke kelas. Objek dakwah sudah terframe oleh faham tertentu yang bertentangan dengan islam, walau mereka sendiri adalah muslim. Biasanya kelas seperti ini akan terkesan hedonis dan sekuler.

28

Panduan Bina Kader

Kriterianya antara lain : a. mahasiswa yang hanif masih menjadi minoritas, bahkan kurang dari 10% dari populasi b. jarang sekali akhwat yang berjilbab, kurang dari 10% c. kegiatan ke-Islaman susah masuk, tapi bukan berarti tidak bisa sama sekali d. hampir semua laki-laki di kelas tersebut merokok e. mayoritas dari penghuni kelas melakukan pacaran, bahkan ada indikasi free sex f. dosen apatis bahkan kurang mendukung terhadap kegiatankegiatan ke- Islaman g. adanya geliat dari non Muslim untuk menyebar faham mereka. C. Program Dakwah Kelas Pada realisasinya, program dakwah kelas yang dilaksanakan harus sesuai dengan kategori kelas sehingga program yang dilaksanakan dapat berjalan secara efektif dan efisien. Berikut ini merupakan jenis-jenis program dakwah kelas yang dapat dilakukan; 1. Tilawah Kelas Tilawah kelas merupakan upaya mensyiarkan alquran dikelas dan menjadikan tilawah alquran sebagai kebutuhan harian sebelum
Panduan Bina Kader

29

kegiatan perkuliahan dimulai.

Diharapkan

dengan

adanya

kegiatan tilawah bersama di kelas, a n g g o t a kelas menjadi termotivasi untuk mempelajari Al-Quran. Selain itu, Kelas pun akan terasa lebih religius dan nyaman karena alquran dijadikan bacaan setiap hari. Kategori Kelas A Frekuensi Pelaksanaan Setiap hari B Minimal kali/pek an Pemimpin Tilawah 1-2 pekan pertama oleh binder, pekan selanjutn ya dibuat jadwal yang
30

C Minima l kali/pe kan 1 bulan pertam a binder yang memim pin, usahak an melibat
Panduan Bina Kader

1 bulan pertama binder yang memimp in, bulan selanjut nya anggota kelas

melibatk an penghuni kelas lain untuk memimpi n Durasi Ayat dibaca yang 15 menit Usahakan dari awal alquran

lain terlibat dalam memimp in tilawah

kan mahasi swa lain pada bulan berikut nya

10 menit Usahaka n dari awal alquran

5-10 menit Berika n pilihan pada kelas,ja ngan dipaks akan

Tindak lanjut

Buka club tahsin bagi mahasis

Buka club tahsin bagi

Buka club tahsin bagi


31

Panduan Bina Kader

wa yang bacaanny a belum lancar

mahasis wa yang bacaann ya belum lancar

mahasi swa yang bacaan nya belum lancar

Kesulitan

Kemungkinan ada mahasiswa yang tidak respek terhadap program ini, karena itu adakan pendekatan personal. Usahakan semua mahasiswa dapat terlibat, tapi bila masih sulit, konsentrasi saja kepada orang yang mudah dilibatkan terlebih dahulu

Target

Dalam satu semester semua kelas sudah terbiasa dalam mengadakan tilawah setiap hari.

2. Pengajian Kelas Pengajian Kelas merupakan program dakwah kelas dalam bentuk talim kelas yang bertujuan untuk menanamkan nilai -nilai
32
Panduan Bina Kader

kepribadian

islam.

Pengajian

ini

juga

bertujuan

untuk

menciptakan lingkungan kelas yang semarak dengan syiar-syiar keislaman. Program ini pula diharapkan dapat membangun ukhuwah islamiyah antar anggota kelas serta memberikan wawasan tentang islam yang luas. Materi dalam pengajian kelas ini disusun secara beragam, sesuai dengan kebutuhan dan kategori kelas yang bersangkutan. Kategori Kelas A Frekuensi Pelaksanaan 2 pekan sekali bulan sekali B 3 pekan 1 C Dalam satu semester usahakan terlaksana minimal kali Pengisi Bobot materi Dari Rohis/ ustadz dari luar UPI/ dosen/ kakak tingkat Mulai berikan materi
Panduan Bina Kader

Materi disesuai kan

Jadikan pengajian sebagai


33

motivasi mahasis wa untuk berdakw ah Tindak lanjut

dengan kebutuh an kelas

kegiatan menyenangk an, lebih materi ke

permasalaha n sehari-hari remaja

Catat mahasiswa yang rajin datang ke pengajian, bentuk kelompok mentoring di semester ke 2 jika mereka belum mentoring, pembentukan bisa kerjasama dengan ROHIS

Kesulitan

Perlu biaya untuk transportasi/konsumsi penceramah,cari alternatif pendanaan.

3. Pengajian Gabungan Pengajian gabungan merupakan pengajian yang dilaksanakan oleh ROHIS satu jurusan yang terdiri dari beberapa kelas. Untuk yang ada di jurusannya, konfirmasikan waktu melaksanakan program ini, Binder harus kerjasama dengan pelaksaan pengajian rutin yang dilaksanakan ROHIS. Sehingga
34
Panduan Bina Kader

fungsi utama binder disini adalah sebagai penggerak temantemannya di kelas untuk ROHIS. Yang perlu dilakukan binder antara lain: - cari kontak person ROHIS jurusannya - hubungi secepatnya, tanyakan kapan ada pengajian rutin - hubungi Binder yang satu jurusan - adakan konsolidasi/rapat binder satu jurusan, bahas strategi promosi untuk di jurusan dan di kelas masing-masing - bila perlu, materi pengajian diusulkan oleh binder berdasarkan kebutuhan - catat orang-orang yang rajin datang ke pengajian gabungan tersebut dan berikan datanya ke ROHIS untuk ditindaklanjuti. - Target : dalam waktu 6 bulan warga kelas sudah dengan sendirinya datang kepengajian kelas, tanpa harus selalu digerakan Binder. Bermunculannya kader baru untuk ROHIS, selain dari binder,dan mereka terlibat dikegiatan-kegiatan ROHIS lainnya. menghadiri acara talim rutinnya

Panduan Bina Kader

35

4. Gerakan Tutup Aurat Gerakan tutup aurat merupakan usaha yang dilakukan untuk terciptanya kerapihan berbusana yang layak dan sesuai syariah bagi muslimah. P r o g r a m i n i d i l a k s a n a k a n d a l a m b e n t u k kampanye jilbab sampai penyediaan jilbab untuk muslimah. Yang perlu dilakukan untuk melaksanakan program ini antara lain: - data muslimah yang belum berjilbab - dekati mereka melalui pendekatan personal - jadikan dia sebagai sahabat - berikan pemahaman terhadapnya tentang keharusan menutup aurat. - Ungkap alasannya mengapa belum berjilbab. - Galang infak kelas untuk pendanaan kegiatan binder, termasuk untuk membeli jilbab bagi yang membutuhkan - kerjasama dengan ROHIS untuk mensukseskan program ini. - lakukan evaluasi mengenai kemajuan program ini minimal setiap bulannya. Contoh instrument evaluasi

36

Panduan Bina Kader

Kategori Kelas A Mulai kampanye Target muslimah berjilabab mengenakan penutup aurat secara rapih) Pekan ketiga oktober 2 orang perbulan B Pekan ketiga oktober 1 orang perbulan C Pekan ketiga oktober 1 orang/ 2 bulan

Target akhir-dalam batas waktu (90% wanita di kelas

5. Buletin Kelas Program Buletin kelas merupakan upaya dakwah lewat media tulisan. Output dari program ini adalah terbitnya secara rutin Buletin yang dikelola oleh kader. Kader berperan dari mulai peliputan sampai distribusi dikelasnya masing-masing.

6. Club akademik Program pengayaan club akademik merupakan upaya dakwah islam yang dilakukan melalui pendekatan sisi akademik. Sebagian besar mahasiswa akan mudah di dekati melalui jalur
37

Panduan Bina Kader

akademik. Apalagi bila warga kelas cenderung study oriented, pendekatan ini akan lebih mudah dibanding pendekatan lain. Berikut ini merupakan langkah-langkah dalam membentuk club akademik yang syarat akan nilai keislaman : a. tunjuk penanggung jawab, antara ikhwan dan akhwat dipisah b. wacanakan pembentukan study club ini dikelas, baik secara umum maupun secara personal. c. Dalam waktu 2 pekan study club harus sudah terbentuk. d. Komposisi kelompok diserahkan pada kelas, yang penting terpisah antara laki-laki dan perempuan, kalaupun terpaksa ada kelompok yang di campur harus ada jaminan tidak akan terjadi hal-hal yang melanggar syariat. e. Jumlah satu kelompok idealnya 5-7 orang saja f. Libatkan dosen yang punya kepedulian pada kelas, tentukan agenda setiap ada pertemuan, masukan nilai-nilai ke-Islaman disana. g. Tidak harus semua warga kelas tergabung dalam study club yang kita buat, yang penting adalah berjalannya dakwah akademik dikelas. h. Untuk kelas kategori A, targetkan lebih dari 50% warga tergabung dalam study club, sedangkan kategori B 30%-50%,
38
Panduan Bina Kader

untuk kategori C setidaknya terbentuk satu kelompok ikhwan dan satu kelompok akhwat.

7. Infak Kelas Program infak kelas merupakan program yang bertujuan untuk menumbuhkan semangat berbagi atau sedekah setiap anggota kelas. Program ini dipelopori oleh kader serta dikelola bersama secara baik dan transparan. Harapannya dakwah selain kelas untuk yang pada menumbuhkan semangat berbagi, adanya infak kelas juga dapat memperlancar program-program membutuhkan pendanaan. Untuk teknis penarikan kader atas masing- masing. D. Evaluasi Program Evaluasi adalah bagian yang tak terpisahkan dari setiap aktivitas yang memiliki perencanaan. Dengan adanya evaluasi kita akan mampu menganalisis kesalahan dan membuat koreksi atas kesalahan tersebut. Lewat evaluasi pula kita akan mampu menilai tingkat kesuksesan dari aktivitas tersebut. Dakwah kelas yang kita infaknya sendiri d i serahkan anggota persetujuan kelasnya

Panduan Bina Kader

39

laksanakan

mutlak

memerlukan

evaluasi.

Evaluasi terhadap

dakwah kelas harus dilaksanakan secara berkala dan teratur serta memiliki tahapan yang jelas.. Di bawah ini merupakan r ancangan sistem evaluasi program dakwah kelas melalui instrument evaluasi: 1. format evaluasi program tilawah kelas Format ini di isi setiap melaksanakan tilawah dan di evaluasi pekanan oleh tim evaluator. Fakultas/Jurusan/Kelas : PJ Program: Kategori Kelas : Pekan Ke : Hari/Tgl Pemimpin Lama Banyaknya Jumlah Tilawah Tilawah ayat (sebutkan Peserta surat dan ayatnya)

Catatan evaluator:

40

Panduan Bina Kader

2. Format evaluasi program talim kelas Fakultas/Jurusan/Kelas Kategori Kelas Hari/Tgl MC Materi Ringkasan Ceramah : : PJ Program: Bulan/Pekan Ke: Jumlah Peserta Pemateri

Catatan evaluator: PJ Program 3. Format Evaluasi Talim Gabungan Fakultas/Jurusan/Kelas Kategori Kelas Hari/Tgl MC Materi : : PJ Program: Bulan/Pekan Ke: Jumlah Peserta Pemateri Evaluator

Panduan Bina Kader

41

Ringkasan Ceramah

Catatan Rohis: PJ Program 4. Format Evaluasi Program Gerakan Tutup Aurat Fakultas/Jurusan/Kelas : Kategori Kelas : Jumlah Akhwat Berjilbab Bulan Lalu Jumlah Akhwat Berjilbab Bulan ini Jumlah Kebutuhan Jilbab Catatan Evaluator PJ Program: Bulan/Pekan Ke: Ketua Rohis

42

Panduan Bina Kader

5. Format Evaluasi Program Buletin Kelas Fakultas/Jurusan/Kelas Kategori Kelas Frekuensi terbit bulan ini Tema tiap edisi Eksemplar dalam 1 bulan Sumber dana Catatan Evaluator : : PJ Program: Bulan :

6. Format Evaluasi Program Club akademik Fakultas/Jurusan/Kelas Kategori Kelas Club Jumlah Akademik Anggota : : PJ Program: Bulan : Pembimbing Hari Pertemuan

7. Format Evaluasi Program Infak Kelas Fakultas/Jurusan/Kelas : Kategori Kelas : Tanggal Kas Masuk PJ Program: Bulan : Kas Keluar Saldo

Panduan Bina Kader

43

44

Panduan Bina Kader

Anda mungkin juga menyukai