KELUARGA
OLEH TIM
Tot Pelatihan Tim PENDAMPING
Pendamping Keluarga KELUARGA
(TPK)
Bagi Fasilitator Tingkat Provinsi
Tahun 2024
Kader KB
5. Merupakan PPKBD/Sub PPKBD/Kader Poktan/Tenaga Penggerak Desa/Kader KB di
Desa/Kelurahan
6. Memiliki SK atau Surat Tugas sebagai pengurus atau anggota IMP/kader KB
7. Berdomisili di desa yang bersangkutan
8. Memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik
9. Memiliki kemampuan menggunakan gawai (gadget)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Tugas Tim Pendamping Keluarga (TPK)
Dalam pelaksanaan pendampingan keluarga, TPK melakukan serangkaian
kegiatan meliputi:
(1) penyuluhan/KIE,
(2) fasilitasi pelayanan rujukan kesehatan,
(3) fasilitasi penerimaan bantuan sosial , serta
(4) surveilans/pengamatan berkelanjutan
untuk mendeteksi dini faktor risiko stunting yang bertujuan meningkatkan
akses informasi dan pelayanan keluarga dan/atau keluarga berisiko stunting
dengan sasaran prioritas calon pengantin/calon pasangan usia subur, ibu hamil,
ibu pascapersalinan, dan baduta 0-23 bulan.
Pelaporan Online
Pelaporan Manual
Koordinasi
*) Catatan:
Jika sarana dan prasarana tidak terpenuhi (alat komunikasi
dan jaringan), pelaporan dilakukan secara berjenjang dari
Tim Pendamping Keluarga kepada TPPS Desa/Kelurahan
KEDUDUKAN TPK
dalam Tim Percepatan Penurunan Stunting
Sumber: Peraturan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Nomor 12 Tahun 2021 Tentang
Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia Tahun 2021-2024
PENGERTIAN PENDAMPINGAN KELUARGA
Serangkaian kegiatan pendampingan yang dilakukan terhadap keluarga yang
memiliki:
Dalam rangka deteksi dini faktor risiko stunting dan melakukan upaya untuk
meminimalisir atau pencegahan faktor risiko stunting
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
2. ALUR PENDAMPINGAN
KELUARGA
Sumber : Buku Pegangan Kader Posyandu Kunjungan Rumah, Direktorat Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat, Kementerian Kesehatan, 2023
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Bagaimana melakukan KIE dengan
menggunakan metode SAJI?
Ada dua prinsip komunikasi antar pribadi yang harus diterapkan
yaitu membangun suasana dan menerapkan konsep komunikasi
partisipatif agar terbentuk komitmen dan aksi ke arah perubahan
perilaku yang diharapkan dalam pencegahan stunting.
1) Membangun Suasana
2) Teknik Membangun Partisipasi
Gambar tips penggunaan nama
Membangun Suasana
Penggunaan Nama
Penggunaan nama dalam komunikasi antar pribadi
sangat penting. Hasil survei menyimpulkan memanggil
seseorang dengan namanya membuat otak beraktivitas
dan menyentuh hati.
Contoh:
beberapa cara dalam berbicara untuk membangun 1) Konseptual (Pengertian/definisi):
imajinasi sasaran pendamping, antara lain:: a) Yang dimaksud dengan keamanan adalah…
b) Diare adalah…
Verbal Birokratis atau Institusional 2) Logis (masalah-tujuan/solusi)
a) Ini disebabkan oleh…
Menekankan pada konsep dengan menyampaikan b) Masalah yang Ibu/Bapak hadapi ini….
pengertian atau definisi, atau bersifat logis dengan c) Yang perlu Ibu/Bapak lakukan adalah…
menekankan pada penyampaian masalah yang dihadapi d) Tujuan dari kegiatan ini adalah…
sasaran atau bersifat menekankan pada tujuan dari suatu 3) Instruktif/Kontrol
a) Kami menyediakan ini itu…agar….
kegiatan atau menawarkan solusi dari suatu keadaan b) Ibu/Bapak harus berpartisipasi dalam… supaya…
kepada sasaran pendampingan atau bersifat instruktif c) Kalau Ibu/Bapak tidak melakukan ini, maka…
kepada sasaran pendampingan. Contoh: 4) Bercerita
a) Pada saat melaksanakan pendampingan, TPK
dapat menggunakan cara berbicara dengan metode
bercerita untuk membangun imajinasi sasaran
pendamping.
Merokok (gambar
merokok aktif dan pasif)
Teknik Membangun Partisipasi - Umpan Balik yang Menyemangati
Apa saja kiat untuk menciptakan pengalaman positif bagi orang tua.
a. Bicaralah dengan jelas dan perlahan
b. Gunakan bahasa yang sederhana
c. Mulailah dengan pertanyaan tentang kesehatan anaknya (misalnya bayi ibu sudah bisa apa saja?).
d. Menjadi pendengar yang baik tanpa menyela/memotong pembicaraan.
e. Gunakan contoh sederhana dan sesuai dengan kebiasaan setempat yang bisa diterima orang tua.
f. Pandu diskusi dengan jawaban sederhana, berikan tanggapan dengan ucapan “terima kasih” atau “saya
mengerti”.
g. Beri kesempatan orang tua untuk berpikir dahulu. Mereka mungkin sulit untuk mengutarakan pikiran
mereka.
h. Hargai berikan perhatian penuh dan jangan menyalahkan.
i. Jangan terganggu dengan hal lain (misalnya menjawab telepon selama diskusi)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga
Berencana
Pasca Penyuluhan
Setelah pelaksanaan penyuluhan, TPK melakukan evaluasi sebagai
berikut:
a. Evaluasi meliputi cakupan kehadiran peserta pada penyuluhan
kelompok baik yang hadir dan yang tidak hadir dan kelompok
yang berisiko.
b. Keluarga yang berhalangan hadir dikomunikasikan kepada
PKB/PLKB/kepala Desa/Lurah untuk penjadwalan kunjungan
rumah atau memfasilitasi kehadiran keluarga ke posyandu
c. Mengomunikasikan kepada Kepala Desa/Lurah tentang data
keluarga dengan ibu hamil dan baduta yang berisiko:
● Masalah gizi dan masalah kesehatan
● Masalah sanitasi dan air bersih
PUSDIKLAT KEREN