Anda di halaman 1dari 64

MEKANISME PENDAMPINGAN

KELUARGA
OLEH TIM
Tot Pelatihan Tim PENDAMPING
Pendamping Keluarga KELUARGA
(TPK)
Bagi Fasilitator Tingkat Provinsi
Tahun 2024

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana


Hasil Belajar
Setelah mengikuti pembelajaran ini,
peserta mampu mempraktikkan
mekanisme pendampingan keluarga
oleh Tim Pendamping Keluarga

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana


Indikator Hasil Belajar
Setelah mengikuti pembelajaran, peserta diharapkan
dapat:
a. Menjelaskan Tim Pendamping Keluarga
b. Menjelaskan alur pendampingan keluarga
c. Menjelaskan pesan kunci dalam pendampingan
keluarga dengan risiko stunting
d. Mempraktikkan teknik komunikasi efektif dalam
pendampingan keluarga

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga


Berencana
1. TIM
PENDAMPING
KELUARGA

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana


KOMPOSISI & KRITERIA TIM PENDAMPING KELUARGA
Bidan
1. Minimal memiliki Ijazah pendidikan bidan
2. Memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik
3. Memiliki kemampuan menggunakan gawai (gadget)
Kader PKK
1. Memiliki SK atau Surat Tugas sebagai pengurus atau anggota PKK
2. Berdomisili di desa yang bersangkutan
3. Memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik
4. Memiliki kemampuan menggunakan gawai (gadget)

Kader KB
5. Merupakan PPKBD/Sub PPKBD/Kader Poktan/Tenaga Penggerak Desa/Kader KB di
Desa/Kelurahan
6. Memiliki SK atau Surat Tugas sebagai pengurus atau anggota IMP/kader KB
7. Berdomisili di desa yang bersangkutan
8. Memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik
9. Memiliki kemampuan menggunakan gawai (gadget)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Tugas Tim Pendamping Keluarga (TPK)
Dalam pelaksanaan pendampingan keluarga, TPK melakukan serangkaian
kegiatan meliputi:
(1) penyuluhan/KIE,
(2) fasilitasi pelayanan rujukan kesehatan,
(3) fasilitasi penerimaan bantuan sosial , serta
(4) surveilans/pengamatan berkelanjutan
untuk mendeteksi dini faktor risiko stunting yang bertujuan meningkatkan
akses informasi dan pelayanan keluarga dan/atau keluarga berisiko stunting
dengan sasaran prioritas calon pengantin/calon pasangan usia subur, ibu hamil,
ibu pascapersalinan, dan baduta 0-23 bulan.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana


Tugas Tim Pendamping Keluarga (TPK)
Berdasarkan Sasaran Pendampingan
Sasaran Catin/ca PUS Sasaran Ibu Hamil
a. Menginformasikan dan memfasilitasi catin/caPUS melakukan a. Melakukan deteksi dini terhadap kondisi kesehatan ibu
registrasi di Elsimil hamil
b. Menganjurkan catin/ca PUS melakukan pemeriksaan b. Memastikan dan memfasilitasi ibu hamil mendapatkan
kesehatan ke fasilitas pelayanan kesehatan pemeriksaan kehamilan sesuai standar (ANC minimal 6
c. Menginformasikan catin untuk mengikuti kelas dan/atau kali selama kehamilan)
mendapatkan materi bimbingan perkawinan di institusi c. Melakukan KIE terkait kesehatan ibu hamil, gizi,
agamanya masing-masing kesehatan reproduksi, KB Pascapersalinan terutama
d. Menjelaskan hasil pemeriksaan kesehatan dan penanganan MKJP, pemberian ASI eksklusif, dan 1000 Hari Pertama
sesuai yang dibutuhkan Kehidupan (HPK)
e. Melakukan KIE kepada catin/caPUS sesuai dengan hasil d. Memastikan Ibu hamil telah melakukan persiapan
pemeriksaan kesehatan persalinan untuk mendapatkan pertolongan persalinan
f. Melakukan KIE kepada PUS baru yang belum layak hamil oleh tenaga kesehatan
untuk menunda kehamilan dengan menggunakan e. Melakukan deteksi dini faktor risiko persalinan,
kontrasepsi sesuai pilihan. pertolongan persalinan dan rujukan jika diperlukan
g. Memfasilitasi pelayanan rujukan kesehatan dan melakukan f. Memfasilitasi pelayanan rujukan kesehatan dan
pemantauan tatalaksana catin/ca PUS berisiko, dan melakukan pemantauan tatalaksana ibu hamil berisiko,
h. Memfasilitasi catin/keluarga catin mendapatkan bantuan dan
sosial bagi yang memenuhi persyaratan penerima bantuan g. Memfasilitasi keluarga mendapatkan bantuan sosial bagi
yang memenuhi persyaratan penerima bantuan
Tugas Tim Pendamping Keluarga (TPK)
Berdasarkan Sasaran Pendampingan
Sasaran Baduta 0-23 bulan
Sasaran Ibu Pascapersalinan:
a. Melakukan pendampingan bayi baru lahir,, memfasilitasi
a. Memastikan ibu nifas mendapatkan layanan
bayi mendapat Air Susu Ibu (ASI) eksklusif selama 6 bulan,
nifas dan neonatal minimal 4 kali
pendampingan pengasuhan baduta, pemantauan
b. KIE terkait pemberian ASI Eksklusif, 1.000 Hari
pertumbuhan dan perkembangan baduta, memfasilitasi
Pertama Kehidupan (HPK) dan KBPP terutama
pemberian Makanan Pendamping ASI (MP ASI) mulai usia
MKJP
6 bulan dengan kecukupan gizi, melanjutkan pemberian
c. Pendampingan pelayanan KBPP MKJP
ASI hingga usia 2 tahun, imunisasi dasar dan imunisasi
d. Melakukan rujukan jika diperlukan dan
lanjutan serta suplementasi sesuai buku Kesehatan Ibu
pendampingan pada kasus rujukan
dan Anak (KIA)
e. Memfasilitasi keluarga mendapatkan bantuan
b. Mengajak keluarga yang memiliki yang baduta 0-23 bulan
sosial bagi yang memenuhi persyaratan
untuk datang ke Posyandu, BKB dan PAUD
penerima bantuan
c. Melakukan koordinasi dengan kader Posyandu, kader Bina
Keluarga Balita (BKB) dan kader Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD)
d. Memfasilitasi pelayanan rujukan kesehatan dan melakukan
pemantauan tatalaksana baduta berisiko stunting, dan
e. Memfasilitasi keluarga mendapatkan bantuan sosial bagi
yang memenuhi persyaratan penerima bantuan
PENCATATAN DAN PELAPORAN (R/R)
INSTRUMEN R/R TPK
PENCATATAN KEGIATAN PENDAMPINGAN

1. Pencatatan kegiatan secara Real Time


2. Sasaran Keluarga
3. Detail aktivitas:
• Data sasaran : identitas sasaran, data antropometri/pengukuran tubuh;
hasil pemeriksaan Kesehatan status gizi; data Penapisan

• Data Kegiatan Pendampingan: waktu, metode, fasilitasi pelayanan


rujukan kesehatan, fasilitasi penerimaan bantuan sosial
REGISTER TPK
1. K/0/TPK/2022 4. Menginput aktivitas pada aplikasi pendampingan keluarga sesuai
2. Aplikasi Elsimil TPK
3. Pemutakhiran Data tanggal pendampingan
(jika ada pergantian anggota TPK)

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana


PENCATATAN DAN PELAPORAN (R/R)
ALUR PENCATATAN DAN PELAPORAN

Pelaporan Online
Pelaporan Manual
Koordinasi

*) Catatan:
Jika sarana dan prasarana tidak terpenuhi (alat komunikasi
dan jaringan), pelaporan dilakukan secara berjenjang dari
Tim Pendamping Keluarga kepada TPPS Desa/Kelurahan
KEDUDUKAN TPK
dalam Tim Percepatan Penurunan Stunting

Sumber: Peraturan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Nomor 12 Tahun 2021 Tentang
Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia Tahun 2021-2024
PENGERTIAN PENDAMPINGAN KELUARGA
Serangkaian kegiatan pendampingan yang dilakukan terhadap keluarga yang
memiliki:

1. Calon pengantin/calon 2. Ibu hamil 4. Baduta 0-23 bulan


pasangan usia subur 3. Ibu pascapersalinan

Dalam rangka deteksi dini faktor risiko stunting dan melakukan upaya untuk
meminimalisir atau pencegahan faktor risiko stunting
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
2. ALUR PENDAMPINGAN
KELUARGA

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana


KRITERIA KELUARGA BERISIKO STUNTING (KRS)
YANG MEMBUTUHKAN BANTUAN SOSIAL

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga


Berencana
3. PESAN KUNCI
DALAM
PENDAMPINGAN
KELUARGA
DENGAN RISIKO
STUNTING
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
4. TEKNIK KOMUNIKASI
EFEKTIF DALAM
PENDAMPINGAN
KELUARGA

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana


3 Tahapan Komunikasi Efektif untuk
Melakukan Pendampingan Keluarga
1. Persiapan Pendampingan Keluarga oleh TPK
2. Pelaksanaan Pendampingan Keluarga oleh TPK
3. Pasca Pendampingan Keluarga oleh TPK

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga


Berencana
Persiapan Pendampingan Keluarga oleh TPK
1) TPK mengumpulkan dan berbagi data
sasaran dengan anggota TPK lainnya.
2) TPK menyusun jadwal pendampingan
berdasarkan data sasaran yang telah dibagi.
3) TPK menyiapkan alat dan bahan yang perlu
dibawa saat pendampingan, seperti Buku
KIA, Ponsel dengan Aplikasi ELSIMIL,
Data Sasaran, Media KIE, dsb.
Pelaksanaan Pendampingan Keluarga oleh TPK
pelaksanaan pendampingan TPK mengacu kepada mekanisme alur pendampingan
dengan menerapkan komunikasi antar pribadi menggunakan metode SAJI:
a. Salam dan tanyakan kabar.
b. Ajak bicara (gunakan alur mekanisme pendampingan sesuai sasaran dan minta
sasaran pendampingan menunjukan data/catatan terkait kesehatannya).
c. Jelaskan dengan memberikan edukasi/penyuluhan sesuai kebutuhan sasaran
dan berikan apresiasi jika perilaku sasaran sesuai harapan.
d. Ingatkan sasaran untuk menerapkan perilaku yang diharapkan dan mengakses
layanan fasilitas kesehatan (Posyandu/Puskesmas)
Gambar Metode Saji

Sumber : Buku Pegangan Kader Posyandu Kunjungan Rumah, Direktorat Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat, Kementerian Kesehatan, 2023
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Bagaimana melakukan KIE dengan
menggunakan metode SAJI?
Ada dua prinsip komunikasi antar pribadi yang harus diterapkan
yaitu membangun suasana dan menerapkan konsep komunikasi
partisipatif agar terbentuk komitmen dan aksi ke arah perubahan
perilaku yang diharapkan dalam pencegahan stunting.
1) Membangun Suasana
2) Teknik Membangun Partisipasi
Gambar tips penggunaan nama
Membangun Suasana
Penggunaan Nama
Penggunaan nama dalam komunikasi antar pribadi
sangat penting. Hasil survei menyimpulkan memanggil
seseorang dengan namanya membuat otak beraktivitas
dan menyentuh hati.

Contoh Kasus Penggunaan Nama :


Situasi yang dihadapi TPK, ketika melaksanakan
kunjungan kerumah pasutri Pa Rama dan Bu Rini,
didapatkan informasi Bu Rini hamil anak kedua. Anak
pertama pasutri Pa Rama dan Bu Rini bernama Andi.
“Selamat ya Pak Rama dan Bu Rini, Bu Rini hamil
yang kedua. Sebentar lagi kakak Andi akan punya adik
kecil ya”
Membangun Suasana
Komunikasi Non Verbal
Ketika melakukan
pendampingan, komunikasi
nonverbal (tanpa kata-kata) lebih
dipercaya, langsung mengena di
hati, dan mudah membangun
hubungan
Gambar Tips Mendengar yang Fasilitatif
Membangun Suasana
Mendengar Fasilitatif
Ketika melakukan pendampingan, mendengar
fasilitatif perlu dipraktikkan untuk membuat lawan
bicara merasa dihargai, lebih banyak dan terbuka
dalam berbicara. Sehingga akhirnya setelah kita
dengarkan, lawan bicara akan mendengarkan saat kita
bicara dan lebih termotivasi mengubah perilakunya
sendiri.
Teknik Membangun Partisipasi
Bertanya yang Memotivasi
bertujuan untuk membantu sasaran dalam menyampaikan pendapat atau berbagi pengalaman
serta membangun hubungan antara TPK dengan sasaran pendampingan.
Pertanyaan dapat disampaikan TPK dalam bentuk pertanyaan terbuka atau dalam bentuk
pertanyaan tertutup. Pertanyaan terbuka dapat digunakan oleh TPK jika ingin sasaran
pendampingan berbicara lebih banyak.
Pertanyaan tertutup dapat digunakan TPK saat ingin membangun hubungan dengan sasaran
pendampingan di awal atau saat TPK ingin membangun komitmen diakhir pendampingan.
Teknik Membangun Partisipasi - Teknik Dalam Bertanya
a) Menanyakan kondisi sasaran
Contoh : Apa yang ibu rasakan? Rasanya bagaimana? GambarTips bertanya
b) Meminta contoh dari jawaban sebelumnya
Contoh : Seperti apa kondisinya Ibu? Contohnya bagaimana Ibu?

c) Menanyakan pengalaman - Mencari tahu apa yang dialami sasaran


kunjungan secara spesifik.
Contoh : Apa yang dilakukan Ibu sewaktu ASI nya tidak keluar?

d) Pertanyaan pihak ketiga - Digunakan untuk menanyakan persoalan


yang bersifat sensitif.
Contoh : Di desa sebelah ibu-ibu tidak mau masak, anaknya dikasih
ciki-ciki saja. Kira-kira apa alasannya?

e) Pertanyaan pengandaian - Digunakan untuk menanyakan


pengandaian keadaan untuk mengangkat beban pikiran sasaran
pendampingan
Contoh : Anggap saja uang bukan halangan. Uang ada. Ibu mau masak
apa untuk anak-anak?
Teknik Membangun Partisipasi - Berbicara yang Membangun Imajinasi

Contoh:
beberapa cara dalam berbicara untuk membangun 1) Konseptual (Pengertian/definisi):
imajinasi sasaran pendamping, antara lain:: a) Yang dimaksud dengan keamanan adalah…
b) Diare adalah…
Verbal Birokratis atau Institusional 2) Logis (masalah-tujuan/solusi)
a) Ini disebabkan oleh…
Menekankan pada konsep dengan menyampaikan b) Masalah yang Ibu/Bapak hadapi ini….
pengertian atau definisi, atau bersifat logis dengan c) Yang perlu Ibu/Bapak lakukan adalah…
menekankan pada penyampaian masalah yang dihadapi d) Tujuan dari kegiatan ini adalah…
sasaran atau bersifat menekankan pada tujuan dari suatu 3) Instruktif/Kontrol
a) Kami menyediakan ini itu…agar….
kegiatan atau menawarkan solusi dari suatu keadaan b) Ibu/Bapak harus berpartisipasi dalam… supaya…
kepada sasaran pendampingan atau bersifat instruktif c) Kalau Ibu/Bapak tidak melakukan ini, maka…
kepada sasaran pendampingan. Contoh: 4) Bercerita
a) Pada saat melaksanakan pendampingan, TPK
dapat menggunakan cara berbicara dengan metode
bercerita untuk membangun imajinasi sasaran
pendamping.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana


Teknik Membangun Partisipasi -
Umpan Balik yang Menyemangati
Umpan balik yang menyemangati yang
bersifat deskriptif, spesifik, dan apresiatif.
Contoh percakapan yang dapat dibangun oleh
TPK dalam pendampingan keluarga berisiko
stunting:
a) Calon Pengantin Risiko Anemia

Gambar Contoh Percakapan Sasaran Calon


Pengantin Dengan Risiko Anemia

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga


Berencana
Teknik Membangun Partisipasi -
Umpan Balik yang Menyemangati
Contoh percakapan yang dapat dibangun
oleh TPK dalam pendampingan keluarga
berisiko stunting:
b) Calon Pengantin Risiko Status Gizi
Teknik Membangun
Partisipasi - Umpan Balik yang
Menyemangati
Teknik Membangun
Partisipasi - Umpan Balik
yang Menyemangati

Merokok (gambar
merokok aktif dan pasif)
Teknik Membangun Partisipasi - Umpan Balik yang Menyemangati
Apa saja kiat untuk menciptakan pengalaman positif bagi orang tua.
a. Bicaralah dengan jelas dan perlahan
b. Gunakan bahasa yang sederhana
c. Mulailah dengan pertanyaan tentang kesehatan anaknya (misalnya bayi ibu sudah bisa apa saja?).
d. Menjadi pendengar yang baik tanpa menyela/memotong pembicaraan.
e. Gunakan contoh sederhana dan sesuai dengan kebiasaan setempat yang bisa diterima orang tua.
f. Pandu diskusi dengan jawaban sederhana, berikan tanggapan dengan ucapan “terima kasih” atau “saya
mengerti”.
g. Beri kesempatan orang tua untuk berpikir dahulu. Mereka mungkin sulit untuk mengutarakan pikiran
mereka.
h. Hargai berikan perhatian penuh dan jangan menyalahkan.
i. Jangan terganggu dengan hal lain (misalnya menjawab telepon selama diskusi)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga
Berencana
Pasca Penyuluhan
Setelah pelaksanaan penyuluhan, TPK melakukan evaluasi sebagai
berikut:
a. Evaluasi meliputi cakupan kehadiran peserta pada penyuluhan
kelompok baik yang hadir dan yang tidak hadir dan kelompok
yang berisiko.
b. Keluarga yang berhalangan hadir dikomunikasikan kepada
PKB/PLKB/kepala Desa/Lurah untuk penjadwalan kunjungan
rumah atau memfasilitasi kehadiran keluarga ke posyandu
c. Mengomunikasikan kepada Kepala Desa/Lurah tentang data
keluarga dengan ibu hamil dan baduta yang berisiko:
● Masalah gizi dan masalah kesehatan
● Masalah sanitasi dan air bersih

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga


Berencana
TERIMA KASIH

BERENCANA ITU KEREN


Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional

PUSDIKLAT KEREN

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana

Anda mungkin juga menyukai