Anda di halaman 1dari 33

exindo) ACI Indonesia (Forexindo)

Bab II. Money Market


2.1 Pendahuluan
2.1.1
Money Market (Pasar Uang)
Pasar Uang adalah pasar dengan instrumen fmansial jangka pendek, umumnya yang diperjual-belikan
berkualitas tinggi, jangka waktu instrumen pasar uang biasanya jatuh tempo dalam waktu satu tahun atau
kurang.
Kebutuhan Adanya Pasar Uang
Alasan kenapa pasar uang dibutuhkan dalam sistem perekonomian adalah banyaknya perusahaan serta
individu yang mengalami anus kas yang tidak sesuai antara inflows dan outflows. Misalnya, perusahaan
melakukan penagihan dari klien pada periode tertentu dan pada waktu yang lain is harus mengeluarkan
uang
untuk menutupi biaya operasionalnya.
Untuk mengata,si masalah tersebut (perusahaan pada - saat kasnya mengalami defisit), maka perusahaan
tersebut sementara dapat memasuki pasar uang sebagai peminjam dengan mencari lembaga keuangan atau
pihak lain yang memiliki surplus (kelebihan) dana. Selanjutnya, pada saat perusahaan tersebut mengalami
surplus dana, maka perusahaan tersebut menjadi kreditor dalam pasar uang untuk memperoleh pendapa-
tan daripada membiarkan dananya tak terpakai atau idle.
Perbedaan dengan Pasar Modal
Perbedaan antara pasar modal dengan pasar uang adalah jangka waktunya. Dalam pasar uang,
diperdagangkan surat berharga berjangka waktu pendek, sedangkan dalam pasar modal, diperdagangkan
surat berharga berjangka waktu panjang
Mekanisme Pasar Uang
Pasar Uang berbeda dengan Pasar Modal yang tradingnya dilakukan melalui Bursa atau Stock Exchange,
Pasar Uang sifatnya abstrak, tidak ada tempat khusus seperti halnya dengan Pasar Modal, transaksi pada
Pasar Uang dilakukan secara OTC (Over The Counter), dilakukan oleh setiap peserta (partisipan) melalui
Dealing Room masing-masing peserta.
Fungsi Pasar Uang
1.
Sebagai perantara dalam perdagangan surat-surat berharga berjangka pendek;
2.
Sebagai penghimpun dana berupa surat-surat berharga jangka pendek;
3.
Sebagai sumber pembiayaan bagi perusahan untuk melakukan investasi;
4.
Sebagai perantara bagi investor luar negeri dalam menyalurkan kredit jangka pendek kepada
perusahaan di Indonesia
Kebutuhan akan adanya pasar uang dilatar belakangi adanya kebutuhan untuk mendapatkan sejumlah
dana
dalam jangka pendek atau sifatnya hams segera dipenuhi. Dengan demikian pasar uang merupakan
sarana
alternatif khususnya bagi lembaga-lembaga keuangan, perusahaan-perusahaan non keuangan, dan
peserta-peserta
lainnya, baik dalam memenuhi kebutuhan dana jangka pendeknya maupun dalam rangka
melakukan penempatan dana atas kelebihan likuiditasnya.
Pasar
uang juga merupakan sarana pengendali moneter oleh otoritas moneter dalam melaksanakan operasi
pasar
terbuka, karena di Indonesia pelaksanaan operasi pasar terbuka oleh Bank Sentral yaitu Bank
Indonesia
dilakukan melalui instrumen pasar uang dengan Sertifikat Bank Indonesia (SBI), BI Term
Deposit, Repo
dan Reverse Repo dan sebagainya.
32
Modul Treasury
Level Basic 33
ACI Indonesia (Forexindo)
2.1.2 Pemerintah dan Bank Sentral
Bank sentral memainkan suatu
peranan utama dalam pasar devisa. Bank sentral bekerja atas nama
pemerintah secara independen
atau bersama-sama untuk membantu
menjalankan dan mengorganisasi
aspek keuangan dari ekonomi. Dengan ini, bank sentral
mempunyai tangung jawab melaksanakan
kebijakan moneter atas nama
pemerintah untuk
mencapai sasaran dan tujuan, seperti: inflasi,
penganggaran, menjalankan neraca pembayaran
dan menyediakan Undang-undang
hukum dan
fundamental yang pokok tentang sistem keuangan dan negara tersebut. Bank sentral dapat menggunakan
sejumlah alat untuk mencapai tujuan mereka,
seperti mempengaruhi suku bunga, kebutuhan cadangan
bank, operasi devisa, mencapai nilai-nilai sasaran resmi
atau tidak resmi untuk mata uang mereka masing-
masing. Bank sentral cenderung
mempunyai cadangan devisa substansial dan intervensi mereka dalam
pasar devisa dianggap
cukup bermakna. Pengharapan satu-satunya dari
intervensi bank sentral dapat
menyebabkan gerakan yang cukup dalam
nilai tukar.
Contoh-contoh dari bank sentral adalah Bank of England, US Federal Reserve Bank, Bank of Japan, the
European Central Bank, dan tentu saja Bank Indonesia.
Pemerintah, sebagai wakil rakyat,
mempunyai tanggung jawab menjalankan
negara, termasuk kesejahter-
aan sosial
dan ekonomi dari negara tersebut. Di Indonesia bank sentral atas namanya
pemah bekerja di
bawah pemerintah tetapi sekarang
Bank Indonesia mempunyai kebebasan untuk
secara independen
mengelola
kebijakan moneter mereka dan sistem keuangan negara tersebut.
Peranan dan Fungsi Pemerintah
Fungsi dan peranan
ekonomi dari pemerintah adalah luas, akan tetapi, peranan dan
fungsi-fungsi mereka
dapat diringkas menjadi
lima kategori, semuanya dirancang untuk memperkuat dan mempermudah
operasi sistem pasar.
1. Fondasi/dasar hukum dan kerangka sosial.
2. Mempertahankan persaingan
3. Redistribusi pendapatan
4. Alokasi sumberdaya
5. Menstabilkan ekonomi.
Kerangka Hukum dan Sosial
Pemerintah menyediakan kerangka
hukum untuk operasi efektif dari suatu ekonomi pasar. Mereka
mengatur hubungan bisnis,
pemasok dan konsumen, melalui perundang-undangan pemerintah
dimungkinkan untuk
menengah (mewasiti) hubungan ekonomi, mendeteksi
pennainan kotor dan
melaksanakan wewenang
dalam mengenakan hukuman yang tepat. Pelayanan dasar yang diberikan oleh
pemerintah adalah antara lain
mempertahankan ketertiban intern, pemberian standar untuk mengukur
berat dan mutu produk dan mendirikan suatu sistem moneter.
Mempertahankan Persaingan
Dengan persaingan, kekuatan pasar untuk penawaran dan permintaan akan menentukan
harga pasar dari
barang atau jasa.
Ketika monopoli mendikte persaingan, penjual dapat mempengaruhi atau 'rig' pasar
untuk kepentingan mereka sendiri
dan dapat berbahaya bagi masyarakat secara
keseluruhan. Monopoli
cenderung menyebabkan suatu
kesalahan alokasi sumber daya. Pemerintah berusaha meningkatkan dan
mempertahankan persaingan dalam sebagian
besar pasar, karena produksi
yang efisien dapat diperoleh
dengan suatu tingkat persaingan yang tinggi.
Pendist
Pemerir
dicapai
upah
mi
Realok:
Pemerir
suatu si;
secara r
mengun
Stabilis
Ini mun
Peranan
penggur
sumber
ekonom
Peranal
Peranan
1. Berl
new
2. Mer
3. Mer
4. Met
5. Men
Bank la
Suatu
memega
antara b
deposito
cadanga
Mengel'
Kapan
meminjz
Mengav
Bank se:
suatu li
memper
bijaksan
Modul
Modul Treasury Level Basic
34
xindo)
ACI Indonesia (Forexindo)
Pendistribusian Pendapatan

nama Pemerintah mencrima peranan memperpendek ketidaksamaan pendapatan dalam masyarakat. Hal ini

;anisasi dicapai dengan berbagai program dan kebijakan, seperti sistem pajak pendapatan, perundang-undangan

anakan
upah minimum dan subsidi untuk petani-petani.
inflasi,
Realokasi Sumber Daya
rn dan

unakan Pemerintah mengintervensi dalam pasar disebabkan karena `Icegagalan pasar'. Situasi ini terjadi ketika

dangan suatu sistem pasar yang kompetitif menghasilkan jumlah kesalahan dari barang atau pelayanan atau gagal

nas ing - secara memadai dalam mengalokasikan sumberdaya produksi dari barang dan pelayanan tertentu yang

. dalam
menguntungkan dan secara ekonomi dapat dibenarkan.
1 dapat
Stabilisasi
Ini mungkin merupakan peranan yang paling penting dari pemerintah untuk menstabilkan suatu ekonomi.

Pan, the
Peranan mereka adalah mengendalikan inflasi (harga) dan mengingatkan lapangan kerja atau mencapai
penggunaan sumber daya sepenuhnya. Dengan mengendalikan inflasi dan meningkatkan penggunaan

aj ahter-
sumber daya sepenuhnya hal ini akan mempunyai dampak efek ganda
(multiplier) terhadap semua sektor

Kerja di
ekonomi.

:penden
Peranan dan Fungsi Bank Sentral
Peranan suatu bank sentral dapat dilukiskan sebagai mempunyai lima fungsi:
mereka
rmudah
Mereka
aerintah
for dan
:an oleh
migukur
tsar dari
g' pasar
.onopoli
kan dan
iperoleh
1. Bertindak sebagai bankir, kepada pemerintah, bank komersial dan bank-bank sentral dari negara-
negara lain.
2. Mengelola program peminjaman pemerintah.
3. Mengawasi dan mengatur kegiatan bank dan lembaga keuangan lainnya.
4. Memberi dukungan terbatas kepada bank.
5. Mengoperasikan kebijakan moneter pcmerintah dan nilai tukar.
Bank kepada pemerintah, bank sentral dan bank lainnya
Suatu bank sentral biasanya akan memegang rekening `deposito' pemerintah. Bank sentral juga
memegang rasio kas dan saldo operasi dari bank lain (komersial). Ini digunakan untuk maksud kliring
antara bank dan memberi kepada mereka suatu sumber likuiditas. Bank sentral juga akan memegang
deposito dari mata uang negara tersebut, yang dimiliki oleh bank sentral lain sebagai bagian dari
cadangan resmi mereka untuk maksud mengintervensi dalam pasar devisa.
Mengelola Program Pinjaman Pemerintah
Kapan saja pemerintah mempunyai defisit anggaran, bank sentral hams membiayai defisit itu dengan
meminjam. Bank sentral mempermudah kegiatan ini dengan mengeluarkan obligasi dan bill pemerintah.
Mengawasi dan mengatur kegiatan-kegiatan bank-bank dan lembaga-lembaga keuangan lainnya
Bank sentral mengatur (Inn
mengarahkan undang-undang kegiatan keuangan dengan harapan memperoleh
suatu lingkungan perbankan yang sehat dan baik. Bank sentral mengharuskan semua bank untuk
mempertahankan likuiditas yang memadai, hal ini dengan cara lain dikenal sebagai peraturan yang
bijaksana. Ia juga mengharuskan bank untuk mempertahankan cadangan modal yang memadai.
34
Model Treasury
Level Basic 35
ACI Indonesia (Forexindo
Memberi dukungan untuk bank
-
bank yang bermasalah
Peranan ini juga dikenal sebagai `orang yang meminjamkan (lender) dari pilihan terakhir'. Ini sedang
menyelamatkan bank yang sakit dari kebanglauta.n. Dengan memastikan bahwa ada suplai yang cukup
untuk likuiditas untuk memenuhi permintaan deposan.
Bank Indonesia
Sebagai bank sentralnya Indonesia, Bank Indonesia sekarang merupakan suatu lembaga pemerintah, yang
independen. Ini sudah menjadi kasusnya sejak Undang-undang No. 23 tahun 1999 tentang bank sentral
yang dilaksanakan dan diberlakukan pada 17 Mei 2000. Bank Indonesia mempunyai satu tujuan tunggal,
yakni mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.
Tugas-tugas utamanya diklasifikasikan menjadi `tiga pilar' antara lain:
1.
Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter.
2.
Mengatur dan menjaga kelancaran operasi sistem pembayaran.

BI 12;
diteta,
Bank Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Tujuan ini
sebagairnana tercantum dalam UU No. 3 tahun 2004 pasal 7 tentang Bank Indonesia.

Jadwal
Hal yang dimaksud dengan kestabilan nilai rupiah antara lain adalah kestabilan terhadap harga-harga

Pen
barang dan jasa yang tercermin pada inflasi. Untuk mencapai tujuan tersebut, sejak tahun 2005 Bank
Indonesia menerapkan kerangka kebijakan moneter dengan inflasi sebagai sasaran utama kebijakan
Res,
war
moneter
(Inflation Targeting Framework)
dengan menganut sistem nilai tukar yang mengambang
(free
floating).
Peran kestabilan nilai tukar sangat penting dalam mencapai stabilitas harga dan sistem

Pen
keuangan. Oleh karenanya, Bank Indonesia juga nlenjalankan kebijakan nilai tukar untuk mengurangi

kebi
volatilitas nilai tukar yang berlebihan, bukan untuk mengarahkan nilai tukar pada level tertentu.
Dala
Dalam pelaksanaannya, Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk melakukan kebijakan moneter
melalui penetapan sasaran-sasaran moneter (seperti uang beredar atau suku bunga) dengan tujuan utama
Besar Pf
menjaga sasaran laju inflasi yang ditetapkan oleh Pemerintah. Secara operasional, pengendalian

Respon
sasaran-sasaran moneter tersebut menggunakan instrumen-instrumen, antara lain operasi pasar terbuka di

kelipatan pasar uang baik rupiah maupun valuta asing, penetapan tingkat diskonto, penetapan cadangan wajib

sar terhac
pengendalian moneter berdasarkan Prinsip Syariah.
minimum, dan pengaturan kredit atau pembiayaan. Bank Indonesia juga dapat melakukan cara-cara

kelipatan
Kerangka Kebijakan Moneter di Indonesia

2.1.4 f
Dalam melaksanakan kebijakan moneter, Bank Indonesia menganut sebuah kerangka kerjayang

Lemb
dinamakan
Inflation Targeting Framework
(ITF). Kerangka kerja ini diterapkan secara formal sejak Juli

Bank
2005, setelah sebelumnya menggunakan kebijakan moneter yang menerapkan uang primer
(base money) sebagai sasaran kebijakan moneter.

Lemb.
Peruse
Modul Treasury Level
Basic
Infl
Den
kebi
Untt
stand
den&
ditan
kebij
mem
Perul
2.1.2
3.
Mengatur dan mengawasi bank.
Fungi
Di bawah ini adalah apa yang dikutip pada Website Bank Indonesia resmi mengenai fungsi dan peranan

131 Ra
mereka sebagai bank sentral nasional.
dan d
Sebagai penguasa moneter, Bank Indonesia mengatur dan melaksanakan kebijakan moneter yang ber-

likuidi
tujuan untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga,

Sasara
pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta

Bank
tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur dengan kesem-

perken
patan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang seimbang. Apabila kestabilan
dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter dapat dipakai untuk memulihkan

Dengai
(tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan moneter pertama kali akan dirasakan oleh sector perbankan,

akan
yang kemudian ditransfer pada sector riil.

sebalik
bawah ;
36 Modul Tre
:indo)

ACI Indonesia (Forexindo)


edang
cukup
, yang
;entral
nggal,
Inflation Targeting Framework (ITF)
Dengan kerangka ini, Bank Indonesia secara eksplisit mengumumkan sasaran inflasi kepada publik dan
kebijakan moneter diarahkan untuk mencapai sasaran inflasi yang ditetapkan oleh Pemerintah tersebut.
Untuk mencapai sasaran inflasi, kebijakan moneter dilakukan secara forward looking, artinya perubahan
stance
kebijakan moneter dilakukan melaui evaluasi apakah perkembangan inflasi ke depan masih sesuai
dengan sasaran inflasi yang telah dicanangkan. Dalam kerangka kerja ini, kebijakan moneter juga
ditandai oleh transparansi dan akuntabilitas kebijakan kepada publik. Secara operasional, stance
kebijakan moneter dicerminkan oleh penetapan suku bunga kebijakan (BI Rate) yang diharapkan akan
memengaruhi suku bunga pasar uang dan suku bunga deposito dan suku bunga kredit perbankan.
Perubahan suku bunga ini pada akhimya akan memengaruhi output dan inflasi.
2.1.3 BI Rate
BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia dan diumumkan kepada publik.
Fungsi BI Rate

:.ranan
BI Rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap Rapat Dewan Gubemur (RDG) bulanan
dan diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan
g ber-
likuiditas (liquidity management) di pasar uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan moneter.

harga,
Sasaran operasional kebijakan moneter dicerminkan pada perkembangan suku bunga Pasar Uang Antar

serta
Bank Overnight (PUAB 0/N). Pergerakan di suku bunga PUAB ini diharapkan akan diikuti oleh

:esem-
perkembangan di suku bunga deposito, dan pada gilirannya suku bunga kredit perbankan.

tabilan
Dengan mempertimbangkan pula faktor-faktor lain dalam perekonomian, Bank Indonesia pada umumnya

lihkan
akan menaikkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan melampaui sasaran yang telah ditetapkan,

ankan,
sebaliknya Bank Indonesia akan menurunkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan berada di
bawah sasaran yang telah ditetapkan.

tan ini
Jadwal Penetapan dan Penentuan
Penetapan respons (stance) kebijakan moneter dilakukan setiap bulan melalui mekanisme Rapat De-
wan Gubernur (RDG) bulanan dengan cakupan materi bulanan.
Respon kebijakan moneter (BI Rate) ditetapkan berlaku sampai dengan RDG berikutnya
Penetapan respon kebijakan moneter (BI Rate) dilakukan dengan memperhatikan efek tunda
kebijakan moneter (lag of monetary policy) dalam memengaruhi inflasi.
Dalam hal terjadi perkembangan di luar prakiraan semula, penetapan stance Kebijakan Moneter dapat
dilakukan sebelum RDG Bulanan melalui RDG Mingguan.
ioneter

utama
Besar Perubahan BI Rate

.dalian
Respon kebijakan moneter dinyatakan dalam perubahan BI Rate (secara konsisten dan bertahap dalam

yuka di
kelipatan 25 basis poin (bps). Dalam kondisi untuk menunjukkan intensi Bank Indonesia yang lebih be-

. wajib
sar terhadap pencapaian sasaran inflasi, maka perubahan BI Rate dapat dilakukan lebih dari 25 bps dalam

ra-cara
kelipatan 25 bps.
2.1.4 Peserta Pasar Uang
Lembaga Keuangan (bank);
Bank Indonesia
Lembaga Bukan Keuangan (Yayasan, Dana Pensiun, Perusahaan Asuransi);
Perusahaan-Perusahan Besar;
36 Modul Treasury Level Basic

37
L-harga
Bank
)ij akan
g (free
sistem
;urangi
I yang
lak Juli
money)

ACI Indonesia (Forexindo


- Lembaga Pemerintah;
- Pialang Pasar Uang (Money Brokers); dan
- Individu-individu

2.2.]
Pasar
dilak
Bank
saran
sebag
dengr
Indor
kredii
Dalar
Uang
Peser
Peser
nasioi
terseg
lende,
meny
terj ad
instan
Tema
Sebeb
bulan
Jangk
Overn
1 min:
2 min;
Ada
terutai
transa
pasar,
2.2 Produk
Produk-produk Suku Bunga
Produk-produk suku bunga diciptakan sebagai mekanisme yang menemukan pihak yang sementara
kelebihan dana dengan pihak yang sementara kekurangan dana. Produk tersebut dirancang untuk me-
menuhi syarat arus kas perusahaan, institusi keuangan dan pemerintah, memberi suatu solusi untuk mem-
beri pinjaman-pinjaman jangka pendek seperti overnight dan jangka panjang seperti yang diperlukan. Pa-
da waktu yang sama, produk tersebut memberi suatu alternatif untuk investasi bagi mereka memiliki
kas/dana surplus dan menganggur untuk suatu waktu dan ingin memperoleh hasil atas dana yang sementa-
ra tidak digtmakan.
Mempunyai surplus dana yang tidak terpakai adalah mahal, karena aliran kas akan menghasilkan
perolehan yang sedikit atau tidak sama sekali untuk pemiliknya. Ketika dana yang menganggur tidak di-
investasikan, pemegangnya akan menanggung suatu biaya dalam arti pendapatan bunga yang seharusnya
diperoleh telah hilang. Setiap hari dana yang menganggur itu tidak diinvestasikan, itu berarti bahwa
penghasilan suatu hari hilang. Ketika sejumlah besar dana menganggur terlibat, jika ini tidak diinvestasi-
kan, maka pendapatan dan bunga yang disia-siakan bahkan untuk masa 24 jam dapat menjadi substansial.
Hal-hal berikut ini merujuk kepada atau mengikuti praktek dan konvensi pasar Indonesia, walaupun seba-
gian besar pusat keuangan lainnya akan mempunyai suatu
backdrop yang berupa, perbedaan-perbedaan
tetap ada.
Produk/Instrumen Pasar Uang
Pasar Uang Antar Bank
Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
Deposit Facility
Lending Facility
Penempatan Berjangka (Term Deposit)
Sertifikat Deposito
Banker's Acceptance
Commercial Paper
Treasury Bills Surat Perbendaharaan Negara
Repurchase Agreement (Repo)


Modul
Modul Treasury Level Basic
38

:xindo)
ACI Indonesia (Forexindo)
2.2.1 Pasar Uang Antar Bank `Penempatan Antar Bank'
Pasar uang antar bank kadang-kadang disebut 'call money'
antar bank. Ini adalah transaksi-transaksi yang
dilakukan antar bank dalam bentuk dana `penempatan' atau dana 'pinjaman'.
Bank Indonesia memulai pasar uang antar bank pada tahun 1974 dengan tujuan utama untuk memberikan
sarana bagi bank-bank untuk mengatur kekurangan dana atau surplus dana yang bersifat sementara,
sebagai akibat dari kegiatan kliring bank setiap hari. Pinjaman antar bank tidak terlalu aktif sampai
dengan tahun 1983, terutama karena bank-bank dapat memperoleh dana dengan mudah dari Bank
ientara Indonesia dalam bentuk kredit likuiditas dengan suku bunga yang diberi subsidi. Sejak bulan Juni 1983,
ik me- kredit likuiditas Bank Indonesia telah ditiadakan dan peminjaman antar bank mulai tumbuh.
mem-
Dalam pasar domestik Indonesia, transaksi terjadi melalui pasar uang antar Bank dikenal
sebagai Pasar
an. Pa-
Uang Antar Bank (PUAB).
menta-
Peserta
Peserta-peserta dari pasar uang antar bank adalah bank-bank komersial yang terdiri dari bank-bank
nasional swasta dan bank-bank asingl joint venture.
Struktur pasar uang antar bank tersebut agak
Lsilkan
tersegmentasi, dalam arti bahwa satu kelompok bank peserta umumnya adalah pinjaman murni
(net
lak di-
lenders) dan kelompok lainnya adalah peminjam murni
(net borrowers).
Segmentasi pasar ini dapat
rusnya
menyebabkan bank sentral mengintervensi untuk mengurangi fluktuasi suku bunga yang tidak perlu
bahwa terjadi. Bank-bank yang memiliki nasabah-nasabah investor institutional (misalnya perusahaan asuransi,
'estasi-
instansi pemerintah dan yayasan dana pensiun) cenderung menjadi
net lenders.
ansial.
Tenor/Jangka Waktu Yang Ada
i seba- Sebelumnya tenor (jangka waktu) call money
antar bank (penempatan) dibatasi sampai 7 hari, tetapi pada
,edaan
bulan Oktober 1988 pembatasan tersebut dihapus dan jangka waktu maksimum diatur menjadi 90 hari.
Jangka waktu penempatan antar bank diatur dalam kisaran sebagai berikut:
Overnight (0/N)
1 bulan (1 bin)
1 minggu (1 mg)
3 bulan (3 bin)
2 minggu (2 mg)
Ada pasar uang antar bank berjangka waktu 6 bulan dan 12 bulan, akan tetapi likuiditasnya sangat tipis,
terutama karena batasan kredit. Pasar didominasi oleh 0/N sampai dengan satu minggu. Sebelum 1997,
transaksi-transaksi dengan jangka waktu tersebut mencapai 60% - 70% dari perputaran harian rata-rata di
pasar, beberapa tahun terakhir, ini menjadi 90%.
39
Modul Treasury Level Basic
38
ACI Indonesia (Forexindo
Rumus bunga sederhana
(simple interest)
digunakan untuk menghitung penempatan antar bank.
FV= PV(1 +ixT)
360
FV= Nilai yang akan Datang
PV= Nilai Sekarang (Pokok)
i = Tingkat Suku Bunga
T = Jumlah Hari (Waktu)
Contoh:
Bank A meminjamkan Rp.500 juta kepada Bank B dengan
suku bunga 4,75% per tahun selama 3 bulan
(90 hari).
Untuk menghitungkan
future value
(FV), yakni jumlah uang yang akan diterima oleh Bank
A atau yang
harus dibayar Bank B pada tanggal jatuh waktu.
FV= 500.000.000 ( 1 +
0.0475 x 90)
360
FV= 500.000.000 x 1,011875
FV= Rp 505.937.500
Jadi pada tanggal jatuh waktu, Bank A akan menerima atau Bank B akan membayar Rp. 505.937.500.
2.2.2 Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
SBI adalah Surat Berharga dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai
pengakuan utang berjangka waktu pendek. Tujuan Bank Indonesia mengeluarkan SBI untuk absorpsi
likuiditas rupiah di pasar uang.
SBI awalnya diterbitkan dalam 2 jangka waktu yaitu 28 hari dan 3 bulan oleh BI. Sebelum munculnya
treasury bills, SBI adalah alat utama yang digunakan oleh BI untuk operasi pasar terbuka dan untuk
mengendalikan likuiditas dari sistem perbankan. SBI adalah instrumen pasar uang yang paling aktif
diperdagangkan di Indonesia. Dimulai pada Juni 2010, sertifikat SBI dilelang secara bulanan dengan
jangka waktu 28, 91 dan 182 hari. Selain itu, BI juga mengeluarkan 28-hari SBI dengan kepatuhan
syari'ah secara bulanan. Pada bulan November 2010, BI menghentikan penerbitan SBI 3 bulan dan mulai
menawarkan istilah-deposit instrumen untuk menyerap kelebihan likuiditas perbankan. Selanjutnya, pada
bulan Februari 2011, BI mengumumkan bahwa BI tidak akan menerbitkan SBI lagi dengan jangka waktu
kurang dari 9 bulan.
1(arak b.B
Sa
te:n an si
tua
dinyat
dengal
c.
Diterb
d.
Diterb
Book ;
e
Nilai t
Nilai
f.
Dapat
g.
Dapat
penjut
h.
SBI y
i.
Dilun
j BI dal
2.2.3
L
1. Prinsi
a. T
j 2
b. T
c.
2. Tingl
a. 1
F
ti
b. /
t
c.
1
3. Pen
Bart]
a.
b. .
0
Modul
Modul Treasury Level Basic
.xindo)
ACI Indonesia (Forexindo)
3 bulan
tu yang
; 00.
sebagai
tbsorpsi
nculnya
n untuk
rig aktif
dengan
patuhan
mulai
ja, pada
a waktu
Karalcteristik SBI:
a.
Satuan unit sebesar Rp.1.000.000,- (satu juts rupiah);
b.
Berjangka waktu paling singkat 9 (sembilan) bulan dan paling lama 12 (dua belas)
bulan yang
dinyatakan dalam jumlah hari dan dihitung sejak 1 (satu) hari sesudah tanggal setelmen
sampai
dengan tanggal jatuh tempo;
c.
Diterbitkan dan diperdagangan dengan sistem diskonto;
d.
Diterbitkan tanpa warkat
(scripless) dan ditatausahakan dalam sistem elektronis yaitu melalui Sistem
Book Entry Registry
dalam BI-SSSS (Scripless Securities Settlement System);
e.
Nilai tunai SBI dihitung berdasarkan diskonto murni (true discount):
Nilai diskonto = Nilai Nominal Nilai Tunai
f.
Dapat dipindahtangankan (negotiable);
g.
Dapat ditransaksikan dengan cara penjualan bersyarat (repurchase agreement),
pembelian atau
penjualan secara outright, atau dijadikan agunan;
h.
SBI yang masih dalam status agunan tidak dapat diperdagangkan;
i.
Dilunasi pada saat jatuh waktu sebesar nilai nominal SBI jatuh waktu; dan
j.
BI dapat melunasi SBI slebelum jatuh waktu (early redemption) dengan persetujuan pemilik SBI.
2.2.3 Deposit Facility
1. Prinsip Transaksi
a. Transaksi deposit facility
dilakukan dengan cam penempatan dana rupiah oleh Bank secara ber-
jangka di Bank Indonesia.
b. Transaksi deposit facility
dilakukan tanpa disertai dengan penerbitan Surat Berharga.
c. Transaksi deposit facility
dilakukan dengan mekanisme non lelang.
2. Tingkat Diskonto
a. Transaksi deposit facility
dilakukan dengan sistem diskonto dengan tingkat diskonto sebesar BI-
Rate dikurangi marjin tertentu. Bank Indonesia pada tanggal 13 Agustus 2012, memutuskan un-
tuk mempersempit koridor bawah suku bunga operasi moneter
(deposit facility) yang semula 200
bps menjadi 175 bps di bawah BI rate.
b. Nilai tunai transaksi deposit facility dihitung berdasarkan diskonto murni (true discount) sebagai
berikut:
Nilai Nominal x 360
Nilai Tunai
360 + (Tingkat Diskonto x Jangka Waktu)
c. Nilai diskonto transakti deposit facility dihitung sebagai berikut:
Nilai diskonto = Nilai Nominal Nilai Tunai
3. Pengumuman Deposit Facility
Bank Indonesia mengumumkan transaksi deposit facility,
yang mencakup antara lain:
a. Window time;
b. Jangka waktu;
40
Modul Treasury Level Basic

41
ACI Indonesia (Forexindo)
c.
Tingkat diskonto; dan Bank
d. Waktu setelmen. a W
2.2.4
Lending Facility
b. Ja
Pasar pembelian kembali
Indonesia yang dikelola bersama oleh BI, Indonesian Securities Inter-Deale
c.
R(
Association dan
Indonesian Fixed-Income Dealer Association. BI telah menetapkan ketentuan untu

d. Vs,
perdagangan pasar
sekunder dari catatan SBI dengan janji dibeli kembali (repo). Pemerintah meluncurka
pasar repo
pada tahun 2004 dan Pembelian Kembali Master Agreement (MRA) pada tahun 2005.

2.2.5 P
adalah patokan untuk transaksi
pembelian kembali, yang ditetapkan pada BI rate ditambah
marjin terten
Transaksi
tu. likuiditas
1. Prinsip Transaksi
Karakteri:
a. Transaksi lending facility
dilakukan dengan mekanisme
repurchase agreement (repo)
Surat Ber-
a.
Trans
harga, yaitu
penjualan Surat Berharga oleh Bank kepada Bank Indonesia dengan kewajiban pem-
belas)
belian
kembali oleh Bank sesuai dengan harga dan jangka waktu yang disepakati.
Surat Berharg
pencatatan kepemilik
prinsip sell and buy back,
yaitu terdapat perpindahan
an
c.
NTriaiai ns
b. Transaksi lending facility
dilakukan dengan mekanisme
repo Surat Berharga dilakukan deng
(transfer of ownership).
sebag
c. Transaksi lending facility
dilakukan dengan mekanisme non lelang.

2. Surat Berharga
a. Surat Berharga yang dapat direpokan adalah SBI dan SBN:
SBI memiliki sisa jangka waktu paling singkat 2 (dua) hari kerja pada saat
second leg
Nilai
i. transaksi repo.
ii.
SBN memiliki sisa jangka waktu paling singkat
3 (tiga) hari kcrja pada saat second leg
transaksi repo.
b.
Surat Berharga yang dapat direpokan paling banyak sebesar nilai
nominal Surat Berharga yang
dimiliki Bank, yang tercatat di Rekening Surat Berharga.
c. Harga dan Hair Cut Surat Berharga:
i. SBI
-
Harga SBI ditetapkan oleh Bank Indonesia dengan mempertimbangkan antara lain rata-rata
tertimbang tingkat diskonto saat penerbitan dan sisa jangka waktu setiap
seri SBI.
- Hair cut
SBI ditetapkan sebesar 0% (nol per seratus).
ii. SBN
- Harga
SBN ditetapkan oleh Bank Indonesia
dengan mempertimbangkan antara lain harga
pasar masing-masing jenis dan seri SBN.
- Hair cut
SBN ditetapkan sebesar 5% (lima per
seratus).
3. Suku Bunga Repo (Repo Rate)
a.
Bank Indonesia mengenakan bunga repo atas transaksi
lending facility sebesar BI-Rate ditambah
marjin
tertentu. Saat ini koridor atas suku bunga operasi moneter
(lending facility) adalah 100
bps di atas BI rate.
b. Bunga repo
dihitung berdasarkan metode bunga dibayar di belakang
(simple interest).
4. Pengumuman Lending Facility
Nilai
d. Bank
e. Term
Term
Term
Depc
2.2.6
T-Bills n
jumlah
Instrume
Oleh kai
terutama
memberi
Di Indo:
Keuangi
pemba)q
bulan da
Modul '1
42
Modul Treasury Level Basic
ncindo)
ACI Indonesia (Forexindo)
-Dealer
~untuk
icurkan
. MRA
terten-
Bank Indonesia mengumumkan transaksi
lending facility,
yang mencakup antara lain:
a.
Window time;
b. Jangka waktu;
c. Repo rate; dan
d.
Waktu setelmen.
2.2.5 Penempatan Berjangka (Term Deposit)
Transaksi Term Deposit
(TD) merupakan instrumen yang digunakan Bank Indonesia untuk absorpsi
likuiditas rupiah maupun valuta asing di pasar uang.
Karakteristik Transaksi Term Deposit:
at Ber-
a. Transaksi Term Deposit
memiliki jangka waktu paling singkat 1 (satu) hari dan
paling lama 12 (dua
n pem-
belas) bulan;
dengan
b. Transaksi Term Deposit
dilaksanakan tanpa disertai dengan penerbitan Surat Berharga;
erharga c. Nilai tunai transaksi Term Deposit
dihitung berdasarkan diskonto murni
(true discount). dengan rumus
sebagai berikut:
Nilai nominal x 360
Nilai tunai =
yang
~ta-rata
harga
ambah
100
360 + (Tingkat diskonto x Jangka waktu)
Nilai diskonto = Nilai nominal Term Deposit Nilai tunai
d. Bank
Indonesia menatausahakan pencatatan transaksi
Term Deposit dalam BI-SSSS.
e. Term Deposit dapat dicairkan sebelum tanggal jatuh waktu
(early redemption) dengan syarat bahwa
Term Deposit
Rupiah yang diterbitkan dengan jangka waktu paling kurang 1 (satu) bulan, sedangkan
Term Deposit
Valuta Asing dapat dicairkan paling cepat 3 (tiga) hari setelah setelmen transaksi
Term
Deposit valas.
2.2.6
Treasury Bills (T-Bills)
T-Bills merupakan instrumen utang yang diterbitkan oleh pemerintah atau bank sentral atas unjuk dengan
jumlah tertentu yang akan dibayarkan kepada pemegang pada tanggal yang telah ditetapkan.
Instrumen ini berjangka waktu jatuh tempo satu tahun atau kurang.
Oleh karena itu instrumen ini sangat mudah diperjual-belikan dan disukai oleh perusahaan-perusahaan,
terutama oleh lembaga-lembaga keuangan untuk dijadikan sebagai cadangan likuiditas sekunder yg
memberikan hasil.
Di Indonesia T-Bills adalah Surat Perbendaharaan Negara (SPN) yang diterbitkan oleh Departemen
Keuangan Republik Indonesia, yang berjangka waktu sampai dengan 12 (dua belas) bulan dengan
pembayaran bunga secara diskonto. Saat ini, pemerintah secara rutin melelang SPN berjangka waktu 3
bulan dan 12 bulan.
42
Modul Treasury
Level Basic

43
NP
N
1+ i x t
360
Dimana:
NP = Hasil Bersih
N = Nilai Nominal
i = Suku Bunga
t = Periode Waktu
ACI Indonesia (Forexindo
Surat Perbendaharaan Negara-Syariah (SPN-S) sama dengan SPN, yang diterbitkan pemerintah, didis-
konto kemudian dijual dengan maksimum jatuh tempo 12 bulan. Pemerintah menerbitkan SPN-S pertama
di bulan Agustus 2011 dengan jangka waktu 6 bulan.
Rumus yang digunakan untuk menghitung SPN adalah rumus true discount:
Bagi In
- Res
_ Pen
Untuk r
- Pass
- Pas:
Rumus
2.2.7 Sertifikat Deposito (CD)
Deskripsi Pasar
Penerbitan sertifikat deposito (CD) telah didorong sejak tahun 1971 sebagai bagian usaha untuk mengem-
bangkan pasar uang, seperti deposito berjangka, CD tidak dapat dibayar sebelum tanggal jatuh waktu.
Akan tetapi, CD dapat diperdagangkan dan dapat dijual di pasar sekuritas. Pada mulanya hanya bank-
bank pemerintah saja yang diizinkan untuk mengeluarkan CD. Akan tetapi, pembatasan ini dihapus dan
bank swasta nasional (sejak bulan October 1984) dan lembaga-lembaga keuangan non-bank (sejak bulan
Oktober 1988) diizinkan untuk mengeluarkan CD.
Semua bank komersial, termasuk bank asing dan bank joint-venture diizinkan untuk menerbitkan CD dan
menjualnya kepada investor. Tidak ada izin khusus yang diperlukan oleh bank untuk mengeluarkan CD.
Deskripsi Produk
Suatu sertifikat deposito adalah suatu bearer security (atas nama pembawa) dalam denominasi rupiah
sebagai surat pengakuan hutang dan bank (penerbit) dan dapat dijual di pasar sekunder.
Suatu sertifikat deposito (CD) adalah suatu penerimaan yang mengandung bunga untuk dana yang
disimpan pada suatu lembaga deposito untuk suatu periode waktu tertentu. Bank dan lembaga deposito
lainnya menerbitkan berbagai jenis CD, tetapi CD pasar uang yang benar merupakan instrumen yang
dapat diperdagangkan yang boleh dijual berkali-kali sebelum mencapai jatuh tempo. Maka dan itu ka-
dang-kadang disebut Negotiable Certificate of Deposits (NCD). Sifat lainnya dari CD adalah bahwa dapat
dipasarkan/diperdagangkan dalam bentuk outrights (sampai jatuh tempo) atau dengan suatu perjanjian
pembelian kembali (repo). Juga sifat yang dapat diperdagangkan dari CD melalui pasar sekunder memer-
lukan agar investor meneliti (memverifikasi) dengan hal-hal keaslian (otenstisitas) CD.
Berdasarkan peraturan sekarang, CD didenominasi hanya dengan nilai nominal yang tidak kurang dan Rp
1 juta. Jangka waktu dan suatu CD tidak boleh kurang dari 30 hari dan tidak boleh lebih dari 24 bulan.
Modul Treasury Level Basic
2.2.8
Comme:
oleh per
tertentu
Instrum4
persedia
keuanga
yang sat
dan sun
penawat
Bapepar
Jangka N
Penjuala
bunga st
Deskrip
Berdasai
penerbit
(IndoneE
untuk
pembelii
agen per
Modul
Bagi Investor :
Resiko investasi tidak ditanggung
Pemegang mempunyai risiko merugi
Bagi Penerbit:
- Tidak ada komitmen dari investor
- Jangka waktu relatif pendek
7exindo)
didis-
pertama
Tabel 2.2- 1
Kelemahan Sertifikat Deposito
ACI Indonesia (Forexindo)
FVxxt
PV=FV-
360
Dimana:
PV= Nilai Sekarang
FV= Nilai yang Akan Datang
i = Nilai Diskon
t = Periode Waktu
Untuk menghitung CD, ada dua rumus yang dapat digunakan:
- Pasar lokal (domestik) menggunakan rumus 'true discount', sedangkan
- Pasar luar negeri menggunakan rumus 'bank discount
Rumus 'Bank Discount'
aengem-
waktu.
' Fa bank-
tpus dan
ak bulan
CD dan
m CD.
;i rupiah
na yang
deposito
ten yang
ri itu ka-
wa dapat
erjanj ian
memer-
; dari Rp
elan.
2.2.8 Commercial Paper
Commercial paper adalah sekuritas jangka pendek di pasar uang tanpa jaminan, diterbitkan dengan diskon
oleh perusahaan dan dijual kepada investor dalam pasar uang. Penerbit berjanji akan membayar sejumlah
tertentu uang pada saat jatuh tempo. Penerbit CP adalah perusahaan yang mempunyai kredibilitas tinggi.
Instrumen ini tidak digunakan untuk investasi jangka panjang melainkan hanya untuk mendanai
persediaan atau untuk mengelola modal kerja. Biasanya, semua instrumen ini dibeli oleh lembaga
keuangan karena nilai nominalnya terlalu besar bagi investor swasta, dan ini termasuk dalam investasi
yang sangat aman sehingga imbal hasil dan surat berharga komersial ini juga rendah. Sejak jatuh tempo
dan surat berharga tidak melebihi 9 bulan, dan digunakan hanya untuk tujuan transaksi pembayaran,
penawaran surat berharga dikeluarkan dari kewajiban menyampaikan pernyataan pendaftaran kepada
Bapepam-LK.
Jangka waktu jatuh tempo CP ini berkisar mulai dan beberapa hari sampai 270 hari.
Penjualan CP dilakukan
umumnya dengan sistem diskonto, namun beberapa diantaranya menggunakan
bunga sebagaimana halnya dengan kredit.
Deskripsi Pasar
Berdasarkan peraturan yang berlaku sekarang badan-badan hukum non-bank Indonesia adalah merupakan
penerbit satu-satunya dan commercial papers (CP). Selain itu, individu dan badan-badan hukum
(Indonesia atau asing), semua bank diizinkan menjadi investor atas CP untuk posisi mereka sendiri atau
untuk para nasabah mereka. Pembelian CP oleh suatu bank untuk posisinya sendiri dianggap sebagai
pembelian sekuritas. Suatu bank komersial Indonesia juga diizinkan untuk bertindak sebagai arranger,
agen penerbit, agen pembayar atau pedagang (dealer).
44
Modul
Treasury Level Basic

45
Manfas



P(
D.
Rumus
Rumus
ACI Indonesia (Forexindo
Tidak ada peraturan tentang CP sebelum tahun 1995. Sebelumnya perusahaan swasta, termasuk lembaga
lembaga keuangan mengeluarkan CP yang tidak diatur sebagai suatu sumber pinjaman dana.
Untuk melindungi kepentingan investor dan untuk mengembangkan instrumen-instrumen pasar uang
Bank Indonesia mengeluarkan peraturan tentang CP pada bulan Agustus 1995.
Deskripsi Produk
Berdasarkan peraturan sekarang, CP didefmisikan sebagai
promissory notes yang diterbitkan oleh badan-
badan hukum non-bank. Bank-bank dan perusahaan keuangan tidak diperkenakan menerbitkan CP.
Penerbitan dan perdagangan CP tidak tunduk pada peraturan-peraturan yang berlaku, asalkan tidak ada
keterlibatan bank-bank komersial, sebagai agen pembayar,
arranger atau dealer.
Ada dua tipe commercial papers: CP yang secara langsung ditempatkan (directly placed papers) dan CP
yang ditempatkan oleh dealer (dealer placed papers). CP langsung adalah jika para penerbit secara
langsung berdagang dengan investor daripada menggunakan dealer sekuritas sebagai perantara.
Commercial papers yang ditempatkan secara langsung hams dijual dalam volume besar untuk menutupi
biaya-biaya substansial dalam distribusi dan pemasaran.
Para penerbit dan direct paper langsung tidak hams membayar komisi dealer tetapi hams menjalankan
suatu divisi pemasaran untuk mengadakan kontrak konstan dengan investor-investor yang aktif.
Dealer paper diterbitkan oleh security dealer atas nama nasabah korporasi mereka. Perusahaan yang
mengeluarkan (issuing company) dapat menjual CP tersebut secara langsung kepada dealer, yang
membelinya dengan dikurangi diskon dan komisi dan berusaha untuk menjualnya kembali dengan harga
setinggi mungkin di pasar.
Atau secara alternatif menggunakan dasar usaha terbaik' (best effort basis), ini adalah dimana issuing
company
akan menanggung semua resiko, dengan dealer yang menyetuji hanya menjual penerbitad
tersebut dengan harga yang terbaik yang terdapat di pasar dengan dikurangi komisi.
Peraturan-peraturan mengenai CP yang berlaku:
Peraturan yang berlaku saat ini dituangkan dalam surat edaran dari Bank Indonesia No. 28/49/UPG clan,
Surat Keputusan Bank Indonesia N. 28/52/KEP/DIR tertanggal 11 Agustus 1995 tentang ketentuan;
ketentuan untuk penerbitan dan perdagangan commercial papers melalui bank-bank komersial di
Indonesia.
Tingkat investasi (investment grade) minimum yang dibutuhkan hams diperoleh dan suatu agen
pemeringkat lokal yang ditunjuk oleh PEFINDO di naungan Bapepam; hanya bank-bank komersial yang
diniai `sehat' yang diizinkan untuk terlibat dalam transaksi-transaksi CP. Bank-bank hams memenuhi
metodologi dan syarat-syarat credit rating (penilaian kredit) yang ditetapkan PEFINDO.
Penilaian PEFINDO untuk CP: A 1, A2, A3, A4, B, C, D
Tingkat investasi untuk CP adalah dari Al sampai A4.
Persyaratan dan Kondisi
Commercial papers dapat berupa bearer note atau promissory note (nota promes). Bila berbentuk bearer
note, setiap lembar hams:
Dibayar kepada bearer (pembawa)
Didenominasi dalam rupiah atau dolar AS
Mempunyai waktu jatuh tempo kurang dari 7 hari dan tidak lebih dari 270 hari.
Bila be



Penilai
Dokum
Jenis S(
Modul T
Modul Treasury Level Basic 46
Manfaat bagi investor
Maturitas yang fleksible
Diversifikasi resiko
Resiko pasar yang lebih rendah
Penghasilan bunga dibayar di muka
Dapat dijual dalam pasar sekunder
Manfaat bagi Penerbit
Fasilitas yang bergulir terus menerus
Maturitas yang fleksibel
Investor yang lebih banyak
Dapat direalisir (dapat diperoleh) dengan cara yang
sederhana dan cepat.
Penilaian kredit:
Dokumentasi
Jcnis Sekuritas:
Al, A2, A3 dan A4 (REFINDO)
Commercial papers
Nota Persetujuan Pembelian
Credit rating dari PEFINDO
Dapat dijual sebagai
bearer security setelah di-endorse tanpa hak
regress
(pembatalan) oleh pembeli pertama.
Tabel 2.2-2 Manfaat-manfaat CP
exindo)
:mbaga-
T uang.
badan-
:an CP.
dak ada
dan CP
t secara
Tantara.
ienutupi
alankan
in yang
T, yang
harga
issuing
nerbitan
Bila berbentuk nota promes, setiap lembar harus:
Dibayar kepada pemegang atau sesuai pesanan (to order)
Dedenominasi dalam rupiah atau dolar AS.
Mempunyai maturitas yang disetujui oleh penerbit dan agen.
ACI Indonesia (Forexindo)
k bearer
Rumus
Rumus yang digunakan untuk menghitung
commercial papers adalah rumus `true discount'.
NP N
1 + i
x t
360
Dimana:
NP = Hasil Bersih
N = Nilai Nominal
i = Suku Bunga
t = Periode Waktu
rPG dan
tentuan-
xsial di
to agen
ial yang
Modul Treas
46
ury
Level Basic
47
ACI Indonesia (Forexindo)
2.3 Mekanis me Transaksi
2.3.1 Operasi Moneter yang dilakukan Bank Indonesia
Dalam rangka mencapai sasaran akhir kebijakan moneter, Bank Indonesia menerapkan kerangka ke
bijakan moneter melalui pengendalian suku bunga (target suku bunga). Stance kebijakan moneter
dicerminkan oleh penetapan suku bunga kebijakan (31 Rate). Dalam tataran operasional, BI Rate
tercermin dari suku bunga pasar uang jangka pendek yang merupakan sasaran operasional kebijakan
moneter. Sejak 9 Juni 2008, BI menggunakan suku bunga Pasar Uang Antara Bank (PUAB) overnigh
(0/N) sebagai sasaran operasional kebijakan moneter.
Agar pergerakan suku bunga PUAB 0/N tidak terlalu melebar dari anchor-nya (BI Rate), Bank Indonesia
selalu berusaha untuk menjaga dan memenuhi kebutuhan likuiditas perbankan secara seimbang sehingga
terbentuk suku bunga yang wajar dan stabil melalui pelaksanaan Operasi Moneter (OM).
PUAB atau Pasar Uang Antar Bank adalah kegiatan pinjam meminjam dana antara satu Bank dengan
Bank lainnya. Suku bunga PUAB merupakan harga yang terbentuk dan kesepakatan pihak yang
meminjam dan meminjamkan dana. Kegiatan di PUAB dilakukan melalui mekanisme over the counter
(OTC) yaitu terciptanya kesepakatan antara peminjam dan pemilik dana yang dilakukan tidak melalui
lantai bursa. Transaksi PUAB dapat berjangka waktu dan satu hari kerja (overnight) sampai dengan satu
tahun, namun pada prakteknya mayoritas transaksi PUAB berjangka waktu kurang dan 3 bulan.
Operasi Moneter
adalah pelaksanaan kebijakan moneter oleh Bank Indonesia dalam rangka
pengendalian moneter melalui:
- Operasi Pasar Terbuka (OPT); dan
- Koridor Suku Bunga
(Standing Facilities).
Tujuan Operasi Moneter
Operasi Moneter bertujuan mencapai sasaran operasional kebijakan moneter dalam ran
mendukung pencapaikan sasaran akhir kebijakan moneter Bank Indonesia.
Sasaran operasional kebijakan moneter berupa suku bunga pasar uang jangka pendek.
Sasaran operasional kebijakan moneter dilakukan melalui pengelolaan likuiditas di pasar uang
rupiah
dengan cara Absorpsi Likuiditas dan/atau Injeksi Likuiditas.
Operasi Pasar Terbuka
(OPT) merupakan kegiatan transaksi di pasar uang yang dilakukan oleh Bank
Indonesia dengan Bank (Peserta OPT) dalam rangka Operasi Moneter.
Kegiatan OPT meliputi:
a. Penerbitan SBI;
b. Transaksi repurchase agreement
(repo) dan reverse repo surat berharga;
c.
Transaksi pembelian dan penjualan surat berharga secara
outright;
d. Penempatan berjangka (term deposit) di Bank Indonesia; dan
e. Jual beli valuta asing terhadap rupiah.
Pelaksanaan OPT dapat dilaksanakan setiap hari kerja melalui mekanisme lelang dan/atau non lelang.
Dalam ran
1. OPT
J
OPT Absc
di PUAB,
bunga PUJ
Instrumen
(i)
(ii)
(iii)
(iv)
(v)
2. OPT I
OPT Injek
PUAB, pa
bunga PU)
Instrumen
(i)
(ii)
(iii)
Modul Tre
Modul Treasury Level Basic
ACI Indonesia (Forexindo) exindo)
gka ke-
moneter
BI Rate
e.bij akan
vernight
idones ia
3ehingga
dengan
ak yang
counter
: melalui
igan satu
I rangka
Dalam rangka mengurangi (smoothing) volatilitas suku bunga PUAB 0/N, OPT terdiri dari 2 jenis, yaitu:
1. OPT Absorpsi
OPT Absorpsi dilakukan apabila dari perkiraan perhitungan likuiditas maupun dari indikator suku bunga
di PUAB, pasar uang diperkirakan mengalami kelebihan likuiditas. Salah satu indikatomya adalah suku
bunga PUAB yang turun tajam.
Instrumen yang digunakan dalam OPT absorpsi ini adalah:
(i)
Lelang SBI;
(ii)
Term Deposit;
(iii)
SBN outright jual;
(iv)
Reverse Repo SBN serta
(v)
sterilisasi valas dengan menjual USD/IDR ataupun melakukan swap jual USD/IDR.
2. OPT Injeksi
OPT Injeksi dilakukan apabila dari perkiraan perhitungan likuiditas maupun dari indikator suku bunga di
PUAB, pasar uang diperkirakan mengalami kekurangan likuiditas. Salah satu indikatomya adalah suku
bunga PUAB yang naik tajam.
Instrumen yang digunakan dalam OPT injeksi ini adalah
(i) Repo;
(ii) SBN outright beli serta
(iii) sterilisasi valas dengan membeli USD/IDR ataupun melakukan swap beli USD/IDR.
a rangka
mg rupiah
)leh Bank
.elang.
m
odul Treasury Level Basic 49
Instrun
e)
Dampak
Frekuem
Jangka
Nominal
minimal
Nominal
Mekanis
Setelmet
Suku but
Peserta
ACI Indonesia
j`j
Tabel 2.3-1
Jenis Instrument OPT Dan Dampaknya Terhadap Likuiditas
Instrumen
dan Ket-
erangan
Absorpsi Likuiditas
injeksi Likuiditas
Penerbitan
SBI
Term Deposit Reverse Repo
SBN
Penerbitan
SBIS
Intervensi
FX (Spot jual
USD dan
SWAP bell)
Intervensj
Re po
FX (Spot b
USD dan
SWAP jua
i Dampak
i likuiditas
Mengurangi Mengurangi Mengurangi
Iiicuiditas likuiditas likuiditas
Mengurangi
likuiditas
Mengurangi
likuiditas
Menambah
likuiditas
Menambah
likuiditas
Frekuensi
transalcsi
Jangka wak-
1 tu
Berkala Sewaktu-waktu Sewalctu-waktu
lbln ihari s.d. 12bln lhari s.d. 12bin
s.d.12bln (dinyatakan (dinyatakan
(dinyatakan dim. hari) dim. hari)
dalam hari)
Berkala
lhari s.d. 12bin
(dinyatakan dim.
hart)
Sewaktu-
waktu
Untuk
Transaksi
SWAP s.d 12
bln
Sewalctu-
waktu
lhari s.d.
12b1n
(dinyatakan
dlm. hari)
Sewaktu-
waktu
Untuk
Transaksi
SWAP s.d 1
bin
Nominal
I
peng-ajuan
minimal
Rp1.000jt Rp 1. 000jt Rp1.000jt Rp1.000jt Rp1.000jt
Nominal
kelipatan
Rpl 00jt Rp100jt Rp100jt Rp100jt Rp100jt
Mekanisme
transaicsi
Lelang VRT Lelang VRT Lelang VRT
dan/ atau FRT
Lelang (non
kompetitif)
Lelang VRT
clan/ atau
FRT
Setelmen s.d. T+ 1 s.d. T+1 s.d. T+1 T+ 0 T+ 2 s.d.T+1
Bank Kon-
vensional
T+2
Bank Kon-
vensional
Peserta
Bank Kon- Bank Konven- Bank Konven-
vensional sional sional
Bank Syari-
ah/UUS
Bank Kon-
vensional
Keterangan :
- VRT (Variable Rate Tender)
- FRT (Fixed Rate Tender)
- FX (foreign exchange)
- SBI (Sertifikat Bank Indonesia)
- SBIS (Sertifikat Bank Indonesia Syariah)
- SUN (Surat Utang Negara)
Penyediaan Standing Facilities (SF) merupakan bagian dari kegiatan Operasi Moneter yang berfungsi
untuk membentuk koridor suku bunga di PUAB 0/N. OPT dilakukan atas inisiatif Bank Indonesia, se-
mentara Standing Facilities dilakukan atas inisiatif bank. Standing Facility meliputi:
1. Penyediaan dana rupiah dari Bank Indonesia kepada Bank
(lending facility), yaitu fasilitas bagi bank
yang mengalami kesulitan likuiditas dengan cara merepokan SBI/SUN/SBN yang dimilikinya kepada
Bank Indonesia; dan
2. Penempatan dana rupiah oleh Bank di Bank Indonesia
(deposit facility), yaitu fasilitas bagi bank yang
memiliki kelebihan likuiditas dengan cara menempatkan dana yang dimilikinya kepada Bank Indone-
sia.
Standing .1
ja
melalui
Keteranga
Sebagainu
melalui m
Modul Treasury Level Basic
Modul Tr(
50
Instrumen dan
erangan
Penempatan Dana
FASBIS
Mengurangi likuiditas
Setiap hari kerja
Overnight
Rp1.000jt
Menambah likuiditas
Setiap hari kerja
Overnight
Menambah likuiditas
Setiap hari kerja
Overnight
Penyediaan Dana
Lending Facility I Repo SBIS/SBSN
et-I
Deposit Facility
Dampak likuiditas
. Frekuensi transaksi
Jangka waktu
Nominal pengajuan
Mengurangi likuiditas
Setiap hari kerja
Overnight
Rp 1 000jt
Bank
Bank
Bank
Bank
Suku bunga
BI Rate 200bps
BI Rate 200bps
1 unit surat berharga
BI Rate + 100bps
1 unit surat berharga
FRT
T +0
BI Rate + 100bps
Nominal kelipatan Rp100jt
Rp100jt
Setelmen
Peserta
ACI Indonesia (Forexindo)
rexindo)
ditas
tervensi
(Spot beli
"SD dan
/AP jual)
iambah
iditas
taktu-
:tu
uk
nsaksi
AP s.d 12
2
ilc Kon-
.sional
Standing Facility
memiliki jangka waktu 1 (satu) hari kerja dan dilaksanakan oleh
BI pada setiap hari ker-
ja melalui mekanisme non lelang.
Tabel 2.3-2
Instrumen Standing Facilities
Keterangan :
FASBIS (Fasilitas Simpanan Bank Indonesia Syariah)
Sebagaimana diatur dalam undang-undang Bank Indonesia, maka operasi moneter juga dapat dilakukan
melalui mekanisme syariah.
1
berfungsi:,
nesia, se-
.gi bank
a kepada
ank yang
:One
-
50
Modul Treasury Level Basic
51
LEN DIN G FACILITY
SOIS/SOSN REPO
pi
DEPOSIT FACILITY

FAS $
ACI Indonesia (Forexind6)
PEI:145i PASHA
TERB LOCA.
REPO
I N TERVE IN S. I "v54L45
AB SO RPSI
LIVUIDITAS
PEN ERBITAN 55 15
TEP:M EP 0 SIT
VERSE REPO
I N T 8RVEN S I "N ....ALAS
PEN EROITAN SBI
STAN DIN G
FACILITY
OPETIALSI
MON ETER
II$JEKSI LIKUIDITAS
ABSORPSi
LI IWIOITAS
c. GWM I
Bawah
memper
Pemenuhan
Ketiga
(DP1
GWM Prim(
Giro pada B
GWM
Sekur
SBI (Ser
SUN (Su
SBSN (S
Excess A
Primer cb
GWM LDR
Giro pada BI
Loan to Dep.
valuta asing,
tabungan, dat
LDR Target t
Bank Indones
Gambar 2.3- 1 Instrumen Operasi Pasar Terbuka
2.3.2 Giro Wajib Minimum
Pengendalian tekanan inflasi serta pengelolaan kondisi ekses likuiditas perbankan yang tinggi
persisten, merupakan hal yang sangat diperlukan agar tidak berdampak pada peningkatan ekspe
inflasi yang dapat berpengaruh pada stabilitas moneter.
Selain itu, stabilitas sektor keuangan perlu tents didukung oleh penguatan kondisi sektor perbankan dal
menghadapi berbagai risiko dan pengoptimalan fungsi intermediasi perbankan.
Salah satu pendekatan yang digunakan oleh Bank Indonesia untuk mendukung stabilitas moneter
sektor keuangan adalah melalui penerapan kewajiban memelihara giro wajib minimum (GWM).
Penerapan kebijakan giro wajib minimum perlu disesuaikan dari waktu ke waktu sesuai dengan
kondis
likuiditas perbankan serta dengan memperhatikan peran bank dalam pelaksanaan fungsi intermediasi
s
jalan dengan arah kebijakan Bank Indonesia dengan memperhatikan kondisi makroekonomi,
macrop
dential, dan microprudential.
Bank wajib memenuhi GWM dalam Rupiah dan GWM dalam valuta asing bagi Bank Devisa.
Pemenuhan GWM dalam rupiah terdiri dari:
a.
GWM Premier dalam rupiah sebesar 8% (delapan persen) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) da
l
rupiah;
b.
GWM Sekunder dalam rupiah sebesar 2,5% (dua koma lima persen) dan Dana Pihak Ketiga (DP
dalam rupiah;
Rasio Kewaji
aset tertimbar
umum.
KPMM Insen
Parameter Di;
bagi Bank yar
Parameter Dis
Bank yang in(
Bank Indones
dalam rupiah
a. Batas baw
b. Batas atas
KPMM In
. Parameter
Parameter


odul Treasur

Modul Treasury Level Basic

rexindo)

ACI Indonesia (Forexindo)


inggi dan
ekspektasi
kan dalam
(meter clan
an kondisi
nediasi se-
macropru
-
PK) dala
c.
GWM LDR
(Loan to deposit Ratio)
dalam rupiah sebesar perhitungan antara Parameter Disinsentif
Bawah atau Parameter Disinsentif Atas dengan selisih anata LDR Bank dan LDR Target dengan
memperhatikan selisih antara KPMM Bank dan KPMM Insentif.
Pemenuhan GWM dalam valuta asing oleh Bank Devisa sebesar 8% (delapan persen) dari Dana Pihak
Ketiga (DPK) dalam valuta asing.
GWM Primer adalah simpanan minimum yang wajib dipelihara oleh Bank dalam bentuk saldo Rekcning
Giro pada Bank Indonesia.
GWM Sekunder adalah cadangan minimum yang wajib dipelihara oleh Bank berupa:
SBI (Sertifikat Bank Indonesia);
SUN (Surat Utang Negara),
SBSN (Surat Berharga Syariah Negara), dan/atau
Excess Reserve. Excess Reserve adalah kelebihan saldo Rekening Giro Rupiah Bank dan GWM
Primer dan GWM LDR yang wajib dipelihara di RI.
GWM LDR adalah simpanan minimum yang wajib dipelihara oleh Bank dalam bentuk saldo Rekening
Giro pada BI yang dihitung berdasarkan selisih antara LDR yang dimiliki oleh Bank dengan LDR Target.
Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio kredit yang diberikan kepada pihak ketiga dalam rupiah dan
valuta asing, tidak termasuk kredit kepada Bank lain, terhadap dana pihak ketiga yang mencakup giro,
tabungan, dan deposito dalam rupiah dan valuta asing, tidak termasuk dana antar Bank.
LDR Target adalah kisaran rasio LDR yang dibatasi oleh batas bawah dan batas atas yang ditetapkan oleh
Bank Indonesia dalam rangka perhitungan GWM LDR.
Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) adalah rasio perbandingan antara modal dengan
aset tertimbang menurut risiko dalam ketentual BI mengenai kewajiban penyediaan modal minimum bank
umum.
KPMM Insentif adalah KPMM yang ditetapkan oleh BI dalam rangka perhitungan GWM LDR.
Parameter Disinsentif Bawah adalah parameter pengali yang digunakan dalam perhitungan GWM LDR
bagi Bank yang memiliki LDR kurang dan batas bawah LDR Target.
Parameter Disinsentif Atas adalah parameter pengali yang digunakan dalam perhitungan GWM LDR bagi
Bank yang memiliki LDR lebih dan batas atas LDR Target.
Bank Indonesia menetapkan besaran dan parameter yang digunakan dalam perhitungan GWM LDR
dalam rupiah sebagai berikut:
a. Batas bawah LDR Target sebesar 78% (tujuh puluh delapan persen).
b. Batas atas LDR Target sebesar 100% (seratus persen).
C. KPMM Insentif sebesar 14% (empat belas persen).
d.
Parameter Disinsentif Bawah sebesar 0,1 (nol koma satu).
e.
Parameter Disinsentif Atas sebesar 0,2 (nol koma dua).
Modal Treasury Level Basic

53
ACI Indonesia (Forexinq
Pemenuhan GWM LDR dalam rupiah dilakukan sebagai berikut:
a. Dalam hal LDR Bank berada dalam kisaran LDR Target maka GWM LDR Bank adalah sebesar 00
(nol persen) dari DPK dalam rupiah.
b. Dalam hal LDR Bank lebih kecil dari batas bawah LDR Target maka GWM LDR Bank merup4 a
hasil perkalian antara Parameter Disinsentif Bawah, selisih antara batas bawah LDR Target dan L
Bank, dan DPK dalam rupiah.
c. Dalam hal LDR Bank lebih besar dari batas atas LDR Target dan KPMM Bank lebih kecil da
KPMM Insentif maka GWM LDR Bank merupakan hasil perkalian antara Parameter Disinsent
Atas, selisih antara LDR Bank dan batas atas LDR Target, dan DPK dalam rupiah.
d. Dalam hal LDR Bank lebih besar dari batas atas LDR Target dan KPMM Bank sama atau lebih besar
dari KPMM Insentif, maka GWM LDR Bank adalah sebesar 0% (nol persen) dari DPK dalam rupiah'
DPK terdiri dari rata-rata harian total DPK dalam rupiah pada seluruh kantor Bank di Indonesia, meliputi
kewajiban dalam rupiah kepada pihak ketiga bukan bank, baik kepada penduduk maupun bukaa
penduduk, yang terdiri dari:
a. Giro;
b. Tabungan;
c. Simpanan berjangkedeposito; dan
d. Kewajiban-kewajiban lainnya.
DPK dalam valuta asing (valas) terdiri dari rata-rata harian total DPK dalam valas pada seluruh kan
Bank di Indonesia, meliputi kewajiban dalam valas kepada pihak ketiga termasuk Bank di Indonesia, ba
kepada penduduk maupun bukan penduduk, yang terdiri dari:
a. Giro;
b. Tabungan;
c. Simpanan berjangka/deposito; dan
d. Kewajiban-kewajiban lainnya.
Perhitungan Pemenuhan GWM Sekunder
Pemenuhan GWM Sekunder dalam rupiah dihitung dengan membandingkan jumlah SBI, SUN, SBS
,
dan/atau Excess Reserve milik Bank yang tercatat di Bank Indonesia setiap akhir hari dalam 1 (satu)
laporan terhadap rata-rata harian jumlah DPK dalam 1 (satu) masa laporan pada 2 (dua) masa lapo
sebelumnya.
Formula perhitungan GWM Sekunder dalam rupiah adalah sebagai berikut:
Jasa
Giro
Apabila
Ban1
giro setiap
. h
persen)
dan I
Sanksi
Bank Ya
membayr
(satu) hal
pelangga
Bank yar
membayr
saldo hal
harian Re
Contoh perhit
1. Dalam hr
hasil per!
Bank, dal
Bank A men
dengan tang
LDR Bank pf
puluh persen)
a Batas ba'
Target di
b. Paramete
LDR Bank lc
untuk masa 11
Parameter Di
= 0,1 x (78%
=0,1 x 28% :
= 2,8 x DPK
SBI + SUN + SBSN + Excess Reserve
x 100%
Rata-rata harian jumlah DPK Bank dalam 1(satu) masa
laporan pada 2 (dua) masa laporan sebelumnya
Pelaporan Dana Pihak Ketiga
Bank wajib menyampaikan laporan mengenai DPK dan pos-pos neraca mingguan, dalam rupiah d
valuta asing, secara berkala kepada Bank Indonesia.
Modul Treasury Level Basic
GWM dalam
bulan Novem
a GWM P:
trilliun e:
Indonesir
b. GWM Si
trilliun ti
Excess R
Modul Treasi
)rexindo)
ACI Indonesia (Forexindo)
:besar 0%
ierupakan
dan LDR
kecil dari
)isinsentif
thih besar
m rupiah.
meliputi
un bukan
Jasa Giro
Apabila Bank telah memenuhi seluruh kewajiban GWM dalam rupiah, Bank Indonesia memberikan jasa
giro setiap hari kerja dengan suku bunga 2,5% (dua koma lima persen) per tahun terhadap 3% (tiga
persen) dari DPK dalam Rupiah.
Sanksi
Bank yang melanggar kewajiban pemenuhan GWM dalam rupiah dikenakan sanksi kewajiban
membayar sebesar 125% (seratus dua puluh lima persen) dari rata-rata suku bungan jangka waktu 1
(satu) hari overnight dari JIBOR (Jakarta Inter-Bank Offer Rate)
dalam rupiah pada hari terjadinya
pelanggaran, terhadap kekurangan GWM dalam rupiah, untuk setiap hari kerja pelanggaran.
Bank yang melanggar kewajiban pemenuhan GWM dalam valuta asing dikenakan sanksi kewajiban
membayar sebesar 0,04% (nol koma nol empat persen) per hari kerja, yang dihitung dari selisih antara
saldo harian Rekening Giro Valas Bank pada Bank Indonesia yang wajib dipenuhi dengan saldo
harian Rekening Giro Valas Bank yang dicatat pada sistem akunting BI.
Contoh perhitungan GWM LDR dalam rupiah:
1. Dalam hal LDR Bank lebih kecil dari batas bawah LDR Target maka GWM LDR Bank merupakan
hasil perkalian antara Parameter Disinsentif Bawah, selisih antara batas bawah LDR Target dan LDR
Bank, dan DPK dalam rupiah.
Bank A memiliki rata-rata harian total DPK dalam rupiah dalam masa laporan sejak tanggal 8 sampai
rah kantor
dengan tanggal 15 November sebesar Rp 55.000.000.000.000,00 (lima puluh lima trilliun rupiah) dan
nesia, baik
LDR Bank posisi akhir masa laporan tanggal 8 sampai dengan tanggal 15 November sebesar 50% (lima
puluh persen).
a.
Batas bawah LDR Target ditetapkan sebesar 78% (tujuh puluh delapan persen) dan batas atas LDR
Target ditetapkan sebesar 100% (seratus persen).
b.
Parameter Disinsentif Bawah ditetapkan sebesar 0,1 (nol koma satu).
LDR Bank lebih kecil dari batas bawah LDR Target, sehingga GWM LDR dalam rupiah harian Bank
untuk masa laporan sejak tanggal 24 sampai dengan tanggal akhir bulan November adalah sebesar:
JN, SBSN,
(satu) masa
asa laporan
rupiah dan
Parameter Disinsentif Bawah x (Batas bawah LDR Target LDR Bank) x DPK dalam rupiah
= 0,1 x (78% - 50%) x
DPK dalam rupiah
= 0,1
x 28% x DPK dalam rupiah
= 2,8 x DPK dalam rupiah
GWM dalam rupiah harian Bank A untuk masa laporan sejak tanggal 24 sampai dengan tanggal akhir
bulan November yang wajib dipenuhi adalah sebesar:
GWM Primer sebesar 8% dari DPK dalam rupiah yaitu sebesar Rp4.400.000.000.000,00 (empat
trilliun empat ratus miliar rupiah), dipenuhi dalam bentuk saldo Rekening Giro Rupiah pada Bank
Indonesia.
GWM Sekunder sebesar 2,5% dari DPK dalam rupiah yaitu sebesar Rp1.375.000.000.000,00 (satu
trillion tiga ratus tujuh puluh lima miliar rupiah), dipenuhi dalam bentuk SBI, SUN, SBSN, dan/atau
Excess Reserve.
a.
b.
54
Modal
Treasury Level Basic
55
Modul Treas
ACI Indonesia (Forexind
c. GWM LDR sebesar 2,8% dari DPK dalam rupiah yaitu sebesar Rp1.540.000.000.000,00 (satu trilli
lima ratus empat puluh miliar rupiah), dipenuhi dalam bentuk saldo Rekening Giro Rupiah pada Ba
Indonesia.
Contoh perhitungan GWM LDR dalam rupiah:
2. Dalam hal LDR Bank lebih besar dari batas atas LDR Target dan KPMM Bank lebih kecil da
KPMM Insentif maka GWM LDR Bank merupakan hasil perkalian antara Parameter Disinsent
Atas, selisih antara LDR Bank dan batas atas LDR Target, dan DPK dalam rupiah.
Bank B memiliki rata-rata harian total DPK dalam rupiah dalam masa laporan sejak tanggal 8 samp
dengan tanggal 15 November sebesar Rp 55.000.000.000.000,00 (lima puluh lima trilliun rupiah)
LDR Bank posisi akhir masa laporan tanggal 8 sampai dengan tanggal 15 November sebesar 105
(seratus lima persen) dan KPMM Bank posisi akhir bulan Juni sebesar 12% (dua belas persen).
a.
Batas bawah LDR Target ditetapkan sebesar 78% (tujuh puluh delapan persen) dan batas atas LDR
Target ditetapkan sebesar 100% (seratus persen).
b.
Parameter Disinsentif Atas ditetapkan sebesar 0,2 (nol koma dua).
c. KPMM Insentif ditetapkan sebesar 14% (empat belas persen).
LDR Bank B lebih besar dari batas atas LDR Target dan KPMM Bank lebih kecil dari KPMM Insenti
sehingga GWM LDR dalam rupiah harian Bank untuk masa laporan sejak tanggal 24 sampai denga
tanggal akhir bulan November adalah sebesar:
Parameter Disinsentif Atas x (LDR Bank - Batas atas LDR Target) x DPK dalam rupiah
= 0,2 x (105% - 100%) x DPK dalam rupiah
= 0,2 x 5% x DPK dalam rupiah
= 1% x DPK dalam rupiah
GWM dalam rupiah harian Bank B untuk masa laporan sejak tanggal 24 sampai dengan tanggal akhi
bulan November yang wajib dipenuhi adalah sebesar:
a.
GWM Primer sebesar 8% dui DPK dalam rupiah yaitu sebesar Rp4.400.000.000.000,00 (empa
trilliun empat ratus miliar rupiah), dipenuhi dalam bentuk saldo Rekening Giro Rupiah pada B
Indonesia.
b.
GWM Sekunder sebesar 2,5% dari DPK dalam rupiah yaitu sebesar Rp1.375.000.000.000,00 (sa
trilliun tiga ratus tujuh puluh lima miliar rupiah), dipenuhi dalam bentuk SBI, SUN, SBSN, dan/ata
Excess Reserve.
c.
GWM LDR sebesar 1% dari DPK dalam rupiah yaitu sebesar Rp550.000.000.000,00 (lima ratus Jim
puluh miliar rupiah), dipenuhi dalam bentuk saldo Rekening Giro Rupiah pada Bank Indonesia.
Contoh perhitungan GWM LDR dalam rupiah:
3. Dalam hal LDR Bank lebih besar dari batas atas LDR Target dan KPMM Bank sama atau lebih besa
dari KPMM Insentif, maka GWM LDR Bank adalah sebesar 0% (nol persen) dari DPK dalam rupiah
Bank
C
dengan to
LDR Ban
(seratus di
a.
Batas
Target
b.
Param
c. KPMI%
LDR Banl
sehingga (
tanggal ak]
GWM dal;
bulan Nov,
GWM
trilliun
Indone
b. GWM
trilliun
Excess
c. GWM
2.4 At
Analisis Ps
Proyek
JIBOR
Suku bi
BI Rate
Modul Treasury Level Basic
@FORS. .1 T

ACI Indonesia (Forexindo)

Bank C memiliki rata-rata harian total DPK dalam rupiah dalam masa laporan sejak tanggal 8 sampai
dengan tanggal 15 November sebesar Rp 55.000.000.000.000,00 (lima puluh lima trilliun rupiah) dan
LDR Bank posisi akhir masa laporan tanggal 8 sampai dengan tanggal 15 November sebesar 125%
(seratus dua puluh lima persen) dan KPMM Bank posisi akhir bulan Juni sebesar 20% (dua puluh persen).
a.
Batas bawah LDR Target ditetapkan sebesar 78% (tujuh puluh delapan persen) dan batas atas LDR
Target ditetapkan sebesar 100% (seratus persen).
b.
Parameter Disinsentif Atas ditetapkan sebesar 0,2 (nol koma dua).
c.
KPMM Insentif ditetapkan sebesar 14% (empat betas persen).
LDR Bank lebih besar dari batas atas LDR Target dan KPMM Bank lebih besar dari KPMM Insentif,
8 sampai
sehingga GWM LDR dalam rupiah harian Bank untuk masa laporan sejak tanggal 24 sampai dengan
nah) dan
tanggal akhir bulan November adalah sebesar 0% (nol persen) dari DPK dalam rupiah:
ar 105% GWM dalam rupiah harian Bank C untuk masa laporan sejak tanggal 24 sampai dengan tanggal akhir
bulan November yang wajib dipenuhi adalah sebesar:
alas LDR
a. GWM Primer sebesar 8% dari DPK dalam rupiah yaitu sebesar Rp4.400.000.000.000,00 (empat
trilliun empat ratus miliar rupiah), dipenuhi dalam bentuk saldo Rekening Giro Rupiah pada Bank
Indonesia.
b. GWM Sekunder sebesar 2,5% dari DPK dalam rupiah yaitu sebesar Rp1.375.000.000.000,00 (satu
trilliun tiga ratus tujuh puluh lima miliar rupiah), dipenuhi dalam bentuk SBI, SUN, SBSN, dan/atau
1 Insentif, Excess Reserve.
ai dengan
c. GWM LDR sebesar 0% dari DPK dalam rupiah yaitu sebesar Rp0,00 (nol rupiah).
2.4 Analisis Pasar
Analisis Pasar:
- Proyeksi Likuiditas Harian
- JIBOR (Jakarta InterBank Offer Rate)
-
Suku bunga Pasar Uang Antar Bank (PUAB)
- BI Rate
ggal akhir
00 (empat
Dada Bank
)0,00 (satu
dan/atau
ratus lima
3sia.
lebih besar
am rupiah.
Modul Treasury Level Basic

57
rexindo)
u trilliun
Lda Bank
:ecil dari
isinsentif
Ba
pai
F i)
4 M(
Pei
koi
Kr
6

kol
Sebagai
akukan
kontribu.
2.5
2.5.1
Penyele4
Pada tar
kliring,
menerbil
promes t
Pada tan
bunga se
A.Total Likuiditas Tersedia (Net)
diantaranya :
-
Instrumen OPT Jatuh Waktu Konvensional
-
Instrumen OPT Jatuh Waktu Syariah
B. Excess Reserve (akhir hari)
-Perbankan Konvensional
-Perbankan Syariah
95,093
81,499
7,086
1,788
324
86,270
82,196
6,538
1,500
500
85,208
82,196
6,538
1,500
500
ACI Indonesia (Forexindo
2.4.1 Proyeksi Likuiditas Harian
Tabel 2.4-1 Contoh Proyeksi Likuiditas Harian
Bank In.
bunga a
ketentua
Hari Sebelumnya
16 Jul-12
dlm miliar Rp
Hari ini (17 Jul-12)
08.30 WIB 14.00 WIB
1
Ba
p a i
2.4.2
Jakarta Interbank Offered Rate
(JIBOR)
Jakarta Interbank Offered Rate
(JIBOR) adalah suku bunga indikasi penawaran dalam transaksi PUAB di
Indonesia. Yang dimaksud dengan suku bunga indikasi penawaran adalah suku bunga pada transaksi
unsecured loan antar bank, yang mencerminkan:

Suku bunga pinjaman yang ditawarkan suatu bank kepada bank lain sekaligus

Suku bunga pinjaman yang bersedia diterima suatu bank dan bank lain
JIBOR terdiri atas 2 mata uang yakni IDR dan USD, dengan masing-masing terdiri dan 6 tenor yakni 1
hari, 1 minggu, 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan.
JIBOR diharapkan dapat menjadi suku bunga acuan yang kredibel dan digunakan pada banyak transaks
keuangan di Indonesia, sehingga mendorong pendalaman pasar keuangan domestik karena akan:
a)
mendorong pengembangan PUAB terutama untuk transaksi dengan tenor diatas 1 bulan yang saa
ini transaksinya sangat kecil dan tidak memiliki benchmark suku bunga;
b)
mendorong pelaku pasar untuk menciptakan instrumen pasar uang lain yang berbasis s
bunga;
c)
menciptakan benchmark suku bunga bagi transaksi derivatif dan transaksi yang berbasis floatin
rates;
d)
membantu bank dalam menentukan suku bunga pinjaman dan deposito bagi nasabah prima;
e)
membantu pembentukan benchmark untuk pasar obligasi.
58
Modul T
Modul Treasury Level Basic
Setelah Penyempurnaan
07.00-10.30 WIB
10.30- 11.00 WIB
11.00 WIB
Nilai rata-rata setelah mengeluarkan 1 data
tertinggi dan 1 data terendah dari seluruh
kuotasi yang masuk
Setahun sekali (dapat lebih apabila ada kondisi
khusus yang menyebablcan perubahan signifikan
terhadap kontributor JIBOR)
Keaktifan transaksi di PUAB
ACI Indonesia (Forexindo) rexindo)
Bank Indonesia terns melakukan upaya penyempurnaan dalam rangka menjadikan JIBOR sebagai suku
bunga acuan yang kredibel di pasar uang. Pada tanggal 7 Februari 2011, dilakukan penyempurnaan
ketentuan seperti pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.4-2 Perbandingan Ketentuan JIBOR antara Sebelum clan Sesudah Penyempurnaan
No Penyempumaan
Batas waktu penyam-
1
paian laporan
Batas waktu
penyam-
2
paian koreksi
Fixing time
Sthelum Penyempumaan
07.00-17.00 WIB
07.00-17.00 WIB
Bergerak selama batas waktu
penyampaian laporan dan koreksi
Metode perhitungan
Nilai rata-rata dari seluruh
kuotasi yang masuk
Periode evaluz
kontributor
si Tidak ada evaluasi sejak pemben-
tukan awal di tahun 1993
Kriteria pellet"
kontributor
Belum diatur secara spesifik
lip
).)
1.00 WIB
85,208
82,196
6,538
1,500
500
si PUAB
di
la transaksi Sebagai upaya meningkatkan kualitas JIBOR, monitoring secara harian oleh Bank Indonesia terns dil-
akukan guna memastikan bahwa kuotasi data suku bunga penawaran yang disampaikan oleh bank
kontributor JIBOR mencerminkan kondisi pasar.
,nor yakni
1
rak transaksk
.an:
Lan yang sail
:.rbasis sulQ;
basis floatin
1 prima;
2.5 Proses Transaksi
2.5.1 Pasar
Uang Antar Bank Tenempatan Antar Bank'
Penyelesaian
Pada tanggal valuta, bank yang memberi pinjaman diminta untuk menyerahkan dana melalui sistem
kliring, untuk keuntungan dari bank yang peminjam, sedangkan borrowing bank diminta untuk
menerbitkan nota promes untuk keuntungan lending bank dan mengirim suatu tembusan dari nota
promes tersebut kepada Bank Indonesia.
Pada tanggal jatuh tempo, peminjam akan membayar kembali jumlah pokok (prinsipal) ditambah dengan
bunga sebagai suatu bentuk penyelesaian.
Modul Treasury
Level Basic

59
ACI Indonesia (Forexindo)
2.5.2 Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
Metode Transaksi Lelang SBI:
a. Penerbitan SBI dilakukan dengan mekanisme lelang melalui BI-SSSS.
b. Mekanisme lelang SBI dilakukan dengan metode:
1) Harga tetap (fixed rate tender)
Tingkat diskonto lelang SBI ditetapkan oleh BI; atau
2) Harga beragam (variable rate tender)
Tingkat diskonto lelang SBI diajukan oleh Peserta OPT dan BI menetapkan tingkat diskonto

Ru
tertinggi yang dapat diterima atau Stop Out Rate (SOR).
Pengumuman dan Pelaksanaan Lelang SBI

Nil
a.
Lelang SBI dilakukan pada hari Rabu dan/atau pada hari kerja lain yang ditetapkan Bank Indonesia.
b. Window time lelang SBI dan pukul 12.00 WIB sampai dengan pukul 14.00 WIB, atau waktu lain

Col
yang ditetapkan.

Bat
c.
Bank Indonesia mengumumkan rencana lelang SBI dan perubahannya paling lambat pada 1 (satu)

.04
hari kerja sebelurn pelaksanaan lelang SBI melalui BI-SSSS, Sistem-LHBU dan/atau sarana lainnya.

Ma
d. Pengumumkan rencana lelang SBI memuat antara lain:

N(
1) Tanggal lelang;

St
2) Jangka waktu SBI;

Pe
3) Metode lelang;
4) Target indikatif (apabila lelang dilakukan dengan metode variable rate tender);

Nils
5) Tingkat diskonto SBI (apabila lelang dilakukan dengan metode fixed rate tender);
6) Window time; dan
7) Waktu dan tanggal setelmen.

Nih
Pengajuan Penawaran Lelang SBI
a. Peserta OPT dapat mengajukan penawaran lelang SBI secara langsung dan/atau melalui Lembaga

Nih
Perantara (money broker) kepada Bank Indonesia melalui BI-SSSS dalam window time yang
ditetapkan.

Jadi
b. Pengajuan penawaran lelang SBI meliputi:
1) Penawaran kuantitas, untuk lelang dengan metode fixed rate tender; atau
2) Penawaran kuantitas dan tingkat diskonto, untuk lelang dengan metode
variable rate tender,
pengajuan setiap penawaran tingkat diskonto dilakukan dengan kelipatan sebesar 0,01% (satu per
sepuluh ribu);
Untuk masing-masing jangka waktu SBI yang akan diterbitkan.
c. Pengajuan setiap penawaran kuantitas paling kurang 1.000 (seribu) unit atau sebesar
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan selebihnya dengan kelipatan 100 (seratus) unit atau
sebesar Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
Mck
Modul Treasury Level Basic
60
Pe.
Pe
ACI Indonesia (Forexindo)
Kindo)
.skonto
Pembatasan Transaksi SBI selama 6 (enam) Bulan Sejak Kepemilikan SBI (Minimum Six Month Holding
Period)
Dalam jangka waktu 6 (enam) bulan yaitu 182 (seratus delapan puluh dua) hari kalender sejak tanggal
setelmen pembelian, pemilik SBI dilarang mentransaksikan SBI yang dimiliki dengan pihak lain
kecuali transaksi SBI oleh peserta OPT dengan Bank Indonesia.
Transaksi SIN yang dilarang termasuk transaksi repo, transaksi outright, hibah dan pengagunan.
Transaksi repo sell and buy back SBI tidak dapat dilakukan dengan jangka waktu kurang dari 6 bulan
atau 182 hari kalender.
Rumus yang digunakan untuk menghitung SBI berdasarkan diskonto murni (true discount):
Nilai Nominal x 360
Nilai Tunai =
iesia.

Liu lain Contoh:


Bank A mengajukan penawaran SBI sebesar Rp. 10.000.000.0000 dengan bunga 4.5% per tahun dengan

(satu)
anglca j
waktu 273 hari.
mnya.
Marilah kita menyusun menghitung dengan menggunakan rumus di atas:
Nominal
= 10.000.000.000
Suku Bunga
= 4,5%
Periode Waktu
= 273 hari
Nilai Nominal x 360
Nilai Tunai =
360 + (Tingkat Diskonto x Jangka Waktu)
Rp10.000.000.000 x 360
Nilai Tunai =
360 + (4,5% x 273)
,embaga
ne
yang
Nilai Tunai = Rp 9.670.010.879
Jadi, Nilai Tunai atau jumlah yang Bank A harus bayar adalah sejumlah Rp 9.670.010.879
tender,
(satu per
sebesar
unit atau
60 Modul Treasury
Level Basic

61
360 + (Tingkat Diskonto x Jangka Waktu)
ACI Indonesia (Forexindo)
Tabel 2.5-1 Contoh Pengumuman Hasil Lelang SBI dan SBIS
PENGUMUMAN
HASIL LELANG SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI)
DAN SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH (SBIS)
Tanggal 12 Juli 2012
Pemenang lelang SBI dan SBIS ditetapkan sbb:
Tanggal Lelang
12 Juli 2012
Piranti
SBI SBIS
Jangka Waktu
9 bulan (273 hari) 9 bulan (272 hari)
Tanggal Setelmen
12 Juli 2012 12 Juli 2012
Tanggal Jatuh Waktu
11 April 2013 10 April 2013
Target Indikatif (miliar)
Rp9.000,00
Rp300,00
Nominal Penawaran (miliar) Rp8.308,00 Rp132,00
Kisaran Bid Rate
4,25%-5,00% -
Frekuensi Penawaran
86 5
Nominal Pemenang (miliar) Rp6.285,00 Rp132,00
Stop Out Rate (SOR) SBI 4,50% (full amount) -
Diskonto rrt SBI 4,45727% -
Tingkat Imbalan SBIS - 4, 45727%
Keterangan:
Tenor dalam jumlah hari
Target Indikatif Keseluruhan, Junilah Penawaran yang Masuk, Jumlah Penawaran yang Diserap da-
lam Rp.Miliar

Kisaran Bid Rate, SOR, RRT SBI Hasil Lelang, Tingkat Imbalan SBIS dalam % (persen)
Frekuensi Penawaran Lelang dalam unit transaksi
2.5.3 Deposit Facility
Pengajuan Transaksi
a.
Bank mengajukan transaksi deposit facility kepada Bank Indonesia melalui BI-SSSS dalam
window
time yang ditetapkan dengan menyebutkan nilai nominal transaksi.
b.
Nilai nominal setiap pengajuan transaksi deposit facility
paling kurang sebesar Rp1.000.000.000,00
(satu miliar rupiah) dan selebihnya dengan kelipatan Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
Modul Treasury Level Basic
ACI Indonesia (Forexindo)
Pengumuman Hasil Transaksi
Setelah window time ditutup, Bank Indonesia mengumumkan hasil transaksi
deposit facility secara indi-
vidual kepada Bank melalui BI-SSSS antara lain berupa nilai tunai dan nilai diskonto.
Setelmen Transaksi
Bank Indonesia melakukan setelmen deposit facility
pada tanggal transaksi
(same day settlement) melalui
sistem BI-RTGS dengan mendebet Rekening Giro Bank yang bersangkutan. Pada jatuh waktu
deposit
facility,
Bank Indonesia melakukan pelunasan secara otomatis dengan mengkredit Rekening Giro.
2.5.4 Lending Facility
Pengajuan Transaksi
Bank mengajukan transaksi lending facility kepada Bank Indonesia melalui BI-SSSS dalam
window time
yang ditetapkan dengan menyebutkan nilai nominal, seri dan jenis surat berharga yang direpokan.
Setelmen Transaksi
a. Setelmen first leg
Bank Indonesia melakukan setelmen first leg pada tanggal transaksi
(same day settlement) melalui
sistem BI-RTGS dan BI-SSSS dengan mekanisme
Delivery Versus Payment (DVP) secara transaksi
per transaksi (gross to gross) sebagai berikut:
i.
Setelment Surat Berharga, dengan mendebet Rekening Surat Berharga sebesar nilai nominal Surat
Berharga yang direpokan atau direverse repokan.
ii.
Setelmen Dana, dengan mengkredit Rekening Giro sebesar nilai setelmen first leg dihitung:
1) SBI, SPN, ZCB (Zero Coupon Bond) dan SBSN tanpa kupon
Nilai Nominal Surat
setelmen = Berharga yang x
first leg direpokan
2) Obligasi Negara termasuk ORI
Nilai Nominal Surat
setelmen = Berharga yang
first leg direpokan

[
Harga Surat
Berharga

- Haircut

Accrued
Interest


3) SBSN
Nilai Nominal Surat
[Harga Surat
setelmen = Berharga yang x
first leg direpokan
Berharga
....

- Haircut]
Accrued
Imbalan

[
Harga Surat
Bcrharga
- Haircut]
63 Modul Treasury Level Basic
ACI Indonesia (Forexindo)
Keterangan:
Harga Surat Berharga
Haircut
Accrued Interest dan
Accrued Imbalan
: Harga Surat Berharga diumumkan pada BI-SSSS pada tanggal
transaksi lending facility, transaksi repo dan transaksi reverse repo.
: Haricut diumumkan pada BI-SSSS pada transaksi lending facility,
transaksi repo dan transaksi reverse repo.
: flak atas kupon/imbalan Surat Berharga yang dihitung sejak 1
(satu) hari sesudah tanggal pembayaran kupon/imbalan terakhir
sampai dengan tanggal setelmen first leg.
2
b. Setelmen second leg
Pada tanggal jatuh waktu lending facility (second leg), secara otomatis setelmen second leg dilakukan
melalui sistem BI-RTGS dan BI-SSSS dengan mekanisme DVP secara transaksi per transaksi (gross
to gross) sebagai berikut:
i. Setelmen Dana, dengan mendebet Rekening Giro sebesar nilai setelmen second leg, yang dihitung
sebagai berikut:
Nilai Nilai Bunga
setelmen = setelmen + Repo
Second leg first leg Lending Facility
Nilai Nilai
setelmen = setelmen x
Repo x Jangka waktu

Second leg first leg

rate 360
Jangka waktu : Jangka waktu lending facility atau transaksi repo atau transaksi reverse
repo.
ii. Setelmen Surat Berharga, dengan mengkredit Rekening Surat Berharga sebesar nilai nominal Surat
Berharga yang direpokan.
2.6 Manajemen Posisi
2.6.1
counterparty Limit
Limit yang diberikan oleh Bank atas dasar risiko kredit terhadap Bank lain (counterparty).
Besarnya
counterparty
limit dihitung berdasarkan performance dan berbagai indikator lainnya. Unit yang menetap-
kan counterparty limit bukan unit Treasury.
Aktivitas transaksi Pasar Uang Antar Bank (PUAB) dimana Bank menempatkan dana ke counterparty,
dealer hams memastikan bahwa counterparty tersebut telah memiliki limit.
Keterangan:
Modul Treasury Level Basic 64
""="9/ffSISfIZzess-
ACI Indonesia (Forexindo)
2.6.2 Dealer Limit
Dalam menetapkan limit dealer tersebut, Bank mempertimbangkan pengalaman dan kemampuan dealer
dalam mengambil keputusan.
65
Modul Treasury Level Basic

Anda mungkin juga menyukai