EKONOMI REGIONAL
"KETIMPANGAN WILAYAH DI PROV. SULTRA & SEKTOR
UNGGULAN DI KAB. MUNA"
Oleh :
M A R W A N
G2FI 13 011
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2014
1. Bagaimana ketimpangan antar wilayah Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Tenggara?
Jawab :
Untuk mengetahui ketimpangan antar wilayah Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi
Tenggara digunakan teknik analisa ketimpangan wilayah dengan menggunakan Indeks
Williamson :
VW = Indeks ketimpangan Williamson
Yj = PDRB per kapita Kabupaten/Kota j
Yr = PDRB per kapita Provinsi Sulawesi Tenggara
Pj = Jumlah penduduk Kabupaten/Kota j di Prov. Sulawesi Tenggara
P = Jumlah penduduk di Prov. Sulawesi Tenggara
Indeks ketimpangan Williamson (VW) yang diperoleh terletak antara 0 (nol) sampai 1
(satu). Jika VW mendekati 0 maka ketimpangan distribusi pendapatan antar
Kabupaten/Kota di Prov. Sulawesi Tenggara adalah rendah atau pertumbuhan ekonomi
antara daerah merata. Jika VW mendekati 1 maka ketimpangan distribusi pendapatan
antara Kabupaten/Kota di Prov. Sulawesi Tenggara adalah tinggi atau pertumbuhan
ekonomi antar daerah tidak merata.
Tabel 1. PDRB dan Jumlah Penduduk Prov. Sulawesi Tenggara dan PDRB dan Jumlah Penduduk
8 Kabupaten/Kota
Tabel 1. Lanjutan
Sumber : BPS Sultra
Dari data tersebut dilakukan analisis dengan menggunakan indeks ketimpangan Williamson yang menghasilkan indeks ketimpangan masing-masing
Kabupaten/Kota seperti digambarkan pada tabel 2.
Tabel 2. Indeks ketimpangan Williamson masing-masing Kabupaten Kota
Tabel 3. Indeks Williamson Provinsi Sulawesi Tenggara
TAHUN INDEKS WILLIAMSON
2007 0,127
2008 0,122
2009 0,119
2010 0,154
2011 0,155
2012 0,157
2013 0,160
Rata - Rata 0,142
Angka indeks ketimpangan Williamson yang semakin kecil atau mendekati nol
menunjukkan ketimpangan yang semakin kecil atau makin merata, sebaliknya bila angka
yang ada semakin mendekati satu berarti terjadi ketimpangan yang semakin besar.
Gambar 1. Grafik Indeks Williamson Prov. Sultra 2007-20013
Tabel 3 menunjukkan angka indeks ketimpangan Williamson antar wilayah
Kabupaten/Kota di Prov. Sulawesi Tenggara periode 2007-2013. Data tersebut
menunjukkan adanya peningkatan ketimpangan distribusi pendapatan antara
Kabupaten/Kota di Prov. Sulawesi Tenggara walaupun tidak segnifikan. Secara umum data
tersebut menggambarkan ketimpangan distribusi pendapatan antar Kabupaten/Kota di
Prov. Sulawesi Tenggara adalah rendah atau pertumbuhan ekonomi antara
Kabupaten/Kota merata.
-
0.0200
0.0400
0.0600
0.0800
0.1000
0.1200
0.1400
0.1600
0.1800
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
I
n
d
e
k
s
W
i
l
l
i
a
m
s
o
n
Tahun Pengamatan
Untuk mengukur ketimpangan antar wilayah selain menggunakan indeks Williamson juga
dapat menggunakan alat analisis indeks entropi Theil. Rumus indeks entropi Theil adalah
sebagai berikut :
dimana :
l = Banyaknya lapangan kerja atau jumlah nilai tambah sektor l
e = Banyaknya lapangan kerja atau jumlah nilai tambah di wilayah Kab. Muna
L = Banyaknya lapangan kerja atau jumlah nilai tambah sektor l Prov. Sultra
E = Banyaknya lapangan kerja atau jumlah nilai tambah di Prov. Sultra
Indikator sektor basis :
- Jika LQ 1, maka sektor tersebut adalah sektor basis
- Jika LQ < 1, maka sektor tersebut adalah sektor non basis
Tabel 1. PDRB Kab. Muna Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008-2012
Tabel 2. Distribusi Sektoral PDRB Sulawesi Tenggara tahun 2012
No. Lapangan Usaha Persentase 2012
1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 29,18 2.943.387
2 Pertambangan dan Penggalian 6,98 704.073
3 Industri Pengolahan 5,68 572.942
4 Listrik, Gas dan Air bersih 1,09 109.948
5 Konstruksi/Bangunan 9,58 966.335
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 20,23 2.040.600
7 Pengangkutan dan Komunikasi 8,98 905.813
8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 6,46 651.620
9 Jasa - jasa 11,82 1.192.283
JUMLAH 100,00 10.087.000
Dengan menggunakan model analisi LQ diperoleh :
No. Lapangan Usaha Nilai LQ
1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 1,08 +
2 Pertambangan dan Penggalian 0,37 -
3 Industri Pengolahan 1,08 +
4 Listrik, Gas dan Air bersih 0,37 -
5 Konstruksi/Bangunan 0,86 -
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 1,15 +
7 Pengangkutan dan Komunikasi 0,42 -
8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 0,93 -
9 Jasa - jasa 1,52 +
Berdasarkan hasil analisis LQ diketahui bahwa di Kabupaten Muna nilai LQ > 1 adalah
sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan; sektor industri pengolahan;
sektor perdagangan, hotel dan restoran; dan sektor Jasa merupakan subsektor unggulan
atau sektor basis di Kabupaten Muna dan potensial untuk dikembangkan sebagai
pengggerak roda perekonomian di Kabupaten Muna.