Anda di halaman 1dari 15

Sifat Fisik Fluida Reservoir

SIFAT FISIK FLUIDA RESERVOIR


Kelakuan sifat-sifat fisik fluida reservoir diperlukan untuk evaluasi kinerja
reservoir. Sifat fisik fluida reservoir minyak dapat diperoleh dari pengolahan data
hasil percobaan di laboratorium, atau apabila data tersebut tida k tersedia, dapat
dilakukan penentuannya dengan metoda korelasi. Sifat -sifat fisik fluida reservoir
minyak yang dimaksud antara lain :
TEKANAN GELEMBUNG/TEKANAN SATURASI (p
b
)
Tekanan gelembung didefinisikan sebagai tekanan di mana saat pertama
kali terjadi gelembung gas ke luar dari fasa minyak. Penentuan tekanan
gelembung dapat dilakukan dengan berbagai cara. Beberapa contoh metode
yang digunakan antara lain :
a. Percobaan di laboratorium dengan menggunakan sampel dari lapangan
dengan menggunakan metode Flas h Liberation (gambar 1) atau
Differential Liberation (gambar 2). Prinsip dari kedua metode diatas adalah
dengan mengukur tekanan pada saat fluida mengeluarkan gelembung
pertama kali pada saat tekanannya diturunkan.
b. Dengan menggunakan korelasi, misalnya ko relasi Standing yang
mempunyai persamaan:
, , 4 . 1 Y 2 . 18
b
p =
dimana,
, , API 0.0125 - T 0.00091
0.83
10 x
g
s
R
Y
|
|
|

'

=
Sifat Fisik Fluida Reservoir
KELARUTAN GAS DALAM MINYAK (R
so
)
Kelarutan gas dalam minyak didefinisikan sebagai jumlah gas yang terlarut
(SCF) di dalam minyak (STB) pada kondisi teka nan dan temperatur tertentu.
Gambar 3 menunjukkan kelakuan R
so
terhadap tekanan pada saat tekanan
gelembung, harga R
so
mencapai maksimum karena jumlah gas yang terlarut
pada saat tersebut belum ada gas yang ke luar dari minyak atau pada saat
jumlah gas terbanyak berada di dalam minyak. Secara matematis R
so
dapat
dituliskan sbb :
dar, STB tan ndisi s ki pada ko tan asuk yak yang m min Vol.
dar, SCF tan s a kondisi ksikan pad ng diprodu Vol gas ya
so
R =
Penentuan kelarutan gas dalam minyak (R
so
) dapat dilakukan dengan
berbagai cara. Beberapa contoh metode yang digunakan adalah :
a Percobaan yang dilakukan di l aboratorium dengan menggunakan metode
Flash Liberation dan Differential Liberation yang digabung dengan metode
separator test. Persamaan yang dihasilkan adalah :
- Untuk p > p
b
:
R
so
= R
SSb
- Untuk p < p
b
, ,
oDb
oSb
SD b sD SSb so
B
B
R R R R =
dimana :
, , stb / scf
tanki minyakdi Volume
tanki di gas Volume + separator di gas Volume
sSb
R =
) stb / scf (
V
percobaan selama dilepaskan yang gas volume total Jumlah
R
OR
SDb
=
) stb / scf (
V
dimaksud ang y
tekanan sampai dilepaskan yang gas volume Jumlah R
R
OR
SDb
SD

=
Sifat Fisik Fluida Reservoir
b. Dengan menggunakan korelasi, misalnya korelasi Standing yang
mempunyai persamaan :
, , T 00091 . 0 API 0125 . 0 X
10 x 4 . 1
2 . 18
b
p
R
2048 . 1
X
g s
=
+ =

|
|

'

0
0
Reservoir pressure, psig
Pb
S
o
l
u
t
i
o
n

g
a
s
-
o
i
l

r
a
t
i
o
,

R
s
,

s
c
f
/
S
T
B
Gambar 3
Kelarutan Gas dalam Minyak sebagai Fungsi Tekanan
) stb / bbl (
tanki di ditemukan yang minyak Volume
r keseparato menuju
cell dari an terkeluark yang minyak Volume
B
OSb
=
) stb / bbl (
tanki di ditemukan yang minyak Volume
percobaan selama dilepaskan yang cell dari yang minyak Volume
B
ODb
=
Sifat Fisik Fluida Reservoir
FAKTOR VOLUME FORMASI MINYAK (B
o
)
Faktor volume formasi minyak di definis ikan sebagai volume minyak pada
kondisi reservoar (res. bbl) dibagi dengan volumenya pada kondisi standar
(STB). Gambar 4 menunjukkan kelakuan B
o
terhadap tekanan. Pada saat
tekanan lebih besar dari p
b
, Penurunan tekanan dari tekanan awal menyebabkan
berkembangnya volume minyak di reservoar sehingga harga B
o
membesar.
Setelah melewati harga p
b
, penurunan tekanan lebih lanjut menyebabkan gas ke
luar dari minyak yang secara kuantitatif lebih besar dari pengembangan minyak
akibat penurunan tekanan tersebut sehingga didapatkan volume minyak di
reservoir mengecil dan harga B
o
mengecil. Secara matematis, B
o
dapat
dituliskan sbb :
dar, STB tan ndisi s ki pada ko tan asuk yak yang m min Vol.
r, bbl i reservoa ada kondis terlarut p yak + gas min Vol.
B
o
=
Penentuan faktor volume formasi minyak (B
o
) dapat dilakukan dengan
berbagai cara. Beberapa contoh metode yang di gunakan adalah :
a. Percobaan di laboratorium dengan menggunakan metode flash liberation
dan differential liberation. Persamaan yang dihasilkan adalah :
- Untuk p > p
b
:
STB
BBL
B x
V
V
B
oSb
FL
b
t
o
|
|

'

=
dimana subskrip FL artinya yang dihasilkan Flash Liberation.
- Untuk p < p
b
|
|

'

=
oDb
oSb
oD o
B
B
B B
di mana B
oD
& B
oDb
dihasilkan dari differential liberation.
b. Dengan menggunakan korelasi misalnya korelasi Standing yang mempunyai
persamaan :
Sifat Fisik Fluida Reservoir
175 . 1
5 . 0
o
g
so
4
o
T 25 . 1 R 10 x 47 . 1 972 . 0 B

+
|
|

'

+ =

FAKTOR VOLUME FORMASI GAS (B
g
)
Faktor volume formasi gas didefinisikan sebagai volume gas pada kondisi
reservoar (res. bbl) dibagi dengan pada kondisi standar (SCF). Gambar 5
menunjukkan tipe kinerja B
g
terhadap tekanan.
Penentuan faktor volume formasi gas (B
g
) dapat dilakukan dengan berbagai
cara. Beberapa contoh metode yang digunakan adalah :
a. Percobaan di laboratorium dengan menggunakan metode flash liberation dan
differential liberation. Persamaan yang dihasilkan adalah :
0
1,0
Reservoir pressure, psig
Pb
O
i
l

f
o
r
m
a
t
i
o
n

v
o
l
u
m
e

f
a
c
t
o
r
,

B
o
,

r
e
s

b
b
l
/
S
T
B
Gambar 4
Faktor Volume Formasi Minyak sebagai Fungsi Tekanan
1,8
Sifat Fisik Fluida Reservoir
SCF / bbl
p
zT
0.00502 = B
dan ;
T p
,
V
T p
,
V
z
g
res sc
sc g
s res
res g
=
a Dengan menggunakan korelasi misalnya korelasi Ab u Kassem yang
mempunyai persamaan :
SCF
BBL res
p
zT
00502 . 0 B
g
=
dimana,
, ,
, , , ,
, , , , , ,
2
pr 11
3
pr
2
pr
2
pr 11 10
2
pr
2
pr 8 pr 7 9
2
pr
2
pr 8 pr 7 6
pr
5
pr 5
4
pr 4
3
pr 3 pr 2 1
A - EXP T A 1 A +
T A + T A A - T A + T A + A +
T A + T A + T A + T A + A 1 z
p p p + p
p
p + =
dengan konstanta :
A
1
= 0.3265 A
2
= - 1.07 A
11
= 0.7210
A
3
= - 0.5339 A
4
= 0.01569
A
5
= - 0.05165 A
6
= 0.5475
A
7
= - 0.7361 A
8
= 0.1844
A
9
= 0.1056 A
10
= 0.6134
Sifat Fisik Fluida Reservoir
FAKTOR VOLUME FORMASI TOTAL (B
t
)
Faktor volume formasi total adalah sifat turunan dari sifat -sifat yang telah
dibahas di depan. Gambar 6a menunjukkan konsep faktor volume formasi total
yang didefinisikan sebagai B
t
= B
o
+ B
g
(R
sob
- R
so
), Di mana R
sob
adalah R
s
pada
p
b
. Sedangkan Gambar 6b menunjukkan perbandingan antara B
o
dan B
t
.
Penentuan faktor volume formasi total (B
t
) dapat dilakukan dengan berbagai
cara. Beberapa contoh metode yang digunakan adalah :
a. Percobaan di laboratorium dengan mengg unakan metode flash liberation dan
differential liberation. Persamaan yang dihasilkan adalah :
oDb
oSb
tD t
B
B
x B B =
b. Dengan menggunakan korelasi misalnya korelasi Havlena Odeh yang
mempunyai persamaan : , ,
S Sb g o t
R R B B B + =
0
1,0
Reservoir pressure
G
a
s

f
o
r
m
a
t
i
o
n

v
o
l
u
m
e

f
a
c
t
o
r
,

B
g
Gambar 5
Faktor Volume Formasi Gas sebagai Fungsi Tekanan
Sifat Fisik Fluida Reservoir
Pb
Bo
g
Bo
Bg (Rsg
Rs)
Oil
Oil
Hg
Hg
Gas
Gambar 6a
Faktor Volume Formasi Gas sebagai Fungsi
Tekanan
0
1.0
Reservoir pressure, psig
T
o
t
a
l

f
o
r
m
a
t
i
o
n

v
o
l
u
m
e

f
a
c
t
o
r
,

B
t
,

r
e
s
e
r
v
o
a
r

b
b
l
/
S
T
B
Gambar 6b
Faktor Volume Formasi Total sebagai Fungsi Tekanan
2.0
Pb
B
t
B
o
Sifat Fisik Fluida Reservoir
KOMPRESIBILITAS (C)
Kompresibilitas merupakan perubahan volume pada tekanan dan temperatur
tertentu dan mempunyai hubungan dengan sifat fisik fluida yang lain . Gambar 7
dan 8 masing-masing menunjukkan kelakuan kompresibilitas minyak dan gas
terhadap tekanan.
Penentuan faktor volume formasi total (B
t
) dapat dilakukan dengan berbagai
cara. Beberapa contoh metode yang digunakan adalah :
a. Percobaan di laboratorium dengan menggunakan metode flash liberation
dan differential liberation. Persamaan yang dihasilka n adalah :
- Untuk p > p
b
:
, ,
, ,
, ,
2 1
2 FL b t
1 FL b t
o
p p
V V
V V
ln C

=
- Untuk p < p
b
:
|
|

'

c
c

|
|

'

c
c
=
SD
oD
g
p
SD
oD
o
R
B
B
R
B
1
C
b. Dengan menggunakan korelasi tertentu yang mempunyai persamaan :
- Untuk minyak :
b
so
g
o
o
o
b
o
o
o
p p ,
dp
dR
B
dp
dB
B
1
C
p p ,
dp
dB
B
1
C
< + =
> =
- Untuk gas :
dp
dB
x B C
atau ,
dp
dB
B
1
C
g
g g
g
g
g
=
=
Sifat Fisik Fluida Reservoir
0
0
Reservoir pressure, psig
C
o
e
f
f
i
c
i
e
n
t

o
f

i
s
o
t
h
e
r
m
a
l

c
o
m
p
r
e
s
s
i
b
i
l
i
t
y
,

c
o
,
p
s
i
-
1
Gambar 7
Kompresibilitas Minyak sebagai Fungsi Tekanan
1000
Pb
0
0
Reservoir pressure
G
a
s

f
o
r
m
a
t
i
o
n

i
s
o
t
h
e
r
m
a
l

c
o
m
p
r
e
s
s
i
b
i
l
i
t
y
o
f

g
a
s
,

p
s
i
-
1
Gambar 8
Kompresibilitas Gas sebagai Fungsi Tekanan
5000
Sifat Fisik Fluida Reservoir
DENSITAS DAN SPESIFIK GRAVITY ( dan )
Densitas merupakan nilai kerapatan suatu fluida yang merupakan
perbandingan antara massa fluida terhadap volume fluida. Sedanagkan spesific
gravity mempunyai hubungan perbandingan antara densitas minyak terhadap
densitas udara.
Penentuan densitas (p) terutama minyak dapat dilakukan dengan berbagai
cara. Beberapa contoh metode yang digunakan adalah :
a Percobaan di laboratorium dengan menggunakan SG meter atau
penimbangan dengan piknometer, sedangkan untuk gas dengan
menjumlahkan antara perkalian fraksi komponen gas dibagi dengan berat
udara pada T standar.
a Menggunakan korelasi yang berhubungan sehingga ditemukan juga
persamaan antara spesific gravity dan
o
API . Persamaan yang dihasilkan
untuk minyak dan gas
API 5 . 131
5 . 141
SG
o
o oil
w
o
+
= = =
p
p
Terlihat jelas, makin tinggi
o
API akan makin rendah p
o
.
Untuk gas specific gravity dirumuskan sebagai :
udara
g
g gas
SG
p
p
= =
VISKOSITAS ()
Viskositas merupakan nilai kekentalan suatu fluida. Pada fluida minyak
mempunyai kelakuan seperti tampak pada Gambar 9. Di atas p
b
, viskositas
minyak menurun terhadap turunnya tekanan secara hampir linier dan tidak
Sifat Fisik Fluida Reservoir
tajam. Sedangkan di bawah p
B
, harga viskositas bertambah secara exponensial.
Fenomena ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
Pada saat tekanan diatas p
b
, penurunan tekanan menyebabkan
pengembangan minyak lebih mudah sehingga viskositas turun. Sedangkan
setelah melewati p
b
, jumlah gas yang barada dalam minyak berkurang terus
dengan turunnya tekanan sehingga minyak makin mengental atau makin sulit
mengalir.
Viskositas gas berkurang dengan turunnya tekanan, Gambar 10, karena
molekul-molekulnya makin berjauhan dan bergerak lebih bebas. Gambar 10
juga menunjukkan pengaruh temperatur yang berlawanan antara kondisi
tekanan tinggi dan tekanan rendah. Pada tekana n tinggi, viskositas gas turun
dengan naiknya temperatur.
Penentuan viskositas () dapat dilakukan dengan berbagai cara. Beberapa
contoh metode yang digunakan adalah :
a. Percobaan di laboratorium dengan menggunakan Ostwald Viscosimeter
atau alat-alat yang lain.
b. Menggunakan korelasi misalnya korelasi yang dikembangkan oleh Vasques
& Beggs (P>P
b
) dan Beggs & Robenson (P<P
b
dan P= P
b
) untuk minyak dan
Lee, Gonzales, Eakin untuk gas. Persamaan viskositas untuk minyak :
Untuk p > p
B
, ,
, , p C C EXP
C
p C B
dan
p p
4 3
2
1
B
b oB o
+ =
=
dimana:
m
oB
adalah viskositas pada tekanan gelembung,
C
1
= 2.6, C
2
= 1.187, C
3
= -11.513,dan C
4
= -8.98x10
-5
.
Sifat Fisik Fluida Reservoir
Untuk p < p
b
dan p=p
b
,
B
o
o
D
A =
di mana dari Ng dan Egbogah :
, , , , T log 5644 . 0 API 025086 . 0 8653 . 1 1 + log log
od
=
, ,
, ,
338 . 0
s
515 . 0
s
150 R 44 . 5 B
100 R 715 . 10 A

+ =
+ =
0
0,0
Reservoir pressure, psig
O
i
l

v
i
s
c
o
s
i
t
y
,

o
,

c
p
Gambar 9
Viskositas Minyak sebagai Fungsi Tekanan
1000
Pb
Sifat Fisik Fluida Reservoir
Faktor Deviasi Gas (Z)
Faktor deviasi gas didefinisikan sebagai perbandingan antara volume
gas pada tekanan tertentu dengan volume gas tersebut apabila berperilaku
seperti gas ideal pada kondisi yang sama, atau dapat ditulsakan sebagai berikut:
Z = Volume nyata / Volume ideal
Gambar 9 adalah skema perilaku faktor deviasi sebagai fungsi tekanan.
Reservoir pressure
G
a
s

v
i
s
c
o
s
i
t
y
,

g
0
0
Gambar 10
Viskositas Gas Sebagai Fungsi Tekanan
Increasing T
Sifat Fisik Fluida Reservoir
0
0
Pressure, p
Gambar 11
Faktor Deviasi Gas sebagai Fungsi Tekanan
C
o
m
p
r
e
s
s
i
b
i
l
i
t
y

f
a
c
t
o
r
,

z
1.0
z approaches 1.0 as p approaches 0
i.e., gas acts like ideal gas
at low pressure
In low pressure range, actual V less
than ideal V
At higher pressures, actual V
greater than ideal V

Anda mungkin juga menyukai