Anda di halaman 1dari 5

128

9 TEORI PEMODELAN ELASTISITAS II



Wave Propogation in Saturated Porous Rocks; the Theory of Gassmann, Biot and
Geertsma and Smit

Pada tahun 1951, Gassman mengenalkan teorinya tentang elastisitas media porous. Dia
memulai dengan sifat elastic batuan kering berpori-pori (skeleton). Ia memperoleh pernyataan
untuk menyesuaikan sifat-sifat batuan, ketika itu dipenuhi dengan fluida yang diketahui
propertiesnya dibawah asumsi bahwa beberapa gerakan relatif antara fluida dan padatan
diabaikan.
Berikut ini parameter yang digunakan :
d
s
, k
s
densitas dan modulus bulk dari matrix material solid,
d
f
, k
f
densitas dan bulk modulus dari pori-pori berfluida,
M k , , bulk modulus, shear modulus dan modulus gelombang bidang dari batu
skleton.
M k . , bulk modulus, shear modulus dan modulus gelombang bidang dari
batuan tersaturasi
porositas batuan

Asumsi bahwa fluida dan material padat bergerak relatif pada densitas inersia untuk batuan
tersaturasi.
( )
f s
d d d . . 1 + = (9-1)
Asumsi ini menunjukkan bahwa fluida tidak merubah propertis skleton padat, dalam
ketentuan ini tidak ada perubahan rigidity sehingga,
= (9-2)
dan bahwa modulus bulk skeleton adalah sama dengan yang kering dalam status tersaturasi.
Modulus bulk dari batuan porous tersaturasi didefinisikan sebagai ratio dari tekanan total p
terhadap regangan volume
V
V
.
V
V
p
k

= (9-3)
Tekanan total adalah jumlahan dari tekanan skeleton (atau efektif) p
eff
dan tekanan fluida (atau
pori-pori) p
pore
.
P = p
eff
+ p
pore
(9-4)

dan perubahan volume total adalah jumlah dari perubahan dalam padat dan dalam volume
pori-pori berfluida.
f s
V V V + = (9-5)
Perubahan dari volume fluida adalah sederhana :
f
pore
p
k
p
V V . . = (9-6)
129
Tekanan skeleton dan tekanan pori-pori pada matrik material padat batuan berpori,
Gassmann (1951) telah memberikan hubungan untuk perubahan dari volume padat dalam
kaitannya dengan tekanan sekeleton p
eff
dan kaitannya dengan bagian dari tekanan fluida (1-
). P
pore
untuk material padat sebagai,
( )
s
pore eff
s
k
p p
V V
. 1
.
+
= (9-7)
Dengan mempertimbangkan bentuk kubus dari batuan porous, perubahan volume ini dapat
diuraikan sebagai efek dari watak skeleton dan tekanan efektif, dan deformasi tambahan dari
material padat yang berkaitan dengan tekanan pori, sehingga.
|
|

\
|
+ =

s
pore eff
k
p
k
p
V
V
(9-8)
Penyelesaian untuk modulus bulk dari batuan porous tersaturasi didefinisikan sebagai,
( )
|

\
|

|

\
|
+
|

\
|

\
|
+ |

\
|

=

=
k
k k k k
k
k
k k k
V
V
p
k
s s f s
s f s
1 1
.
1 1 1
.
1 1 1 1
.
(9-9)
atau
( )
2
2
/ 1
1
s
f
s
s
k
k
k
k
k
k
k k

+
|

\
|

+ = (9-10)
Dengan mengikuti persamaan modulus gelombang bidang, maka dapat dituliskan sebagai:
( )
2
2
1
1
s
f s
s
k
k
k k
k
k
M M

+

|

\
|

+ = (9-11)
Kemudian kecepatan batuan berporous (kering/tidak mengandung fluida) adalah :
2
1
|
|

\
|
=
d
M
v
p
(9-12)
2
1
|

\
|
=
d
v
s

(9-13)
dan untuk fluida tersaturasi pada batuan berpori
2
1
|

\
|
=
d
M
v
p
(9-14)
2
1
|

\
|
=
d
v
s

(9-15)

Karena modulus geser tidak dipengaruhi oleh fluida dalam ruang pori, kecepatan dari
gelombang S hanya dipengaruhi oleh densitas. Karenanya, kecepatan gelombang S dalam
sebuah fluida batuan yang tersaturasi sedang lebih kecil daripada kecepatan di skeleton
130
kosong. Hal ini menunjukkan bahwa modulus bulk fluida mempengaruhi modulus gelombang
bidang dan kecepatan gelombang kompresional melalui faktor
f
k

. Pengaruh dari fluida


seharusnya menurun dengan menurunnya porositas.

Pada tahun 1956, Biot memperkenalkan paper dasarnya tentang teori turunan dari
elastic waves in a fluid saturated porous solid. Teori ini adalah pengembangan dari teori
Gassmanns. Biot memasukan efek dinamik yang melewati hubungan pori dalam teorinya dan
viskositas fluida serta permeabilitas hidrolik skeleton kedalam modelnya. Dia mengasumsikan
bahwa pori-pori fluida dapat relatif mengalir ke solid, karena kehilangan viskous tentang
gesekan. Biot memperoleh sebuah pasangan dari persamaan diferensial yang menguraikan
pasangan motion of the solid-fluid system. Di menunjukkan keberadaan dari dua gelombang
dilatasi, gelombang seismik (normal) gelombang pertama dan sebuah gelombang kedua
dimana, pada frekuensi rendah, atenuasi gelombang tinggi menyebar. Keberadaan dari
gelombang kedua telah dibuktikan oleh Plona (1980). Teori penyelidikan dari de la Cruz dan
Spanos (1985) juga memperkirakan dua gelombang rotasi untuk sebuah viskositas atau
modulus geser tinggi dari pori fluida.
Sifat viskousitas dari model dalam suatu frekuensi tergantung kecepatan gelombang
(dan atenuasi). Dalam teori Biot, frekuensi karakteristik f
c
didefinisikan sebagai:
hydr f
f
c
k d
f
. . 2
.


= (9-16)
dengan
f
adalah viskositas dari pori fluida, adalah porositas, d
f
adalah densitas pori
fluida, dan k
hydr
adalah permeabilitas hydraulik. Frekuensi karakteristik ini membagi perilaku
elastik ke dalam dua frekuensi yang tercakup dalam hubungan gerakan fluida, yaitu:
dalam range frekuensi rendah (misal, pada frekuesi jauh dibawah frekuensi kritikal),
gerakan dikontrol oleh viscous (berlapis) berlawanan dengan solid dan pada range frekuensi
tinggi (misal, frekuensi jauh diatas frekuensi kritis), inersia dari dominasi fluida. Tabel IX.1
menunjukkan beberapa nilai dari frekuensi karakteristik.




Tabel IX.1.
131
Geertsma dan Smit (1961) mengembangkan teori Biot untuk kecepatan dalam hubungannya
frekuensi karakteristik (range frekuensi rendah) pada batuan yang umumnya ditemui. Untuk
gelombang kompresi pertama sebagai :
2
2
0
2
2
4
0
4
2
|
|

\
|
+
|
|

\
|
+
=

f
f
v v
f
f
v v
v
c
p p
c
p p
p
(9-17)
dengan
p p
v v ,
0
adalah kecepatan pada frekuensi nol/ rendah dan kecepatan frekuensi tinggi.
Kecepatan gelombang kompresi dalam suatu batuan porous tersatutasi fluida pada frekuensi
rendah mengikuti persamaan Gassmanns
2
1
0
.
5
4
|
|
|
|

\
|
+
=
d
k
v
p


(9-18)
Kecepatan gelombang kompresi dalam suatu batuan porous tersatutasi fluida pada frekuensi
tinggi diberikan oleh hubungan :
2
1
1
1 1
. . 2 1 1
3
4
. .
|
|
|
|

\
|
(
(
(

+

(
(

|
|

\
|

|
|

\
|
+

+ |

\
|
+ |

\
|
=

f s
s
s s f
f p
k k
k
k
a k
k
k
k
d
d
a
k
a
d d v (9-19)
dengan a adalah derajat tingkat dari gabungan antara fluida pori dan skeleton padat.

Pada frekuensi rendah, penggabungan antara pori fluida dan matrix adalah sempurna,
sehingga a , ini menunjukkan bahwa teori Gassmanns merupakan sebuah kasus spesial
(frekuensi nol) pada teori umum Biot dan Geertsma - Smit.
Sehingga kecepatan gelombang S adalah,
1
2
. .

\
|
=
a
d d v
f s
(9-20)
Dan untuk frekuensi tinggi adalah
1 2
.

= d v
s
(9-21)
Terdapat beberapa aspek signifikan dari teori ini :
1. Persamaan Biot terdiri dari sifat elastic, densitas dan porositas. Tetapi satu parameter
utama dari teori Gassmann-Biot adalah modulus bulk skeleton k . Modulus ini sendiri
adalah fungsi dari porositas dan juga pengaruh lainnya (tekanan, struktur internal).
Sehingga untuk menentukan kecepatan membutuhkan penentuan modulus bulk
skeleton.
2. Geertsma dan Smit (1961) memperoleh hubungan empiris antara modulus skeleton,
porositas dan madulus matrix padat untuk sandstone bersih:
+
=
. 50 1
s
k
k (9-22)
132
3. Murphy dkk (1933) memperoleh dari pengukuran ultrasonik pada sandstone dan
sample batupasir dibawah tekanan 50 MPa berikut ini hubungan empiris untuk
modulus bulk Skeleton
untuk 0,35
( )
2
. 95 , 1 . 39 , 3 1 . 18 , 38 + = k (9-23)
( )
2
. 19 , 2 . 48 , 3 1 . 65 , 42 + = (9-24)
untuk > 0,35
( ) 58 , 22 . 60 , 62 exp + = k (9-25)
( ) 73 , 22 . 69 , 62 exp + = (9-26)
dimana modulus dalam GPa.

4. Gambar 9.1 merupakan perbandingan penurunan modulus bulk skeleton terhadap
porositas. Perbedaan dikarenakan oleh perbedaan watak skeleton dari penelitian
sample yang dikumpulkan (tipe batuan).

Gambar 9.1. Penurunan bulk modulus skeleton terhadap peningkatan porositas.


Persamaan (9-12) dapat digunakan untuk transformasi dari nilai kecepatan dry state into fluid
saturated state kecepatan kering yang digunakan untuk menghitung modulus skeleton.
d v M
dry p
.
2
.
= (9-27)
Dari persamaan Gassmann, Biot, Geertsma dan Smit beberapa hubungan lainnya dapat
diperoleh sebagai kasus spesial seperti.
1
2
1
.

(
(


+

=
f s
p
k k
d v (9-28)

Disamping pertimbangan konsep Biots mengenai global flow mechanism tanpa ruang pori,
maka terdapat model local flow model dengan suatu mekanisme dari aliran fluida pada
skala butiran. Model ini telah diaplikasikan pada masalah berbagai gelombang atenuasi
seismik.

Anda mungkin juga menyukai