Anda di halaman 1dari 10

MINYAK BUMI

1.1 Pengertian Minyak Bumi


Minyak Bumi (bahasa Inggris: petroleum, dari bahasa Latinpetrus karang
dan oleum minyak), dijuluki juga sebagai emas hitam, adalah cairan kental,
berwarna coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar, yang berada di lapisan
atas dari beberapa area di kerakbumi. Minyak Bumi terdiri dari campuran kompleks
dari berbagai hidrokarbon, sebagian besar seri alkana, tetapi bervariasi dalam
penampilan, komposisi, dan kemurniannya. Minyak Bumi diambil dari sumur
minyak di pertambangan-pertambangan minyak. Lokasi sumur-sumur minyak ini
didapatkan setelah melalui proses studi geologi, analisis sedimen, karakter dan
struktur sumber, dan berbagai macam studi lainnya. Setelah itu, minyak Bumi akan
diproses di tempat pengilangan minyak dan dipisah-pisahkan hasilnya berdasarkan
titik didihnya sehingga menghasilkan berbagai macam bahan bakar, mulai dari
bensin dan minyak tanah sampai aspal dan berbagai reagen kimia yang dibutuhkan
untuk membuat plastik dan obat-obatan. Minyak Bumi digunakan untuk
memproduksi berbagai macam barang dan material yang dibutuhkan manusia.
1.2 Karakteristik Minyak Bumi
Sebagaimana cairan yang lainnya kuantitas minyak bumi diukur berdasarkan
volumenya. Ukuran yang di pergunakan di indonesia adalah meter kubik atau juga
sering digunakan ton. Di dunia perdagangan yang terutama dikuasai oleh perusahaan
Amerika, satuan barrel (disingkat bbl), yaitu kira-kira sama dengan seratus lima
puluh sembilan liter. Seringkali harus dibedakan antara volum minyak bumi di
bawah tanah yang dikatakan reservoir barrel dan stock tank bareel karena faktor
penciutan dimna kira-kira lima per delapan stock tank barrel adalah sama dengan
satu barrel reservoir. Penciutan ini di sebabkan karena minyak mentah selalu
mengandung gas sebagai larutan. Perlu dikatakan di sini bahwa ton untuk minyak
bumi bukanlah satuan berat, tetapi sebetulnya adalah satu meter kubik ataupun juga
satu kilo liter.
a. Berat Jenis atau Gravitasi jenis
Salah satu sifat minyak bumi yang penting dan mempunyai
nilai dalam perdagangan adalah berat jenis atau gravitasi jenis. Di
indonesia biasanya berat jenis dinyatakan dalam farksi, misalnya nol
koma delapan, dan nol koma satu. Dalam dunia perdagangan
terutama dikuasai perusahaan Amerika, berat jenis ini dinyatakan
dalam API Gravity. API gravity minyak bumisering menunjukkan
kualitas minyak bumi tersebut. Makin kecil besar jenisnya atau makin
tinggi derajat APInya, minyak bumi itu makin berharga karena lebih
banyak mengandung bensin. Sebaliknya, makin derajat API atau
makin besar berat jenisnya, mutu minyak bumi itu kuarng baik
karena lebih banyak mengandung lilin atau residu aspal.

b. Viskositas
Sifat penting lain dari pada minyak bumi adalah
visikositasnya. Visikositas adalah daya hambatan yang dilakukan
oleh cairan jika suatu benda berputar dalam cairan tersebut. Satuan
viskositas ialah centipose. Pada umumnya makin tinggi derajat API
atau makin ringan minyak bumi tersebut, makin kecil viskositasnya
dan sebaliknya.

c. Titik didih dan titik nyala
Titik didih minyak bumi berbeda-beda sesuai dengan gravitas
APInya. kalau gravitas APInya rendah, maka titik didihnya tinggi,
sedangkan kalau API tinggi maka titik didihnya rendah. Hal ini
disebabkan karena minyak bumi berderajat API rendah berarti
mengandung banyak fraksi berat (berat jenis tinggi) dan dengan
demikian titik didihnya tinggi, sedangkan jika derajat APInya tinggi
maka lebih banyak mengandung fraksi ringan seperti bensin, dengan
demikian juga titik didihnya rendah. Titik nyala adalah suatu titik
temperatur, dimana minyak bumi dapat terbakar karena suatu
percikan api. Makin tinggi gravitasi APInya titik didih makin rendah
dan mudah dapat terbakar karena percikan api.

d. Warna
Minyak bumi juga memperlihatkan bebrbagai macam warna
yang sangat berbeda-beda. Minyak bumi tidak selalu berwarna hitam,
adakalanya malah tidak bewarna sama sekali. Pada umumnya warna
itu berhubungan dengan berat jenisnya. Kalau berat jenisnya tinggi,
warna jadi hijau kehitam-hitamanan sedangkan kalau berat jenis
rendah, warana coklat kehitam-hitaman. Warana ini disebabkan
karena berbagai pengotoran, misalnya oksidasi enyawa hidrokarbon,
karean senyawa hidrokarbon sendiri tidak memperlihatkan warna
tertentu.

e. Bau
Minyak bumi ada berbau sedap dan ada pula yang tidak,
biasanya disebabkan karena pengaruh molekul aromat, minyak bumi
dari Indonesia berbau tidak sedap, yang terutam disebabkan karena
mengandung senyawa nitrogen ataupun belerang. Adanya H
2
S juga
memberikan bau yang tidak sedap. Golongan parafin dan naften
biasanya memberikan bau yang sedap, sedangkan benzen atau aromat
menyebabkan bau yang tidak sedap.

f. Nilai Kalori
Nilai kalori minyak bumi adalah jumlah panas yang
timbulkan oleh satu gram minyak bumi, yaitu dengan meningkatkan
temperatur satu gram air dari tiga koma lima derajat celcius sampai
empat koma lima derajat celcius, dan satuannya adalah kalori.
Ternyata juga ada hubungan antara berat jenis dengan nilai kalori.
Misalkan berat jenis minyak bumi antara nol koma tujuh lima atau
gravitas API tujuh puluh koma enam sampai lima puluh tujuh koma
dua memberikan nilai kalori antara sebelas ribu tujuh ratus sampai
sebelas ribu tujuh ratus lima puluh kalori per gram dan berat jenis
antara nol koma sembilan sampai nol koma sembilan puluh lima
memberikan nilai kalori sepuluh ribu sampai sepuluh ribu lima ratus
kalori per gram. Pada umumnya minyak bumi mempunyai nilai kalori
sepuluh ribu sampai sepuluh ribu delapan ratus dan hal ini boleh kita
bandingkan dengan kalori batubara yang berada di antara lima ribu
enam ratus lima puluh sampai delapan ribu dua ratus kalori per gram.

g. Komposisi Kimia Minyak Bumi
Unsur Gas Bumi Aspal Minyak Mentah
Karbon 65 - 80 80 - 85 82,2 87,1 83 87
Hidrogen 1 - 25 8,5 - 11 11,7 14,7 11 25
Belerang 0 0,2 2 - 8 0,1 5,5 0 6
Nitrogen 1 - 15 0 - 2 0,1 1,5 0 0,7
Oksigen - - 0,1 4,5 0 0,5
Logam - - - 0, - 0,1

Sebagai bahan alami, komposisi minyak bumi bervariasi tidak hanya dari daerah ke daerah,
melainkan juga lapangan yang satu ke lapangan yang lain dalam satu daerah. Minyak bumi
terdiri dari ribuan senyawa kimia termasuk gas, cairan dan zat padat mulai dari metana
sampai aspal.
1. nparafin: merupakan fraksi utama dari minyak mentah yang dihasilkan dari straight-
destilation, di mana senyawa yang dihasilkan mempunyai bilangan oktan rendah.
2. Isoparafin: Senyawa yang mempunyai rantai cabang sangat sedikit, namun jumlah
isoparafinnya dapat ditingkatkan melalui proses perengkahan katalitik, alkilasi, iso merasi
dan polimerisasi.
3. Olefin: senyawa olefin hampir tidak terdapat dalam minyak mentah tetapi proses
perengkahan katalitik akan menghasilkan senyawa ini. Senyawa olefin tidak stabil dan
digunakan sebagai bahan baku untuk zat petrokimia.
4. Aromatik. Minyak bumi sangat sedikit mengandung senyawa aromatik yang sangat
dibutuhkan pada bensin sebagai bahan anti-knocking
5. Nafta: merupakan senyawa siklis yang jenuh dan tidak reaktif, yang merupakan
senyawa kedua terbanyak dalam minyak bumi. Senyawa ini memiliki berat molekul yang
rendah dan digunakan sebagai bahan bakar, sedangkan senyawa nafta yang memiliki berat
molekul yang tinggi terdapat pada fraksi gas oil dan minyak pelumas.
6. Senyawa belerang: merupakan senyawa yang berbau dan dapat menimbulkan korosi,
namun kadang-kadang senyawa ini terkandung dalam jumlah sedikit sehingga dapat
diabaikan..
1.3 Potensi dan Sumber Daya Minyak Bumi
Di Indonesia, energi migas masih menjadi andalan utama perekonomian Indonesia,
baik sebagai penghasil devisa maupun pemasok kebutuhan energi dalam negeri.
Pembangunan prasarana dan industri yang sedang giat-giatnya dilakukan di Indonesia,
membuat pertumbuhan konsumsi energi rata-rata mencapai 7% dalam 10 tahun terakhir.
Peningkatan yang sangat tinggi, melebihi rata-rata kebutuhan energi global, mengharuskan
Indonesia untuk segera menemukan cadangan migas baru, baik di Indonesia maupun
ekspansi ke luar negeri. Cadangan terbukti minyak bumi dalam kondisi depleting,
sebaliknya gas bumi cenderung meningkat. Perkembangan produksi minyak Indonesia dari
tahun ke tahun mengalami penurunan, sehingga perlu upaya luar biasa untuk menemukan
cadangan-cadangan baru dan peningkatan produksi.
Potensi sumber daya minyak dan gas bumi Indonesia masih cukup besar untuk
dikembangkan terutama di daerah-daerah terpencil, laut dalam, sumursumur tua dan
kawasan Indonesia Timur yang relatif belum dieksplorasi secara intensif. Sumber-sumber
minyak dan gas bumi dengan tingkat kesulitan eksplorasi terendah praktis kini telah habis
dieksploitasi dan menyisakan tingkat kesulitan yang lebih tinggi. Sangat jelas bahwa
mengelola ladang minyak sendiri menjanjikan keuntungan yang luar biasa signifikan. Akan
tetapi untuk dapat mengetahui potensi tersebut diperlukan teknologi yang mahal, modal
yang besar, faktor waktu yang memadai dan memerlukan efisiensi yang maksimal serta
expertise dari sumberdaya manusia terbaik.
Peraturan Pemerintah yang mengatur usaha minyak dan gas bumi di Hulu dan Hilir
belum dapat menjamin investasi di sektor minyak dan gas bumi akan masuk, karena masih
banyak masalah lain yang menjadi hambatan bagi terealisasinya investasi. Masalah tersebut
antara lain peraturan perpajakan dan lingkungan hidup serta otonomi daerah yang
menyulitkan bagi perusahaan minyak asing beroperasi karena berhadapan dengan raja-raja
kecil di daerah.
Sementara itu, konsumsi minyak bumi (BBM) di dalam negeri sudah melebihi.
Dalam beberapa tahun belakangan ini penyediaan BBM dalam negeri tidak dapat
seluruhnya dipenuhi oleh kilang minyak domestik, hampir 20%-30% kebutuhan minyak
bumi dalam negeri sudah harus diimpor dari luar negeri. Kebutuhan impor minyak bumi ini
diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk yang
terus meningkat dan pertumbuhan ekonomi di dalam negeri yang diharapkan semakin
membaik ditahun-tahun mendatang.

Gambar 1. Perkembangan Produksi Minyak Indonesia
Menurut BP MIGAS penurunan jumlah produksi minyak per hari tersebut
disebabkan penurunan produksi dari lapangan existing lebih cepat dari perkiraan. Sekitar 90
persen dari total produksi minyak Indonesia dihasilkan dari lapangan yang usianya lebih
dari 30 tahun, sehingga dibutuhkan investasi yang cukup besar untuk menahan laju
penurunan alaminya. Upaya menahan laju penurunan produksi pada lapangan tua tersebut,
yang mencapai 12 persen per tahun, gagal dilaksanakan. Sementara upaya untuk
menyangga produksi melalui produksi lapangan baru, sangat bergantung kepada kinerja
kontraktor kontrak kerja sama (KKKS). Bicara mengenai struktur industri, dunia
perminyakan memiliki keunikan dibanding industri lainnya. Ketika industri-industri lain
gencar mencanangkan perampingan, efisiensi, dan efektivitas, dalam dunia perminyakan
para international oil company (IOC) yang sudah mendominasi pasar tersebut terpaksa
melakukan merger karena dalam industri perminyakan, modal yang terlibat luar biasa besar.
Cadangan minyak yang merupakan jantung dari bisnis perminyakan umumnya
dikategorikan dalam kelompok unproven (diyakini ada namun belum ditemukan) dan
proven (terbukti keberadaannya dan dapat dieksplorasi) dengan derajat keyakinan tertentu.
Akibat perkembangan teknologi, seringkali ladang minyak berstatus unproven dapat
mengalami kenaikan peringkat menjadi proven, seperti, halnya terjadi pada ladang minyak
Cepu. Proven resources dengan tingkat kesulitan eksplorasi terendah praktis kini telah habis
dieksploitasi dan menyisakan tingkat kesulitan yang lebih tinggi. Oleh karenanya
diperlukan teknologi yang lebih mahal. Di sisi lain, perkembangan fluktuasi harga minyak
yang terjadi beberapa waktu belakangan memaksa para IOC untuk memiliki portofolio
combined oil fields dengan berbagai range margin yang berbeda.
Dengan demikian mereka dapat mencapai skala ekonomis yang memungkinkan
mereka tetap dapat bertahan dari gejolak di sektor industri perminyakan. Dalam lima tahun
terakhir, ladang-ladang minyak Indonesia terus menua. Dengan sistim otonomi daerah yang
berjalan sekarang ini, sulit bagi perusahaan minyak asing untuk beroperasi karena
berhadapan dengan raja-raja kecil di daerah. Sementara itu, kebutuhan dalam negeri sudah
melebihi kapasitas produksi. Pemerintah dalam hal ini Pertamina memang telah memiliki
refinery di Pangkalan Brandan, Dumai, Plaju, Balongan, Cilacap, Balikpapan, serta
Kasim/Papua. Akan tetapi, beberapa kilang baru perlu dibangun dalam waktu dekat untuk
mencukupi permintaan konsumsi dalam negeri yang terus menunjukkan trend meningkat.
APLIKASI DAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN
1.3 Kilang Minyak Bumi
Kilangminyak(oil refinery) adalah pabrik/fasilitas industri yang
mengolahminyakmentahmenjadi produkpetroleumyangbisa
langsungdigunakanmaupunproduk-produk lain yang menjadi bahan
bakubagi industripetrokimia.Produk-produkutamayangdihasilkan
darikilangminyakantara lain:minyakbensin(gasoline), minyak disel,
minyaktanah(kerosene). Kilang minyak merupakan fasilitas industri yang
sangat kompleks dengan berbagai jenis peralatan prosesdan
fasilitaspendukungnya.Selain itu,pembangunannyajuga membutuhkan biaya
yang sangat besar.

1.3.1 ProsesOperasididalamKilangMinyak












Minyak mentah yang baru dipompakan ke luar dari tanah dan belum
diproses umumnyatidak begitu bermanfaat. Agar dapat dimanfaatkan
secaraoptimal, minyak mentah tersebut harus diprosesterlebih dahulu di
dalam kilang minyak.

Minyak mentah merupakan campuran yang amat kompleks yang
tersusun dari berbagai senyawa hidrokarbon. Di dalam kilang minyak
tersebut, minyak mentah akan mengalami sejumlah proses yang akan
memurnikan dan mengubah struktur dan komposisinya sehingga diperoleh
produk yang bermanfaat.
Secaragarisbesar,prosesyangberlangsungdidalamkilangminyak
dapat digolongkan menjadi 5bagian, yaitu:
Proses Distilasi, yaitu proses penyulingan berdasarkan perbedaan
titik didih; Proses ini berlangsung di Kolom Distilasi Atmosferik dan
Kolom Destilasi Vakum.
Proses Konversi, yaitu proses untuk mengubah ukuran dan struktur
senyawa hidrokarbon. Termasuk dalam proses ini adalah:
Dekomposisi dengan cara perengkahan termal dan
katalis(thermal and catalytic cracking)
Unifikasi melalui proses alkilasi dan polimerisasi
Alterasi melalui proses isomerisasi dan catalytic reforming.
Proses Pengolahan (treatment). Proses ini dimaksudkan untuk
menyiapkan fraksi-fraksi hidrokarbon untuk diolah lebih lanjut,
juga untuk diolah menjadi produk akhir.
Formulasi dan Pencampuran (Blending), yaitu proses
pencampuran fraksi-fraksi hidrokarbon dan penambahan bahan
aditif untuk mendapatkan produk akhir dengan spesikasi
tertentu.
Proses-proses lainnya, antara lain meliputi: pengolahanlimbah,
proses penghilangan air asin (sour-water stripping), proses pemerolehan
kembali sulfur (sulphur recovery), proses pemanasan, proses
pendinginan, proses pembuatan hidrogen, dan proses-proses pendukung
lainnya.

1.3.2 Peralatan Proses

Gambar di atas memperlihatkan proses distilasi (penyulingan) minyak mentah yang
berlangsung di Kolom Distilasi. Tahap awal proses pengilangan berupa proses distilasi
(penyulingan) yang berlangsung di dalam Kolom Distilasi Atmosferik dan Kolom Distilasi
Vacuum. Di kedua unit proses ini minyak mentah disuling menjadi fraksi-fraksinya,
yaitugas, distilat ringan (seperti minyak bensin), distilat menengah (seperti minyak tanah,
minyak solar), minyak bakar (gas oil), dan residu. Pemisahan fraksi tersebut didasarkan
pada titik didihnya.
Kolom distilasi berupa bejana tekan silindris yang tinggi (sekitar 40 m) dan di
dalamnya terdapat tray-tray yang berfungsi memisahkan dan mengumpulkan fluida panas
yang menguap ke atas. Fraksi hidrokarbon berat mengumpul di bagian bawah kolom,
sementara fraksi-fraksi yang lebih ringan akan mengumpul di bagian-bagian kolom
yang lebih atas.


Fraksi-fraksi hidrokarbon yang diperoleh dari kolom distilasi ini akan diproses lebih
lanjut di unit-unit proses yang lain, seperti: Fluid Catalytic Cracker, dll.

1.3.3 Produk-produkKilangMinyak
Produk-produk utama kilang minyak adalah:
Minyakbensin(gasoline).Minyakbensinmerupakanproduk terpenting dan terbesar
darikilang minyak.
Minyak tanah (kerosene)
LPG (Liquified Petroleum Gas)
Minyak distilat (distillate fuel)
Minyak residu (residual fuel)
Kokas (coke) dan aspal
Bahan-bahan kimiapelarut (solvent)
Bahan baku petrokimia
Minyak pelumas
1.3.4 KilangMinyakdiIndonesia
Di Indonesia terdapat sejumlah kilang minyak, antara lain:
PertaminaUnitPengolahanIPangkalanBrandan,Sumatera Utara (Kapasitas 5 ribu
barel/hari). Kilang minyak pangkalan brandan sudah ditutup sejak awal tahun 2007
Pertamina Unit Pengolahan II Dumai/Sei Pakning, Riau (Kapasitas Kilang Dumai
127 ribu barel/hari, Kilang Sungai Pakning 50 ribu barel/hari)
Pertamina Unit Pengolahan III Plaju, Sumatera Selatan
(Kapasitas 145 ribu barel/hari)
PertaminaUnitPengolahanIVCilacap(Kapasitas348ribu barel/hari)
PertaminaUnitPengolahanVBalikpapan,KalimantanTimur
(Kapasitas 266 ribu barel/hari)
Pertamina Unit Pengolahan VI Balongan, Jawa Barat
(Kapasitas 125 ribu barel/hari)
Pertamina Unit Pengolahan VII Sorong, Irian Jaya Barat
(Kapasitas 10 ribu barel/hari)
1
0

Pusdiklat Migas Cepu, JawaTengah (Kapasitas 5 ribu barel/hari)
Semua kilang minyak di atas dioperasikan oleh Pertamina.

Anda mungkin juga menyukai