Anda di halaman 1dari 21

Pengertian IPTV

Televisi protokol Internet adalah layanan televisi dengan jaringan Internet yang menggunakan
arsitektur jaringan dan metode suite protokol Internet melalui paket-switched Jaringan Infrastruktur,
misalnya, Internet dan jaringan Internet akses broadband , bukan menggunakan frekuensi radio, sinyal
satelit, dan televisi kabel.
IPTV layanan Mei Jadilah Berbintang Ke tiga kelompok utama: TV, waktu bergeser pemrograman,
dan video on demand (VOD). Hal ini Distinguished dari layanan internet berbasis web atau multimedia
berbasis umum dengan proses Standardisasi on-akan-nya (misalnya, Institut Standar Telekomunikasi Eropa)
dan skenario penyebaran Preferential dalam jaringan Telekomunikasi berbasis pelanggan dengan saluran
akses berkecepatan tinggi pengguna akhir bangunan Ke melalui kotak set-top atau lain-lokasi pelanggan
tetap.
Secara historis, banyak definisi yang berbeda-beda IPTV Apakah Muncul, Termasuk dasar stream
melalui jaringan IP, transportasi sungai melalui jaringan IP dan sejumlah sistem berpemilik.
Definisi resmi disetujui oleh kelompok Telekomunikasi fokus pada IPTV International Union (ITU-T
FG IPTV) adalah sebagai BERIKUT:
"IPTV didefinisikan sebagai layanan multimedia diantaranya televisi / video / audio / text / grafik /
data yang disampaikan melalui jaringan berbasis IP. System ini mampu memberikan tingkat kualitas
pelayanan dan pengalaman, keamanan, interaktivitas dan keandalan yang dibutuhkan."
Definisi Lain yang resmi dan lebih rinci IPTV datang dari Alians Telecomunication Industry Solution
(ATIS), IPTV eksplorasi Group pada tahun 2005:
IPTV didefinisikan sebagai pengiriman aman dan dapat diandalkan untuk pelanggan dari hiburan
video dan layanan terkait. Layanan tersebut meliputi Mei, misalnya, Live TV, Video On Demand (VOD)
dan Interactive TV (iTV). Layanan ini di mengakses Disampaikan agnostik, packet switched protokol
jaringan mempekerjakan Itu IP untuk mengangkut audio, video dan sinyal kontrol. Berbeda dengan video
melalui Internet publik, dengan penyebaran IPTV, keamanan jaringan dan kinerja yang ketat berhasil
Memastikan pengalaman hiburan unggul, Hasil dalam lingkungan bisnis yang menarik bagi penyedia
konten, pengiklan dan sama Pelanggan.
Salah satu definisi untuk konsumen IPTV ini untuk transportasi program satu atau beberapa sungai
(MPTS) yang bersumber oleh operator jaringan yang sama memiliki atau langsung kontrol itu mil yang
"terakhir" ke lokasi konsumen [rujukan?]. Ini kontrol atas Memungkinkan pengiriman Dijamin kualitas
pelayanan (QoS), Dan Juga Memungkinkan penyedia layanan untuk menawarkan pengalaman pengguna
yang ditingkatkan sebagai panduan program yang lebih baik seperti itu, layanan interaktif dll
Di lingkungan komersial IPTV banyak digunakan untuk distribusi TV, saluran playout video dan
Video on Demand (VOD) materi di LAN atau WAN IP jaringan infrastruktur, dengan QoS dikontrol.



Arsitektur Internet Protocol Television (IPTV)
Komponen utama dari IPTV adalah adanya STB (set top box) yang dapat mengonversi IP video ke
dalam sinyal standar suatu televisi. STB adalah gateway yang menuju ke IP video switching system. Pada
gambar terlihat bahwa Switched Video Service (SVS) sistem memungkinkan pengguna untuk terhubung ke
banyak variasi dari sumber media televisi termasuk broadcast network channels, subscription services, dan
movies on demand. Ketika pengguna memutuskan untuk mengakses sumber media ini, perintah (biasanya
dengan menggunakan remote control) dikirimkan ke SVS kemudian SVS akan mengatur mana sumber
media yang sesuai dengan keinginan pengguna. Diagram di bawah ini menunjukan pengguna hanya
membutuhkan satu video channel ke SVS untuk mengakses secara virtual banyak sumber media dan video.

Gambar B1. Arsitektur sederhana IPTV

Gambar B2. Arsitektur IPTV menggunakan ADSL
Dalam contoh di bawah ini akan diperlihatkan bagaimana sebuah IPTV dapat didistribusikan lewat
sebuah switched telephone network.

Gambar B3. Distribusi IPTV


Gambar diatas memperlihatkan pengguna mengakses tayangan film dari sumber media (media center)
yang berlokasi jauh dan dipisahkan oleh beberapa switched dari pengguna. Ketika pengguna pertama
menginginkan film, maka permintaan akan disalurkan ke telephone end office. Jika dalam video storage
system tidak terdapat film yang diminta maka akan diteruskan permintaan ke media center. Media center
akan mentransfer film sesuai yang diinginkan kepada penggunan. Ketika ditransfer, interconnecting
switches akan membuat penggandaan (copy) untuk keperluan yang akan datang untuk mengurangi proses
distribusi.
Gambar berikut memperlihatkan benyaknya IPTV yang secara simultan bisa digunakan per rumah
tangga bergantung pada kecepatan transfer data yang digunakan.

Gambar B4. Jumlah pengguna IPTV berdasarkan transfer rate
Bagan diatas memperlihatkan bagaimana cara proses transmisi dari operasi televisi analog NTSC.
Sumber video kemudian dipecah menjadi 30 frame per detik dan dikonversi menjadi kelipatan garis per
frame. Setiap transmisi video dimulai dengan sync pulse (pulsa sinkronisasi) yang akan diikuti oleh sinyal
yang merepresentasikan warna dan intensitas. Waktu relatif untuk memulai sinkronisasi adalah posisi pada
garis dari kiri ke kanan. Setiap garis dikirimkan sampai frame lengkap dan frame berikutnya dapat dimulai.
Penerima televise kemudian akan mendekodekan sinyal video ke posisinya dan mengontrol intensitas sinar
elektronik yang digunakan untuk menscan tabung fosfor(tabung televisi) untuk menampilkan gambar.
Ruang Lingkup dan Cara Kerja IPTV
Ruang lingkup layanan IPTV di Indonesia yang diatur dalam regulasi Peraturan Menkominfo
No.30/2009 pasal 7 adalah sbb:
Layanan penyiaran (pushed services), yaitu layanan berupa siaran televisi baik itu siaran yang diterima
oleh pelanggan sesuai jadwal aslinya (linier) maupun siaran yang diterima oleh pelanggan pada waktu
penerimaan yang diaturnya sendiri (non linier), serta layanan Pay per View.
Layanan multimedia (pulled services dan interactive services), yaitu layanan yang penyalurannya
diberikan berdasarkan permintaan dari pelanggan.
Layanan transaksi elektronik.
Layanan akses internet untuk kepentingan publik.
Sementara itu, produk teknologi seperti IPTV ini berbeda dengan program video streaming yang
disiarkan melalui internet. IP di sini berarti suatu metode pengiriman informasi TV melalui suatu jaringan IP
yang aman dan bisa dikelola oleh suatu service provider, termasuk bandwidth dan aspek keamanan
informasinya. Hal tersebut memungkinkan penonton menikmati layanan entertainment yang sangat
memuaskan dengan kualitas siaran yang terjamin. IPTV berkembang pesat di kawasan Eropa dan Amerika,
dan beberapa negara Asia, antara lain karena sifat-sifat layanannya yang personal, ada dimana saja, dengan
kualitas gambar dan suara yang prima, serta mempunyai nilai jual yang tinggi.
Untuk melihat secara sekilas cara kerja IPTV dapat digambarkan sebagai berikut:


Gambar C1. IPTV Video Market Tracking Service
Di lain pihak penggunaan alat STB (Set-up Box) yang dipakai secara umum di dunia adalah sebagai
berikut:

Gambar C2. Konfigurasi: Hybrid STB dengan Dual Input
Konfigurasi dual input hybrid STB dalam gambar C2 adalah yang paling lazim dipakai dalam
broadcast inputs yakni a.l: Satellite (DTH), Cable (QAM) or Terrestrial (DTT/DVB-T).

Gambar C3. Konfigurasi: Hybrid Cable STB dengan Kabel Internal Modem
Gambar C3 adalah Coax input tunggal untuk IP dan layanan broadcast yang juga sering
dipergunakan.

Gambar C4. Konfigurasi: Pure IPTV STB dengan External Gateway
Beberapa fungsi-fungsi di dalam jaringan IPTV, diantaranya:
Head-end, terdiri dari IRD (integrated receiver decoder) yang berfungsi sebagai penerima kanal
televisi melalui satelit, dan encoder yang berfungsi mengubah format video ke format baku MPEG-4/H.264
untuk dilewatkan ke jaringan IP.
Middleware merupakan komponen pengendali utama layanan IPTV. Middleware terintegrasi dengan
VoD Server, content management/delivery system (CMS/CDS), end-user terminal, CA/DRM dan NMS.
Sistem pada middleware mendukung open architecture dan mempunyai open standard interface, untuk
berkomunikasi dengan 3rd party application, dan mendukung pengembangan layanan baru dengan cepat.
BCMS (business and content management system) merupakan sistem yang digunakan untuk
mengelola bisnis dan konten sistem IPTV.
VoD (video on demand) merupakan sistem yang memberikan layanan on demand kepada pelanggan.
VoD didistribusikan dengan mekanisme yang memungkinkan minimalisasi biaya.
CA (conditional access) / DRM (digital right management) adalah suatu mekanisme yang
memungkinkan sistem memberikan hak akses terautentikasi terhadap sebuah program yang diminta user.
End User Terminal dibagi ke dalam beberapa tipe tergantung dari akses yang digunakan. Untuk
jaringan private akan digunakan home gateway dan set top box (STB), dimana home gateway merupakan
gerbang koneksi ke jaringan broadband, sedangkan STB merupakan perangkat antarmuka dari home
gateway ke terminal TV pelanggan. Untuk jaringan publik akan digunakan client application yang diinstall
di perangkat dan terintegrasi dengan browser yang digunakan.
CDN (content delivery network) merupakan perangkat yang digunakan untuk membantu distribusi
konten di atas jaringan.
NMS (network management service) merupakan sistem yang digunakan untuk memelihara dan
memonitor jaringan yang digunakan men-deliver layanan IPTV.
Transmisi IPTV
IPTV server
Pada jaringan OPTIC mesh terhubung dengan sebuah OXCs (Optical Cross- Connected/Switch) yang
terkoneksi melalui link WDM dan membentuk topologi yang terpisah. Sebuah OXCs dapat berupa switching
elekronik atau all-OPTICal. Pada aplikasi IPTV, terdapat sumber SHE (Super Head-End). SHE tersebut
berfungsi sebagai sumber primer untuk menjaga reabilitas dari transmisi video. Video stream ditransmisikan
dari SHE dan diterima oleh VHO (Video Hub Office) dimana didalam VHO, video stream akan diproses
lebih lanjut (misalnya penambahan iklan) sebelum dikirim ke OXCs dan ditransmisikan ke user.
Sistem IPTV
IPTV melayani baik siaran langsung (live) maupun program atau video yang tersimpan di server
(Video on Demand VoD). Pada system IPTV codec yang dipakai dalam MPEG-2 atau MPEG-4 (H.264) dan
dikirim dalam sebuah system transport MPEG dengan menggunakan IP multicast (siaran langsung) atau IP
unicast (VoD). Dengan metoda IP Multicast, informasi dapat dikirim ke multiple komputer pada saat yang
bersamaan. Pada system standar IPTV, protocol utama yang digunakan adalah : RTSP (Real Time
Streaming Protocol) untuk VoD dan IGM version 2 untuk siaran langsung. IGMP version 2 berfungsi untuk
koneksi ke multicast stream (saluran TV) dan menjembatani perubahan dari satu multicast stream ke lainnya
(perubahan channel TV).
NPVR (Network-based Private Video Recorder)
Network-based Private Video Recorder atau yang lebih dikenal dengan sebutan NPVR merupakan
fiture pada IPTV dimana siaran langsung (real-time broadcast) dapat disimpan pada jaringan server yang
untuk kemudian dapat diakses oleh user sesuai dengan waktu yang mereka tentukan. NPVR sistem
menyediakan layanan siaran TV yang mengizinkan user untuk menyimpan semua siaran TV yang mereka
inginkan dan menontonnya tanpa adanya paket biaya tambahan dan alat tambahan pada STB (set top box).
Dengan NPVR user seperti memiliki sebuah PVR (Privat Video Recorder) yang terpasangan pada jaringan.
Dengan cara ini user dapat menikmati acara yang mereka inginkan kapan saja, dimana saja, apa saja tanpa
adanya alat tambahan lainnya.
Kekurangan dan Kelebihan IPTV
1) Kekurangan
Dalam perkembangannya, IPTV yang semakin marak diperbincangkan masih saja ada
kekurangan/kelemahannya. Karena bergantung dengan jaringan internet kualitas siaran bisa menurun,
seperti gambar siaran yang terputus-putus karena kualitas jaringan yang kurang baik.
Tetapi dengan berbagai macam layanan IPTV serta semakin berkembangnya teknologi, bukan tidak
mungkin dimasa mendatang IPTV menggantikan Siaran Televisi yang ada sekarang ini.
2) Kelebihan
a. IPTV dapat menyiarkan secara live atau prerecorded digital video program-program pendidikan,
komersial, serta dapat melakukan capturing dan transmisi program dari berbagai source.
b. IPTV dapat melakukan penjadwalan program sesuai dengan kebutuhan antara pemilik informasi dan
audience. Penikmat dapat memilih program dari suatu listing yang akan dilihatnya.
c. IPTV dapat memberikan layanan yang ekonomis namun dengan tidak mengorbankan kualitas layanan.
Ini karena teknologi bandwidth transmisi yang efisien, yaitu IP multicasting.
d. IPTV mendukung format standard MPEG (Motion Picturre Experts Group) untuk memberikan high
quality, full motion video. Feature ini merupakan tambahan terhadap standard CODEC atau
compression/decompression untuk menjamin kualitas gambar yang sesuai dengan spesifikasi aplikasi
dan bandwidth yang tersedia.
e. Bila dibandingkan dengan metode tutorial yang konvensional, IPTV lebih efisien karena tidak perlu
membayar instruktur, biaya print materi relatif lebih sedikit, tidak perlu menyewa ruang seminar khusus
karena IPTV dapat diakses oleh setiap meja selama terkoneksi dalam satu LAN/WAN.
f. Kelebihannya adalah penyatuan system transmisi televisi dan IP sekaligus yang menggunakan
infrastruktur IP tanpa harus investasi tambahan untuk area dan tower/hub transmisi, izin frequency,
engineer, perangkat transmisi dan lain sebagainya. Berikutnya jaringan IP memungkinkan untuk
broadcast lebih banyak fungsi dan content (siaran).
g. Tidak semua content ditransmisikan, Jadi hanya content yang dipilih untuk dilihat oleh pengguna saja.
(System proxy tidak memungkinkan untuk real time content/siaran). Hal ini tentu akan membuat
penggunaan bandwidth infrastruktur jaringan lebih efisien. Disamping juga content yang dipilih
pengguna dibatasi oleh lebarnya pipa bandwidth sampai ke perangkat user (Set-Top-Box). Secara tidak
langsung juga meningkatkan privacy pengguna dibanding technology televisi biasa atau via satelit.
h. Technology IP memungkinkan pemirsa televisi lewat jaringan internet mendapatkan pengalaman
menonton yang lebih interactive dan personal.
i. Dapat mengakses file-file di komputer pengguna, menggunakan telephone IP wireless atau sampai
kelebihan pada pengawasan orangtua terhadap dokumentasi laporan dari sekolah anak-anak mereka,
saat mereka tidak berada dirumah.
j. Dengan IP-base, IPTV memiliki beberapa keunggulan, diantaranya kemampuan IPTV untuk
berintegrasi dengan jaringan IP-base service seperti akses internet maupun VoIP (Voice over IP).





Televisi protokol Internet
'Televisi protokol Internet' adalah layanan televisi dengan jaringan Internet yang menggunakan
arsitektur jaringan dan metode suite protokol Internet melalui paket-switched Jaringan Infrastruktur,
misalnya, Internet dan jaringan Internet akses broadband, bukan menggunakan frekuensi radio, sinyal satelit,
dan televisi kabel.
IPTV layanan Mei Jadilah Berbintang Ke tiga kelompok utama: TV, waktu bergeser pemrograman,
dan video on demand (VOD). Hal ini Distinguished dari layanan internet berbasis web atau multimedia
berbasis umum dengan proses Standardisasi on-akan-nya (misalnya, Institut Standar Telekomunikasi Eropa)
dan skenario penyebaran Preferential dalam jaringan Telekomunikasi berbasis pelanggan dengan saluran
akses berkecepatan tinggi pengguna akhir bangunan Ke melalui kotak set- top atau lain-lokasi pelanggan
tetap.
Definisi[sunting | sunting sumber]
Secara historis, banyak definisi yang berbeda-beda IPTV Apakah Muncul, Termasuk dasar stream
melalui jaringan IP, transportasi sungai melalui jaringan IP dan sejumlah sistem berpemilik.
Definisi resmi disetujui oleh kelompok Telekomunikasi fokus pada IPTV International Union (ITU-T
FG IPTV) adalah sebagai berikut:
"IPTV didefinisikan sebagai pelayanan multimedia diantaranya televisi / video / audio / text / grafik /
data yang disampaikan melalui jaringan berbasis IP. Sistem ini mampu memberikan tingkat kualitas
pelayanan dan pengalaman, keamanan, interaktivitas dan keandalan yang dibutuhkan."
Definisi Lain yang resmi dan lebih rinci IPTV datang dari Alians Telecomunication Industry Solution
(Atis), IPTV eksplorasi Group pada tahun 2005:
IPTV didefinisikan sebagai pengiriman aman dan dapat diandalkan untuk pelanggan dari hiburan
video dan layanan terkait. Layanan tersebut meliputi Mei, misalnya, Live TV, Video On Demand (VOD)
dan Interactive TV (ITV). Layanan ini di mengakses Disampaikan agnostik, packet switched protokol
jaringan mempekerjakan Itu IP untuk mengangkut audio, video dan sinyal kontrol. Berbeda dengan video
melalui Internet publik, dengan penyebaran IPTV, keamanan jaringan dan kinerja yang ketat berhasil
Memastikan pengalaman hiburan unggul, Hasil dalam lingkungan bisnis yang menarik bagi penyedia
konten, pengiklan dan sama Pelanggan.
Salah satu definisi untuk pemakai IPTV ini untuk transportasi program satu atau beberapa sungai
(MPTS) yang bersumber oleh operator jaringan yang sama memiliki atau langsung kontrol itu mil yang
"terakhir" ke lokasi konsumen [rujukan?]. Ini kontrol atas Memungkinkan pengiriman Dijamin kualitas
pelayanan (QoS), Dan Juga Memungkinkan penyedia layanan untuk menawarkan pengalaman pengguna
yang ditingkatkan sebagai panduan program yang lebih baik seperti itu, layanan interaktif dll
Di lingkungan komersial IPTV banyak digunakan untuk distribusi TV, saluran playout video dan
Video on Demand (VOD) materi di LAN atau WAN IP jaringan infrastruktur, dengan QoS dikontrol.
Sejarah[sunting | sunting sumber]
Pada tahun 1994, ABC World News Now adalah acara televisi pertama yang disiarkan melalui
Internet, dengan menggunakan perangkat lunak konferensi video CU-SeeMe.
Istilah IPTV pertama kali muncul pada tahun 1995 dengan pendirian ajaran Software oleh Judith
Estrin dan Bill Carrico. Ajaran dirancang dan dibangun sebuah produk video internet bernama IP / TV. IP /
TV adalah MBONE Windows yang kompatibel dan aplikasi berbasis Unix yang bergerak tunggal dan multi-
sumber audio / video lalu lintas, mulai dari kualitas rendah sampai DVD, menggunakan kedua unicast dan
multicast IP Real-time Transport Protocol (RTP) dan kontrol real time protokol (RTCP). Perangkat lunak ini
ditulis terutama oleh Steve Casner, Karl Auerbach, dan Cha Chee Kuan. Ajaran diakuisisi oleh Cisco
Systems pada tahun 1998. Cisco mempertahankan IP / TV merek dagang.
Radio internet perusahaan AudioNet memulai webcast live pertama terus menerus dengan konten dari
WFAA-TV pada bulan Januari 1998 dan KCTU-LP pada tanggal 10 Januari 1998.
Kingston Communications, operator telekomunikasi regional di Inggris, meluncurkan KIT (Kingston
Interaktif televisi), sebuah IPTV lebih dari DSL broadband layanan TV interaktif pada bulan September
1999 setelah melakukan uji coba berbagai TV dan VoD. Operator menambahkan layanan VoD tambahan
pada bulan Oktober 2001 dengan Ya TV, penyedia konten VoD. Kingston adalah salah satu perusahaan
pertama di dunia untuk memperkenalkan IPTV dan VoD IP lebih dari ADSL.
Pada tahun 2002, Sasktel adalah orang pertama yang komersial menyebarkan Internet Protocol (IP)
video melalui jalur pelanggan digital (DSL) menggunakan Stinger Lucent (R) DSL platform. Pada tahun
2006, adalah perusahaan Amerika Utara pertama yang menawarkan saluran HDTV atas layanan IPTV.
Pada tahun 2003, Jumlah Akses Jaringan Inc meluncurkan layanan IPTV, terdiri dari 100 stasiun IPTV
bebas di seluruh dunia. Layanan ini telah digunakan di lebih dari 100 negara di seluruh dunia, dan memiliki
saluran dalam 26 bahasa.
Pada tahun 2005, Bredbandsbolaget meluncurkan layanan IPTV sebagai operator selular pertama di
Swedia. Pada Januari 2009, mereka bukan lagi pemasok terbesar; TeliaSonera yang meluncurkan layanan
mereka kemudian memiliki pelanggan sekarang lebih.
Pada tahun 2006, AT & T U-Ayat meluncurkan layanan IPTV-nya di Amerika Serikat, yang terdiri
dari kepala akhir nasional dan regional video-melayani kantor. AT & T menawarkan lebih dari 300 channel
di 11 kota dengan lebih yang akan ditambahkan pada tahun 2007 dan seterusnya. Pada bulan Maret 2009,
AT & T mengumumkan bahwa U-ayat telah diperluas ke 100 atau lebih channel High Definition di setiap
pasar TV U-Ayat. [10] Saat menggunakan protokol IP, AT & T telah membangun jaringan IP privat khusus
untuk transportasi video.
Masa depan[sunting | sunting sumber]
Di masa lalu, teknologi ini telah dibatasi oleh penetrasi broadband rendah dan dengan biaya yang
relatif tinggi menginstal kabel mampu mengangkut konten IPTV terpercaya di rumah pelanggan. Pada
tahun-tahun mendatang, namun, IPTV perumahan diharapkan tumbuh dengan cepat seperti broadband yang
tersedia untuk lebih dari 200 juta rumah tangga di seluruh dunia pada tahun 2005, diproyeksikan akan
tumbuh hingga 400 juta orang pada tahun 2010. Banyak penyedia utama dunia telekomunikasi yang
mengeksplorasi IPTV sebagai kesempatan pendapatan baru dari pasar yang ada dan sebagai langkah
pertahanan terhadap gangguan dari lebih konvensional layanan televisi kabel. Juga, ada semakin banyak
instalasi IPTV di sekolah-sekolah, universitas, perusahaan dan institusi lokal.
Pada bulan Desember 2009, FCC mulai melihat ke menggunakan kotak set-top untuk membuat TV
dengan kabel atau layanan serupa menjadi pemain video broadband. Kepala Biro Media FCC Bill Lake telah
mengatakan sebelumnya bahwa TV dan Internet segera akan sama, tetapi hanya 75 persen rumah memiliki
komputer, sedangkan 99 persen punya TV. Sebuah survei Nielsen mengatakan 99 persen dari menonton
video dilakukan di TV.





























Teknologi IPTV mendukung transmisi standar televisi program video melalui internet danInternet
Protocol (IP). IPTV memungkin layanan televisi yang terintegrasi dengan layanan internet berkecepatan
tinggi dan membagi koneksi dengan sesama pengguna.
Syarat IPTV adalah internet yang berkecepatan tinggiyang menggunakan bandwidth (pita lebar) pada
digital video. Sering jasa layanan ini menjalankan layanan dengan fasilitas video on demand. Sebagai
tambahan terhadap layanan ini, termasuk pengadaan layanan internet seperti akses ke web dan Voice Over
Internet Protocol (VoIP).
Perlu diingat bahwa layanan IPTV tidak seperti program televisi biasa, jasa layanan ini dipancarkan
melalui jaringan internet. Dengan berbasis flatform IP address, memiliki keuntungan sehingga membuat
tampilan TV menjadi lebih interaktif. Sebagai contoh, program interaktif memudahkan kepada pengguna
untuk mencari tayangan acara melalui titel atau nama pemeran film ataupun gambar di dalam gambar yang
berfungsi sebagai pencarian channel tanpa harus khawatir ketinggalan acara yang sedang ditonton.
Pengguna dapat memperhatikan status pemain film ketika sedang menonton acara permainan olah raga.
Mereka juga dapat mengakses foto atau musik dari komputernya melalui televisi. Bahkan mereka juga dapat
menyesuaikan tombol parental sehingga para anak-anak hanya dapat menonton film dokumentari tentang
sekolah ketika para orang tua sedang tidak berada di rumah.
Karena IPTV membutuhkan transmisi data real-time dan menggunakan Internet Protocol,sehingga
sensitif terhadap :
1. Paket yang hilang dan terlambat jika koneksi IPTV tidak begitu cepat
2. Kualitas gambar patah-patah atau hilang sama sekali jika aliran data tidak lancar
Permasalahan saat ini telah terbukti khususnya pada beberapa permasalahan ketika percobaan
streaming IPTV melalui jaringan wireless. Peningkatan pada teknologi wirelesssaat ini baru pada tahap
menyediakan peralatan untuk memecahkan masalah yang dihadapi

Mengenal Internet Protocol Television (IPTV)
Apa jadinya jika Teknologi Informasi dikawinkan dengan televisi? Siapa yang akan menjadi tuan
rumah, komputer atau pesawat televisi? Jika komputer, maka siaran televisi nantinya bisa diakses melalui
sebuah website. Namun, jika pesawat televisi yang jadi tuan rumah, maka gambar dan suara akan disalurkan
melalui IP. Untuk jawaban yang terkahir, kita stilah IPTV
Secara sederhana, Internet Protocol Television (IPTV) adalah metode penyaluran gambar dan suara
televisi melalui IP. IPTV merupakan sebuah sistem yang mampu menerima dan menampilkan sebuah video
stream yang di-encode sebagai serangkaian paket berbasis IP.
Proses penerimaan siaran televisi pada IPTV tidak berbeda dengan dua metode yang sudah dikenal
sebelumnya, yakni menggunakan antena penerima sinyal dari pemancar untuk televisi konvensional, dan
menggunakan kabel untuk televisi kabel. Perbedaannya terletak pada tipe data yang dikirimkan dari stasiun
televisi ke rumah-rumah.
Pada IPTV, data yang dikirimkan oleh penyedia siaran televisi berupa paket-paket berbasis IP yang
diterjemahkan oleh pesawat televisi pelanggan sebagai data gambar dan suara.

Cara Kerja IPTV
Decoder yang sudah tertancap di pesawat televisi dihubungkan dengan jalur Internet DSL di rumah-
rumah. Alat ini bertanggung jawab menyatukan kembali paket-paket berbasis IP yang diterima dari penyedia
siaran IPTV ke dalam bentuk video stream yang koheren, dan men-decode-nya menjadi gambar dan suara.
Tugas tersebut sebenarnya bisa digantikan oleh komputer. Namun, sangat jarang orangmeletakkan
komputer yang selalu menyala di samping pesawat televisi, bukan? Oleh karena itu, sebuah kotak decoder
yang dinilai kecil dinilai masih lebih efisien ketimbang memaksa komputer melakukan tugas tersebut.
Sebagian besar video dalam sistem IPTV di-encode dalam format MPEG-2, kendati format H.264 dan
Windows Media juga memungkinkan. Video stream ini dipecah menjadi paket-paket berbasis IP dan
dimasukkan ke dalam jaringan milik penyedia siaran IPTV (yang juga perusahaan telekomunikasi) tempat
dimana data-data lain (voice dan data) berjalan.
Lantas, bagaimana memperlakukan data video stream tersebut agar tidak tersendat sampai ke pesawat
televisi pemirsa? Penyedia sistem IPTV menerapkan Quality of Service (QoS) yang memprioritaskan data
video stream untuk mencegah terjadinya delay, atau terputusnya sinyal siaran IPTV.

Stasiun Relay
Pelanggan biasanya tidak terhubung langsung dengan kantor pusat penyedia layanan siarn IPTV,
melainkan melalui stasiun relay atau kantor cabang terdekat. Di kantor cabang inilah siaran yang berasal dari
kantor pusat, dipadukan dengan local content, seperti channel televisi, iklan, serta video on demand (VoD).
Di sini pula lah sebuah middleware IPTV ditempatkan.
Middleware IPTV merupakan sekumpulan software yang melayani otentikasi pelanggan, permintaan
perubahan channel, tagihan, permintaan VoD, dan lain-lain. Seluaruh channel siaran IPTV dikirimkan
kepada stasiun relay secara simultan, yang biasanya menimbulkan efek leher botol di sana.
Leher botol ini disebabkan keterbatasan bandwidth DSL, yang tidak mampu mengantarkan semua channel
video stream ke pelanggan dalam waktu yang bersamaan. Hal ini tidak terjadi pada televisi kabel, karena
ketersediaan bandwidth kabel yang mencapai hingga 4,5 Gbps. Sementara ADSL2+ yang paling anyar, baru
mampu menyediakan bandwidth pada kisaran 25 Mbps.
Lantas, bagaimana cara stasiun relay mengirimkan ratusan channel siaran IPTV kepada pelanggan
menggunakan jalur internet DSL? Stasiun relay hanya mengirimkan satu channel siaran IPTV dalam satu
waktu. Ketika pelanggan mengganti channel dengan memencet tombol pada remote control misalnya,
decoder tidak melakukan tuning seperti pada televisi konvensional dan kabel.
Yang terjadi selanjutnya adalah decoder mengubah channel yang menggunakan IP Group Membership
Protocol (IGMP) v2 untuk masuk ke dalam kelompok multicast baru. Ketika stasiun relay menerima
pengubahan ini, middleware akan melakukan otentikasi ulang, apakah pelanggan yang bersangkutan
memang berlangganan channel baru yang diinginkannya.
Selanjutnya, middleware memerintahkan router yang ada di stasiun relay untuk menambahkan data
pelanggan tersebut pada daftar distribusi channel. Dengan demikian, hanya sinyal yang diminta oleh
pelanggan yang dikirimkan oleh stasiun relay ke pesawat televisi pelanggan.

IPTV Network
IPTV (Internet Protocol Television) adalah suatu sistem dimana layanan digital televisi dikirimkan
menggunakan Internet Protocol melalui jaringan infrastruktur diantaranya termasuk koneksi yang
berkecepatan tinggi. IPTV berdiri untuk TV Internet Protocol. Sebuah sistem IPTV digunakan dalam bisnis
memungkinkan ratusan saluran TV dan video untuk dilihat pada jumlah yang tidak terbatas dari TV dan PC
terhubung ke jaringan data yang ada.

Apa IPTV network ?
IP/TV adalah suatu pengembangan baru dalam software komunikasi client-server yang mem-
broadcast video yang berkualitas tinggi (setara real time full motion video secara simultan ) ke user window
melalui jaringan data yang ada sekarang. Beberapa feature yang dimiliki oleh IP/TV ini adalah :
1. IP/TV dapat menyiarkan secara live atau prerecorded digital video program-program pendidikan,
komersial,dsb, serta dapat melakukan capturing dan transmisi program dari berbagai source.
2. IP/TV dapat melakukan scheduling /penjadwalan program sesuai dengan kebutuhan antara pemilik
informasi dan audience. Viewer dapat memilih program dari suatu listing yang akan dilihatnya.
3. IP/TV dapat memberikan layanan yang ekonomis namun dengan tidak mengorbankan kualitas layanan.
Ini karena teknologi bandwidth transmisi yang efisien, yaitu IP multicasting.
4. IP/TV mendukung format standard MPEG (Motion Picturre Experts Group) untuk memberikan high
quality, full motion video. Feature ini merupakan tambahan terhadap standard CODEC
(compression/decompression) untuk menjamin kualitas gambar yang optimal sesuai dengan spesifikasi
aplikasi dan bandwidth yang tersedia.
5. Bila dibandingkan dengan metode tutorial yang konvensional, IP/TV lebih efisien karena tidak
perlu membayar instruktur, biaya print materi relatif lebih sedikit, tidak perlu menyewa ruang seminar
khusus (karena IP/TV dapat diakses oleh setiap meja selama terkoneksi dalam satu LAN/WAN).

Pada dasarnya, IPTV memiliki 2 komponen:
Internet Protocol (IP)
Menegaskan format paket dan skema alamat, karena hamper seluruh jaringan menggabungkan IP
dengan protocol lebih canggih. Tergantung dari vendor, UPD (User Datagram Protocol) adalah protocol
yang biasa dipakai. Protocol ini menghubungkan sumber data dan tujuan IP menghubungkan informasi dan
memakai informasi ini dalam sebuah system. Tapi tidak ada pranala langsung anatara sumber dengan
penerima informasi

Television (TV)
Television adalah medium untuk berkomunikasi yang bekerja dengan menyampaikan gambar dan
suara. Semua orang pasti tahu TV, tapi disini television lebih dikenal dengan layanan linera dan
programming yang diinginkan (on demand).
Bila keduanya digabungkan, maka IP + TV = IPTV, yaitu medium untuk komunikasi gambar dan
suara yang berjalan dengan dan di dalam jaringan Internet Protocol. Jaringan IP dalam IPTV bukan jaringan
IP public, tapi jaringan IP pribadi

Apa Saja Kegunaan IPTV?
Pelanggan yang terhubung dengan penyelenggara IPTV akan dapat menikmati layanan-layanan sebagai
berikut:
Linear/Pushed TV Broadcast
Siaran TV diterima langsung sesuai jadwal siaran dari penyelenggara siaran TV.
Pause TV
Pelanggan dapat melakukan pause pada program Live TV /Broadcast TV yang sedang berlangsung untuk
kemudian melakukan rewind dan menyaksikan kembali bagianprogram/siaran yang telah terlewati.
Time Shift TV
Pelanggan dapat menonton kembali tayangan suatu Program Live /Broadcast TV yang telah ditayangkan
sampai seminggu sebelumnya. Tayangan tersebut dapat dipilih melalui EPG (Electronic Program Guide).
Interactive Program Guide
Interactive Program Guide adalah interface antara pelanggan dengan sistem dan konten IPTV dengan
penampilan yang userfriendly,untuk layanan interaktif.
Pay per View
Acara siaran TV pada program-program spesial (misalnya film, WWF, Tinju,Sepakbola). Siaran ini akan
ditampilkan pada pelanggan yang meminta sesuai jadwal tayangan.
Personal Video Recording
Pelanggan dapat merekam suatu program broadcast/live TV sesuai dengan jadwal program yang dapat
ditampilkan melalui EPG.
Video on Demand
Pelanggan dapat memilih untuk menyaksikan suatu film tertentu dari beberapa pilihan konten film yang
dapat diakses melalui EPG.
Public Services
Pelanggan dapat memilih program-program layanan masyarakat seperti early warning information,
proses pembuatan KTP, SIMdll, proses pembayaran pajak dll.
Music on Demand
Pelanggan dapat memilih untuk menyaksikan/mendengarkan suatu musik/lagu tertentu dari beberapa pilihan
konten lagu yang dapat diakses melalui EPG.
Headlines on Demand
Pelanggan dapat menyaksikan informasi News, Weather,Horoscope, pada portal IPTV. Informasi News ini
akan ditampilkan secara regular menggunakan metode IP Multicasting.
Gaming
Konten game juga dapat ditampilkan melalui platform IPTV.
TV Web Browsing / Internet on TV
Memungkinkan pelanggan untuk melakukan browsing internet yang telah didefinisikan pada sebuah portal
IPTV.
Interactive Advertising
Menampilkan interactive advertisement dengan enhanced viewers experience kepada target pelanggan.
Juga merupakan tool bagi service provider untuk men-drive revenue.
T-Commerce
Pelanggan dapat berbelanja melalui tampilan katalog pada TV dengan metoda transaksi yang terjaga
keamanannya.

Layanan Tambahan Lain yang diperoleh dari IPTV
Training Karyawan
Pendidikan dan pelatihan karyawan strategi yang sangat vital bagi kesuksesan suatu
suatu perusahaan dan peningkatan keahlian karyawan untuk karir mereka. Pelatihan yang biasanya
dilakukan adalah dengan mengirimkan karyawan ke pusat-pusat training yang dapat menghabiskan anggaran
yang cukup besar, belum lagi biaya akomodasi dan transportasi karyawan yang harus ditanggung oleh
perusahaan selama mereka menjalani pelatihan. Oleh karena itu IP/TV dapat memberikan alternatif solusi,
yaitu dapat memberikan pelatihan keahlian karyawan secara cepat dan kapan pun dibutuhkan (tanpa perlu
waktu waktu perjalanan), tidak perlu memindahkan karyawan jauh dari tempat tugasnya, dan dapat
menghemat budget untuk keperluan akomodasi dan travel karyawan selama pelatihan.
Distance learning
IP/TV dapat digunakan sebagai media untuk melakukan pelatihan/pendidikan jarak jauh (distance
learning). IP/TV akan membawa semua informasi dalam suatu seminar atau konferensi atau kegiatan
perkuliahan langsung ke komputer audience dengan siaran langsung satelit, kabel atau via internet. Distance
learning ini dapat juga digunakan oleh divisi-divisi perusahaan untuk saling mengirimkan informasi yang
dibutuhkan oleh bagian/karyawan yang masih memerlukan pelatihan/bimbingan di lapangan. Bila dilihat
dari kepentingan pendidikan, universitas dapat memberikan kuliah jarak jauh kepada para mahasiswanya
dari manapun ia berasal, dan kapan pun ia membutuhkan informasi itu. Feature IP/TV Question Manager
dapat digunakan viewer untuk bertanya secara langsung (online) kepada instruktur/pengajar sehingga
suasananya dapat berlangsung interaktif seperti di kelas.
Implementasi Layanan IPTV di Dunia
Beberapa operator telekomunikasi kelas dunia telah melihat peluang dan telah mengimplimentasikan
layanan IPTV ini sebagai salah satu bagian dalam bisnisnya. Sebut saja France Telecom, salah satu operator
telekomunikasi terbesar di Eropa, yang menurut berita yang dipublikasikan
di http://www.fierceiptv.com/ pada bulan November 2008 telah memiliki pelanggan sekitar 1.74 juta yang
tersebar di seluruh Eropa antara lain di Perancis, Spanyol dan Polandia, meningkat sekitar 76% selama dua
kwartal dibanding periode di tahun sebelumnya. Perusahaan yang masuk pasar dengan nama Orange TV ini
saat ini juga aktif berekspansi untuk membidik pelanggan di UK.
Disamping itu operator IPTV lainnya adalah PCCW Ltd, yang berkantor pusat di Hongkong dan
merupakan bagian dari HKT Group Holdings Limited (HKT). Perusahaan yang merupakan penyelenggara
layanan telekomunikasi terbesar di Hongkong dan merupakan pemain bisnis kelas atas bidang ICT
(Information and Communications Technologies) yang berbasis pada empat platforms yaitu fixed-line,
broadband Internet access, TV dan mobile ini, telah menjalankan bisnis IPTV dan Quadruple Play solution
sejak Agustus 2007. Perusahaan ini bahkan telah menandatangani MoU dengan Telkom dan Telkomvision
untuk menyelenggarakan layanan bisnis berbasis IPTV di Indonesia pada
september 2008 lalu.

Keuntungan bagi masyarakat
Seperti yang sudah dibahas di bagian sebelumnya, dari segi teknologi mungkin bukan merupakan isu
yang mengkhawatirkan, karena cepat atau lambat teknologi tersebut akan atau sudah masuk ke peradaban
masyarakat kita. Apalagi di Indonesia sudah terdapat jaringan berbasis ADSL yang digelar oleh operator
telekomunikasi terbesar di Indonesia PT Telkom, yang dikenal dengan nama Telkom Speedy, disamping
jaringan FTTN (fiber to the Node), FTTB (fiber to the Building) dan FTTH (fiber to the home) yang sudah
digelar luas oleh beberapa operator seperti XL, Biznet, Indosat, Lintas arta dll. Yang menjadi persoalan
adalah apakah masyarakat kita sudah siap meghadapi perkembangan tersebut? Apakah kemajuan
masyarakat kita sudah dapat sebanding dengan kemajuan teknologi tersebut? Dan apakah teknologi tersebut
bermanfaat bagi masyarakat?
Memang akan menjadi ironi bila masyarakat kita belum siap, karena kita yang seharusnya dapat
menguasai teknologi, justru akan menjadi dikuasai oleh teknologi. Seperti yang terjadi saat ini, dimana
perkembangan teknologi komunikasi seluler begitu merambah masyarakat kita, menohok sampai ke pelosok
pedesaan. Kelihatan bahwa masyarakat kita belum siap, skala prioritas kebutuhan penggunaan HP seakan
sudah mulai ditempatkan dalam skala yang tinggi, bahkan lebih tinggi dari kebutuhan akan sandang dan
papan sekalipun. Itu yang dapat kita amati dari gaya hidup sebagian masyarakat kita baik di perkotaan dan
pinggiran, dimana dengan penghasilan relatif masih rendah namun kemana-mana sudah menenteng HP
keluaran terbaru dengan harga dan tingkat penggunaan / percakapan lumayan tinggi.
Menghadapi perkembangan teknologi teknologi tersebut, masyarakat harus benar-benar siap agar tidak
terjadi peningkatan kejahatan dan atau perilaku negatif lainnya di masyarakat akibat dampak perkembangan
teknologi ini. Karena disamping siaran TV para pelanggan IPTV juga dapat menikmati internet, sehingga
solusi layanan ini dapat mempengaruhi perilaku masyarakat luas.
Banyak manfaat dapat diperoleh dengan adanya teknologi IPTV ini, antara lain masyarakat menjadi
lebih berpeluang untuk mengakses informasi dengan mudah, aman, dan relatif murah. Mudah karena
pelanggan dapat memperoleh layanan berbasis Quadruple Play dimana suara (VoIP), Video (film, snetron,
TV dll), layanan data dan Broadband internet dalam satu operator, yang akan memudahkan dalam
membayar biaya langganan dan jaminan after sales service nya. Aman karena pelanggan berada di jaringan
yang tertutup dan khusus, yang hanya terhubung dengan pelanggan yang benar-benar dikenal oleh
operatornya dan Relatif murah biaya langgananya bila dibandingkan dengan berlangganan layanan terpisah
dari beberapa operator yang berbeda.
Namun dalam hal ini peran pemerintah menjadi sangat strategis, untuk melakukan pengawasan dan
pengamanan berkaitan dengan penggunaan teknologi informasi. Seperti yang telah dilakukan dalam
penanggulangan Insiden Keamanan pada Infrastruktur Informasi Indonesia, dengan pembentukan team ID-
SIRTII (Indonesia-Security Incident Response Team on Information Infrastructure), yang diketuai oleh DR.
Richardus Eko Indrajit, salah satu pakar TI Indonesia, dan beranggotakan oleh beberapa tokoh yang sangat
ahli dan berpengalaman di bidang TI, yang bertujuan untuk mengamankan dan melindungi infrastruktur TI
demi kepentingan pemerintah, publik, pendidikan dan bisnis.
Di bidang konten, sudah semestinya peran KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) lebih tajam dan tegas,
dalam mengawasi dan mengamankan industri penyiaran di Indonesia. Apalagi menjelang diimplementasikan
IPTV yang berkonsekuensi pada berlipat gandanya jumlah siaran yang dapat dinikmati oleh masyarakat.
Lebih-lebih dimungkinkannya solusi IPTV melalui TV bergerak (Mobile Television) yang memungkinkan
masyarakat berinteraksi dengan televisi di manapun di sela-sela aktivitas sehari-hari. Dimungkinkan
kerjasama yang lebih erat antara lembaga pengawas konten ini (KPI) dengan pengawas telekomunikasi
(BRTI), karena sistim bisnisnya akan menjadi menyatu sehingga dibutuhkan lembaga pengawas yang kuat,
berwibawa dan yang benar-benar menguasai bidang pekerjaaanya.
Diperlukan standar kualitas yang baik dari segi kualitas signalnya, kualitas layanan, maupun kualitas
isi siarannya. Peran pemerintah sebagai moderator, mediator dan regulator sangat dinantikan agar setiap
adanya perkembangan teknologi dapat diminimalisasi dampak negatifnya terhadap masyarakat luas,
disamping optimalisasi teknologinya agar semakin bermanfaat bagi masyarakat luas.

Quality Of Service Pada IPTV
Teknologi IPTV memungkinkan pemirsa berinteraksi dengan pesawat TV karena kita yang
sebelumnya dianggap sebagai penonton, saat ini mulai dianggap sebagai mitra yang dikenal secara
personal oleh penyelenggara siaran TV. Keberadaan, keinginan, kebutuhan dan rencana kita dapat dicatat,
dijadwalkan dan kemudian dipenuhi dengan segera oleh operator IPTV tersebut. Kita dapat dianggap
sebagai pribadi special yang memiliki keinginan khusus dan setiap saat dapat dilayani oleh stasiun
penyelenggara siaran TV tersebut. Bahkan kita juga dapat melakukan koreksi, pooling, rating dan voting
sampai dengan usulan perbaikan program yang kita tonton secara realtime, pada saat acara sedang
berlangsung. Begitu tingginya tingkat personality nya memungkinkan IPTV ini menjadi pilihan menarik
bagi para penikmat siaran TV di masa depan.
Perkembangan teknologinya tidak lepas dari keberhasilan para insinyur dalam merekayasa signal
audio dan video yang awalnya berformat analog (linear) menjadi format digital (non linear), yang dikenal
dengan digitalisasi. Dalam proses ini dilakukan pemrosesan gambar video menjadi elemen-elemen gambar
(picture element) dengan ukuran lebih kecil sebelum diproses lebih lanjut. Hal ini memungkinkan
pengolahan gambar dengan lebih sempurna khususnya karena dapat dilakukan proses deteksi dan koreksi
kesalahan (error detection and correction) bila terjadi kegagalan dalam proses pengolahan signal, untuk
mengembalikan sinyal yang rusak ke bentuk aslinya.
Tujuan Digitalisasi, tidak lain adalah untuk mendapatkan efisiensi dalam banyak hal antara lain
efisiensi spectrum frequency, network transmission, transmission power dan consumption power.
Disamping itu untuk meingkatkan kualitas dan stabilitas antara lain agar signal bebas interferensi, derau
fading, resolusi menjadi lebih tajam, gambar dan suara lebih stabil dan dimungkinkannya recovery terhadap
gangguan transmisi (Error correction).
Saat ini beberapa bidang kehidupan sedang mengalami proses migrasi ke teknologi digital dengan
tujuan untuk mendapatkan efisiensi dan optimalisasi. Antara lain digitalisasi bidang penyiaran dan
digitalisasi bidang telekomunikasi. Dalam implementasinya ditandai dengan pemanfaatan Jaringan IP
misalnya VoIP (Voice over IP) dan IPTV. Perubahan ini mempengaruhi pola penggunaan open protokol
yang selama ini rawan gangguan, menjadi Virtual Private dan Secured sehingga semakin banyak dapat
digunakan dalam berbagai aplikasi khusus misalanya perbankan, militer dan bisnis. Ditandai pula dengan
meningkatnya tantangan pada QoS (Quality of Services), Interoperability, User mobility dan Network
Management yang merupakan jantung dari keberhasilan system digital tersebut. Disamping itu di bidang
regulasi juga ditandai dengan perubahan dari Fully Regulated (PSTN, TV Analog) menjadi Less Regulation
(NGN, WiFi, WiMax, IPTV), yang mengharuskan pemerintah harus bertindak extra hati-hati dan bijaksana
dalam menerapkan peraturannya
Rezim regulasi Terpisah yang selama bertahun-tahun belakangan ini dijadikan pegangan, cepat atau
lambat akan berubah menjadi regulasi yang konvergensi / terpadu. Begitu pula cara penghitungan tarif yang
selama ini dianut misalnya frequency based mulai berubah menjadi bit stream based. Hal ini juga ditandai
dengan terjadinya migrasi Layanan menuju Multimedia Broadband Service.

Jaringan Tertutup dan dan Aman
Berbeda dengan Internet TV yang menggunakan jaringan internet publik yang bersifat terbuka, dimana
setiap orang dapat menjadi bagian dari jaringan internet tersebut tanpa harus diketahui identitas oleh
operatornya, IPTV merupakan solusi layanan pengiriman audio, video dan data melalui IP yang bersifat
tertutup (closed circuit) dan proprietary (kepemilikan khusus) dan memiliki kemampuan mengirimkan
chanel-chanel layanan audio video dan data yang bersifat secured (aman) sebagaimana yang terjadi di
layanan cable TV saat ini. Hanya pelanggan yang terdaftar saja yang dapat menikmati layanannya.
Distribusi konten pada IPTV ini dikontrol oleh operatornya dengan sangat ketat.
Layanan IPTV merupakan layanan yang bersifat inherently resourceintensive, yang memiliki
fluktuasi kebutuhan (bandwidth) yang relatif tidak dapat diprediksi dan dalam suatu saat dapat memiliki
tingkat concurrency (permintaan program secara bersamaan) yang tinggi. Service provider harus melakukan
beberapa asumsi dalam menjalankan layanan, agar tetap dapat menjaga kepuasan pelanggannya. Asumsi
tersebut antara lain VOD (Video on Demand) / Unicast Concurrency yaitu karena VOD memiliki direct
effect terhadap jumlah traffic yang terjadi pada jaringan transmisi, kenaikan 10% pada VOD misalnya akan
mengakibatkan traffic unicast video naik sekitar 20%. Dalam hal ini VOD menjadi major variable pada
perencanaan jaringan dan reliable service delivery.
Asumsi lainnya adalah Broadcast Channel Concurrency yaitu jumlah broadcast channel yang ditonton
oleh pelanggan akan sebanding dan mempengaruhi multicast replication pada jaringan. Asumsi HD Content
Growth yaitu pertumbuhan jumlah content HD akan dapat menjadi indikasi deferentiation layanannya.
Disamping itu asumsi lainnya adalah STB Proliferation, dimana jumlah STB per household dan beberapa
features seperti multi channel viewing for PiP dan multi-angle viewing menjadi faktor yang dapat
meningkatkan kebutuhan bandwidth. Network-based intelligence dan quality of service (QOS) mechanism
seperti hierachical QOS (H-QOS) sangat diperlukan untuk mengantisipasi dynamic real-time traffic change,
yaitu perubahan lalulintas aliran data yang dapat berubah setiap saat. Untuk itulah diperlukan fasilitas QoS
yang sangat ketat. Dalam aplikasinya, layanan IPTV ini merupakan geographically-bound approach yaitu
dibutuhkan pendekatan regulasi khusus yang bersifat geografis, dan diperlukan regulasi dan kebijakan
bersifat lokal.
IPTV menjadi menarik karena memiliki beberapa kelebihan yang tidak dimiliki layanan lainnya.
Beberapa feature menarik antara lain Personalized e-commerce yang memungkinkan pengiklan (penjual),
pelanggan (calon pembeli) dan operator (penyedia layanan iklan) dapat berinteraksi secara personal, terbuka
dan relatif tidak terbatas berkenaan dengan product yang ditawarkan dan diperjualbelikan. Feature ini
memungkinkan diperolehnya more targeted advertising yang tidak diperoleh dalam layanan lainnya seperti
Cable TV, DTH (Direct To The Home), Digital Terrestrial TV dan Mobile TV. Kelebihan lainnya adalah
menurunnya peluang bagi theft dan piracy yang merupakan masalah klasik yang sulit dihindari khususnya
untuk mengurangi kerugian finansial bagi produser dan content provider.
Bagi pelanggan, feature personality dan interactivity merupakan faktor yang paling dominan, yang
merupakan superiority layanan ini terhadap layanan multimedia lainnya. Sifat IPTV yang mampu
melakukan "Push" dan "Pull" content memungkinkan pelanggan disamping dapat menikmati program yang
sedang disiarkan oleh operator, juga dapat memesan video, musik kesayangannya dan layanan aplikasi
khusus lainnya kapan saja setiap saat yang diinginkan, bahkan jauh hari sebelum hari H, kita sudah dapat
memprogram keinginan kita untuk memperoleh layanan spesial dari sang operator. Dan bila layanan tersebut
kurang memuaskan, maka secara pribadi kita bisa memberi saran, kritikan atau masukan kepada operator
yang dengan mudah dapat memenuhinya sesuai keinginan tersebut, hal itu dimungkinkan antara lain karena
adanya feature polling, rating dan vote dalam program layanan yang diberikan.
Paling tidak dikenal dua jenis layanan IPTV yaitu SD (standar definision) dan HD (high definision).
SD-IPTV menggunakan video compression berbasis MPEG-2, MPEG-4 Pt.10, H.264 AVC (advanced
Video Coding) atau VC-1. Data rates yang diperlukan berkisar 1 2 Mbps, sehingga dapat disalurkan
menggunakan jaringan ADSL (Asymetric Digital Subscriber Line), ADSL2, FTTP (fiber to the home)
dengan feature BPON / GPON (Broadband / Gigabit Passive Optical Networks). Sementara itu HD-IPTV
juga menggunakan video compression berbasis MPEG-2, MPEG-4 Pt.10, H.264 AVC atau VC-1,
memerlukan data rates relatif lebih tinggi yaitu antara 8 20 Mbps, sehingga hanya dapat disalurkan
menggunakan ADSL2+ atau VDSL2 (Very High Data Rate Digital Subscriber Line) dan FTTP dengan
fasilitas BPON/GPON.

Kesiapan masyarakat
Seperti yang sudah dibahas di bagian sebelumnya, dari segi teknologi mungkin bukan merupakan isu
yang mengkhawatirkan, karena cepat atau lambat teknologi tersebut akan atau sudah masuk ke peradaban
masyarakat kita. Apalagi di Indonesia sudah terdapat jaringan berbasis ADSL yang digelar oleh PT Telkom,
yang dikenal dengan nama Telkom Speedy, disamping FTTH yang sudah digelar luas oleh beberapa
operator seperti XL, Biznet, Indosat, Lintas arta dll. Yang menjadi persoalan adalah apakah masyarakat kita
sudah siap meghadapi perkembangan tersebut? Apakah kemajuan masyarakat kita sudah dapat sebanding
dengan kemajuan teknologi tersebut?
Memang akan menjadi ironi bila masyarakat kita belum siap, karena kita yang seharusnya dapat
menguasai teknologi, justru akan menjadi dikuasai oleh teknologi. Seperti yang terjadi saat ini, dimana
perkembangan teknologi komunikasi seluler begitu merambah masyarakat kita, menohok sampai ke pelosok
pedesaan. Kelihatan bahwa masyarakat kita belum siap, skala prioritas kebutuhan penggunaan HP seakan
sudah mulai ditempatkan dalam skala yang tinggi, bahkan lebih tinggi dari kebutuhan akan sandang dan
papan sekalipun. Itu yang dapat kita amati dari gaya hidup sebagian masyarakat kita baik di perkotaan dan
pinggiran, dimana dengan penghasilan relatif masih rendah namun kemana-mana sudah menenteng HP
keluaran terbaru dengan harga dan tingkat penggunaan / percakapan lumayan tinggi.
Menghadapi perkembangan teknologi teknologi tersebut, masyarakat harus benar-benar siap agar tidak
terjadi peningkatan kejahatan dan atau perilaku negatif lainnya di masyarakat akibat dampak perkembangan
teknologi ini. Karena disamping siaran TV para pelanggan IPTV juga dapat menikmati internet, sehingga
solusi layanan ini dapat mempengaruhi perilaku masyarakat luas.
Dalam hal ini peran pemerintah menjadi sangat strategis, untuk melakukan pengawasan dan
pengamanan berkaitan dengan penggunaan teknologi informasi. Seperti yang sedang dilakukan pemerintah
(Depkominfo) dalam menyiapkan instrumen regulasinya, yang bertujuan untuk mengamankan dan
melindungi kepentingan publik dalam menyelenggarakan layanan bisnis berbasis ICT ini. Dalam bebrbagai
diskusi disampaikan bahwa pemerintah telah berencana untuk mematok, agar untuk bisa menjadi operator
IPTV paling tidak harus memiliki 3 ijin sekaligus, yaitu ijin LPB (Lembaga Penyiaran Berlangganan), ISP
(Internet Service Provider) dan Jartaplok (Jaringan Tetap Lokal).
Hal ini seperti yang juga telah dilakukan dalam penanggulangan Insiden Keamanan pada Infrastruktur
Informasi Indonesia, dengan pembentukan team ID-SIRTII (Indonesia-Security Incident Response Team on
Information Infrastructure), yang diketuai oleh DR. Richardus Eko Indrajit, salah satu pakar TI Indonesia,
dan beranggotakan oleh beberapa tokoh yang sangat ahli dan berpengalaman di bidang TI, yang bertujuan
untuk mengamankan dan melindungi infrastruktur TI demi kepentingan publik, pemerintah, pendidikan dan
bisnis.
Di bidang konten, sudah semestinya peran KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) lebih tajam dan tegas, dalam
mengawasi dan mengamankan industry penyiaran di Indonesia. Apalagi menjelang diimplementasikan IPTV
yang berkonsekuensi pada berlipat gandanya jumlah siaran yang dapat dinikmati oleh masyarakat. Lebih-
lebih dimungkinkannya solusi IPTV melalui TV bergerak (Mobile Television) yang memungkinkan
masyarakat berinteraksi dengan televisi di manapun di sela-sela aktivitas sehari-hari.
Jadi QoS bisa bermakna multi dimensi, baik dari segi kualitas signalnya, kualitas layanan, maupun
kualitas isi siarannya. Peran pemerintah sebagai moderator, mediator dan regulator sangat dinantikan agar
setiap adanya perkembangan teknologi dapat diminimalisasi dampak negatifnya terhadap masyarakat luas.

Kekurangan dan Kelebihan IPTV
Kekurangan IPTV
Dalam perkembangannya, IPTV yang semakin marak diperbincangkan masih saja ada
kekurangan/kelemahannya. Karena bergantung dengan jaringan internet kualitas siaran bisa menurun,
seperti gambar siaran yang terputus-putus karena kualitas jaringan yang kurang baik.
Tetapi dengan berbagai macam layanan IPTV serta semakin berkembangnya teknologi, bukan tidak
mungkin dimasa mendatang IPTV menggantikan Siaran Televisi yang ada sekarang ini.

KelebihanIPTV
Salah satu kelebihannya adalah penyatuan system transmisi televisi dan IP sekaligus yang
menggunakan infrastruktur IP tanpa harus investasi tambahan untuk area dan tower/hub transmisi, ijin
frequency, engineer, perangkat transmisi dan lain sebagainya. Berikutnya jaringan IP memungkinkan untuk
broadcast lebih banyak fungsi dan content (siaran).
Pada system transmisi televisi / jaringan satelit biasa, yang menggunakan technology video brodacast
(dvb), semua content siaran) secara terus menerus dipancarkan kepada pemirsa, namun hanya satu content
(siaran/channel) yang pada umumnya dilihat satu pemirsa dan mengganti channel bila menginginkan content
yang lain.

Anda mungkin juga menyukai