Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH SISTEM OPERASI MOBILE

ANDROID PADA ANAK USIA DINI



Nurrachmawati
Prodi Informatika, Jurusan Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin
Jl. Perintis Kemerdekaan Km.10 Makassar 90245 Sulawesi Selatan, Indonesia
Email : nurrachmawati19@gmail.com

ABSTRAK
Sistem operasi mobile pada zaman modern ini sangat berkembang pesat karena
kemajuan teknologi. Banyak masyarakat mulai dari kalangan dewasa hingga anak
usia dini menggunakan dan memilih Android sebagai sistem operasi mobile pada
gadget, smartphone atau tablet mereka. Oleh karena itu dengan metode kualitatif
dan dengan teknik pengumpulan data observasi dan studi pustaka diketahui berbagai
dampak yang akan ditumbulkan dari penggunaan gadget, smartphone atau tablet
Android pada anak usia dini, juga cara pengawasan dan penanganan oleh orang tua
anak usia dini. Melalui tulisan ini, diharapkan orang tua dapat lebih kreatif dalam
mendidik anak usia dini agar tidak terpengaruh oleh adanya gadget, smartphone atau
tablet Android.
Kata Kunci : Sistem Operasi Mobile, Android, Anak Usia Dini.

PENDAHULUAN

Sistem operasi mobile adalah suatu program pengendali sistem dan kinerja pada telepon
genggam, baik terhadap hardwarenya secara langsung maupun terhadap software-
software yang ada di dalam telepon genggam agar dapat bekerja dengan baik. Pada tahun
2014 ini, tidak bisa dipungkiri bahwa perkembangan teknologi sudah sangat pesat dan
maju. Sistem operasi mobile pun sudah banyak berkembang, para vendor berlomba-
lomba untuk memasarkan sistem operasi mobile dari perusahaan mereka masing-masing
dengan menawarkan berbagai spesifikasi terbaru dan terhandal. Saat ini sudah banyak
jenis-jenis sistem operasi mobile yang dikenal oleh masyarakat, seperti Android, iOS,
BlackBerry, Windows Phone, Symbian, Bada, Palm OS, MeeGo, Maemo, WebOS, dan
lain-lain.

Kemajuan sistem operasi mobile ini sangat berpengaruh pada kemajuan teknologi yang
juga berperan penting dalam kehidupan manusia pada zaman modern ini. Perubahan dan
dampak yang begitu besar pada berbagai bidang dan nilai-nilai kebudayaan terjadi dalam
kehidupan manusia karena kemajuan teknologi. Dengan semakin berkembangnya
teknologi pada zaman modern ini, manusia semakin mudah untuk mendapatkan berbagai
informasi dari penjuru dunia melalui telepon genggam yang sekarang ini disebut sebagai
telepon pintar atau smartphone karena keunggulannya dibandingkan dengan telepon
genggam pada zaman dahulu. Adanya smartphone di zaman modern ini tentunya tidak
terlepas dari keberadaan sistem operasi mobile didalamnya.

Android merupakan sistem operasi mobile yang menempati posisi pertama dengan porsi
pangsa pasar lebih dari 50 persen dalam riset comScore hingga akhir Januari 2014,
sedangkan iOS menempati posisi kedua [5]. Hal ini tidak diragukan lagi sebab Android
memiliki berbagai fitur dan aplikasi yang menarik, bervariasi, interaktif, fleksibel
sehingga mudah digunakan, terkenal dengan handphone gaming, smartphone atau tablet
yang menggunakan sistem operasi ini pun memiliki harga yang terjangkau, terlebih lagi
karena sistem operasi ini open source. Maka dari itu masyarakat lebih banyak memilih
sistem operasi Android untuk smartphone mereka.

Awalnya telepon genggam hanya digunakan oleh kaum dewasa untuk berkomunikasi
jarak jauh, namun seiring perkembangan zaman telepon genggam yang berubah menjadi
smartphone digunakan pula untuk berbisnis. Pemunculan pertama kali smartphone
cenderung ditujukan untuk kaum menengah ke atas dikarenakan harga jualnya yang
masih sangat tinggi. Namun sekarang sudah banyak pula beredar smartphone yang harga
jualnya agak rendah, maka dari itu tidak hanya kaum menengah ke atas yang dapat
menggunakan smartphone, kaum menengah ke bawah pun telah dapat menggunakannya.
Dewasa, remaja sampai anak usia dini pun telah banyak menggunakan smartphone.
Alasan para kaum dewasa dan remaja menggunakan smartphone karena memiliki
berbagai fungsi selain untuk berkomunikasi juga untuk berbagi di sosial media,
menghibur dengan audio, video, gambar, game, dan lain-lain. Sedangkan secara garis
besar alasan anak usia dini makin banyak menggunakan smartphone pada zaman modern
ini hanya untuk hiburan dan bermain game.

Untuk itu peran orang tua sangat penting dalam perkembangan teknologi yang sangat
maju di zaman modern ini. Orang tua harus cermat dalam membimbing anak dalam
penggunaan smartphone. Karena fasilitas yang disediakan oleh smartphone tidak hanya
menimbulkan dampak positif tetapi juga dapat menimbulkan dampak negatif.

Pendidikan anak usia dini adalah pendidikan yang ditunjukkan untuk anak usia 3 sampai
dengan 6 tahun (PP No. 27/1990 Pasal 6). Namun, Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
Pasal 28 menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini dilaksanakan sebelum jenjang
pendidikan dasar. Pendidikan yang mengutamakan meningkatkan kecerdasan motorik,
kecerdasan berpikir, kecerdasan emosi, bahasa serta komunikasi ini menunjukkan bahwa
anak usia dini adalah aset masa depan suatu bangsa yang harus diperhatikan dalam setiap
tahap masa perkembangannya [6].

Tetapi telah banyak sisi negatif yang ditimbulkan dari penggunaan aplikasi gadget
smartphone secara kontinyu bagi anak usia dini. Salah satunya, contoh fakta yang disaji
bedasarkan hasil riset Statista mengemukakan bahwa: "sebanyak 17% anak berusia di
bawah 8 tahun di Amerika Serikat (AS) menggunakan komputer, tablet atau smartphone
setiap hari, angka ini merupakan satu per tiga dari jumlah anak yang menghabiskan
aktivitas sehari-harinya dengan membaca buku oleh orang tuanya" [1]. Kasus tersebut
kurang lebih mengungkap bahwa kurangnya pengawasan dan perhatian dari orang tua
serta kurangnya efektifitas taman belajar (sarana pendidikan) menjadi penyebab
minimnya ketertarikan anak usia dini mengenal lingkungan sekitar secara alami [6].

Berlanjut dengan kasus kedua yang dilansir oleh huffingtonpost tentang riset yang
dilakukan sebuah organisasi nirlaba Joan Ganz Cooney Center dan Sesame Workshop
melaporkan bahwa: 23% orang tua yang memiliki anak berusia 0-5 tahun mengaku bahwa
anak-anak mereka gemar menggunakan internet, sedangkan dari 82% orang tua
melaporkan bahwa balita mereka online setidaknya sekali dalam seminggu [8]. Keadaan
yang memprihatinkan, ketika hasil riset tersebut menyatakan bahwa riset yang telah
dilakukan menghasilkan hasil dengan angka persen yang tergolong cukup besar. Lalu jika
setiap anak usia dini mulai dan bahkan sudah terbiasa dengan hal-hal yang bersifat maya,
maka secara otomatis kecerdasan yang seharusnya dapat berkembang di masa emasnya
akan menjadi hal yang sangat sulit untuk dikembangkan sebagaimana semestinya [6].

Berdasarkan data di atas, maka perlu diketahui apa saja dampak dari pengaruh Android
pada anak usia dini, baik dari dampak positif maupun dampak negatif, serta bagaimana
peran dari orang tua dalam melakukan pengawasan dan penanganan terhadap anak usia
dini pada saat penggunaan gadget, smartphone atau tablet Android.

TINJAUAN PUSTAKA

Android

Android merupakan sistem operasi mobile berbasis kernel Linux yang dikembangkan
oleh Android Inc dan kemudian diakuisisi oleh Google. Sistem operasi ini bersifat open
source sehingga para programmer dapat membuat aplikasi secara mudah. Kehadiran
Android diperkirakan mampu bersaing dengan sistem operasi mobile lainnya seperti
BlackBerry, Symbian, dan iPhone. Salah satu keunggulan Android terletak pada
bervariasinya merek ponsel yang mengadopsi sistem operasi ini. Oleh karena itu, tidak
heran jika kita melihat beragam merek ponsel menggunakan sistem operasi ini, seperti
HTC, Samsung, dan lain sebagainya. Google pun juga merilis ponsel dengan nama
Google Nexus One. Fenomena ini tentu mengakibatkan kita sebagai konsumen memiliki
banyak pilihan dalam menggunakan ponsel bersistem operasi Android. Tidak sama
dengan iPhone yang bentuknya persis untuk setiap seri atau BlackBerry yang jumlahnya
terbatas, ponsel berbasis Android memiliki banyak bentuk dan merek [3]. Arsitektur dari
Android ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Arsitektur Android [2]

Android adalah sistem operasi yang biasa disematkan pada gadget, baik itu handphone
atau tablet. Jangan heran jika saat ini Android, baik itu tablet atau handphone ini bisa
menggantikan peran dari sebuah komputer jinjing, apabila digunakan untuk kebutuhan
entertainment, seperti mendengarkan lagu, menonton, video, mengirim email, bermain
game, twitter, atau facebook, juga kegiatan hiburan online lainnya. Bedanya dengan
tablet atau handphone lebih ringkas dan lebih praktis, karena modelnya memang didesain
seperti itu, seperti sebuah buku yang bisa ditenteng kemana-mana [9].

Pergerakan Android juga sangat cepat. Menurut informasi dari blog resmi Google
http://googleblog.blogspot.com yang di-post pada Mei 2011:
Total ada 100 juta pengguna aktif Android di dunia.
Ada 400 ribu pengguna baru setiap harinya.
Ada 200 ribu aplikasi siap pakai, baik itu yang gratis atau yang berbayar.
Total mencapai 4,5 triliun kali aplikasi yang sudah di-download dari Android
Market.
Dan di awal tahun 2012, ada 200 juta pengguna aktif Android, Android Market juga
mampu menampung 400.000 aplikasi yang siap digunakan, dan total mencapai 10 triliun
kali aplikasi yang sudah di-download lewat Android Market, pertumbuhan yang luar
biasa. Jumlah ini diyakini akan terus bertambah seiring waktu dan perkembangan
teknologi. Banyaknya aplikasi ini tentu membuat pengguna Android bisa leluasa dalam
memilih aplikasi yang benar-benar dibutuhkan dan tentu akan menunjang aktivitas atau
hobi dari pengguna [9].

Seperti teknologi lainnya, Android muncul tidak langsung canggih seperti saat ini.
Teknologinya yang bersifat open source, terus berkembang dan selalu terbuka untuk
digunakan dan dikembangkan siapa saja. Mungkin inilah yang membuat Android begitu
dicintai [9].

Versi beta muncul pertama kali pada November 2007, Android benar-benar dipasarkan
dengan versi Android 1.0 pada September 2008 dengan kode nama Apple Pie. Android
versi ini disematkan pada sebuah handphone HTC Dream [9]. Daftar versi-versi Android
hingga tahun 2014, dapat kita lihat seperti di bawah ini.
Android 1.0
Android 1.1
Android 1.5 (Cupcake)
Android 1.6 (Donut)
Android 2.0/2.0.1/2.1 (Eclair)
Android 2.2/2.2.1/2.2.2/2.2.3 (Froyo: Frozen Yogurt)
Android 2.3/2.3.1/2.3.2/2.3.3/2.3.4/2.3.5/2.3.6/2.3.7 (Gingerbread)
Android 3.0/3.1/3.2 (Honeycomb)
Android 4.0/4.0.1/4.0.2/4.0.3/4.0.4 (ICS: Ice Cream Sandwich)
Android 4.1/4.1.1/4.1.2/4.2/4.2.1/4.2.2 /4.3(Jelly Bean)
Android 4.4 (KitKat) [10]

Pada saat perilisan perdana Android, 5 November 2007, Android bersama Open Handset
Alliance menyatakan mendukung pengembangan standar terbuka pada perangkat seluler.
Di lain pihak, Google merilis kodekode Android di bawah lisensi Apache, sebuah lisensi
perangkat lunak dan standar terbuka perangkat seluler [4].

Di dunia ini terdapat dua jenis distributor sistem operasi Android. Pertama yang mendapat
dukungan penuh dari Google atau Google Mail Services (GMS) dan kedua adalah yang
benarbenar bebas distribusinya tanpa dukungan langsung Google atau dikenal sebagai
Open Handset Distribution (OHD) [4].

Anak Usia Dini

Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang masih harus dikembangkan. Anak
memiliki karakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa, mereka
selalu aktif, dinamis, antusias dan ingin tahu terhadap apa yang dilihat, didengar,
dirasakan, mereka seolah-olah tak pernah berhenti bereksplorasi dan belajar. Anak
bersifat egosentris, memiliki rasa ingin tahu secara alamiah, merupakan makhluk sosial,
unik, kaya dengan fantasi, memiliki daya perhatian yang pendek, dan merupakan masa
yang paling potensial untuk belajar [7].

Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan
dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak usia dini berada pada
rentang usia 0-8 tahun. Pada masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan dalam
berbagai aspek sedang mengalami masa yang cepat dalam rentang perkembangan hidup
manusia. Proses pembelajaran sebagai bentuk perlakuan yang diberikan pada anak harus
memperhatikan karakteristik yang dimiliki setiap tahapan perkembangan anak [7].

Pendidikan anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh upaya dan tindakan yang
dilakukan oleh pendidik dan orang tua dalam proses perawatan, pengasuhan dan
pendidikan pada anak dengan menciptakan aura dan lingkungan dimana anak dapat
mengeksplorasi pengalaman yang memberikan kesempatan kepadanya untuk mengetahui
dan memahami pengalaman belajar yang diperolehnya dari lingkungan, melalui cara
mengamati, meniru dan bereksperimen yang berlangsung secara berulang-ulang dan
melibatkan seluruh potensi dan kecerdasan anak [7].

Terdapat beberapa masa yang secara langsung maupun tidak langsung memengaruhi
bagaimana seharusnya menghadapi anak usia dini, antara lain masa peka, masa
egosentris, masa meniru, masa berkelompok, masa bereksplorasi dan masa
pembangkangan [7].

Bermain adalah kegiatan yang anak-anak lakukan sepanjang hari karena bagi anak
bermain adalah hidup dan hidup adalah permainan. Anak usia dini tidak membedakan
antara bermain, belajar dan bekerja. Anak-anak umumnya sangat menikmati permainan
dan akan terus melakukannya dimanapun mereka memiliki kesempatan [7].

Pada dasarnya bermain memiliki tujuan utama yakni memelihara perkembangan atau
pertumbuhan optimal anak usia dini melalui pendekatan bermain yang kreatif, interaktif
dan terintegrasi dengan lingkungan bermain anak. Penekanan dari bermain adalah
perkembangan kreativitas dari anak-anak. Semua anak usia dini memiliki potensi kreatif
tetapi perkembangan kreativitas sangat individual dan bervariasi antar anak yang satu
dengan yang lainnya [7].

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam penulisan ini menggunakan pendekatan metode kualitatif untuk menganalisis data
dengan dua teknik pengumpulan data, yaitu observasi pada anak usia dini dan studi
pustaka. Sumber data yang digunakan, yaitu data primer dan data sekunder. Teknik
analisis datanya merupakan pemaparan data secara deskriptif kualitatif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Android merupakan sistem operasi mobile yang biasa disematkan pada gadget,
smartphone atau tablet dan digunakan oleh masyarakat, baik dari kalangan anak-anak
hingga dewasa untuk keperluannya masing-masing. Namun pada anak usia dini, Android
ini lebih berperan sebagai alat permainan atau hiburan untuk memuaskan hati mereka.
Hampir sebagian besar anak usia dini pada zaman modern ini mengenal istilah Android,
bahkan mereka memiliki gadget, smartphone atau tablet Android tersebut. Dalam
penggunaan Android pada anak usia dini sangat dibutuhkan peran dari orang tua agar
terjadi keseimbangan pada proses pembelajaran dan penggunaan.

Dampak dari Pengaruh Android pada Perkembangan Anak Usia Dini

Dampak pengaruh Android pada perkembangan anak sangat banyak, ada yang berupa
dampak positif dan dampak negatif. Dampak-dampak tersebut ialah sebagai berikut :

Dampak Positif

Pertama, menambah pengetahuan anak usia dini. Di dalam gadget, smartphone atau
tablet Android terdapat banyak aplikasi edukatif yang disediakan untuk anak-anak dan
dapat melatih proses perkembangan otak dan membantu proses pembelajaran anak usia
dini. Dengan menggunakan gadget, smartphone atau tablet Android yang berteknologi
canggih, anak-anak juga dapat mengakses informasi untuk tugas sekolah dengan mudah
dan cepat.

Kedua, memperluas jaringan persahabatan anak usia dini. Melalui gadget, smartphone
atau tablet Android anak usia dini dapat memperluas jaringan persahabatan mereka
karena dapat dengan mudah dan cepat bergabung ke sosial media yang telah disediakan.
Mereka dapat dengan mudah untuk berbagi bersama teman mereka.

Ketiga, mempermudah komunikasi anak usia dini. Gadget, smartphone atau tablet
Android merupakan salah satu alat yang memiliki tekonologi canggih. Semua orang
dengan mudah dapat berkomunikasi dengan orang lain dari seluruh penjuru dunia
menggunakan gadget, smartphone atau tablet Android. Anak usia dini pun perlu
diajarkan untuk berkomunikasi, tidak menutup kemungkinan jika ada sesuatu hal yang
penting maka anak usia dini dapat menghubungi orang tua mereka atau siapapun melalui
gadget, smartphone atau tablet Android.

Dampak Negatif

Pertama, perkembangan kognitif anak usia dini terhambat. Anak menjadi kurang peka
terhadap lingkungan karena sibuk dengan teman matinya, yaitu gadget, smartphone atau
tablet Android.

Kedua, anak usia dini juga dapat cepat merasa puas karena begitu cepatnya memperoleh
informasi melalui internet pada gadget, smartphone atau tablet Android. Hal tersebut
menjadikan anak tidak biasa dengan hal yang rumit yaitu anak usia dini akan menjadi
generasi yang berpikir instan, penurunan konsentrasi dalam belajar atau melakukan
sesuatu, malas menulis dan membaca buku, kelemahan dalam berinteraksi secara internal
maupun eksternal.

Ketiga, perkembangan fisik-motorik anak usia dini terhambat. Seharusnya anak menjadi
pribadi yang aktif serta kreatif namun karena lebih asyik bermain dengan gadget,
smartphone atau tablet Android perkembangan tersebut menjadi terhambat, karena
membuat anak menjadi malas dan lambat bergerak.

Keempat, perkembangan sosio-emosional anak usia dini juga terhambat, anak cenderung
memilih diam di rumah atau bahkan di tempat tidurnya sambil bermain dengan gadget,
smartphone atau tablet Androidnya. Padahal seharusnya anak usia dini bermain di luar
rumah bersama teman sebayanya untuk menemukan sesuatu yang membuat ia bertanya
serta mencari tahu sendiri tentang apa yang sudah ia temukan dan mengenal lingkungan
sekitarnya untuk dapat mengeksplor kemampuan yang dimilikinya.

Kelima, menghambat kemampuan berbahasa seorang anak usia dini. Karena jarang
melakukan interaksi dengan anak-anak lain atau lebih sering menghabiskan waktu
bersama benda mati (gadget, smartphone atau tablet Android) anak menjadi tidak
terbiasa dalam berbicara dengan orang di sekelilingnya.

Keenam, mengganggu kesehatan anak usia dini. Gadget, smartphone atau tablet Android
dapat mengaganggu kesehatan manusia karena efek radiasi dari teknologi sangat
berbahaya bagi kesehatan manusia terutama pada anak usia dini. Efek radiasi yang
berlebihan dapat mengakibatkan penyakit kanker.

Ketujuh, dapat mengganggu proses pembelajaran anak usia dini. Gadget, smartphone
atau tablet Android memilki fitur-fitur yang canggih, seperti kamera, video, game dan
lain-lain. Semua fitur tersebut ternyata juga dapat mengganggu proses pembelajaran anak
karena anak sudah ketagihan menggunakan gadget, smartphone atau tablet Android
mereka. Hal tersebut karena anak usia dini lebih tertarik dengan visual (gambar) dan suara
yang beragam yang terdapat pada gadget, smartphone atau tablet Android. Misalnya
ketika guru menerangkan pelajaran di sekolah, namun anak-anak tidak memperhatikan
guru mereka, anak-anak malah asyik bermain gadget, smartphone atau tablet Android
mereka atau bisa juga dipergunakan sebagai alat untuk hal-hal yang tidak baik.

Kedelapan, dapat mempengaruhi perilaku anak usia dini. Dengan kecanggihan yang
diberikan oleh Android. Maka anak-anak dapat dengan mudah mendownload atau
membuka situs-situs yang kurang baik di gadget, smartphone atau tablet Android
mereka.

Kesembilan, rawan terhadap tindak kejahatan kepada anak usia dini. Setiap orang pasti
ada yang memiliki sifat update di mana saja, begitupun dengan anak usia dini yang telah
ketagihan menggunakan gadget, smartphone atau tablet Android. Misalnya, jika ada
seseorang yang ingin berbuat kejahatan kepada anak, maka penjahat itu akan dengan
mudah mencari dari hasil update-an anak yang boleh dibilang terlalu sering.

Kesepuluh, anak usia dini menjadi malas beraktifitas. Ini adalah dampak paling nyata
yang dapat dilihat dan dirasakan, hampir setiap saat anak lebih banyak menghabiskan
waktunya untuk bermain game online ataupun game-game lain yang ada pada gadget,
smartphone atau tablet Android mereka. Waktu mereka untuk belajar pun menjadi
berkurang, disinilah peran orang tua harus aktif untuk bisa menjelaskan pada anaknya
mengenai pembagian waktu untuk belajar dan bermain.

Cara Pengawasan dan Penanganan Orang Tua pada Anak Usia Dini dari Pengaruh
Penggunaan Android

Cara pengawasan orang tua pada anaknya dari pengaruh penggunaan Android pada
zaman modern ini harus dilakukan agar terjadi keseimbangan pada proses tumbuh
kembang anak usia dini. Beberapa cara pengawasannya ialah sebagai berikut :

Pertama, menemani serta membimbing dalam penggunaan gadget, smartphone atau
tablet Android pada anak usia dini, namun jika anak sudah tidak ingin ditemani dalam
penggunaannya, orang tua tetap dapat mengawasinya secara jauh atau diam-diam dan
tetap memberikan nasehat kepada anak.

Kedua, membatasi pemakaian gadget, smartphone atau tablet Android pada anak usia
dini. Berikan waktu-waktu tertentu untuk anak memainkan gadget, smartphone atau
tablet Android. Jangan selalu memberikan gadget, smartphone atau tablet Android
kepada anak karena dapat mempengaruh kebiasaan anak usia dini.

Ketiga, selalu mengontrol isi/data-data di dalam Android anak usia dini. Orang tua perlu
mengontrol data-data di dalam gadget, smartphone atau tablet Android anak.

Keempat, memberikan hukuman ringan pada anak dengan pendekatan. Sanksi atau
hukuman dapat diberikan kepada anak apabila telah terbukti melakukan kesalahan dalam
penggunaan Android. Contoh hukumannya bisa dengan menyita gadget, smartphone atau
tablet Android anak.

Kelima, memahami kemampuan anak dengan meluangkan waktu untuk menilai seberapa
tajam anak memilah hal-hal baru.

Keenam, menyediakan atau menciptakan lingkungan belajar yang baik, menyenangkan
dan sesuai dengan keinginan si anak

Ketujuh, tidak memarahi anak ketika anak melakukan kesalahan, artinya sebaiknya para
orang tua membiarkan anaknya belajar dari kesalahan yang telah ia perbuat dan
membantu si anak dalam belajar progresif dengan memperkuat landasan pendidikan
mereka

Kedelapan, bersabar dan aktif dalam mendidik anak meskipun anak sudah mendapatkan
pendidikan melalui taman belajar atau lembaga pendidikan, orang tua tetap memiliki
peran terbesar dalam menciptakan suatu karakter dalam diri seorang anak

Kesembilan, meluangkan banyak waktu untuk anak, agar anak tidak merasa kesepian dan
bosan dirumah karena tidak ada teman bicara.

KESIMPULAN

Dalam pemunculan gadget, smartphone atau tablet di zaman modern ini tentunya tidak
terlepas dari peran sistem operasi mobile, yang dalam penelitian ini membahas tentang
sistem operasi mobile Android. Karena fitur yang handal dan harga yang terjangkau,
banyak masyarakat memilih gadget, smartphone atau tablet bersistem operasi Android.
Sebagian besar anak-anak hingga dewasa telah memiliki gadget, smartphone atau tablet
Android. Tentu dalam penggunaannya terdapat dampak positif dan dampak negatif, maka
dari itu pada penggunaan gadget, smartphone atau tablet Android pada anak usia dini
diperlukan pengawasan dan penanganan dari orang tua karena pada saat itu merupakan
masa-masa emas anak usia dini.

Secara garis besar, didapatkan lebih banyak dampak negatif dari penggunaan gadget,
smartphone atau tablet Android pada anak usia dini dibandingkan dengan dampak
positifnya. Dan walaupun pada penggunaan gadget, smartphone atau tablet Android telah
diawasi oleh orang tua secara maksimal, tetap saja gadget, smartphone atau tablet
Android bukan merupakan alternatif yang baik. Dalam arti lain, orang tua dituntut lebih
kreatif dalam mendidik anak, menyediakan sarana bermain dan belajar dan media lainnya
yang lebih sehat dan sesuai dengan masa tumbuh kembang anak mereka, utamanya masa
emas anak usia dini.

SARAN

Sebaiknya orang tua jangan terlalu dini memberikan keleluasaan pada anak usia dini
untuk memiliki dan memainkan gadget, smartphone atau tablet Android. Anak boleh saja
menggunakannya namun tetap dalam pengawasan orang tua, lebih baik pula jika ada
waktu-waktu khusus yang diberikan kepada anak untuk memainkan gadget, smartphone
atau tablet Android.

Dari vendor/penyedia layanan/pembuat aplikasi untuk sistem operasi Android pun juga
harus memikirkan bahwa pengguna gadget, smartphone atau tablet Android ini bukan
hanya dari kalangan dewasa tetapi ada juga dari kalangan anak-anak, maka dari itu
sebaiknya mereka jangan membuat aplikasi yang hanya menyangkut kesukaan anak saja,
tetapi membuat aplikasi yang mengembangkan unsur-unsur perkembangan psikologis
anak yang di dalamnya tetap ada unsur kesukaan anak.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Amarullah, Amril. 2013. Tiap Hari, 17% Anak Main Gadget. Diakses pada 1 Juni
2014 pukul 23:58 dari http://berita.plasa.msn.com/article.aspx?cp-
documentid=254350783.
[2] Android Developer. 2011. Android Security Overview. Diakses pada 2 Juni 2014
pukul 18:37 dari https://source.android.com/devices/tech/security/.
[3] Enterprise, Jubilee. 2010. Step by Step Ponsel Android. PT Elex Media
Komputindo, Jakarta.
[4] Listyorini, Tri dan Anteng Widodo. 2013. PERANCANGAN MOBILE LEARNING
MATA KULIAH SISTEM OPERASI BERBASIS ANDROID. Jurnal SIMETRIS.
Vol 3, No 1 April 2013 ISSN: 2252-4983. Jawa Tengah.
[5] Luthfi, Ahmad. 2014. Pangsa Pasar Windows Phone Ungguli BlackBerry.
Diakses pada 1 Juni 2014 pukul 19:57 dari
http://techno.okezone.com/read/2014/03/09/57/952306/pangsa-pasar-windows-
phone-ungguli-blackberry.
[6] Maulida, Octaviani Hidayahti. 2013. Menelisik Pengaruh Penggunaan Aplikasi
Gadget Terhadap Perkembangan Psikologis Anak Usia Dini. Diakses pada 1 Juni
2014 pukul 18:06 dari http://jurnalilmiahtp.blogspot.com/2013/11/menelisik-
pengaruh-penggunaan-aplikasi.html.
[7] Sujiono, Dr. Yuliani Nurani, M.Pd. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia
Dini. PT Indeks, Jakarta.
[8] Vemale. 2013. "82% Balita Suka Online.. Online..". Diakses pada 2 Juni 2014
pukul 00:01 dari http://www.vemale.com/relationship/ibu-bayi-dan-balita/10408-
82--balita-suka-online---online--.html.
[9] Wahadyo, Agus dan Sudarma S. 2012. Tip Trik Android untuk Pengguna Tablet &
Handphone. Media Kita, Jakarta.
[10] Wikipedia. 2014 Daftar versi Android. Diakses pada 2 Juni 2014 pukul 18:18
dari
http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_versi_Android#Android_1.0_.28API_level_1.
29.

Anda mungkin juga menyukai