Anda di halaman 1dari 106

ASPEK LABORATORIUM DALAM

GANGGUAN SISTEM
GASTROHEPATOENTEROLOGI
Dr. Agustyas Tjiptaningrum, SpPK
STRUKTUR DAN FUNGSI HATI
Merupakan organ terbesar tubuh dengan berat 1
hingga 1.5 kg dan mewakili 1.5 to 2.5% dari massa
tubuh
Letak di kuadran kanan atas abdomen dibawah arkus
kosta kanan dan diafragma, melebar ke kuadran kiri
atas
Hati difiksasi pada tempatnya oleh ligamentum yang
melekat pada diafragma, peritoneum, pembuluh
darah besar, dan organ gastrointestinal bagian atas
Perdarahan terdiri dari:
20% berasal dari arteri hepatika kaya oksigen
80% vena porta (intestinal,limpa,lambung) kaya
akan makanan
Sel dalam hati terdiri dari:
Hepatosit 2/3 bagian dari hati
Sel Kuppfer termasuk dlm sistem retikuloendotelial
Sel Stellata penyimpanan lemak
Sel endotel dan pembuluh darah
Sel duktus biliar
Struktur penunjang

Secara mikroskopis hepar tersusun atas lobus dengan
area porta di perifer dan vena centralis di bagian tengah
lobus
Secara fungsional hepar tersusun atas asinus-asinus .
Darah dari vena porta dan arteri hepatika masuk dlm
asinus dan mengalir melalui sinusoid menuju arteri
hepatika terminal
STRUKTUR DAN FUNGSI HATI
STRUKTUR DAN FUNGSI HATI
Fungsi Hepatosit
Sintesis sebagian besar protein dlm serum yg esensial seperti
albumin,protein pembawa,faktor pembekuan,hormon (IGF-1,
angiotensinogen, eritropoeitin), dan faktor pertumbuhan
Memproduksi empedu dan pembawanya seperti
kolesterol,lesitin,asam empedu,dan fosfolipid
Regulasi zat makanan seperti glukosa, glikogen, lipid, asam
amino, dan kolesterol
Metabolisme dan konjugasi beberapa senyawa lipofilik
(bilirubin,kation,dan obat-obatan) untuk diekskresikan dalam
urin atau empedu
Parameter yg srg digunakan u/pengukuran fungsi hati adalah :
Serum bilirubin fungsi konjugasi dan ekskresi
Albumin fungsi sintesis
Protrombin Time
Kelainan pada ketiga parameter tsb menandakan adanya gangguan
fungsi hati
Harrisons Internal Medicine,15 th ed
Penyakit hati
Penyakit hati berdasarkan gejala klinis diklasifikasikan
menjadi:
Hepatoseluler
Kolestasis (obstruktif)
Hepatoseluler
predominan gambaran kerusakan sel hati,inflamasi
dan nekrosis
Contoh: hepatitis virus,obat-obatan,dan alkohol
Kolestasis
predominan gambaran hambatan aliran cairan
empedu
Cont.batu empedu, keganasan, sirosis biliaris
primer,bbrp drug induced liver disease
Harrisons Internal Medicine,15 th ed
EVALUASI FUNGSI HATI
Untuk evaluasi dan manajemen pasien dgn disfungsi
hepatik dilakukan bbg tes biokimia hepar
Kegunaan tes tsb adalah:
Mendeteksi adaanya penyakit hati
Membedakan berbagai tipe kelainan hepar
Mengukur berat ringannya kerusakan hepar
Follow up thd respon terapi
Untuk melakukan evaluasi pd pasien dgn kelainan hati
maka dilakukan tes faal hati dgn kategori sbg berikut:
Tes untuk fs detoksifikasi dan ekskresi
Tes untuk biosintesis hepar
Harrisons Internal Medicine,15 th ed
EVALUASI FUNGSI HATI
Tes Fungsi Detoksifikasi dan Ekskresi
Bilirubin serum
Bilirubin urin
Amoniak darah
Enzym serum
Untuk kerusakan hepatosit AST, ALT
Untuk kolestasis GGT, ALP, 5nukleotidase
Tes Fungsi Biosintesis Hepar
Bilirubin serum
Globulin serum
Faktor pembekuan
Harrisons Internal Medicine,15 th ed
Tujuan tes fungsi hati
A. Fungsi sintesis :
- Kadar albumin serum
- Flokulasi/ lability test
- Elektroforese protein
- Cholinesterase enzyme activity(ChE)
- Faktor koagulasi (PT n Vit.K test)


Kumpulan kuliah S1 dr.MS
B. Fungsi ekskresi
- Bilirubin darah(total, I,D, bilirubinurin,urobilin,
stercobilin)
- Indeks ikterus
- Bile acid
- Bromsulphonphthalein (BSP) retention test

Kumpulan kuliah S1 dr.MS
C. Fungsi Detoksikasi
- Tingkat amoniak darah
- Hippuric acid test

D. Test integritas sel hati
- Enzim sitoplasma petanda dinding sel yg
rusak ( ALT, AST, LDH 5)
- Enzim mitokondria petanda nekrosis hati
(AST, GLDH)

E. Tes Cholestasis
- Enzim cholestasis petanda hambatan pd
extra hepatik (AP, ALP, GT, 5 NT)

F. Tes faktor etiologi
- Auto antibodi
- Alfa feto protein (AFP)
- Hepatitis viral seromarker
Pemeriksaan fungsi hati
Divisi gastroenterologi
periode juli desember 2007
fungsi ekskresi

Bilirubin
Tujuan : Menilai fungsi ekskresi hepar
Metode: Diazo

Bahan pemeriksaan: serum. Karena bilirubin peka
cahaya maka disarankan serum disimpan di ruang
gelap
Plasma EDTA, Heparin

Reagen: Diazosetiap yg mengandung cincin diazo
(siklosporin) interferensi faktor
bilirubin
Nilai Rujukan Bilirubin Total Serum
Dewasa 0-2 mg/dL
NKB 0-1 hari 1.0-8.0 mg/dL
NCB 0-1 hari 2.0-6.0 mg/dL
NKB 3-5 hari 10-14 mg/dL
NCB 3-5 hari 4.0-8.0 mg/dL
Nilai Rujukan Bilirubin terkonjugasi
0.0-0.2 mg/dL
Bil Indirek: 0-0,7 mg/dL
CV terbesar 11% (NCCLS)
Bila terjadi :
produksi
ambilan oleh hati
konjugasi
sekresi atau hambatan sal.empedu
tietz
FAKTOR INTERFERENSI
Hemolitik (Hb > 500 mg/dL)
Lipemik (Trigliserida > 1000 mg/dL)

bilirubin
Metabolisme bilirubin
Waktu paruh:
conjugated biLirubin = < 24 jam
T1/2 bil = 17 hari
Fungsi integritas sel hati
Alt (alanin aminotransferase)
Tujuan:
Menilai kerusakan hepatosit (integritas hepatosit)
Deteksi dan evaluasi peny.hati akut khususnya hepatitis dan
sirosis tanpa ikterik
Penanganan hepatotoksisitas beberapa jenis obat
Prinsip:
fotometri UV untuk mendeteksi
adanya enzim ALT

L-alanine + 2 oxoglutarate L-glutamat+piruvate
Piruvate + NADH + H+ L-Lactate +
NAD+(340nm)

Metode yang digunakan enzimatik,pembacaan hasil
secara kinetik

alt
Bahan Pemeriksaan
Serum
Plasma heparin atau EDTA
Stabilitas sampel:
Suhu 20C-25C 24 j tanpa piridoksal fosfat,3 hr
dg piridoksal fosfat
Suhu 2C-8C 24 j tanpa piridoksal fosfat
> 7 hari suhu -70C dengan piridoksal fosfat

Pemisahan serum/plasma dari clot atau sel:
Dlm 8 j pd temp.ruang atau 48 j pd suhu 2C-8C
tanpa piridoksal fosfat
Dlm 3 hari bila disimpan suhu 2C-8C dg piridoksal
fosfat
roche
alt
NILAI RUJUKAN (tgt metode)
10 to 32 U/L
= sampai 31 U/L tanpa p.f
9 - 24 U/L
10- 35 U/L dg p.f
= sampai 41 U/L
10-50 U/L p.f
Faktor Interferensi
Hemolisis krn tdpt aktivitas ALT dari eritrosit
Ikterik bila Bil.total > 60 mg/dL
lipemia bila Triglsrd > 1000 mg/dL
Waktu paruh:
ALT = 47 10 jam
Aspartat aminotransferase (AST)





Prinsip Kerja:
L-aspartate + 2 oxoglutarate L-glutamat + oxaloacetate

Oxaloacetate + NADH + H+ L-Laktat + NAD+










GOT
MDH
Aspartat aminotransferase (AST)

Tujuan Pemeriksaan
Mendeteksi ada tidaknya infark miokard akut
Mendeteksi dan diagnosis diferensial pd
peny.hati akut
Monitoring perkembangan dan prognosis pasien
dg penyakit hati dan jantung

ast
Bahan Pemeriksaan
Serum
Plasma heparin atau EDTA
Stabilitas sampel:
24 j 20-25C
7 hr 20-25C dg piridoksal phosphat
7 hr 2-8C
Nilai Rujukan
0 - 42 U/L (optimal: 21)
= sampai 32 U/L
9 - 24 U/L
= sampai 38 U/L

Faktor Interferensi
Hemolisis krn tdpt aktivitas AST dr eritrosit
Ikterik bila Bil.total > 60 mg/dL
lipemia bila Triglsrd > 1000 mg/dL
Interpretasi hasil Alt dan ast
Peningkatan ALT:
> 50X viral hepatitis, hepatitis diinduksi oleh obat
yg berat,peny.hepar dg kerusakan hepatosit yg luas
Moderate-tinggi infeksi mononukleosis,hepatitis
kronik,kolestasis atau kolesistitis intrahepatik,awal
dr hep.virus,dan kongesti hati berat pd gagal jantung
Ringan-moderate kerusakan hepatoseluler akut pd
sirosis aktif,hepatitis akibat obat dan alkohol
Persistensi ALT > 6 bln setelah episode hep.akut
kronik hepatitis. < 7x nilai batas atas. Pd hep.C
dilakukan pem. ALT scr periodik 1-2 tahun u/
menentukan kadarnya kembali normal atau tdk
Obat yg mempengaruhi ALT antara lain
asetaminofen, aspirin,barbiturat, methothrexate,
chorpromazine, narkotik
Interpretasi hasil Alt dan ast
Peningkatan AST
Selain peny. hati, AST pd AMI, distrofi muskular,
dan dermatomyositis
Ratio AST/ALT
Sirosis ratio AST/ALT > 1, peningkatan ratio
derajat fibrosis
Bila terjadi akut hepatitis ratio < 1
mAST penanda degenerasi dan nekrosis hepatosit
yg luas.
Pada intoksikasi alkohol AST > ALT

Waktu paruh:
AST = 17 5 jam
Fungsi sintesis
Kadar albumin serum
Cholinesterase
PROTHROMBIN TIME
Kadar Albumin Serum
TUJUAN
Indikator prognosis untuk mortalitas dan morbiditas pd penyakit
hati, sindroma nefrotik, malnutrisi, dan enteropati hilang protein.
Fungsi sintesis hati
PRINSIP PEMERIKSAAN
Metode yg digunakan adalah photometrik. Bromocresol green
dengan albumin akan membentuk kompleks berwarna pd bufer
sitrat. Absorbansi kompleks ini proporsional dg konsentrasi
albumin dlm serum. Intensitas warna diukur pd pjg gel.546nm.
Ada beberpa metode
Bahan Pemeriksaan
Serum
Plasma heparin atau EDTA
Serum stabil pd suhu 2-8C slma 1 bln, 15-25C slma 1 minggu

NILAI NORMAL
3,8-5,1 g/dL atau 38-51g/L
RSCM 3,4-4,8 g/dL
Kadar Albumin Serum
FAKTOR INTERFERENSI
Ikterik (bil serum >20mg/dL)
Hemolisis (krn tiap 100 mg/dL hemoglobin menyebabkan
peningkatan albumin 0,1 g/dL)
Lipemik
Bila sampel lipemik, maka dilakukan blanko sampel yaitu dg
melarutkan 10 L sampel dlm 1000 L saline fisiologis kemudian
diukur absorbansinya dibandingkan dengan aquades. Hasil absorbansi
blanko sampel dikurangkan dengan hasil pemeriksaan
INTERPRETASI
: dehidrasi,prolonged torniket,
: asupan <, produksinya <, ekskresinya >
BCG lebih sesuai klinis (nonspesifik, hrs diperiksa pd 30 det pertama, BCP
(spesifik, low sensitif) cenderung lebih rendah sehingga ratio albumin
cenderung rendah)
Kadar Albumin Serum
Pemeriksaan kolinesterase
Pemeriksaan ini digunakan untuk
PRINSIP PEMERIKSAAN
Acylthiocholine ester thiocholine
Thiocholine + DTNB (dithiobisnitrobenzoic acid) 5-mercapto 2-
nitrobenzoic acid diukur scr fotometer (405 nm)
TUJUAN PEMERIKSAAN
Monitor paparan inhibitor kolinesterase
Tes fungsi sintesis hati (produksi pChE mencerminkan fungsi sintesis
hati daripada kerusakan hepatosit)
Diagnosis varian genetik

NILAI RUJUKAN
5200-12900 U/L (RSCM)
33-76 U/L, 40-78 U/L (tietz)?
INTERPRETASI
Hepatitis akut,sirosis, karsinoma hepatoseluler, malnutrisi
/N Sindroma nefrotik
pseudocholinesterase
Enzim kolestasis
Alkali Phosphatase
Gamma Glutamyl Transferase
Acid Phosphatase
5-Nucleotidase

ALKALI PHOSPHATASE
PRINSIP PEMERIKSAAN
p-nitrophenylphosphate + H
2
O phosphat + p-nitrophenol
p-nitrophenol 4-nitrophenoxide (kuning) intensitas warnanya
diukur pd pjg gelombang 405nm

BAHAN PEMERIKSAAN
Serum
Plasma heparin (EDTA,sitrat, dan oksalat dpt menyebabkan rendah palsu
karena mengikat Mg
2
+ dan Zn
2
+ yg merupakan kofaktor aktivitas ALP)
Serum dpt disimpan 7 hr pd suhu 4C, bila disimpan pd suhu 20-25C maka
serum kehilangan aktivitasnya sekitar 10%
Pada suhu ruang, serum harus segera diperiksa dalam 4 jam
Spesimen yg dibekukan bila akan diperiksa dibiarkan pada suhu ruang
selama 18-24 j sebelum diperiksa
Alkali phosphatase
pH alkali
TUJUAN PEMERIKSAAN
Mencari kelainan hepatobiliar
Mencari kelainan tulang (aktivitas osteoblastik),prostat,
plasenta


NILAI RUJUKAN
4-15 thn 54-369 U/L
Laki-laki 20-50 thn 53-128 U/L
Laki-laki > 60 thn 56-119 U/L
Wanita 20-50 thn 42-98 U/L
Wanita > 60 thn 53-141 U/L
RSCM 0-270 U/L

tietz
ALKALI PHOSPHATASE
FAKTOR INTERFERENSI
Hemolisis
EDTA, sitrat, dan oksalat (karena dpt menyebabkan rendah palsu
karena mengikat Mg
2
+ dan Zn
2
+ yg merupakan kofaktor aktivitas
ALP)

INTERPRETASI
pada :
Obstruksi pd cabang duktus biliaris menginduksi sintesis ALP oleh
hepatosit enzim yg baru terbentuk sirkulasi aktivitas
enzim dlm serum
3X/> obstruksi ekstrahepatik (batu atau keganasan pankreas)
Karsinoma hepatoseluler atau metastasis ke hepar
Reaksi obat
Kehamilan plasenta
Atau N
Hepatitis infeksi ( < 3X)
ALKALI PHOSPHATASE
Gamma glutamyl transferase
GGT merupakan enzim yang mengkatalis transfer grup Glutamyl dari
peptida atau senyawa yg mengandung grup Glutamyl pd akseptornya

PRINSIP PEMERIKSAAN
Berdasarkan IFCC, prosedur pengukuran menggunakan L- glutamyl- 3
carboxy 4 nitroanilide sbg substrat dan aseptor sekaligus bufer adalah
glycylglycine. Metode lama menggunakan L-gammaglutamyl p-
nitroanilide (GPNA)
GPNA + glycylglycine Glutamylglycylglycine + p-
nitroaniline
P-nitroaniline yg terbentuk diukur pd pjg gel.405 nm sebanding dg
aktivitas GGT
L- glutamyl- 3 carboxy 4 nitroanilide + glycylglycine 5-amino
2-nitrobenzoat (diukur pd pjg gel. 405 nm)

BAHAN PEMERIKSAAN
Serum
Plasma EDTA (jgn menggunakan heparin, sitrat, oksalat, dan fluorid)
GGT
GGT

NILAI RUJUKAN
NORMAL RANGE (37C)(GGT Reagen dr Thermo elektron
corp 2004)
Females: 5-32 U/L
Males: 9-52 U/L
Tietz : male < 55 U/L, female < 38 U/L
RSCM: 5-61 U/L
Gamma glutamyl transferase
FAKTOR INTERFERENSI
Heparin dpt menyebabkan kekeruhan pd campuran reaksi
Oksalat, sitrat, dan fluorid dpt menurunkan aktivitas GGT
10-15%
Sampel tdk boleh hemolisis
Obat antiepilepsi menyebabkan tinggi palsu

Penundaan pemeriksaan
GGT relatif stabil invitro shg serum dpt disimpan pd suhu
4C slma 1 bln dan pd suhu - 20C slma 1 thn




Gamma glutamyl transferase
INTERPRETASI
5-30X pd obstruksi biliar posthepatik dan intrahepatik
dan keganasan hepar (primer dan sekunder)
moderate (2-5X) hepatitis infeksi
5-15X akut dan kronik pankreatitis serta keganasan
pankreas yg berhub.dg obstruksi hepatobiliar
ringan fatty liver dan intoksikasi obat (sementara)
terjadi bila ada efek toksik thdp struktur mikrosomal
hepatosit
Gamma glutamyl transferase
5-nukleotidase
Merupakan phosphatase yg bekerja hanya pd nukleosid 5
fosfat seperti AMP dan asam adenilat dan menghasilkan
phosphat anorganik
Phosphatase terikat membran sitoplasmik
PRINSIP PEMERIKSAAN
5ribonukleotida + H
2
O ribonukleosida + fosfat
anorganik
BAHAN PEMERIKSAAN
Serum (EDTA menghambat aktivitas 5NT-se dengan
menyebabkan Zn tdk mampu bkrj)
NILAI RUJUKAN
Tdk tergantung jenis kelamin dan ras
5NT-se

ETIOLOGI PENYAKIT HATI
1. Virus seromarker dengan pemeriksaan serologi
yaitu:
Virus hepatitis B (HBsAg, anti HBsAg, anti HBcAg,
HBcAg, HBeAg, dan anti HBeAg)
Virus hepatitis C (HCV Ag, anti HCVAg)
Virus Hepatitis A (anti HAV)
Virus Hepatitis D (HDV Ag, anti HDV)
IgM dan IgG anti Rubella, CMV,
PEMERIKSAAN LABORATORIUM ETIOLOGI PENYAKIT HATI
2. Hepatitis Autoimun dilakukan pemeriksaan
autoantibodi antara lain:
Anti Nuclear Antibody (ANA)
Liver Kidney Microsome (LKM) tipe 1
Antibodi smooth muscle
Antibodi terhadap antigen hati terlarut yang terdapat
dalam sitokeratin sitoplasma hepatosit 8 dan 18
Selain itu juga dilakukan pemeriksaan kadar globulin
serum
3. Keganasan
Alpha Fetoprotein (AFP)
4. Drug induced atau intoksikasi alkohol
Metabolit urin

PEMERIKSAAN LABORATORIUM PENYAKIT HATI
5. Hemolisis
Darah lengkap
Gambaran Darah Tepi
Bilirubin direk dan indirek
6. Batu Saluran EmpedU
PEMERIKSAAN LABORATORIUM ETIOLOGI PENYAKIT HATI
HIPERBILIRUBINEMIA
BILIRUBIN UNCONJUGATED
BILIRUBIN CONJUGATED
HIPERBILIRUBINEMIA SHUNT
PRIMER
SINDROMA CRIGLER NAJJAR
SINDROMA GILBERT
HEMOLISIS
KOLESTASIS
NON KOLESTASIS
SINDROMA ROTOR
SINDROMA
DUBIN JOHNSON
INTRAHEPATIK
(HEPATOSELULER)
EKSTRAHEPATIK
(KOLESTATIK)
Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I
BILIRUBIN UNCONJUGATED
SINDROMA CRIGLER
NAJJAR
SINDROMA GILBERT HEMOLISIS
HIPERBILIRUBINEMIA
SHUNT PRIMER
DPL:
GAMBARAN
HEMOLISIS (+)
FRAGMENTOSIT
ANEMIA
RETIKULOSITOSIS
URIN:
BIL URIN (-)
UROBILINOGEN (+)
FUNGSI HATI
AST/ALT N/
ALP&GGT N/
BILIRUBIN
TOTAL<3mg/dL
FUNGSI HATI NORMAL
EMPEDU URIN (-)
BILIRUBIN URIN (-)
UROBILINOGEN (+)
BILIRUBIN
TOTAL<3mg/dL
FUNGSI HATI
NORMAL
BILIRUBIN URIN (-)
STERKOBILINOGEN

DPL DAN GDT :
GAMBARAN
HEMOLITIK -
BILIRUBIN CONJUGATED
NONKOLESTASIS
SINDROMA DUBIN JOHNSON
SINDROMA ROTOR
Total bilirubin normal (2-5mg/dL) s/d
meningkat (20-25mg/dL)
ALP dan Aminotransferase normal
Bilirubinuria (+)
Corprophorphyrinuria (+)
BSP lambat hilang retensi plasma
20% dlm 45 menit
Peningkatan bilirubin total serum
2-5 mg/dL
Corprophorphyrinuria meningkat
Bilirubinuria (+)
BPSbersihan lambatretensi 30-50%
dalam 45 menit
INFEKSI HEPATITIS AKUT
(VIRUS HEPATITIS, CMV,EBV,RUBELLA
HSV,BAKTERI,JAMUR,AMOEBA,,PARASIT)
INTOKSIKASI ALKOHOL
DRUG-INDUCED
TOKSIN
AUTOIMUN
METABOLIK
BILIRUBIN CONJUGATED-KOLESTASIS
KOLESTASIS INTRAHEPATIK
HEPATITIS AKUT HEPATITIS KRONIK
INFEKSI VIRUS HEPATITIS KRONIK
ALKOHOL
DRUG-INDUCED
AUTOIMUN
SIROSIS HEPATIS
(buku ajar peny dalam)
BILIRUBIN CONJUGATED-KOLESTASIS
KOLESTASIS INTRAHEPATIK
HEPATITIS AKUT HEPATITIS KRONIK
PEMERIKSAAN FUNGSI HATI
aminotransferase tinggi (pada
tahap awal sedang)
ALP dan GGT ringan-sedang
Albumin dan PT N
PEMERIKSAAN FUNGSI HATI
Aminotransferase sedang
ALP dan GGT ringan-sedang
Albumin serum
PT memanjang
HEPATITIS
HEPATITIS
Hepatitis adalah proses peradangan pada hepar sehingga
menimbulkan kerusakan atau destruksi pada hepar
Berdasarkan lamanya penyakit dibedakan menjadi:
Hepatitis akut bila berlangsung < 6 bulan
Hepatitis kronis berlangsung 6 bln
Etiologi hepatitis antara lain:
Virus (virus hepatitis A,B,C,D,E,F,G, EBV,CMV,HSV)
Parasit, amoba, bakteri
Alkohol
Obat-obatan dan toksin
Kelainan metabolik
Obstruksi
Autoimun
Defisiensi alpha 1 antitrypsin
Nonalcoholic steatohepatitis
HEPATITIS viral AKUT
HEPATITIS A
Hepatitis A infeksi pada hepar yang disebabkan
oleh virus hepatitis A
Penularan melalui :
Oral fecal makanan dan minuman yang tercemar
Anal-oral
Transfusi darah
Virus Hepatitis A
Genus hepatovirus famili picornavirus
Nonenveloped, sperikal, Positif sense single stranded
RNA
diameter of 27-32 nm
Replikasi dalam sitoplasma hepatosit terinfeksi
Diekskresikan mll feses dan tahan dlm wkt lama di
lingkungan
VHA tahan terhadap:
Denaturasi oleh panas (tahan suhu 70C 10), asam (pH 1-2 pd
suhu ruang, 20% ether,chloroform,diklorodiflurometan,
triklorotrifluroetan
perchloracetic acid (300 mg/l slma 15 mnt pd 20C)
detergent inactivation (survives pd 37C slma 30 mnt dlm 1%
SDS)
Disimpan pd 20C selama beberapa tahun
VHA dapat diinaktivasi oleh:
Pemanasan pada suhu 85C for 1 min
autoclaving (121C for 20 min)
Radiasi sinar uv selama 1 mnt pd suhu 25C (1.1 W dgn
kedalaman 0.9 cm slma 1 mnt)
-propriolactone 0.03% slma 72 jam pd 4C
formalin (8% selama 1 mnt pd 25C
potassium permanganate (30 mg/L slma 5 mnt)

HEPATITIS A
VHA dapat diinaktivasi oleh:
iodine (3 mg/l for 5 min)
chlorine (free residual chlorine concentration of 2.0 to 2.5 mg/l
for 15 min)
Senyawa klorin (3 to 10 mg/l sodium hypochlorite pd 20C slma
5 sampai 15 min)
shellfish dari area terkontaminasi sebaiknya dipanaskan hingga
90C selama 4 mnt or direbus selama 90 detik
Patogenesis
Mengkonsumsi makanan atau minuman terkontaminasi
Penularan langsung dr org ke org pd lingk dgn higine dan sanitasi
buruk
Virus TGI sirkulasi porta hepatosit
Inkubasi : 15-45 hari (rata-rata 1 bulan)
HAV tidak lgs bsifat sitopatik thdp hepatosit
Kerusakan hepar merupakan sekunder dari respon imun tbh thd
infeksi.
Replikasi terjadi hanya di sitoplasma hepatosit
HEPATITIS A
HEPATITIS A
Gejala klinis
Fase infeksi hepatitis virus akut tdd:
Fase inkubasi (WHO)asimptomatik,replikasi virus,penularan
terbesar
Fase prodromal
Fase ikterik
Fase konvalesen
Fase prodromal:
1hari-2mgg (umumnya 5-7 hari)
Gejala tdk spesifik spt kehilangan nafsu makan(anoreksia), mual,
muntah, fatik,kelemahan,demam ringan, mialgia, sakit kepala,
flu-like symptom, nyeri ulu hati
Fase ikterik:
Gejala prodromal menghilang
Ikterik pd membran mukosa,sklera, dan kulit
Hati membesar dan nyeri
Urin berwarna gelap, tinja pucat
Gatal, dan kehilangan berat badan
Bilirubin total > 20-40 mg/L
WHO guidelines
HEPATITIS A
Fase konvalesen:
Ikterik menghilang
Gejala konstitusional menghilang
Masih terdapat pembesaran hepar dan titer enzim hepar agak
tinggi
Serologi


HEPATITIS A

HEPATITIS A
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan hematologi
Pemeriksaan biokimia
Pemeriksaan serologi
PEMERIKSAAN BIOKIMIA
ALT dan AST ,kdr puncak 400-4000IU/L
Bilirubin total serum (5-20mg/dL),bila bil serum menetap pd
kdr 30mg/dL slma pjln penyakit beratnya penyakit. Bilirubin
direk/conjugated
PEMERIKSAAN HEMATOLOGI
Limfopenia dan neutropenia transient diikuti limfositosis relatif
Limfosit atipik 2-20%
Protrombin Time bila memanjangdefek fs sintesis,nekrosis
hepar luas,prognosis buruk
Alkali phosphatase serum N/ringan
PEMERIKSAAN URIN
Hematuri mikroskopik, proteinuri minimal
HEPATITIS A
Pemeriksaan serologi










IgM dan IgG anti HAV di serum atau feses
IgG tanpa IgM infeksi sebelumnya krn IgG menetap dlm jgka wkt
lama
Deteksi dgn RIA, EIA, ELISA,ECLIA
HEPATITIS A
WHO-GUIDELINES OF HEP A from
http/www.who.int/emc
Hepatitis b
Merupakan hepatitis yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B
virologi
Famili hepadnavirus
Double stranded DNA ukuran 42 nm
Tersusun atas inti nukleokapsid uk.27 nm yang dikelilingi oleh
lapisan lipoprotein disebelah luar
envelope(HBcAg)mengandung antigen permukaan (HBsAg)

Hepatitis b
Antigen HBV adalah:
HBsAg
Protein envelope yg diekspresikan di atas permukaan luar dr virion dan
diatas struktur tubular dan sperik kecil
Konsentrasi dlm darah mcpai 500 g/mL
Merupakan produk dari Gen S HBV
HBcAg
Antigen yg diekspresikan diatas permukaan inti nukleokapsid
Dihasilkan oleh gen C bila translasi dimulai dari regio inti (core
region)
Tdk punya peptid sinyal,tdk disekresi, melekat dlm partikel nukleokapsid
& berikatan dgn RNA serta mengandung DNA HBV
HBeAg
Protein nukleokapsid nonpartikulat dan mdh larut (soluble)
Dihasilkan oleh gen Cbila translasi dimulai pada regio preinti (precore
region)
Memiliki peptid sinyal yang akan berikatan dgn smooth RE sehingga
HBeAg disekresikan ke dlm sirkulasi
Nomenklatur HBV
Hepatitis b
Siklus hdp HBV
Virion HBV berikatan dg reseptor di permukaan
hepatosit nukleokapsid virus akan masuk dlm sel
dan mencapai nukleus genom virus dilepaskan
dlm nukleus sintesis stranded DNA kedua lengkap
molekul DNA supercoiled sirkuler tertutup dg ikatan
kovalen (covelently closed circular supercoiled DNA)
template untuk transkripsi 4 RNA virus
transport ke sitoplasma ditranslasi ke dlm
nukleokapsid virus dan precore ag (C,pre-
C),polimerase (P),envelope L(Large), Medium(M),
Small (S),transcriptional transactivating protein (X)
Hepatitis b
Replikasi HBV
HBV virions bind to surface
receptors and are internalized.
Viral core particles to the
hepatocyte nucleus,
where their genomes are repaired
to form a covalently closed circular
DNA (cccDNA) that is the
template for
viral messenger RNA (mRNA)
transcription. The viral mRNA that
results is translated in the
cytoplasm to produce
the viral surface, core, polymerase,
and X proteins. There, progeny
viral capsids assemble,
incorporating genomic
viral RNA (RNA packaging). This
RNA is reverse-transcribed into
viral DNA. The resulting cores can
either bud into the endoplasmic
reticulum to be enveloped and
exported from the cell or recycle
their genomes into the nucleus
for conversion to cccDNA. The
small, peach-colored sphere inside
the core particle is the viralDNA
polymerase.
Hepatitis b
Stabilitas
Antigenitas tdk dpt dihancurkan dg eter, asam (pH 2,4 slma 6
j), & pemanasan (98C 1 mnt,60C 10J)
Antigenitas dan infektivitas HBsAg dihancurkan dg paparan
0,25% sodium hipoklorit slma 3 mnt
Infektivitas dihilangkan dg autoklaf 121 C 20mnt atau
pemanasan kering 160C 1 jam
HBV diinaktivasi dgn:
Sodium hipoklorit (500 mg klorin bebas/L) 10 mnt
2 % larutan glutaraldehid pd temp ruang slma 5 mnt
Pemanasan 98C slma 2 mnt
Sporicidin pH 7,9
Formaldehid 18,5g/L(5%formalin dlm air)
70% isopropil alkohol
80% etilalkohol 11C slma 2 mnt
Radiasi uv

HBV diperthnkan infektivitasnya bila disimpan pd 30 C-32 C
6bln atau dibekukan -15 C slma 15 thn. HBV dlm darah dpt
berthn hdp dlm keadaan kering di permukaan slma 1 mgg
EPIDEMIOLOGI
Hepatitis b
Cara penularan
Seksual
Parenteral
Perinatal
Kontak dg penderita (horizontal)

Imunopatogenitas HBV
WHO-GUIDELINES OF HEP B from http/www.who.int/emc
Hepatitis b

Gejala klinis
Sama dgn gejala klinis hepatitis viral akut
Diagnosis
Diagnosis hepatitis ditegakkan dgn pemeriksaan biokimia a.l
bilirubin (total dan direk), ALT,AST, alkali phosphatase, total
protein, prothrombin time, albumin, globulin, complete blood
count, dan koagulasi(jaundis > 2 mg/dL) (gamb darah tepi?)

Diagnosis etiologi ditegakkan dgn ditemukannya antigen dan
atau antibodi spesifik yaitu:
HBsAg dan anti HBsAg
IgM dan IgG anti HBcAg
HBeAg dan anti HBeAg
SEROLOGI INFEKSI HEPATITIS B AKUT


Window period
Central Disease Control
Hepatitis C
Penyebab adalah virus hepatitis C
Virologi
RNA virus, mempunyai envelope
Famili Flaviviridae genus hepacivirus
Single stranded positive sense
11 genotipe dan beberapa subtipe sering mutasi
Antibodi yg menetralisir HCV berumur pendek dan
virus sering tdk dapat dieliminasi dgn antibodi karena
gen yang mengkode glikoprotein envelope E1 dan E2
sangat bervariasi dan perubahan susunan asam amino
akan menyebabkan perubahan komposisi antigenik
dari protein
Cara replikasi dan siklus hdpnya belum jelas karena
tdk dapat dikembangkan secara invitro
Hepatitis C virus
Virologi
Single stranded RNA genome dg pjg 9,6 kb dg single large ORF dan
mengandung UTRs di 5dan 3 end
5UTR tempat masuk ribosomal interna mediasi translasi
3UTR replikasi virus
Pd large ORF gen struktural untuk inti dan glikoprotein envelope E1
dan E2 tdpt di akhir N-terminal
Gen nonstruktural NS2,NS3,NS4A,NS4B,NS5A,NS5B tdpt di akhir C-
terminal

Replikasi virus
Replikasi virus tdk melalui intermediate DNA tdk dpt
integrasi dlm genom host
Virusseluncoated di sitoplasma transkripsi genom viral
komplementari molekul RNA negatif sense bertindak sbg
templete unt.sintesis progeni molekul RNA positive sense
poliprotein yg baru ditranslasi dibersihkan oleh sinyalase sel
host sebaik NS-2 dan NS-3
Struktur HCV
REPLIKASI VIRUS
Protein nonstruktural membentuk kompleks replikasi dgn RNA
genom dan membentuk replikasi RNA direk (mjd ngtf kmdn
positif)
Protein struktural yang tertinggal dlm retikulum endoplasmik
berinteraksi dgn genom progeni dan membentuk virion.
Virion yg terbentuk keluar mll sel dgn jalur yg belum diketahui
tp tdk melalui apparatus golgi

Transmisi
Penggunaan obat Injeksi dg jarum bekas
Transfusi dan transplantasi dari donor terinfeksi
Terpapar darah terinfeksi saat bekerja
Bayi dari ibu terinfeksi
Seksual

Hepatitis C virus
Figure 295-6. Organization of the hepatitis C virus genome and its associated
proteins. Structural genes at the 5 end include the nucleocapsid region, C, and
the envelope regions, E1 and E2. The 5 untranslated region and the C region are
highly conserved among isolates, while the envelope domain E2/NS1 contains the
hypervariable region. At the 3 end are five nonstructural (NS) regions. Viral
proteins included in the first-generation (C100-3), second-generation (C200, a
fusion protein of C100-3 and C33c, and C22-3), and third-generation (C22-3,
C200, or C33c and C100-3, and NS5) immunoassays and in the recombinant
immunoblot assay (5-1-1, C100-3, C33c, C22-3, NS5) are presented below their
corresponding genes (AA = amino acid)
Genom HCV
Algoritma pemeriksaan infeksi HCV pd pdrita
asimptomatik
Gambaran serologi infeksi Hcv dgn penyembuhan
Hepatitis C Virus Response to Interferon
Referensi:
Arthur I. Jacknowitz , PharmD. Jeffrey Danzig , MD. Pharmacist Initiatives in the Management of Hepatitis C
. Avaiable at: https:/.../lessons/200209-01.asp
PEMERIKSAAN PADA DIARE DAN MALABSORBSI
Malabsorpsi adalah suatu sindroma yang ditandai dengan
adanya gangguan absorpsi nutrien dari saluran cerna.
Malabsorpsi dapat disebabkan karena gangguan digesti,
absorpsi nutrien atau ke duanya.
Penyebab malabsorpsi dapat berupa akibat kelainan pada
lambung, hati beserta saluran empedu atau pankreas, usus
kecil dan usus besar.
Penderitanya biasanya mengalami penurunan berat badan
atau gangguan pertumbuhan bila terjadi pada anak, diare
kronik, distensi abdomen serta gejala lain akibat
kekurangan vitamin.
PEMERIKSAAN PADA DIARE DAN MALABSORBSI
Gejala utama malabsorpsi antara lain diare, kehilangan
mineral, protein, kehilangan masa tubuh dan gejala
defisiensi vitamin yang menyertainya.
Diare pada malabsorpsi terutama adalah diare osmotik
Kadang juga disertai sekretorik
Malabsorbsi yang mudah dikenali adalah malabsorpsi
karbohidrat yang sering menyebabkan diare atau
malabsorpsi lemak yang ditandai dengan steatorrhea,
gejala malabsorpsi protein lebih sukar dikenali
PEMERIKSAAN PADA DIARE DAN MALABSORBSI
Fungsi Pemeriksaan laboratorium :
Untuk mengetahui penyebab diare
Mengetahui ada tidaknya gangguan keseimbangan cairan
dan elektrolit
Mengetahui status asam basa pasien
Pemantauan terapi
Pemantauan penyakit
Prognosis
PEMERIKSAAN PADA DIARE DAN MALABSORBSI
Untuk mengetahui penyebab diare
Pemeriksaan Tinja
Pemeriksaan tinja makroskopis dan mikroskopis
Pewarnaan Gram dan Biakan/Resistensi
Pemeriksaan kehilangan protein (Protein Losing Enteropathy)
dengan pem kadar alfa 1 antitripsin tinja
Osmolalitas
Serologi virus (Rotavirus atau Adenovirus)
Untuk mengetahui pemantauan penyakit
Pemeriksaan Darah
Hematologi lengkap
Pemeriksaan protein (albumin atau prealbumin)
Pemeriksaan B12, Folat, Calsium, vitamin D dan besi
Carethers JM. Malabsorption. In Henderson JM. Gastrointestinal Phatophysiology. Lippincott-Raven, Philadelphia,1996: p.111-52
Auricchio S. Genetically determined disaccharidase deficiencies. . In Walker WA, Durie PR, Hamilton JR, Walker-Smith JA, Watkins JB. Pediatric gastrointestinal disease. BC Decker Inc. vol1. Ontario,
1991;647-67
Binder HJ. Disorders of absorption. In Kasper DL, Braunwald E, Fauci AS, hauser SL, Longo DL, Jameson JL. Harrisons principles of internal medicine. McGraw Hill. 16
th
ed. New York. 2005: 1763-76.
Grishan FK. Secondary enzyme deficiencies. In Walker WA, Durie PR, Hamilton JR, Walker-Smith JA, Watkins JB. Pediatric gastrointestinal disease. BC Decker Inc. vol1. Ontario, 1991;p.728-36.
PEMERIKSAAN PADA DIARE DAN MALABSORBSI
Untuk mengetahui keseimbangan asam basa, cairan, dan
elektrolit:
Pemeriksaan elektrolit serum (Na, K, Cl)
Pemeriksaan Osmolalitas serum
Pemeriksaan analisis gas darah
Pemeriksaan faal ginjal (ureum dan kreatinin)
Carethers JM. Malabsorption. In Henderson JM. Gastrointestinal Phatophysiology. Lippincott-Raven, Philadelphia,1996: p.111-52
Auricchio S. Genetically determined disaccharidase deficiencies. . In Walker WA, Durie PR, Hamilton JR, Walker-Smith JA, Watkins JB. Pediatric gastrointestinal disease. BC Decker Inc. vol1. Ontario,
1991;647-67
Binder HJ. Disorders of absorption. In Kasper DL, Braunwald E, Fauci AS, hauser SL, Longo DL, Jameson JL. Harrisons principles of internal medicine. McGraw Hill. 16
th
ed. New York. 2005: 1763-76.
Grishan FK. Secondary enzyme deficiencies. In Walker WA, Durie PR, Hamilton JR, Walker-Smith JA, Watkins JB. Pediatric gastrointestinal disease. BC Decker Inc. vol1. Ontario, 1991;p.728-36.
PEMERIKSAAN TUKAK DUODENUM
DEFINISI
Tukak duodenum merupakan bagian dari tukak peptik
Tukak peptik secara anatomis didefinisikan sebagai suatu defek pada
lapisan mukosa atau submukosa yang berbatas tegas dan dapat
menembus muskularis mukosa hingga lapisan serosa sehingga dapat
terjadi perforasi.
ETIOLOGI
Faktor Agresif
Infeksi Helicobacter pylori
Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS)
Beberapa faktor lingkungn seperti merokok (dapat meningkatkan
kerentanan terhadap infeksi H.pylori dan menurunkan faktor
pertahanan serta menciptakan lingkungan yang sesuai untuk
H.pylori), stres, malnutrisi, makanan tinggi garam, defisiensi vitamin,
penyakit Zollinger Ellison Syndrome, Chron Disease, dan faktor
genetik.

kil H. Tukak duodenum. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Sutiati S, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 4 ed. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI; 2006. p.
347-50.
PEMERIKSAAN TUKAK DUODENUM
ETIOLOGI
Penurunan Faktor Defensif yang memelihara daya tahan
mukosa gastroduodenal penurunan daya tahan mukosa
mudah dirusak oleh faktor agresif

PEMERIKSAAN LABORATORIUM:
Pemeriksaan Basal Acid Output dan Maximal Acid Output
Pemeriksaan Kadar Gastrin dan Pepsinogen Serum
Deteksi H.pylori
kil H. Tukak duodenum. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Sutiati S, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 4 ed. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI; 2006. p.
347-50.
PEMERIKSAAN TUKAK DUODENUM
PEMERIKSAAN LABORATORIUM:
Deteksi H.pylori
Valle JD. Peptic ulcer disease and related disorders. In: Kasper DL, Braunwald E, Fauci AS, editors. Harrison's Principle of Internal Medicine. 16
th
ed. New York: MacGraw-Hill Inc; 2005
PEMERIKSAAN PANKREATITIS
PANKREATITIS AKUT
Perusakan pankreas olehenzim secara mendadak dan difus yang
diduga disebabkan oleh lepasnya enzim-enzim pankreas yang
bersifat litik aktif kedalam parenkim kelenjar ini.
Disebabkan adanya kebocoran yang menyebabkan zat toksik
masuk kedalam darah, rongga peritoneum atau keduanya,
sehingga mengakibatkan renjatan, kolaps sirkulasi bahkan
kematian.
Penyebab lain pankreatitis akut:
Trauma
Perluasan ulkus peptikum
Infeksi abdomen didekatnya
Infeksi bakteri yang disebarkan lewat darah
Infeksi virus (parotitis)
Trombosis
Emboli vaskuler
Poliarteritis nodods

Patofisiologi
Proteolisis, lipolisis dan perdarahan adalah gambaran
morfologik utama pankreatitis akut.

Akibat autodigesti oleh enzim pankreas terjadi
pengaktifan fosfolipase A
2
diduktus pankreatikus. Disertai
pembentukan lisolesitin dari lesitin yang merupakan
konstituen normal empedu menyebabkan kerusakan
jaringan pankreas dan nekrosis jaringan lemak sekitarnya.

Sejumlah kecil enzim pencernaan pankreas secara normal
bocor didalam sirkulasi, tetapi pada pankreatitis akut
kadar enzim ini dalam darah akan meningkat mencolok.

Dengan demikian pengukuran kadar amilase / lipase
plasma bermanfaat untuk menegakkan diagnosis
pankreatitis akut
Bentuk aktif tripsin merupakan penyebab utama
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Untuk Diagnosis:
Kadar amilase serum dan urin meningkat pada waktu beberapa
jam (2-12 jam) setelah timbulnya gejala dan kembali normal
setelah 10 hari.
False positif peningkatan kadar amilase pada penyakit kelenjar air
liur
Kadar lipase meningkat sejajar dengan kadar amilase tapi lambat.
Peningkatan kadar lipase terjadi:
sebelum kadar amilase serum
Menetap dalam waktu yang lebih lama.
Dan tidak dapat diukur di urin
Lipase serum naik dalam 4-8 jam sejak onset simptom dan kembali
normal dalam 8-14 hari.
Dalam 10 % kasus pankreatitis akut dan kronik (deplesi massa sel
asinar) bisa didapatkan kadar yang normal dan
hipertrigliseridemia
Jika kadar lipase 2,5-3 x kadar amilase merupakan indikasi
pankreatitis yang berhubungan dengan alkohol.7

Rasio bersihan amilase-kreatinin , sampel
dikumpulkan secara bersamaan untuk dianalisis.

Rumus:
C
am % = amilase urin X kreatin serum = 100


C
kre

amilase serum kreatin urin

PEMERIKSAAN LABORATORIUM
PENGUMPULAN DAN PENANGAN SPESIMEN
Amilase dalam serum dan urin cukup stabil
pada suhu ruangan selama 1 minggu,
pada lemari pendingin selama > 2 bulan

Antikoagulan yang digunakan adalah heparin
karena tidak menghambat aktivitas amilase

Lipase serum stabil
pada suhu ruangan selama seminggu
pada lemari es selama 3 minggu,
serum ini dapat dibekukan untuk beberapa
bulan
Interpretasi
Kadar amilase serum dan urin meningkat dalam 2-3 jam
pertama setelah timbul pankreatitis
Pada serangan yang ringan dan sedang kembali normal
setelah 2 10 hari.
Kadar amilase urin yang terakhir dalam keadaan normal
Peningkatan yang lebih lama ditemukan pada pankreatitis
dalam keadaan yang lebih berat atau proses kekambuhan
akut pada proses penyembuhan.
Peningkatan > 4 minggu : pseudokista atau kanker
pankreas.
Sensitifitas amilase serum sekitar 45 95%
Spesifisitas amilase serum juga rendah terutama
kalau nilainya 250-500 unit Somogyi/100mL.

Anda mungkin juga menyukai