Anda di halaman 1dari 2

Penerapan Sabar

"

&

'

' )* .

, - . /
Sikap sabar itu harus diterapkan dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan,
tidak saja dalam menghadapi musibah, tetapi dalam keadaan lapang ataupun senang.
Rasulullah SAW bersabda :

12* 34'5 /678


Artinya: Sabar itu adalah separuh dari iman. (HR. Abu Naim dan Al!hatib .(
Apabila dilihat dari sudut pandang para ahli "ilsa"at #slam, mereka membagi
penerapan sikap sabar itu diantaranya lima bagian:
$. Sabar dalam beribadah
Sabar dalam mengerjakan ibadah ialah dengan tekun mengendalikan diri dalam
melaksanakan syaratsyarat dan tata tertib ibadah, tidak tergesagesa. %enurut #man
&h'(ali dalam pelaksanaannya perlu diperhatikan tiga hal, yaitu :
a. Sebelum melakukan ibadah, harus dipersiapkan dengan niat su)i*ikhlas sematamata
beribadah karena taat kepada Allah (tidak ada niat lain+.
b. Pada saat melakukan ibadah jangan lalai memenuhi syaratsyarat dan tata tertibnya. ,i
-aktu melaksanakan sh'lat jangan tergesagesa, seperti -aktu sujud jangan (jidat+ asal
menempel saja terus bangkit lagi. #ngatlah kepada sabda Rasulullah SAW: Hubungan
paling dekat antara hamba, manusia dengan Tuhannya yaitu ketika seseorang bersujud,
maka perbanyaklah doa.. (HR. %uslim+
). Sesudah selesai beribadah, yaitu jangan bersikap riya/ (men)eritakan ibadah yang telah
dilakukan atau amal sh'leh lainnya dengan maksud supaya mendapat pujian dan
sanjungan dari manusia+.
0. Sabar di Waktu 1erkena %usibah
Apabila ditimpa musibah atau mendapat )'baan dari Allah, yang berupa kemiskinan,
kematian, ke)elakaan, kegagalan dalam usaha dan sebagainya, sabar harus tetap dimiliki,
sebab jika tidak dihadapi dengan kesabaran, maka akan terasa berat tekanannya terhadap
jasmani ataupun r'hani. 2adan semakin lemah, hati dan "ikiran semakin sempit, maka
akhirnya timbullah kegelisahan, ke)emasan, kepanikan dan bisa, menimbulkan putus asa
dalam kehidupan. 2ahkan tidak sedikit mereka menempuh jalan keluarnya dengan bunuh
diri.
3. Sabar dalam !ehidupan ,unia
Sabar terhadap tipu daya dunia, jangan sampai terpes'na atau tertarik kepada
kenikmatankenikmatan dunia sementara ini, sehingga dapat melalaikan dan melupakan
kenikmatankenikmatan ukhr'-i yang kekal di akhirat.
,unia ini bukan tujuan tetapi sarana untuk mendapat kenikmatan dan kehidupan yang
abadi yaitu kehidupan di. akhirat. 4adikanlah dunia ini sebagai tempat be)')'k tanam yang
buahnya akan kita petik di akhirat nanti.
2anyak 'rang yang terpes'na dan tertarik kenikmatan dan keme-ahan hidup di dunia
ini sehingga ha-a na"sunya dilampiaskan dengan hidup berlebihlebihan, rakus, tamak dan
lainlain, sehingga tidak memperdulikan lagi mana yang halal dan mana yang haram,
bahkan kadangkadang merusak dan merugikan 'rang lain. 4uga sampai berani
meng'rbankan imannya demi untuk kepentingan dunia-i, yaitu men)ari kekayaan dengan
jalan syirik.
!ebahagiaan dunia itu sangat ke)il bila dibandingkan dengan kebahagiaan akhirat,
sesuai dengan hadits Rasul SAW:

9
:
;

<

> ?

>

DD(

DD;

3
E
DD4

'

12* /3
Hakikat dunia dibanding dengan akhirat, laksana bilamana seseorang diantara
kamu memasukkan jari-jarinya ke dalam laut, maka lihatlah sisa air laut dijarinya itu.
(HR. %uslim+.
%emang tabiat manusia pada umumnya lebih )'nd'ng kepada kenikmatan hidup
lahiriyah, kehidupan yang nyata yang dapat dilihat 'leh mata dan dinikmati 'leh indra yang
lain. 1ak ubahnya seperti 'rang yang minum air laut, semakin banyak minum semakin
terasa haus.
%aka dalam menghadapi kehidupan dan kesenangan ataupun kenikmatan dunia
mememerlukan kesabaran.
5. Sabar 1erhadap %aksiat
,i dalam menghadapi kemaksiatan kita harus pandai mengendalikan diri supaya
jangan melakukan perbuatanperbuatan maksiat sebab tarikan*ajakan iblis untuk perbuatan
masiat sangat kuat mempengaruhi manusia. #blis itu bertindak laksana kipas yang terus
menerus mengipasi api yang ke)il sehinga akhirnya menjadi besar, merembet dan menjilat
kesanakemari dan ketempat 'rang lain.
Sabar terhadap maksiat itu bukanlah hanya mengenai diri sendiri saja, tetapi juga
mengenai diri, 'rang lain, yaitu supaya berusaha agar 'rang lain jangan sampai, terper's'k
ke jurang kemaksiatan. Sebaliknya mengajak 'rang lain untuk melakukan kebaikan dan
men)egah dari perbuatan yang salah dan buruk.
6. Sabar dalam Perjuangan
Setiap usaha dari perjuangan tidak selamanya sukses, kadangkadang mengalami
masa naik dan masa jatuh, mengalami keberhasilan dan kegagalan. !alau usaha atau
perjuangan belum berhasil atau sudah nyata mengalami kegagalan, maka hendaklah
bersikap sabar menerima kenyataan itu. Sabar dalam arti tidak putus asa, tidak putus
harapan dan tidak patah semangat. Susunlah kembali segala kekurangan dan kekuatan,
adakanlah intr'speksi kembali tentang sebabsebab kegagalan ataupun kekalahan, dan
jadikanlah pelajaran dari kegagalan itu. Apabila usaha dan perjuangan itu berhasil dan
menang, maka harus sabar pula mengendalikan em'si yang buruk, sebab pada umumnya
akibat dari keberhasilan atau kemenangan itu menyebabkan lupa daratan. Ha-a na"su
dilampiaskan, timbul s'mb'ng, kejam ataupun balas dendam dan lain sebagainya.
Ada katakata hikmah dalam bahasa ja-a: Satrio pinandito, ngluruk tanpo bolo,
digdoyo tanpo aji-aji, menang tanpo ngasorake.. (Watak se'rang ksatria adalah
pemberani, mendatangi musuh tanpa diikuti tentara, kebal tanpa jimat, menang tanpa
merendahkan 'rang lain+, Ojo suko-suko, olo wateke wong suko, nyudo kaprayitna ning
batin. (4angan terlalu bersukaria, bersukaria yang keterlaluan, bisa mengurangi
kebijaksanaan hati+.
Sabar disini harus diliputi rasa syukur kepada Allah, harus tetap -aspada. 4angan lupa
keberhasilan atau kemenangan itu pada hakekatnya tidaklah sematamata karena
kepandaian pribadi, tetapi merupakan rahmat dan karunia dari Allah SW1.78

Anda mungkin juga menyukai