Anda di halaman 1dari 35

System digital lampu berjalan

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MAKALAH
Pekerjaan pekerjaan jalan raya selama waktu gelap biasanya ditandai oleh
lampu lampu kuning yang menyala. Lampu lampu itu sering disambungkan jadi
satu yang membentuk suatu lampu yang nyala berturut turut.
Makalah ini merupakan pembahasan atau suatu evaluasi dari gabungan
beberapa materi atau modul ( Pembuatan Alat ) yang kami terima atau yang telah
kami lakukan untuk membahas megenai lampu lampu tersebut yaitu Lampu
Berjalan, yang telah menjadi satukesatuan dalam modul aplikasi atau penerapan
dari beberapa materi atau modul yang kami dapatkan dari praktikum !istem "igital
dengan #akupan yang agak sedikit dipersempit ruang lingkup pembahasannya.
1.2 PEMBATASAN atau RUANG LINGKUP MAKALAH
"alai suatu penulisan yang mengambil suatu obje#t tertentu, tentu saja
mempunyai suatu yang namanya batasanbatasan yang harus diambil agar supaya
terdapat ruang lingkup dari penulisan tersebut.
Permasalahan yang kami batasi dalam makalah ini hanya pada #ara kerja dari
suatu rangkaian baik se#ara diagram blok atau se#ara detail, #ara pengujian dan #ara
kerja alat serta landasan teori dari beberapa komponen yang digunakan dalam
suaturangkaian.
1.3 TUUAN PENULISAN MAKALAH
"ari penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan suatu peluang yang
kami anggap #ukup luas bagi para mahasiswa dalam mengembangkan pengetahuan
dasar mengenai !istem "igital untuk mengetahui $ungsi dan jenis dari komponen
yang digunakan atau mengenai karakteristik dari komponen tersebut dan dengan
sertamerta dapat menganalisa #ara kerja dari suatu rangkaian dan dapat melatih para
mahasiswa untuk bertanggung jawab dalam melaksanakan kewajibankewajiban yang
dibebankan kepada mereka.
%
System digital lampu berjalan
1.! MET"DE PENULISAN MAKALAH
Metode penulisan makalah ini didapat berdasarkan berbagai #ara, antara lain &
a) 'bservasi, yaitu denganpengamatan kami selama mengikuti praktikum !istem
"igital. Metode ini mengarahkan kepada kami untuk mampu merekam atau
mengingat semua materi yang telah disampaikan selama pelaksanaan praktikum
!istem "igital serta meneliti dan menyimpulkan yang selanjutnya kami
sampaikan dalam penulisan makalah ini.
b) !tudi pustaka, yaitu dengan men#ari in$ormasi dari bukubuku atau media
kmunikasi yang lain, yang dapat dijadikan pedoman atau re$erensi. Metode ini
sangat membantu sekali dalam bentuk teoriteori yang mendukung penulisan ini
serta dapat meme#ahkan suatu masalah yang sedang kami hadapi dalam
penulisan makalah ini.
c) (onsultasi, yaitu dengan bertanya atau berkomunikasi kepada para asisten
praktikum mengenai apa yang bagi kami kurang dapat dimengerti dan kurang
dapat dipahami tentang yang harus kami perrbuat dalam penulisan makalah ini,
mengenai isi atau sumber re$erensi yang kami perlukan. )uga kepada para
senior kami yang tentunya lebih memahami atau berpengalaman dalam
penulisan makalah ini.
1.# SISTEMATIKA PENULISAN MAKALAH
Adapun sistematika dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut &
A. *A* +. Pendahuluan, yang terdiri dari &
A.1. Latar *elakang Makalah, yang menjelaskan alasan pembuatan makalah
ini.
A.2. Pembatasan atau ,uang Lingkup Makalah, yang #akupan dari isi
makalah ini.
A.3. -ujuan Penulisan Makalah, titik berat yang ditekankan dalam makalah
ini.
.
System digital lampu berjalan
A.4. Metode Penulisan Makalah, yang menjelaskan #ara atau langkahlangkah
yang ditempuh dalam penulisan makalah ini.
A.5. !istematika Penulisan Makalah, yang menunjukkan pointpoint atau
pembagian masalah yang terdapat dalam makalah ini.
B. *A* ++. Landasan -eori, yang menguraikan teoriteori dasar tentang
komponenkomponen yang digunakan dalam proyek yang kami lakukan.
C. *A* +++. Analisa ,angkaian, yang menerangkan tentang #ara kerja rangkaian
se#ara diagram blok dan se#ara detail.
D. *A* +/.0ara Pengujian dan Pengoperasian Alat, yang menerangkan tentang
bagaimana #ara menguji dan menggunakan alat dalam proyek ini.
E. *A* /. Penutup, yang berisikan kesimpulan atau analisa akhir dari alat dan
saran yang dapat membantu dalam menyelesaikan alat dalam proyek ini.
1
System digital lampu berjalan
BAB II
LANDASAN TE"RI
Pada bab ini pembahasan yang diketengahkan adalah mengenai teori dari
masingmasing komponen yang digunakan dalam perangkaian alat dalam proyek
2LAMPU BERALAN3 ini, yaitu &
2.1 RESIST"R
Pada dasarnya semua bahan memiliki si$at resisti$ namun beberapa bahan
seperti tembaga, perak, emas dan bahan metal umumnya memiliki resistansi yang
sangat ke#il. *ahanbahan tersebut menghantar arus listrik dengan baik, sehingga
dinamakan konduktor. (ebalikan dari bahan yang kondukti$, bahan material seperti
karet, gelas, karbon memiliki resistansi yang lebih besar menahan aliran elektron dan
disebut sebagai insulator. *agaimana prinsip konduksi, dijelaskan pada artikel
tentang semikonduktor.
,esistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi
jumlah arus yang mengalir dalam satu rangkaian. !esuai dengan namanya resistor
bersi$at resisti$ dan umumnya terbuat dari bahan karbon. "ari hukum 'hms
diketahui, resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir
melaluinya. !atuan resistansi dari suatu resistor disebut 'hm atau dilambangkan
dengan simbol 4 ('mega).
,esistor yang digunakan dalam elektronika terbagi ke dalam dua jenis utama, yaitu
terdiri dari &
1. ,esistor linier, yang bekerja berdasarkan atau sesuai dengan hukum ohm.
2. ,esistor nonlinier, yang umum digunakan terdiri dari &
5oto resistor, yang peka terhadap #ahaya.
-ermistor, yang peka terhadap panas.
,esistor yang bergantung pada tegangan listrik.
6
System digital lampu berjalan
,esistor juga terdapat jenis yang lain, yaitu terbagi ke dalam dua jenis &
1. ,esistor tetap, yaitu resistor yang memiliki nilai hambatan yang tetap
dan memiliki batas kemampuan daya misalnya 7 watt, 8 watt, 9 watt,
% watt, : watt dan lain sebagainya. Arti dari batas kemampuan daya
adalah resistor hanya dapat dioperasikan dengan daya maksimal sesuai
dengan kemampuan daya yang telah ditetapkan, apabila melampaui
maka resistor tersebut akan tidak ber$ungsi lagi. ,esistor ini memiliki
nilai hambatannya,tipe resistor yang ini berbentuk tabung dengan dua
kaki tembaga di kiri dan kanan. Pada badannya terdapat lingkaran
membentuk gelang kode warna untuk memudahkan pemakai
mengenali besar resistansi tanpa mengukur besarnya dengan
'hmmeter. (ode warna tersebut adalah standar manu$aktur yang
dikeluarkan oleh ;+A (;le#troni# +ndustries Asso#iation) seperti yang
ditunjukkan pada tabel berikut.
2.
<ambar ..% !imbol ,esistor
$arna N%la%
&a't(r
pen)al%
T(leran*%
:
System digital lampu berjalan
=itam > %
0oklat % %> %?
Merah . %>> .?
)ingga 1 %.>>>
(uning 6 %>.>>>
=ijau : %>>.>>>
*iru @ %>
@

/iolet A %>
A

Abuabu B %>
B

Putih C %>
C

;mas >.% :?
Perak >.>% %>?
-anpa
warna
.>?
Tabel - 1 : nilai warna gelang
,esistansi diba#a dari warna gelang yang paling depan ke arah gelang toleransi
berwarna #oklat, merah, emas atau perak. *iasanya warna gelang toleransi ini berada
pada badan resistor yang paling pojok atau juga dengan lebar yang lebih menonjol,
sedangkan warna gelang yang pertama agak sedikit ke dalam. "engan demikian
pemakai sudah langsung mengetahui berapa toleransi dari resistor tersebut. (alau
anda telah bisa menentukan mana gelang yang pertama selanjutnya adalah memba#a
nilai resistansinya.
)umlah gelang yang melingkar pada resistor umumnya sesuai dengan besar
toleransinya. *iasanya resistor dengan toleransi :?, %>? atau .>? memiliki 1
gelang (tidak termasuk gelang toleransi). -etapi resistor dengan toleransi %? atau .?
(toleransi ke#il) memiliki 6 gelang (tidak termasuk gelang toleransi). <elang pertama
dan seterusnya berturutturut menunjukkan besar nilai satuan, dan gelang terakhir
adalah $aktor pengalinya. Misalnya resistor dengan gelang kuning, violet, merah dan
emas. <elang berwarna emas adalah gelang toleransi. "engan demikian urutan warna
gelang resitor ini adalah, gelang pertama berwarna kuning, gelang kedua berwana
violet dan gelang ke tiga berwarna merah. <elang ke empat tentu saja yang berwarna
@
System digital lampu berjalan
emas dan ini adalah gelang toleransi. "ari tabel% diketahui jika gelang toleransi
berwarna emas, berarti resitor ini memiliki toleransi :?. Dilai resistansisnya dihitung
sesuai dengan urutan warnanya. Pertama yang dilakukan adalah menentukan nilai
satuan dari resistor ini. (arena resitor ini resistor :? (yang biasanya memiliki tiga
gelang selain gelang toleransi), maka nilai satuannya ditentukan oleh gelang pertama
dan gelang kedua. Masih dari tabel% diketahui gelang kuning nilainya E 6 dan gelang
violet nilainya E A. )adi gelang pertama dan kedua atau kuning dan violet berurutan,
nilai satuannya adalah 6A. <elang ketiga adalah $aktor pengali, dan jika warna
gelangnya merah berarti $aktor pengalinya adalah %>>. !ehingga dengan ini diketahui
nilai resistansi resistor tersebut adalah nilai satuan F $aktor pengali atau 6A F %>> E
6.A( 'hm dan toleransinya adalah :?
!pesi$ikasi lain yang perlu diperhatikan dalam memilih resitor pada suatu
ran#angan selain besar resistansi adalah besar wattnya. (arena resistor bekerja
dengan dialiri arus listrik, maka akan terjadi disipasi daya berupa panas sebesar
GE+
.
, watt. !emakin besar ukuran $isik suatu resistor bisa menunjukkan semakin
besar kemampuan disipasi daya resistor tersebut.
Hmumnya di pasar tersedia ukuran %IB, %I6, %, ., :, %> dan .> watt. ,esistor
yang memiliki disipasi daya :, %> dan .> watt umumnya berbentuk kubik
memanjang persegi empat berwarna putih, namun ada juga yang berbentuk silinder.
-etapi biasanya untuk resistor ukuran jumbo ini nilai resistansi di#etak langsung
dibadannya, misalnya %>>I:G.
2. ,esistor tidak tetap (variabel), yaitu resistor yang memiliki nilai hambatan atau
resistansi yang dapat diubahubah dan dapat dilihat atau diba#a pada bagian
luar badan resisitor hambatan maksimal dari resistor tersebut. )enisnya terbagi
ke dalam dua jenis, yaitu &
2.1. Potensiometer, yaitu resistor variabel yang nilai resistansinya dapat
diubahubah dengan memutar poros yang merupakan bagian dari
badannya.
A
System digital lampu berjalan
<ambar ... !imbol Potensiometer
2.2 -rimpot, yaitu resistor variabel yang nilai resistansinya dapat diubah
ubah dengan #ara memutar porosnya dengan bantuan obeng ke#il ukuran
kurang lebih %. milimeter.
!atuan dari resistor adalah J atau 'hm, di mana % kilo'hm (%kJ) E %>
1
'hm.

<ambar ..1 !imbol -rimpot
2.2 KAPASIT"R
....% Prinsip dasar dan spesi$ikasi elektriknya
(apasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan
listrik. !truktur sebuah kapasitor terbuat dari . buah plat metal yang dipisahkan oleh
suatu bahan dielektrik. *ahanbahan dielektrik yang umum dikenal misalnya udara
vakum, keramik, gelas dan lainlain. )ika kedua ujung plat metal diberi tegangan
listrik, maka muatanmuatan positi$ akan mengumpul pada salah satu kaki (elektroda)
metalnya dan pada saat yang sama muatanmuatan negati$ terkumpul pada ujung
metal yang satu lagi. Muatan positi$ tidak dapat mengalir menuju ujung kutup negati$
dan sebaliknya muatan negati$ tidak bisa menuju ke ujung kutup positi$, karena
terpisah oleh bahan dielektrik yang nonkondukti$. Muatan elektrik ini KtersimpanK
selama tidak ada konduksi pada ujungujung kakinya. "i alam bebas, phenomena
kapasitor ini terjadi pada saat terkumpulnya muatanmuatan positi$ dan negati$ di
awan.
B
System digital lampu berjalan

..... (apasitor terbagi ke dalam dua jenis, yaitu &
1. (apasitor tetap, yaitu kapasitor yang memiliki kapasitansi yang tidak dapat
diubah atau telah ditetapkan sebelumnya. (apasitor ini dibedakan kepada jenis
bahan yang digunakan sebagai lapisan di antara lempenglempeng logam yang
disebut bahan dielektrikum, seperti keramik, mika, kertas, polyester ataupun
$ilm. !ehingga kapasitor tetap ini terbagi ke dalam dua jenis, yaitu &
1.1 (apasitor nonpolar atau tidak memiliki kutub, yaitu kapasitor yang
terbuat dari bahan yang tersebut di atas dan nilainya kurang dari %
mikro5arad (%L5).

<ambar ..6 !imbol (apasitor -etap
1.2 (apasitor polar atau memiliki kutub, yaitu kapasitor elektrolit (el#o)
yang memiliki nilai lebih dari atau sama dengan % mikro5arad
(%M$).(elompok kapasitor ele#trolyti# terdiri dari kapasitorkapasitor
yang bahan dielektriknya adalah lapisan metaloksida. Hmumnya
kapasitor yang termasuk kelompok ini adalah kapasitor polar dengan
tanda (N) dan () di badannya. Mengapa kapasitor ini dapat memiliki
polaritas, adalah karena proses pembuatannya menggunakan elektrolisa
sehingga terbentuk kutup positi$ anoda dan kutup negati$ katoda.
C
System digital lampu berjalan
-elah lama diketahui beberapa metal seperti tantalum, aluminium,
magnesium, titanium, niobium, Oir#onium dan seng (Oin#)
permukaannya dapat dioksidasi sehingga membentuk lapisan metal
oksida (oFide $ilm). Lapisan oksidasi ini terbentuk melalui proses
elektrolisa, seperti pada proses penyepuhan emas. ;lektroda metal yang
di#elup kedalam larutan ele#trolit (sodium borate) lalu diberi tegangan
positi$ (anoda) dan larutan ele#trolit diberi tegangan negati$ (katoda).
'ksigen pada larutan ele#trolyte terlepas dan mengoksidai permukaan
plat metal. 0ontohnya, jika digunakan Aluminium, maka akan terbentuk
lapisan Aluminiumoksida (Al
.
'
1
) pada permukaannya.
<ambar ..: (apasitor ;l#o

"engan demikian berturutturut plat metal (anoda), lapisanmetaloksida
dan ele#trolyte(katoda) membentuk kapasitor. "alam hal ini lapisan
metaloksida sebagai dielektrik. "ari rumus (.) diketahui besar
kapasitansi berbanding terbalik dengan tebal dielektrik. Lapisan metal
oksida ini sangat tipis, sehingga dengan demikian dapat dibuat kapasitor
yang kapasitansinya #ukup besar. (arena alasan ekonomis dan praktis,
umumnya bahan metal yang banyak digunakan adalah aluminium dan
%>
System digital lampu berjalan
tantalum. *ahan yang paling banyak dan murah adalah Aluminium.
Hntuk mendapatkan permukaan yang luas, bahan plat Aluminium ini
biasanya digulung radial. !ehingga dengan #ara itu dapat diperoleh
kapasitor yang kapasitansinya besar. !ebagai #ontoh %>>u5, 6A>u5,
6A>>u5 dan lainlain, yang sering juga disebut kapasitor elco.

<ambar ..@ !imbol ;l#o
*ahan ele#trolyte pada kapasitor -antalum ada yang #air tetapi ada juga
yang padat. "isebut ele#trolyte padat, tetapi sebenarnya bukan larutan
ele#trolit yang menjadi elektroda negati$nya, melainkan bahan lain
yaitu manganesedioksida. "engan demikian kapasitor jenis ini bisa
memiliki kapasitansi yang besar namun menjadi lebih ramping dan
mungil. !elain itu karena seluruhnya padat, maka waktu kerjanya
(li$etime) menjadi lebih tahan lama. (apasitor tipe ini juga memiliki
arus bo#or yang sangat ke#il )adi dapat dipahami mengapa kapasitor
-antalum menjadi relati$ mahal.
2. (apasitor tidak tetap atau variabel, yaitu kapasitor yang memiliki nilai
kapasitansi yang dapat diubahubah. (apasitor ini terbagi ke dalam dua jenis,
yaitu &
2.1. /ar#o, yaitu kapasitor variabel yang nilai kapasitansinya dapat diubah
ubah dengan memutar poros yang merupakan bagian dari badannya.
%%
System digital lampu berjalan
<ambar ..A !imbol (apasitor /ariabel
2.2. -rimer, yaitu kapasitor variabel yang nilai kapasitansinya dapat diubah
ubah dengan memutar porosnya dengan bantuan obeng ke#il ukuran
kurang lebih %. milimeter.
<ambar ..@ !imbol -rimer
....1 (apasitansi
!atuan dari kapasitor adalah 5arad, yang diambil dari nama penemunya
Mi#hael 5araday. Hntuk rangkain elektronik praktis, satuan $arads adalah sangat
besar sekali. Hmumnya kapasitor yang ada di pasar memiliki satuan u+ ,1-
./
+0, n+
,1-
.1
+0 dan p+ ,1-
.12
+0. Hntuk mengetahui besarnya nilai kapasitas pada kapasitor
dapat diba#a melalui kode angka pada bahan kapasitor tersebut yang terdiri dari 1
angka pada kapasitor nonpolar, misalnya %>6 artinya nilai kapasitasnya sama dengan
%>P%>
6
E %>F%>>>> E %>
:
p5 E %>
.
n5 E >,% L5. !edangkan untuk el#o tertulis %>> L5
I %@ volt artinya el#o memiliki kapasitas sebesar %>> L5 dan tegangan kerjanya tidak
boleh melebihi %@ volt.
(apasitansi dide$enisikan sebagai kemampuan dari suatu kapasitor untuk dapat
menampung muatan elektron. 0oulombs pada abad %B menghitung bahwa % #oulomb
E @..: F %>
%B
elektron. (emudian Mi#hael 5araday membuat postulat bahwa sebuah
kapasitor akan memiliki kapasitansi sebesar % $arad jika dengan tegangan % volt dapat
memuat muatan elektron sebanyak % #oulombs. "engan rumus dapat ditulis &
2 3 45 66666.,10
Q E muatan elektron dalam 0 (#oulombs)
0 E nilai kapasitansi dalam 5 ($arads)
/ E besar tegangan dalam / (volt)
%.
System digital lampu berjalan
"alam praktek pembuatan kapasitor, kapasitansi dihitung dengan mengetahui
luas area plat metal (A), jarak (t) antara kedua plat metal (tebal dielektrik) dan
konstanta (k) bahan dielektrik. "engan rumusan dapat ditulis sebagai berikut &
4 3 ,7.7# 8 1-
.12
0 ,' A9t0 ...,20
*erikut adalah tabel #ontoh konstanta (k) dari beberapa bahan dielektrik yang
disederhanakan.
Hdara vakum k E %
Aluminium oksida k E B
(eramik k E %>> %>>>
<elas k E B
Polyethylene k E 1
.Tabel 2. konstanta dielektrik
....1 -egangan (erja (working voltage0
-egangan kerja adalah tegangan maksimum yang diijinkan sehingga kapasitor
masih dapat bekerja dengan baik. Para elektro mania barangkali pernah mengalami
kapasitor yang meledak karena kelebihan tegangan. Misalnya kapasitor %>u5 .:/,
maka tegangan yang bisa diberikan tidak boleh melebihi .: volt d#. Hmumnya
kapasitorkapasitor polar bekerja pada tegangan "0 dan kapasitor nonpolar bekerja
pada tegangan A0.
2.3 DI"DA
"ioda merupakan suatu semikonduktor yang hanya dapat menghantar arus
listrik dan tegangan listrik pada satu arah saja, yang memiliki bahan pokok dari
<ermanium (<e) dengan tegangan barier sebesar >,1volt artinya bila tegangan yang
melewatinya kurang dari >,1 volt maka dioda tidak bekerja dan !ilikon (!i) dengan
tegangan barier sebesar >,A volt artinya bila tegangan yang melewatinya kurang dari
>,A volt maka dioda tidak bekerja.
%1
System digital lampu berjalan
!truktur dioda tidak lain adalah sambungan semikonduktor P dan D. !atu sisi
adalah semikonduktor dengan tipe P dan satu sisinya yang lain adalah tipe D. "engan
struktur demikian arus hanya akan dapat mengalir dari sisi P menuju sisi D.
<ambar ..C !imbol dan struktur dioda
<ambar ilustrasi di atas menunjukkan sambungan PD dengan sedikit porsi ke#il yang
disebut lapisan deplesi (depletion layer), dimana terdapat keseimbangan hole dan
elektron. !eperti yang sudah diketahui, pada sisi P banyak terbentuk hole-hole yang
siap menerima elektron sedangkan di sisi D banyak terdapat elektronelektron yang
siap untuk bebas merdeka. Lalu jika diberi bias positi$, dengan arti kata memberi
tegangan potensial sisi P lebih besar dari sisi D, maka elektron dari sisi D dengan
serta merta akan tergerak untuk mengisi hole di sisi P. -entu kalau elektron mengisi
hole disisi P, maka akan terbentuk hole pada sisi D karena ditinggal elektron. +ni
disebut aliran hole dari P menuju D, (alau mengunakan terminologi arus listrik,
maka dikatakan terjadi aliran listrik dari sisi P ke sisi D.
<ambar ..%> dioda dengan bias maju
!ebalikya apakah yang terjadi jika polaritas tegangan dibalik yaitu dengan
memberikan bias negati$ (reverse bias). "alam hal ini, sisi D mendapat polaritas
tegangan lebih besar dari sisi P.
%6
System digital lampu berjalan
<ambar ..%% dioda dengan bias negati$
-entu jawabanya adalah tidak akan terjadi perpindahan elektron atau aliran hole dari
P ke D maupun sebaliknya. (arena baik hole dan elektron masingmasing tertarik ke
arah kutup berlawanan. *ahkan lapisan deplesi (depletion layer) semakin besar dan
menghalangi terjadinya arus.
"emikianlah sekelumit bagaimana dioda hanya dapat mengalirkan arus satu arah
saja. "engan tegangan bias maju yang ke#il saja dioda sudah menjadi konduktor.
-idak serta merta diatas > volt, tetapi memang tegangan beberapa volt diatas nol baru
bisa terjadi konduksi. +ni disebabkan karena adanya dinding deplesi (deplesion
layer).
<ambar ..%. gra$ik arus dioda
!ebaliknya untuk bias negati$ dioda tidak dapat mengalirkan arus, namun memang
ada batasnya. !ampai beberapa puluh bahkan ratusan volt baru terjadi breakdown,
dimana dioda tidak lagi dapat menahan aliran elektron yang terbentuk di lapisan
deplesi.
%:
System digital lampu berjalan
2.3.1 D%(:a K(nta' t%t%' :an D%(:a Hu;un)an
"ioda kontak titik, yaitu dioda yang dipergunakan untuk mengubah $rekuensi
tinggi menjadi $rekuensi rendah, misalnya tipe 'A A>, 'A C> dan %D @>.
"ioda =ubungan, yaitu dioda yang dapat menghantarkan arus atau tegangan
listrik yang besar hanya satu arah dan digunakan untuk menyearahkan arus dan
tegangan. "ioda ini memiliki tegangan maksimal dan arus maksimal, misalnya tipe
%D6>>% ada . jenis, yaitu yang berkapasitas %R I :> volt dan %R I %>> volt.
<ambar ..%1 !imbol "ioda (ontak -itik dan "ioda =ubungan
2.3.2 D%(:a <ener
Phenomena tegangan breakdown dioda ini mengilhami pembuatan komponen
elektronika lainnya yang dinamakan Oener. !ebenarnya tidak ada perbedaan sruktur
dasar dari Oener, melainkan mirip dengan dioda. -etapi dengan memberi jumlah
doping yang lebih banyak pada sambungan P dan D, ternyata tegangan breakdown
dioda bisa makin #epat ter#apai. )ika pada dioda biasanya baru terjadi breakdown
pada tegangan ratusan volt, pada Oener bisa terjadi pada angka puluhan dan satuan
volt.
<ambar ..%6 !imbol Sener
+ni adalah karakteristik Oener yang unik. )ika dioda bekerja pada bias maju
maka Oener biasanya berguna pada bias negati$ (reverse bias). Sener juga banyak
digunakan untuk aplikasi regulator tegangan (voltage regulator) misalnya tipe %. volt
%@
System digital lampu berjalan
artinya dioda Oener dapat membatasi tegangan yang lebih besar dari %. volt menjadi
%. volt. Sener yang ada dipasaran tentu saja banyak jenisnya tergantung dari
tegangan breakdwonnya.
2.3.3 D%(:a Peman=ar 4a>a?a , LED@ l%)>t Em%t%n) D%(:e 0
Merupakan komponen yang dapat mengeluarkan emisi #ahaya.L;"
merupakan produk temuan lain setelah dioda. !trukturnya juga sama dengan dioda,
tetapi belakangan ditemukan bahwa elektron yang menerjang sambungan PD juga
melepaskan energi berupa energi panas dan energi #ahaya. L;" dibuat agar lebih
e$isien jika mengeluarkan #ahaya. Hntuk mendapatkna emisi #ahaya pada
semikonduktor, doping yang pakai adalah galium, arseni# dan phosporus. )enis
doping yang berbeda menghasilkan warna #ahaya yang berbeda pula.
<ambar ..%: !imbol L;"
Pada saat ini warnawarna #ahaya L;" yang banyak ada adalah warna merah,
kuning dan hijau.L;" berwarna biru sangat langka. Pada dasarnya semua warna bisa
dihasilkan, namun akan menjadi sangat mahal dan tidak e$isien. "alam memilih L;"
selain warna, perlu diperhatikan tegangan kerja, arus maksimum dan disipasi daya
nya. ,umah (chasing) L;" dan bentuknya juga berma#amma#am, ada yang persegi
empat, bulat dan lonjong.
<ambar ..%@ L;" array
L;" sering dipakai sebagai indi#ator pada peraga atau display yang masing
masing warna bisa memiliki arti yang berbeda. Menyala, padam dan berkedip juga
%A
System digital lampu berjalan
bisa berarti lain. L;" dalam bentuk susunan (array) bisa menjadi display yang besar.
"ikenal juga L;" dalam bentuk A segment atau ada juga yang %6 segment. *iasanya
digunakan untuk menampilkan angka numerik dan alphabet.
2.! TRANSIT"R
-ransistor merupakan komponen akti$ di mana dalam pengoperasiannya
memerlukan sumber tegangan atau sumber arus tersendiri. -ransistor sendiri
merupakan bahan yang bersi$at semikonduktor yang terbuat dari bahan germanium
dan sili#on, yang mempunyai 1 keping dan dirakit menjadi satu. (eping yang
mengapit masingmasing adalah ;mitor (;) dan (olektor (0), sedangkan keping
yang diapit adalah *asis (*).
-ransistor ini bekerja berdasarkan prinsip pengendalian arus kolektor dengan
menggunakan arus pada basis. "engan kata lain arus basis mengalami penguatan
hingga menjadi sebesar arus kolektor. Penguatan ini bergantung pada $a#tor
penguatan masingmasing transistor ( Td# dan Ud# ). !i$at transistor yang akan
saturasi pada nilai tegangan tertentu antara basis dan emitor menjadikan transistor
dapat ber$ungsi sebagai saklar elektronik. -ransistor memiliki dua jenis, yaitu &
A. -ransistor bipolar, yaitu transistor yang memiliki . persambungan kutub. Vang
sering digunakan memiliki 1 kaki ( emitor, basis dan kolektor ). Vang
merupakan penggabungan dari buah dioda. )enisnya DPD dan PDP.
<ambar ..%A !imbol -ransistor DPD <ambar ..%B !imbol -ransistor PDP
B. -ransistor unipolar, yaitu transistor yang hanya memiliki % persambungan
kutub. )enisnya 5;- ( 5ield ;$$e#t -ransistor ), yang terdiri dari )5;- kanal D,
%B
System digital lampu berjalan
)5;- kanal P, M'!5;- kanal D dan M'!5;- kanal P dan memiliki 1 kaki
( sour#e, gate dan drain ).
<ambar ..%C )5;- kanal P <ambar ...> )5;- kanal D
Pada transistor bipolar prinsip kerja transistor adalah arus bias baseemiter yang
ke#il mengatur besar arus kolektoremiter. =al yang penting adalah bagaimana
#aranya memberi arus bias yang tepat sehingga transistor dapat bekerja optimal.
2.!.1 Aru* B%a*
Ada tiga #ara yang umum untuk memberi arus bias pada transistor, yaitu
rangkaian 0; (0ommon ;mitter), 00 (0ommon 0olle#tor) dan 0* (0ommon *ase).
Damun saat ini akan lebih detail dijelaskan bias transistor rangkaian 0;. "engan
menganalisa rangkaian 0; akan dapat diketahui beberapa parameter penting dan
berguna terutama untuk memilih transistor yang tepat untuk aplikasi tertentu. -entu
untuk aplikasi pengolahan sinyal $rekuensi audio semestinya tidak menggunakan
transistor power, misalnya.
2.!.2 Aru* Em%ter
"ari hukum (ir#hho$$ diketahui bahwa jumlah arus yang masuk kesatu titik
akan sama jumlahnya dengan arus yang keluar. )ika teorema tersebut diaplikasikan
pada transistor, maka hukum itu menjelaskan hubungan &
+
;
E +
0
N +
*
........(%)
%C
System digital lampu berjalan

arus emitor
Persamanaan (%) tersebut mengatakan arus emiter +
;
adalah jumlah dari arus kolektor
+
0
dengan arus base +
*
. (arena arus +
*
sangat ke#il sekali atau disebutkan +
*
WW +
0
,
maka dapat di nyatakan &
+
;
E +
0
..........(.)
Alp>a ,A0
sering dijumpai spesikikasi
d#
(alpha d#) yang tidak lain adalah &
T
d#
E +
0
I+
;
..............(1)
"e$enisinya adalah perbandingan arus kolektor terhadap arus emitor.
(arena besar arus kolektor umumnya hampir sama dengan besar arus emiter maka
idealnya besar T
d#
adalah E % (satu). Damun umumnya transistor yang ada
memiliki
d#
kurang lebih antara >.C: sampai >.CC.
Beta ,B0
*eta dide$enisikan sebagai besar perbandingan antara arus kolektor dengan arus base.
U E +
0
I+
*
............. (6)
.>
System digital lampu berjalan
"engan kata lain,U adalah parameter yang menunjukkan kemampuan penguatan arus
(#urrent gain) dari suatu transistor. Parameter ini ada tertera di databook transistor
dan sangat membantu para peran#ang rangkaian elektronika dalam meren#anakan
rangkaiannya.
Misalnya jika suatu transistor diketahui besarUE.:> dan diinginkan arus kolektor
sebesar %> mA, maka berapakah arus bias base yang diperlukan. -entu jawabannya
sangat mudah yaitu &
+
*
E +
0
IU E %>mAI.:> E 6> uA
Arus yang terjadi pada kolektor transistor yang memiliki U E .>> jika diberi arus
bias base sebesar >.%mA adalah &
+
0
EU+
*
E .>> F >.%mA E .> mA
"ari rumusan ini lebih terlihat de$enisi penguatan arus transistor, yaitu sekali lagi,
arus base yang ke#il menjadi arus kolektor yang lebih besar.
2.!.3 4(mm(n Em%tter ,4E0
,angkaian 0ommon ;mitor adalah rangkain yang paling sering digunakan
untuk berbagai aplikasi yang mengunakan transistor. "inamakan rangkaian 0ommon
;mitor, sebab titik ground atau titik tegangan > volt dihubungkan pada titik emiter.

rangkaian CE
.%
System digital lampu berjalan
Ada beberapa notasi yang sering digunakan untuk mununjukkan besar
tegangan pada suatu titik maupun antar titik. Dotasi dengan % subs#ript adalah untuk
menunjukkan besar tegangan pada satu titik, misalnya /
0
E tegangan kolektor, /
*
E
tegangan base dan /
;
E tegangan emiter.Ada juga notasi dengan . subs#ript yang
dipakai untuk menunjukkan besar tegangan antar . titik, yang disebut juga dengan
tegangan jepit. "iantaranya adalah &
/
0;
E tegangan jepit kolektor emitor
/
*;
E tegangan jepit base emitor
/
0*
E tegangan jepit kolektor base
Dotasi seperti /
**
, /
00
, /
;;
berturutturut adalah besar sumber tegangan yang masuk
ke titik base, kolektor dan emitor.
2.!.! KurCa Ba*e
=ubungan antara +* dan /*; tentu saja akan berupa kurva dioda. (arena
memang telah diketahui bahwa jun#tion baseemitor tidak lain adalah sebuah dioda.
)ika hukum 'hm diterapkan pada loop base diketahui adalah &
+
*
E (/
**
/
*;
) I ,
*
......... (:)
/
*;
adalah tegangan jepit dioda jun#tion baseemitor. Arus hanya akan
mengalir jika tegangan antara baseemitor lebih besar dari /
*;
. !ehingga arus +
*
mulai akti$ mengalir pada saat nilai /
*;
tertentu.
..
System digital lampu berjalan
kurva +
*
/
*;

Hmumnya diketahui /
*;
E >.A volt untuk transistor silikon dan /
*;
E >.1 volt untuk
transistor germanium. Dilai ideal /
*;
E > volt.
2.!.# KurCa K(le't(r
!ekarang sudah diketahui konsep arus base dan arus kolektor. !atu hal lain
yang menarik adalah bagaimana hubungan antara arus base +
*
, arus kolektor +
0
dan
tegangan kolektoremiter /
0;
. . Pada gambar berikut telah diplot beberapa kurva
kolektor arus +
0
terhadap /
0;
dimana arus +
*
dibuat konstan.

kurva kolektor
"ari kurva ini terlihat ada beberapa region yang menunjukkan daerah kerja transistor.
Pertama adalah daerah saturasi, lalu daerah cut-off, kemudian daerah aktif dan
seterusnya daerah breakdown.
2.!./ Daera> A't%&
"aerah kerja transistor yang normal adalah pada daerah akti$, dimana arus +
0
konstans terhadap berapapun nilai /
0;
. "ari kurva ini diperlihatkan bahwa arus +
0
hanya tergantung dari besar arus +
*
. "aerah kerja ini biasa juga disebut daerah linear
(linear region).
)ika hukum (ir#hho$$ mengenai tegangan dan arus diterapkan pada loop
kolektor (rangkaian 0ommon ;mitor), maka dapat diperoleh hubungan &
.1
System digital lampu berjalan
/
0;
E /
00
+
0
,
0
.............. (@)
"apat dihitung dissipasi daya transistor adalah &
P
"
E /
0;
.+
0
............... (A)
,umus ini mengatakan jumlah dissipasi daya transistor adalah tegangan kolektor
emitor dikali jumlah arus yang melewatinya. "issipasi daya ini berupa panas yang
menyebabkan naiknya temperatur transistor. Hmumnya untuk transistor power sangat
perlu untuk mengetahui spesi$ikasi P
"
maF. !pesi$ikasi ini menunjukkan temperatur
kerja maksimum yang diperbolehkan agar transistor masih bekerja normal. !ebab jika
transistor bekerja melebihi kapasitas daya P
"
maF, maka transistor dapat rusak atau
terbakar.
2.!.D Daera> Satura*%
"aerah saturasi adalah mulai dari /
0;
E > volt sampai kirakira >.A volt
(transistor silikon), yaitu akibat dari e$ek dioda kolektorbase yang mana tegangan
/
0;
belum men#ukupi untuk dapat menyebabkan aliran elektron.
2.!.7 Daera> 4ut."&&
)ika kemudian tegangan /
00
dinaikkan perlahanlahan, sampai tegangan /0;
tertentu tibatiba arus +0 mulai konstan. Pada saat perubahan ini, daerah kerja
transistor berada pada daerah #uto$$ yaitu dari keadaan saturasi ('55) lalu menjadi
akti$ ('D). Perubahan ini dipakai pada system digital yang hanya mengenal angka
biner % dan > yang tidak lain dapat direpresentasikan oleh status transistor '55 dan
'D.
.6
System digital lampu berjalan
rangkaian driver LED
Misalkan pada rangkaian driver L;" di atas, transistor yang digunakan adalah
transistor denganUE :>. Penyalaan L;" diatur oleh sebuah gerbang logika (logic
gate) dengan arus output high E 6>> uA dan diketahui tegangan $orward L;", /
L;"
E ..6 volt. Lalu pertanyaannya adalah, berapakah seharusnya resistansi ,
L
yang
dipakai.
+
0
E U+
*
E :> F 6>> uA E .> mA
Arus sebesar ini #ukup untuk menyalakan L;" pada saat transistor cut-off. -egangan
/0; pada saat cut-off idealnya E >, dan aproksimasi ini sudah #ukup untuk rangkaian
ini.
,
L
E (/
00
/
L;"
/
0;
) I +
0
E (: ..6 >)/ I .> mA
E ..@/ I .> mA E %1> 'hm
2.!.1 Daera> Brea':(En
"ari kurva kolektor, terlihat jika tegangan /
0;
lebih dari 6>/, arus +
0
menanjak naik dengan #epat. -ransistor pada daerah ini disebut berada pada daerah
breakdown. !eharusnya transistor tidak boleh bekerja pada daerah ini, karena akan
dapat merusak transistor tersebut. Hntuk berbagai jenis transistor nilai tegangan
/
0;
maF yang diperbolehkan sebelum breakdown bervariasi. /
0;
maF pada databook
transistor selalu di#antumkan juga.
2.# I4 , Inte)rate: 4%r=u%t 0
.:
System digital lampu berjalan
+0 ( integrated 0ir#uit ) adalah suatu rangkaian yang terintegrasi dari
beberapa komponen yang menjadi satu. Pada rangkaian ini digunakan +0 6>%>@ dan
+06>%A.
2.#.1 I4 !-1-/
=eF inverters dengan input s#hmitttrigger
>.C/ typi#al input hysteresis pada/00EN:/ dan ..1/ pada /00EN%>/.
+---+--+---+ +---*---+ _
1A |1 +--+ 14| VCC | A |/Y | /Y = A
/1Y |2 13| 6A +===*===+
2A |3 12| /6Y | 0 | 1 |
/2Y |4 40106 11| 5A | 1 | 0 |
3A |5 10| /5Y +---*---+
/3Y |6 9| 4A
GND |7 8| /4Y
+----------+

+0 6>%>@
2.#.2 I4 4M"S !-1D
6bit asyn#hronous de#ade #ounter dengan output de#oded penuh, reset dan #lo#k
akti$ tinggi dan akti$ rendah
kedua input 0L( di AD" kan, sehigga dapat digunakan sebagai #lo#k dan #lo#k
enable.
+---+--+---+
Q5 |1 +--+ 16| VCC
.@
System digital lampu berjalan
Q1 |2 15| RST
Q0 |3 14| CLK1
Q2 |4 13| CK/CLK2
Q6 |5 4017 12| RC!
Q7 |6 11| Q9
Q3 |7 10| Q4
GND |8 9| Q8
+----------+
+0 0M'! 6>%A
Adapun karakteristik dari +0 6>%A ini terdapat C kaki yang merupakan jalan
keluar ( output ). (emudian /## terletak pada kaki %@. 0lo#k terdapat pada kaki %6.
0lo#k enable terdapat pada kaki %1. 0arry out terdapat pada kaki %. dan kaki %:
adalah sebagai reset.
Pen#a#ah dimulaikan dengan transisi ,;D"A= ke -+D<<+ pada jalan masuk
lon#eng 0L( (#lo#k ) sementara jalan masuk 0(; ( #lo#k enable ) sedang
,;D"A= pada jalan masuk 0(;, sementara jalan masuk lon#eng 0L( adalah
tinggi. (alau pen#a#ah pen#a#ah 6>%A dikaskadekan, jalan keluar 0arry 'ut
tersebut sedang ,;D"A=, sementara pen#a#ah berada dalam status :,@,A,B dan C
-+D<<+. Pada jalan masuk reset ( ,!- ) mereset pen#a#ah pada nol ( Q> E 0arry
'ut E -+D<<+, Q%XQC E ,;D"A= ).
+0 0M'! 6>%A pada rangkaian ini adalah merupakan penghitung atau
pen#a#ah, yang ber$usi sebagai register geser (!hi$t ,egister) yang dapat
menggerakkan atau menggeser L;" yang dapat menyala dari ke kiri ke kanan.
,egister ini adalah yang salah satu sub sistemnya paling berguna dan paling banyak
kemampuannya dalam suatu system digital. Pen#a#ah yang di drive oleh suatu #lo#k
dapat digunakan untuk menggeser banyak daur #lo#k, karena pulsa #lo#k terjadi pada
.A
System digital lampu berjalan
waktu yang diketahui. !hi$t register dapat digunakan sebagai suatu instrumen untuk
mengukur waktu (periode dan $rekuensi). !hi$t register tersebut juga merupakan
rangkaian logika penguat sehingga pen#a#ah membutuhkan karakteristik memori dan
pewaktu memegang peranan yang penting. !hi$t register ini digunakan pula untuk
membagi $rekuensi dan menyimpan data seperti dalam detak digital, an juga dapat
digunakan dalam pengurutan alamat dan dalam beberapa rangkaian aritmetika.
BAB III
ANALISA RANGKAIAN
.B
System digital lampu berjalan
3.1 Anal%*a Ran)'a%an Se=ara Bl(' D%a)ram
Hntuk memudahkan penjelasan, rangkaian ini dibagi mejadi 6 bagian utama, yaitu
rangkaian +nput, 0lo#k, Pen#a#ah, 'utput. (eempat *lo#k diatas tentunya memiliki
karakteristik dan prinsip kerja . *erikut penjelasannya&
3.1.1 Input
+nput pada rangkaian ini berasal dari tegangan yang diberikan pada rangkaian
sebesar %. volt ataupun C volt. input tegangan tersebut dapat mengunakan baterai
ataupun adaptor. Pada rangkaian ini penulis menggunakan baterai C volt sebagai
input tegangan.
3.1.2 4L"4K
Pada rangkaian ini penulis menggunakan +0 6>%>@ sebagai $rekuensi
pembangkit #lo#k yang berkisar antara @=O 1> ?, digunakannya trimpot P%
ditengah rangkaian agar keluaran pada pembangkit #lo#k dapat diumpankan ke
penghitung +0%. Pada keterangan dibawah ini +0 6>%>@ merupakan suatu +0
inverting bila dilihat dari table masukan dan keluarannya.
+---+--+---+ +---*---+ _
1A |1 +--+ 14| VCC | A |/Y | /Y = A
/1Y |2 13| 6A +===*===+
2A |3 12| /6Y | 0 | 1 |
.C
+DPH- 0L'0( Pen#a#ah 'H-PH-
System digital lampu berjalan
/2Y |4 40106 11| 5A | 1 | 0 |
3A |5 10| /5Y +---*---+
/3Y |6 9| 4A
GND |7 8| /4Y
+----------+

3.1.3 Pen=a=a>
Pen#a#ah pada rangkaian in menggunakan +0 6>%A sebagai shi$t register,
yang dapat menggeser led dari kiri kekanan maupun sebaliknya. !etelah
pembangkit #lo#k diumpankan ke penghitung I pen#a#ah +0% ( +0 6>%A ),
keluaran keluaran dari penghitung di reset ke awal mulai, bila Q6 menuju nilai
%, ini menunjukan adanya hubungan pada kaki %: dan kaki %> dari +0 tersebut.
Lalu keluaran keluaran pada kaki Q>XQ1 dihubungkan ke rangkaian
monostable multivbrator. !eluruh multivibrator tersebut tersulut olehsisi menuju
negative dari pulsa keluaran keluaran Q>XQ1.
3.1.! "utput
'utput yang digunakan disini adalah empat kelompok yangterdiri dari empat
buah L;". L;" tersebut dibagi menjadi empat buah kelompok yaitu A,*,0,".
"ari setiap rangkaian multivibrator tersebut dihubungkan ke satu kelompok
barisan L;". -rimpot trimpot (P...P:) yang terdapat pada rangkaian
menentukan berapa lama setiap kelompok L;" akan menyala. !emua periode
pulsa itu diperlukan kurang lebih sama. L;"L;" dari setiap kelompok akan
menyala se#ara serentak,

3.2 Anal%*%* Ran)'a%an Se=ara Deta%l
1>
System digital lampu berjalan
Mulai dari tegangan yang diberikan atau didapatkan dari rangkaian Power
!uply atau baterai sebesar C volt bias juga %. /olt. (e#epatan nyala berurutan pada
sebarisan L;" ditentukan oleh $rekuensi pembangkit clock D% (pada +0 6>%>@),
tegangan masuk pada +0 . (+0 6>%>@) sebagai clock $re$uensi #lo#k ini akan berkisar
pada @=S 1> ?. *ila trimpot P% ada di tengah, keluaran dari pembangkit #lo#k
akan diumpankan ke penghitung +0%, keluaran keluaran dari penghitung di reset ke
awal mulai. *+la Q6 menuju logika %, ini menunjukan hubungan antara kaki %: dan
%> dari +0 %. (eluaran keluaran Q>XQ1 dihubungkan masing masing ke suatu
rangkaian multivibrator monostable yang terdiri dari D.XD:. !eluruh multivibrator
tersebut tersulut oleh sisi menuju negative dari pulsa pulsa keluaran Q>..Q1.
Periode pulsa dapat diatur dengan trimpot trimpot P.XP:, yang tentunya
menentukan berapa lama setiap kelompok L;" akan menyala. !emua perode pulsa
itu diperlikan lebih kurang sama, untuk menjamin kerataan penyalaan lampu berjalan,
rangkaian ini menggunakan 6 kelompok dari empat buah L;". L;" L;" dari
setiap kelompok akan menyala dengan serentak.
Penyulut pada D.XD: tidak mampu men#atu arus yang #ukup untuk L;"
L;" tu dan oleh karenanya penyangga transistor (-%X-6) diikutsertskan. Arus yang
mengalir melalui L;"L;" setiap kali menyala kira kira 1>mA, arus pemakaian
rata rata dari rangkaian yang bekerja pada $rekuensi lebih tinggi berorde 1> mA.
-etapi, bila periode waktu nyalalebih lama daripada periode waktu nyala berjalan,
maka kebutuhan arusnya mungkinnaik sampai maksimum, sebesar %>>mA.
1%
System digital lampu berjalan
BAB I5
4ARA PENG"PERASIAN ALAT
!.1 4ARA PENGUIAN ALAT
*ila rangkaian sudah selesai atau sudah benar pemasangannya baik komponen
ataupun jalurjalurnya, maka pengujian alat dapat dilakukan dengan langkahlangkah
sebagai berikut &
A. Menghubungkan rangkaian dengan tegangan sebesar %./ atau C / dengan
menggunakan baterai atau adaptor .
B. Pada rangkaian ini menggunakan empat buah kelompok L;", L;"L;" pada
setiap kelompok akan menyala dengan serentak dan empat kelompok lampu itu
akan nyala se#ara berurutan.
C. Hntuk pengaturan ke#epatan dari gerak L;" dan kapasitas terang daripada
L;" tersebut dilihat dengan #ara memutar trimpot yang terdapat pada alat
tersebut.
!.2 4ARA KERA ALAT
,angkaian ini memberikan display dari L;" yang akan menyala se#ara
berurutan. ,angkaian ini menggunakan +0 6>%A sebagai shi$t register (register geser)
dan +0 6>%>@ sebagai 0lo#k. (e#epatan nyala berurutan pada sebarisan L;"
ditentukan oleh $rekuensi pembangkit #lo#k. "an pergeseran L;" ditentukan oleh +0
6>%A. !ehingga keluaran dari +0 6>%A menuju 6 rangkaian monostable yang
terhubung dengan 6 kelompok barisan L;". !ehingga L;" tersebut dapat menyala
se#ara berurutan dan dihubungkan dengan L;"L;" lain sehingga dapat dibentuk
sesuai keiginan kita.
1.
System digital lampu berjalan
(e#epatan pergeseran dan kapasitas terangnya L", tergantung dari trimpot,
sehingga harus diputar dengan obeng sedemikian rupa. Hntuk mendapatkan hasil
yang lebih #antik L;"L;" dapat diatur atau dibentuk sesuai keinginan.
11
System digital lampu berjalan
BAB 5
PENUTUP
#.1 KESIMPULAN
(esimpulan yang didapat dari beberapa pengamatan , yaitu &
A. ,angkaian LAMPH *;,)ALAD ini memiliki 6 bagian utama, yaitu +nput,
0L'0(, Pen#a#ah, 'utput
B. +0 yang digunakan dalam rangkaian LAMPH *;,LALAD ini, sangat
berpengaruh karena +0 digital inilah yang mengendalikan #ara kerja rangkaian
se#ara keseluruhan.
C. +0 yang digunakan pada rangkaian ini merupakan +0 pen#a#ah sebagai shi$t
register (register geser) yang membuat L;" dapat bergerak dari kiri ke kanan
ataupun sebaliknya. 0epat pergeseran L;" dapat diatur dengan trimpot yang
dihubungkan dengan +0 sebagai pen#a#ah dan kapasitas terangnya ataupun
ke#epatan nyala dapat diatur juga dengan trimpot yang dihubungkan dengan +0
sebagai 0lo#k.
D. LAMPH *;,)ALAD sangat berguna untuk lampu penerangan jalan ataupun
dapat juga digunakan sebagai display untuk hiasan yang #antik.
#.2 SARAN
"alam pembuatan proyek ini diharapkan ketelitiannya dalam membuat
layoutnya pada proje#t board dan pemilihan komponen apakah masih baik atau tidak
serta tidak lupa ke#ermatan dalam pemasangannya. Hntuk itu kami memberikan
beberapa saran dalam pembuatan proyek ini&
=endaknya sebelum layout digambar pada P0*, gambarkan terlebih
dahulu layout pada kertas dengan teliti dan benar agar tidak terjadi kesalahan
pada saat pemindahan layout ke P0*. "an pastikan layout yang telah
dipindahkan ke P0* tergambarkan dengan jelas, juga diharapkan P0* tidak
16
System digital lampu berjalan
kotor atau tergores sehingga pada saat pen#elupan ke dalam #airan $erri#lorit
akan didapatkan gambar yang baik.
Pastikan pada saat pemasangan komponenkomponennya dilakukan
dengan benar sesuai dengan layout yang telah dibuat, khususnya kakikaki
transistor harus dipasang dengan tepat, baik basis, #olle#tor dan emitornya.
!etelah kita memasang komponen pastilah kita menyoldernya, untuk
itu kita harus menyoldernya dengan sangat hatihati, gunakan solder yang baik
dan timah yang baik, sebab banyak komponenkomponen yang sangat sensitive
terhadap panas, penyolderan yang kurang baik akan membuat komponen
tersebut rusak.
Apabila rangkaian yang akan kita buat menggunakan +0 sebaiknya
kita hati hati dalam penyolderan dan penggunaanya, untuk men#egah +0
tersebut #epat panas sehingga rusak dan bo#or untuk itu penggunaan so#ket +0
sangatlah diharuskan.
Pastikan kembali rangkaian yang telah dibuat, untuk meyakinkan
apakah rangkaian itu sudah benar.
1:

Anda mungkin juga menyukai