Anda di halaman 1dari 32

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Plasenta manusia yang matur memiliki 10-40 kotiledon, lobus atau lobulus , yang
masing-masing memiliki sedikitnya satu batang villi primer yang berasal dari lempeng
korionik dan mendapatkan suplai darah dari pembuluh darah dari pembuluh darah janin
cabang primer. Batang primer tersebut bercabang menjadi batang sekunder dan tersier
yang menjadi tempat tumbuhnya villi terminal yang merupakan area pertukaran antara
ibu dan janin. Plasenta normal merupakan aliran darah maternal menuju plasenta
meningkat selama kehamilan, dari 50 mlmenit pada trimester pertama menjadi !00
mlmenit saat atern. Plasenta abnormal merupakan preeklamsia, hambatan pertumbuhan
intra uterin "#$%&' dan solusio plasenta merupakan mani(estasi klinis yang muncul
akibat kegagalan invasi tro(oblas, baik total maupun parsial, pada segmen miometrium
arteri spiralis.
)olusio plasenta atau disebut abruption placenta ablasia placenta adalah separasi
prematur plasenta dengan implantasi normalnya di uterus "korpus uteri' dalam masa
kehamilan lebih dari *0 minggu dan sebelum janin lahir. +alam plasenta terdapat banyak
pembuluh darah yang memungkinkan pengantaran ,at nutrisi dari ibu kejanin, jika
plasenta ini terlepas dari implantasi normalnya dalam masa kehamilan maka akan
mengakibatkan perdarahan yang hebat. Perdarahan pada solusio plasenta sebenarnya
lebih berbahaya daripada plasenta previa oleh karena pada kejadian tertentu perdarahan
yang tampak keluar melalui vagina hampir tidak ada tidak sebanding dengan perdarahan
yang berlangsung internal yang sangat banyak pemandangan yang menipu inilah yang
sebenarnya yang membuat solusio plasenta lebih berbahaya karena dalam keadaan
demikian seringkali perkiraan jumlah, darah yang telah keluar sukar diperhitungkan,
padahal janin telah mati dan ibu berada dalam keadaan syok.
Penyebab solusio plasenta tidak diketahui dengan pasti, tetapi pada kasus-kasus
Maternitas I
2
berat didapatkan korelasi dengan penyakit hipertensi vaskular menahun, 15,5- disertai
pula oleh pre eklampsia. .aktor lain diduga turut berperan sebagai penyebab terjadinya
solusio plasenta adalah tingginya tingkat paritas dan makin bertambahnya usia ibu.
%ejala dan tanda solusio plasenta sangat beragam, sehingga sulit menegakkan
diagnosisnya dengan cepat. +ari kasus solusio plasenta didiagnosis dengan persalinan
prematur idopatik, sampai kemudian terjadi ga/at janin, perdarahan hebat, kontraksi
uterus yang hebat, hipertomi uterus yang menetap. %ejala-gejala ini dapat ditemukan
sebagai gejala tunggal tetapi lebih sering berupa gejala kombinasi.)olusio plasenta
merupakan penyakit kehamilan yang relati( umum dan dapat secara serius
membahayakan keadaan ibu. )eorang ibu yang pernah mengalami solusio plasenta,
mempunyai resiko yang lebih tinggi mengalami kekambuhan pada kehamilan berikutnya.
)olusio plasenta juga cenderung menjadikan morbiditas dan bahkan mortabilitas pada
janin dan bayi baru lahir.
B. Tujuan
1. 0ujuan 1husus 2
a. $ntuk mengetahui de(inisi solusio plasenta.
b. $ntuk mengetahui etiologi dari solusio plasenta.
c. $ntuk mengetahui pato(isiologi dan solusio plasenta.
d. $ntuk mengetahui klasi(ikasi dari solusio plasenta.
e. $ntuk mengetahui mani(estasi klinis dari solusio plasenta.
(. $ntuk mengetahui (aktor presdiposisi dari solutio placenta.
g. $ntuk mengetahui pemeriksaan pemnunjang untuk solusio plasenta.
h. $ntuk mengetahui klasi(ikasi dari solusio plasenta.
*. 0ujuan $mum 2
Maternitas I
3
$ntuk mengetahui dan memahami asuhan kepera/atan terhadap klien dengan
solusio plasenta
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
)olusio plasenta adalah 3epasnya sebagian atau seluruh plasenta yang normal
implantasinya di atas ** minggu dan sebelum lahirnya anak. "Sastra winata sulaiman
Dkk,Obsterti Ilmu Kesehatan Reproduksi ,edisi 2, Penerbit Buku Kedokteran EGC,2!
hal"#$%
)olusio plasenta adalah 3epasnya plasenta dari insersi sebelum /aktunya.
&'an(oer )ri** dkk,Kapita selekta kedokteran edisi II, (ilid I penerbit 'edia )es+ulapius
,K-I 2$ hal"2.#%"
Maternitas I

S!lusi! "lasenta adalah terlepasnya plasenta yang letaknya normal pada korpus uteri
sebelum janin lahir, dengan masa kehamilan ** minggu berat janin di atas 500 gr.
S!lusi! "lasenta adalah terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya sebelum
janin lahir diberi beragam sebutan4 abruption plasenta, accidental haemorage. Beberapa jenis
perdarahan akibat solusio plasenta biasanya merembes diantara selaput ketuban dan uterus
dan kemudian lolos keluar menyebabkan perdarahan eksternal.5ang lebih jarang, darah
tidak keluar dari tubuh tetapi tertahan diantara plasenta yang terlepas dan uterus serta
menyebabkan perdarahan yang tersembunyi. )olusio plasenta dapat total atau parsial.
B. Eti!l!gi
Penyebab utama dari solusio plasenta masih belum di ketahui dengan jelas beberapa
hal yang merupakan (actor-(aktor yang berpengaruh pada kejadian antara lain 2
1. 6ipertensi esensialis atau preeklamsia
*. 0ali pusat yang pendek
7. 0rauma
4. 0ekanan oleh rahim yang membesar pada vena kava in(erior
5. $terus yang sangat mengecil "hidramnion' pada /aktu ketuban pecah, kehamilan ganda
pada /aktu anak pertama lahir.
"Sastra winata sulaiman Dkk,Obsterti ilmu kesehatan reproduksi edisi II penerbit buku
kedokteran EGC,2! hal"#2%
1. +ekrompresi uterus mendadak
*. 8nomali atau tumor uterus
7. +e(isiensi gi,i
4. 9erokok
5. 1onsumsi alcohol
!. Penyalagunaan kokain
:. ;bstruksi venakava in(erior dan vena ovarikal
Maternitas I
#
&'an(oer )ri** dkk,Kapita selekta kedokteran edisi II, (ilid I penerbit 'edia )es+ulapius
,K-I 2$ hal"2.#%"
Penyebab solutio plasenta adalah2
1. 0rauma langsung terhadap uterus hamil2
a. 0erjatuh terutama tertelungkup
b. 0endangan anak yang sedang digendong
c. 8tau, trauma langsung lainnya.
*. 0rauma kebidanan artinya solutio plasenta terjadi karena tindakan kebidanan yang
dilakukan 2
a. )etelah versi luar
b. )etelah memecahkan ketuban
c. Persalinan anak kedua hamil kembar
7. +apat terjadi pada kehamilan dengan tali pusat yang pendek. .actor predisposisi
terjadinya solutio plasenta adalah2
a. 6amil pada usia tua.
b. 9empunyai tekanan darah tinggi.
c. Bersamaan dengan pre-eklampsia atau eklampsia
d. 0ekanan vena kava in(erior yang tinggi.
e. 1ekurangan asam (olik.
Penyebab primer solusio plasenta belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa
(aktor yang menjadi predisposisi 2
1. $akt!r kar%i!&ren!&'askuler
%lomerulone(ritis kronik, hipertensi essensial, sindroma preeklamsia dan eklamsia.
Pada penelitian di Parkland, ditemukan bah/a terdapat hipertensi pada separuh kasus
solusio plasenta berat, dan separuh dari /anita yang hipertensi tersebut mempunyai
penyakit hipertensi kronik, sisanya hipertensi yang disebabkan oleh kehamilan. +apat
terlihat solusio plasenta cenderung berhubungan dengan adanya hipertensi pada ibu.
Maternitas I
(
2. $akt!r trau)a
0rauma yang dapat terjadi antara lain 2
+ekompresi uterus pada hidroamnion dan gemeli.
0arikan pada tali pusat yang pendek akibat pergerakan janin yang banyakbebas,
versi luar atau tindakan pertolongan persalinan.
0rauma langsung, seperti jatuh, kena tendang, dan lain-lain.
+ari penelitian yang dilakukan )lava di 8merika )erikat diketahui bah/a trauma
yang terjadi pada ibu "kecelakaan, pukulan, jatuh, dan lain-lain' merupakan penyebab 1,5-
<,4- dari seluruh kasus solusio plasenta. +i &)$P=>9 dilaporkan 1,*- kasus solusio
plasenta disertai trauma.
3. $akt!r "aritas i*u
3ebih banyak dijumpai pada multipara dari pada primipara. 6olmer mencatat
bah/a dari ?7 kasus solusio plasenta yang diteliti dijumpai 45 kasus terjadi pada /anita
multipara dan 1? pada primipara. Pengalaman di &)$P=>9 menunjukkan peningkatan
kejadian solusio plasenta pada ibu-ibu dengan paritas tinggi. 6al ini dapat diterangkan
karena makin tinggi paritas ibu makin kurang baik keadaan endometrium.
. $akt!r usia i*u
+alam penelitian Pra/irohardjo di &)$P=>9 dilaporkan bah/a terjadinya
peningkatan kejadian solusio plasenta sejalan dengan meningkatnya umur ibu. 6al ini
dapat diterangkan karena makin tua umur ibu, makin tinggi (rekuensi hipertensi menahun.
#. Lei!)i!)a uteri
"uterine leiom/oma' yang hamil dapat menyebabkan solusio plasenta apabila
plasenta berimplantasi di atas bagian yang mengandung leiomioma.
Maternitas I
+
(. $akt!r "engunaan k!kain
Penggunaan kokain mengakibatkan peninggian tekanan darah dan peningkatan
pelepasan katekolamin, yang mana bertanggung ja/ab atas terjadinya 0asospasme
pembuluh darah uterus dan dapat berakibat terlepasnya plasenta. =amun, hipotesis ini
belum terbukti secara de(initi(. 8ngka kejadian solusio plasenta pada ibu-ibu penggunan
kokain dilaporkan berkisar antara 17-75-.
+. $akt!r ke*iasaan )er!k!k
#bu yang perokok juga merupakan penyebab peningkatan kasus solusio plasenta
sampai dengan *5- pada ibu yang merokok @ 1 "satu' bungkus per hari. #ni dapat
diterangkan pada ibu yang perokok plasenta menjadi tipis, diameter lebih luas dan
beberapa abnormalitas pada mikrosirkulasinya. +eering dalam penelitiannya melaporkan
bah/a resiko terjadinya solusio plasenta meningkat 40- untuk setiap tahun ibu merokok
sampai terjadinya kehamilan.
,. -i.a/at s!lusi! "lasenta se*elu)n/a
6al yang sangat penting dan menentukan prognosis ibu dengan ri/ayat solusio
plasenta adalah bah/a resiko berulangnya kejadian ini pada kehamilan berikutnya jauh
lebih tinggi dibandingkan dengan ibu hamil lainnya yang tidak memiliki ri/ayat solusio
plasenta sebelumnya.
0. Pengaru1 lain
seperti anemia, malnutriside(isiensi gi,i, tekanan uterus pada vena cava in(erior
dikarenakan pembesaran ukuran uterus oleh adanya kehamilan, dan lain-lain.
Maternitas I
,
2. Pat!fisi!l!gi
0erjadinya solusio plasenta dipicu oleh perdarahan ke dalam desidua basalis yang
kemudian terbelah dan meningkatkan lapisan tipis yang melekat pada mometrium
sehingga terbentuk hematoma desidual yang menyebabkan pelepasan, kompresi dan
akhirnya penghancuran plasenta yang berdekatan dengan bagian tersebut.
&uptur pembuluh arteri spiralis desidua menyebabkan hematoma retro plasenta
yang akan memutuskan lebih banyak pembuluh darah, hingga pelepasan plasenta makin
luas dan mencapai tepi plasenta, karena uterus tetap berdistensi dengan adanya janin,
uterus tidak mampu berkontraksi optimal untuk menekan pembuluh darah tersebut.
)elanjutnya darah yang mengalir keluar dapat melepaskan selaput ketuban.
Trau)a
3
Per%ara1an ke %ala) %esi%ual*asalis
3
Ter*ela1 4 )eninggal la"isan ti"is "a%a )i!)etriu)
3
Ter*entuk 1e)at!)a %esi%ual
3
Peng1an5uran "lasenta
3
-u"tur "e)*ulu1 arteri s"inalis %esi%ua
3
He)at!)a retr!"lasenta
3
Pele"asan "lasenta le*i1 *an/ak
3
Uterus ti%ak )a)"u *erk!ntraksi !"ti)al
3
Maternitas I
0
Dara1 )engalir keluar %a"at )ele"askan sela"ut ketu*an
3
S/!k 1i"!'!le)ik
D. 6lasifikasi
9enurut derajat lepasnya plasenta 2
1. )olusio plasenta partsialis
Bila hanya sebagaian plasenta terlepas dari tepat pelekatnya.
*. )olusio plasenta totalis
Bila seluruh plasenta sudah terlepas dari tempat pelekatnya.
7. Prolapsus plasenta
Bila plasenta turun keba/ah dan dapat teraba pada pemeriksaan dalam.
9enurut derajat solusio plasenta dibagi menjadi 2
1. )olusio plasenta ringan
&uptur sinus marginalis atau terlepasnya sebagian kecil plasenta yang tidak berdarah
banyak akan menyebabkan perdarahan pervaginan ber/arna kehitaman dan sedikit.
Perut terasa agk sakit atau terus menerus agak tegang. Bagian janin masih mudah
diraba. Aalaupun belum memerlikan intervensi segera, keadaan yang ringan ini perlu
di monitor terus sebagai upaya mendeteksi keadaan bertambah berat.
*. )olusio plasenta sedang
Plasenta telah terlepas lebih dari seperempat tanda dan gejala dapat timbul perlahan
atau mendadak dengan gejala sakit yaitu nyeri terus menerus, denyut jantung janin
biasanya telah menujukkan ga/at janin, pendarahan yang tampak keluar lebih
banyak, takikardi, kulit dingin dan keringatan, kadar (ibrinogen berkurang antara 150-
*50 mg100 ml lalu perdarahan pervaginan. +inding uterus teraba tegang.
7. )olusio plasenta berat
Plasenta telah lepas dari dua pertiga permukaan disertai perdarahan yang ber/arna
hitam. .undus uteri lebih tinggi daripada yang seharusnya oleh karena telah terjadi
penumpukan darah di dalam rahim pada kategori +on+ealed hemorrha1e" 1eadaan
umum menjadi buruk disertai syok. 1adar (ibrinogen darah rendah yaitu kurang dari
150 mg- dan telah ada trombositopenia.
Maternitas I
17
E. Manifestasi 6linik
1. Perdarahan yang di sertai nyeri, juga di luar his
*. 8nemi dan syok, beratnya anemi dan syok.sering tidak sesuai dengan banyak darah
yang keluar
7. &ahim keras seperti papan dan nyeri di pegang karena isi rahim bertambah dengan
darah yang berkumpul di belakang placenta hingga rahim teregang
4. Palpasi sukar karena rahim keras
5. Bundus uteri makin lama makin naik
!. Bunyi jantung biasanya tidak ada
:. Pada toucher teraba ketuban yang tegang terus menerus "karena isi rahim bertambah'
?. )ering ada proteinuri karena di sertai preeklamsia
"Sastra winata sulaiman Dkk,Obsterti ilmu kesehatan reproduksi edisi II penerbit buku
kedokteran EGC,2! hal"#2%
Faktor-faktor yang mempengaruhi Solusio Plasenta :
1. .aktor kardiorenovaskuler %lomerulone(ritis kronik, hipertensi essensial, sindroma
preeklamsia dan eklamsia. Pada penelitian di Parkland, ditemukan bah/a terdapat
hipertensi pada separuh kasus solusio plasenta berat, dan separuh dari /anita yang
hipertensi tersebut mempunyai penyakit hipertensi kronik, sisanya hipertensi yang
disebabkan oleh kehamilan. +apat terlihat solusio plasenta cenderung berhubungan
dengan adanya hipertensi pada ibu.
*. .aktor trauma. 0rauma yang dapat terjadi antara lain2 +ekompresi uterus pada
hidroamnion dan gemeli. 0arikan pada tali pusat yang pendek akibat pergerakan janin
yang banyakbebas, versi luar atau tindakan pertolongan persalinan. 0rauma langsung,
Maternitas I
11
seperti jatuh, kena tendang, dan lain-lain.
7. .aktor paritas ibu 3ebih banyak dijumpai pada multipara dari pada primipara. 6olmer
mencatat bah/a dari ?7 kasus solusio plasenta yang diteliti dijumpai 45 kasus terjadi
pada /anita multipara dan 1? pada primipara. Pengalaman di &)$P=>9 menunjukkan
peningkatan kejadian solusio plasenta pada ibu* dengan paritas tinggi. 6al ini dapat
diterangkan karena makin tinggi paritas ibu makin kurang baik keadaan endometrium.
4. .aktor usia ibu +alam penelitian Pra/irohardjo di &)$P=>9 dilaporkan bah/a
terjadinya peningkatan kejadian solusio plasenta sejalan dengan meningkatnya umur ibu.
6al ini dapat diterangkan karena makin tua umur ibu, makin tinggi (rekuensi
hipertensi menahun.
5. 3eiomioma uteri "uterine leiomyoma' yang hamil dapat menyebabkan solusio plasenta
apabila plasenta berimplantasi di atas bagian yang mengandung leiomioma.
!. .aktor pengunaan kokain Penggunaan kokain mengakibatkan peninggian tekanan darah
dan peningkatan pelepasan katekolamin, yang mana bertanggung ja/ab atas terjadinya
vasospasme pembuluh darah uterus dan dapat berakibat terlepasnyaplasenta .
=amun, hipotesis ini belum terbukti secara de(initi(. 8ngka kejadian solusio plasenta pada
ibu-ibu penggunan kokain dilaporkan berkisar antara 17-75-.
:. .aktor kebiasaan merokok #bu yang perokok juga merupakan penyebab peningkatan
kasus solusio plasenta sampai dengan *5- pada ibu yang merokok @ 1 "satu' bungkus
per hari. #ni dapat diterangkan pada ibu yang perokok plasenta menjadi tipis, diameter
lebih luas dan beberapa abnormalitas pada mikrosirkulasinya. +eering dalam
penelitiannya melaporkan bah/a resiko terjadinya solusio plasenta meningkat 40- untuk
setiap tahun ibu merokok sampai terjadinya kehamilan.
?. &i/ayat solusio plasenta sebelumnya 6al yang sangat penting dan menentukan prognosis
ibu dengan ri/ayat solusio plasenta adalah bah/a resiko berulangnya kejadian ini pada
kehamilan berikutnya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan ibu hamil lainnya yang
tidak memiliki ri/ayat solusio plasenta sebelumnya.
<. Pengaruh lain, seperti anemia, malnutriside(isiensi gi,i, tekanan uterus pada vena cava
in(erior dikarenakan pembesaran ukuran uterus oleh adanya kehamilan, dan lain-lain.
Maternitas I
12
$. Pe)eriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium darah2 6emoglobin,6ematokrit,0rombosit, /aktu
protrombin /aktu pembekuan, /aktu tromboplastin parsial, kadar (ibrinogen dan
elektrolit plasma
*. 10% untuk menilai kesejahteraan janin
7. $)% untuk menilai letak plasenta,usia gestasi,dan keadaan janin
&'an(oer )ri** dkk,Kapita selekta kedokteran edisi II, (ilid I penerbit 'edia )es+ulapius
,K-I 2$ hal"2.#%"
Pemeriksaan laboratorium
$rin 2 8lbumin "C', pada pemeriksaan sedimen dapat ditemukan silinder dan leukosit.
+arah 2 6b menurun, periksa golongan darah, lakukan +ross3mat+h test" 1arena pada
solusio plasenta sering terjadi kelainan pembekuan darah hipo(ibrinogenemia, maka
diperiksakan pula >;0 &Clot Obser0ation test% tiap l jam, tes kualitati( (ibrinogen
&*iberinde4%, dan tes kuantitati( (ibrinogen "kadar normalnya 15; mg-'.
Pemeriksaan plasenta
Plasenta dapat diperiksa setelah dilahirkan. Biasanya tampak tipis dan cekung di bagian
plasenta yang terlepas "kreater' dan terdapat koagulum atau darah beku yang biasanya
menempel di belakang plasenta, yang disebut hematoma retropla+enter.
Pemeriksaaan $ltrasonogra(i "$)%'
Maternitas I
13
Pada pemeriksaan $)% yang dapat ditemukan antara lain 2
- 0erlihat daerah terlepasnya plasenta
- Danin dan kandung kemih ibu
- +arah
- 0epian plasenta
8a)*ar 2. 3 $ltrasonogra(i kasus solusio plasenta
"*1'
.
8. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis
a' 0erapi konservati( "ekspetati('
Prinsipnya kita hanya menunggu sampai perdarahan berhenti dan pertus
berlangsung spontan. 9enurut cara ini perdarahan akan berhneti sendiri jika tekanan
intara uterin bertamba lama bertamba tinggi sehingga menekan pembuluh dara arteri
yang robek sambil menunggu atau menga/asi kita berikan2
)untikan mor(in subkutan
)timulasi dengan kardiotonika seperti 2coramine, cardisol, pentasol
0rans(usi darah
b' 0erapi akti(
Maternitas I
1
Prinsip kita mencoba melakukan tindakan dengan maskud agar anak segera di
lahirkan dan perdarahan berhenti misalnya dengan operati( dan obstetric.3angka-langka2
1' 8mniotomi "pemecahan ketuban' dan pemberian oksitosin kemudian a/asi serta
pimpin partus spontan.
*' 8ccouchement(orce, pelebaran dan peregangan ser(iks di ikuti denganpemasangan
cunam /ilet gaus, atau (ersibrakston-hicks.
7' Bila pembukaan sudah lengkap atau hampir lengkap,dean kepala sudah turun sampai
hodge ###-#B,maka bila hjanin hidu lakukan ekstrasi (akum atau (orest tetapi bila
janin meninggal lakukanlah embriotomi.
4' )eksiosesarea biasanya di lakukan pada keadaan2
)olusioplasenta dengan anak hidup,pembukaan kecil.
)olusioplasenta dengan toksemia berat,perdarahan agak banyak,tetapi
pembukaan masih kecil.
)olusioplasenta dengan panggul sempit atau letak lintang
6isterektomi dapat dilakukan bila terjadi a(ibrinogenemia atau
hipo(ibrinogenemia dan kalo persediaan darah atau (ibrinogen tidak atau tidak
cukup.selain itu juga ada cou(ilair uterus dengan kontraksi uterus yang tidak baik
3igasi arteri hipogastrika bila perdarahan tidak terkontrol tetapi (ungsi reproduksi
ingin di pertahan kan
Pada hipo(ibrinogenemia,berikan darah segar beberapa kantong plasma darah dan
(ibrinogen 4-! gram.
"'o+htar rustam,sinobsis obstetri 5ilid I, edisi II EGC6$##7,hal278327.%
2. Penatalaksanaan Keperawatan
a' 8njurkan pasien untuk tirah baring total dengan menghadap kekiri, tidak
melakukan senggama, menghindari peningkatan tekanan rongga perut,misalnya
batuk, mengedan karena sulit buang air besar
b' Pasang in(us =8>3 (isiologis.Bila tidak memungkinkan beri cairan peroral.
c' Pantau tekanan darah dan (rekuensi nadi tiap 15 menit untuk mendeteksi
adanya hipotensi atau syok akibat perdarahan. Pantau pula BDD dan pergerakan
janin.
Maternitas I
1#
&'an(oer )ri** dkk,Kapita selekta kedokteran edisi II, (ilid I penerbit 'edia
)es+ulapius ,K-I 2$ hal"27327$%"
H. 6!)"likasi
1omplikasi solusio plasenta berasal dari pendarahan retroplasenta yang terus
berlangsung sehingga menimbulkan berbagai akibat pada ibu seperti anemia, syok
hipovolemik, in(usiensi (ungsi plasenta, gangguan pembekuan darah, gagal ginjal
mendadak, dan uterus couvelaire di samping komplikasi sindroma in(usiensi (ungsi
plasenta pada janin berupa angka kematian perinatal yang tinggi. 1ematian janin,
kelahiran prematur dan kematian perinatal merupakan komplikasi yang paling sering
terjadi pada solusio plasenta.
Penyulit " komplikasi ' ibu 2
a. Per%ara1an %a"at )eni)*ulkan9
1' Bariasi turunnya tekanan darah sampai keadaan syok.
*' Perdarahan tidak sesuai dengan keadaan penderita anemis sampai syok.
7' 1esadaran bervariasi dari baik sampai koma.
4' )yok perdarahan
Pendarahan antepartum dan intrapartum pada solusio plasenta hampir tidak
dapat dicegah, kecuali dengan menyelesaikan persalinan segera. Bila persalinan
telah diselesaikan, penderita belum bebas dari perdarahan postpartum karena
kontraksi uterus yang tidak kuat untuk menghentikan perdarahan pada kala ### persalinan
dan adanya kelainan pada pembekuan darah. Pada solusio plasenta berat keadaan syok
sering tidak sesuai dengan jumlah perdarahan yang terlihat.
0itik akhir dari hipotensi yang persisten adalah as(iksia, karena itu
pengobatan segera ialah pemulihan de(isit volume intravaskuler secepat mungkin. 8ngka
kesakitan dan kematian ibu tertinggi terjadi pada solusio plasenta berat. 9eskipun
kematian dapat terjadi akibat nekrosis hipo(i(is dan gagal ginjal, tapi mayoritas kematian
Maternitas I
1(
disebabkan syok perdarahan dan penimbunan cairan yang berlebihan. 0ekanan darah
tidak merupakan petunjuk banyaknya perdarahan, karena 0asospasme akibat perdarahan
akan meninggikan tekanan darah. Pemberian terapi cairan bertujuan mengembalikan
stabilitas hemodinamik dan mengkoreksi keadaan koagulopathi. $ntuk tujuan ini
pemberian darah segar adalah pilihan yang ideal, karena pemberian darah segar selain
dapat memberikan sel darah merah juga dilengkapi oleh platelet dan (aktor pembekuan.
*. 8angguan "e)*ekuan %ara1.
1' 9asuknya tromboplastin ke dalam sirkulasi darah menyebabkan pembekuan
darah intravuskuler dan disertai hemolisis.
*' 0erjadi penurunan (ibrinogen sehingga hipo(ibrinogen dapat mengganggu
pembekuan darah.
1elainan pembekuan darah pada solusio plasenta biasanya disebabkan oleh
hipo(ibrinogenemia. +ari penelitian yang dilakukan oleh Airjohadi/ardojo di
&)$P=>9 dilaporkan kelainan pembekuan darah terjadi pada 4!- dari 174 kasus
solusio plasenta yang ditelitinya.
1adar (ibrinogen plasma normal pada /anita hamil cukup bulan ialah 450 mg-,
berkisar antara 700-:00 mg-. 8pabila kadar (ibrinogen plasma kurang dari 100
mg- maka akan terjadi gangguan pembekuan darah. 9ekanisme gangguan
pembekuan darah terjadi melalui dua (ase
a' .ase #
Pada pembuluh darah terminal "arteriole, kapiler, venule' terjadi pembekuan
darah, disebut disseminated intra0as+uler +lottin1" 8kibatnya ialah peredaran
darah kapiler "mikrosirkulasi' terganggu. Dadi pada (ase #, turunnya kadar
(ibrinogen disebabkan karena pemakaian ,at tersebut, maka (ase # disebut juga
+oa1ulopathi +onsumpti0e" +iduga bah/a hematom subkhorionik mengeluarkan
tromboplastin yang menyebabkan pembekuan intravaskuler tersebut. 8kibat
gangguan mikrosirkulasi dapat mengakibatkan syok, kerusakan jaringan pada alat-
alat yang penting karena hipoksia dan kerusakan ginjal yang dapat menyebabkan
oliguriaanuria.
b' .ase ##
Maternitas I
1+
.ase ini sebetulnya (ase regulasi reparati(, yaitu usaha tubuh untuk membuka
kembali peredaran darah kapiler yang tersumbat. $saha ini dilaksanakan dengan
(ibrinolisis. .ibrinolisis yang berlebihan malah berakibat lebih menurunkan lagi
kadar (ibrinogen sehingga terjadi perdarahan patologis. 1ecurigaan akan adanya
kelainan pembekuan darah harus dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium,
namun di klinik pengamatan pembekuan darah merupakan cara pemeriksaan yang
terbaik karena pemeriksaan laboratorium lainnya memerlukan /aktu terlalu lama,
sehingga hasilnya tidak mencerminkan keadaan penderita saat itu.
5. :lig!uria
0erjadinya sumbatan glomerulus ginjal dan dapat menimbulkan produksi urin
makin berkurang. %agal ginjal merupakan komplikasi yang sering terjadi pada
penderita solusio plasenta, pada dasarnya disebabkan oleh keadaan hipovolemia
karena perdarahan yang terjadi. Biasanya terjadi nekrosis tubuli ginjal yang
mendadak, yang umumnya masih dapat ditolong dengan penanganan yang baik.
Per(usi ginjal akan terganggu karena syok dan pembekuan intravaskuler. ;liguri dan
proteinuri akan terjadi akibat nekrosis tubuli atau nekrosis korteks ginjal mendadak
"*,5'
. ;leh karena itu oliguria hanya dapat diketahui dengan pengukuran pengeluaran
urin yang harus secara rutin dilakukan pada solusio plasenta berat. Pencegahan
gagal ginjal meliputi penggantian darah yang hilang secukupnya,
pemberantasan in(eksi, atasi hipovolemia, secepat mungkin menyelesaikan
persalinan dan mengatasi kelainan pembekuan darah.
%. Per%ara1an "!st"artu)
1' Pada )olutio plasenta sedang sampai berat terjadi in(iltrasi darah ke otot rahim,
sehingga mengganggu kontraksi dan menimbulkan perdarahan karena atonia uteri.
*' 1egagalan pembekuan darah menambah beratnya perdarahan.
e. A"!"le;i uter!"la5enta <terus !ou"elaire=
Pada solusio plasenta yang berat terjadi perdarahan dalam otot-otot rahim dan di
ba/ah perimetrium kadang-kadang juga dalam ligamentum latum. Perdarahan ini
Maternitas I
1,
menyebabkan gangguan kontraktilitas uterus dan /arna uterus berubah menjadi biru
atau ungu yang biasa disebut -terus +ou0elaire. 0api apakah uterus ini harus
diangkat atau tidak, tergantung pada kesanggupannya dalam membantu
menghentikan perdarahan.
1omplikasi yang dapat terjadi pada janin2
1. ,etal distress
2. Gangguan pertumbuhanperkembangan
7. 6ipoksia dan anemia
4. 1ematian
I. Pr!gn!sis
)olusio plasenta mempunyai prognosis yang buruk baik bagi ibu hamil dan lebih
buruk lagi bagi janin jika dibandingkan dengan plasenta previa. )olusio plasenta ringan
masih mempunyai prognosis yang baik bagi ibu dan janin karena tidak ada kematian dan
morbiditasnya rendah. )olusio plsenta sedang mempunyai prognosis yang lebih buruk
terutama terhadap janinya karena mortalitas dan morbiditas perinatal yang tinggi di
samping morbiditas ibu yang lebih berat. )olusio plasenta berat mempunyai prognosis
paling buruk baik terhadap ibu lebih-lebih terhadap janinnya. $mumnya pada keadaan
yang demikian janin telah mati dan mortalitas maternal meningkat akibat salah satu
komplikasi. 0ran(usit darah yang banyak dengan segera dan terminasi kehamilan tepat
/aktu sangat menurunkan morbiditas dan mortalitas maternal dan perinatal.
+iagnosis banding antara solution plasenta dan plasenta previa sangat dekat sehingga
perlu diketahui dengan baik.
)olution plasenta Plasenta previa
1ejadian 6amil tua
#npartu
6amil tua
8namnesa 9endadak
0erdapat trauma
Perlahan, tanpa disadari
0anpa trauma
Maternitas I
10
Perdarahan dengan nyeri Perdarahan tanpa nyeri
1eadaan umum 0idak sesuai dengan
perdarahan
8nemis, tekanan darah,
nadi, dan pernapasan tak
sesuai dengan perdarahan
+apat disertai pre-
eklampsiaeklampsia
)esuai dengan perdarahan
yang tampak
0idak ada
Palpasi abdomen 0egang, nyeri
Bagian janin sulit diraba
3embek-tanpa rasa nyeri
Bagian janin mudah teraba
+enyut jantung janin 8s(iksia sampai mati
tergantung lepasnya plasenta
8s(iksia
9eninggal bila 6bs
kurang 5 gr-
Pemeriksaan dalam 1etuban tegang menonjol. Daringan plasenta
Maternitas I
27
BAB III
ASUHAN 6EPE-A>ATAN PADA
S:LUSI: PLASENTA
A. Pengkajian
1. Biodata
Pada biodata yang perlu dikaji berhubungan dengan solusio plasenta antara lain
*. =ama
=ama dikaji karena nama digunakan untuk mengenal dan merupakan identitas untuk
membedakan dengan pasien lain dan menghindari kemungkinan tertukar nama dan
diagnosa penyakitnya.
7. Denis kelamin
Pada solusio plasenta diderita oleh /anita yang sudah menikah dan mengalami
kehamilan.
4. $mur
)olusio plasenta cenderung terjadi pada usia lanjut "E 45 tahun' karena terjadi penurunan
kontraksi akibat menurunnya (ungsi hormon "estrogen' pada masa menopause.
5. Pendidikan
)olusio plasenta terjadi pada golongan pendidikan rendah karena mereka tidak
mengetahui cara pera/atan kehamilan dan penyebab gangguan kehamilan.
!. 8lamat
)olusio plasenta terjadi di lingkungan yang jauh dan pelayanan kesehatan, karena mereka
tidak pernah dapat pelayanan kesehatan dan pemeriksaan untuk kehamilan.
:. &i/ayat persalinan
&i/ayat persalinan pada solusio plasenta biasanya pernah mengalami pelepasan plasenta.
?. )tatus perka/inan
Maternitas I
21
+engan status perka/inan apakah pasien mengalami kehamilan "1F0' atau hanya sakit
karena penyakit lain yang tidak ada hubungannya dengan kehamilan.
<. 8gama
$ntuk mengetahui gambaran dan spiritual pasien sebagai memudahkan dalam
memberikan bimbingan kegamaan.
10. =ama suami
8gar diketahui siapa yang bertanggung ja/ab dalam pembiayaan dan memberi
persetujuan dalam pera/atan.
11. Pekerjaan
$ntuk mengetahui kemampuan ekonomi pasien dalam pembinaan selama istrinya
dira/at.
1*. 1eluhan utama
a' Pasien mengatakan perdarahan yang disertai nyeri
b' &ahim keras seperti papan dan nyeri tekan karena isi rahim bertambah dengan
dorongan yang berkumpul dibelakang plasenta, sehingga rahim tegang.
c' Perdarahan yang berulang-ulang.
17. &i/ayat penyakit sekarang
+arah terlihat merah kehitaman karena membentuk gumpalan darah, darah yang keluar
sedikit banyak, terus menerus. 8kibat dari perdarahan pasien lemas dan pucat.
)ebelumnya biasanya pasien pernah mengalami hypertensi esensialis atau pre eklampsi,
tali pusat pendek trauma, uterus yang sangat mengecil "hydroamnion gameli' dll.
14. &i/ayat penyakit masa lalu
1emungkinan pasien pernah menderita penyakit hipertensi pre eklampsi, tali pusat
pendek, trauma, uterus rahim (eulidli.
15. &i/ayat psikologis
Pasien cemas karena mengalami perdarahan disertai nyeri, serta tidak mengetahui asal
dan penyebabnya.
Maternitas I
22
1!. Pemeriksaan (isik
a' 1eadaan umum
1'1esadaran 2 composmetis sd coma
*'Postur tubuh 2 biasanya gemuk
7'>ara berjalan 2 biasanya lambat dan tergesa-gesa
4'&aut /ajah 2 biasanya pucat
b' 0anda-tanda vital
1' 0ensi 2 normal sampai turun "syok'
*' =adi 2 normal sampai meningkat "E <0Gmenit'
7' )uhu 2 normal meningkat "E 7:
0
c'
4' && 2 normal meningkat "E *4Gmenit'
c' Pemeriksaan cepalo caudal
1' 1epala 2 kulit kepala biasanya normal tidak mudah mengelupas rambut
biasanya rontok tidak rontok.
*' 9uka 2 biasanya pucat, tidak oedema ada cloasma
7' 6idung 2 biasanya ada perna(asan cuping hidung
4' 9ata 2 conjunctiva anemis
5' +ada 2 bentuk dada normal, && meningkat, na(as cepat da dangkal,
hiperpegmentasi aerola.
!' 8bdomen
#nspeksi 2 perut besar "buncit', terlihat etrio pada area perut, terlihat linea
alba dan ligra
Palpasi rahim keras, (undus uteri naik
8uskultasi 2 tidak terdengar +DD, tidak terdengar gerakan janin.
:' %enetalia
Maternitas I
23
6iperpregmentasi pada vagina, vagina berdarah keluar darah yang merah
kehitaman, terdapat (arises pada kedua paha (emur.
?' Fkstimitas
8kral dingin, tonus otot menurun.
d' pemeriksaan penunjang
1' +arah 2 6b, hemotokrit, trombosit, (ibrinogen, elektrolit.
*' $)% untuk mengetahui letak plasenta,usia gestasi, keadaan janin
0erlihat daerah terlepasnya plasenta
- Danin dan kandung kemih ibu
- +arah
- 0epian plasenta
8a)*ar 2. 3 $ltrasonogra(i kasus solusio plasenta
"*1'
.
B. Diagn!sa 6e"era.atan
1. %angguan per(usi jaringan berhubungan dengan perdarahan ditandai dengan
conjungtiva anemis , acral dingin , 6b turun , muka pucat H lemas.
*. &esiko tinggi terjadinya letal distress berhubungan dengan per(usi darah ke plasenta
berkurang.
Maternitas I
2
7. %angguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus di tandai terjadi
distress pengerasan uterus , nyeri tekan uterus.
4. %angguan psikologi " cemas ' berhubungan dengan keadaan yang dialami.
5. Potensial terjadinya hypovolemik syok berhubungan dengan perdarahan.
!. 1urang pengetahuan klien tentang keadaan patologi yang dialaminya berhubungan
dengan kurangnya in(ormasi.
2. Inter'ensi
1. 8angguan "erfusi jaringan *er1u*ungan %engan "er%ara1an %itan%ai
%engan 5!njun5ti'a ane)is? a5rar %ingin? H* turun? )uka "u5at? le)as.
- 0ujuan 2 suplai kebutuhan darah kejaringan terpenuhi
- 1riteria hasil
>onjunctiva tida anemis, acral hangat, 6b normal muka tidak pucat, tida lemas.
- #ntervensi
a. Bina hubungan saling percaya dengan pasien
&asional 2 pasien percaya tindakan yang dilakukan
b. Delaskan penyebab terjadi perdarahan
&asional 2 pasien paham tentang kondisi yang dialami
c. 9onitor tanda-tanda vital.
&asional 2 tensi, nadiyang rendah, && dan suhu tubuh yang tinggi
menunjukkan gangguan sirkulasi darah.
d. 1aji tingkat perdarahan setiap 15 I 70 menit
&asional 2 mengantisipasi terjadinya syok
e. >atat intake dan output
&asional 2 produsi urin yang kurang dari 70 mljam menunjukkan penurunan
(ungsi ginjal.
(. 1olaborasi pemberian cairan in(us isotonik
&asional 2 cairan in(us isotonik dapat mengganti volume darah yang hilang
Maternitas I
2#
akiba perdarahan.
g. 1olaborasi pemberian tran(usi darah bila 6b rendah
&asional 2 tran(usi darah mengganti komponen darah yang hilang akibat
perdarahan.
2. -esik! tinggi terja%in/a fetal %istres *er1u*ungan %engan "erfusi %ara1 ke
"la5enta *erkurang.
- 0ujuan 2 tidak terjadi (etal distress
- 1riteria hasil 2 +DD normal terdengar, bisa berkoordinasi, adanya pergerakan
bayi, bayi lahir selamat.
- #ntervensi
a. Delaskan resiko terjadinya dister janin kematian janin pada ibu
&asional 2 kooperati( pada tindakan
b. 6indari tidur terlentang dan anjurkan tidur ke posisi kiri.
&asional 2 tekanan uterus pada vena cava aliran darah kejantung menurun
sehingga terjadi per(usi jaringan.
c. ;bservasi tekanan darah dan nadi klien.
&asional 2 penurunan dan peningkatan denyut nadi terjadi pad sindroma
vena cava sehingga klien harus di monitor secara teliti.
d. ;servasi perubahan (rekuensi dan pola +D janin.
&asional 2 penurunan (rekuensi plasenta mengurangi kadar oksigen dalam
janin sehingga menyebabkan perubahan (rekuensi jantung
janin.
e. Berikan ;* 10 I 1* liter dengan masker jika terjadi tanda-tanda (etal
distress
&asional 2 meningkat oksigen pada janin
Maternitas I
2(
3. 8angguan rasa n/a)an n/eri *er1u*ungan %engan k!ntraksi uteres
%itan%ai terja%i %istrensi uterus? n/eri tekan uterus.
- 0ujuan 2 klien dapat beradaptasi dengan nyeri
- 1riteria hasil 2
a. 1lien dapat melakukan tindakan untuk mengurangi nyeri.
b. 1lien kooperati( dengan tindakan yang dilakukan.
- #ntervensi
a. Delaskan penyebab nyeri pada klien.
&asional 2 dengan mengetahui penyebab nyeri, klien kooperati( terhadap
tindakan
b. 1aji tingkat nyeri
&asional 2 menentukan tindakan kepera/atan selanjutnya.
c. Bantu dan ajarkan tindakan untuk mengurangi rasa nyeri.
- 0arik na(as panjang "dalam' melalui hidung dan meng-hembuskan
pelan-pelan melalui mulut.
&asional 2 dapat mengalihkan perhatian klien pada nyeri yang dirasakan.
- 9emberikan posisi yang nyaman "miring kekiri kanan'
&asional 2 posisi miring mencegah penekanan pada vena cava.
- Berikan masage pada perut dan penekanan pada punggung
&asional 2 memberi dukungan mental.
d. 3ibatkan suami dan keluarga
&asional 2 memberi dukungan mental
. 8angguan "sik!l!gis <5e)as= *er1u*ungan %engan kea%aan /ang %iala)i
- 0ujuan 2 klien tidak cemas dan dapat mengerti tentang keadaannya.
Maternitas I
2+
- 1riteria hasil 2 penderita tidak cemas, penderita tenang, klie tidak gelisah.
- #ntervensi
a. 8njurkan klilen untuk mengemukakan hal-hal yang dicemaskan.
&asional 2 dengan mengungkapkan perasaannyaaka mengurangi beban
pikiran.
b. 8jak klien mendengarkan denyut jantung janin
&asional 2 mengurangi kecemasan klien tentag kondisi janin.
c. Beri penjelasan tentang kondisi janin
&asional 2 mengurangi kecemasan tentang kondisi keadaan janin.
d. Beri in(ormasi tentang kondisi klien.
&asional 2 mengembalikan kepercayaan dan klien.
e. 8njurkan untuk manghadirkan orang-orang terdekat
&asional 2 dapat memberi rasa aman dan nyaman bagi klien
(. 8njurkan klien untuk berdoJa kepada tuhan
&asional 2 dapat meningkatkan keyakinan kepada 0uhan tentang kondisi
yang dilami.
g. 9enjelaskan tujuan dan tindakan yang akan diberikan
&asional 2 penderita kooperati(.
#. P!tensial terja%in/a 1/"!'!le)ik s/!k *er1u*ungan %engan "er%ara1an
- 0ujuan 2 syok hipovolemik tidak terjadi
- 1riteria hasil 2
a. Perdarahan berkurang
b. 0anda-tanda vital normal
c. 1esadaran kompos metit
- #ntervensi
a. 1aji perdarahan setiap 15 I 70 menit
&asional 2 mengetahui adanya gejala syok sedini mungkin.
b. monitor tekanan darah, nadi, perna(asan setiap 15 menit, bila normal
observasi dilakukan setiap 70 menit.
Maternitas I
2,
&asional 2 mengetahui keadaan pasien
c. 8/asi adanya tanda-tanda syok, pucat, menguap terus keringat dingin,
kepala pusing.
&asional 2 menentkan intervensi selanjutnya dan mencegah syok sedini
mungkin
d. 1aji konsistensi abdomen dan tinggi (undur uteri.
&asional 2 mengetahui perdarahan yang tersembunyi
e. >atat intake dan output
&asional 2 produksi urine yang kurang dari 70 mljam merupakan penurunan
(ungsi ginjal.
(. Berikan cairan sesuai dengan program terapi
&asional 2 mempertahanka volume cairan sehingga sirkulasi bisa adekuat
dan sebagian persiapan bila diperlukan trans(usi darah.
g. Pemeriksaan laboratorium hematkrit dan hemoglobin
&asional 2 menentukan intervensi selanjutnya
!. 6urang "engeta1uan klien tentang kea%aan "at!l!gi /ang %iala)in/a
*er1u*ungan %engan kurangn/a inf!r)asi
- 0ujuan 2 penderita dapat mengerti tentang penyakitnya.
- 1riteria hasil 2 dapat menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan penyakitnya.
- #ntervensi
a. 1aji tingkat pengetahuan penderita tentang keadaanya
&asional 2 menentukan intervensi kepera/atan selanjutnya.
b. Berikan penjelasan tentang kehamilan dan tindakan yang akan dilakukan.
1' Pengetahua tentang perdarahan antepartum.
*' Penyebab
7' 0anda dan gejala
4' 8kibat perdarahan terhadap ibu dan janin
5' 0indakan yang mungkin dilakukan
&asional 2 penderita mengerti dan menerima keadaannya serta pederita
menjadi kooperati(.
Maternitas I
20
D. E'aluasi
Fvaluasi respon klien terhadap asuhan yang diberikan dan pencapaian hasil yang
diharapkan "yang dikembangkan dalam (ase perencanaan dan di dokumentasikan dalam
rencana kepera/atan' adalah tahap akhir dari proses kepera/atan. .ase evaluasi perlu
untuk menentukan seberapa baik rencana asuhan tersebut berjalan dan bagaimanan
selama proses terus menerus. &evisi rencana kepera/atan adalah komponen penting
dalam evaluasi. Pengkajian ulang adalah proses evaluasi terus menerus yang terjadi tidak
hanya hasil yang diharapkan terjadi pada klien di tinjau ulang atau bila keputusan
dibutuhkan apakah klien siap atau tidak untuk pulang. "+oengos, *001215'. Fvaluasi
adalah proses berkelanjutan. Pera/at dapat mengasumsikan pera/atan tersebut telah
e(ekti( saat hasil yang diharapkan untuk pera/atan dapat terjadi. "Aong, *00*27!!'.
Maternitas I
37
BAB I@
PENUTUP
A. 6esi)"ulan
)olusio plasenta atau disebut abruption placenta ablasia placenta adalah separasi
prematur plasenta dengan implantasi normalnya di uterus "korpus uteri' dalam masa
kehamilan lebih dari *0 minggu dan sebelum janin lahir. +alam plasenta terdapat banyak
pembuluh darah yang memungkinkan pengantaran ,at nutrisi dari ibu kejanin, jika plasenta
ini terlepas dari implantasi normalnya dalam masa kehamilan maka akan mengakibatkan
perdarahan yang hebat.
Perdarahan pada solusio plasenta sebenarnya lebih berbahaya daripada plasenta previa
oleh karena pada kejadian tertentu perdarahan yang tampak keluar melalui vagina hampir
tidak ada tidak sebanding dengan perdarahan yang berlangsung internal yang sangat banyak
pemandangan yang menipu inilah yang sebenarnya yang membuat solusio plasenta lebih
berbahaya karena dalam keadaan demikian seringkali perkiraan jumlah, darah yang telah
keluar sukar diperhitungkan, padahal janin telah mati dan ibu berada dalam keadaan syok.
Penyebab solusio plasenta tidak diketahui dengan pasti, tetapi pada kasus-kasus berat
didapatkan korelasi dengan penyakit hipertensi vaskular menahun, 15,5- disertai pula oleh
Maternitas I
31
pre eklampsia. .aktor lain diduga turut berperan sebagai penyebab terjadinya solusio plasenta
adalah tingginya tingkat paritas dan makin bertambahnya usia ibu.
%ejala dan tanda solusio plasenta sangat beragam, sehingga sulit menegakkan
diagnosisnya dengan cepat. +ari kasus solusio plasenta didiagnosis dengan persalinan
prematur idopatik, sampai kemudian terjadi ga/at janin, perdrhan hebat, kontraksi uterus
yang hebat, hipertomi uterus yang menetap. %ejala-gejala ini dapat ditemukan sebagai gejala
tunggal tetapi lebih sering berupa gejala kombinasi.
B. Saran
1. +iharapkan pera/at serta tenaga kesehatan lainnya mampu memahami dan mendalami
dari solution plasenta.
*. Pera/at serta tenaga kesehatan lainnya mampu meminimalkan (actor risiko dari solution
plasenta demi mempertahankan dan meningkatkan status derajat kesehatan ibu dan anak.
7. #nstitusi kesehatan terkait dapat menyediakan dan mempersiapkan sarana dan prasarana
yang dibutuhkan dalm kejadian-kejadian abnormalitas ibu terkait dengan kehamilan dan
persalinan.
4. 9asyarakat mampu dan mau mempelajari keadaan abnormal yang terjadi pada mereka
sehingga para tenaga kesehatan dapat memberikan tindakan secara dini dan mampu
mengurangi jumlah mortalitas padaibu dan janin.
5. Pemerintah mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang dapat mendukung peningkatan
derajat kesehatan masyarakat.
!. 9ahasis/a dengan latar belakang medis sebagai calon tenaga kesehatan mampu
menguasai baik secara teori maupun skil untuk dapat diterapkan pada masyarakat secara
menyeluruh.
Maternitas I
32
DA$TA- PUSTA6A
"Sastra winata sulaiman Dkk,Obsterti Ilmu Kesehatan Reproduksi ,edisi 2, Penerbit Buku
Kedokteran EGC,2! hal"#$%
&'an(oer )ri** dkk,Kapita selekta kedokteran edisi II, (ilid I penerbit 'edia )es+ulapius
,K-I 2$ hal"2.#%"
"Sastra winata sulaiman Dkk,Obsterti ilmu kesehatan reproduksi edisi II penerbit buku
kedokteran EGC,2! hal"#2%
&'an(oer )ri** dkk,Kapita selekta kedokteran edisi II, (ilid I penerbit 'edia )es+ulapius
,K-I 2$ hal"2.#%"
"Sastra winata sulaiman Dkk,Obsterti ilmu kesehatan reproduksi edisi II penerbit buku
kedokteran EGC,2! hal"#2%
&'an(oer )ri** dkk,Kapita selekta kedokteran edisi II, (ilid I penerbit 'edia )es+ulapius
,K-I 2$ hal"2.#%"
"'o+htar rustam,sinobsis obstetri 5ilid I, edisi II EGC6$##7,hal278327.%
&'an(oer )ri** dkk,Kapita selekta kedokteran edisi II, (ilid I penerbit 'edia )es+ulapius
,K-I 2$ hal"27327$%"
Maternitas I

Anda mungkin juga menyukai