Anda di halaman 1dari 5

Made Putri irmyani (1304105014)

SOAL :
1. Sebuah Bangunan 2 lantai menggunakan 12 kolom tiap lantainya dibuat kolom beton bertulang
ukuran 15 x 15 cm, tinggi 3 M. Tiap 1 M beton bertulang membutuhkan tulangan 137,5 Kg.
Hitunglah kebutuhan tulangan untuk kolom seluruhnya !
2. Jelaskan apa yang terjadi abila suatu beban vertikal bekerja pada balok yang terletak di atas dua
tumpuan atau pada balok kantilever!
3. Sebut dan jelaskan hal-hal yang harus dipertimbangan dalam merencanakan perkerasan jalan!
4. Tangki dengan ukuran: panjang = 4m, lebar = 2m, tinggi = 2m, diisi air sedalam 1,5 meter.
- hitung distribusi tekanan pada dinding tangki
- hitung gaya yang bekerja pada dinding arah panjang dan lebar, serta dasar tangki.
5. Bagaimana pendapat anda mengenai bahan material ramah lingkungan ? jelaskan!
6. Bagaimana solusi anda jika muncul masalah mengenai jalan penghubung antar kota yang sempit
dan terdapat pemukiman penduduk disekitarnya ?
7. Apa sajakah satuan volume lalu lintas yang umum dipergunakan sehubungan dengan penentuan
jumlah dan lebar lajur ? jelaskan!
8. Apa yang anda ketahui tentang permasalahan drainase perkotaan ?
9. Dibuka suatu jalan baru sepanjang 3km dengan lebar 5m. Kondisi jalan merupakan jalan baru
yang banyak ditumbuhi pepohonan dan semak belukar. Direncanakan jalan tersebut
menggunakan perkerasan lapen (lapisan penetrasi) makadam untuk surface course (
5cm). Lapisan pondasi atas menggunakan agregat kelas A setebal 20cm. Sedangkan lapisan
pondasi bawah menggunakan agregat kelas C setebal 35 cm. Hitung volume galian pekerjaan
10. Dilakukan uji batas susut pada suatu tanah dimana mineral lempung yang paling dominan
dikandungnya adalah Illite. Hasil pengujian yang didapat adalah :
m
1
= 44,6 gr Vi = 16,2 cm
3

m
2
= 32,8 gr V
f
= 10,8 cm
3

Hitunglah batas susut tanah tersebut.







JAWABAN :

1. 1 lantai 12 kolom

Volume 1 kolom,
V = 0.15*0.15*3 (m^3)

Total volume,
Vt = V*jumlah lantai kali*jumlah kolom per lantai
Vt = 0.15*0.15*3*2*12 (m^3)

Berat kebutuhan tulangan
M = Vt*137.5 kg/m^3
M = 0.15*0.15*3*2*12*137.5
M = 222,750 kg (E)
2. Bila sebatang balok kantilever dibebani dengan beban vertical P pada ujungnya, maka akan
menimbulkan lenturan pada balok tersebut, lentur ini menyebabkan terjadinya perubahan bentuk
berupa lendutan, yang kemudian mengakibatkan timbulnya tegangan pada penampang balok
tersebut, dimana lapisan bagian atas dari penampang balok akan mengalami tegangan tarik,
sedangkan pada bagian bawah balok akan mengalami tegangaan tekan.
3. a. Lalu lintas
-Kenyataan hasil perhitungan lalu lintas (traficcounts) yang di catat oleh petugas jembatan
timbang.
- Perkembangan lalu lintas sesuia dengan kondisi dan pontensi social ekonomi daerah yang
bersangkutan.
-Long range planning yaitu perencanaan jangka panjang.
b. Umur rencana
Umur rencana perkerasan jalan ditentukan tidak terlepas dari pertimbngan2 lalu lintas nilai
ekonomis dari jalan yang bersangkutan, agar segala sesuartu menjadi seimbang baik kegunaan
dan pembiyaan.
c. Tanah dasar dan matrial
Tanah dasar dan matrial yang akan menjadi bagian dari kontruksi perkerasaan, besarnya
rencana didasarkan pada hasil dari penilaaian survey, dan penelitian di laboratorium.
d. Pemeliharaan
- Perbaikan drainase agar tetap lancer
- Pemeliharaan permukaan jalan agar tetap stabil
- Pemeliharaan permukaan jalan dengan menambah lapisan haus,lapisan perata.
- Menutup lobang lobang stempat.
4. Penyelesaian:
Distribusi tekanan dihitung dengan p = .g.h
Distribusi tekanan dihitung pada kedalaman:
h = 0,5m P0,5 = 100x9,81x0,5 = 4,905KN /m2 (SI )
= 4,905/9,81 = 0,5t /m2 (MKS)
h = 1,0m P1,0 = 1000x9,81x1.0 = 9,810KN /m2 (SI )
= 9,81/9,81 = 1,0t /m2 (MKS)
h = 1,5m P1,5 = 1000x9,81x1.5 = 14,715KN /m2 (SI )
= 14,715/9,81 = 1,5t /m2 (MKS)
Distribusi Tekanan di dasar merata :
P = 1000 x 9,81 x 1,5 = 14,715 KN/m2 = 14,715 / 9,81 = 1,5 t/m2
5. Pemanfaatan material bekas atau sisa untuk bahan renovasi bangunan juga dapat menghasilkan
bangunan yang indah dan fungsional. Kusen, daun pintu atau jendela, kaca, teraso, hingga tangga
dan pagar besi bekas masih bisa dirapikan, diberi sentuhan baru, dan dipakai ulang yang dapat
memberikan suasana baru pada bangunan. Lebih murah dan tetap kuat.
Material ramah lingkungan memiliki kriteria sebagai berikut;
a. tidak beracun, sebelum maupun sesudah digunakan
b. dalam proses pembuatannya tidak memproduksi zat-zat berbahaya bagi lingkungan
c. dapat menghubungkan kita dengan alam, dalam arti kita makin dekat dengan alam karena
kesan alami dari material tersebut (misalnya bata mengingatkan kita pada tanah, kayu pada
pepohonan)
d. bisa didapatkan dengan mudah dan dekat (tidak memerlukan ongkos atau proses
memindahkan yang besar, karena menghemat energi BBM untuk memindahkan material
tersebut ke lokasi pembangunan)
e. bahan material yang dapat terurai dengan mudah secara alami
Material yang ramah lingkungan menurut kriteria diatas misalnya; batu bata, semen, batu alam,
keramik lokal, kayu, dan sebagainya. Ramah lingkungan atau tidaknya material bisa diukur dari
kriteria tersebut atau dari salah satu kriteria saja, seperti kayu yang makin sulit didapat, tapi bila
dipakai dengan hemat dan benar bisa membuat kita merasa makin dekat dengan alam karena
mengingatkan kita pada tumbuh-tumbuhan.
Contoh : Untuk kerangka bangunan utama dan atap, kini material kayu sudah mulai digantikan
material baja ringan. Kusen jendela dan pintu juga sudah mulai menggunakan bahan aluminium
sebagai generasi bahan bangunan masa datang.
6. Kita bisa membuatkan jalan baru di area tersebut dimana system yang digunakan
adalah system jalan satu arah dengan jalan terdekat agar kelancarannya juga dapat
dipertahankan.
7. a. Lalu lintas harian rata rata
Lalu lintas harian rata rata adalah volume lalu lintas rata-ratadalam satu hari. Dari cara
memperoleh data tersebut dikenal 2 jenis Lalu lintas Harian Rata-rata Tahunan
(LHRT) dan Lalu lintas Harian Rata-rata (LHR).
L H R T a d a l a h j u m l a h l a l u l i n t a s k e n d a r a n n r a t a -
r a t a y a n g me l ewat i s at u j al ur j al an s el ama 24 j a m da n di per ol e h
dar i data selama satu tahun penuh.LHRT= Jumlah lalu lintas dalam 1 tahun
b. Lalu lintas harian rata-rata (LHR)
Untuk dapat menghitung LHRT haruslah tersedia data jumlah
k e n d a r a a n y a n g t e r u s m e n e r u s s e l a m a 1 t a h u n p e n u
h . Me ngi ngat a kan bi a ya yang di per l uka n dan me mbandi ngkandenga n
ket el i t i an yang di capai s er t a t a k s e mua t e mpat di Indonesia mempunyai
data volume lalu lintas selama 1 tahun,ma k a u n t u k k o n d i s i t e r s e b u t
d a p a t p u l a d i p e r g u n a k a n s a t u a n Lalu lintas Harian Rata-rata (LHR) LHR
adalah hasil bagi jumlah kendaran yang diperolehLHR = jumlah lalu lintas selama
pengamatan Lamanya Pengamatan Data LHR ini cukup teliti jika
c. Volume jam perencanaan (VJP)
L H R d a n L H R T a d a l a h v o l u m e l a l u l i n t a s d a l a m s a t u hari,
merupakan volume harian , sehingga nilai LHR dan LHRT itu tak dapat
memberikan gambaran perubahan perubahan
ya ng t er j adi pa da ber ba gai j a m dal a m har i , ya ng ni l ai nya
dapat ber var i as i a nt ar a 0- 100 % LHR. Ol e h ka r ena i t u t a k dapat langsung
dipergunakan dalam perencanaan geometric. Arus lalu lintas bervariasi dari jam ke
jam berikutnya dalam satu hari ,maka sangat cocoklah jika volume lalu lintas dalam 1
jam dipergunakan untuk perencanaan dinamakan Volume Jam Perencanaan (VJP)
8. Akar permasalahan banjir di perkotaan berawal dari pertambahan penduduk yang sangat cepat
akibat urbanisasi (baik migrasi musiman maupun permanen). Pertambahan penduduk yang tidak
diimbangi dengan penyediaan prasarana dan sarana perkotaan yang memadai mengakibatkan
pemanfaatan lahan perkotaan menjadi semrawut. Pemanfaatan lahan yang tidak tertib inilah
yang menyebabkan persoalan drainase di perkotaan menjadi sangat kompleks. Hal ini
barangkali juga disebabkan oleh tingkat kesadaran masyarakat yang masih rendah dan tidak
peduli terhadap permasalahan yang dihadapi oleh kota. Permasalahan lain yang dihadapi dalam
pembangunan drainse adalah lemahnya koordinasi dan sinkronisasi dengan komponen
infrastruktur yang lain. Sehingga sering dijumpai tiang listrik di tengah saluran drainase dan
pipa air bersih (PDAM) memotong saluran pada penampang basahnya. Sering juga dihadapi
penggalian saluran drainase dengan tak sengaja merusak prasarana yang telah lebih dulu
tertanam dalam tanah karena tidak adanya informasi yang akurat, arsip/dokumen tidak ada, atau
perencanaan dan pematokan di lapangan tidak melibatkan instansi pengendali tata ruang.
9. Perhitungan volume tiap pekrjaan
Volume galian tanah = 0,55 X 5 X 3000 = 8250 m
3

Volume lapisan pondasi bawah agregat kelas A 0,35 X 5 X 3000 = 5250m
3

Volume lapisan pondasi atas agregat kelas C 0,20 X 5 X 3000 = 3000m
3

Volume lapisan permukaan macadam 0,5 X 5 X 3000 = 7500m
3

Total volume galian = 1,2 x volume tanah terurai
= 1,2 ( 8250+5250+3000+7500)
= 109.800m
3

10. Penyelesaian :
( )
( )
i f w
1 2
2 2
V - V
m - m
SL = x 100 - x 100
m m
Dengan memasukkan data uji ke dalam persamaan, didapat :
16,2 - 10,8 x 1
44,6 - 32,8
SL = x 100 - x 100
32, 8 32, 8
= 35,97 - 16,46 = 19
( | |
| (
\ .
(
| |
( |
\ .

,50

Anda mungkin juga menyukai