Anda di halaman 1dari 27

PIT DAN FISSURE SEALANT

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu kedokteran gigi anak, salah satu yang dipelajari adalah tentang suatu
metode pencegahan terhadap terjadinya karies pada gigi anak. Berbagai tindakan
pencegahan terjadinya karies telah diupayakan melalui fluoridasi air minum,
topikal aplikasi fluor pada fase perkembangan enamel, dan program kontrol plak
bagi masing-masing individu. Hal ini tidak terbukti efektif mengurangi insiden
karies pada pit dan fisura yang merupakan bagian yang rentan karies, karena
bentukan anatomisnya yang menyempit (Robert .!raig" #$%$" &'(.
)emberian fluor secara topikal dan sistemik, tidak banyak berpengaruh
terhadap insidensi pada karies pit dan fisura. Hal ini karena pit dan fisura
merupakan daerah cekungan yang terlindung (ambar %(. *ondisi ini mendukung
terjadinya proses karies. +luor yang telah diberikan tidak cukup kuat untuk
mencegah karies. Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukanlah suatu cara
preventif yang ditujukan khusus untuk mencegah karies pada daerah ini melalui
teknik fissure sealant (R., -ndla., #$$&" /'(.
+issure sealant merupakan bahan yang diletakkan pada pit dan fisura gigi
yang bertujuan untuk mencegah proses karies gigi (,.H. 0unn et al, &111(. Bentuk
pit dan fisura beragam, akan tetapi bentuk umumnya adalah sempit, melipat dan
tidak teratur. Bakteri dan sisa makanan menumpuk di daerah tersebut. 2aliva dan
alat pembersih mekanis sulit menjangkaunya. 3engan diberikannya bahan
penutup pit dan fisura pada a.al erupsi gigi, diharapkan dapat mencegah bakteri
sisa makanan berada dalam pit dan fisura (2ari *ervanto, &11$" #&(.
4ujuan utama diberikannya sealant adalah agar terjadinya penetrasi bahan
ke dalam pit dan fisura serta berpolimerisai dan menutup daerah tersebut dari
bakteri dan debris (*enneth , -nusavice, &115" &61-&6#(. Bahan sealant ideal
mempunyai kemampuan retensi yang tahan lama, kelarutan terhadap cairan mulut
rendah, biokompatibel dengan jaringan rongga mulut, dsn mudah diaplikasikan
(3onna 7esser, &11#(.
#
3ua bahan sealant yang sering digunakan adalah sealant berbasis resin dan
sealant semen ionomer kaca (2I*(. Bahan sealant berbasis resin dapat melakukan
polimerisasi secara autopolimerisasi dan fotopolimerisasi. 2edangkan sealant 2I*
yang sering digunakan bersifat autopolimerisasi (2ari *ervanto, &11$" &1(.
2ealant berbasis resin bertahan lebih lama dan kuat karena memiliki
kemampuan penetrasi yang lebih bagus. Hal ini karena adanya proses etsa pada
enamel gigi yang menghasilkan kontak yang lebih baik antara bahan resin dengan
permukaan enamel (8ahadevan anesh, &11%(.
9tsa menghilangkan mineral enamel gigi dan menghasilkan resin tag dan
secara klinis nampak lebih putih dan pudar. Bahan sealant yang diberikan pada
area yang dietsa akan berpenetrasi ke dalam resin tag. Hal ini dapat meningkatkan
retensi mekanis bahan sealant dengan permukaan enamel gigi (!arline )aarmann,
#$$#"#:(.
2ealant ionomer kaca memiliki kemampuan mencegah karies yang hampir
sama dengan sealant berbasis resin. 8anipulasi sealant semen ionomer kaca lebih
mudah, dan tidak diperlukan tahapan pengetsaan pada permukaan gigi
(2ubramaniam, &11'(.
Berbeda dengan sealant berbasis resin, bahan sealant semen ionomer kaca
melakukan interaksi khusus dengan enamel gigi dengan melepaskan kalsium,
strontium dan ion fluor yang bersifat kariostatik dan mengurangi perkembangan
karies pada daerah yang diberi sealant (7aurence ,. ;alsh, &116(.
Berdasarkan uraian di atas, maka dalam makalah ini akan dibahas tentang
perbandingan fissure sealant berbasis resin dengan sealant semen ionomer kaca
sebagai bahan penutup pit dan fisura pada permukaan gigi posterior.
&
1.2 Masalah
Bagaimanakah perbandingan kemampuan retensi sealant berbasis resin
dengan sealant semen ionomer kaca sebagai bahan penutup pit dan fisura<
1.3 Tuuan
8emberikan informasi tentang perbandingan kemampuan retensi sealant
berbasis resin dengan sealant semen ionomer kaca sebagai bahan penutup pit dan
fisura.
1.! Man"aat
2eorang dokter gigi mampu menentukan pilihan aplikasi bahan sealant
baik berbasis resin maupun berbasis semen ionomer kaca sesuai indikasinya
sebagai bahan penutup pit dan fisura.
:
II. TIN#AUAN PUSTA$A
2.1 P%t &an F%sura
)it adalah titik terdalam berada pada pertemuan antar beberapa groove
atau akhir dari groove. Istilah pit sering berkaitan dengan fisura. +isura adalah
garis berupa celah yang dalam pada permukaan gigi (Russel !.;heeler, #$%5(.
8acam pit dan fisura bervariasi bentuk dan kedalamannya, dapat berupa tipe =
(terbuka cukup lebar(> tipe ? (terbuka, namun sempit(> tipe I (bentuk seperti leher
botol(.
Bentuk pit dan fisura bentuk = cenderung dangkal, lebar sehingga mudah
dibersihkan dan lebih tahan karies. 2edangkan bentuk pit dan fisura bentuk ? atau
I cenderung dalam, sempit dan berkelok sehingga lebih rentan karies. Bentukan
ini mengakibatkan penumpukan plak, mikroorganisme dan debris.
8orfologi permukaan oklusal gigi bervariasi berbagai individu. )ada
umumnya bentuk oklusal pada premolar nampak dengan tiga atau empat pit. )ada
molar biasanya terdapat sepuluh pit terpisah dengan fisura tambahan (8. ,ohn
hick dalam ,.R )inkham, #$$5" 5/5(.
2.2 H%st'(at'l'g% $ar%es (a&a P%t &an F%sura
)ermukaan oklusal gigi posterior merupakan daerah yang paling ra.an
untuk terjadinya karies. Bentuk anatiomis gigi ini yang memungkinkan terjadinya
retensi dan maturasi plak. -ktivitas bakteri dalam plak berakibat terjadinya
fluktuasi pH. *ondisi naiknya pH memberikan keuntungan terjadinya
penambahan mineral (remineralisasi( gigi, sedangkan turunnya pH akan berakibat
hilangnya mineral gigi. *ehilangan mineral ini merupakan suatu proses
demineralisasi jaringan keras yang menjadi tanda dan gejala sebuah penyakit (2ari
*ervanto, &11$" $(.
ejala dini suatu karies enamel yang terlihat secra makroskopik adalah
berupa bercak putih. Bercak ini memiliki .arna yang tampak sangat berbeda
dengan enamel sekitarnya yang masih sehat. *adang-kadang lesi akan tampak
ber.arna coklat disebabkan oleh materi di sekelilingnya yang terserap ke dalam
5
pori-porinya. Baik bercak putih maupun bercak coklat bisa bertahan tahunan
lamanya (9d.ina -.8. *idd, #$$&"#$(.
Istilah karies fisura menggambarkan adanya karies pada pit dan fisura.
*aries bera.al dari dinding-dinding fisura. *aries ini membesar ukurannya dan
menyatu pada dasar fisura. *aries enamel akan melebar kearah dentin diba.ahnya
sesuai dengan arah prisma enamelnya. -rah perkembangan karies ke lateral
sehingga terbentuk karies yang menggaung (9d.ina -.8. *idd, #$$&"&/(.
-.al pembentukan karies dimulai dari fisura, yaitu bagian terdalam dan
bagian paling dasar dari permukaan gigi. *emudian karies berlanjut ke arah
lateral dinding fisura dan lereng cusp (8. ,ohn hick dalam ,.R )inkham, #$$5"
5/5(.
9namel pada dasar fisura merupakan daerah yang terkena karies paling
a.al, karies akan menyebar sepanjang enamel, kemudian karies berlanjut hingga
dentinoenamel junction. Bila dentin terkena karies, maka perkembangan karies
menjadi lebih cepat dibandingkan saat enamel terkena lesi. )ada kavitas fisura
terjadi kehilangan mineral dan struktur pendukung dari enamel dan dentin,
sehingga secara klinis nampak karies (8. ,ohn Hick dalam ,.R )inkham, #$$5"
5//(.
*aries secara histologi dibagi dalam @ona-@ona berdasarkan pemeriksaan
dengan mikroskop cahaya,
Aone #" Aona 4ranslusen
Aona ini tidak terlihat disemua lesi, tetapi jika ada akan terletak pada
bagian depan dan merupakan daerah perubahan a.al dari gambaran normal. Aona
ini tampak tidak berstruktur, translusen berbatasan dengan @ona gelap di daerah
permukaan dan enamel normal di ba.ahnya. 3ibandingkan dengan enamel
normal, @one ini lebih porus dikarenakan proses demineralisasi.
Aona &" Aona elap
Aona gelap merupakan daerah kedua dari perubahan email normal berada
tepat di atas @ona translusen. Aona gelap lebih porus daripada @ona translusen.
)ada @ona gelap ini terdapat pori-pori kecil. )ori-pori ini merupakan daerah
penyembuhan temapat mineral telah didepositkan kembali.
/
Aona :" Badan 7esi
Aona ini merupakan daerah yang terbesar. Aona ini terletak di atas @ona
gelap dan di bagian dalam permukaan karies. 3aerah ini ber.arna lebih gelap
karena adanya molekul air yang memasuki pori-pori jaringan dimana indeks
refraksi air berbeda dengan enamel. ?olume pori-pori area ini sekitar /B di
pinggir dan makin membesar ke pusatnya hingga &/B.
Aona 5" Aona )ermukaan
Aona ini terlihat paling jelas. ?olume pori-pori @ona permukaan ini
berkisar #B tapi jika karies terus berkembang maka area ini akhirnya akan hancur
dan terbentuklah kavitas. 7apisan permukaan yang relatif tidak terserang ini
berhubungan dengan sifat-sifat enamel yang mempunyai derajat remineralisasi
tinggi, kandungan fluor yang banyak, dan kemungkinan jumlah protein yang tidak
larut lebih besar disbanding dengan lapisan di ba.ahnya (9d.ina -.8. *idd,
#$$&"&#-5(.
2etelah enamel terkena karies, diperlukan .aktu sekitar :-5 tahun karies
berkembang hingga mencapai dentin. )erkembangan karies secara klinis
terdeteksi tergantung hilangnya ketebalan enamel dan bentukan morfologis pit dan
fisura (8. ,ohn Hick dalam ,.R )inkham, #$$5" 5/6(.
2.3 Pera)atan P%t &an F%sura
8enurut 8. ,ohn Hick (dalam ,.R )inkham, #$$5" 5/6(, sejumlah pilihan
pera.atan bagi para dokter gigi dalam mera.at pit dan fisura, meliputi"
a. 8elalui pengamatan (observasi(, menjaga oral higiene, dan pemberian
fluor
b. )emberian sealant
=paya pencegahan terjadinya karies permukaan gigi telah dilakukan
melalui fluoridasi air minum, aplikasi topikal fluor selama perkembangan enamel,
dan program plak kontrol. 0amun tindakan ini tidak sepenuhnya efektif
menurunkan insiden karies pada pit dan fisura, dikarenakan adanya sisi anatomi
gigi yang sempit (Robert .!raig"#$%$" &$(.
6
)emberian fluor secara topikal dan sistemik, tidak banyak berpengaruh
terhadap insidensi karies pit dan fisura. Hal ini karena pit dan fisura merupakan
daerah cekungan yang dalam dan sempit. +luor yang telah diberikan tidak cukup
kuat untuk mencegah karies. (R., -ndla., #$$&" /'(. )emberian fluor ini terbukti
efektif bila diberikan pada permukaan gigi yang halus, dengan pit dan fisura
minimal (8. ,ohn Hick dalam ,.R )inkham, #$$5" 5//(.
=paya lain dalam pencegahan karies pit dan fisura telah dilakukan pada
ujicoba klinis pada tahun #$6/ melalui penggunaan sealant pada pit dan fisura.
4ujuan sealant pada pit dan fisura adalah agar sealant berpenetrasi dan menutup
semua celah, pit dan fisura pada permukaan oklusal baik gigi sulung maupun
permanent. -rea tersebut diduga menjadi tempat a.al terjadinya karies dan sulit
dilakukan pembersihan secara mekanis (Robert .!raig "#$%$" &$(.
Indikasi pemberian sealant pada pit dan fisura adalah sebagai berikut"
a. 3alam, pit dan fisura retentif
b. )it dan fisura dengan dekalsifikasi minimal
c. *aries pada pit dan fisura atau restorasi pada gigi sulung atau permanen
lainnya
d. 4idak adanya karies interproCimal
e. 8emungkinkan isolasi adekuat terhadap kontaminasi saliva
f. =mur gigi erupsi kurang dari 5 tahun.
2edangkan kontraindikasi pemberian sealant pada pit dan fisura adalah
a. 2elf cleansing yang baik pada pit dan fisura
b. 4erdapat tanda klinis maupun radiografis adanya karies interproCimal yang
memerlukan pera.atan
c. Banyaknya karies interproCimal dan restorasi
d. igi erupsi hanya sebagian dan tidak memungkinkan isolasi dari
kontaminasi saliva
e. =mur erupsi gigi lebih dari 5 tahun.
(8. ,ohn Hick dalam ,.R )inkham, #$$5" 5/$-6#(
)ertimbangan lain dalam pemberian sealant juga sebaiknya diperhatikan.
=mur anak berkaitan dengan .aktu a.al erupsi gigi-gigi tersebut. =mur :-5
%
tahun merupakan .aktu yang berharga untuk pemberian sealant pada geligi susu>
umur 6-% tahun merupakan saat erupsi gigi permanen molar pertama> umur ##-#:
tahun merupakan saatnya molar kedua dan premolar erupsi. 2ealant segera dapat
diletakkan pada gigi tersebut secepatnya. 2ealant juga seharusnya diberikan pada
gigi de.asa bila terbukti banyak konsumsi gula berlebih atau karena efek obat dan
radiasi yang mengakibatkan Cerostomia (0orman D. Harris, #$$$" &5/-6(.
2.! Etsa Asa*
2ejak tahun #$/1-an sejumlah laboratorium dan klinik mempelajari tipe
asam, konsentrasi asam, dan lama pengetsaan yang bisa memberikan perlekatan
optimal bahan bonding dengan kehilangan minimal pada permukaan enamel.
-sam fosfor dengan konsentrasi :/-51B dengan aplikasi selama #/-&1 detik
untuk gigi permanen dan gigi sulung telah memberikan perlekatan yang bagus,
dengan kehilangan minimal pada permukaan enamel.
9tsa asam pada permukaan enamel menghasilkan sejumlah porositas.
3engan adanya porositas ini, maka bahan sealant masuk ke dalam porositas yang
telah dibuat. 3engan demikian terjadi retensi mekanis antara enamel yang dietsa
dengan bahan sealant (8. ,ohn hick dalam ,.R )inkham, #$$5" 5%1(.
-plikasi asam fosfor selama satu menit menghilangkan kira-kira #1
milimikron email permukaan dan etsa permukaan diba.ahnya sampai kedalaman
&1 milimikron. 9tsa menghasilkan kedalaman &1 milimikron. 9tsa menghasilkan
lapisan porus sehingga resin dapat mengalir masuk> porositas ini memberikan
permukaan retensi mekanis yang sangat baik (R., -ndla., #$$&" /'(.
8enurut !arline )aarmann (#$$#(, pemberian etsa asam fosfor selama
satu menit dapat menghilangkan mineral permukaan gigi dengan kedalaman #/-&/
milimikron. 3an secara klinis .arna nampak pudar, putih seperti kapur atau
seperti .arna es. Hasil etsa berupa resin tag yang berperan penting dalam retensi
dan keberhasilan aplikasi sealant.
4ahapan penting dalam aplikasi sealant adalah pada saat pengetsaan
dilakukan. Bila saliva dibiarkan kontak dengan bahan etsa, maka proses etsa akan
terhambat. *arena adanya kontak dengan saliva, proses remineralisasi gigi segera
'
terjadi. Bila kontak saliva terjadi, maka etsa ulang dilakukan selama &1-:1 detik.
Bahan etsa yang digunakan adalah asam fosfor dengan konsentrasi :/-:%B dan
dilakukan aplikasi selama :1-61 detik.
3entin kondisioner merupakan bahan yang digunakan untuk
meningkatkan perlekatan bahan glass ionomer dan dentin, dengan cara
menghilangkan smear layer dentin. Bahan yang biasanya digunakan adalah asam
poliakrilat #1 B yang diaplikasikan selama &1 detik (!arline )aarmann, #$$#"#5(.
Bahan material sealant tidak hanya secara sederhana melekat di atas
permukaan enamel, tetapi melalui penetrasi bahan ke dalam mikroporositas yang
terbentuk selama proses pengetsaan. Infiltrasi etsa pada enamel menghasilkan
bentukan resin tag dimana menyediakan retensi mekanis bahan sealant. Resin tag
yang terbentuk selama pengetsaan memiliki kedalaman &/-/1 mikrometer.
Resin tag mempunyai sejumlah fungsi. Resin tag menyediakan retensi
mekanis bagi bahan sealant. Bis-8- adalah bahan material sealant yang tidak
larut asam dan menyediakan proteksi terhadap adanya pembentukan karies selama
adanya ikatan resin dan enamel. Ikatan resin dan enamel merupakan barier
terhadap kolonisasi bakteri, menutupi fisura dan menghalangi terjebaknya sisa
makanan ke dalam fisura (8. ,ohn Hick dalam ,.R )inkham, #$$5" 5%#-&(.
2.+ Bahan Penutu( P%t &an F%sura
4erdapat beberapa bentukan pit dan fisura, seperti telah dijelaskan
sebelumnya. Bahan sealant yang ada diaplikasikan untuk menutupi bentukan
anatomi tersebut, guna mencegah masuknya bakteri, food debris ke dalam pit dan
fisura (!arline )aarmann, #$$#"#1(.
)encegahan karies pada permukaan gigi terutama, pit dan fisura perlu
perhatian khusus. Hal ini dikarenakan bagian ini merupakan daerah yang paling
rentan karies. )revalensi karies oklusal pada anak-anak terbanyak ditemukan pada
permukaan pit dan fisura. -rea ini sering tidak terjangkau oleh bulu sikat gigi.
8olar pertama merupakan gigi permanen yang memiliki .aktu terlama berada
dalam rongga mulut.
$
2ealant diaplikasikan pada pit dan fisura guna menutup dan melindungi
dari karies. Bahan sealant dibedakan menurut bahan dasar yang digunakan,
metode polimerisasi, dan ada tidaknya kandungan fluoride. 8eskipun kebanyakan
sealant di pasaran, bahan sealant berbahan dasar dan memiliki komposisi kimia
sama, namun hal ini penting guna mengetahui keefektifan dan kemampuan retensi
masing-masing bahan tersebut.
*emampuan sealant untuk melepaskan fluoride, pada permukaan pit dan
fisura akan memberikan keuntungan tersendiri pada bahan sealant semen ionomer.
2emen ionomer disarankan sebagai bahan ideal untuk menutup pit dan fisura
karena memiliki kemampuan melepas fluoride dan melekat pada enamel
(2ubramaniam, &11'(.
2., Bahan Sealant Ber-as%s Res%n
a. Bahan *atr%ks res%n
Bahan matriksnya adalah bisfenol --glisidil metakrilat (bis-8-(, suatu
resin dimetakrilat. *arena bis-8- memiliki berat molekul yang lebih tinggi dari
metal metakrilat, kepadatan gugus metakrilat berikatan ganda adalah lebih rendah
dalam monomer bis-8-, suatu faktor yang mengurangi pengerutan
polimerisasi. )enggunaan dimetakrilat juga menyebabkan bertambahnya ikatan
silang dan perbaikan sifat polimer (*enneth , -nusavice, &115" &:1(.
Bis-8-, urethane dimetrakilat (=938-(, dan trietil glikol dimetakrilat
(4938-( adalah dimetakrilat yang umum digunakan dalam komposit gigi.
8onomer dengan berat molekul tinggi, khususnya bis-8- amatlah kental pada
temperature ruang. )enggunaan monomer pengental penting untuk memperoleh
tingkat pengisi yang tinggi dan menghasilkan konsistensi pasta yang dapat
digunakan secara klinis. )engencer bisa berupa monomer metakrilat dan monomer
dimetakrilat (*enneth , -nusavice, &115" &:1(.
*ebanyakan bahan resin saat ini menggunakan molekul bis-8-, yang
merupakan monomer dimetakrilat yang disintesis oleh reaksi antara bisfenol--
dan glisidil metakrilat. Reaksi ini dikatalisasi melalui sistem amine-peroksida
(7loyd Baum, #$$%" &/5(.
#1
-. Part%kel -ahan (eng%s%
3imasukkannya partikel bahan pengisi ke dalam suatu matriks secara
nyata meningkatkan sifat bahan matriks bila partikel pengisi benar-benar
berikatan dengan matriks. )enyerapan air dan koefisiensi termal dari komposit
juga lebih kecil dibandingkan dengan resin tanpa bahan pengisi. 2ifat mekanis
seperti kekuatan kompresi, kekuatan tarik, dan modulus elastis membaik, begitu
juga ketahanan aus. 2emua perbaikan ini terjadi dengan peningkatan volume
fraksi bahan pengisi (*enneth , -nusavice, &115" &:1-#(.
Bis-8- saat ini merupakan matriks resin pilihan sebagai bahan sealant.
Bisa dengan atau tanpa bahan pengisi. )enambahan bahan pengisi meliputi serpih
kaca mikroskopis, partikel Euart@ dan bahan pengisi lainnya. Bahan ini membuat
sealant lebih tahan terhadap abrasi (0orman D. Harris, #$$$" &56(.
Bahan yang digunakan bahan pengisi makro adalah partikel-partikel halus
dari komponen silika, cristalin Euart@, atau silikat glass boron. Fuart@ telah
digunakan secara luas sebagai bahan pengisi. Fuart@ memiliki keunggulan sebagai
bahan kimia yang kuat. 2ementara sifat radiopak bahan pengisi disebabkan oleh
sejumlah kaca dan porselen yang mengandung logam berat seperti barium,
strontium dan @irconium. )enambahan bahan pengisi mengurangi pengerutan
pada saat polimerisasi dan menambah kekerasan (7loyd Baum, #$$%" &/5(.
.. Bahan .'u(l%ng
Bahan pengisi sangatlah penting berikatan dengan matriks resin. Hal ini
memungkinkan matriks polimer lebih fleksibel dalam meneruskan tekanan ke
partikel yang lebih kaku. Ikatan antara & fase komposit diperoleh dengan bahan
coupling. -plikasi bahan coupling yang tepat dapat meningkatan sifat mekanis
dan fisik serta memberikan kestabilan hidrolitik dengan mencegah air menembus
sepanjang antar bahan pengisi dan resin. G-metakriloksipropiltrimetoksi silane
adalah bahan yang sering digunakan sebagai bahan coupling (*enneth ,
-nusavice, &115" &:1-#(.
&. Pengha*-at
=ntuk mencegah polimerisasi spontan dari monomer, bahan penghambat
ditambahkan pada sistem resin. )enghambat ini mempunyai potensi reaksi kuat
##
dengan radikal bebas. Bila radikal bebas telah terbentuk, bahan penghambat akan
bereaksi dengan radikal bebas kemudian menghambat perpanjangan rantai dengan
mengakhiri kemampuan radikal bebas untuk menga.ali proses polimerisasi.
Bahan penghambat yang umum digunakan adalah butylated hydroxytoluene
(*enneth ,. -nusavice, &115" &:&(.
e. S%"at -ahan res%n
2ecara umum resin memiliki sifat mekanis yang baik, kelarutan bahan
resin sangat rendah. 2ifat termis bahan resin sebagai isolator termis yang baik.
Bahan resin memiliki koefisien termal yang tinggi. *ebanyakan resin bersifat
radiopaEue (9.! !ombe, #$$&" #%6-%(.
Resin memiliki karakteristik .arna yang dapat disesuaikan dengan
kebutuhan pera.atan. 2ifat mekanis yang baik sehingga dapat digunakan pada
gigi dengan beban kunyah besar. 4erjadinya pengerutan selama proses
polimerisasi yang tinggi menyebabkan kelemahan klinis dan sering menyebabkan
kegagalan. *ebocoran tepi akibat pengerutan dalam proses polimerisasi dapat
menyebabkan karies sekunder. )emolesan bahan harus bagus karena kekasaran
pada permukaan komposit dapat dijadikan tempat menempelnya plak (*enneth ,
-nusavice, &115" &5%(.
". In&%kas% "%sure sealant -er-as%s res%n
)enggunaan sealant berbasis resin digukanan pada hal berikut"
a. 3igunakan pada geligi permanen
b. *ekuatan kunyah besar
c. Insidensi karies relatif rendah
d. igi sudah erupsi sempurna
e. -rea bebas kontaminasi atau mudah dikontrol
f. )asien kooperatif, karena banyaknya tahapan yang membutuhkan .aktu
lebih lama.
2./ Pengerasan Sealant Ber-as%s Res%n
4erdapat dua tipe bis-8- yaitu yang mengalami polimerisasi setelah
pencampuran komponen katalis dan yang mengalami polimerisasi hanya setelah
#&
sumber sinar yang sesuai. 2ampai sekarang sinar ultraviolet (panjang gelombang
:6/ nm( telah digunakan, tetapi telah banyak digantikan oleh sinar tampak (biru(
dengan panjang gelombang 5:1-5$1 nm (R., -ndla., #$$&" /'(.
2./.1 Pengerasan Sealant Ber-as%s Res%n se.ara 0t'*at%s
)roses ini kadang disebut dengan cold curing, chemical curing, atau self
curing. Bahan yang dipasok dalam & pasta, satu mengandung inisiator ben@oil
peroksida dan lainnya mengandung amin tersier. Bila kedua pasta diaduk, amin
bereaksi dengan ben@oil peroksida untuk membentuk radikal bebas dan
polimerisasi tambahan dimulai (*enneth ,. -nusavice, &115" &:&(.
2ealant bis-8- dipolimerisasi oleh bahan amina organik akselerator
yang terdiri atas dua sistem komponen. *omponen pertama berisi bis-8- tipe
monomer dan inisiator ben@oil peroksida, dan komponen kedua berisi tipe
monomer bis-8- dengan akselerator /B amina organik. 8onomer bis-8-
dilarutkan dengan monomer metal metakrilat. 2ebuah bahan sealant komersil
berisi pigmen putih, dimana mengandung 51B bahan partikel Euart@ dengan
diameter rata-rata & mikrometer. *edua komponen tadi bercampur sebelum
diaplikasikan ke gigi dan berpolimerisasi ikatan silang sebagai reaksi sederhana
(0orman D.Harris, #$%$" :1(
)ada bahan ini operator tidak memiliki kemampuan mengendalikan .aktu
kerja setelah bahan diaduk. ,adi pembentukan kontur restorasi harus diselesaikan
begitu tahap inisiasi selesai. ,adi proses polimerisasi terus-menerus terganggu
sampai operator telah menyelesaikan proses pembentukan kontur restorasi
(*enneth ,. -nusavice, &115" &:/(.
2./.2 Pengerasan Sealant Ber-as%s Res%n &engan S%nar
Radikal bebas pemula reaksi polimerisasi terdiri atas foto-inisiator dan
activator amin terdapat dalam satu pasta. Bila tidak terkena sinar, maka kedua
komponen tersebut tidak bereaksi. )emaparan terhadap sinar dengan panjang
gelombang yang tepat (56' nm( merangsang fotoinisiator berinteraksi dengan
amin untuk membentuk radikal bebas yang menga.ali polimerisasi tambahan.
#:
+oto-inisiator yang digunakan adalah camphoroquinone. 2umber sinar
modern biasanya berasal dari bohlam tungsten halogen melalui suatu filter sinar
ultra merah dan spectrum sinar tampak dengan panjang gelombang /11 nm
(ambar#1(. ;aktu polimerisasi sekitar &1-61 detik. =ntuk mengimbangi
penurunan intensitas sinar, .aktu pemaparan harus diperpanjang & atau : kali
(*enneth ,. -nusavice, &115" &:&-/(.
2aat ini telah tersedia bahan fissure sealant berbasis resin dalam syringe
yang akan berpolimerisasi setelah diaktivasi dengan sinar (ambar $(. 2ealant bis-
8- berpolimerisasi dengan sinar ultraviolet (:51-511 nm( adalah satu sistem
tanpa diperlukan adanya pencampuran. 4iga bahan kental monomer bis-8-
dilarutkan dengan # bagian monomer metil metakrilat. 3engan aktivator berupa
&B ben@oin metil eter (Robert . !raig, #$%$" :1(.
2.1 Tekn%k A(l%kas% F%ssure Sealant Ber-as%s Res%n
&.'.# )embersihan pit dan fisura pada gigi yang akan dilakukan aplikasi fissure
sealant menggunakan brush dan pumis (ambar #(
2yarat pumis yang digunakan dalam pera.atan gigi"
a. 8emiliki kemampuan abrasif ringan
b. 4anpa ada pencampur bahan perasa
c. 4idak mengandung minyak
d. 4idak mengandung +luor
e. 8ampu membersihkan dan menghilangkan debris, plak dan stain
f. 8emiliki kemampuan poles yang bagus
&.'.& )embilasan dengan air
2yarat air"
a. -ir bersih
b. -ir tidak mengandung mineral
c. -ir tidak mengandung bahan kontaminan
&.'.: Isolasi gigi
unakan cotton roll atau gunakan rubber dam
&.'.5 *eringkan permukaan gigi selama &1-:1 detik dengan udara.
2yarat udara "
#5
a. =dara harus kering
b. =dara tidak memba.a air (tidak lembab(
c. =dara tidak mengandung minyak
d. =dara sebaiknya tersimpan dalam syringe udara dan dihembuskan
langsung ke permukaan gigi.
&.'.5 7akukan pengetsaan pada permukaan gigi
a. 7ama etsa tergantung petunjuk pabrik
b. ,ika jenis etsa yang digunakan adalah gel, maka etsa bentuk gel tersebut
harus dipertahankan pada permukaan gigi yang dietsa hingga .aktu etsa
telah cukup.
c. ,ika jenis etsa yang digunakan adalah berbentuk cair, maka etsa bentuk
cair tersebut harus terus-menerus diberikan pada permukaan gigi yang
dietsa hingga .aktu etsa telah cukup.
&.'./ )embilasan dengan air selama 61 detik
2yarat air sama dengan point &.
&.'.6 )engeringan dengan udara setelah pengetsaan permukaan pit dan fisura
a. 2yarat udara sama dengan point :.
b. !ek keberhasilan pengetsaan dengan mengeringkannya dengan udara,
permukaan yang teretsa akan tampak lebih putih
c. ,ika tidak berhasil, ulangi proses etsa
d. 7etakkan cotton roll baru, dan keringkan
e. *eringkan dengan udara selama &1-:1 detik
&.'.% -plikasi bahan sealant
a. 2elf curing" campurkan kedua bagian komponen bahan, polimerisasi akan
terjadi selama 61-$1 detik.
b. 7ight curing" aplikasi dengan alat pabrikan (semacam syringe(, aplikasi
penyinaran pada bahan, polimerisasi akan terjadi dalam &1-:1 detik.
&.'.' 9valuasi permukaan oklusal
a. !ek oklusi dengan articulating paper
b. )enyesuaian dilakukan bila terdapat kontak berlebih (spot grinding(
(3onna 7esser, &11#(
#/
2.2 Bahan Sealant Se*en I'n'*er $a.a
2emen ionomer kaca adalah nama generik dari sekelompok bahan yang
menggunakan bubuk kaca silikat dan larutan asam poliakrilat. Bahan ini
mendapatkan namanya dari formulanya yaitu suatu bubuk kaca dan asam ionomer
yang mengandung gugus karboksil. ,uga disebut sebagai semen polialkenoat.
Bahan dalam semen ionomer kaca terdiri atas bubuk dan cairan.
a. Bu-uk se*en %'n'*er ka.a
Bubuk adalah kaca kalsium fluoroaluminosilikat yang larut dalam asam.
*omposisi dari bubuk semen ionomer kaca adalah silica, alumina, aluminium
fluoride, calsium fluoride, sodium fluoride, dan aluminium phosphate. Bahan-
bahan mentah digabung sehingga membentuk kaca yang seragam dengan
memanaskannya samapi temperature ##11-#/11 H!. 7anthanum, strontium,
barium, atau oksida seng ditambahkan untuk menimbulkan sifat radiopak
(*enneth ,. -nusavice, &115" 55$(.
-. 3a%ran se*en %'n'*er ka.a
!airan yang digunakan untuk semen ini adalah larutan asam poliakrilat
dengan konsentrasi /1B. !airannya cukup kental dan cenderung membentuk gel
setelah beberapa .aktu. )ada sebagian besar semen, asam poliakrilat dalam cairan
adalah dalam bentuk kopolimer dengan asam itikonik, maleik atau trikarbalik.
-sam-asam ini cenderung menambah reaktivitas dari cairan, mengurangi
kekentalan, dan mengurangi kecenderungan membentuk gel. 2elain itu,
memperbaiki karakteristik manipulasi dan meningkatkan .aktu kerja dan
memperpendek .aktu pengerasan (7loyd Baum, #$$%" &/5(.
.. Pengerasan
*etika bubuk dan cairan dicampur untuk membentuk suatu pasta (gambar
&(, permukan partikel kaca akan terpajan asam. Ion-ion kalsium, aluminium,
natrium dan fluorin dilepaskan ke dalam media yang bersifat cair. Rantai asam
poliakrilat akan berikatan silang dengan ion-ion kalsium dan membentuk masa
yang padat.
#6
2elama &5 jam berikutnya, terbentuk fase baru dimana ion-ion aluminium
menjadi terikat dalam campuran semen. Ini membuat semen menjadi lebih kaku.
Ion natrium dan fluorin tidak berperan serta di dalam ikatan silang dari semen.
Beberapa ion natrium dapat menngantikan ion-ion hidrogen dari gugus karboksil,
sementara sisanya bergabung dengan ion-ion fluorin membentuk natrium fluoride
yang menyebar merata di dalam semen yang mengeras (*enneth ,. -nusavice,
&115" 5/#(.
8ekanisme pengikatan ionomer kaca dengan struktur gigi belum dapat
diterangkan dengan jelas. 8eskipun demikian, perekatan ini diduga terutama
melibatkan proses kelasi dari gugus karboksil dari poliasam dengan kalsium di
kristal apatit pada enamel dan dentin. Ikatan antara semen dengan enamel selalu
lebih besar daripada ikatannya dengan dentin, mungkin karena kandungan
anorganiknya enamel yang lebih banyak dan homogenitasnya lebih besar
(*enneth ,. -nusavice, &115" 5/&(.
&. S%"at se*en %'n'*er ka.a
2emen ini memiliki sifat kekerasan yang baik, namun jauh inferior
dibanding kekerasan bahan resin. *emampuan adhesi melibatkan proses kelasi
dari gugus karboksil dari poliasam dengan kalsium di kristal apatit enamel dan
dentin. 2emen ini memiliki sifat anti karies karena kemampuannya melepaskan
fluor. 3alam proses pengerasan harus dihindarkan dari saliva karena mudah larut
dalam cairan dan menurunkan kemampuan adhesi. Ikatan fisiko kimia.i antara
bahan dan permukaan gigi sangat baik sehingga mengurangi kebocoran tepi
tumpatan (*enneth ,. -nusavice, &115" 5/:(.
e. In&%kas% "%sure sealant se*en %'n'*er ka.a
Indikasi penggunaan +issure sealant dengan semen ionomer kaca sebagai berikut"
a. 3igunakan pada geligi sulung
b. *ekuatan kunyah relatif tidak besar
c. )ada insidensi karies tinggi
d. igi yang belum erupsi sempurna
e. -rea yang kontaminasi sulit dihindari
f. )asien kurang kooperatif
#%
2.14 Tekn%k A(l%kas% F%ssure Sealant &engan Sealant Se*en I'n'*er $a.a
&.#1.# )embersihan pit dan fisura pada gigi yang akan dilakukan aplikasi fissure
sealant menggunakan brush dan pumis (ambar #(
2yarat pumis yang digunakan dalam pera.atan gigi"
a. 8emiliki kemampuan abrasif ringan
b. 4anpa ada pencampur bahan perasa
c. 4idak mengandung minyak
d. 4idak mengandung +luor
e. 8ampu membersihkan dan menghilangkan debris, plak dan stain
f. 8emiliki kemampuan poles yang bagus
&.#1.& )embilasan dengan air
2yarat air"
a. -ir bersih
b. -ir tidak mengandung mineral
c. -ir tidak mengandung bahan kontaminan
&.#1.: Isolasi gigi
unakan cotton roll atau gunakan rubber dam
&.#1.5 *eringkan permukaan gigi selama &1-:1 detik dengan udara.
2yarat udara "
a. =dara harus kering
b. =dara tidak memba.a air (tidak lembab(
c. =dara tidak mengandung minyak
d. =dara sebaiknya tersimpan dalam syringe udara dan dihembuskan
langsung ke permukaan gigi.
&.#1./ -plikasi bahan dentin kondisioner selama #1-&1 detik (tergantung instruksi
pabrik(. Hal ini akan menghilangkan plak dan pelikel dan mempersiapkan
semen beradaptasi dengan baik dengan permukaan gigi dan memberikan
perlekatan yang bagus (ambar :(.
&.#1.6 )embilasan dengan air selama 61 detik
2yarat air sama dengan point &.
#'
&.#1.% )engeringan dengan udara setelah aplikasi dentin kondisioner permukaan
pit dan fisura dilakukan pembilasan
a. 2yarat udara sama dengan point :.
b. *eringkan dengan udara selama &1-:1 detik
&.#1.' -plikasikan bahan 2I* pada pit dan fisura (ambar 5(.
&.#1.$ 2egera aplikasi bahan varnish setelah aplikasi fissure sealant dilakukan
(ambar /(.
&.#1.#1 9valuasi permukaan oklusal
a. !ek oklusi dengan articulating paper
b. )enyesuaian dilakukan bila terdapat kontak berlebih (spot grinding(
(3epartemen *esehatan 0orth 2idney, &11'(
#$
III. PEMBAHASAN
2ealant pada gigi telah terbukti memiliki keefektifan tinggi dalam
pencegahan karies oleh bahan sealant didasarkan penutupan pit dan fisura
sehingga mikroflora dalam pit dan fisura tdak dapat menjangkau nutrisi yang
dibutuhkan. Retensi adekuat sealant diperlukan untuk menutupi permukaan gigi
terutama pada area yang dalam, pit dan fisura yang tidak teratur, dan aplikasinya
dilakukan pada daerah yang bersih dan kering saat prosedur dilakukan.
*ebanyakan sealant yang tersedia di pasaran adalah berbasis resin.
)emberian sealant berbasis resin memerlukan teknik khusus dan dipengaruhi
banyak faktor. 2eperti kekooperatifan pasien, ketrampilan operator dan
kontaminasi area tindakan. )erlunya etsa pada prosedur sealant resin membuat
sulit dilakukannya etsa pada molar yang erupsinya sebagian (2ubramaniam,
&11'(.
8enurut cara lama, etsa pada gigi sulung dilakukan selama # menit dan
#,/ menit pada gigi permanent. )ada studi klinis lain, diperoleh hasil bah.a lama
etsa dengan bahan etsa yang serupa selama &1 detik memiliki kemampuan yang
sama dengan etsa selam # dan #,/ menit. selama #1 detik pada permukaan yang
dietsa. )astikan aliran air benar-benar mengenai bahan etsa dan tidak teserap dulu
oleh cotton roll. 2etelah dilakukan aliran air, dilakukan pengeringan dengan
semprot udara untuk menghilangkan air (0orman D. Harris, #$$$" &5%(.
8enghindari kontaminasi saliva selama prosedur sealant sangat penting,
proteksi saliva saat melakukan etsa merupakan kunci sukses dalam pera.atan.
)ada umumnya, isolasi dapat dilakukan melalui dua metode yaitu melalui
penggunaan rubber dam dan isolasi dengan cotton roll (8 ,ohn Hick dalam ,.R
)inkham, #$$5" 5%5(.
Bentukan hasil etsa menghasilkan struktur yang memungkinkan
penetrasinya ke dalam enamel dan membentuk ikatan mekanikal yang efektif.
*erugian dari bahan resin adalah retensi pada struktur gigi hanya tergantung pada
jumlah perlekatan mekanisnya. #/-&1 detik pengetsaan memberikan retensi yang
cukup bagi perlekatan sealant.
&1
Beberapa penelitian menunjukkan semen ionomer kaca memiliki
kemampuan mencegah karies, dengan manipulasi lebih mudah, dan aplikasinya
tidak memerlukan proses etsa terlebih dahulu. 2emen ionomer kaca lebih
memungkinkan dilakukannya sealant pada kondisi-kondisi sulit. 2ulitnya kontrol
terhadap kondisi lembab pada gigi yang belum erupsi sempurna, dan sulitnya
manajemen pasien anak adalah beberapa kesulitan aplikasi sealant. -plikasi yang
mudah sangat mengurangi .aktu tindakan. Bahan yang kompatibel dan
mempunyai koefisien termal yang lebih rendah dari struktur gigi. *euntungan
glass ionomer lainnya adalah kemudahan penggunaan dalam program
kemasyarakatan karena .aktunya cepat dan efektif.
)enambahan .arna pada sealant meningkatkan persepsi saat aplikasi dan
saat control berikutnya. 2ebagai sealant yang terlihat, memberikan keuntungan
untuk melihat adanya kehilangan sealant. ;arna putih lebih estetis dan lebih
diterima pasien.
)ada studi yang dilakukan pada aplikasi berbahan resin setelah # tahun
diperoleh #5,6B retensi utuh, :$,$B retensi sebagian, dan 56B sealant telah
hilang. HampIr setengah apliaksi sealant pada anak-anak menghilang.
)ertimbangan kegagalan sealant resin mungkin karena buruknya teknik
penempatan, control kelembaban, tidak adekuatnya saat pembersihan dan
pengeringan.
)ada studi yang sama, sealant dilakukan dengan semen ionomer kaca
diperoleh hasil #:,#B retensi utuh, 5$B retensi sebagian dan :%,$B retensi selant
telah hilang. 7ebih dari setengah aplikasi sealant pada anak-anak menghilang.
*egagalan retensi semen ionomer kaca dikarenakan jeleknya retensi bahan
sealant. 2emen ionomer kaca tidak melekat adekuat pada gigi. 8ungkin kontak
dengan saliva sebelum proses setting glass ionomer mengakibatkan degenerasi
bahan sealant dan kehilangan a.al bahan sealant tersebut.
)emberian sealant pada a.al-a.al erupsi memerlukan frekuensi lebih
sering untuk reaplikasi ulang pemberian fissure sealant. Resin melekat pada
enamel melalui etsa asam yang menyediakan perlekatan mekanis yang lebih kuat
dibandingkan perlekatan pada semen ionomer kaca. 3engan alasan ini, semen
&#
ionomer kaca sebagai fissure sealant sering tidak berhasil diletakkan pada fisura
yang tidak dalam. Bagaimanapun aplikasinya, dengan segera akan hilang oleh
abrasi atau erosi.
9fek pencegahan karies dari sealant semen ionomer kaca tergantung pada
retensi dan kemampuan melepaskan fluoridenya. +luoride yang dilepaskan
mencegah perkembangan karies setelah bahan sealant nampak menghilang. 2ecara
mikroskopis, kemampuan ion fluoride yang menyebar pada enamel memberikan
daya tahan terhadap proses demineralisasi (2ubramaniam, &11'(.
&&
I5. $ESIMPULAN DAN SARAN
!.1 $es%*(ulan
a. 2ealant berbasis resin memiliki kemampuan retensi yang lebih baik
daripada glass ionomer
b. Bahan sealant berbasis resin digunakan pada gigi dengan beban
kunyah besar, dan mahkota gigi telah erupsi sempurna.
c. Bahan sealant semen ionomer kaca digunakan pada gigi dengan
beban kunyah ringan, dan mahkota gigi belum erupsi sempurna
!.2 Saran
a. )ada gigi permanen sebaiknya digunakan bahan sealant berbasis
resin karena mampu nenahan beban kunyah yang besar pada gigi
pemanen. -plikasi bahan ini membutuhkan .aktu yang lama sehingga
sebaiknya dilakukan pada pasien yang kooperatif.
a. )ada anak-anak dengan kemampuan memelihara oral hygiene
rendah sebaiknya digunakan bahan sealant semen ionomer kaca. Bahan ini
memiliki kemampuan melepaskan fluor sehingga memiliki sifat anti
karies.

&:
DAFTAR PUSTA$A
-ndla., R, and Rock. #$$&. Perawatan Gigi Anak. -lih bahasa" -gus 3jaya dari
A Manual of Pedodontics. ,akarta" 9!
-nusavice, *enneth ,. #$$5. lmu !ahan "edokteran Gigi. ,akarta" 9!
Baum, 7loyd. #$$%. !uku A#ar lmu "onservasi Gigi. -lih bahasa oleh )rof. 3r.
drg Rasinta 4arigan. ,akarta" 9!
!ombe, 9.!. #$$&. 2ari 3ental 8aterial. 3iterjemahkan drg. 2lamet 4arigan, 82,
)h3. ,akarta" Balai )ustaka
!raig, Robert . #$%$. $ental Materials. 7ondon" 8osby !ompany
3epartement of Health 0orth 2idney. &11'. )it and +issure 2ealants" =se of in
Dral Health 2ervice 02;. 3iakses dari
http"II....health.ns..gov.auIpoliciesIpdI&11'IpdfI)3&11'J1&'.pdf
pada ' ,uni &11$
anesh, 8ahadevan 832, et al. &11%. %omparative &valuation of 'he Marginal
(ealing Ability of )u#i * and %oncise as Pit and )issure (ealants. 4he
,ournal !ontemporary 3ental )ractice, diakses dari
http"II....thejcdp.comIissue1::IganeshIganesh.pdf pada ' ,uni &11$.
Harris, D 0orman. #$$$. Primary Preventive $entistry )ifth &dition. =2-"
-ppleton K 7ange
*ervanto, 2ari. &11$. Arresting +cclusal &namel %aries ,esions with Pit and
)isura (ealants. -cademic 3issertation +aculty of 8edicine, =niversity of
Helsinki. 3iakses dari
https"IIoa.doria.fiIbitstreamIhandleI#11&5I5:%1%Iarrestin.pdf<seEuenceL#
pada ' ,uni &11$
*idd, 9d.ina -. 8 dan Bechal, 2ally ,oyston.#$$&. $asar-$asar "aries
Penyakit dan Penanggulangannya. 4erjemahan 0arlan 2uma.inata dan
2afrida +aruk dari 9ssential of 3ental !aries (#$$&(. ,akarta" 9!
7esser, 3onna, R3H, B2. &11#. An +verview of $ental (ealants. 3iakses dari
http"II....adha.orgIdo.nloadsIsupJsealant.pdf pada ' ,uni &11$
7ucas, ,, 3r . &11'. +uji ?II )ink or ;hite. 3iakses dari
http"II....gcasia.infoIaustraliaIbrochuresIpdfsI%%15J+=,IB&1?IIJ09;
B&1+DR8-4.pdf pada ' ,uni &11$
0unn, ,.H. &111. !ritish (ociety of Paediatric $entistry. A Policy $ocument on
)issure (ealants in Paediatric $entistry. International ,ournal of )aediatric
3entistry diakses dari http"II....bspd.co.ukIpublication-#$.pdf pada ' ,uni
&11$
)aarmann, !arline, R3H, 89d. #$$#. Application of Pit and )issure (ealants.
3iakses dari
http"II....pte.idaho.govI+ormsJ)ublicationsIHealthI!urriculumI3ental-p
plicationDf)it-nd+issure2ealants.pdf pada 6 juni &11$.
)inkham, ,.R. #$$5. Pediatryc $entistry, nfancy 'rough Adolescence second
edition. )hiladelphia" ;.B 2aunders !o
&5
2ubramaniam ). &11'. /etention of /esin !ased (ealant and Glass onomer used
as a )issure (ealant. a %omparative (tudy. ,urnal Indian 2oc. )edodontics
)revent 3epartemen diakses dari
http"II....jisppd.comItempI,Indian2oc)edod)rev3ent&6:##5-
:&'1#%#J1$165#.pdf pada ' ,uni &11$
;alsh, 7aurence ,, )rof. &116. Pit and )issure (ealant. %urrent &vidence and
%oncepts. 3ental )ractice ,ournal. 3iakses dari
https"IIespace.library.uE.edu.auIeservI=F"#:'15I2ealantsJ&116.pdf pada
' ,uni &11$
;heeler, Russel !, 332, +-!3. #$%5. $ental Anatomy, Physiology and
+cclusion. )hiladelphia " ;.B 2aunders !ompany
&/
TAHAPAN APLI$ASI FISSURE SEALANT BERBASIS SEMEN
I0N0MER $A3A 67a*-ar 18,9
6Dr #. Lu.as &ala* ))). g.as%a.%n"': 24419
7a*-ar 1. igi molar yang baru erupsi
setelah dilakukan penyikatan guna
menghilangkan plak dan debris.
7a*-ar 2. )encampuran bahan fissure
sealant hingga merata.
7a*-ar 3. )emberian kondisioner setelah
gigi dibersihkan dan dikeringkan.
7a*-ar !. -plikasi bahan pada pit dan
fisura.
7a*-ar +. -plikasi bahan varnish segera
setelah aplikasi bahan selesai.
7a*-ar ,. gigi molar yang telah dilakukan
fissure sealant.
&6
TAHAPAN APLI$ASI FISSURE SEALANT BERBASIS RESIN
67a*-ar /8129
6Dr. 3r%st Br;ant &ala* D'nna Lesser: RDH: BS. 24419
7a*-ar /. )it dan fisura pada gigi.
7a*-ar 1. igi molar yang telah dilakukan fissure
sealant dengan fissure sealant berbasis resin.
7a*-ar 2. Bahan fissure sealant berbasis resin
(light cure(.
7a*-ar 14. -plikasi sinar tampak untuk
membantu proses polimerisasi fissure sealant
berbasis resin
7a*-ar 11. igi-gigi yang telah dilakukan fissure
sealant berbasis resin ber.arna pink sebelum
polimerisasi.
7a*-ar 12. igi-gigi yang telah dilakukan fissure
sealant berbasis resin se.arna gigi setelah
polimerisasi.
&%

Anda mungkin juga menyukai