Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Beton & Bekisting
Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Beton & Bekisting
=
dimana,
fc =Kuat tekan beton karakteristik
fci =Kuat tekan beton yang diuji
fcm =Kuat tekan beton rata-rata
ix. Nilai hasil uji tekan satupun tidak boleh mempunyai nilai di bawah 0,85 fc.
x. J ika salah satu dari kedua syarat tersebut di atas tidak dipenuhi, maka
harus diambil langkah untuk meningkatkan rata-rata dari hasil uji kuat tekan
berikutnya, dan langkah-langkah lain untuk memastikan bahwa kapasitas
daya dukung dari bangunan tidak membahayakan.
xi. J ika dari hasil perhitungan dengan kuat tekan menunjukkan bahwa
kapasitas daya dukung bangunan berkurang, maka diperlukan suatu uji bor
(core drilling) pada daerah yang diragukan berdasarkan aturan pengujian
yang berlaku. Dalam hal ini harus diambil paling tidak 3 (tiga) buah benda uji
bor inti pada daerah yang tidak membahayakan bangunan untuk setiap hasil
uji tekan yang meragukan atau terindikasi bermutu rendah seperti
disebutkan di atas.
xii. Beton di dalam daerah yang diwakili oleh hasil uji bor inti bisa dianggap
secara bangunan antara lain cukup baik bila rata-rata kuat tekan dari ketiga
benda uji bor inti tersebut tidak kurang dari 0,85 fc, dan tidak satupun dari
benda uji bor inti yang mempunyai kekuatan kurang dari 0,75 fc. Dalam hal
ini, perbedaan umur beton saat pengujian kuat tekan benda uji bor inti
terhadap umur beton yang disyaratkan untuk penetapan kuat tekan beton
(yaitu 28 hari, atau lebih bila disyaratkan), perlu diperhitungkan dan
dilakukan koreksi dalam menetapkan kuat tekan beton yang dihasilkan.
c) Pengujian Tambahan
Penyedia J asa harus melaksanakan pengujian tambahan yang diperlukan untuk
menentukan mutu bahan atau campuran atau pekerjaan beton akhir,
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Pengujian tambahan
tersebut meliputi :
i. Pengujian yang tidak merusak menggunakan alat seperti Impact Echo,
Ultrasonic Penetration Velocity atau perangkat penguji lainnya (hasil
pengujian tidak boleh digunakan sebagai dasar penerimaan);
ii. Pengujian pembebanan bangunan atau bagian bangunan yang
dipertanyakan;
iii. Pengambilan dan pengujian benda uji inti (core) beton;
iv. Pengujian lainnya sebagaimana ditentukan oleh Direksi Pekerjaan.
5) Perbaikan Atas Pekerjaan Beton Yang Tidak Memenuhi Ketentuan
RPT0-Pd T-xx-xxxx
26 dari 32
i. Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi kriteria toleransi yang
disyaratkan,atau yang tidak memiliki permukaan akhir yang memenuhi
ketentuan,atau yang tidak memenuhi sifat-sifat campuran yang disyaratkan,
harus mengikuti petunjuk yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan antara lain
ii. Perubahan proporsi campuran beton untuk sisa pekerjaan yang belum
dikerjakan;
iii. Penanganan pada bagian bangunan yang hasil pengujiannya gagal;
iv. Perkuatan, pembongkaran atau penggantian sebagian atau menyeluruh pada
bagian pekerjaan yang memerlukan penanganan khusus.
v. J ika terjadi perbedaan pendapat dalam hal mutu pekerjaan beton atau adanya
keraguan dari data pengujian yang ada, Direksi Pekerjaan dapat meminta
Penyedia J asa melakukan pengujian tambahan yang diperlukan untuk
menjamin bahwa mutu pekerjaan yang telah dilaksanakan dapat dinilai dengan
adil dengan meminta pihak ketiga untuk melaksanakannya.
vi. Perbaikan atas pekerjaan beton yang retak atau bergeser sesuai dengan
ketentuan dari Spesifikasi ini. Penyedia J asa harus mengajukan detail rencana
perbaikan untuk mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan sebelum memulai
pekerjaan.
7. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN
Pengukuran dan pembayaran yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis
pekerjaan beton harus memuat :
7.1. Pengukuran
1) Pekerjaan Beton
a) Cara Pengukuran
i. Beton akan diukur dengan jumlah meter kubik pekerjaan beton yang
digunakan dan diterima sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan pada
Gambar Kerja atau yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Tidak ada
pengurangan yang akan dilakukan untuk volume yang ditempati oleh pipa
dengan garis tengah kurang dari 20 cm atau oleh benda lainnya yang
tertanam seperti "water stop", baja tulangan, selongsong pipa (conduit) atau
lubang sulingan (weephole).
ii. Tidak ada pengukuran tambahan atau yang lainnya yang akan dilakukan
untuk acuan, perancah untuk balok dan lantai pemompaan, penyelesaian
akhir permukaan, penyediaan pipa sulingan, pekerjaan pelengkap lainnya
untuk penyelesaian pekerjaan beton, dan biaya dari pekerjaan tersebut
telah dianggap termasuk dalam harga penawaran untuk Pekerjaan Beton.
iii. Kuantitas bahan untuk lantai kerja, bahan drainase porous, baja tulangan
dan mata pembayaran lainnya yang berhubungan dengan bangunan yang
telah selesai dan diterima akan diukur untuk dibayarkan seperti disyaratkan
pada Bagian lain dalam Spesifikasi ini.
iv. Beton yang telah dicor dan diterima harus diukur dan dibayar sebagai beton
bangunan atau beton tidak bertulang. Beton Bangunan harus beton yang
disyaratkan atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebagai fc=20 MPa (K-
250) atau lebih tinggi dan Beton Tak Bertulang harus beton yang
disyaratkan atau disetujui untuk fc=15 MPa (K-175) atau fc=10 Mpa (K-
125). J ika beton dengan mutu (kekuatan) yang lebih tinggi diperkenankan
RPT0-Pd T-xx-xxxx
27 dari 32
untuk digunakan di lokasi untuk mutu (kekuatan) beton yang lebih rendah,
maka volumenya harus diukur sebagai beton dengan mutu (kekuatan) yang
lebih rendah.
b) Pengukuran Untuk Pekerjaan Beton Yang Diperbaiki
i. J ika pekerjaan telah diperbaiki, kuantitas yang akan diukur untuk
pembayaran harus sejumlah yang harus dibayar bila mana pekerjaan
semula telah memenuhi ketentuan.
ii. Tidak ada pembayaran tambahan akan dilakukan untuk tiap peningkatan
kadar semen atau setiap bahan tambah (admixture), juga tidak untuk tiap
pengujian atau pekerjaan tambahan atau bahan pelengkap lainnya yang
diperlukan untuk mencapai mutu yang disyaratkan untuk pekerjaan beton.
2) Pekerjaan Waterstop
Pengukuran pembayaran pekerjaan waterstop dibuat berdasarkan meter panjang
terpasang, sesuai as waterstop seperti terlihat pada gambar.
7.2. Dasar Pembayaran
Kuantitas yang diterima dari berbagai mutu beton yang ditentukan sebagaimana yang
disyaratkan di atas, akan dibayar pada Harga Kontrak untuk Mata Pembayaran dan
menggunakan satuan pengukuran yang ditunjukkan di bawah dan dalam Daftar
Kuantitas.
Harga dan pembayaran harus merupakan kompensasi penuh untuk seluruh
penyediaan dan pemasangan seluruh bahan yang tidak dibayar dalam Mata
Pembayaran lain, termasuk "water stop", lubang sulingan, acuan, perancah untuk
pencampuran, pengecoran, pekerjaan akhir dan perawatan beton, dan untuk semua
biaya lainnya yang perlu dan lazim untuk penyelesaian pekerjaan yang sebagaimana
mestinya, yang diuraikan dalam Bagian ini.
No.
Uraian Satuan Pengukuran
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Beton mutu sedang dengan fc=30 MPa (K-350)
Beton mutu sedang dengan fc=25 MPa (K-300)
Beton mutu sedang dengan fc=20 MPa (K-250)
Beton mutu rendah dengan fc=15 MPa (K-175)
Beton Siklop fc=15 MPa (K-175)
Beton mutu rendah dengan fc=10 MPa (K-125)
Waterstop
Meter Kubik
Meter Kubik
Meter Kubik
Meter Kubik
Meter Kubik
Meter Kubik
Meter Panjang
RPT0-Pd T-xx-xxxx
28 dari 32
Bibliografi
Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat J enderal Pengairan, Sub Proyek Pengendalian
Banjir Sungai Cipunegara, 1995, Spesifikasi Umum dan Spesifikasi Teknik,
Bandung.
Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat J enderal Pengairan, North Sumatra Irrigation
Project, 2003, Spesifikasi Umum dan Spesifikasi Teknik, Sumatera Utara.
RPT0-Pd T-xx-xxxx
29 dari 32
LAMPIRAN A
Beton
(Normatif)
Tabel A.1 Mutu beton dan penggunaan
Jenis Beton
fc
(MPa)
bk
(Kg/cm
2
)
Uraian
Mutu tinggi
35 65
K400 K800
Umumnya digunakan untuk beton
prategang seperti tiang pancang beton
prategang, gelagar beton prategang,
pelat beton prategang dan sejenisnya.
Mutu sedang
20 <35
K250 <K400
Umumnya digunakan untuk beton
bertulang seperti pelat lantai jembatan,
gelagar beton bertulang, diafragma, kerb
beton pracetak, gorong-gorong beton
bertulang, bangunan bawah jembatan.
15 <20
K175 <K250
Umumya digunakan untuk bangunan
beton tanpa tulangan seperti beton siklop,
trotoar dan pasangan batu kosong yang
diisi adukan, pasangan batu.
Mutu rendah
10 <15
K125 <K175
digunakan sebagai lantai kerja,
penimbunan kembali dengan beton
Tabel A.2 Jumlah pengambilan contoh tanah segar
No. Macam Pengujian
Volume contoh
(liter)
1
2
3
4
5
6
7
Slump
Berat J enis
Kadar Udara
Uji kuat tekan (3 contoh)
Uji kuat lentur (3 contoh)
Uji Kuat Tarik (3 contoh)
Uji Modulus Elastis (3 contoh)
8
6
9
28
28
28
28
RPT0-Pd T-xx-xxxx
30 dari 32
LAMPIRAN B
Agregat
(Normatif)
Tabel Ketentuan Agradasi Agregat
Ukuran Ayakan Persen Berat Yang Lolos Untuk Agregat
Kasar
Inchi
(in)
Standar
(mm)
Halus
#467 #57 #67 #7
2
1
1/2
1
3/8
#4
#8
#16
#50
#100
50.8
38.1
25.4
19
12.7
9.5
4.75
2.36
1.18
0.300
0.150
-
-
-
-
-
100
95 100
80 100
50 85
10 30
2 10
100
95 100
35 70
10 30
0 5
100
95 100
25 60
0 10
0 5
100
90 100
20 55
0 10
0 5
100
90 100
40 70
0 15
0 5
RPT0-Pd T-xx-xxxx
31 dari 32
LAMPIRAN C
Proporsi dan Sifat Campuran
(Normatif)
Tabel C.1 Pedoman awal untuk perkiraan proporsi takaran campuran
Mutu Beton
Jenis Beton
fc
(Mpa)
bk
(kg/cm
2
)
Ukuran
Agregat
Maks (mm)
Rasio Air /
Semen
Maks.
(terhadap
berat)
Kadar
Semen Min.
(kg/m
3
dari
campuran)
50 K600 19 0.35 450
45 K500
37
25
19
0.40
0.40
0.40
395
430
455
38 K450
37
25
19
0.425
0.425
0.425
370
405
430
Mutu Tinggi
35 K400
37
25
19
0.45
0.45
0.45
350
385
405
30 K350
37
25
19
0.475
0.475
0.475
335
365
385
25 K300
37
25
19
0.50
0.50
0.50
315
345
365
Mutu Sedang
20 K250
37
25
19
0.55
0.55
0.55
290
315
335
15 K175
37
25
19
0.60
0.60
0.60
265
290
305
Mutu Rendah
10 K125
37
25
19
0.60
0.60
0.60
225
245
260
Tabel C.2 Ketentuan sifat campuran
Kuat Tekan Minimum
Mutu Beton
Benda Uji Silinder
(MPa)
15 - 30 cm
Benda Uji Kubus
(Kg/cm
2
)
15 x 15 x 15 cm
3
Jenis
Beton
fc
(Mpa)
bk
(kg/cm
2
)
7 hari 28 hari 7 hari 28 hari
Mutu Tinggi 50
45
35
K600
K500
K400
32.5
26.0
24.0
50.0
40.0
33.0
390
325
285
600
500
400
Mutu
Sedang
30
25
20
K350
K300
K250
21.0
18.0
15.0
29.0
25.0
21.0
250
215
180
350
300
250
15 K175 9.5 14.5 115 175 Mutu
Rendah 10 K125 7.0 10.5 80 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx
32 dari 32
LAMPIRAN D
Kuantitif Alat Penggetar Mekanis
(Normatif)
Tabel Jumlah minimum alat penggetar mekanis dari dalam
Kecepatan Pengecoran Beton (m
3
/ jam)
Jumlah Alat
4
8
12
16
20
>20
2
3
4
5
6
>6