Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN

UNTUK BERGERAK ALAT BANTU :




TONGKAT, PENYANGGA TUBUH ( KRUK ),
WALKER, KURSI RODA
OLEH :
H.YUDHO T.H,S.Kep.Ns
T O N G K A T
Pengertian :
Alat bantu jalan bentuk lurus guna keseimbangan
dan untuk menghilangkan tekanan pada sendi
yang menahan berat badan.
Ada 2 macam :
1. Tongkat empat kaki ( Tongkat quad )
2. Tongkat pengatur ganda ( Tongkat Lofstrad )
Hal hal penting ttg
Tongkat yang benar :
1. Tongkat hrs sesuai ujung flaring yg mempunyai
cincin flesibel berfungsi penyerap goncangan,
berjalan lebih cepat.
2. Klien dapat memfleksikan sikunya 30 derajat.
3. Tongkat dipegang pada tangan yang berlawanan
dg ekstremitas yang sakit.


Klien dapat diajarkan berambulasi
menggunakan tongkat :
1. Urutan tongkat kaki :
- Pegang tongkat dg tangan berlawanan dg ekstremitas
yang sakit.
- Majukan tongkat pada waktu yang bersamaan dg
tungkai yg sakit digerakan ke depan.
- Jaga agar tongkat dekat tubuh untuk cegah condong.
- Tahan kebawah pada tongkat ketika ekstremitas yg
tidak sakit memulai fase berayun

2. Menggunakan tongkat untuk menaiki dan
menuruni tangga :
- Melangkah ke atas pada ekstremitas
yang tidak sakit.
- Kemudian tempatkan tongkat &
ekstremitas yg sakit satu anak tangga
diatasnya.
- Balik prosedur ini untuk menuruni tangga
( naik baik turun sakit )
K R U K
Pengertian : Alat bantu jalan untuk
memberikan sanggaan untuk dapat
bergerak dari satu tempat ke tempat
lain.
Hal hal penting ttg Kruk :
1. Keseimbangan yg baik & postur tubuh
yang tegak
2. Kruk harus mempunyai ujung karet
pengisap yg lebar
3. Klien mengenakan sepatu yg pas & sol
yang kuat
4. Latihan kekuatan gelang bahu & otot
otot ekstremitas atas yg menahan berat
badan
Otot - otot penting untuk
berjalan dengan kruk :
1. Depresor bahu : u/ menstabilkan ekst. atas &
cegah tarikan bahu
2. Adduktor bahu : u/ menahan bagian atas kruk
thd dinding dada
3. Fleksor,ekstensor & abduktor lengan
4. Ektensor lengan bawah: cegah fleksi &
pembengkokan
5. Ekstensor pergelangan tangan : pemampu
penahan berat badan
6. Fleksor jari dan ibu jari : tangan kruk
Hal hal penting tentang
KRUK :
1. Kruk harus disesuaikan pasien
Cara mengukur Kruk diukur berdiri atau
berbaring atau menggunakan tinggi badan
tambahan 15 cm kedepan , pegangan
tangan harus disesuaikan untuk
memungkinkan flexi siku 20 30 derajat
Mengajarkan ambulasi
dengan Kruk :
1. Awal berjalan posisi Tripod, Gaya
berjalan : empat titik, tiga titik, dua titik
dan berayun
2. Tehnik memanuver kruk lain : sebelum
klien dianggap mandiri ia harus belajar
duduk di kursi, berdiri dar posisi duduk,
naik dan turun tangga.
W A L K E R :
Pengertian :
Alat bantu jalan untuk memberikan
lebih banyak sanggaan dan kestabilan
dibanding tongkat atau kruk
Hal hal penting ttg
Walker :
1. Alat ini sangat berguna bagi keseimbangan
buruk & gangguan kardiovaskuler
2. Klien yg tidak dapat menggunakan kruk
3. Tinggi walker disesuaikan dengan klien
4. Lengan yang terletak pada genggaman harus
menunjukan fleksi siku 20 30 derajat
5. Klien memakai sepatu yg kuat & pas


Klien dapat diajarkan
berambulasi :
1. Memegang walker pada bagian tangan u/ kestabilan
2. Angkat walker,tempatkan di depan
3. Berjalan ke dalam walker dengan menyangga berat
badan anda pada tangan anda ketika memajukan
tungkai anda yang lebih lemah
4. Seimbangkan diri anda pada kedua kakianada
5. Angkat walker & letakkan di depan anda lagi
6. Lanjukan
KURSI RODA :
Pengertian :
Alat bantu jalan berbentuk kursi yang
dilengkapi roda dan pengunci roda

Ketika klien diijinkan untuk turun dar tempat
tidur aktivitas berpindah dilakukan.
Keselamatan adalah terpenting selama
berpindah ke kursi roda :
1. Kursi roda dan tempat tidur hrs terkunci sebelum klien
pindah
2. Latihan push up & pull up , siapkan buku pada tangan
klien
3. Perlunya adanya papan tranfer
4. Klien mendorong menggunakan tangannya memindahkan
bokongnya
5. Penggunaan tali yang diikatkan pada kepala tempat tidur
6. Latihan kekuatan otot : Lat.setting kuadrisep,
set.gluteal

PROSES KEPERAWATAN
PENGKAJIAN :
1. Kondisi klien secara umum
2. Toleransi aktivitas
3. Hipotensi orthostatik dapat terjadi
4. Kaji kekuatan otot
5. Kaji kestabilan dan melindungi klien dari
jatuh
6. Kaji pengetahuan klien

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kurang pengetahuan ybd kurang informasi ttg cara ambulasi
menggunakan alat bantu
2. Kerusakan Mobilitas Fisik ybd tirah baring yg ditentukan
sekunder terhadap trauma, penyakit neurologik atau
muskuloskeletal
3. Risiko Hipotensi Ortostatik ybd reflek vasomotorik yang tidak
adequat
4. Risiko Cidera ybd kelemahan dan kekuatan fisik yng menurun
5. Ansietas ybd kelemahan peningkatan ambulasi sekunder
penyakit muskuloskeletal yang menetap
PERENCANAAN DAN INTERVENSI :
1. Kurang Pengetahuan klien :
- Kaji tingkat pengetahuan
- Berikan informasi yang lengkap dan benar dg kontinue
tentang alat bantu yang digunakan
- Libatkan keluarga dalam setiap latihan
2. Kerusakan Mobilitas fisik :
- Pengaturan posisi benar
- Mempetahankan kekuatan otot dan mobilitas sendi
- Melakukan latihan rentang gerak sendi
3. Risiko Hipotensi orthostatik :
- Pantau tanda vital dan tanda hipotensi orthostatik
- Dampingi terus dalam latihan
- Berdiri dalam waktu yang lama dihindari dulu

4. Risiko Cidera :
- Pantau K/U,tanda vital sebelum latihan
- Pengawasan dalam setiap latihan
- Lengkapi alat alat perlindungan saat latihan
Evaluasi :
1. Menunjukkan kestabilan mobilitas fisik
- Mempertahankan kekuatan otot & mobilitas sendi
- Tidak mengalami kontraktur
- Ikut serta dalam program latihan
2. Dapat berpindah dengan selamat
- Menunjukan berpindah dg bantuan
- Melakukan transfer dg mandiri
3. Ambulasi dengan kemandirian maksimal & cidera dapat dihindari :
- Menggunakan alat bantu ambulatori dg aman
- Patuh thd penahanan BB yang diharuskan
- Meminta bantuan sesuai yg dibutuhkan
4. Menunjukan toleransi aktivitas yang meningkat & tanda hipotensi
orthostatik :
- Tdk mengalami episode hipotensi ortostatik
- Melaporkan tidak ada keletihan dg upaya ambulatoris
- Secara bertahap meningkatkan jarak dan kecepatan ambulasi
TERIMA
KASIH
&
SELAMAT
BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai