Anda di halaman 1dari 5

Filosofi Desain Struktur Baja

Strong Column Waek Beam adalah filosofi dasar yang harus selalu diimplementasikan
setiap kali melakukan perencanaan struktur. Bagaimana cara menerapkannya dalam mendesain
struktur baja? Dalam perencanaan struktur baja yang perlu dicermati adalah kekuatan balok,
kolom, dan sambungan. Dalam perencanaan struktur baja sambungan merupakan hal yang harus
benar benar dicermati karena pada sambungan tersebutlah biasanya sendi plastis akan mudah
terjadi. Berbeda dengan struktur beton yang dengan pengecoran maka tulangan tulangan
sambungan antara kolom dan balok bisa seakan akan menjadi monolit, karena pada sambungan
baja kekuatan baut dan las yang digunakan harus dihitung dengan baik.
Sebelum membahas mengenai perencanaan secara lebih detil sebaiknya kita perlu
memahami tentang F
e
, F
p
, dan F
cr
karena setelah dapat memahami hal tersebut dengan baik maka
filosofi dalam mendesain akan menjadi lebih mudah dimengerti. Dalam perencanaan struktur
baja maupun beton, nilai nilai tegangan tersebut dipengaruhi oleh panjang bentang suatu
elemen.









Gambar 1. Hubungan panjang bentang dengan tegangan

Dari kurva diatas, kita dapat mengetahui bahwa semakin panjang bentang suatu elemen,
maka nilai tegangan yang dapat digunakan untuk perencanaan semakin kecil. Dalam
perencanaan strukutur baja, tidak hanya panjang elemen yang menjadi pertimbangan
perencanaan tetapi juga nilai rasio () antara ketebalan dan panjang yang ada pada penampang
elemen tersebut (contoh dalam profil WF : rasio antara tebal sayap dan panjang sayap) untuk
mencegah terjadinya local buckling, karena apabila terjadi local buckling maka kemampuan
layananan elemen tersebut akan jadi berkurang. Grafik tersebut juga dapat membantu kita dalam
memahami peraturan peraturan perencanaan baja seperti AISC dan SNI perencanaan struktur
baja.









Gambar 2. Diagram tegangan regangan

Dengan mengingat kembali juga mengenai mekanisme baja, kita dapat mengambil
kesimpulan sederhana dari kedua grafik tersebut yaitu bahwa F
e
< F
cr
< F
p
. Dalam perencanaan
nilai nilai tersebut berhubungan erat dengan perhitungan pembebanan yaitu nilai (input)
pembebanan baik beban statik maupun dinamik. Nilai tegangan berbanding terbalik dengan nilai
input pembebanan dalam perencanaan.







Gambar 3. Hubungan beban dengan panjang elemen
Sehingga dalam perencanaan, apabila kita ingin membuat suatu struktur dengan biaya
yang lebih murah maka kita dapat mendesain struktur kita secara plastis. Mengapa demikian?
Dengan desain plastis maka ukuran ukuran elemen yang digunakan akan menjadi lebih kecil
karena beban yang digunakan dalam desain juga kecil. Apakah aman? Apabila mengikuti
prosedur desain dengan benar, maka kemungkinan aman itu menjadi lebih besar. Pada dasarnya
baja merupakan suatu bahan yang memiliki sifat daktilitas yang baik sehingga kita dapat
memaksimalkannya dengan perencanaan pada titik plastisnya (yaitu titik maksimum sebelum
terjadi keruntuhan), dan didalam SNI perencanaan baja kita dapat menggunakan nilai reduksi
yang telah tersedia. Nilai reduksi tersebut merupakan nilai daktilitas struktur sehingga
perencanaan struktur tidak hanya akan menjadi perencanaan struktur elastis yang tentunya akan
memerlukan biaya konstruksi yang besar.


Gambar 4. Alur perencanaan struktur (balok kolom) baja
Dari flowchart diatas dapat dilihat urutan perencanaan struktur baja (balok - kolom),
dimana secara keseluruhan kolom harus dirancanang lebih kuat dari sambungan dan balok,
dengan kata lain bila ada beban dinamik yang sangat besar maka keruntuhan hanya
diperbolehkan terjadi di balok atau sambungan tanpa mempengaruhi kolom (kolom harus tetap
dapat berdiri). Setelah mengetahui filosofi dasar perencanaan struktur baja (balok kolom),
selanjutnya adalah prosedur perencanaan yang akan dimulai dengan perencanaan balok.
Elemen
r
Flange
Web

1. Perencanaan Balok
Sebelum melakukan perencanaan, elemen balok tersebut harus dicek dulu rasionya
(kompak atau tidak) karena akan mempengaruhi perhitungan selanjutnya.

Tabel 1. Batasan batasan rasio pada elemen baja









Lalu cek Lb, Lp, dan Lr sekaligus untuk menentukan kemungkinan terjadinya
torsional buckling pada balok tersebut, sehingga dapat diketahui besar/jenis tegangan
yang dapat digunakan untuk menentukan Mn balok tersebut.















Gambar 5. Block shear pada balok

2. Perencanaan Sambungan
Dalam merencanakan sambungan baja, harus dipilih terlebih dahulu jenis sambungan
yang akan direncanakan (sambungan sederhana, sambungan geser, atau sambungan
geser momen) karena akan sangat mempengaruhi perhitungan selanjutnya.
Kemudian tentukan jenis alat sambung yang akan digunakan, baut, baut bermutu
tinggi atau las.
Periksa kebutuhan baut atau tebalnya las, lalu periksalah perbandingan kekuatan
baut/las tersebut terhadap kekuatan geser elemen baja karena akan dapat
mengakibatkan block shear.


3. Perencanaan Kolom
Kelangsingan kolom harus diperiksa terlebih dahulu, untuk menentukan besarnya
amplifikasi momen dan juga besarnya tegangan kritis yang akan digunakan untuk
menentukan kekuatan kolom.
Dalam perencanaan kolom, penggunaan tegangan kritis dalam menentukan
kemampuan layan kolom memiliki maksud juga agar kolom masih memiliki
kekuataan yang cukup (hingga batas plastis) sehingga keruntuhan dapat terhindarkan,
berbeda dengan balok yang menggunakan nilai plastis dalam menentukan kekuatan
layannya sehingga balok sudah tidak memiliki sisa kekuatan layan untuk menahan
beban yang melampaui perhitungan kekuatan layan balok tersebut.
Selain itu, sehubungan dengan perencanaan sambungan, maka kekuatan zona panel
kolom juga harus diperiksa untuk mencegah keruntuhan zona panel tersebut. Bisa
digunakan pelat pengganda ataupun pelat menerus yang bertujuan untuk menambah
kekuatan bagian zona panel pada kolom.



NB : Untuk perhitungan lebih detil dapat dibaca pada buku buku struktur baja















Sumber :
Segui, W. (2007). Steel Design Fouth Edition. Thomson, Canada

Anda mungkin juga menyukai