)
2. Sudut dipilih secara random dengan interval
3. Posisi awal semut berada di koordinat (0,0)
4. d tetap (d= 0,5)
5. Iterasi akan berhenti ketika
< c Dengan c
diambil sebesar 1
6. Semut tidak kembali ke sarang
7. Semut akan selalu bergerak mendekati sumber makanan
9
Benarkah Semut Memilih Rute Terpendek dalam Menuju Sumber Makanan
8. Jalur pulang semut pertama tidak berpengaruh pada jalur datang semut kedua
9. Semut berjalan tanpa hambatan
2.1.2 ASUMSI SEMUT KEDUA DAN SETERUSNYA
Asumsi yang digunakan untuk memodelkan semut kedua dan seterusnya, yaitu:
1. Sudut serta posisi semut ke-s dipengaruhi oleh posisi sumber makanan dan
posisi semut ke-(s-1)
2. Jika sudut yang dibentuk antara posisi semut ke-(s-1) dan posisi sumber
makanan lebih besar dari
3. Iterasi akan dilakukan selama selisih panjang lintasan yang dilalui semut
dengan jarak (0,0) ke sumber makanan lebih dari epsilon
2.2 VARIABEL
Variabel yang digunakan dalam pemodelan ini, yaitu :
(a,b) = koordinat sumber makanan
d = jarak tempuh
= sudut random
=
(
))
Persamaan pada komponen di sumbu-y:
))
Dari persamaan di atas, akan diperoleh posisi setiap langkah dari semut
pertama hingga akhirnya menuju sumber makanan dan membentuk sebuah rute.
Berikut ini akan dilampirkan grafik jalur semut pertama.
11
Benarkah Semut Memilih Rute Terpendek dalam Menuju Sumber Makanan
Jalur semut pertama dengan posisi sumber makanan (3,4)
2.3.2 TEKNIK PENYELESAIAN MODEL SEMUT KEDUA DAN
SETERUSNYA
Untuk menyelesaikan rute semut kedua dan seterusnya, akan ada kondisi
bersyarat dalam pemilihan posisi semut. Syarat yang diberlakukan pada model
yang dibangun adalah dalam pemilihan sudut antara jarak feromon semut
sebelumnya dengan sumber makanan. Hal ini dilakukan agar didapat hasil yang
lebih optimal dari semut sebelumnya serta semakin mendekati sumber makanan.
-1 0 1 2 3 4 5 6
-1
0
1
2
3
4
5
6
7
12
Benarkah Semut Memilih Rute Terpendek dalam Menuju Sumber Makanan
Persamaan pada komponen di sumbu-x:
Persamaan pada komponen di sumbu-y:
Jalur semut kedua dst yang berpengaruh dengan jalur semut pertama dengan posisi
sumber makanan (3,4)
-1 -0.5 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
-1
0
1
2
3
4
5
13
Benarkah Semut Memilih Rute Terpendek dalam Menuju Sumber Makanan
Menurut asumsi yang telah diambil d = 0,5, kami akan memvalidasi
dengan eksperimen yang telah kami lakukan. Apakah asumsi d yang telah kami
ambil mendekati realita yang ada?. Berikut data hasil eksperimen yang kami
dapat.
No. Posisi feromon ke-n d
1 1 0.5
2 2 0.5
3 3 0.6
4 4 0.6
5 5 0.4
6 6 0.3
7 7 0.5
8 8 0.4
9 9 0.4
10 10 0.5
11 11 0.6
12 12 0.4
13 13 0.3
14 14 0.5
15 15 0.4
16 16 0.5
17 17 0.3
18 18 0.4
19 19 0.4
20 20 0.5
21 21 0.4
22 22 0.3
23 23 0.5
24 24 0.4
25 25 0.6
26 26 0.4
27 27 0.4
28 28 0.6
29 29 0.5
30 30 0.5
31 31 0.6
32 32 0.4
33 33 0.3
34 34 0.4
35 35 0.4
36 36 0.5
37 37 0.5
38 38 0.4
0.45 d rata-rata
14
Benarkah Semut Memilih Rute Terpendek dalam Menuju Sumber Makanan
Berdasarkan hasil eksperimen di atas didapat bahwa d rata-rata = 0.45.
BAB 3
SIMPULAN
Setelah kami melakukan validasi yaitu dengan membandingkan hasil eksperimen
dengan model yang telah dibuat, maka didapatkan beberapa kesimpulan. Kesimpulan yang
didapat yaitu mengenai faktor utama yang memengaruhi semut dalam menuju sumber
makanan, besar d yang diperoleh, dan pemilihan jalur optimal.
Kesimpulan pertama yaitu faktor utama semut dalam menuju sumber makanan.
Faktor yang paling memengaruhi adalah posisi feromon serta posisi sumber makanan .
Adapula pergerakan semut pertama berbeda dengan semut-semut setelahnya . Semut pertama
bergerak secara acak sehingga faktor utama semut ini dalam bergerak hanya sumber
makanannya. Oleh karena itu, kemungkinan semut pertama tidak sampai ke sumber
makanan lebih besar dibandingkan dengan semut-semut setelahnya. Sedangkan pada semut-
semut setelahnya sangat memperhatikan posisi feromon dari semut sebelumnya, dan posisi
dari sumber makanan. Sehingga kemungkinan semut sampai pada sumber makanan lebih
besar dibandingkan semut pertama.
Kesimpulan yang kedua yaitu mengenai perolehan nilai d, dengan d adalah jarak
tempuh sebelum semut berbelok. Sebelumnya saat membangun model, kami membuat
asumsi bahwa besar d adalah 0,5 cm. Setelah itu, kami validasi hasil simulasi yang telah
kami buat dengan hasil eksperimen. Berdasarkan hasil perolehan data saat eksperimen, rata-
rata dari d yaitu sebesar 0,469 tidak berbeda jauh dengan asumsi yang telah kita ambil,
15
Benarkah Semut Memilih Rute Terpendek dalam Menuju Sumber Makanan
yaitu 0,5 cm. Hal ini menunjukkan bahwa model yang telah kami buat cukup mendekati
realita yang ada.
Kesimpulan ketiga yang merupakan kesimpulan utama dari pemodelan pemodelan ini
adalah barisan semut pada akhirnya akan mengambil jalur terpendek (optimal) dengan
panjang lintasannya mendekati