Anda di halaman 1dari 10

TUGAS EKONOMI TEKNIK KIMIA

Peningkatan Kadar PA ( Patchouli Alcohol ) pada Minyak Nilam Menggunakan Teknologi


Redistilasi Vakum


Disusun Oleh:
Mochamad Alpin Marup (21030111130071)








JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
ISI
a. Deskripsi Usaha

Perusahaan ini berdiri di bidang minyak atsiri / perkebunan yang dikemas dengan sentuhan
teknologi sehingga mengahsilkan produk yang berkualitas. Peningkatan kualitas produk ini
dilakukan dengan cara memisahkan senyawa terpen dari patchouli alcohol dengan tekanan
vakum sehingga komponen dalam minyak nilam tidak rusak. Dengan meningkatnya kadar PA
maka nilai jual dari minyak nilam akan meningkat dari 370.000 / kg ( untuk PA 27 %) menjadi
500.000/kg ( PA 31%).
Usaha kami beroperasi setiap hari senin sampai hari sabtu dari jam 08.00 16.00 WIB. Dan
setiap pekerja diberikan waktu 1 hati untuk libur agar tidak terlalu capek dalam bekerja. Apabila
terdapat banyak pemesanan maka jumlah produksi akan ditingkatkan dengan mengadakan
lembur bagi karyawan serta memberikan tambahan penghasilan dari uang lembur. Kami
menerima pengiriman barang dengan gratis biaya antar apabila dilakukan pemesanan dalam
jumlah besar ( minimal 100 kg) untuk wilayah Jawa selama masa promosi sedangkan apabila
masa promosi sudah habis maka biaya pengiriman ditanggung oleh pembeli.

a.1 Company Ownership
Perusahaan murni atsiri ini berbentuk CV. CV adalah bentuk perjanjian kerjasama antara 2 orang
atau dengan akta otentik sebagai akta pendirian yang dibuat di hadapan notaries yang berwenang.
Para pendiri perseroan komanditer terdiri dari Persero Aktif dan Persero Pasif. Yang
membedakan adalah tanggung jawabnya dalam perseroan. Persero aktif dalam hal ini saya yaitu
orang yang aktif dalam menjalankan dan mengelola perusahaan termasuk bertanggung jawab
secara penuh atas kekayaan pribadi. Persero pasif yaitu orang yang hanya bertanggung jawab
sebatas uang yang disetor saja ke dalam perusahaan tanpa melibatkan harta kekayaan pribadinya.

a.2 Start-up Summary
Perusahaan ini dikelola oleh 3 orang manager. Mochamad Alpin sebagai manager Pemasaran,
Muhammad Taufani Hazila sebagai manager produksi, Ayu Nurul sebagai manager karyawan
dan finansial. Perusahaan Murni Atsiri akan didirikan pada bulan Mei 2015 .
Biaya start-up mencapai Rp. 40.000.000,00. Modal awal diperoleh dari investor sebesar
Rp.30.000.000,00 dan masing-masing manager menanamkan modal sehingga mencapai Rp.
10.000.000,00. Biaya tersebut untuk sewa tempat, pembelian alat destilasi, pompa vakum, legal
dan pembelian bahan baku serta gaji para karyawan.

a.3 Lokasi dan Fasilitas perusahaan
Lokasi perusahaan berada di daerah Ungaran, Semarang dimana daerah tersebut dekat dengan
sumber air (sungai) yang digunakan sebagai air pendingin untuk kondensor. Selain itu terdapat
pula gudang untuk tempat penyimpanan bahan baku maupun produk. Peralatan yang digunakan
adalah 1 alat destilasi, 1 pompa vakum dan 1 kolam pendingin dengan 2 orang karyawan untuk
menjalankan operasi.
b. Analisis SWOT Usaha
Strenghts
Usaha Murni Atsiri kami mempunyai keunggulan dalam kualitas yang lebih baik dibanding
minyak nilam yang ada dipasaran dan sudah memenuhi syarat SNI. Pemenuhan bahan baku juga
terjamin karena banyak usaha-usaha dalam tingkat UKM yang bergerak dalam penyulingan
minyak atsiri dengan kemurnian yang masih rendah. Keunggulan lain dari usaha kami adalah
masih belum banyak pesaing yang bergerak didalam pemurnian minyak atsiri terutama minyak
nilam sehingga memberikan kesempatan bagi kami untuk mengembangkan usaha ini.
Weaknesses
Kekurangan dari usaha ini terletak pada modal kerja, hal ini dikarenakan harga minyak nilam
sudah cukup mahal yang mencapai 370.000/kg sehingga untuk kapasitas 50 kg membutuhkan
modal yang cukup besar. Kebutuhan modal yang besar ini dapat diantisipasi dengan kapasitas
produksi yang lebih kecil atau beralih ke permunian minyak atsiri lain seperti peningkatan
eugenol pada minyak daun cengkeh yang mempunyai harga jauh lebih murah di bandingkan
harga minyak nilam.
Opportunities
Dalam dunia minyak atsiri, permintaan dari luar negeri (AS, Eropa dan Jepang) sangatlah besar
mengingat kondisi geografis Negara tersebut yang beriklim dingin sehingga tanaman-tanaman
penghasil minyak atsiri tidak dapat tumbuh di Negara tersebut. Selain itu, minyak atsiri
merupakan bahan baku sehingga keberadaannya dibutuhkan untuk keberlangsungan industri.
Permintaan akan minyak atsiri juga akan semakin meningkat mengingat kesadaran masyarakat
untuk menggunakan bahan alami dan mulai meninggalkan bahan sintetis.
Threats
Mencerminkan ancaman potensial yang dihadapi oleh perusahaan. Dalam usaha minyak atsiri,
ancaman terdapat pada oknum-oknum yang melakukan penimbunan terhadap minyak atsiri
sehingga harga dengan cepat akan naik dan dengan cepat pula akan turun. Hal ini dapat
mengakibatkan penyuling mengalami kebangkrutan dalam waktu seketika. Ancaman lainnya
dalam usaha ini berasal dari pemerintah dimana untuk barang yang diekspor akan melalui proses
birokrasi yang panjang sehingga menghabiskan energi dan waktu untuk mengurusnya.

Analisis Keuangan / Benefit
Kapasitas produksi kami mampu mengolah minyak nilam 50 kg/operasi dimana dalam setiap
operasi sebanyak 5 % minyak dari operasi menjadi destilat. Dalam melakukan usaha tersebut
diperlukan investasi alat dan tambahan modal kerja. Rincinan tambahan modal yang diperlukan
adalah sebagai berikut :
1. Kebutuhan Modal Investasi
a. Investasi Alat

Pembelian alat destilasi stainless steel kapasitas 50 kg/operasi Rp 12.500.000,00
Pompa vakum Rp. 2.000.000,00
Pembuatan kolam pendingin Rp 3.000.000,00
Sewa tanah / tahun Rp. 2.000.000,00
Pembelian kompor gas + Tabung gas Rp. 300.000,00
Drum Plastik ( Packing ) Rp. 500.000,00
Total Rp 20.300.000,00

b. Modal kerja
Dengan kapasitas produksi 50 kg/hari diperlukan biaya sebagai berikut :
Minyak Nilam PA 27 % 370.000 x 50 Rp 18.500.000,00
Biaya air, listrik dan gas Rp 100.000,00
Pekerja ( 2 x 50.000) Rp. 100.000,00
Trasnportasi Rp. 100.000,00
Total Rp 18.800.000,00
Dari perhitungan diatas modal yang dibutuhkan untuk menjalankan produksi redestilasi minyak
nilam PA 27% adalah Rp. 39.100.000,00
2. Pembukuan (Cash Flow 1 Tahun)

Penjualan Produk
Harga minyak nilam PA 31 % Rp 500.000,00 / kg
Dengan melakukan 1 kali operasi per hari dan melakukan 6 kali kerja setiap minggunya serta
terdapat loss 5 % minyak nilam setiap operasi, maka pendapatan dapat dihitung menjadi :
Pendapatan tiap minggu 500.000 x 42,5 x 6 Rp 127.500.000,00
Pendapatan tiap bulan 127.500.000 x 4 Rp 510.000.000,00
Bulan 1
Investasi alat dan pembuatan kolam pendingin Rp. 20.300.000,00
Bulan 2
Modal kerja yang digunakan Rp. 18.800.000,00 per hari sehingga dalam waktu satu bulan modal
kerja yang dibutuhkan sebesar 24 x 18.800.000 = Rp.451.200.000,00. Sedangkan untuk
penjualan per bulan adalah Rp.510.000.000,00 sehingga keuntungan (penjualan modal kerja)
yang diperoleh sebesar Rp.58.800.000,00 dengan asumsi tidak terjadi pergolakan harga sehingga
setiap bulannya maka cash flow untuk jangka waktu 1 tahunnya dapat dilihat pada tabel dibawah
ini.





Tabel 2. Perhitungan Cash Flow Uang Bulan 1 6

Tabel 3. Perhitungan Cash Flow Uang Bulan 7 12

Dari tabel cash flow di atas dapat dilihat Payout of Time atau kembali modal dalam waktu 2
bulan. Bahkan dalam kurun waktu tersebut sudah mendapat laba sebesar Rp 31.300.000,00. Pada
akhir tahun produksi kami menghasilkan keuntungan Rp.547.300.000,00. Ini merupakan sebuah
investasi yang menguntungkan dan menjanjikan untuk dilakukan.

Tabel 4. Internal Rate Of Return untuk 5 Tahun Usaha Kedepan
Tahun
ke
Pengeluaran Pemasukan Net Cash
Flow
Pemodelan
matematis
cash flow
0 20.300.000 0 -20.300.000 -20.300.000
1 5.339.400.000 5.610.000.000 270.600.000 295.200.000
24.600.000
2 5.824.800.000 6.120.000.000 295.200.000 295.200.000
3 5.824.800.000 6.120.000.000 295.200.000 295.200.000
4 5.824.800.000 6.120.000.000 295.200.000 295.200.000
5 5.824.800.000 6.120.000.000 295.200.000 295.200.000
Menghitung persamaan neraca keuangan dimana output sama dengan input.
20.300.000 = 295.200.000 ( P / A, i%, 5) - 24.600.000 ( P / F, i%, 1)
Dengan menggunakan Trial dan persamaan garis lurus, maka di dapatkan nilai i = 41,10 %.
Nilai ini jauh lebih besar dari suku bunga bank saat ini (sekitar 6 %) yang menandakan modal
usaha akan lebih menguntungkan apabila diinvestasikan dalam usaha kami daripada menaruh
uang tersebut di Bank.
3. Net Present Value (NPV)

Dengan asumsi suku bunga Bank sebesar 6 % maka besarnya NPV untuk 5 tahun ke depan dapat
dihitung :
Tabel 5. NPV untuk Waktu 5 Tahun Usaha Kedepan
Tahun
ke
Pengeluaran Pemasukan Net Cash
Flow
0 20.300.000 0 -20.300.000
1 5.339.400.000 5.610.000.000 270.600.000
2 5.824.800.000 6.120.000.000 295.200.000
3 5.824.800.000 6.120.000.000 295.200.000
4 5.824.800.000 6.120.000.000 295.200.000
5 5.824.800.000 6.120.000.000 295.200.000
TOTAL 1.431.100.00
0

Besarnya Net Present Value = Future ( Present / Future, 6 %, 5)
= Rp. 1.431.100.000 (0,7473)
= Rp. 1.069.461.030,00
Besarnya nilai keuntungan yang dihasilkan untuk 5 tahun yang akan datang apabila di tinjau dari
nilai yang sekarang sebesar Rp.1.069.461.030,00 nilai ini cukup besar dalam menjalankan suatu
usaha yang baru. Apabila di tengah proses tersebut terjadi penambahan kapasitas maka secara
otomatis nilai yang dihasilkan akan lebih besar dari perhitungan yang ada sekarang.
4. Perhitungan BEP, B/C, ROI, dan POT Uang pengembangan

1. BEP (Break Even Point)
a. BEP untuk harga produksi
BEP Minyak nilam

BEP = Biaya Produksi / Kapasitas Produksi
= Rp 18.800.000,00 / 42,5 kg
= Rp 442.352,94
Dari perhitungan, terlihat bahwa titik balik modal diperoleh pada harga Rp.442.352,94/kg
Sementara harga yang di pasaran untuk minyak nilam dengan PA 31 % sebesar Rp.
500.000,00/kg artinya diperoleh keuntungan Rp 57.647,06 / kg
b. BEP untuk volume produksi
BEP Minyak daun cengkeh
BEP = Biaya Produksi / Harga Jual di Pasaran
= Rp 18.800.000,00/ Rp 500.000,00
= 37,6 kg
Dari perhitungan terlihat titik balik modal diperoleh pada produksi sebanyak 37,6 kg. Sementara
hasil produksi yang diperoleh sebanyak 42,5 kg per hari. Artinya, diperoleh 4,9 kg minyak nilam
PA 31 % sebagai keuntungan setiap harinya.
2. B/C (perbandingan penerimaan dan biaya)

B/C = Total Penjualan / Total Biaya Produksi
= Rp.21.250.000,00 / Rp 18.800.000,00
= Rp 1,13
Artinya setiap penambahan biaya Rp. 1, diperoleh penerimaan sebesar
Rp. 1,13
.
3. ROI (Return Of Investment)

ROI = (Keuntungan / Total Biaya Investasi) x 100%
= (Rp 51.600.000/ Rp. 20.300.000) x 100%
= 254,19 %
Artinya, tingkat keuntungan yang dapat dihasilkan dari investasi yang telah dikeluarkan sangat
besar.
4. Payout Of Time

POT = Total Biaya Investasi / Keuntungan
= Rp. 20.300.000 / Rp. 51.600.000
= 0,4 bulan
Ditambah waktu untuk investasi alat dan pembangunan kolam selama 1 bulan sehingga waktu
pengembalian modalnya adalah selama 1,4 bulan kerja.

Analisis Pelaksanaan dan Keberlanjutan Usaha
Analisis kelayakan ekonomi pada Cash Flow tahunan menunjukkan bahwa keuntungan yang
diperoleh pada akhir tahun masa produksi sebesar Rp. Rp. 547.300.000,00 IRR selama 5 tahun
produksi sebesar 41,10%, NPV untuk jangka waktu 5 tahun mempuyai nilai Rp.
1.069.461.030,00 BEP untuk harga produksi Rp 442.352,94/kg, BEP untuk volume produksi
37,6 kg, perbandingan penerimaan dengan biaya (B/C) Rp. Rp 1,13, ROI 254,19 % % dan POT
selama 1,4 bulan kerja. Semua indikator ini menunjukkan hasil yang memuaskan untuk
melakukan usaha redestilasi vakum minyak nilam sehingga usaha ini layak untuk direalisasikan.
Permintaan akan minyak atsiri semakin lama semakin bertambah, ini terbukti dari nilai ekspor
yang semakin tinggi dan menjadi salah satu komoditas ekspor andalan bagi Indonesia. Apabila
minyak nilam mengalami masa yang sulit dengan produksi yang rendah dari petani nilam maka
usaha ini dapat beralih ke pemurnian minyak atsiri lainnya sehingga keberlanjutan dari usaha
pemurnian ini cukup terjamin.

Anda mungkin juga menyukai