Anda di halaman 1dari 2

Pada percobaan kelarutan timbal balik, fenol yang digunakan adalah dalam bentuk

padatan dan dalam prcobaan ini bertindak sebagai zat terlarut sementara aquadest dan Nacl
bertindak sebagai pelarut. Pada tahap pertama ketika fenol dilarutkan di dalam aquadest,
diperoleh larutan fenol-aquadest yang bercampur sebagian, disebut demikian karena masih
terlihat batasan antara fenol yang telah larut dengan aquadest yang membentuk dua lapisan,
lapisan atas air dan lapisan bawah adalah fenol, hal ini di sebabkan karena air memiliki massa
jenis yang lebih rendah dari pada fenol
Setelah terjadi percampuran antara air dan fenol dalam tabung yang berbeda dengan
perbandingan komposisi yang berbeda pula, di lakukan pemanasan yang menyebabkan
larutan menjadi bening yang sebelumnya keruh karena penambahan aquades. Dalam proses
pemanasan campuran dilakukan pengocokan yang dimaksudkan untuk mencampurkan secara
sempurna antara aquadest dan fenol. Ketika dilakukan pengocokan tidak terbentuk campuran
keruh dan tidak terbentuk dua lapisan pemanasan pun dihentikan dan dicatat suhunya sebagai
suhu dimana terbentuk system satu fasa. Pada saat inilah akan disapatkan temperatur kritis
dari sistem fenol-air. Kemudian dilakukan pendinginan yang menyebabkan larutan menjadi
keruh kembali.
Perubahan warna larutan sistem fenol-air dari keruh menjadi jernih dan jernih menjadi
keruh, menandakan kalau zat mengalami perubahan kelarutan yang dipengaruhi oleh
perubahan suhu. Pada percobaan ini komponen air selalu ditambahkan dan jumlah fenolnya
tetap sehingga perubahan larutan dari jernih menjadi keruh atau sebaliknya terjadi pada suhu
yang berubah-ubah. Perubahan suhu bergantung pada komposisi atau fraksi mol kedua zat.
Dari data pengamatan didapatkan bahwa setiap penambahan aquadest ke dalam fenol,
suhu yang diperlukan untuk membuat larutan fenol- aquadest menjadi bening naik-turun.
Namun berdasarkan teori pada sistem fenol-aquades didapat bahwa semakin banyak aquades
yang ditambahkan pada setiap tahap pencampuran fenol maka semakin tinggi suhu kritis
yang diperoleh campuran fenol dan aquades. Hal ini dikarenakan banyaknya pelarut yang
ditambahkan sehingga semakin lama mencapai suhu kritisnya. Pada suhu yang tinggi,
intensitas tumbukan antarpartikel semakin tinggi dan energi aktivasi yang diperlukan suatu
zat untuk bereaksi pun semakin besar. Menurut teori, untuk sistem fenol-air mencapai
temperatur kritis pada 65,85 , sedangkan grafiknya seharusnya berbentuk parabola. Dan dari
hasil perhitungan temperatur kritis pada sistem fenol-air pada percobaan ini adalah 73.5
dengan fraksi mol etanol adalah 0.1329.

Dan pada pelarutan 2 gr fenol dalam 3ml NaCl didapatkan suhu untuk membuat
larutan tersebut menjadi bening yaitu pada suhu 71, hal ini sama dengan sistem fenol-air pada
kondisi yang sama. Namun untuk membuat lautan fenol-Nacl menjadi keruh kembali lebih
cepat jika dibandingkan dengan larutan fenol air yaitu pada suhu 68 sementara pada fenol-air
yaitu pada suhu 64.Ini dikarenakan oleh perbedaan sifat pelarut yang digunakan. Kelarutan
NaCl lebih besar jika dibandingkan kelarutan air sehingga pada tidak membutuhkan wktu
yang lama untuk menjadi keruh kembali. Dari hasil perhitungan didapatkan bahwa fraksi mol
fenol dalam sistem fenol-air-NaCl lebih besar dibandingkan dengan fraksi mol fenol dalam
air. Hal ini diakibatkan terjadinya efek salting out di mana adanya zat terlarut tertentu (fenol)
yang mempunyai kelarutan lebih besar disbanding zat utama, sehingga menyebabkan
penurunan kelarutan zat utama (NaCl).
Dalam praktikum ini, data pengamatan yang diperoleh kurang sesuai dengan teori.
Hal ini mungkin disebabkan karena adanya kesalahan dalam praktikum yaitupraktikan kurang
ketelitian dalam membaca termometer, praktikan kurang memahami saat terjadinya
kekeruhan untuk pertama kali sehingga penambahan air untuk pertama kali terlalu banyak,
kurang cermat dalam menentukan temperatur pada saat larutan berubah dari keruh menjadi
jernih dan jernih menjadi keruh kembali karena perubahan larutan dari keruh menjadi jernih
terjadi dalam waktu yang singkat, dan kesalahan pada saat penimbangan fenol dimana fenol
teroksidasi sehingga mudah menguap.

Anda mungkin juga menyukai