Anda di halaman 1dari 16

Praktikum Kimia Fisika II

KELARUTAN TIMBAL BALIK


Harpiandi1, Rista Vela Sarah Ambar2, Tata Apriani3, Kristina Desideria Putri
Yolanda
Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Tanjungpura
Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Kota Pontianak, Kalimantan Barat
Email: d1121201003@student.untan.ac.id

ABSTRAK
Percobaan kali ini ialah kelarutan timbal balik yang bertujuan untuk mempelajari
kelarutan timbal balik antara dua cairan dan menggambarkan kelarutan tersebut
dengan suhu suatu diagram fasa. Kelarutan timbal balik adalah kelarutan dari
suatu larutan yang bercampur sebagian bila temperaturnya di bawah temperatur
kritis. Jika mencapai temperature kritis, maka larutan tersebut dapat bercampur
sempurna (homogen) dan jika temperaturnya telah melewati temperatur kritis
maka sistem larutan tersebut akan kembali dalam kondisi bercampur sebagian
lagi. Prinsip percobaan dari kelarutan timbal balik fenol-air adalah dengan
menggunakan prinsip temperatur kritis suatu zat. Jika campuran mencapai titik
kritis, maka larutan akan homogen, tetapi jika dibawah atau melewati
temperature kritis, maka larutan akan tercampur sebagian. Pada percobaan ini
digunakan campuran fenol dan air, dengan perbandingan yang telah ditentukan.
Prinsip dari percobaan yaitu berdasarkan proses pemanasan pada larutan untuk
mengetahui kelarutan suatu zat padat pada saat sebelum mencapai titik kritis dan
setelah melewati titik kritis. Suatu zat akan menjadi dua fase sebelum dan sesudah
melewati titik kritis dan akan menjadi satu fase setelah mencapai titik kritis. Hasil
yang didapat dari percobaan hasil fraksi mol dari variasi konsentrasi fenol-air
0,1-0,5 ; 0,2-0,4 ; 0,3-0,3 ; 0,4-0,2 ; 0,5-0,1 secara berturut-turut 0,03684217
mol; 0,08728196 mol; 0,16055069 mol; 0,27668025 mol dan 0,48882757 mol.
Titik kritis pada percobaan adalah 47°C.

Kata Kunci: Biner Fenol-Air, kelarutan timbal balik, temperatur kritis,

Harpiandi | D1121201003 Kelarutan Timbal Balik


Praktikum Kimia Fisika II

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Prinsip Percobaan
Prinsip percobaan dari kelarutan timbal balik fenol-air adalah dengan
menggunakan prinsip temperatur kritis suatu zat. Jika campuran mencapai titik
kritis, maka larutan akan homogen, tetapi jika dibawah atau melewati
temperature kritis, maka larutan akan tercampur sebagian. Pada percobaan ini
digunakan campuran fenol dan air, dengan perbandingan yang telah
ditentukan. Prinsip dari percobaan yaitu berdasarkan proses pemanasan pada
larutan untuk mengetahui kelarutan suatu zat padat pada saat sebelum
mencapai titik kritis dan setelah melewati titik kritis. Suatu zat akan menjadi
dua fase sebelum dan sesudah melewati titik kritis dan akan menjadi satu fase
setelah mencapai titik kritis.
Reaksi:
C6H6 + CH3OH → C7H8O + H2O
C6H6 + NaOH → C6H5ONa + H2O
1.2 Tujuan Percobaan
Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari kelarutan timbal balik antara dua
cairan dan menggambarkan kelarutan tersebut dengan suhu suatu diagram
fasa.

Harpiandi | D1121201003 Kelarutan Timbal Balik


Praktikum Kimia Fisika II

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Larutan dan Kelarutan
Larutan merupakan campuran homogen yang terdiri dari dua zat
atau lebih. Suatu larutan terdiri dari zat terlarut (solute) dan pelarut
(solvent) (Putri, dkk, 2017). Suatu larutan sudah pasti berfasa tunggal.
Berdasarkan wujud dari pelarutnya, suatu larutan dapat digolongkan ke
dalam larutan padat, cair ataupun gas. Zat terlarut dalam ketiga fasa
larutan tersebut juga dapat berupa gas, cair ataupun padat. Campuran gas
selalu membentuk larutan karena semua gas dapat saling campur dalam
berbagai perbandingan. Larutan yang mengandung zat terlarut dalam
jumlah banyak dinamakan larutan pekat. Jika jumlah zat terlarut sedikit,
larutan dinamakan larutan encer. Istilah larutan biasanya mengandung arti
pelarut cair dengan cairan, padatan, atau gas sebagai zat yang terlarut.
(Petrucci, 1985). Titik didih suatu larutan merupakan suhu larutan
pada saat tekanan uap jenuh larutan itu sama dengan tekanan udara
luar (tekanan yang diberikan pada permukaan cairan) (Wolke, 2003).
Kelarutan adalah jumlah maksimum zat terlarut yang dapat larut
dalam jumlah pelarut atau jumlah larutan tertentu pada suhu tertentu
(Dzakwan dan Widodo, 2019). Kelarutan adalah kemampuan suatu zat
kimia tertentu, zat terlarut (solute), untuk larut dalam suatu pelarut
(solvent). Kelarutan dinyatakan dalam jumlah maksimum zat terlarut yang
larut dalam suatu pelarut pada kesetimbangan. Larutan hasil disebut
larutan jenuh. Zat-zat tertentu dapat larut dengan perbandingan apapun
terhadap suatu pelarut. Contohnya adalah etanol di dalam air. Sifat ini
lebih dalam bahasa Inggris lebih tepatnya disebut miscible. Pelarut
umumnya merupakan suatu cairan yang dapat berupa zat murni ataupun
campuran (Darmaji, 2005).
2.2 Kelarutan Timbal Balik
Kelarutan timbal balik adalah kelarutan dari suatu larutan yang
bercampur sebagian bila temperaturnya di bawah temperatur kritis. Jika

Harpiandi | D1121201003 Kelarutan Timbal Balik


Praktikum Kimia Fisika II

mencapai temperatur kritis, maka larutan tersebut dapat bercampur


sempurna (homogen) dan jika temperaturnya telah melewati temperatur
kritis maka sistem larutan tersebut akan kembali dalam kondisi bercampur
sebagian lagi. Salah satu contoh dari temperatur timbal balik adalah
kelarutan fenol dalam air yang membentuk kurva parabola yang
berdasarkan pada bertambahnya % fenol dalam setiap perubahan
temperatur baik di bawah temperatur kritis (Sukardjo, 2003).
Temperatur mempengaruhi komposisi kedua fase pada
kesetimbangan. Menaikkan temperatur akan menambah kemampuan
bercampurnya. (Atkins : 1996). Jika temperatur dari dalam kelarutan fenol
aquadest dinaikkan di atas 50°C maka komposisi larutan dari sistem
larutan tersebut akan berubah. Kandungan fenol dalam air untuk lapisan
atas akan bertambah (lebih dari 11,8 %) dan kandungan fenol dari lapisan
bawah akan berkurang (kurang dari 62,6 %). Pada saat suhu kelarutan
mencapai 66°C maka komposisi sistem larutan tersebut menjadi seimbang
dan keduanya dapat dicampur dengan sempurna.Temperatur kritis adalah
kenaikan temperatur tertentu dimana akan diperoleh komposisi larutan
yang berada dalam kesetimbangan. (Karyadi,2002).
2.3 Sistem Biner Fenol-Air
Sistem biner fenol - air merupakan sistem yang memperlihatkan
sifat kelarutan timbal balik antara fenol dan air pada suhu tertentu dan
tekanan tetap. Di sebut sistem biner karena jumlah komponen campuran
terdiri dari dua zat yaitu fenol dan air. Fenol dan air kelarutanya akan
berubah apabila dalam campuran itu ditambahan salah satu komponen
penyusunnya yaitu fenol atau air. Jika komposisi campuran fenol air
dilukiskan terhadap suhu akan diperoleh kurva sebagai berikut.

Harpiandi | D1121201003 Kelarutan Timbal Balik


Praktikum Kimia Fisika II

Gambar 2.1 Komposisi Campuran Fenol Air


L1 adalah fenol dalam air, L2 adalah air dalam fenol, XA dan XF
masingmasing adalah mol fraksi air dan mol fraksi fenol, XC adalah mol
fraksi komponen pada suhu kritis (Tc). Sistem ini mempunyai suhu kritis
(Tc) pada tekanan tetap, yaitu suhu minimum pada saat dua zat bercampur
secara homogen dengan komposisi Cc. Pada suhu T1 dengan komposisi di
antara A1 dan B1 atau pada suhu T2 dengan komposisi di antara A2 dan
B2, sistem berada pada dua fase (keruh). Sedangkan di luar daerah kurva
(atau diatas suhu kritisnya, Tc), sistem berada pada satu fase (jernih).
Temperatur kritis atas Tc adalah batas atas temperatur dimana nterjadi
pemisahan fase.Diatas temperatur batas atas, kedua komponen benar-benar
bercampur.Temperatur ini ada gerakan termal yang lebih besar
menghasilkan kemampuan campur yang lebih besar pada kedua
komponen, (Atkins PW, 1999).

Harpiandi | D1121201003 Kelarutan Timbal Balik


Praktikum Kimia Fisika II

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
3.1 Tabel Hasil Fenol-Air
Campuran Suhu Campuran
Suhu Rata-
No Keruh-
Fenol Air Bening-Keruh Rata(°C)
Bening
1 0,1 gr 0,5 mL 38°C 34°C 36°C
2 0,2 gr 0,4 mL 50°C 42°C 46°C
3 0,3 gr 0,3 mL 50°C 44°C 47°C
4 0,4 gr 0,2 mL 47°C 40°C 43,5°C
5 0,5 gr 0,1 mL 42°C 36°C 39°C
3.2 Tabel Hasil Fenol-Metanol
Campuran Suhu Campuran
Suhu Rata-
No Keruh-
Fenol Metanol Bening-Keruh Rata(°C)
Bening
1 0,1 gr 0,5 mL 45°C 43°C 44°C
3.3 Tabel Hasil Fenol-NaOH
Campuran Suhu Campuran
Suhu Rata-
No Keruh-
Fenol NaOH Bening-Keruh Rata(°C)
Bening
1 0,1 gr 0,5 mL - - -

3.2 Pembahasan
Larutan merupakan campuran homogen yang terdiri dari dua zat
atau lebih. Suatu larutan terdiri dari zat terlarut (solute) dan pelarut
(solvent) (Petrucci, 1985). Kelarutan adalah kemampuan suatu zat kimia
tertentu, zat terlarut (solute), untuk larut dalam suatu pelarut (solvent).
Kelarutan dinyatakan dalam jumlah maksimum zat terlarut yang larut
dalam suatu pelarut pada kesetimbangan (Darmaji, 2005).

Harpiandi | D1121201003 Kelarutan Timbal Balik


Praktikum Kimia Fisika II

Kelarutan timbal balik adalah kelarutan dari suatu larutan yang


bercampur sebagian bila temperaturnya di bawah temperatur kritis. Jika
mencapai temperatur kritis, maka larutan tersebut dapat bercampur
sempurna (homogen) dan jika temperaturnya telah melewati temperatur
kritis maka sistem larutan tersebut akan kembali dalam kondisi bercampur
sebagian lagi (Sukardjo, 2003).
Pertama timbang terlebih dahulu Fenol 0,1 g; 0,2 g; 0,3 g; 0,4 g;
0,5 g. Pipet akuades 0,1 ml; 0,2 ml; 0,3 ml; 0,4 ml; dan 0,5 ml. Siapkan
gelas beaker yang telah di isi air untuk dipanaskan dengan bunsen.
Masukan fenol kedalam tabung reaksi yang telah di isi akuades dengan
variasi perbandingan Fenol:Air yang telah ditentukan. Panaskan larutan
campuran kedalam gelas beaker hingga bening. Pemanasan campuran
dilakukan agar campuran dapat homogen. Catat suhu saat campuran sudah
homogen. Setelah itu didinginkan kembali campuran hingga keruh
kembali. Larutan keruh ini akan berubah kembali menjadi jernih (ketika
dipanaskan) dan sebaliknya larutan jernih akan keruh kembali
(ketikadidinginkan). Hal ini menandakan kalau zat mengalami perubahan
kelarutan yangdipengaruhi oleh perubahan suhu. Catat kembali suhu saat
campuran keruh. Setelah dilakukan pencampuran antara fenol dan air,
dilanjutkan dengan pencampuran fenol dan metanol. Pipet 0,5 ml metanol
ke dalam tabung reaksi dan larutkan fenol 0,1 g kedalam tabung reaksi
tadi. Perlakuan sama seperti campuran fenol-air. Catat suhu pada saat
bening dan menjadi keruh kembali. Dalam percobaan kelarutan fenol-air
digunakan pembanding dengan fenol-metanol dan fenol-NaOH.
Selanjutnya campuran antara 0,5 ml NaOH dan 0,1 g fenol. Pada
campuran fenol dan NaOH tidak keruh saat di campurkan. Fenol dalam
larutan NaOH membentuk satu fasa sehingga dapat disimpulkan bahwa
fenol larut dalam larutan NaOH. Hal ini disebabkan karena fenol
mempunyai cincin aromatik yang relatif stabil sehingga fenol mempunyai
sifat polar yang mampu larut dalam larutan.

Harpiandi | D1121201003 Kelarutan Timbal Balik


Praktikum Kimia Fisika II

Pada pencampuran Fenol-air di peroleh hasil pada campuran 0,1 gr


fenol dengan 0,5 ml air suhu campuran pada saat keruh-bening 38°C dan
pada saat bening-keruh 34°C. campuran 0,2 gr fenol dengan 0,4 ml air
suhu campuran keruh-bening 50°C dan suhu campuran bening-keruh
42°C. campuran 0,3 gr fenol dengan 0,3 ml air suhu yang tercapai pada
keruh-bening 50°C dan pada bening-keruh 44°C. campuran 0,4 gr fenol
dengan 0,2 ml air suhu campuran keruh-bening tercapai sebesar 47°C dan
suhu campuran pada bening-keruh sebesar 40°C. kemudian pada variasi
terakhir yaitu 0,5 gr fenol dengan 0,1 ml air suhu yang tercapai pada reaksi
keruh-bening adalah 64°C dan suhu campuran pada bening-keruh sebesar
36°C. Temperatur kritis (Tc) adalah batas atas temperatur dimana terjadi
pemisahan fase. Diatas temperatur batas atas, kedua komponen benar-
benar tercampur. Temperatur ini ada gerakan termal yang lebih besar
menghasilkan kemampuan campur yang lebih besar pada kedua
komponen. Dalam hal ini pada temperatur rendah kedua komponen lebih
dapat campur karena komponen-komponen itu membentuk kompleks yang
lemah, pada temperatur lebih tinggi kompleks itu terurai dan kedua
komponen kurang dapat bercampur (Atkins, 1999). Kelarutan fenol dalam
air membentuk kurva parabola yang berdasarkan pada bertambahnya %
fenol dalam setiap perubahan temperature baik di bawah temperature
kritis. Dari hasil grafik fenol-air didapatkan bahwa semakin banyak
volumenya maka semakin kecil nilai fraksinya. Semakin tinggi suhunya
maka semakin besar nilai fraksi molnya. Dari grafik yaitu antara fraksi
mol vs suhu (T). Grafik ini berbentuk parabola dimana puncaknya
merupakan suhu kritis (Tc) yang dicapai pada saat komponen mempunyai
fraksi mol tertentu. Suhu kritis dalam percobaan ini adalah 47ºC. Dalam
percobaan kelarutan fenol-air digunakan pembanding dengan fenol-
metanol dan fenol-NaOH yang mana pada fenol-metanol campuran 0,1
gr : 0,5 ml suhu campuran keruh-bening 45°C dan suhu campuran bening-
keruh 43°C dengan suhu rata-rata 44°C. dan pada campuran fenol-NaOH,
NaOH larut sempurna dalam fenol.

Harpiandi | D1121201003 Kelarutan Timbal Balik


Praktikum Kimia Fisika II

grafik kelarutan terhadap fenol-air


50
46 47
45 43.5
40 f(x) = − 3.35973193839712 x + 43.0056664313516 39
R² = 0.0166719563561129
36
35
30
suhu rata-rata

25
20
15
10
5
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
fraksi mol

Gambar 3.1 Grafik Kelarutan terhadap fenol-air


Kelarutan fenol dalam air dibandingkan kelarutan fenol dalam
metanol memiliki perbedaan kecepatan fenol untuk larut. Fenol dalam
metanol lebih mudah larut dibangdingkan fenol dalam air, hal ini
dipengaruhi oleh kesamaan sifat antara fenol dan metanol, selain itu juga
berdasarkan prinsip like disolve like senyawa yang mempunyai sifat yang
sama akan mudah larut. Fenol dapat larut dalam NaOH disebabkan oleh
terbentuknya garam fenil ketika fenol dicampurkan dengan NaOH.

Harpiandi | D1121201003 Kelarutan Timbal Balik


Praktikum Kimia Fisika II

C6H5OH+NaOH → C6H5ONa selain itu juga adanya gugus OH dari NaOH


menyebabkan fenol mudah larut dalam NaOH.
Aplikasi kelarutan timbal balik di industri yaitu pada pembuatan
reaktor kimia, pada proses pemisahan dengan cara pengkristalan integral,
selain itu juga dapat digunakan untuk dasar atau ilmu dalam proses
pembuatan grandul-grandul pada industri baja (Alfian dkk, 2013). Proses
pembuatan logam besi, ketika uap panas dimasukkan ke sebuah
besi panas, uap panas ini akan bereaksi dengan besi dan membentuk
sebuah besioksida magnetik berwarna hitam yang disebut magnetit, Fe 3O4.
Hidrogen yang terbentuk oleh reaksi ini tersapu oleh aliran uap.

BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa keadaan dimana
terjadinya perubahan warna dari keruh menjadi bening dan juga sebaliknya
merupakan contoh kelarutan timbal balik. Dalam percobaan ini,
temperature berbanding lurus dengan volume air yang digunakan. Dari
percobaan didapatkan hasil fraksi mol dari variasi konsentrasi fenol-air
0,1-0,5 ; 0,2-0,4 ; 0,3-0,3 ; 0,4-0,2 ; 0,5-0,1 secara berturut-turut adalah
0,03684217mol; 0,08728196 mol; 0,16055069 mol; 0,27668025 mol; dan
0,48882757 mol. Titik kritis dari percobaan ini yaitu pada suhu 47°C.
4.2 Saran
Dalam percobaan yang telah dilakukan, diharapkan kepada
praktikan lain untuk lebih teliti lagi dalam melakukan percobaan, agar
hasil percobaan yang didapatkan lebih akurat.

Harpiandi | D1121201003 Kelarutan Timbal Balik


Praktikum Kimia Fisika II

Harpiandi | D1121201003 Kelarutan Timbal Balik


Praktikum Kimia Fisika II

DAFTAR PUSTAKA
Alfian, M. R., Kartikatul, S. Q., Maulina, A. S., dan Setiawan, Y. R. 2013.
Laportorium Kimia Fisika: Timbal Balik Fenol-Air. FTI ITSN: Surabaya.
Atkins PW.1996. Kimia Fisika. Jakarta: Erlangga.
Atkins, PW. 1999. Kimia Fisika. “Ed ke-2 Kartahadiprodjo Irma I. Jakarta:
Erlangga.
Darmaji. 2005. Kimia Fisika I. Jambi: Universitas Jambi.
Dzakwan, M., & Widodo, P. 2019. Peningkatan Kelarutan Fisetin Dengan Teknik
Kosolvensi. Jurnal para peemikir, 8(2), 5-9.
Karyadi, Beny. 2002. Kimia Fisika. Jakarta: Erlangga.
Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar Edisi Keempat Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Putri, L. M. A., Prihandono, T., & Supriadi, B. 2017. Pengaruh konsentrasi
larutan terhadap laju kenaikan suhu larutan. Jurnal Pembelajaran
Fisika, 6(2), 151-157.
Sukardjo. 2003. Dasar-Dasar Kimia Fisika. Jogjakarta: Universitas Gajah Mada.
Wolke, R. L. 2003. Einstein Aja Gak Tau!. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Harpiandi | D1121201003 Kelarutan Timbal Balik


Praktikum Kimia Fisika II

LAMPIRAN

Gambar 1. Penimbangan Fenol Gambar 2. Proses Pemanasan


Fenol-Air dari keruh ke bening

Gambar 3. Proses Pengukuran Suhu Gambar 4. Hasil Akhir


Fenol-Air dari bening ke keruh

Harpiandi | D1121201003 Kelarutan Timbal Balik


Praktikum Kimia Fisika II

PERHITUNGAN
PERHITUNGAN
Mr Fenol= 94,114 g/mol
Mr Air= 18 g/mol
1. Fenol 0,1gr dan Air 0,5ml

 Massa Fenol= 0,1gr

Massa Fenol 0,1


Mol Fenol= = =0,00106254 mol
Mr Fenol 94,114

 Volume Air= 0,5ml

Massa Air= ρ air ×V air =1 × 0,5=0,5 gr

Massa Air 0,5


 Mol Air= = =0,02777778 mol
MrAir 18

 Fraksi Mol=

Mol Fenol 0,00106254


= =0,03684217 mol
Mol Fenol + Mol Air 00106254 +0,02777778

2. Fenol 0,2gr dan Air 0,4ml

Massa Fenol 0,2


 Mol Fenol= = =0,00212508 mol
Mr Fenol 94,114

 Massa Air= ρair ×V air =1 × 0,4=0,4 gr

Massa Air 0,4


 Mol Air= = =0,2222222 gr
MrAir 18

Mol Fenol 0,00212508


 Fraksi Mol= = =0,08728196 mol
Mol Fenol + Mol Air 0,0243473

3. Fenol 0,3gr dan Air 0,3ml

Massa Fenol 0,3


 Mol Fenol= = =0,00318762 mol
Mr Fenol 94,114

 Massa Air= ρair ×V air =1 × 0,3=0,3 gr

Harpiandi | D1121201003 Kelarutan Timbal Balik


Praktikum Kimia Fisika II

Massa Air 0,3


 Mol Air= = =0,01666667 mol
MrAir 18

Mol Fenol 0,00318762


 Fraksi Mol= = =0,16055069 mol
Mol Fenol + Mol Air 0,01985429

4. Fenol 0,4gr dan Air 0,2ml

Massa Fenol 0,4


 Mol Fenol= = =0,00425016 mol
Mr Fenol 94,114

 Massa Air= ρair ×V air =1 × 0,2=0,2 gr

Massa Air 0,2


 Mol Air= = =0,01111111mol
MrAir 18

Mol Fenol 0,00425016


 Fraksi Mol= = =0,27668025mol
Mol Fenol + Mol Air 0,01536127

5. Fenol 0,5gr dan Air 0,1ml

Massa Fenol 0,5


 Mol Fenol= = =0,00531271 mol
Mr Fenol 94,114

 Massa Air= ρair ×V air =1 × 0,1=0,1 gr

Massa Air 0,1


 Mol Air= = =0,00555556 mol
MrAir 18

Mol Fenol 0,00531271


 Fraksi Mol= = =0,48882757 mol
Mol Fenol + Mol Air 0,01086827

Harpiandi | D1121201003 Kelarutan Timbal Balik


Praktikum Kimia Fisika II

grafik kelarutan terhadap fenol-air


50
45 46 47
43.5
40 f(x) = − 3.35973193839712 x + 43.0056664313516 39
35 36
R² = 0.0166719563561129
suhu rata-rata
30
25
20
15
10
5
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
fraksi mol

Harpiandi | D1121201003 Kelarutan Timbal Balik

Anda mungkin juga menyukai