Anda di halaman 1dari 31

I.

DEFINISI
Tinea Cruris adalah dermatofitosis pada sela paha, perineum dan sekitar
anus. Kelainan ini dapat bersifat akut atau menahun, bahkan dapat
merupakan penyakit yang berlangsun seumur hidup. Lesi kulit dapat terbatas
pada daerahgenito-krural saja atau bahkan meluas ke daerah sekitar anus,
daerah gluteus dan perut bagian bawah atau bagian tubuh yang lain. Tinea
cruris mempunyai nama lain eczema marginatum, jockey itch, ringworm of
the groin, dhobie itch !asad, "sri, #rof.$r. %&&'(
II.ETIOLOGI
#enyebab utama dari tinea cruris Trichopyhton rubrum )&*( dan
Epidermophython fluccosum Trichophyton mentagrophytes +*(,
Trichopyhton tonsurans ,*( -oel, Trelia.$rg. ..Kes.%&&/(
III EPIDEMIOLOGI
Tinea cruris dapat ditemui diseluruh dunia dan paling banyak di daerah
tropis. "ngka kejadian lebih sering pada orang dewasa, terutama laki-laki
dibandingkan perempuan. Tidak ada kematian yang berhubungan dengan
tinea cruris.0amur ini sering terjadi pada orang yang kurang memperhatikan
kebersihan diri atau lingkungan sekitar yang kotor dan lembab 1iederkehr,
.ichael. %&&2(
III.PATOFISIOLOGI
Cara penularan jamur dapat secara angsung maupun tidak langsung.
#enularan langsung dapat secara fomitis, epitel, rambut yang mengandung
jamur baik dari manusia, binatang, atau tanah. #enularan tidak langsung
dapat melalui tanaman, kayu yang dihinggapi jamur, pakaian debu. "gen
penyebabjuga dapat ditularkan melalui kontaminasi dengan pakaian, handuk
atau sprei penderita atau autoinokulasi dari tinea pedis, tinea inguium, dan
tinea manum. 0amur ini menghasilkan keratinase yang mencerna keratin,
sehingga dapat memudahkan in3asi ke stratum korneum. 4nfeksi dimulai
dengan kolonisasi hifa atau cabang-cabangnya didalam jaringan keratin yang
mati. 5ifa ini menghasilkan enzim keratolitik yang berdifusi ke jaringan
epidermis dan menimbulkan reaksi peradangan. #ertumbuhannya dengan
pola radial di stratum korneum menyebabkan timbulnya lesi kulit dengan
batas yang jelas dan meninggi ringworm(. !eaksi kulit semula berbentuk
papula yang berkembang menjadi suatu reaksi peradangan.
-eberapa faktor yang berpengaruh terhadap timbulnya kelainan di kulit
adalah6
a.7aktor 3irulensi dari dermatofita
8irulensi ini bergantung pada afinitas jamur apakah jamur antropofilik,
zoofilik, geofilik. 9elain afinitas ini massing-masing jamur berbeda pula
satu dengan yang lain dalam hal afinitas terhadap manusia maupun
bagian-bagian dari tubuh misalnya6 Trichopyhton rubrum jarang
menyerang rambut, Epidermophython fluccosum paling sering
menyerang liapt paha bagian dalam.
b.7aktor trauma
Kulit yang utuh tanpa lesi-lesi kecil lebih susah untuk terserang jamur.
c.7aktor suhu dan kelembapan
Kedua faktor ini jelas sangat berpengaruh terhadap infeksi jamur, tampak
pada lokalisasi atau lokal, dimana banyak keringat seperti pada lipat
paha, sela-sela jari paling sering terserang penyakit jamur.
d.Keadaan sosial serta kurangnya kebersihan
7aktor ini memegang peranan penting pada infeksi jamur dimana terlihat
insiden penyakit jamur pada golongan sosial dan ekonomi yang lebih
rendah sering ditemukan daripada golongan ekonomi yang baik
e.7aktor umur dan jenis kelamin -oel, Trelia.$rg. ..Kes.%&&/(
IV.MANIFESTASI KLINIS
1. Anamnesis
Keluhan penderita adalah rasa gatal dan kemerahan di regio inguinalis
dan dapat meluas ke sekitar anus, intergluteal sampai ke gluteus. $apat pula
meluas ke supra pubis dan abdomen bagian bawah. !asa gatal akan semakin
meningkat jika banyak berkeringat. !iwayat pasien sebelumnya adalah
pernah memiliki keluhan yang sama. #asien berada pada tempat yang
beriklim agak lembab, memakai pakaian ketat, bertukar pakaian dengan
orang lain, aktif berolahraga, menderita diabetes mellitus. #enyakit ini dapat
menyerang pada tahanan penjara, tentara, atlit olahraga dan indi3idu yang
beresiko terkena dermatophytosis.
2. Pemeriksaan Fisik
:floresensi terdiri atas bermacam-macam bentuk yang primer dan
sekunder. .akula eritematosa, berbatas tegas dengan tepi lebih aktif terdiri
dari papula atau pustula. 0ika kronis atau menahun maka efloresensi yang
tampak hanya makula hiperpigmentasi dengan skuama diatasnya dan disertai
likenifikasi. ;arukan kronis dapat menimbulkan gambaran likenifikasi.
.anifestasi tinea cruris 6
<..akula eritematus dengan central healing di lipatan inguinal, distal lipat
paha, dan proksimal dari abdomen bawah dan pubis
%.$aerah bersisik
/.#ada infeksi akut, bercak-bercak mungkin basah dan eksudatif
+.#ada infeksi kronis makula hiperpigmentasi dengan skuama diatasnya
dan disertai likenifikasi
'."rea sentral biasanya hiperpigmentasi dan terdiri atas papula eritematus
yang tersebar dan sedikit skuama
,.#enis dan skrotum jarang atau tidak terkena
=.#erubahan sekunder dari ekskoriasi, likenifikasi, dan impetiginasi
mungkin muncul karena garukan
2.4nfeksi kronis bisa oleh karena pemakaian kortikosteroid topikal
sehingga tampak kulit eritematus, sedikit berskuama, dan mungkin
terdapat pustula folikuler
).5ampir setengah penderita tinea cruris berhubungan dengan tinea pedis
1iederkehr, .ichael. %&&2(.

V.PEMERIKSAAN PENUNJANG
#emeriksaan mikologik untuk membantu penegakan diagnosis terdiri
atas pemeriksaan langsung sediaan basah dan biakan. #ada pemeriksaan
mikologik untuk mendapatkan jamur diperlukan bahan klinis berupa
kerokan kulit yang sebelumnya dibersihkan dengan alkohol =&*.
a.#emeriksaan dengan sediaan basah
Kulit dibersihkan dengan alkohol =&* kerok skuama dari bagian
tepi lesi dengan memakai scalpel atau pinggir gelas taruh di obyek
glass tetesi K>5 <&-<' * <-% tetes tunggu <&-<' menit untuk
melarutkan jaringan lihat di mikroskop dengan pembesaran <&-+'
kali, akan didapatkan hifa, sebagai dua garis sejajar, terbagi oleh sekat,
dan bercabang, maupun spora berderet artrospora( pada kelainan kulit
yang lama atau sudah diobati, dan miselium
b. #emeriksaan kultur dengan 9abouraud agar
#emeriksaan ini dilakukan dengan menanamkan bahan klinis pada
medium saboraud dengan ditambahkan chloramphenicol dan
cyclohe?amide mycobyotic-mycosel( untuk menghindarkan
kontaminasi bakterial maupun jamur kontaminan. 4dentifikasi jamur
biasanya antara /-, minggu 1iederkehr, .ichael. %&&2(
c.#unch biopsi
$apat digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis namun
sensitifitasnya dan spesifisitasnya rendah. #engecatan dengan #eridoc
"cid@9chiff, jamur akan tampak merah muda atau menggunakan
pengecatan methenamin sil3er, jamur akan tampak coklat atau hitam
1iederkehr, .ichael. %&&2(.
d. #enggunaan lampu wood bisa digunakan untuk menyingkirkan adanya
eritrasma dimana akan tampak floresensi merah bata1iederkehr,
.ichael. %&&2(.
VI.DIAGNOSIS
$iagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik
dengan melihat gambaran klinis dan lokasi terjadinya lesi serta pemeriksaan
penunjang seperti yang telah disebutkan dengan menggunakan mikroskop
pada sediaan yang ditetesi K>5 <&-%&*, sediaan biakan pada medium
9aboraud, punch biopsi, atau penggunaan lampu wood.
VII.DIAGNOSIS BANDING
Candidosis intertriginosa
Kandidosis adalah penyakit jamur yang disebabkan oleh spesies
Candida biasanya oleh Candida albicans yang bersifat akut atau subakut
dan dapat mengenai mulut, 3agina, kulit, kuku, bronki.#enyakit ini
terdapat di seluruh dunia, dapat menyerang semua umur, baik laki-laki
maupun perempuan.
#atogenesisnya dapat terjadi apabila ada predisposisi baik endogen
maupun eksogen. 7aktor endogen misalkan kehamilan karena
perubahan p5 dalam 3agina, kegemukan karena banyak keringat,
debilitas, iatrogenik, endokrinopati, penyakit kronis orang tua dan bayi,
imunologik penyakit genetik(. 7aktor eksogen berupa iklim panas dan
kelembapan, kebersihan kulit kurang, kebiasaan berendam kaki dalam
air yang lama menimbulkan maserasi dan memudahkan masuknya
jamur, kontak dengan penderita.
$apat mengenai daerah lipatan kulit, terutama ketiak, bagian
bawah payudara, bagian pusat, lipat bokong, selangkangan, dan sela
antar jariA dapat juga mengenai daerah belakang telinga, lipatan kulit
perut, dan glans penis balanopostitis(. #ada sela jari tangan biasanya
antara jari ketiga dan keempat, pada sela jari kaki antara jari keempat
dan kelima, keluhan gatal yang hebat, kadang-kadang disertai rasa
panas seperti terbakar.
Lesi pada penyakit yang akut mula-mula kecil berupa bercak
yang berbatas tegas, bersisik, basah, dan kemerahan. Kemudian meluas,
berupa lenting-lenting yang dapat berisi nanah berdinding tipis, ukuran
%-+ mm, bercak kemerahan, batas tegas, #ada bagian tepi kadang-
kadang tampak papul dan skuama. Lesi tersebut dikelilingi oleh lenting-
lenting atau papul di sekitarnya berisi nanah yang bila pecah
meninggalkan daerah yang luka, dengan pinggir yang kasar dan
berkembang seperti lesi utama. Kulit sela jari tampak merah atau
terkelupas, dan terjadi lecet. #ada bentuk yang kronik, kulit sela jari
menebal dan berwarna putih.
:rytrasma
:rytrasma adalah penyakit bakteri kronik pada stratum korneum yang
disebabkan oleh Corynebacterium minitussismum, ditandai lesi berupa
eritema dan skuama halus terutama di daerah ketiak dan lipat paha. ;ejala
klinis lesi berukuran sebesar milier sampai plakat. Lesi eritroskuamosa,
berskuama halus kadang terlihat merah kecoklatan. 8ariasi ini rupanya
bergantung pada area lesi dan warna kulit penderita. Tempat predileksi
kadang di daerah intertriginosa lain terutama pada penderita gemuk.
#erluasan lesi terlihat pada pinggir yang eritematosa dan serpiginose. Lesi
tidak menimbul dan tidak terlihat 3esikulasi. :floresensi yang sama berupa
eritema dan skuama pada seluruh lesi merupakan tanda khas dari eritrasma.
9kuama kering yang halus menutupi lesi dan pada perabaan terasa berlemak.
#ada pemeriksaan dengan lampu wood lesi terlihat berfluoresensi merah
membara coral red( !asad, "sri, #rof.$r. %&&'(
#soriasis
#soriasis adalah penyakit yang penyebabnya autoimun, bersifat
kronik dan residif, ditandai dengan adanya bercak-bercak eritema
berbatas tegas dengan skuama yang kasar, berlapis-lapis dan transparan,
disertai fenomena tetesan lilin, "uspitz, dan Kobner. Tempat predileksi
pada skalp, perbatasan daerah tersebut dengan muka, ekstremitas
ekstensor terutama siku serta lutut dan daerah lumbosakral. Kelainan
kulit terdiri atas bercak eritema yang meninggi plak( dengan skuama
diatasnya. :ritema sirkumskrip dan merata, tetapi pada stadium
penyembuhan sering bagian di tengah menghilang dan hanya terdapat
di pinggir. 9kuama berlapis-lapis, kasar dan berwarna putih seperti
mika, serta transparan. -esar kelainan ber3ariasi dapat lentikular,
numular atau plakat, dapat berkonfluensi.
$ermatitis 9eboroik
$ermatitis 9eboroik merupakan penyakit inflamasi konis yang
mengenai daerah kepala dan badan. #re3alensi $ermatitis 9eboroik
sebanyak <-'* populasi.Lebih sering terjadi pada laki-laki daripada
wanita. #enyakit ni dapat mengenai bayi sampa orang dewasa.
Bmumnya pda bayi terjadi pada usia / bulan sedang pada dewasa
pada usia /&-,& tahun. Kelainan kulit berupa eritema dan skuama
yang berminyak dan agak kekuningan dengan batas kurang tegas.
-entuk yang berat ditandai dengan adanya bercak-bercak berskuama
dan berminyak disertai eksudat dan krusta tebal.
VIII.PENATALAKSANAAN
#ada infeksi tinea cruris tanpa komplikasi biasanya dapat dipakai anti
jamur topikal saja dari golongan imidazole dan allynamin yang tersedia
dalam beberapa formulasi. 9emuanya memberikan keberhasilan terapi yang
tinggi =&-<&&* dan jarang ditemukan efek samping. >bat ini digunakan
pagi dan sore hari kira-kira %-+ minggu. Terapi dioleskan sampai / cm diluar
batas lesi, dan diteruskan sekurang-kurangnya % minggu setelah lesi
menyembuh. Terapi sistemik dapat diberikan jika terdapat kegagalan dengan
terapi topikal, intoleransi dengan terapi topikal. 9ebelum memilih obat
sistemik hendaknya cek terlebih dahulu interaksi obat-obatan tersebut.
$iperlukan juga monitoring terhadap fungsi hepar apabila terapi sistemik
diberikan lebih dari + mingggu.
#engobatan anti jamur untuk Tinea cruris dapat digolongkan dalam
emapat golongan yaitu6 golongan azol, golongan alonamin, benzilamin dan
golongan lainnya seperti siklopiros,tolnaftan, haloprogin. ;olongan azole ini
akan menghambat enzim lanosterol <+ alpha demetylase sebuah enzim yang
berfungsi mengubah lanosterol ke ergosterol(, dimana truktur tersebut
merupakankomponen penting dalam dinding sel jamur. ;oongan "lynamin
menghambat keja dari sCualen epokside yang merupakan enzim yang
mengubah sCualene ke ergosterol yang berakibat akumulasi toksik sCualene
didalam sel dan menyebabkan kematian sel. $engan penghambatan enzim-
enzim tersebut mengakibatkan kerusakan membran sel sehingga ergosterol
tidak terbentuk. ;olongan benzilamin mekanisme kerjanya diperkirakan
sama dengan golongan alynamin sedangkan golongan lainnya sama dengan
golongan azole. #engobatan tinea cruris tersedia dalam bentuk pemberian
topikal dan sistemik6
>bat secara topikal yang digunakan dalam tinea cruris adalah6
<.;olongan "zol
a.Clotrimazole Lotrimin, .ycelec(
.erupakan obat pilihan pertama yang digunakan dalam pengobatan
tinea cruris karena bersifat broad spektrum antijamur yang
mekanismenya menghambat pertumbuhan ragi dengan mengubah
permeabilitas membran sel sehingga sel-sel jamur mati. #engobatan
dengan clotrimazole ini bisa die3aluasi setelah + minggu jika tanpa
ada perbaikan klinis. #enggunaan pada anak-anak sama seperti
dewasa. >bat ini tersedia dalam bentuk kream <*, solution, lotion.
$iberikan % kali sehari selama + minggu. Tidakada kontraindikasi
obat ini, namun tidak dianjurkan pada pasien yang menunjukan
hipersensiti3itas, peradangan infeksi yang luas dan hinari kontak
mata.
b..ikonazole icatin, .onistat-derm(
.ekanisme kerjanya dengan selaput dinding sel jamur yang rusak
akanmenghambat biosintesis dari ergosterol sehingga permeabilitas
membran sel jamur meningkat menyebabkan sel jamur mati. Tersedia
dalam bentuk cream %*, solution, lotio, bedak. $iberikan % kali sehari
selama + minggu. #enggunaan pada anak sama dengan dewasa. Tidak
dianjurkan pada pasien yang menunjukkan hipersensiti3itas, hindari
kontak dengan mata.
c.:conazole 9pectazole(
.ekanisme kerjanya efektif terhadap infeksi yang berhubungan
dengan kulit yaitu menghambat !D" dan sintesis, metabolisme
protein sehingga mengganggu permeabilitas dinding sel jamur dan
menyebabkan sel jamur mati. #engobatan dengan ecnazole dapat
dilakukan dalam %-+ minggu dengan cara dioleskan sebanyak %kali
atau + kali dalam sediaan cream <*.. Tidak dianjurkan pada pasien
yang menunjukkan hipersensiti3itas, hindari kontak dengan mata.
d.Ketokonazole Dizoral(
.ekanisme kerja ketokonazole sebagai turunan imidazole yang
bersifat broad spektrum akan menghambat sintesis ergosterol
sehingga komponen sel jamur meningkat menyebabkan sel jamur
mati. #engobatan dengan ketokonazole dapat dilakukan selama %-+
minggu. Tidak dianjurkan pada pasien yang menunjukkan
hipersensiti3itas, hindari kontak dengan mata.
e.>?iconazole >?istat(
.ekanisme o?iconazole kerja yang bersifat broad spektrum akan
menghambat sintesis ergosterol sehingga komponen sel jamur
meningkat menyebabkan sel jamur mati. #engobatan dengan
o?iconazole dapat dilakukan selama %-+ minggu. Tersedia dalam
bentk cream <* atau bedak kocok. #enggunaan pada anak-anak <%
tahun penggunaan sama dengan orang dewasa. Tidak dianjurkan pada
pasien yang menunjukkan hipersensiti3itas dan hanya digunakan
untuk pemakaian luar.
f.9ulkonazole :?eldetm(
9ulkonazole merupakan obat jamur yang memiliki spektrum luas.
Titik tangkapnya yaitu menghambat sintesis ergosterol yang akan
menyebabkan kebocoran komponen sel, sehingga menyebabkan
kematian sel jamur. Tersedia dalam bentuk cream <* dan solutio.
#enggunaan pada anak-anak <% tahun penggunaan sama dengan orang
dewasa dioleskan pada daerah yang terkena selama %-+ minggu
sebanyak + kali sehari(.
%.;olongan alinamin
a.Daftifine Daftin(
-ersifat broad spektrum anti jamur dan merupakan deri3at sintetik
dari alinamin yang mekanisme kerjanya mengurangi sintesis dari
ergosterol sehingga menyebabkan pertumbuhan sel amur terhambat.
#engobatan dengan naftitine die3aluasi setelah + minggu jika tidak
ada perbaikan klinis. Tersedia dalam bentuk <* cream dan lotion. .
#enggunaan pada anak sama dengan dewasa dioleskan + kali sehari
selama %-+minggu(.
b. Terbinafin Lamisil(
.erupakan derifat sintetik dari alinamin yang bekerja menghambat
skualen epo?ide yang merupakan enzim kunci dari biositesis sterol
jamur yang menghasilkan kekurangan ergosterol yang menyebabkan
kematian sel jamur. 9ecara luas pada penelitian melaporkan
keefektifan penggunaan terbinafin. Terbenafine dapat ditoleransi
penggunaanya pada anak-anak. $igunakan selama <-+ minggu
/.;olongan -enzilamin
a. -utenafine menta?(
"nti jamur yang poten yang berhuungan dengan alinamin. Kerusakan
membran sel jamur menyebabkan sel jamur terhambat
pertumbuhannya. $igunakan dalam bentuk cream <*, diberikan
selama %-+ minggu. #ada anak tidak dianjurkan. Bntuk dewasa
dioleskan sebanyak +kali sehari.
+.;olongan lainnya
a. 9iklopiroks Lopro?(
.emiliki sifat broad spektrum anti fungal. Kerjanya berhubunan
dengan sintesi $D"
b.5aloprogin halote?(
Tersedia dalam bentuk solution atau spray, <* cream. $igunakan
selama %-+minggu dan dioleskan sebanyak /kali sehari.
c.Tolnaftate
Tersedia dalam cream <*,bedak,solution. $ioleskan %kali sehari
selama %-+ minggu1iederkehr, .ichael. %&&2(.
#engobatan secara sistemik dapat digunakan untuk untuk lesi yang
luas atau gagal dengan pengobatan topikal, berikut adalah obat sistemik
yang digunakan dalam pengobatan tinea cruris6
a. Ketokonazole
9ebagai turunan imidazole, ketokonazole merupakan obat jamur oral
yangberspektrum luas. Kerja obat ini fungistatik. #emberian %&&mgEhari
selama %-+ minggu.
b. 4trakonazole
9ebagai turunan triazole, itrakonazole merupakan obat anti jamur oral
yang berspektrum luas yang menghambat pertumbuhan sel jamur dengan
menghambat sitokrom #-+'& dependent sintetis dari ergosterol yang
merupakan komponen penting pada selaput sel jamur.#ada penelitian
disebutkan bahwa itrakonazole lebih baik daripada griseoful3in dengan
hasil terbaik %-/ minggu setelah perawatan. $osis dewasa %&&mg po
selam < minggu dan dosis dapat dinaikkan <&&mg jika tidak ada perbaikan
tetpi tidak boleh melebihi +&&mgEhari.Bntuk anak-anak 'mgEhari #>
selama < minggu. >bat ini dikontraindikasikan pada penderita yang
hipersensiti3itas, dan jangan diberikan bersama dengan cisapride karena
berhubunngan dengan aritmia jantung.
c.;riseofulfin
Termasuk obat fungistatik, bekerja dengan menghambat mitosis sel jamur
dengan mengikat mikrotubuler dalam sel. >bat ini lebih sedikit tingkat
keefektifannya dibanding itrakonazole. #emberian dosis pada dewasa
'&&mg microsize //&-/=' mg ultramicrosize( #> selama %-+minggu,
untuk anak <&-%' mgEkgEhari #o atau %& mg microsize EkgEhari
c.Terbinafine
#emberian secara oral pada dewasa %'&gEhari selama % minggu(. #ada
anak pemberian secara oral disesuaikan dengan berat badan6
<%-%&kg 6,%,'mgEhari selama % minggu
%&-+&kg 6<%'mgE hari selama % minggu
F+&kg6%'&mgE hari selama % minggu
:dukasi kepada pasien di rumah 6
<."njurkan agar menjaga daerah lesi tetap kering
%.-ila gatal, jangan digaruk karena garukan dapat menyebabkan infeksi.
/.0aga kebersihan kulit dan kaki bila berkeringat keringkan dengan handuk
dan mengganti pakaian yang lembab
+.;unakan pakaian yang terbuat dari bahan yang dapat menyerap keringat
seperti katun, tidak ketat dan ganti setiap hari.
'.Bntuk menghindari penularan penyakit, pakaian dan handuk yang
digunakan penderita harus segera dicuci dan direndam air panas.
I.KOMPLIKASI
Tinea cruris dapat terinfeksi sekunder oleh candida atau bakteri yang
lain. #ada infeksi jamur yang kronis dapat terjadi likenifikasi dan
hiperpigmentasi kulit.
.PROGNOSIS
#rognosis penyakit ini baik dengan diagnosis dan terapi yang tepat
asalkan kelembapan dan kebersihan kulit selalu dijaga.
Pen!a"#$#an
$inegara yang beriklim tropis dengan kelembaban udara relatif tinggi , akan
menyebabkan mudah berpeluh, memicu terjadinya penyakit jamur.#ada
infeksi kulit karena jamur selain gatal gejalanya berupa bercak putih bersisik
halus atau bintil merah . Tanda awal kulit terkena infeksi jamur adalah rasa
gatal yang hebat saat kulit berkeringat .;ejala penyakit jamur pada kulit juga
bergantung pada bagian kulit yang terkena serta jenis jamur penyebabnya .
#ada dasarnya jamur paling sering menyerang lokasi yang lembab dan orang
yang kurang menjaga kebersihannya Tinea adalah penyakit pada jaringan
yang mengandung zat tanduk, misalnya lapisan teratas pada kulit pada
epidermis, rambut, dan kuku, yang disebabkan golongan jamur dermatofita
jamur yang menyerang kulit(. Tinea kruris sendiri merupakan penyakit kulit
yang disebabkan oleh jamur pada daerah genitokrural selangkangan(,
sekitar anus, dan kadang-kadang sampai perut bagian bawah
1. E%i&$&'i
0amur atau kulat dermatofita yang sering ditemukan pada kes tinea
kruris adalah, :.7loccosum, T. !ubrum, dan T. .entagrophytes.
Lelaki lebih sering terkena daripada wanita. .aserasi dan oklusi kulit lipat
paha menyebabkan peningkatan suhu dan kelembaban kulit yang akan
memudahkan infeksi. Tinea kruris biasanya timbul akibat penjalaran infeksi
dari bagian tubuh lain. 0angkitan juga dapat terjadi melalui sentuhan
langsung dengan indi3idu yang terinfeksi atau tidak langsung melalui benda
yang mengandung jamur, misalnya tuala, seluar, tempat tidur hotel dan lain-
lain.
2. Pa%&(isi&$&'i
#enyebab tersering tinea kruris termasuklah Trichophyton rubrum dan
:pidermophyton floccosumA kadang dijumpai juga Trichophyton
mentagrophytes and Trichophyton 3errucosum . Tinea kruris adalah
penyakit infeksi berjangkit yang dapat ditularkan melalui pakaian atau bahan
yang dipakai yang terkontaminasi, seperti tuala,bantal, atau oleh
autoinokulasi dari reser3oir dari tangan atau kaki tinea manuum, tinea
pedis, tinea unguium(. "gen penyebab ini menghasilkan keratinases enzim
yang bersifat toksin, yang membenarkan in3asi ke dalam lapisan sel tanduk
pada epidermis. !espon imun badan akan menghalang in3asi lebih dalam.
.enyebabkan mangsa merasa gatal atau sedikit panas di tempat tersebut
akibat timbulnya peradangan dan iritasi. .7aktor risiko infeksi awal atau
kekambuhan adalah memakai pakaian ketat atau basah. #eluh yang
berlebihan di kawasan tertentu.
). Pemeriksaan
/.a( "namnesis
9elalunya mangsa tinea kruris datang ke doktor dengan keluhan bercak
di lipatan paha, di regio inguinal, kulit terasa gatal dan panas. 1aktu
berpeluh lebih gatal dan tidak selesa. -ercak dapat sampai ke sekitar tepi
paha,naik ke perut, ke sekitar anus atau ke testis.
/.b( 7izik
-ercak pada kulit akibat peradangan dan iretasi yang bewarna merah
atau hitam. -erbatas tegas dengan warna lebih gelap, simetris dan dapat
meyebar ke paha, perut, bgian anus dan testis.lLlaki dewasa lebih sering
terkena berbandinag wanita. 9elalunya terasa gatal dan panas.
/.c( #enunjang
1oodGs Light :?amination
Kebanyakan dermatofitosis tidak fluorensen termasuklah penyebab
tinea kruris. #emeriksaan cahaya 1ood dapat membantu membezakan
erithrasma yang disebabkan oleh bakteria Corynebacterium minutissimum,
yang fluoresen merah , dan tinea cruris, yang tidak fluoresen
"pabila positif, uji 1ood ini dapat membantu menentukan lamanya infeksi,
respon dan rawatan yang harus diberi.
.ikroskop
#emeriksaan mikroskop adalah tunjang kepada diagnosis infeksi tinea. #ada
tinea kruris, bahan untuk pemeriksaan jamur sebaiknya diambil dengan
mengikis tepi lesi yang meninggi atau aktif. Khusus untuk lesi yang
berbentuk lenting-lenting, seluruh atapnya harus diambil untuk bahan
pemeriksaan. #emeriksaan mikroskopik dengan menggunakan mikroskop(
secara langsung menunjukkan artrospora hifa yang bercabang( yang khas
pada infeksi dermatofita.
Kultur
Kultur jarang di lakukan karena selalunya mahal dan memakan masa yang
lama.namun,kultur dilakukan apabila pesakit dengan riwayat terapi obat
yang lama tetapi diagnosis masih diragui. 4dentifikasi spesifik zoofilik
spesies sebagai sumber infeksi dapat membantu mencegah infeksi kembali
ia juga penting untuk menentukan spesifik jamur penyebab karena akti3iti
anti jamur ber3ariasi.
*. Dia'n&sis Ker+a
Tinea kruris sering menyebaban kegatalan dan panas di daerah groin
atau selangkangan, sekitar paha atau anus. 4a mungkin melibatkan bagian
dalam tepi paha dan genital dan perut. Tempat terkena akan menjadi merah
atau gelap dengan kulit yang merekah,tipis dan mengelupas.
4nfeksi akut bermula dengan kulit di kedua lipat paha kemudian menyebar
dan batasnya lebih tegas dan gelap. 0ika infeksi makin lama, kawasan infeksi
akan merebak ke bagian tepi sebelah dalam paha dan bertambah merah dan
gatal. #erbezaan kulit normal dan area infeksi kelihatan jelas pada waktu ini.
-atas kawasan infeksi menjadi lebih merah, kadang wujud nodul atau
pustule di batas batasnya. 4nfeksi minimum pada testis dan penis. "walnya
pesakit akan mengeluh kegatalan yang sangat kemudian lesi bertambah gatal
jika maserasi dan superinfesi berlaku.
Cara terbaik untuk diagnosa tinea kruris adalah dengan melihat hifanya
di bawah mikroskop, uji K>5. Kulit yang terkena infeksi di kerok sedikit
dan di letakkan di slide kaca. Tetes sedikit kalium hidroksida K>5 dan slide
dipanaskan sekejap. K>5 akan menjadikan bahan pada kulit sel terlepas
bersamam hifa tanpa menganggu bentuk dan bahannya. 9tain khas seperti
Chlorazol 7ungal 9tain, 9wartz Lamkins 7ungal 9tain, atau #arkerGs blue ink
boleh digunakan untuk membantu melihat hifa dengan lebih baik.
,. !ia'n&sis -an!in'
<. #soriasis 8ulgaris
#soriasis 3ulgaris berbeza dengan Tinea Cruris karena terdapat kulit
mengelupas atau skuama yang tebal, kasar, dan berlapis-lapis, disertai tanda
titisan lilin, Kobner dan "uspitz. Tempat predileksinya juga berbeza,
psoriasis sering terdapat di ekstremitas bagian ekstensor terutama siku, lutut,
kuku dan daerah lumbosakral. #erbezaannya ialah skuamanya lebih tebal
dan putih, seperti kaca. 9elain itu, pada pemeriksan histopatologis terdapat
papilomatosis.
%. #itiriasis !osea
#itiriasis rosea ialah penyakit kulit yang belum diketahui penyebabnya,
dimulai dengan lesi awal berbentuk eritema dan skuama halus. Lesi awal
berupa herald patch, umumnya di badan, soliter, bentuk o3al dan terdiri atas
eritema serta skuama halus dan tidak berminyak di pinggir. Lesi berikutnya
lebih khas yang dapat dibedakan dengan Tinea Cruris, yaitu lesi yang
menyerupai pohon cemara terbalik. Tempat predileksinya juga berbeda,
lebih sering pada badan, lengan atas bagian proksimal dan paha atas, jarang
pada kulit kepala.
/. Kandidiasis
Kandidiasis adalah penyakit jamur yang disebabkan oleh spesies
Candida, biasanya oleh Candida albicans.
Kandidosis kadang sulit dibezakan dengan Tinea Cruris jika mengenai
lipatan paha dan perianal. Lesi dapat berupa bercak yang berbatas tegas,
bersisik, basah dan berkrusta. #erbedaannya ialah pada kandidiasis terdapat
eritema berwarna merah cerah berbatas tegas dengan satelit-satelit di
sekitarnya. -iasanya kandidiasis dilipat paha mempunyai konfigurasi hen
and chicken. #redileksinya juga bukan pada daerah-daerah yang berminyak,
tetapi lebih sering pada daerah yang lembab. 9elain itu, pada pemeriksaan
dengan larutan K>5 <& *, terlihat sel ragi, blastospora atau hifa semu. #ada
wanita, ada tidaknya flour albus biasanya dapat membantu diagnosis.
#ada penderita diabetes mellitus, kandidiasis merupakan penyakit yang
sering dijumpai.
+ . :ritrasma
:ritrasma merupakan penyakit yang sering berlokalisasi di sela paha.
:floresensi yang sama, yaitu eritema dan skuama, pada seluruh lesi
merupakan tanda-tanda khas penyakit ini. #emeriksaan biasanya dilakukan
dengan lampu 1ood dapat menolong dengan adanya fluoresensi merah red
coral (.
,.a( Don-medika mentosa
Don medika mentosa termasuklah langkah pencegahan tinea kruris.
"ntaranya dengan memberi pendidikan berkaitan kepentingan menjaga
kebersihan badan, cara hidup yang sihat. -ahaya penyakit kulit terutama
infeksi jamur. Cara hidup yang sihat dengan tidak berkongsi bantal, tuala
dan lain- lain. .engurangkan peluh di lipat paha, jika berpeluh mengelakkan
lembap dan memakai pakaian yang ketat.
,.b(.edika mentosa
Bntuk mendapatkan hasil yang bagus pesakit dinasihatkan mengambil
terapi topical dan sistemik. "gen antifungi % kelas antifungi yang sering
digunakan untuk pasien tinea kruris adalah azoles dan allylamines. "zoles
menghambat enzim lanosterol <+-alpha-demethylase, enzim yang
menukarkan lanosterol kepada ergosterol, merupakan komponen penting
pada dinding sel kulat.kerosakan membran menyebabkan masalah
permeabilitas dan jamur tidak dapat untuk terus memproduksi. "llylamins
menghambat sCualene epo?idase, yaitu enzim yang menukarkan sCualene
kepada ergosterol,menyebabkan akumulasi tahap toksin sCualene dalam sel
dan mengakibatkan sel kulat itu mati.
Ter-ina(ine .Lamisi$/
$eri3at sintetik allylamine yang menghambat enzim sCualene
epo?idase,enzim penting dalam biosintesis sterol jamur, menyebabkan sel
jamur mati. $osis oral '&mgEd
K$&%rima0&$e .L&%rimin1 M23e$e4/
9ering digunakan sebagai obat tinea kruris. >bat spectrum luas anti
jamur yang menghambat pertumbuhan yeast dengan mengubah
permeabilitas membrane sel jamur menyebabkan jamur mati. $iagnosis
diteliti apabila tiada perubahan selepas + mingu diguna. 5anya terdapat
dalam bentuk <* krem,spray dan losion saja.
B#%ena(ine .Men%a4/
"nti jamur yang poten deri3at allylamine. .emusnahkan membrane sel
jamur dan menghambat pertumbuhan jamur. .erupakan obat topikal.
Mik&na0&$e
.ekanisme kerjanya sama seperti obat yang lain dengan menghambat
biosintesis ergosterol dan menyebabkan jamur mati
Ke%&3&na0&$e .Ni0&ra$/
E3&na0&$e .S5e3%a0&$e/:fektif pada infeksi kutaneous.merusakkan
dinding sel .
Na(%i(ine .Na(%in/
"nti jamur spektrum luas merupakan deri3ate allylamin.
O4i3&na0&$e .O4is%a%/
<. $efinisi
Tinea corporis adalah infeksi dermatofita superfisial yang ditandai oleh baik
lesi inflamasi maupun noninflamasi pada glabrous skin kulit tubuh yang
tidak berambut( seperti6 bagian muka, leher, badan, lengan, tungkai dan
gluteal.. 9inonim untuk penyakit ini adalah tinea sirsinata, tinea glabrosa,
9cherende 7iechte, kurap, herpes sircine trichophytiCue.<,%,/,+,'
Tinea kruris adalah dermatofitosis pada lipat paha, daerah perineum, dan
sekitar anus. 9inonim untuk penyakit ini adalah eczema marginatum, dhobie
itch, jockey itch, dan ringworm of the groin.
%. :pidemiologi
Tinea corporis adalah infeksi umum yang sering terlihat pada daerah dengan
iklim yang panas dan lembab. 9eperti infeksi jamur yang lain, kondisi yang
hangat dan lembab membantu penyebaran infeksi ini. >leh karena itu,
daerah tropis dan subtropis memiliki insien yang tinggi terhadap tinea
corporis. Tinea corporis dapat terjadi pada semua usia. -isa didapatkan pada
orang yang bekerja yang berhubungan dengan hewan-hewan.',, .aserasi
dan oklusi kulit lipat paha menyebabkan peningkatan suhu dan kelembaban
kulit yang akan memudahkan infeksi. #enularan juga dapat terjadi melalui
kontak langsung dengan indi3idu yang terinfeksi atau tidak langsung melalui
benda yang mengandung jamur, misalnya handuk, lantai kamar mandi,
tempat tidur hotel dan lain-lain.=
#ada tinea cruris, onsetnya biasanya pada orang dewasa, laki-laki lebih
sering terjangkiti daripada wanita. 7aktor predisposisinya antara lain
lingkungan yang hangat dan lembab, pakaian yang ketat, kegemukan dan
penggunaan obat glukokortikoid.
/. :tiologi
$ermatofita adalah golongan jamur yang menyebabkan dermatofitosis.
;olongan jamur ini mempunyai sifat mencernakan keratin. $ermatofita
termasuk kelas 7ungi imperfecti, yang terbagi dalam / genus, yaitu
.icrosporum, Trichophyton, dan :pidermophyton. 1alaupun semua
dermatofita bisa menyebabkan tinea corporis, penyebab yang paling umum
adalah T. rubrum, T. mentagrophytes, T. canis dan T. tonsurans.<,%,/,'
#ada tinea cruris penyebabnya hampir sama dengan tinea corporis. #enyebab
tinea cruris yang tersering yaitu6 T. rubrum, T. mentagrophytes, atau :.
7loccosum.
+. #atofisiologi
4nfeksi dermatofita melibatkan tiga langkah utama6 perlekatan ke keratinosit,
penetrasi melalui dan diantara sel, dan perkembangan respon host.
<. #erlekatan. 0amur superfisial harus melewati berbagai rintangan untuk
bisa melekat pada jaringan keratin diantaranya sinar B8, suhu, kelembaban,
kompetisi dengan flora normal dan sphingosin yang diproduksi oleh
keratinosit. "sam lemak yang diproduksi oleh glandula sebasea juga bersifat
fungistatik
%. #enetrasi. 9etelah terjadi perlekatan, spora harus berkembang dan
menembus stratum korneum pada kecepatan yang lebih cepat daripada
proses desCuamasi. #enetrasi juga dibantu oleh sekresi proteinase, lipase dan
enzim mucinolitik, yang juga menyediakan nutrisi untuk jamur. Trauma dan
maserasi juga membantu penetrasi jamur kejaringan. 7ungal mannan
didalam dinding sel dermatofita juga bisa menurunkan kecepatan proliferasi
keratinosit. #ertahanan baru muncul ketika begitu jamur mencapai lapisan
terdalam dari epidermis.
/. #erkembangan respons host. $erajat inflamasi dipengaruhi oleh status
imun pasien dan organisme yang terlibat. !eaksi hipersensiti3itas tipe 48,
atau $elayed Type 5ipersensiti3ity $5T( memainkan peran yang sangat
penting dalam melawan dermatofita. #ada pasien yang belum pernah
terinfeksi dermatofita sebelumnya, infeksi primer menyebabkan inflamasi
minimal dan trichopitin tes hasilnya negati3e.infeksi menghasilkan sedikit
eritema dan skuama yang dihasilkan oleh peningkatan pergantian keratinosit.
$ihipotesakan bahwa antigen dermatofita diproses oleh sel langerhans
epidermis dan dipresentasikan dalam limfosit T di nodus limfe. Limfosit T
melakukan proliferasi dan bermigrasi ketempat yang terinfeksi untuk
menyerang jamur. #ada saat ini, lesi tiba-tiba menjadi inflamasi, dan barier
epidermal menjadi permeable terhadap transferin dan sel-sel yang
bermigrasi. 9egera jamur hilang dan lesi secara spontan menjadi
sembuh.%,/,+
'. ;ejala Klinis
#enderita merasa gatal, dan kelainan berbatas tegas, terdiri atas macam-
macam efloresensi kulit polimorfi(. -agian tepi lesi lebih aktif lebih jelas
tanda-tanda peradangan( daripada bagian tengah. wujud lesi yang beraneka
ragam ini dapat berupa sedikit hiperpigmentasi dan skuamasi, menahun.<,%
Kelainan yang dilihat dalam klinik merupakan lesi bulat atau lonjong,
berbatas tegas, terdiri atas eritema, skuama, kadang-kadang dengan 3esikel
dan papul ditepi. $aerah tengahnya biasanya lebih tenang, sementara yang
di tepi lebih aktif tanda peradangan lebih jelas( yang sering disebut dengan
sentral healing<,%
Kadang-kadang terlihat erosi dan krusta akibat garukan. Kelainan kulit juga
dapat terlihat secara polisiklik, karena beberapa lesi kulit yang menjadi satu.
Lesi dapat meluas dan memberi gambaran yang tidak khas terutama pada
pasien imunodefisiensi.#ada tinea korporis yang menahun, tanda radang
mendadak biasanya tidak terlihat lagi. Kelainan ini dapat terjadi pada tiap
bagian tubuh dan bersama-sama dengan kelainan pada sela paha. $alam hal
ini disebut tinea corporis et cruris atau sebaliknya tinea cruris et corporis.<,%
#ada tinea cruris kelainannya dapat bersifat akut dan menahun, bahkan
seumur hidup. Lesi kulit dapat terbatas tegas pada daerah genito-krural, atau
meluas ke sekitar anus, daerah gluteus dan perut bagian bawah, atau bagian
tubuh lain. Kelainan kulit yang tampak pada sela paha merupakan lesi
berbatas tegas. #eradangan pada tepi lebih nyata daripada didaerah
tengahnya. :floresensi terdiri atas bermacam-macam bentuk yang primer
dan sekunder polimorfi(. -ila penyakit ini menjadi menahun, dapat berupa
bercak hitam disertai sedikit sisik. :rosi dan keluarnya cairan biasanya
akibat garukan. Tinea cruris merupakan salah satu bentuk klinis yang sering
dilihat di 4ndonesia.'
,. $iagnosis<,',2
$iagnosis bisa ditegakkan berdasarkan gambaran klinis dan ruam yang
diderita pasien. $ari gambaran klinis didapatkan lesi di leher, lengan,
tungkai, dada, perut atau punggung. 4nfeksi dapat terjadi setelah kontak
dengan orang yang terinfeksi atau hewan atau objek yang baru terinfeksi.
#asien mungkin mengalami gatal-gatal, nyeri atau pasien dapat merasa
sensasi terbakar.<,'
Kadang-kadang diperlukan pemeriksaan dengan lampu 1ood, yang
mengeluarkan sinar ultra3iolet dengan gelombang /,'& "o, yang jika
didekatkan pada lesi akan timbul warna kehijauan. #emeriksaan sediaan
langsung dengan K>5 <&-%&* bila positif memperlihatkan elemen jamur
berupa hifa panjang dan artrospora. 9ediaan basah dibuat dengan
meletakkan bahan diatas bahan alas objek glass(, kemudian ditambah <-%
tetes larutan K>5. Konsentrasi larutan K>5 untuk sediaan rambut adalah
<&* dan untuk kulit dan kuku %&*. 9etelah sediaan dicampur dengan
larutan K>5, ditunggu <'-%& menit hal ini diperlukan untuk melarutkan
jaringan. Bntuk mempercepat proses pelarutan dapat dilakukan pemnasan
sediaan basah diatas api kecil. #ada saat mulai keluar uap dari sediaan
tersebut, pemanasan dihentikan. -ila terjadi penguapan, maka akan
terbentuk kristal K>5, sehingga tujuan yang diinginkan tidak tercapai.
Bntuk melihat elemen jamur lebih nyata dapat ditambahkan zat warna pada
sediaan K>5, misalnya tinta #arker superchroom blue black.<
#emeriksaan dengan pembiakan diperlukan untuk menyokong pemeriksaan
langsung sediaan basah dan untuk menentukan spesies jamur. #emeriksaan
ini dilakukan dengan menanamkan bahan klinis pada media buatan. Hang
dianggap paling baik pada waktu ini adalah medium agar dekstrosa
9abouraud. -iakan memberikan hasil lebih cukup lengkap, akan tetapi lebih
sulit dikerjakan, lebih mahal biayanya, hasil diperoleh dalam waktu lebih
lama dan sensiti3itasnya kurang I ,&*( bila dibandingkan dengan cara
pemeriksaan sediaan langsung.2
=. $iagnosa -anding
Tidaklah begitu sukar untuk menentukan diagnosis tinea korporis pada
umumnya, namun ada beberapa penyakit kulit yang dapat mericuhkan
diagnosis itu, misalnya dermatitis seboroika, psoriasis, dan pitiriasis
rosea.<,'
Kelainan kulit pada dermatitis seboroika selain dapat menyerupai tinea
korporis, biasanya dapat terlihat pada tempat-tempat predileksi, misalnya di
kulit kepala scalp(, lipatan-lipatan kulit, misalnya belakang telinga, daerah
nasolabial, dan sebagainya.. Kulit kepala berambut juga sering terkena
penyakit ini. ;ambaran klinis yang khas dari dermatitis seboroika adalah
skuamanya yang berminyak dan kekuningan. <
#soriasis pada stadium penyembuhan menunjukkan gambaran eritema pada
bagian pinggir sehingga menyerupai tinea. #erbedaannya ialah pada
psoriasis terdapat tanda-tanda khas yakni skuama kasar, transparan serta
berlapis-lapis, fenomena tetes lilin, dan fenomena auspitz. #soriasis dapat
dikenal dari kelainan kulit pada tempat predileksi, yaitu daerah ekstensor,
misalnya lutut, siku, dan punggung. <
#itiriasis rosea, yang distribusi kelainan kulitnya simetris dan terbatas pada
tubuh dan bagian proksimal anggota badan, sukar dibedakan dengan tinea
korporis tanpa herald patch yang dapat membedakan penyakit ini dengan
tinea korporis. #erbedaannya pada pitiriasis rosea gatalnya tidak begitu berat
seperti pada tinea korporis, skuamanya halus sedangkan pada tinea korporis
kasar. #emeriksaan laboratoriumlah yang dapat memastikan diagnosisnya.
<,'
2. #enatalaksanaan
Terapi yang dapat diberikan pada pasien ber3ariasi tergantung derajat lesi
yang ada. #rinsip pengobatan pada tinea kruris lebih kurang sama dengan
prinsip pengobatan tinea korporis
2.< Terapi topikal
Terapi ini direkomendasikan untuk infeksi lokal karena dermatofit biasanya
hidup pada jaringan. #ada masa kini selain obat-obat topical kon3ensional,
misalnya asam salisil %-+*, asam benzoate ,-<%*, sulphur +-,*, 3ioform
/*, asam undesilenat %-'* dan zat warna hijau brilian dalam cat
Castellani( dikenal banyak obat topical baru. >bat-obat baru ini diantaranya
tolnaftat %*A tolsiklat, haloprogin, berbagai macam preparat imidazol dan
alilamin tersedia dalam berbagai formulasi. $an semua obat-obat baru ini
memberikan keberhasilan terapi =&-<&&*(. Terapi topikal digunakan <-%
kali sehari selama % minggu tergantung agen yang digunakan. Topikal azol
dan allilamin menunjukkan angka perbaikan perbaikan klinik yang
tinggi.-erikut obat yang sering digunakan 6
<. Topical azol terdiri atas6 :conazol < *, Ketoconazol % *, Clotrimazol
<*, .iconazol %* dll. $eri3at imidazol bekerja dengan cara menghambat
enzim <+-alfa-dimetilase pada pembentukan ergosterol membran sel jamur.
%. "llilamin bekerja menghambat allosterik dan enzim jamur skualen %,/
epoksidase sehingga skualen menumpuk pada proses pembentukan
ergosterol membran sel jamur, yaitu naftifine <*, butenafin <*. Terbinafin
<* fungisidal bersifat anti inflamasi ( yang mampu bertahan hingga = hari
sesudah pemakaian selama = hari berturut-turut.
/. 9ikloklopirosolamin %* cat kuku, krim dan losio( bekerja menghambat
masuknya bahan esensial selular dan pada konsentrasi tinggi merubah
permeabilitas sel jamur merupakan agen topikal yang bersifat fungisidal dan
fungistatik, antiinflamasi dan anti bakteri serta berspektrum luas. <.%,+,),<&
2.% Terapi sistemik
#edoman yang dikeluarkan oleh "merican "cademy of $ermatology
menyatakan bahwa obat anti jamur >"0( sistemik dapat digunakan pada
kasus hiperkeratosis terutama pada telapak tangan dan kaki, lesi yang luas,
infeksi kronis, pasien imunokompromais, atau pasien tidak responsif
maupun intoleran terhadap >"0 topikal.
<. ;riseoful3in. ;riseoful3in '&& mg sehari untuk dewasa, sedangkan anak-
anak <&-%' mgEkg-- sehari. Lama pemberian griseoful3in pada tinea
korporis adalah /-+ minggu, diberikan bila lesi luas atau bila dengan
pengobatan topikal tidak ada perbaikan.
%. Ketokonazol. .erupakan >"0 sistemik pertama yang berspektrum luas,
fungistatik, termasuk golongan imidazol. $osisnya %&& mg per hari selama
<& hari @ % minggu pada pagi hari setelah makan
/. 7lukonazol. .empunyai mekanisme kerja sama dengan golongan
imidazol, namun absorbsi tidak dipengaruhi oleh makanan atau kadar asam
lambung.
+. 4trakonazol. .erupakan >"0 golongan triazol, sangat lipofilik, spektrum
luas, bersifat fungistatik dan efektif untuk dermatofita, ragi, jamur dismorfik
maupun jamur dematiacea. "bsorbsi maksimum dicapai bila obat diminum
bersama dengan makanan.
'. "mfoterisin -. .erupakan anti jamur golongan polyen yang diproduksi
oleh 9treptomyces nodosus. -ersifat fungistatik, pada konsentrasi rendah
akan menghambat pertumbuhan jamur, protozoa dan alga. $igunakan
sebagai obat pilihan pada pasien dengan infeksi jamur yang membahayakan
jiwa dan tidak sembuh dengan preparat azol. <.%,+,),<&

Anda mungkin juga menyukai