Anda di halaman 1dari 4

TEXT BOOKS READING

Kelompok A5

Oleh:
Ketua : Dewi Nur Azizah (1102011077)
Sekretaris : Arum Kusuma Wardani (1102011047)
Anggota : Aviya Eka Utami (1102011053)
Ardhi Yudha (1102011040)
Ahmad Junaidi (1102011014)
Fadhillah Syafitri (1102011091)
Dinda Putri (1102010081)
Jayanti Dwi Cahyani (1102011129)
Laila Mayangsari (1102011139)
Luthfika Sabrina (1102011146)




UNIVERSITAS YARSI
FAKULTAS KEDOKTERAN
TAHUN PELAJARAN 2011-2012
Review
PERAN NATRIUM DIDALAM KESEIMBANGAN CAIRAN DAN OLAHRAGA
Rick L. Sharp, PhD
Tulisan ini merupakan kajian literatur terbaru mengenai efek interaktif konsumsi
natrium dan cairan dalam mempertahankan homeostatis cairan selama dan setelah
terekspos panas dan melakukan olahraga. Berkeringat banayak pada saat latihan lalu
di tempat yang panas, umumnya akan menyebabkan defisit cairan sebesar 1-8% pada
massa tubuh. Akhir-akhir ini dilaporkan beberapa kasus hiponatremia kpada orang-
orang yang minum air berlebihan setelah olahraga lebih dari 4 jam dan seringkali
dianjurkan untuk minum minuman pengganti cairan yang mengandung natrium
sebagai upaya untuk mengurangi resiko hiponatremia. Walaupun secara umum
hiponatremia bukan merupakan factor resiko utama, namun rekomendasi ini
menguntungkan bagi para atlet dan orang-orang dengan aktifitas fisik berat.
Mengganti kekurangan cairan setelah aktifitas latihan dan terpapar panas banyak
menjadi perhatian. Dari hasil penelitian diketahui bahwa bila menggunakan air
sebagai pengganti cairan, maka diperlukan volume sebesar 150 % kali cairan yang
hilang untuk mengganti volume urin yang keluar akibat konsumsi air.

Dahulu tidak jarang ditemukan tablet garam di beberapa tempat olahraga. Ini
dikarenakan kepercayaan bahwa terjadi kehilangan natrium yang banyak pada saat aktifitas
fisik yang menyebabkan turunnya kadar natrium dan dan berakibat terjadinya kram karena
panas. Namun penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa keringat bersifat hipotonik , dan
konsentrasi natriun lebih rendah jika dibandingkan dengan kadar dalam plasma. Temuan ini
menunjukkan bahwa selama olahraga ditempat yang panas dan lembab dapat menyebabkan
peningkatan konsentrasi natrium plasma dan penggantian air lebih penting dibandingkan
Natrium.
Produksi keringat selama latihan ditempat panas bergantung pada intensitas latihan ,
durasi latihan , pakaian , kemampuan adptasi/kondisi individu dan keadaan lingkungan.
Penguapan keringat lebih berperan sebagai mekanisme menghilangkan panas dari tubuh
ketika melakukan aktivitas fisik yang tinggi. Menjaga kemampuan produksi keringat penting
untuk regulasi panas dan mencegah kelainan karena panas. Contohnya pada penelitian yang
dilakukan oleh Mao dkk , menyatakaan bahwa jika seseorang melakukan olahraga sepak bola
selama 1jam ditempat yang bersuhu 32-37 derajat celcius, dia akan kehilangan keringat
sebesar 1,54 L dan kehilangan natrium 82 mmol dan kehilangan natrium urinnya 110 mmol.
Dari penelitian Sanders dkk memperlihatkan bahwa konsumsi cairan yang mengandung
konsentrasi Natrium 100 mmol/L mengurangi kehilangan cairan secara total dan tidak terjadi
pergeseran cairan ekstraseluler dibandingkan dengan mengkonsumsi cairan pengganti yang
mengandung 5mml/L dan 50mmol/L. Walaupun demikian respons jantung pada ketiga
kelompok ini tidak berbeda.
Hiponatremia dapat terjadi akibat hilangnya natrium yang berlebihan karena respon
keringat yang keluar sangat banyak atau disebabkan pengenceran plasma sebagai akibat
rehidrasi yang berlebihan. Makin lama aktivitas latihan yang disertai makin banyaknya
konsumsi cairan menyebabkan kemungkinan seseorang mengalami hiponatremia akan makin
besar. Oleh karena itu hiponatremia sangat mungkin terjadi bila melakukan aktifitas fisik
yang berat laebih dari 4 jam. Hiponatremia lebih sering dialami wanitadan hal ini dikaitkan
dengan efek biologis terhadap homeostatsis cairan atau perbedaan perilaku wanita yang lebih
patuh terhadap anjuran minum sebanyak mungkin pada saat latihan.
Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan, misalnya Gilsofi menyatakan bahwa
hiponatremia dapat dicegah dengan cara bahwa, orang yang berolahraga dalam waktu 1-3
jam harus mengkonsumsi antara 800-1600ml/ jam dari cairan yang mengandung 10-20
mmol/L Natrium. Untuk orang yang berolahraga >3 jam harus mengkonsumsi 500-1000 ml/L
cairan yang mengandung 20-30 mmol/L Natrium. Semakin lama orang melakukan olahraga
maka semakin banyak pula natrium yang harus dikonsumsi untuk pengganti cairan tubuh
yang hilang. Berdasarkan penelitian penyediaan natrium dalam minuman pengganti cairan
dapat mencukupi/mengganti natrium yang hilang saat berkeringat.
Meskipun pemberian cairan pengganti setelah latihan telah diupayakan, namun
dehidrasi ringan masih sering dijumpai. Dalam mempelajari rehidrasi setelah latihan, ada 3
jenis model rehidrasi yaitu : 1. Subyek diminta untuk minum cairan ad libitum selama
proses rehidrasi; 2. Subyek diberikan volume asupan cairan sama dengan volume yang hilang
pada latihan sebelumnya; 3. Subyek diberikan asupan cairan lebih dari volume yang hilang
selama latihan sebelumnya.
Keuntungan dari menambah ad lbitum selama rehidrasi adalah faktor-faktor yang
merangsang rasa haus dapat dipelajari sedangkan keuntungan dari meresepkan asupan cairan
adalah akan mengembalikan volume plasma tubuh.Dari penelitian Nose dkk ,
menggambarkan hal-hal sebagai berikut :
1. Rasa haus tidak dapat digunakan untuk memastikan pemulihan lengkap total
cairan tubuh karena haus hanya mengembalikan volume awal plasma.
2. Adanya natrium dalam minuman rehidrasi akan merangsang minum lebih
banyak karena adanya rangsangan dipsogenic osmotik.
3. Adanya natrium dalam rehidrasi mempercepat pemulihan CES dan volume
plasma.
4. Natrium dalam minuman rehidrasi akan mengurangi kehilangan air melalui
urin.
Para penulis menyimpulkan bahwa dengan adanya cairan elektrolit dan karbohidrat
dalam rehidrasi akan mengisi kekurangan volume plasma, tapi minuman tersebut tidak cukup
untuk menggantikan secara total volume plasma atau cairan total tubuh bila dehidrasi terjadi
setelah lebih dari 3 jam. Dari penelitian Maughan dan Leiper menunjukkan bahwa volume
cairan rehidrasi yang berlebih dan konsentrasi natrium yang tinggi mempengaruhi kecepatan
rehidrasi. Sebagai contoh rehidrasi dengan 150% kehilangan cairan tubuh selama periode 30
menit latihan pada suhu lingkungan 32 derajat celcius, pemulihan total terpenuhi setelah 5,5
jam jika diberi minuman dengan konsentrasi 52 mmol/L dan 100 mmol/L dibandingkan
dengan cairan yang mengandung 2 mmol/L dan 26mmol/L.
Suatu penelitian menyatakan bahwa seseorang setelah melalukan aktivitas fisik atau
latihan ditempat yang panas lalu diberi makan 355 ml kaldu ayam atau sup mie ayam yang
menyediakan konsumsi natrium hanya 50 mmol dan 39 mmol. Hal ini jelas kurang dari
asupan natrium yang telah terkait penelitian sebelumnya. Dengan mengkonsumsi makanan
tersebut hanya akan mengembalikan volume plasmanya saja , tapi tidak untuk keseimbangan
cairan tubuhnya.

RINGKASAN DAN KESIMPULAN
Konsumsi Natrium dan cairan berperan penting dalam menjaga kesehatan dan fungsi
fisiologis tubuh saat melakukan aktifitas fisik di lingkungan yang panas. Orang dengan
aktifitas fisik berat di lingkungan panas dapat kehilangan air mencapai 3 liter dan 3,5
Natrium melalui keringat setiap jam nya. Ketersediaan cairan dan natrium sangat penting
mencegah kekurangan cairan dan natrium serta membantu mempertahankan termoregulasi
dan melakukan aktivitas fisik. Kajian ini memperlihatkan bahwa hiponatremia akan terjadi
pada orang yang mengkonsumsi cairan pengganti tanpa natrium setelah beraktivitas paling
sedikit selama 4 jam. Diketahui pula bahwa volume plasma dapat pulih secara total sebelum
kekurangan cairan tubuh terkoreksi apabila di dalam cairan pengganti mengandung Natrium
dengan konsentrasi 20 mmol/L. Dengan menggunakan meta-anlisis diketahui bahwa
pemulihan total dari kekurangan cairan dapat dicapai dalam waktu 6 jam jika mengkonsumsi
minuman rehidrasi yang mengandung Natrium sebesar 100mmol/L atau dengan
mengkonsumsi cairan sebanyak 150% dari volume yang hilang yang mengandung natrium
dengan konsntrasi 50 mmol/L.

Anda mungkin juga menyukai