Anda di halaman 1dari 73

Hormon Reproduksi

Marwito,dr.,M.Biomed.,AIFM.
Sistem Reproduksi
Pengertian:
-adalah kemampuan makhluk hidup untuk
menghasilkan keturunan yang baru
-adalah suatu rangkaian dan interaksi organ
dan zat dalam organisme yang dipergunakan
untuk berkembang biak.
Sistem Reproduksi
Sistem reproduksi pada keadaan normal tidak
turut dalam homeostasis tubuh dan bukan
dasar pertahanan hidup individu.
Essensial untuk mempertahankan
kelangsungan spesies.
Reproduksi terjadi karena menyatunya gamet
laki-laki dan perempuan.

Kemampuan Reproduksi
Kemampuan reproduksi dapat berlang-
sung dengan adanya hubungan yang
kompleks/rumit antara:
- Hipothalamus
- Hipofisis anterior (anterior pituitary)
- Organ reproduksi
- Sel target
- Hormon seks


Sistem Reproduksi

Pada kedua jenis kelamin:
Gonad mempunyai fungsi ganda
- Pembentukan sel-2 germinativum
(gametogenesis).
- Sekresi hormon seks.
Testis: Mensekresikan sejumlah androgen,
terutama testosteron (efek maskulinisasi)
sedikit estrogen.


Sistem Reproduksi

Ovarium: mensekresikan Estrogen
(feminisasi)dan sedikit androgen.
Pada kedua jenis kelamin: Korteks adrenal
mensekresikan androgen, sebagian
androgen diubah menjadi estrogen
dijaringan lemak dan jaringan lain.

Sistem Reproduksi

Fungsi Sekretorik dan Gametogenik gonad:
- Bergantung pada sekresi gonadotropin
hipofisis anterior, FSH dan LH
Pada pria: sekresi gonadotrofin non siklik
Pada Wanita: pasca pubertas: sekresi
gonadotrofin bersifat siklik, sekresi teratur
agar terjadi menstruasi, kehamilan dan
laktasi.


Sistem Reproduksi

Seks Kromosomal:
Secara genetis seks dibentuk oleh 2
kromosom disebut kromosum seks, untuk
membedakan dari kromosum somatik
(otosum).
Kromosum seks : X dan Y.


Sistem Reproduksi

Kromosum Y: penting untuk perkembangan
testis.
Produk gen penentu testis SRY
(sex determining region of the chromosum)
SRY: mengandung domain pengikat DNA,
mungkin faktor transkripsi serangkaian
gen untuk diferensiasi testis

Pada Proses Gametogenesis:
Ovum normal : mengandung sebuah
kromosum X
Sperma normal: separuh kromosum X dan
separuh kromosum Y
Fertilisasi: Hasil XX Wanita genetis
XY Pria genetis

Organ Reproduksi Pria
Anatomi Organ Reproduksi Pria
Testis: - terdiri 900 lilitan tubulus seminiferus
- Panjang masing-masing 5 meter
- Tempat pembentukan sperma.
Epididimis: - suatu tubulus panjang 6 meter
- Tempat dialirkannya sperma
- Mengarah ke vase deferen.
Vase Diferen: - membesar membentuk ampula,
tepat sebelum memasuki korpus
kelenjar prostat
Anatomi Organ Reproduksi Pria
Kelenjar Prostat:- kelenjar pada pria, sekresi semen

Vesikula seminalis:
- masing-masing terletak disebelah prostat.
- mengalir ke ujung ampula prostat.
- isi ampula dan vesikula seminalis masuk
kedalam duktus ejakulatorius, melalui corpus
kelenjar prostat ke uretra internus, duktus
prostatikus selanjutnya dari kelenjar prostat
ke duktus ejakulatorius.
Anatomi Organ Reproduksi Pria
Sel interstitium Leydig: sarang- sarang sel yang
mengandung lemak di antara tubulus testis
mensekresikan testosteron.
Uretra: - merupakan penghubung terakhir antara
testis dan dunia luar.

Kelenjar uretra bilateral, mensuplai
Kelenjar bulbouretralis mukus ke dalam uretra
Fungsi Reproduksi dan Hormon Pria
Fungsi Reproduksi Pria dibagi atas:
1. Spermatogonia (pembentukan sperma)
2. Kinerja kegiatan seksual pria
3. Pengatur reproduksi pria oleh berbagai hormon.

Spermatogenesis

-Terjadi dalam semua tubulus seminiferus selama
kehidupan seksual aktif.
- Rangsang hormon gonadotropin hipofisis anterior.
- Dimulai lebih kurang usia 13 tahun.
- Berlanjut sepanjang hidup.
Tubulus seminiferus: terdiri atas sel epitel germinal
disebut spermatogonia
Spermatogonia berproliferasi terus menerus, kemudian
berdiferensiasi melalui tahapan tertentu untuk menjadi
Sperma. Sel germinativum primitif disamping lamina
basalis berkembang menjadi spermatosit primer, di
mulai pada masa akil balik.
Spermatosit primer spermatosit sekunder,
spermatid (kromosum haploid 23)
Spermatid spermatozoa.
Tahap tahap spermatogonia

pembelahan
moitik

Tahap tahap spermatogonia
Spermatogenesis:
Dari sel germinativum primitif menjadi
spermatozoa memerlukan waktu 74 hari
Tiap sperma adalah:
-Sel motil rumit
-Kaya DNA
-Kepala tersusun banyak kromosum
-Penutup kepala disebut akrosum
Efek suhu
Spermatogenesis memerlukan suhu yang lebih
rendah dari suhu dalam tubuh.
Testis dalam keadaan normal memerlukan
suhu sekitar 32
0
C.
Suhu: dipertahankan oleh:
-Udara yang mengitari skrotum.
-Arus balik antara arteri dan vena spermatika
-Mandi air panas 43-45
0
C, penyokong atlit berinsulasi
menurunkan produksi sperma sampai 90 %.

Semen

Cairan yang di ejakulasikan saat orgasme
mengandung:
-Sperma, -sekresi vesikula seminalis, -sekresi prostat,
-sekresi kelenjar cowper dan mungkin kelenjar uretra.

Semen

Cairan yang di ejakulasikan saat orgasme
mengandung:
-Sperma, -sekresi vesikula seminalis, -sekresi prostat,
-sekresi kelenjar cowper dan mungkin kelenjar uretra.
Ejakulasi
Refleks spinalis dua bagian yang melibatkan
emosi, pergerakan semen ke dalam uretra dan
ejakulasi.
Pusat refleks spinal terletak di segmen sakral
bagian atas dan lumbal terbawah.
Jalur motorik: akar sakrum I III dan saraf
pudendus internus
Organ Reproduksi Wanita
Organ Raproduksi Wanita
Eksterna:
- Vulva: mons veneris
labia mayor
labia minor
klitoris
vestibula
- Vagina:
Interna: - Uterus
- Tuba falopii
- Ovarium
Organ Raproduksi Wanita
a. Monveneris:
- bantalan lemak didepan simfisis pubis, pada
masa pubertas ditutupi bulu.
b. Nimfea/labia mayora (bibir kecil):
- dua lipatan kulit kecil diantara bagian atas labia
mayora, ada jaringan erektil.
c. Clitoris:
- jaringan erektil kecil, seperti penis pada laki-
laki. Anterior pada vestibula.

Organ Raproduksi Wanita
d. Vestibula:
- dibatasi lipatan labia, bersambung dengan
vagina.
Uretra:
- masuk vestibula, depan vagina,
dibelakang clitoris.
kelenjar Bartolini:
- atau kelenjar vestibularis mayor.
Himen:
- diapragma, membran tipis, tengahnya
berlubang.

Vagina (liang senggama) (1).



-tabung ber otot, dilapisi membran
epitelium bergaris khusus.
-banyak pembuluh darah dan saraf.
-forniks anterior: lekukan sempit didepan
vagina.
-forniks lateralis: lekukan sempit di sisi
kanan-kiri
-forniks posterior: lekukan sempit bagian
belakang

Vagina (liang senggama) (2)

- Permukaan anterior: menyentuh basis
kandung kencing dan uretra.
- Dinding posterior: menyentuh rektum dan
kantong rekto-vaginal (cavum dauglasi)

Vagina (liang senggama).

Struktur Vagina: dinding tiga lapis
- lapisan dalam; lapisan selaput lendir
(membran mukosa) dan lipatan lipatan
(rugae)
- lapisan luar; lapisan berotot (longitudinal dan
sirkuler)
- jaringan erektil terletak diantara dua lapisan
tersebut.
Organ Reproduksi Bagian Dalam
Terletak dalam rongga pelvis
Terdiri: -Uterus
-Tuba uterina (tuba falopii)
-Ovarium.
Uterus
Organ ber otot, tebal
Bentuk buah pir
Bagian otot: miometrium, lapisan dalam
endometrium.
Letak:
dalam rongga pelvis, antara rektum dan
kandung kencing.


Uterus
Bagian-bagian uterus:
- Fundus: bagian cembung, muara tuba falopii.
- Badan uterus: melebar dari fundus ke serviks.
- Isthmus: antara badan dan serviks
Uterus
Ligamentum pada Uterus:
1.Ligamentum teres uteri.
- terdiri jaringan ikat dan otot,
- berisi pembuluh darah.
- berjalan dari sudut atas uterus, ke
depan & samping, melalui anulus inguinalis,
kanalis inguinalis.
- terdapat di kanan/kiri, panjang 10-12,5 cm.

Uterus
Ligamentum uteri:
2. Ligamentum latum uteri: ligamentum
lebar, merupakan peritoneum yang menutupi
uterus.
Peritoneum:
melipat antara badan uterus dan
kandung kencing, membentuk cavum
dauglasi (ruang rekto vaginal).
Ovarium
Kelenjar bentuk biji kenari.
Letak di kanan-kiri uterus
Dibawah tuba uterina.
Terikat ligamentum latum uteri

Sistem Hormon Wanita
Dibagi atas 3 hirarki:
1. Hormon Hipotalamus: GnRH
2. Hormon Hipofisis Anterior: FSH & LH
Disekresi sebagai respon terhadap GnRH
3. Hormon Ovarium: Estrogen dan Progesteron
sebagai respon terhadap kelenjar hipofisis anterior.
Siklus seksual
pada Wanita
Hormon Gonadotrofik dan Pengaruhnya
pada Ovarium.
Perubahan Ovarium selama siklus seksual, tergantung
Hormon Gonadotropik (FSH & LH).
Pada masa kanak-kanak: sekresi gonadotropik hampir tidak
ada ovarium tidak aktif.
Pada usia 9 -10 th : Hipofisis anterior mengeluarkan
FSH & LH.
11 16 th : FSH & LH mencapai puncaknya
yaitu pada awal siklus bulanan
Daur Haid

Sistem reproduksi wanita tidak seperti pria.
Memperlihatkan siklus reguler, dianggap
sebagai persiapan periodik untuk pembuahan
dan kehamilan. Pada primata siklus ini adalah
daur haid (siklus menstruasi).
Gambaran nyata adalah perdarah per vagina
dari lepasnya mukosa uterus.


Daur Haid

Sistem reproduksi wanita tidak seperti pria.
Memperlihatkan siklus reguler, dianggap
sebagai persiapan periodik untuk pembuahan
dan kehamilan. Pada primata siklus ini adalah
daur haid (siklus menstruasi).
Gambaran nyata adalah perdarah per vagina
dari lepasnya mukosa uterus.

Siklus Menstruasi
Daur Haid/Siklus Menstruasi
Lama siklus menstruasi bervariasi antara 24
35 hari, rata-rata 28 hari.
Biasanya hari-hari haid diberi nomor, dimulai
hari haid pertama.
Siklus menstrusi akan disertai dengan: -
Perubahan ovarium (siklus ovarium)
-Perubahan uterus (siklus uterus)
Siklus Ovarium
Dibagi 3 fase:
1. Fase folikuler:
Periode pertumbuhan folikel primordial menjadi
folikel graaf (folikel matang) , 10 hari s/d 3 minggu.
Reseptor LH dan FSH mengalami up-regulasi.
kadar LH & FSH umpan balik negatif ditimbulkan oleh
estradiol hipofisis anterior.

2. Fase Ovulation:
-Folikel relesae ovum saat ovulasi biasanya hari ke
14 siklus (pada siklus 28 hari, pada siklus 35 hari
ovulasi pada hari ke 22)
-Ledakan sintesis estradiol memberi umpan balik
positif pada LH & FSH
-Ovulasi terjadi akibat kadar LH meningkat.
-Kuantitas mukos serviks meningkat, lebih encer,
mudah dipenetrasi oleh sperma
3. Fase luteal (14-28 hari):
-Fase postovulasi/luteal fase. Transformasi folikel
ruptur menjadi korpus luteum.
-Korpus luteum sekresi estrogen & progesteron
-Vaskularisasi & aktivitas sekresi endometrium
meningkat.
-Suhu tubuh meningkat efek progesteron pada
pusat termoregulasi hipotalamus.
-Akhir fase luteal korpus luteum regresi jadi korpus
labikan, bila tidak terjadi fertilisasi, kadar estradiol
& progesteron menurun secara mendadak.
Siklus Uteri
Regulasi oleh hormon Ovarium.
1. Mensis/menstruasi:
-Darah menstruasi dari uterus dimulai pada fase
folikuler ovarium.
-Endometrium terlepas terjadi karena
penurunan mendadak estradiol dan progesteron
2.Fase proliferasi
-Disebut fase pra ovulasi/folikuler, terjadi
pada akhir fase folikuler ovarium.
-Terjadi penebalan endometrium dan lapisan
sel baru untuk antisipasi pregnansi.
3. Fase Sekretori/luteal
Setelah ovulasi, hormon korpus luteum
merubah penebalan endometrium
(vaskularisasi meningkat), kelenjar bergelung
menjadi struktur sekretori (sekresi cairan
jernih).
Endometrium diperdarahi 2 arteri:
-Arteri spiralis (stratum fungsionale)
terlepas saat menstruasi.
-Arteri basilaris pendek dan lurus (stratum
basale), lapisan yang tidak terlepas saat
menstruasi.

Fisiologi Siklus Menstruasi
Panjang siklus menstruasi bervariasi : 23 35 hari atau
20 45 hari (guyton & hall)
Rata-rata siklus menstruasi 28 hari
Sekitar setiap 28 hari hormon gonadotropik dari Hipofisis anterior
(FSH & LH) pertumbuhan folikel baru di ovarium
Selama pertumbuhan folikel sekresi estrogen meningkat, satu folikel
matang berovulasi pada hari ke 14 dari siklus menstruasi.
Menjelang ovulasi sekresi LH meningkat tajam.
Setelah ovulasi, sel sekretorik folikel menjadi korpus luteum
Korpus luteum sekresikan progesteron dan estrogen.
2 (dua) minggu kemudian korpus luteum berdegenerasi, estrogen &
progesteron menurun menstruasi
Siklus Anovulatorik
Pada beberapa keadaan: Ovulasi tidak terjadi
selama siklus haid, pada 12 18 bulan
pertama setelah menarke atau sebelum
awitan menopuse.

Perubahan Siklik Serviks Uteri
Mukosa serviks tidak mengalami deskuamasi
siklik, terjadi perubahan teratur mukus serviks.
Estrogen menyebabkan:
-mukus menipis, lebih basa, pada saat ovulasi
mukus dalam keadan paling tipis, elastisitasnya
atau spinsbarkeit, sampai pertenahan daur haid.
Progesteron menyebabkan:
-mukus menebal, kental dan seluler.
Siklus Vagina
Pengarus Estrogen:
-Epitel vagina mengalami kornifikasi, usapan
vagina terdapat epitel kornifikasi.
Pengaruh Progesteron:
-Sekresi mukus kental, proliferasi epitel dan
sebukan sel leukosit
Perubahan Siklik Payudara
Perubahan siklik selama daur haid:
Estrogen : proliferasi duktus mamaria
Progesteron : pertumbuhan tubulus dan
lobulus.
10 hari sebelum haid:
-Payudara membengkak, terasa nyeri, mungkin
peregangan duktus, hiperemia, dan edema
jaringan interstitium payudara
Penekanan Kesuburan Secara Hormonal
Sudah lama diketahui bahwa pemberian Estrogen &
Progesteron dalam jumlah cukup selama paruh pertama
dari siklus bulanan wanita dapat menghambat ovulasi
anovulasi.
Alasan: pemberian dari salah satu hormon tersebut dapat
mencegah lonjakan sekresi LH pra ovulasi.
Pada percobaan diketahui menjelang ovulasi terjadi pene
kanan sekresi hormon estrogen oleh ovarium
Tubektomi: merupakan tindakan operatif mencegah terjadinya
Pertemuan sel telur dan sperma, dengan mengikat
tuba falopii
Hormon Ovarium
Sekresi
Konsentrasi Estradiol plasma selama daur haid:
- 36 ug/hr (133 umol/hr) selama fase folikuler.
- 380 ug/hr tepat sebelum ovulasi
- 250 ug/hr selama fase midluteal.
Setelah menopaus, sekresi menurun sampai ke
kadar sangat rendah.
Pada pria: pembentukan estradiol sekitar 50 ug/hr
(180 ug/hr).
Hormon Ovarium
Efek pada Genetalia Wanita:
-Mempercepat pertumbuhan folikel ovarium
-Meningkatkan motilitas tuba uterina
-Perubahan siklik endometrium, serviks, dan vagina
-Meningkatkan aliran darah uterus

Efek pada Organ Endokrin
Estrogen:
-menurunkan sekresi FSH.
-dapat menghambat sekresi LH (umpan balik negatif).
-dapat meningkatkan sekresi LH (umpan balik positif).
-meningkatkan ukuran hipofisis
-kontrasepsi pasca koitus.(morning-after)
-meningkatan sekresi angiotensin dan globulin
pengikat tiroid.
-menyebabkan penutupan epifisis.
Efek pada Payudara.

Pertumbuhan duktus pada payudara,
Pembesaran payudara selama masa pubertas.
Pigmentasi areola.

Pada seks sekunder wanita
Hormon feminisasi
Bahu yang sempit dan panggul yang lebar
Distribusi lemak payudara dan bokong.
Laring proporsi prapubertas di pertahankan & suara.
Rambut tubuh sedikit, rambut kepala banyak
Rambut pubis yang khas.
Kelenjar payu dara
Pelengkapan organ reproduksi wanita.
Pada laki-laki kelenjar ini rudimenter
Letak:
- pada fasia superfisial, daerah pektoralis,
antara sternum dan aksila, melebat sampai
iga 6 dan 7
Bentuk: cembung, depan tengah putting susu.
Kelenjar sebacea (kel.montgomery) dekat dasar
putting, sekresi lemak.
Hormon Ovarium

Progesteron
Disekresikan oleh: Korpus luteum, Plasenta, dan
Folikel.
Sekresi:
Pada pria, kadar progesteron plasma 0,3 ng/ml,
(1nmol/ml).
Pada Wanita, kadar 0.9 ng/mlselama fase folikuler
daur haid.
pada fase luteal, korpus luteum sekresi meningkat
sekresi ovarium meningkat 20 kali. Kadar puncak
18 ng/ml

Efek
Payudara:
Merangsang pertumbuhan lobulus dan tubulus.
Induksi diferensiasi jaringan duktus
Mendorong fungsi sekresi payudara selama laktasi.
Organ sasaran utama: Uterus, payudara, dan otak
Efek umpan balik: terjadi di hipotalamus dan
hipofisis.
Menentukan Masa Subur
Definisi : masa dalam siklus menstruasi perempuan
dimana terdapat sel telur yang matang yang siap
dibuahi, sehingga jika perempuan tersebut meng
adakan hubungan seksual, terjadi kehamilan

Hormon yang pengaruhi siklus menstruasi:
- Estrogen &
- Progesteron.
Menentukan Masa Subur
Indikator klinis terjadinya perubahan fisiologis pada
tubuh Wanita
1. Meningkatnya suhu basal tubuh lebih 0,2
o
C
2. Sekresi lendir leher rahim (serviks)
3. Perubahan pada serviks
4. Panjang siklus menstruasi
5. Indikator minor: - nyeri perut
- perubahan payudara
Interval waktu antara ovulasi dengan waktu terjadinya menstruasi
berikutnya biasanya tetap, sekitar 14 hari.
Pada siklus pendek (21 hari), ovulasi terjadi sekitar hari ke 7 dan
disini tidak terjadi fase tidak subur.
Menentukan fase tidak subur setelah Ovulasi.
Segera setelah tiga suhu level tinggi dicatat, sampai akhir
siklus, kondisi ini merupakan kondisi tidak subur.
Kehamilan
Estrogen & Progesteron terus meningkat
Supresi fungsi folikel dengan menghambat
sekresi FSH & LH
Fertilisasi
Korpus luteum dipertahankan oleh hormon
Chorionic Gonadotropin (HCG) yang
diproduksi placenta.
Trimester Pertama
-Korpus luteum (distimulasi HCG pertahankan
produksi estrogen & progesteron.
-HCG kadar puncak pada usia gestasi minggu ke 9 dan
kemudian menurun.
Trimester kedua dan tiga
-Progesteron diproduksi oleh plasenta
-Estrogen diproduksi lewat interaksi kelenjar
adrenal janin denga plasenta.
-human plasenta laktogen diproduksi selama
kehamilan. Kerja serupa GH dan Prolaktin
Daftar Pustaka
1. Dee Unglaub Silverthon Human Physiology
an Integrated Approach Fifth Edition.
2. Lauralee Sherwood Human Physiology from
Cell to System
3. W.F.Ganong Review of Medical Physiology
20
th
Edition

Anda mungkin juga menyukai