Anda di halaman 1dari 100

Ratna Ani Lestari

KEBIJAKAN DAN
RESISTANSINYA
Kebijakan Bupati Banyuwangi Meminimalisasi Resistensi
Sesuai data temuan di lapangan diketahui bahwa dalam
meminimalisasi resistensi Bupati Banyuwangi melakukan berbagai
upaya, misalnya melalui beberapa kebijakan yang menggambarkan
model kepemimpinannya seperti: a) Model Kebijakan Demokratis, b)
Model Kebijakan Partisipatif, dan ) Model Kebijakan Situasional
sebagaimana paparan berikut ini!
a. M!el Kebijakan Demk"atis
Sesuai data temuan di lapangan menunjukkan bahwa model
kebijakan demokratis yang diterapkan Bupati Banyuwangi "atna #ni
$estari terlihat dari sikap dan perilakunya dalam memimpin
Banyuwangi, antara lain: a) Bersikap terbuka, b) Bersikap persuasif,
dan ) Bertindak partisipatif sebagaimana data berikut ini!
# Be"sikap Te"buka
Meski mendapat tekanan dari masa demonstran, namun Bupati
Banyuwangi "atna #ni $estari tetap bersikap terbuka terhadap aksi%
aksi yang mendemo dirinya! Sikap terbuka "atna ini, misalnya
87
BAB II
Kebijakan dan resistansinya
tergambar pada saat "adio Pro & ""' mewanarainya! Saat
dikonfirmasi terpisah, Bupati Banyuwangi, "atna #ni $estari kepada
""' mengatakan pihaknya menanggapi demo tersebut biasa%biasa saja
karena sudah kewajiban masyarakat untuk menyampaikan
aspirasinya!Dalam aksi tersebut sempat terjadi aksi dorong antara
petugas dengan para pendemo karena warga tidak boleh masuk ke
dalam kejaksaan, namun setelah dilakukan perundingan, beberapa
koordinator warga diperbolehkan masuk dan ditemui Ketua (im Dari
Kejaksaan )egeri Banyuwangi, Ketut Suwedeng *Pro & ""', +,
#gustus -,,.)!
# Be"tin!ak $a"tisipati%
Sikap persuasif Bupati Banyuwangi "atna #ni $estari juga
tampak pada saat menaggapi aksi pelenseran dirinya oleh DP"D
Banyuwangi! Pada saa itu istri bupati /embrana Bali ini juga
menegaskan bahwa dirinya menjadi bupati atas pilihan rakyat! 'a tidak
bersedia berkomentar lebih jauh soal keputusan yang diambil DP"D
Banyuwangi yang telah memberhentikan dirinya dalam sidang
istimewa0mendadak0beberapa hari lalu! "atna berujar: 0Biarlah
Mendagri yang menyikapi hal itu sesuai aturan yang ada! Saya tidak
berhak menilai diri saya sendiri, biar orang lain yang menilai! #pakah
selama ini saya benar atau salah dalam memimpin0*#ntara )ews, 1
Mei -,,1)!
Sikap Bupati Banyuwangi "atna #ni $estari yang terbiasa
melakukan kegiatan bersama menunjukkan tindakannya bersifat
partisipatif, misalnya pada saat kampanye ia selalu terjun langsung ke
masyarakat dengan mendengarkan harapan%harapan dari bawah!
Bupati Banyuwangi "atna #ni $estari juga peduli terhadap nasib
perempuan dengan mengem%bangkan program pemberdayaan!
Semangat kebersamaan itu, terlihat pada saat ia mengomentari
tekadnya dalam memberdayakan perempuan! Misalnya, dengan
bersemangat "atna mengatakan: 0Kemudahan sudah diberikan dari
sisi regulasi, kita harus tangkap dengan segera! Kita manfaatkan
88
Ratna Ani Lestari
kesempatan ini tanpa melihat partainya apa, agamanya apa, sukunya
apa! 2anya dengan kebersamaan perempuan bisa lebih baik daripada
kemarin!0*ad3 ybertokoh!om, -& /uni -,,4)!
Perempuan dengan segala keterbatasannya, bisa menjadi
teladan, termasuk bagi laki%laki! "atna menyerukan: 0Perempuan
dengan segala keterbatasan dan potensinya harusnya kita dorong! 'ni
saatnya perempuan membangun kebersamaan itu untuk lebih
memrioritaskan perempuan!0*ad3 ybertokoh!om, -& /uni -,,4)!
(indakan partisipatif Bupati Banyuwangi "atna #ni $estari
sejalan dengan inti tulisan 5akil Bupati Banyuwangi 6usuf )ur
'skandar, S2, M2! Dalam tulisannya berjudul Pembangunan
Partisipatif sebagai Penyelesaian Konflik *Kamis ,+ /anuari -,,.)
6usuf )uris menyatakan kebijakan bupati dalam meminimalisasi
resistensi dapat dilakukan jika pembangunnya bersifat partisipatif!
Menurut 6usuf )uris:
Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi pada
hakekatnya merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua
komponen di daerah dalam rangka mewujudkan masyarakat
Banyuwangi yang sejahtera dan adil. Komponen utama
dalam pembangunan daerah adalah pemerintah, masyarakat
dan swasta. Masyarakat memegang peran yang sangat
strategis sebagai arah utama (maindirection) dalam
pembangunan daerah, juga sebagai pelaku pembangunan
daerah (Kamis, ! "anuari #$).
Pembangunan daerah di Kabupaten Banyuwangi berhasil
hanya jika masyarakat di daerah merasakan hasil%hasil pembangunan
baik seara langsung maupun tidak langsung! 'nilah spirit dan nafas
pembangunan daerah! Seara langsung maka berarti masyarakat harus
merasakan keluaran *output) pembangunan, adapun seara tidak
langsung berarti bahwa masyarakat merasakan dampak *impact)
pembangunan! Pembangunan partisipatif, menurut 6usuf )uris adalah:
89
Kebijakan dan resistansinya
Kosakata yang sudah lama kita ucapkan yang tertuang dalam
dokumen kebijakan pembangunan daerah. Pernyataan yang
telah lama kita dengar bahwa pembangunan tidak akan
berhasil bila tidak didukung oleh partisipasi masyarakat.
Dalam tataran perencanaan pembangunan, telah dikenal
konsep perencanaan dari bawah (bottom up), yang dimulai
dari Musrenbangdes, Musrenbangcam, Musrenbangkab,
Musrenbangprop hingga Musrenbangnas (Kamis, ! "anuari
#$).
)amun harus diakui bahwa konsepsi partisipatif yang telah
lama didengungkan tersebut masih belum berjalan sebagaimana yang
diharapkan! Setidaknya terdapat & hal yang masih perlu mendapat
perhatian serius sebagaimana 6usuf )uris menyatakan bahwa:
Pertama, partisipasi dimaknai bahwa masyarakat tidak hanya
sebagai sasaran penerima man%aat pembangunan daerah
namun juga sebagai subyek yang menentukan. Dengan
demikian, kebijakan yang bernuansa&top'down&dengan
dominasi yang besar dalam perencanaan dan
penyelenggaraan pembangunan diharapkan secara gradual
dapat bergeser pada kebijakan yang bernuansa&bottom'
up&sesuai dengan aspirasi masyarakat. "ika hal ini tidak
dilakukan, maka dapat dipastikan bahwa pembangunan
daerah yang diselenggarakan tidak sesuai dengan potensi dan
keunggulan wilayah karena tidak banyak mempertimbangkan
kebutuhan serta kekhususan lokal, yang pada akhirnya
memicu resistensi hingga sampai pada kon%lik (Kamis, !
"anuari #$).
Kedua, kata (usu% )uris* Partisipasi dimaknai sebagai
keikutsertaan masyarakat mengambil bagian untuk
mendukung dan menyukseskan kebijakan+program yang
diprakar'sai pemerintah. "ika hal ini terjadi, maka
keikutsertaan masyarakat lebih pada mobilisasi ketimbang
partisipasi. Dalam konsepsi pemba'ngunan partisipati%,
diharapkan lebih dari itu, yakni adanya pelibatan masyarakat
secara akti% terutama untuk menciptakan rasa memiliki
90
Ratna Ani Lestari
(handarbeni) masyarakat terhadap program+ kegiatan dan
keman%atannya (Kamis, ! "anuari #$).
Ketiga, (usu% )uris menguraikan* Partisipasi dimaknai
kebijakan pemerintah daerah dirumuskan bersama sejak awal
antara pemerintah dengan masyarakat. )amun demikian
%aktanya, berbagai keputusan umumnya sudah diambil dari
atas, dan sampai ke masyarakat dalam bentuk kegiatan'
kegiatan sosialisasi yang tidak bisa ditolak. Masyarakat
dipandang hanya sekedar objek pembangunan yang harus
memenuhi keinginan Pemerintah atau Pemerintah Daerah,
belum dipandang sebagai subyek pembangunan, atau
ditempatkan pada posisi inisiator (sumber bertindak). ,ntuk
itu kedepan diharapkan kegiatan'kegiatan semacam ini harus
dihapus dan digeser menjadi kegiatan dengan pelibatan
masyarakat secara akti%. Pemerintah Daerah dan Masyarakat
harus bersinergi sejak awal perencanaan hingga
penyelenggaraan pembangunan (Kamis, ! "anuari #$).
2al ini mengingat bahwa pada prinsipnya, pembangunan
merupakan tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat, baik
dalam pendanaan, pelaksanaan, pemanfaatan, maupun resiko
pembangunan yang harus dihadapi! Pemerintah yang semula beriri
hierarkis dan terpusat harus berubah paradigmanya menjadi kemitraan
dan pemberdayaan! Masyarakat hendaknya dapat berperan,
menemukan jati dirinya sebagaimana 6usuf )uris menulis, ntara lain:
Mencakup* (a) penguatan peran masyarakat (tidak sekedar
peranserta masyarakat) yaitu menempatkan masyarakat
secara bertahap terlibat pada proses pengambilan keputusan
dalam pembangunan- dan (b) penguatan semangat good
go.ernance yaitu adanya transparansi, akuntabilitas,
peningkatan pro%esionalisme, kepedulian terhadap rakyat, dan
komitmen moral yang tinggi dalam segala proses
pembangunan (Kamis, ! "anuari #$).
91
Kebijakan dan resistansinya
$ebih lanjut diharapkan Pemerintah Daerah mampu
mendengar denyut jantung masyarakat, memba%a kebutuhan dan
aspirasi masyarakat seara efektif! Berkaitan dengan hal tersebut
peniptaan iklim untuk memberi penguatan peran masyarakat untuk
ikut dalam proses pengambilan keputusan, ikut menggerakkan atau
mensosialisasikan, ikut melaksanakan pembangunan, serta ikut
melakukan kontrol publik menjadi sangat signifikan! 2al ini sangat
terkait dengan perenanaan, implementasi, dan keberlanjutan berbagai
maam program melalui proses demokratis, inklusif, dan transparan
yang disepakati untuk ditangani bersama! 7ntuk itu, paradigma
pembangunan yang harus dikembangkan menurut 6usuf )uris adalah:
Pembangunan yang aspirati% yang mengutamakan partisipasi
masyarakat dan mengakomodasi aspirasi yang berkembang
sebagai %aktor utama dalam perencanaan dan implementasi
pemba'ngunan. Konsep pembangunan aspirati% tersebut,
dapat ditempuh melalui suatu proses pemberdayaan pada
masyarakat sehingga mampu untuk mengidenti%ikasi
kebutuhannya sendiri atau kebutuhan kelompok masyarakat
sebagai suatu dasar perencanaan pembangunan (Kamis, !
"anuari #$).
8leh karena itu, maka konsep pembangunan aspiratif
mengandung tiga unsur penting yaitu peningkatan peran masyarakat
dalam perenanaan dan implementasi pembangunan, orientasi
pemahaman masyarakat akan peran tersebut, dan peran pemerintah
sebagai fasilitator!
Menurut 6usuf )uris:
Partisipasi masyarakat diakomodir dan dikembangkan pada
semua tahapan proses pembangunan, !) Partisipasi dalam
pembuatan keputusan, kebijaksanaan, perencanaan
pembangunan. Masyarakat diberikan kesempatan untuk
mengemukakan pendapat dan aspirasinya dalam menilai suatu
rencana yang akan ditetapkan. Masyarakat juga diberi
kesempatan untuk menimbang suatu keputusan yang akan
diambil, #) Partisipasi dalam pelaksanaan pembangunan
92
Ratna Ani Lestari
adalah partisipasi dengan mengikutsertakan masyarakat
dalam kegiatan operasional berdasarkan rencana yang telah
disepakati bersama, /) Partisipasi dalam meman%aatkan hasil
pembangunan adalah partisipasi masyarakat dalam
menggunakan hasil'hasil pembangunan yang telah dilak'
sanakan. Pemerataan kesejahteraan dan %asilitas yang ada di
masyarakat, dan ikut menikmati dan menggunakan sarana
hasil pembangunan, dan adanya perasaan memiliki
(handarbeni), 0) Partisipasi dalam menge.a'luasi dan
mengawasi pembangunan adalah partisipasi masyarakat
dalam bentuk keikutser'taannya menilai dan mengawasi
kegiatan pembangunan serta memelihara hasil'hasil
pembangunan yang dicapai (Kamis, ! "anuari #$).
Keempat hal diatas seharusnya menjadi komitmen baik
pemerintah maupun masyarakat untuk menghindari kemungkinan
terjadinya konflik! Konflik mereflek%sikan tidak adanya toleransi atas
eksistensi pihak satu dengan pihak lainnya baik seara 3ertikal
maupun horisontal! Seara 3ertikal antara masya%rakat dan
pemerintah, sedangkan seara horisontal adalah konflik yang terjadi di
masyarakat! Penyelesaian apa yang perlu dilakukan jika terjadi
konflik9 6ang jelas harus ada win'win solution yaitu peniptaan situasi
yang saling menguntungkan antara para pelaku konflik sehingga
dampak negatif yang munul bisa diredam! Model humanistis dari
suatu komunikasi antar pihak seara efektif harus diberlakukan untuk
memanajemeni konflik yang ada dengan sikap: keterbukaan, empati,
sikap mendukung, sikap positif, serta kesamaan! Dengan demikian,
6usuf )uris menggarisbawahi: 0Diperoleh kesepakatan bersama
*collecti.e agreement) melalui akti3itas negosiasi antar seluruh pelaku
pembangunan *stakeholders)! Potensi konflik yang ada harus dapat
diantisipasi sehingga menjadi pembelajaran masyarakat *social
learning) seara kolektif melalui interaksi antar stakeholders!
Pembelajaran yang pada akhirnya akan meningkatkan kapasitas dalam
mengelola konflik!0*Kamis, ,+ /anuari -,,.)!
93
Kebijakan dan resistansinya
7raian tersebut menunjukkan bahwa pembangunan partisipatif
merupakan sebuah proses politik! Dalam proses ini yang lebih
ditekankan adalah peran dan kapasitas Pemerintah Daerah sebagai
fasilitator untuk mendefinisikan dan mengidentifikasi stakeholders
seara tepat! Dengan demikian, 6usuf )uris berharap: 0Proses
pembangunan partisipatif dapat memberikan jaminan kontinuitas
*keberlang%sungan) peningkatan dan perkembangan pembangunan
daerah saat ini dan pada masa yang akan datang0*Kamis, ,+ /anuari
-,,.)!
# M!el Kebijakan In&ati% Bupati Banyuwangi
Model kebijakan ino3atif ini ditempuh Bupati Banyuwangi
melalui berbagai program unggulan, seperti: a) pendidikan gratis, b)
kesehatan gratis, dan ) biaya K(P gratis, d) berdayakan perempuan,
e) tingkatkan pajak, f) mendekati masyarakat, dan g) menanggulangi
kemiskinan sebagaimana temuan data berikut ini!
% Kebijakan $en!i!ikan '"atis
Semasa kepemimpinannya Bupati Banyuwangi "atna #ni
$estari memperjuangkan kebijakan sekolah gratis sebagaimana dapat
diketahui melalui tulisan yang termuat dalam ad. cybertokoh.com *-&
/uni -,,4)! Sebelum menjabat Bupati Banyuwangi, "atna #ni $estari
menganalisis daerah Banyuwangi! :ambaran yang didapatnya ketika
itu permasalahan yang paling krusial di Banyuwangi adalah
pembangunan yang belum merata! Dengan luas wilayah hampir enam
kali lebih luas dari Kabupaten /embrana, ;!<4-,;, km=, berpenduduk
+!;&+!,-1 orang, P#D *pendapatan asli daerah)%nya tahun -,,>
sebesar "p >-!+1,!-&4!><, dan #PBD%nya "p ><4!,4>!-4<!,;&!
"asio #PBD per kapita "p &+-!-1&,.4, sangat keil dalam
pembiayaan penyelenggaraan pembangunan dan pemerintahan di
Banyuwangi! Kesejahteraan masyarakat Banyuwangi relatif tidak
merata! Penduduk miskin pra KS dan KS '%nya ;;,!11< KK!
Berdasarkan data 1ndonesia 2uman De.elopment -,,>, Banyuwangi
berada di urutan ke%+< dari &+ kabupaten di seluruh /awa (imur dan
94
Ratna Ani Lestari
urutan ke%-<. dari seluruh kabupaten?kota se%'ndonesia! 2uman
De.elopment 1nde3 Banyuwangi masih rendah, yaitu 1-,1
dibandingkan angka tertinggi di 'ndonesia, <;,1!
#ngka harapan hidup juga relatif rendah, yaitu 1>,; tahun
dibandingkan angka harapan hidup tertinggi di 'ndonesia, <-,& tahun!
Dalam kampanyenya menjadi bupati ketika itu, ia menawarkan misi,
beberapa di antaranya adalah meningkatkan kualitas hidup masyarakat
melalui peningkatan kualitas pendidikan, peningkatan derajat
kesehatan, peningkatan daya beli masyarakat, dan peningkatan
pelayanan umum! Dua belas hari sejak dilantik menjadi bupati
Banyuwangi + )o3ember -,,;, "atna #ni $estari menanangkan
pendidikan gratis@ dari tingkat SD sampai SM# negeri bebas semua
biaya! 7ntuk hal%hal yang berhubungan dengan sekolah, misalnya
pembelian alat%alat, pembangunan gedung, pemberian insentif guru,
pemberian tunjangan kejauhan, tunjangan kesulitan, dan tunjangan
kelebihan jam mengajar, agar guru tak mengambil tambahan biaya
dari anak%anak, disubsidi oleh pemerintah! "atna mengatakan:
0Komitmen kami adalah memberikan pendidikan gratis masyarakat
lewat subsidi pemerintah0*ad3 ybertokoh!om, -& /uni -,,4)!
2al yang pertama kali dilakukannya adalah turun ke tiga SD
terjelek di Banyuwangi yang menjadi prioritas pembangunan tahun
-,,1! Sekolah yang dikunjunginya, kondisinya superburuk! Sekolah
terjelek itu seperti kandang sapi, hanya setengah bangunan saja ada
kayunya, setengahnya sudah tak ada kayu! $angit%langitnya gedek.
#da juga langit%langit yang disangga kayu, yang rawan buat anak%
anak! $antainya tidak memadai! 'ni kondisi sekolah yang
memprihatinkan! Dari hasil kunjungannya itu, "atna mulai
menghitung, berapa kebutuhan pembangunan dari tiap sekolah! "atna
mengung%kapkan: 0"ealitas pendidikan di Banyuwangi ketika saya
baru menjabat, banyak gedung sekolah dan fasilitas pendidikan yang
rusak0*ad3 ybertokoh!om, -& /uni -,,4)!
95
Kebijakan dan resistansinya
Kondisi sekolah sangat jauh berbeda antara sekolah di desa
dan di kota! Kondisi ini menjadi salah satu penyebab urbanisasi! "atna
mengim%buh: 0Karena itu, kami menetapkan standar sekolah negeri di
seluruh wilayah Banyuwangi! /alan menuju akses pendidikan pun
dibuka seara luas0*ad3 ybertokoh!om, -& /uni -,,4)! Di desa, ada
pungutan "p +!,,, saja orangtua murid sudah mengeluh! Kalau di
kota, orangtua murid mungkin lebih sering tidak bertanya untuk apa
pungutan itu! Kalau di desa, orangtua merasa berat! "atna
melanjutkan:
Dari situasi dan kondisi di pedesaan seperti itu, sudah
menjadi tugas pemda mem%asilitasi, memberikan hal'hal yang
dibutuhkan sekolah agar kualitasnya sama dengan sekolah
yang di kota. Bagi Bupati Banyuwangi 4atna 5ni 6estari,
pembangunan di bidang pendidikan adalah prioritas. Kami
tidak bisa bicara persentase anggaran pendidikan. Kami
melihat kondisi riil di Banyuwangi seperti itu. Karena itu, saya
7mengambil paksa. anggaran untuk kepentingas pendidikan
lebih dari #8, di luar gaji dan tunjangan untuk guru. 1ni kan
in.estasi jangka panjang yang bersama'sama harus kita
sepakati *ad3 ybertokoh!om, -& /uni -,,4)!
Berapa pun nilainya, bagi "atna, anggaran itu harus dipenuhi!
#palagi, banyak kondisi dunia pendidikan yang harus dibenahi, baik
itu dari sisi SDM, fasilitas, maupun kemudahan yang berujung pada
kualitas anak didik, kualitas masyarakat! (iap tahun, anggaran
pendidikan kian meningkat yaitu "p ->>!11,!+<;!&-, tahun -,,;, "p
&&1!&,,!141!.>& tahun -,,1, "p &4-!>&&!+&>!,<, tahun -,,<, dan "p
>-<!441!.>,!<-; tahun -,,4! Setelah Apengambilan paksa! anggaran
untuk anggaran kesehatan dan pendidikan gratis, tentu munul
perlawanan! "atna mengatakan: 0Banyak yang bilang, anggarannya
nanti tidak ukup! (ernyata, setelah dijalankan, kok ya ukup
semuanya0*ad3 ybertokoh!om, -& /uni -,,4)! Kalau terus%menerus
mengatakan tidak ukup, memang tidak akan pernah ukup! (etapi,
kalau anggaran untuk masyarakat itu Adipaksakan!, semuanya menjadi
memadai! "atna mengatakan:
96
Ratna Ani Lestari
9aktu pertama kali saya berbicara pendidikan gratis, banyak
yang menganggap itu hal yang jelek. Pendidikan gratis adalah
pendidikan yang disubsidi pemerintah daerah karena itu
semua pihak harus bersama'sama mengontrol perencanaan
dan pelaksanaannya.Kami sering berkumpul bersama dengan
pengurus P:41 di desa'desa dan di tingkat kecamatan,
mereka sangat mendukung program ini *ad3 ybertokoh!om,
-& /uni -,,4)!
Di Banyuwangi, terdapat -> keamatan, -4 kelurahan, dan +4.
desa! Dulu, penolakan pendidikan gratis ini memang sempat terjadi!
Sekarang di sisi lain, guru%guru yang memiliki kepentingan untuk
membuat karya tulis, misalnya, dibantu pemerintah, termasuk ketika
harus mengikuti kursus komputer dan bahasa 'nggris! Bantuan
pendidikan ditujukan untuk meringankan baban orang tua siswa dalam
memenuhi kebutuhan pendidikan! Kebutuhan pendidikan di sekolah
yang berlokasi di wilayah kabupaten lebih tinggi dari pada di
perkotaan! Misalnya, harga buku di desa *wilayah kabupaten) lebih
mahal dari pada di perkotaan! Penerbit membutuhkan biaya
transportasi yang lebih besar untuk menjangkau sekolah%sekolah yang
di desa! Dengan demikian, kebijakan diskriminasi tersebut perlu
ditinjau ulang untuk memberikan rasa keadilan bagi siswa yang
tinggal di wilayah yang berstatus kabupaten!
Pendidikan merupakan salah satu sektor yang mendapat
perhatian pada masa kepemimpinan "atna #ni $estari, MM! Pada
awal%awal pemerintahannya, Bupati Banyuwangi "atna #ni $estari
membuat gebrakan terkait penyelenggaraan pendidikan, yakni
mengenai pendidikan gratis! Dalam SK tersebut ditetapkan bahwa
sekolah tidak diperkenankan memungut biaya apapun dari orangtua
murid! Selama ini, orangtua murid merasa sangat terbebani dengan
pungutan%pungutan yang ditetapkan sekolah! Melalui kebijakan ini,
pemerintah menjamin bahwa0tradisi0banjir pungutan pada saat tahun
ajaran baru tidak akan terjadi lagi!
97
Kebijakan dan resistansinya
Kebijakan pembebasan pungutan untuk jenjang pendidikan
dasar dan menengah ini merupakan bukti komitmen pemerintah
daerah untuk melaksanakan kebijakan nasional! Kebijakan pendidikan
nasional yang terwujud dalam 77 )o -, tahun -,,& mengamanahkan
pemerintah daerah wajib menjamin terselenggaranya pendidikan dasar
tanpa memungut biaya! Pemda Banyuwangi tidak sekedar
melaksanakan kebijakan pendidikan nasional, melainkan sudah
melampaui ketentuan yang ada! Pada 77 Sisdiknas, tanggung jawab
pemerintah daerah hanya sampai pada jenjang pendidikan dasar,
namun pemerintah Banyuwangi menerapkan kebijakan gratis sampai
jenjang pendidikan menengah *SM#)! Dengan demikian, wajib
belajar di Banyuwangi mulai menapak seperti di negara%negara maju
yang menetapkan wajib belajar +- tahun!
Kebijakan memperpanjang kesempatan belajar sampai +-
tahun merupakan bukti konsistensi pemerintah dalam mewujudkan
3isi pemerintahan Banyuwangi mewujudkan masyarakat Banyuwangi
yang sejahtera, adil, beriman dan berbudaya *"P/MD Kabupaten
Banyuwangi)! Pendidikan menjadi salah satu aspek penting untuk
mewujudkan masyarakat Banyuwangi sesuai dengan 3isi yang telah
ditetapkan! Seara spesifik, Dinas Pendidikan menetapkan 3isi
pendidikan unggul dalam pelayanan pendidikan, menuju peningkatan
mutu sumberdaya manusia berbasis 'M(#B dan 'P(CK, berwawasan
kesejahteraan dan keadilan! "PDK Kabupaten Banyuwangi -,,4%
-,+& *"PKD Kabupaten Banyuwangi -,,4%-,+&)! Disi Dinas
Pendidikan tersebut menekankan dua apek penting dalam
pengambanan kualitas manusia, yakni aspek intelektual dan aspek
spritual!
Peningkatan aspek intektual terkait erat dengan akses
pelayanan pendidikan! Semakin besar akses pendidikan, semakin
besar kesempatan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dalam
aspek intelektualnya! Kualitas sumberdaya manusia merupakan modal
terbaik mewujudkan kesejahteraan dan keadilan! 7ntuk itu,
98
Ratna Ani Lestari
menggeser komposisi penduduk menurut latar belakang pendidikan
dari latar pendidikan dasar ke pendidikan menengah dan tinggi
menjadi pekerjaan yang penting!
Berdasarkan data tahun -,,1, komposisi penduduk menurut
latar belakang pendidikan di Banyuwangi masih didominasi
pendidikan dasar! Penduduk yang telah memenuhi pendidikan dasar
sejumlah 1;&!&,1 atau >+,>; persen dari total populasi! #ngka
tersebut terdiri dari >>,!4.> atau -<,.< persen berlatar belakang
pendidikan SD, dan -+-!>+- atau +&,>4 persen berlatar belakang
pendidikan SMP! Pada jenjang pendidikan menengah terdapat +;>!
,-; penduduk atau .,<< persen! Komposisi akan semakin keil pada
jenjang pendidikan tinggi yakni sejumlah -,!+;4 atau +,-< persen!
Tabel (. $en!u!uk Menu"ut )ata" Belakang $en!i!ikan Ta*un
+,,-
N. )ata" Belakang pen!i!ikan Jumla*
$"sentase
./0
+ (idak?belum sekolah >>-!41. -4,,.
- (idak belum tamah SD &,;!.<, +.,>+
& (amat SD >>,!4.> -<,.<
> (amat S$(P -+-!>+- +&,>4
; (amat SM7 .>!,1. ;,.<
1 (amat SMK ;.!.;1 &,4,
< (amat D '?'' 1!-,- ,,&.
4 (amat D '''?Sarjana Muda ;!+1. ,,&-
. (amat Sarjana 4!<4< ,,;1
+, /umlah +!;<1!&-4
;umber* 4encana Pengembangan Pendidikan Dasar dan Menengah
Kabupaten (4PDK) Banyuwangi #<'#!/.
:ambaran penduduk di atas menggambarkan ketidaksiapan
sumberdaya manusia di Banyuwangi untuk berkompetisi dalam dunia
yang semakin ketat! #palagi persaingan keunggulan daerah telah
memasuki era0perang talenta0! #rtinya dibutuhkan sumberdaya yang
99
Kebijakan dan resistansinya
kritis dan bertalenta tinggi sehingga mampu meniptakan barang dan
jasa yang ino3atif!
a. $"g"am#$"g"am $en!i!ikan !i Banyuwangi
Pemerintah Daerah Banyuwangi menyusun kebijakan
pendidikan seara holistik dan berkesinambungan! Dalam konteks ini,
holistik dimaksud adalah keterhubungan antar satu aspek dengan
aspek lainnya, misalnya infrastruktur, SDM, penataan administrasi dan
biaya pendidikan! Sedangkan berkesinambungan adalah keterkaitan
antar satu jenjang dengan jenjang lainnya! Eara pandang ini penting
karena membangun sumberdaya manusia tidak mungkin dilakukan
seara parsial dan instan! Kualitas pendidikan ditentukan oleh
kohorensi kebijakan antar aspek dan keterkaitan satu jenjang dengan
jenjang berikutnya! 8leh sebab itu, program Dinas Pendidikan
Banyuwangi meliputi P#7D, peningkatan infrastruktur pendidikan
dasar dan Bos, peningkatan infrastruktur pendidikan menengah dan
Bos, pendidikan non%formal, serta peningkatan mutu SDM!
'amba" (. $e"sentase Angga"an Masing#Masing $"g"am
Di antara keenam program Dinas Pendidikan, program
pembangunan infastruktur pendidikan dasar dan B8S menjadi
prioritas pertama! Sebagai program prioritas, pemerintah
mengalokasikan dana sebesar "p <4!>4-!&--!.-> atau 1.!>& persen
dari total anggaran Dinas Pendidikan! Program ini memiliki tujuan
untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pendidikan dasar!
100
Ratna Ani Lestari
7ntuk meningkatkan akses pendidikan dasar, ada dua hal yang
dilakukan pemerintah yakni, pengembangan infrastruktur dan
pembiayaan melalui skema Bantuan 8perasional Sekolah *B8S)!
Pengembangan infrastruktur penting untuk meningkatkan daya
tampung sekolah! Semakin besar daya tampung sekolah%sekolah,
semakin besar kesempatan anak usia sekolah menikmati pendidikan!
#spek kedua yang juga penting dalam peningkatan akses pendidikan
terkait dengan pembiayaanya! #kses pelayanan pendidikan tidak
ditentukan berdasarkan latar belakang ekonomi keluarga! Baik,
keluarga kaya maupun miskin memiliki kesempatan yang sama untuk
mengakses pelayanan pendidikan! 7ntuk itu diperlukan peran serta
pemerintah dalam pembiayaan pendidikan dasar!
Program lainnya yang juga menyerap anggaran ukup besar
adalah pengembangan infrastruktur pendidikan menengah berserta
biaya operasional sekolahnya! B8S untuk S$(# disebut Biaya
operasional manajemen mutu *B8MM)! Program ini menyerap
anggaran "p -,!+<,!.&,!,,, atau +<,4; persen dari total anggaran
dinas pendidikan Kabupaten Banyuwangi! Dukungan pemerintah
terhadap penyelanggaraan pendidikan menengah ini merupakan bukti
komitmen untuk meningkatkan drajat pendidikan masyarakat
Banyuwangi lebih dari pada standar minimal yang ditetapkan 77!
Sesuai 77 )o -, tahun -,,& bahwa pemerintah wajib mendukung
terselenggaranya pendidikan dasar . tahun! Bagi pemerintah
Banyuwangi, pendidikan dasar . tahun tidak ukup untuk menjawab
kebutuhan sumberdaya manusia di era yang semakin kompleks ini!
8leh sebab itu, pemerintah Banyuwangi menerapkan kebijakan
pendidikan sampai +- tahun! Kebijakan ini memberi peluang siswa
untuk melanjutkan sekolah ke S$(#! Data dari Dinas Pendidikan
menunjukkan peningkatan kelanjutan buku yang signifikan dalam tiga
tahun! Pada tahun -,,<, angka kelanjutan buku siswa SMP ke S$(#
hanya sebesar <,!<- F! Pada tahun -,,< menjadi 4+,-4 F dan tahun
-,,4 menjadi 4+,1> F! *lihat grafik)!
101
Kebijakan dan resistansinya
'amba" +. '"a%ik Angka Siswa yang Melanjutkan ke S)TA ./0
Program ketiga yang menjadi prioritas adalah peningkatan
mutu sumberdaya manusia *SDM) baik tenaga pendidik atau
kependidikan! Program ini menyerap anggaran sejumlah "p!
+-!;+&!<;;!+<+ atau ++!,< persen dari total anggaran Dinas
Pendidikan tahun -,,4! Program ini diwujudkan dalam tujuh kegiatan
yakni:
+! Meningkatkan Pelaksanaan 7)#S SMP?M(s?SM# ?SMK?M#!
(ujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengukur prestasi belajar
siswa melalui 7#)!
-! Pengembangan Sistem Penghargaan dan Perlindungan (erhadap
Profesi :uru! (ujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan
perlindungan dan penghargaan bagi guru%guru berprestasi!
&! Pelaksanaan 7ji Kompetensi Pendidik dan (enaga Kependidikan!
(ujuan kegiatan ini adalah untuk mengukur kompetensi guru
sesuai kualifikasi yang dimiliki!
>! Pemberian 'nsentif guru P)S di sekolah negeri dan swasta!
(ujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
guru untuk meningkat proses belajar mengajar!
;! Penyelenggaraan Kompetisi 8lahraga melalui P8PD#! (ujuan
kegiatan ini adalah untuk pembinaan dan pemasyarakatan
olahraga serta terpilihnya atlit pelajar berprestasi!
1! Penyelenggaraan Kompetisi P8" (K?P$B! (ujuan kegiatan ini
adalah untuk mengukur pembinaan prestasi para atlit%atlit pelajar
102
Ratna Ani Lestari
untuk mendapatkan kejuaraan tingkat kabupaten pada tingkat
(K?P$B!
<! Penyelenggaran Kompetisi P8" SD! (ujuan kegiatan ini adalah
untuk mengukur pembinaan prestasi para atlit%atlit pelajar untuk
mendapatkan kejuaraan tingkat kabupaten pada tingkat SD?M'!
*$aporan Pertanggungjawaban Bidang Pendidikan Kabupaten
Banyuwangi tahun -,,4)!
Berdasarkan uraian kegiatan di atas terlihat jelas bagaimana
perspektif pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan! :uru
menjadi ujung tombak yang menentukan kualitas pendidikan! 8leh
sebab itu inter3ensi untuk meningkatkan kualitas guru menjadi
langkah yang strategis untuk peningkatan kualitas pendidikan! #da &
kegiatan yang seara langsung ditujukan untuk meningkatkan kualitas
guru yakni: sistem perlindungan dan penghargaan terhadap profesi
guru, uji kompetensi, dan pemberian insentif! 7ntuk memau
kompetisi kualitas pendidikan di masing%masing sekolah, pemerintah
juga mengalokasikan anggaran untuk berbagai kompetisi! Kompetisi
ini penting untuk meniptakan atmosfir akademik yang dinamis di
Kabupaten Banyuwangi! #danya SDM yang berkualitas beserta
dinamika akademik yang kondusif berdampak positif terhadap
kualitas pendidikan di Banyuwangi!
Selain pengembangan infrastuktur pendidikan dasar dan
menengah beserta biaya operasionalnya, dan pengembangan
sumberdaya manusia, Pemda Banyuwangi juga mengimplementasikan
program yang terkait dengan Pendidikan #nak 7sia Dini *P#7D),
pendidikan non formal, serta pelayanan administrasi kantor! Program
pelayanan administrasi kantor menyerap anggaran "p .<,,<;&,<>&
atau ,,41 persen dari anggaran Dinas Pendidikan!
Program pendidikan non%formal menyerap anggaran "p
1+>!<&+!,&+ atau ,!;> persen! Sedangkan program pengembangan
P#7D menyerap anggaran sebesar "p -.<!,.4!4,, atau ,!-; persen!
Cnam program Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi ini
103
Kebijakan dan resistansinya
merupakan langkah strategis untuk menapai 3isi pemerintah
Kabupaten Banyuwangi pada umumnya dan 3isi Dinas Pendidikan
pada khususnya! Pada tahun -,,4, pemerintah Kabupaten
Banyuwangi mengalokasikan anggaran sebesar "p ++&!,&+!1+&!1..
untuk Dinas Pendidikan! #pa hasil dari in3estasi pendidikan di
Kabupaten Banyuwangi9 Pertanyaan ini senantiasa ada dalam benak
pihak%pihak yang memiliki perhatian pada bidang pendidikan! #da
banyak ara untuk mengukur kinerja sektor pendidikan seperti: angka
partisipasi kasar *#PK), angka partisipasi murni *#PM), angka putus
sekolah *#PS) atau drop out, tingkat kelulusan dan melanjutkan, serta
indeks pembangunan manusia *'PM)! Di antara beberapa indikator
tersebut, pembahasan penilaian kinerja pendidikan di Banyuwangi
lebih ditekankan pada dua indikator yakni, angka partisipasi kasar
*#PK) dan angka partipasi murni *#PM)!
#ngka partisipasi kasar *#PK) menjadi indikator untuk
menentukan seberapa besar akses anak usia sekolah yang teratat
dalam pendidikan formal! #ngka ini dapat lebih dari +,, persen
karena banyak anak bersekolah melewati batas usianya! Misalnya usia
sekolah untuk sekolah dasar adalah <%+- tahun! )amun demikian,
tidak sedikit anak sekolah di SD yang berumur kurang dari < tahun
atau lebih dari +- tahun! Dengan demikian, #PK hanya dapat
mengukur keterbukaan akses pendidikan! Semakin besar #PK dapat
diartikan semakin besar kesempatan masyarakat mengenyam
pendidikan pada satu jenjang!
Tabel +. Angka $a"tisipasi Kasa" .A$K0
Jenjang +,,- +,,1 +,,2
SD +,4,,. +,.,1- +,4,-;
SMP <.,;+ ;>,;+ 4<,>1
SM# &.,<; >&,+< >;,14
;umber* Dinas Pendidikan #<.
Melihat data di atas, dapat disimpulkan bahwa ada trend
peningkatan #PK untuk jenjang SMP dan SM#! #PK SMP dan SM#
104
Ratna Ani Lestari
mengalami peningkatan sejak tahun -,,1 sampai -,,4! )amun trend
ini tidak ditemukan pada jenjang Sekolah Dasar! Pada tahun -,,1,
#PK SD sebesar +,4,,., tahun -,,< sebesar +,.,1-, dan tahun -,,4
sebesar +,4,-;! Penurunan #PK pada tahun -,,4 ini memunulkan
pertanyaan mendasar! #pakah penurunan ini karena menyempitnya
akses pendidikan atau karena semakin banyak anak yang sekolah tepat
waktu9 Pertanyaan ini sulit dijawab hanya dengan menggunakan data
#PK apalagi angka #PK yang ada lebih dari +,, persen! 8leh sebab
itu, membutuhkan indikator lainnya yakni: angka partisipasi murni
*#PM)!
#ngka partisipasi murni *#PM) adalah angka yang
menggambarkan partisipasi anak bersekolah tepat waktu *sesuai
umur)! #ngka ini peroleh dengan memperbandingkan jumlah siswa
pada satu jenjang buku dengan total populasi anak pada usia jenjang
yang dimaksud! /enjang usia SD antara <%+- tahun, SMP usia +&%+;
tahun, dan SM# +1%+4 tahun!
Tabel 3. Angka $a"tisipasi Mu"ni .A$M0
Jenjang +,,- +,,1 +,,2
SD .&,,- .>,&4 .&,4-
SMP ;.,4; 1;,;1 1;,4.
SM# &,,1; &-,&4 &-,;<
;umber* Dinas Pendidikan #<.
Sepertihalnya #PK, #PM di Kabupaten Banyuwangi
mengalami trend peningkatan untuk jenjang SMP dan SM#!
Peningkatan ukup signifikan terjadi pada jenjang SMP! Pada tahun
-,,1, #PM SMP sebesar ;.,4;! Sedangkan pada tahun -,,4 menjadi
1;,4.! Pada jenjang SM#, #PM sebesar &,,1; pada tahun -,,1,
menjadi &-, ;< pada tahun -,,4! (rend ini tidak ditemukan pada #PM
di SD! Pada tahun -,,1, #PM SD sebesar .&,,-, tahun -,,< sebesar
.>,&4 dan .&,4- pada tahun -,,4! #pabila dibandingkan antara data
tahun -,,1 dengan data tahun -,,4 memang terjadi peningkatan
#PM! )amun #PM -,,4 lebih rendah dari pada #PM tahun -,,<!
105
Kebijakan dan resistansinya
Data #PK dan #PM pada jenjang pendidikan SD mengalami pola
yang sama@ yakni meningkat dari tahun -,,1 ke -,,<! )amun
demikian, apabila data tahun -,,< dibandingkan dengan data tahun
-,,4 terlihat penurunannya!
Data ini menerminkan adanya persoalan akses dalam
pendidikan Sekolah Dasar di Banyuwangi! Menurunya #PM
menggambarkan menurunnya kesempatan anak bersekolah sesuai
dengan umurnya! Masalah ini perlu mendapatkan perhatian serius dari
para pengambil kebijakan (policy maker) karena SD menjadi tonggak
awal pendidikan formal! Keterbatasan akses pendidikan berimplikasi
besar pada jenjang%jenjang pendidikan berikutnya! #nak yang tidak
mampu mengakses pendidikan di SD seara otomatis tidak memiliki
kesempatan untuk bersekolah di SMP dan SM#! Dengan demikian,
penurunan #PK dan #PM pada jenjang SD perlu ditempatkan seara
khusus dalam pelaporan kinerja Dinas Pendidikan agar tidak terlena
karena apaian%apaian indikator lainnya!
Tabel 4. 5apaian Dinas $en!i!ikan Banyuwangi Ta*un +,,2
Jumla* In!ikat" Kine"ja
>; Sangat berhasil
> Berhasil
;umber* Diolah dari 6akip Dinas Pendidikan #<.
Pada tahun -,,4, Dinas Pendidikan Banyuwangi termasuk
salah satu SKPD yang mampu menapai kinerja yang fantastis yakni:
dengan nilai .4!+1F! Dengan angka tersebut, Dinas Pendidikan layak
mendapatkan label kinerja0Sangat Berhasil0! )amun demikian, untuk
semakin menjelaskan kinerja Dinas Pendidikan, diperlukan kerangka
analisis perbandingan dengan dengan keenderungan yang ada di
tingkat lainnya, yakni pro3insi maupun nasional! Kerangka
perbandingan ini untuk menghindari klaim keberhasilan yang bersifat
lokal di tengah kompetisi sumberdaya manusia yang mengglobal!
Sementara itu analisis perbandingan #PK jenjang Sekolah Dasar
106
Ratna Ani Lestari
menunjukkan hal yang menghawatirkan! #PK SD di Banyuwangi
pada tahun -,,1, -,,<, -,,4 di bawah #PK Pro3insi /awa (imur dan
)asional *lihat tabel)!
Tabel 6. $e"ban!ingan Angka $a"tisipsi Kasa" .A$K0 SD
Ta*un Banyuwangi Jawa Timu" Nasinal
-,,1 +,4,,. +,.,-1 +,.,.1
-,,< +,.,1- ++,,,, ++,,&;
-,,4 +,4,-; +,.,<, +,.,&<
;umber* Diolah dari data Dinas Pendidikan #< dan BP;.
Senada dengan #PK SD, #PK SMP di Banyuwangi juga
enderung lebih rendah daripada #PK SMP Pro3insi /awa (imur
untuk tahun -,,1 dan -,,<! Sedangkan pada tahun -,,4, #PK SMP
Banyuwangi lebih tinggi dari pada #PK Pro3insi /awa (imur dan
)asional! Data ini menunjukkan adanya akselerasi peningkatan #PK
yang signifikan! Pada tahun -,,<, #PK SMP sebesar ;>,;+ persen,
sedangkan pada tahun -,,4 menjadi 4<,>1! #da peningkatan sebesar
&-!.; persen partisipasi anak usia sekolah yang terdaftar di SMP!
Tabel -. $e"ban!ingan Angka $a"tisipsi Kasa" .A$K0 SM$
Ta*un Banyuwangi Jawa Timu" Nasinal
-,,1 <.!;+ 41!+. 4+!4<
-,,< ;>!;+ 4>!>. 4-!,&
-,,4 4<!>1 4>!;1 4+!,4
;umber* Diolah dari data Dinas Pendidikan #< dan BP;!
#nalisis perbandingan #PK jenjang SM# menunjukkan
kondisi yang mengkhawatirkan! Data tahun -,,1, -,,<, -,,4
menunjukkan trend yang sama yakni: #PK Banyuwangi lebih rendah
daripada #PK Pro3insi /awa (imur dan )asional! Bahkan perbedaan
antara #PK Banyuwangi dan #PK Pro3insi /awa (imur menapai
lebih dari +, persen! /umlah yang ukup besar untuk kondisi
Banyuwangi yang memiliki penduduk usia sekolah dalam jumlah
yang besar! *lihat tabel)!
107
Kebijakan dan resistansinya
Tabel 1. $e"ban!ingan Angka $a"tisipsi Kasa" .A$K0 SMA
Ta*un Banyuwangi Jawa Timu" Nasinal
-,,1 <.!;+ 41!+. 4+!4<
-,,< ;>!;+ 4>!>. 4-!,&
-,,4 4<!>1 4>!;1 4+!,4
;umber* Diolah dari data Dinas Pendidikan #< dan BP;
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa #PK
merupakan salah satu pengukuran untuk melihat akses masyarakat
terhadap jenjang pendidikan tertentu! Semakin keil #PK berarti pula
semakin keil akses masyarakat pada jenjang pendidikan tertentu!
#nalisis perbandingan #PK jenjang pendidikan SD, SMP, dan SM# di
Banyuwangi dengan #PK di Pro3insi /awa (imur dan )asional
menunjukkan data bahwa #PK di Banyuwangi memiliki
keenderungan lebih rendah dari pada #PK Pro3insi /awa (imur
maupun #PK )asional! 8leh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa
akses masyarakat terhadap pendidikan di Banyuwangi lebih rendah
dari pada rata%rata masyarakat /awa (imur maupun rata%rata nasional!
(erkait dengan angka partisipasi Murni *#PM) dapat diketahui bahwa
analisis perbandingan #PM Banyuwangi dengan #PM Pro3insi /awa
(imur dan )asional untuk jenjang Sekolah Dasar menunjukkan
keenderungan bahwa #PM Banyuwangi lebih rendah daripada #PM
Pro3insi /awa (imur maupun )asional untuk tahun -,,1 dan -,,<!
Sedangkan pada tahun -,,4, #PM Banyuwangi lebih tinggi dari pada
#PM Pro3insi /awa (imur, namun tetap lebih rendah daripada #PM
)asional *lihat tabel)!
Tabel 2. $e"ban!ingan Angka $a"tisipasi Mu"ni .A$M0 SD
Ta*un Banyuwangi Jawa Timu" Nasinal
-,,1 .&,,- .>,-, .&,;>
-,,< .>,&4 .>,>; .&,<;
108
Ratna Ani Lestari
-,,4 .&,4- .>,;& .&,.4
Diolah dari data Dinas Pendidikan #< dan BP;
#nalisis perbandingan #PM Banyuwangi dengan #PM
Pro3insi /awa (imur dan )asional untuk jenjang SMP menunjukkan
trend yang tidak jauh berbeda dengan #PK! Data tahun -,,1, -,,<
dan -,,4 menggambarkan bahwa akses pendidikan jenjang SMP
masyarakat Banyuwangi lebih rendah dari pada rata%rata akses di
Pro3insi /awa (imur dan )asional! 5alapun trendnya menunjukan
perbedaan #PM Banyuwangi dengan #PM /awa (imur dan nasional
semakin keil *lihat tabel)!
Tabel 7. $e"ban!ingan Angka $a"tisipasi Mu"ni .A$M0 SM$
Ta*un Banyuwangi Jawa Timu" Nasinal
-,,1 ;.,4; <,,-4 11,;-
-,,< 1;,;1 1.,,- 11,1>
-,,4 1;,4. 14,., 11,<;
Diolah dari data Dinas Pendidikan #< dan BP;
#nalisis perbandingan #PM Banyuwangi dengan #PM
Pro3insi /awa (imur dan )asional membuktikan bahwa akses
pendidikan di Banyuwangi lebih rendah dari pada rata%rata masyarakat
/awa (imur dan )asional! Pada tahun -,,1, #PM Banyuwangi untuk
jenjang SM# hanya sebesar &,, 1; persen, sedangkan rata%rata
Pro3insi /awa (imur sebesar >1,&; persen dan )asional sebesar >&,<<
persen! Pada tahun -,,<, #PM Banyuwangi sebesar &-,&4, sedangkan
#PM /awa (imur sebesar ><, 1, dan )asional sebesar >>,>1! Pada
tahun -,,4, #PM Banyuwangi sebesar &-, ;< persen, Pro3insi /awa
(imur sebesar ><, ,- dan )asional sebesar >>, -- persen! Melihat
perubahan data tersebut, kinerja Dinas Pendidikan Banyuwangi
mengalami peningkatan karena mampu menekan jarak #PM
Banyuwangi dengan #PM Pro3insi /awa (imur dan #PM )asional
*lihat tabel)!
Tabel (,. Angka $a"tisipasi Mu"ni .A$M0 SMA
109
Kebijakan dan resistansinya
Ta*un Banyuwangi Jawa Timu" Nasinal
-,,1 &,,1; >1,&; >&,<<
-,,< &-,&4 ><,1, >>,;1
-,,4 &-,;< ><,,- >>,--
Diolah dari data Dinas Pendidikan #< dan BP;
$aporan kinerja Dinas Pendidikan tahun -,,4 menyimpulkan
bahwa Dinas Pendidikan mampu menjalankan program selama satu
tahun dengan kualitas0sangat berhasil0yang ditandai dengan nilai
.4,+1 persen! Keberhasilan Dinas Pendidikan juga ditandai dengan
peningkatan #PK dan #PM dari tahun ke tahun! Kinerja ini
merupakan hasil yang membanggakan untuk pembangunan kualitas
sumberdaya manusia Banyuwangi di masa mendatang! )amun
demikian, kesimpulan keberhasilan kinerja ini perlu dipotret seara
lebih luas sehingga semakin menggambarkan kualitas pendidikan di
Banyuwangi dibandingkan dengan kualitas pendidikan di Pro3insi
/awa (imur dan nasional!
#nalisis perbandingan #PK dan #PM Banyuwangi dengan
#PK dan #PM Pro3insi /awa (imur dan )asional menghasilkan data
ukup mengejutkan di tengah kesuksesan kinerja Dinas Pendidikan!
#PK dan #PM Banyuwangi enderung lebih rendah dari pada #PK
dan #PM Pro3insi /awa (imur dan nasional! #rtinya, akses
pendidikan masyarakat di Banyuwangi lebih rendah dari pada akses
pendidikan rata%rata masyarakat /awa (imur dan )asional! Kondisi ini
perlu mendapat perhatian khusus karena persiangan sumberdaya
manusia tidak hanya pada ruang lingkup lokal, melainkan sudah mulai
menuju pada persaingan regional dan global!
b. Kmitmen $engembangan $en!i!ikan !i Banyuwangi
=Komitmen kami adalah memberikan pendidikan gratis
masyarakat lewat subsidi pemerin'tah&(www.cybertokoh.com). /anji
tersebut munul dari Bupati Banyuwangi "atna #ni $estari #ni
$estari tepat +- hari sejak dilantik pada tanggal satu )o3ember -,,;!
Bupati menanangkan pendidikan gratis bebas dari semua biaya bagi
110
Ratna Ani Lestari
siswa dari tingkat SD sampai SM#! Dana untuk kebutuhan seperti
pembelian alat%alat sekolah, pembangunan gedung, pemberian insentif
guru, pemberian tunjangan kejauhan, tunjangan kesulitan, dan
tunjangan kelebihan jam mengajar akan dibiayai lewat subsidi
pemerintah sehingga guru tidak mengambil tambahan biaya dari
siswa! Standarisasi sekolah negeri diberlakukan dengan tujuan tidak
ada lagi ketimpangan dalam pembangunan sekolah! #kses pendidikan
akan dibuka seluas%luasnya!
Komitmen dalam bidang pendidikan tersebut dijabarkan dalam
3isi%misi Kabupaten Banyuwangi! Salah satu isinya adalah
peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui peningkatan kualitas
pendidikan, peningkatan derajat kesehatan, dan peningkatan daya beli
masyarakat *"P/MD Kabupaten Banyuwangi tahun -,,1%-,+,)!
Dapat dilihat bahwa pendidikan memiliki porsi yang penting karena
menjadi satu dari tiga bidang yang berperan seara fundamental dalam
meningkatkan kualitas hidup masyarakat Banyuwangi! Dengan amat
krusialnya bidang pendidikan, sudah selayaknya kebijakan%kebijakan
dalam bidang pendidikan bersifat tepat guna dan tepat sasaran!
7ntuk menerjemahkan 3isi dalam bidang pendidikan, maka
disusunlah delapan program pendidikan yang termaktub dalam
"P/MD! Delapan program pendidikan tersebut adalah program
pendidikan anak usia dini, program wajib belajar pendidikan dasar
sembilan tahun, program pendidikan menengah, program pendidikan
non formal, program pendidikan luar biasa, program peningkatan
mutu pendidik dan tenaga kependidikan, program pengembangan
budaya baa dan pembinaan perpustakaan, serta program manajemen
pelayanan pendidikan! *Diolah dari Perda Kabupaten Banyuwangi )o!
+ tahun -,,1 tentang #PBD Kabupaten Banyuwangi -,,1, Perda
Kabupaten Banyuwangi )o! +; tahun -,,< tentang Perubahan #PBD
Kabupaten Banyuwangi -,,<, Perda Kabupaten Banyuwangi )o! 1
tahun -,,4 tentang Perubahan #PBD Kabupaten Banyuwangi -,,4,
dan Perda )o! + tahun -,,. tentang #PBD Kabupaten Banyuwangi
111
Kebijakan dan resistansinya
-,,.)!Komitmen pengembangan pendidikan di Banyuwangi itu, salah
satunya dibuktikan melalui dukungan anggaran pendidikan yang jauh
di atas rata%rata nasional!
Persentase anggaran untuk pendidikan dibandingkan anggaran
belanja total memang menunjukkan keenderungan positif! Misalnya
pada #PBD -,,1, -,,<, -,,4, dan -,,. anggaran belanja untuk
bidang pendidikan sebesar >+F, &;F, &<F, dan -<F dari jumlah total
anggaran belanja keseluruhan per tahun! Dapat dilihat bahwa
anggaran untuk pendidikan di atas dari aturan alokasi -,F sesuai yang
diamanatkan konstitusi! Sebuah kebijakan yang patut dipuji!
'amba" 3. '"a%ik $e"sentase A$BD
)amun jika menelisik manajemen anggaran dalam #PBD
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi lebih detail misalkan pada tahun
-,,., konsistensi akan komitmen untuk memperjuangkan bidang
pendidikan perlu dipertanyakan kembali! Dari total anggaran belanja
daerah di bidang pendidikan yang besarnya lebih dari --- milyar
rupiah, lebih dari setengah jumlah anggaran hanya untuk pos belanja
pegawai *"p! +1+!141!;+1!>4+)! Sisa anggaran sekitar 1, milyar
barulah digunakan untuk membiayai program%program pendidikan
yang dijabarkan dalam "P/MD *Perda )o! + tahun -,,. tentang
#PBD Kabupaten Banyuwangi -,,.)! Pada pos program pendidikan
anak usia dini, hanya satu kegiatan yang dianggarkan *., juta rupiah)
dari sekian banyak kegiatan yang direnanakan yakni kegiatan
112
Ratna Ani Lestari
pengembangan kurikulum, bahan ajar, dan model pembelajaran anak
usia dini! Sedangkan renana kegiatan lainnya yang lebih substantif
seperti pelatihan kompetensi tenaga pendidik, pengadaan infrastruktur
sekolah *gedung, ruang kelas, dan perlengkapan mengajar) justru
diabaikan karena tidak diberikan porsi anggaran! #nggaran program
pendidikan usia dini yang sebesar +&, juta lebih sedikit dibandingkan
anggaran untuk penyediaan alat tulis kantor yang menapai +<; juta
*Perda )o! + tahun -,,. tentang #PBD Kabupaten Banyuwangi
-,,.)! Ketimpangan distribusi anggaran terjadi juga pada program
wajib belajar sembilan tahun dan program pendidikan menengah!
Bahkan untuk program lainnya seperti program pendidikan non
formal, pendidikan luar biasa, peningkatan mutu pendidik dan tenaga
kependidikan, program pengembangan budaya baa dan pembinaan
perpustakaan, serta manajemen pelayanan pendidikan tidak diberikan
porsi anggaran sehingga menjadi program papan nama saja!
Bukan hanya pada #PBD -,,. saja yang mengalami
ketimpangan alokasi anggaran! Pada #PBD -,,4, anggaran untuk
belanja pegawai dan kelengkapan kantor mengambil porsi 4,F dari
total anggaran untuk belanja pendidikan! #mat disayangkan bila
hanya -,F anggaran saja yang digunakan untuk membiayai program%
program bidang pendidikan! Pada #PBD -,,<, anggaran belanja
pegawai dan kelengkapan kantor menapai <4F dari total anggaran
belanja pendidikan! Berarti hanya --F saja yang digunakan untuk
mendanai program%program pendidikan yang lebih substantif dan
krusial! Pada #PBD -,,1, 4,F dari total anggaran belanja bidang
pendidikan digunakan untuk belanja pegawai dan perlengkapan kantor
*Diolah dari Perda Kabupaten Banyuwangi )o! + tahun -,,1 tentang
#PBD Kabupaten Banyuwangi -,,1, Perda Kabupaten Banyuwangi
)o! +; tahun -,,< tentang Perubahan #PBD Kabupaten Banyuwangi
-,,<, Perda Kabupaten Banyuwangi )o! 1 tahun -,,4 tentang
Perubahan #PBD Kabupaten Banyuwangi -,,4, dan Perda )o! +
tahun -,,. tentang #PBD Kabupaten Banyuwangi -,,.)! Komitmen
bupati untuk mengalokasikan lebih dari -,F anggaran untuk
113
Kebijakan dan resistansinya
pendidikan harus diapresiasi! #kan tetapi alokasi belanja dalam
bidang pendidikan perlu dikaji ulang sehingga mampu
mendistribusikan dana seara lebih efektif dan optimal! Pembiayaan
untuk pos yang programatik perlu ditingkatkan sehingga bukan hanya
terjebak dalam pembiayaan yang bersifat ritualistik saja seperti
belanja pegawai dan kelengkapan kantor!
8leh sebab itu, komitmen dan 3isi bupati dalam bidang
pendidikan perlu didukung oleh segenap elemen masyarakat
Banyuwangi! Bupati memiliki perhatian yang serius dalam bidang
pendidikan sebagai jalan untuk meningkatkan kualitas hidup warga
Banyuwangi! #lokasi rata%rata anggaran di bidang pendidikan tiap
tahunnya lebih dari -,F sesuai yang diamanatkan konstitusi! #kan
tetapi kebijakan%kebijakannya sering membingungkan dan tidak jelas!
Sebagai ontoh adalah kebijakan pendidikan gratis! SK bupati jelas
melarang adanya pungutan dalam bentuk apapun kepada orang tua
siswa namun kemudian munul kebijakan dari bupati melalui surat
edaran Dinas pendidikan yang memperbolehkan pihak sekolah
meminta pungutan asalkan tidak memaksa! Selain itu, munul juga
ketidakjelasan tentang program pendidikan gratis yang
membingungkan masyarakat! Masyarakat tidak terlalu mengerti
tentang apa yang digratiskan dalam pendidikan dan apa yang masih
harus membayar! Ketidakkonsistenan bupati dalam kebijakan
membuat ranu dan membingungkan masyarakat! Sosialisasi terhadap
kebijakan yang kurang efektif berimplikasi pada titik ekstrem
memunulkan ketidak perayaan terhadap program % program
pemerintah! "espon bupati terhadap aksi protes kepada dirinya
amatlah keras dan non kompromi! Kasus pemeatan masal terhadap
&- kepala sekolah dan sembilan guru anggota P:"' merupakan
ontoh dari sikap non kompromi bupati dalam menghadapi protes!
Sikap yang demikian justru akan kontraproduktif karena akan
mengurangi popularitas bupati dimata masyarakat Banyuwangi!
'mplikasi ekstremnya akan memunulkan deligitimasi politik dari
masyarakat!
114
Ratna Ani Lestari
Pada bagian lain kebijakan pendidikan juga diimplementasikan
dalam bentuk penataan kelembagaan di tingkat dinas! Eontoh
kebijakan pengalihan 7P(D bidang pendidikan yang mulanya berada
di Dinas Pendidikan kemudian menjadi pos kasimonet *kepala seksi
monitoring dan e3aluasi pendidikan) di keamatan bertujuan untuk
efekti3itas pelaksanaan kebijakan bidang pendidikan! Dengan tidak
lagi melalui 7P(D, dimaksudkan koordinasi dan laporan dari amat
akan seara epat masuk kepada bupati tanpa harus melalui Dinas
Pendidikan! #kan tetapi dalam pelaksanaannya kebijakan tersebut
menghadapi banyak kendala! (ujuan efisiensi yang ingin diapai
terbentur dengan ketidaksinkronan koordinasi dan tanggung jawab!
Eamat bukan hanya mengatur bidang pendidikan saja namun
mengurusi pula segala urusan yang berlangsung di wilayah
keamatannya sehingga banyak urusan di bidang pendidikan menjadi
lama proses pengurusannya! Mulai dari dana operasional yang
tersendat, gaji guru yang terlambat, dan proses periGinan yang harus
memakan waktu lama! /ustru dengan adanya kebijakan pengalihan
7P(D ke amat bersifat kontraproduktif dan tidak efektif!
8. Dampak Kebijakan $en!i!ikan Banyuwangi
Dengan ditopang anggaran pendidikan yang lebih dari -,F,
dapat diketahui tingkat keberhasilan dalam bidang pendidikan melalui
perbandingan #PM dan #PK! $ewat #ngka Partisipasi Murni *#PM)
dan *#PK) dapat dilihat tingkat aksesbilitas warga terhadap
pendidikan!
Tabel ((. Angka $a"tisipasi Mu"ni .A$M0
JENJAN' +,,- +,,1 +,,2
SD .&,,- .>,&4 .&,4-
SMP ;.,4; 1;,;1 1;,4.
SM# &,,1; &-,&4 &-,;<
;umber* Dinas Pendidikan #<.
115
Kebijakan dan resistansinya
Tabel (+. Angka $a"tisipasi Kasa" .A$K0
JENJAN' +,,- +,,1 +,,2
SD +,4,,. +,.,1- +,4,-;
SMP <.,;+ ;>,;+ 4<,>1
SM# &.,<; >&,+< >;,14
;umber* Dinas Pendidikan #<.
Melalui #PK dan #PM dapat dibaa bahwa munul
keenderungan trend positif yang menandakan peningkatan tiap tahun!
Komitmen bupati dalam peningkatan kualitas bidang pendidikan perlu
dihargai! )amun bila dilihat dari analisis perbandingan #PM
Kabupaten Banyuwangi dengan #PM Pro3insi /awa (imur dan
)asional, akses pendidikan di Banyuwangi lebih rendah dari rata%rata
masyarakat /awa (imur dan )asional!
Tabel (3. Angka $a"tisipasi Mu"ni .A$M0 SMA
Ta*un Banyuwangi Jawa Timu" Nasinal
-,,1 &,,1; >1,&; >&,<<
-,,< &-,&4 ><,1, >>,;1
-,,4 &-,;< ><,,- >>,--
Diolah dari data Dinas Pendidikan #< dan BP;
Pada tahun -,,1 #PM Banyuwangi untuk jenjang SM#
sebesar &,,1; sehingga kalah jauh bila dibandingkan dengan #PM
/awa(imur dan )asional yang sebesar >1,&; dan >&,<<! Pada tahun
-,,<, #PM Banyuwangi meningkat menjadi &-,&4 namun masih
memprihatinkan bila dibandingkan dengan #PM /awa (imur dan
)asional yang juga meningkat menjadi ><,1, dan >>,;1! Di tahun
-,,4 #PM Banyuwangi mengalami peningkatan namun tidak
signifikan menjadi &-,;< sedangkan #PM /awa (imur dan )asional
sebesar ><,,- dan >>,--!
Pendidikan gratis dimana merupakan kebijakan unggulan
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi ternyata belum berhasil seara
optimal! Dari perbandingan #PM Banyuwangi dapat diketahui bahwa
116
Ratna Ani Lestari
akses pendidikan masih terbatas! Perlu adanya pembenahan yang tepat
agar pendidikan mampu menjadi instrumen untuk meningkatkan
kualitas hidup sesuai dengan 3isi pemerintahan Bupati Banyuwangi
"atna #ni $estari #ni $estari
Kebijakan Pemerintah Banyuwangi dalam bidang pendidikan
seara normatif layak diapresiasi! Pendidikan gratis merupakan
perintah yang jelas termuat dalam 77D +.>; namun konteks lokal di
Banyuwangi mengharuskan pengambil kebijakan ermat dan tepat
dalam bertindak! )amun dalam proses manajemen kebijakannya perlu
dikoreksi karena berimplikasi negatif yang dapat merugikan
popularitas bupati dihadapan masyarakat! Eara Bupati dalam
mengimplementasikan kebijakan pendidikan gratis ternyata
menghasilkan implikasi negatif di dalam masyarakat! Bupati menjadi
sasaran kritik dari banyak pihak terkait dengan kebijakannya yang
hanya memberikan subsidi dari #PBD untuk sekolah negeri!
Sedangkan Banyuwangi merupakan wilayah santri dimana banyak
yang mengenyam pendidikan di madrasah yang dikelola oleh ormas
'slam seperti )ahdlatul 7lama maupun Muhammadiyah! Protes pun
bermunulan karena kebijakan bupati dirasa diskriminatif dan tidak
berkeadilan!
Selain itu, kebijakan untuk tidak memungut biaya dari siswa
mendapat tentangan dari guru%guru setempat! (idak mungkin hanya
menggantungkan dana subsidi #PBD bisa memenuhi keseluruhan
anggaran operasional sekolah sehingga ada beberapa sekolah yang
masih memungut dana dari siswa! "espon bupati amatlah keras
terhadap masalah tersebut yakni dengan memberhentikan &- kepala
sekolah di Banyuwangi! Kasus yang terbaru adalah pemeatan tujuh
orang guru terkait dengan demo P:"' pada #gustus -,,. yang lalu!
(untutannya antara lain agar Pemkab mengembalikan
keberadaan 7nit Pelaksana (eknis Daerah *7P(D) pendidikan (K?SD
di masing%masing keamatan dan realisasi dana operasional sekolah
per triwulan!
117
Kebijakan dan resistansinya
:aya kepemimpinan bupati yang menekankan efekti3itas di
satu sisi layak diaungi jempol! )amun di sisi lain, banyak dimensi
gaya kepemimpinannya yang kontrapoduktif dengan target yang
diharapkan! $ebih jauh bahkan menimbulkan ekses negatif dalam
pemerintahan dan mayarakat! Kasus demontrasi guru seara besar%
besaran beberapa waktu lalu ukup menjadi ilustrasi kuat dari gaya
kepemimpinan yang justru menimbulkan gejolak di masyarakat!
7paya bupati untuk membangun popularitas dihadapkan pada fakta
bahwa birokrasi maupun korps pegawai memiliki rasionalitasnya
sendiri! #kibatnya kebijakan%kebijakan atau gaya kepemimpinan yang
seolah tampak populis justru memiu antipati dan resistensi publik!
$ambat laun, bukan hanya guru dan birokrat yang menunjukkan
ketidakpuasan, masyarakat di akar rumput pun mulai tidak peraya
pada figur "atna #ni $estari!
# Kebijakan Kese*atan
Selain melakukan terobosan kebijakan berupa pendidikan
gratis, Bupati Banyuwangi "atna #ni $estari juga memprioritaskan
kebijakan kesehatan gratis bagi warganya sebagaimana dilaporkan
5d. cybertokoh.com *-& /uni -,,4)! Begitu pula dengan anggaran
kesehatan! (ahun -,,;, anggaran kesehatan "p &4!>+<!-->!4&&, naik
menjadi "p 14!1->!-.;!;4< tahun -,,1@ "p <.!+.1!1.4!,>; tahun
-,,<@ dan "p 4+!->&!,,>!1>4 tahun -,,4! #pa yang menjadi masalah
di masyarakat, diarikan solusinya! Misalnya, mengadakan
penyuluhan kepada ibu hamil dan keluarga kurang mampu untuk
meningkatkan keselamatan ibu melahirkan dan anaknya, sosialisasi
perlindungan hak reproduksi pada perempuan usia subur di ++
keamatan, penyebarluasan informasi pendewasaan usia perkawinan
dan pelatihan pendamping bagi pendidik konselor sebaya di -, SM#
dan pondok pesantren!
Pemkab Banyuwangi juga menyubsidi biaya pemeriksaan
rutin, pemasangan alat kontrasepsi dan sebagainya di puskesmas%
puskesmas! Kader posyandu pun diberi insentif tiap bulan! Menurut
118
Ratna Ani Lestari
"atna: 0Pendapatan puskesmas yang sebelumnya dianggap sebagai
pendapatan asli daerah, kini tidak lagi! Biaya puskesmas menjadi
tanggungan pemerintah0*ad3 ybertokoh!om, -& /uni -,,4)! "atna
menutup biaya%biaya yang memberatkan masyarakat dengan anggaran
pemerintah! Pengelolaan keuangan pemertintah seara efisien dan
produktif adalah salah satu langkah gebrakannya!
Kondisi semeam ini telah memposisikan Pemerintah Daerah
pada persimpangan jalan, sehingga menyulitkan untuk mengambil
kebijakan! Henomena ini memberikan inspirasi kepada Pemerintah
Daerah untuk menari jalan ke luar walaupun tidak mungkin
mengendalikan desakan arus kepentingan pasar di sisi lain! )amun
setidaknya Pemerintah Daerah membuat jalan tengah untuk
kepentingan perlindungan masayarakat miskin dengan ara
memberikan subsidi dalam pelayanan kesehatan! (ekad serupa juga
ditunjukkan oleh adanya Kebijakan Pelayanan Kesehatan :ratis di
Kabupaten Banyuwangi! Kebijakan ini merupakan kebijakan yang
diberikan untuk mempermudah akses pelayanan kesehatan dasar di
Pusat Kesehatan Masyarakat *Puskesmas)!
Paradigma pelayanan kesehatan bisa mengalami pergeseran
dari pelayanan publi menjadi pelayanan swasta yang berorientasi
profit! "umah sakit milik pemerintah harus bersaing berebut pasar,
tidak hanya dengan rumah sakit swasta tetapi juga dengan sesama
rumah sakit milik pemerintah! Selama ini persaingan terjadi untuk
memperebutkan segmen masyarakat kelas menengah ke atas! )amun,
tidak menutup kemungkinan di tengah tuntutan swadana dari system
desentralisasi memaksa rumah sakit pemerintah bersaing
memperebutkan pasar masyarakat kelas bawah yang mendapat
bantuan *subsidi) dana relatif besar dari anggaran kesehatan
pemerintah pusat dan daerah! $ebih dari itu, rumah sakit bisa alat
pemerintah daerah untuk menghasilkan P#D! Di Banyuwangi, besaran
retribusi yang diberikan oleh "S7D :enteng, misalnya, kepada P#D
119
Kebijakan dan resistansinya
pada tahun -,,< menapai "p! +,- Miliar! #ngka tersebut diharapkan
terus meningkat setiap tahunnya!
Permasalahan yang dijumpai ketika tarif semakin tinggi, maka
menyebabkan akses terhadap pelayanan kesehatan menjadi lebih sulit!
Sementara itu terjadi kontro3ersi antara filosofi perwujudan pelayanan
kesehatan sebagai sebuah hak fundamental sebagai warga )egara
menjadi kurang terpenuhi! Sebagimana tertera dalam konstitusai
528, dan dieksplisitkan dalam 77D +.>; pasal -4 2 serta 77
Kesehatan no!-&?+..- menetapkan bahwa kesehatan adalah hak
fundamental setiap warga, baik indi3idu, keluarga maupun
masyarakat! Berdasarkan ketentuan konstitusional serta perundangan
yang berlaku tersebut, maka setiap warga negara berhak mmaperoleh
perlindungan terhadap kesehatannya! 8leh karena itu selayaknya
)egara bertanggung jawab terhadap terpenuhinya hak fundamental
tersebut! 7ntuk itulah terjadi fakta yang kontradiktif ketika seara
politis tarif retribusi pelayanan kesehatan naik dan menjadi
kontributor terhadap P#D, sementara ada tuntutan penyediaan layanan
kesehatan yang lebih terjangkau! Mengharapkan P#D dari sektor
kesehatan sebenarnya merupakan sebuah ironi! #kan tetapi kenyataan
yang terjadi pada setiap Daerah juga memiliki nafas dan semangat
untuk meningkatkan P#D dari pelayanan jasa sektor kesehatan!
Bertolak dari realitas tersebut munul suatu kekhawatiran bahwa
"S7D yang merupakan pusat pelayanan kesehatan, yang nota bene
dipenuhi oleh orang%orang yang tengah mengalami kesulitan, justru
menjadi pihak yang diandalkan sebagai penghasil retribusi!
Menyadari kondisi tersebut dan pentingnya kualitas pelayanan
kesehatan maka Pemerintah Pusat melalui Menteri Kesehatan
membuat kebijakan Standar Pelayanan Minimal *SPM)! Kebijakan
SPM *Standar Pelayanan Minimal) menjadi sangat penting untuk
menjamin kualitas pelayanan kepada masyarakat! Standar Pelayanan
Minimal atau SPM adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan
dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh
120
Ratna Ani Lestari
setiap warga seara minimal! Dengan adanya SPM ini semakin
menempatkan masyarakat sebagai kelompok sasaran yang lebih aman
dan nyaman! Cksistensi SPM semakin memperjelas batasan dan
kualitas pelayanan, sehingga ada ruang bagi masyarakat untuk
mendapatkan kepuasan pelayanan! Kejelasan pelayanan memberikan
jaminan terhadap masyarakat akan birokrasi serta pemenuhan
terhadap hak%haknya seara jelas dan dapat dipertanggungjawabkan!
/ika masyarakat menjumpai pelayanan yang kurang memuaskan dapat
menyampaikan komplain tanpa ada kekhawatiran tertentu!
$atar belakang bidang kesehatan menjadi urusan wajib bagi
Daerah karena ada beberapa pertimbangan, yaitu@ *a)! Berkaitan
dengan pelayanan dasar *b) Perlindungan hak konstitutional, *)!
Menjaga kepentingan nasional, *d) Kesejahteraan masyarakat, dan *e)
Menjaga ketenteraman dan ketertiban umum dalam rangka )K"'!
#papun pelayanan dasar melekat pada fungsi Pemerintah Daerah!
Dengan demikian konsekuensi untuk menyelenggarakan pelayanan
kesehatan bagi Daerah menjadi sebuah keharusan yang sangat
beralasan! Bertolak dari pasal -4 77D +.>; rakyat memiliki hak
untuk memperoleh perlindungan dan penghidupan yang layak!
Kontekstualisasi pelayanan kesehatan di dalam
penyelenggaraan rumah tangga Daerah dapat dimaknai sebagai
perlindungan hal konstitusional! Mengingat bahwa hak memperoleh
perlindungan dan penghidupan layak menakup hajat hidup orang
banyak, meliputi pertahanan keamanan, kesehatan, dan pendidikan!
Muara dari terpenuhinya pelayanan dasar dan perlindungan
kosntritusional ini dapat memberikan jaminan bagi kepentingan
nasional, kesejahteraan masyarakat serta ketenteraman dan ketertiban
nasional!
Dalam era desentralisasi sekarang ini telah ada dua Peraturan
Menteri Kesehatan yang mengatur mengenai pelayanan kesehatan,
yaitu Permenkes )o! +>;<?-,,& tentang SPM Bidang Kesehatan di
Kab?Kota yang kemudian dire3isi dengan Permenkes )o!<>+ th -,,4!
121
Kebijakan dan resistansinya
Kebijakan SPM mewajibkan penyusunan suatu standar untuk
menjamin mutu dan kualitas pelayanan kepada masyarakat yang diatur
dalam Permenkes )o!<>+ th -,,4! Pelayanan kesehatan ang dilakukan
rumah sakit juga diatur dalam Permenkes )o!--4?-,,- tentang
Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal "umah Sakit!
#danya peraturan ini rumah sakit harus membuat suatu standar
pelayanan minimal yang bisa terjangkau oleh masyarakat sesuai
dengan sarana dan kemampuan yang dimiliki oleh rumah sakit di
daerah bersangkutan!
Berdasarkan Permenkes )o!<>+?-,,4 tentang SPM Bidang
Kesehatan, terdapat > /enis pelayanan dan +4 indikator yang harus
dipenuhi dalam pelaksanaan SPM kesehatan di kabupaten?kota! >
/enis pelayanan tersebut adalah pelayanan kesehatan dasar, pelayanan
rujukan, penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan kejadian luar
biasa, promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat! Keempat
pelayanan tersebut dalam pelaksanaannya menjadi tanggung jawab
dari Dinas Kesehatan kab?kota, Puskesmas, "umah sakit, 7nit
pelaksana teknis, Swasta dan Masyarakat!
Berdasarkan Permenkes di atas, dalam melaksanakan
pelayanan rujukan kepada masyarakat terdapat dua indikator yang
harus dipenuhi, yaitu: *+)! akupan rawat inap pasien gakin menapai
+,, F pada -,+;! *-)! sarana kesehatan dengan kemampuan
pelayanan gawat darurat yang dapat diakses masyarakat menapai
+,,F pada -,+;! #manah yang diberikan oleh Permenkes tersebut
memberikan isyarat kepada Daerah untuk mengembangkan pelayanan
kesehatan seara bertahap menuju pelayanan yang lebih
komprehensif! Keberhasilan pelayanan kesehatan di Daerah, jika
mampu memberikan fasilitas terhadap terselenggaranya rawat inap
menapai +,,F pada tahun -,+;! Di sisi lain pengembangan sarana
kesehatan sehingga memiliki kemampuan untuk memberikan rawat
darurat +,,F pada tahun -,+;!
a. Kebijakan 9nggulan Kese*atan !i Kabupaten Banyuwangi
122
Ratna Ani Lestari
Koherensi sebuah kebijakan pada le3el )asional dengan
deri3asi kebijakan yang bertaraf lokal menjadi sebuah kebutuhan
logis! Sebaik apapun kebijakan nasional tidak akan dapat optimal
diimplementasikan, jika tidak diikuti oleh kebijakan lokal yang
rele3an! Sub bagian ini difokuskan membahas berbagai program
ino3asi yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi
dalam pelayanan kesehatan! Karenanya, skema /amkesmas, misalnya,
tidak banyak dielaborasi dalam sub bagian ini mengingat program
tersebut merupakan skema pemerintah pusat!
Demi terselenggaranya pelayanan kesehatan di Daerah
memerlukan dukungan infrastruktur yang memadai! 7ntuk penyajian
sistematika pembahasan yang lebih runtut, maka sebelum membahas
lebih lanjut kebijakan unggulan sektor kesehatan di Kabupaten
Banyuwangi, perlu kiranya melihat daya dukung infrastruktur?fasilitas
kesehatan di Kabupa%ten Banyuwangi! Saat ini Kabupaten
Banyuwangi memiliki Puskesmas sebanyak >; unit, Puskesmas
Pembantu +,> unit, Puskesmas Keliling >; unit dan "umah Sakit
7mum +, unit! "asio Puskesmas dengan penduduk adalah -,4. per
+,,!,,, penduduk atau setiap Puskesmas melayani sekitar &>!1+,!
"asio -;+ Puskesmas Pembantu 1,1+ per +,,!,,, penduduk atau
setiap Puskesmas Pembantu melayani +;!+-+ penduduk! "asio
pelayanan ini relatif besar, mengingat ketersediaan fasilitas dan tenaga
medis serta paramedis yang terbatas! #dapun realitas kondisi
ketersediaan tenaga kesehatan yang ukup, berkualitas dan profesional
sejumlah 1, *-,,&), 1; *-,,>) dan <, *-,,;)!
Sadar akan pentingnya mewujudkan kebutuhan pelayanan
kesehatan, maka Pemerintah Kabupaten Banyuwangi senantiasa
melakukan daya upaya untuk selalu melakukan ino3asi pelayanan!
'no3asi yang dimaksudkan tidak hanya terhenti pada skema pemberian
subsidi pelayanan kesehatan, namun lebih menyentuh kerangka yang
lebih bersifat makro dalam sistem pelayanan kesehatan itu sendiri!
Kebijakan kesehatan Di Kabupaten Banyuwangi terermin dalam tiga
123
Kebijakan dan resistansinya
strategi utama, yaitu pemberdayaan masyarakat, peningkatan
pelayanan kesehatan dan manajemen program kesehatan! Ketiga hal
tersebut terermin dalam program%program ino3atif /PKMB,
:CMM#SS, dan :PBS dan :PB%MP&!
Dalam hal /PKMB */aminan Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Banyuwangi) misalnya, semangat memberikan pelayanan gratis
sebagai sebuah kebijakan ino3atif yang populis, seara 3isual dapat
ditangkap dari Kebijakan Pemerintah Daerah, khususnya di bidang
pelayanan kesehatan! Kebijakan pelayanan kesehatan gratis telah
terdengar keras gaungnya di awal pemerintahan Bupati Banyuwangi
"atna #ni $estari! (entu saja semangat kebijakan pelayanan kesehatan
gratis ini merupakan sebuah respons positif terhadap kebijakan
otonomi daerah, yang menempatkan urusan kesehatan merupakan
urusan wajib bagi daerah! 2al itu yang tampak seara sekilas dan
terbersit dari nomen lature kebijakan tersebut! (erlepas dari
konsekuensi substansial dari kebijakan, maka munulnya kebijakan
pelayanan kesehatan gratis tersebut menandai sensiti3itas Pemerintah
Daerah!
'nstruksi Bupati Banyuwangi )omor - (ahun -,,; sebagai
dasar untuk dibangunnya pelayanan kesehatan masyarakat melalui
Program Bebas Biaya Pelayanan Kesehatan Dasar di Puskesmas dan
jaringannya! #dapun jaminan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi
terhadap pelayanan kesehatan dasar bebas bea ini adalah Keputusan
Kepala Dinas Kesehatan dan Keluarga Berenana )omor:
4->!-?&-<4!#?>-.!+,+ ?-,,; yang dilaksanakan mulai + )opember
-,,;! keputusan tersebut merupakan sebuah tindak lanjut untuk
merealisasikan instruksi Bupati!
Dampak dari kebijakan pelayanan kesehatan gratis ini, hingga
sekarang masyarakat Banyuwangi tersantuni dalam memperoleh
layanan kesehatan dasar! Dengan demikian saat ini Masyarakat
Banyuwangi mendapatkan pelayanan kesehatan dasar seara gratis
baik di seluruh Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Balai Pengobatan
124
Ratna Ani Lestari
*BP) Pos Kesehatan, maupun 7:D Puskesmas Perawatan di wilayah
Kabupaten Banyuwangi! Semestinya kebijakan ini memperoleh
sambutan yang gembira bagi masyarakat Banyuwangi pada umumnya!
Dilihat dari filosofi yang dijadikan sebagai dasar pijak, kebijakan ini
ingin meraih pemenuhan pelayanan kesehatan seara merata!
Tabel (4. T"en! $eningkatan Akses Masya"akat Te"*a!ap
$elayanan Kese*atan
$ening#
katan Akses
Masya"akat
Te"*a!ap
$elayanan
Kese*atan
yang )ebi*
Be"kualitas
Realitas Kn!isi Ta"get In!ikat"
+,,3 +,,4 +,,6 +,,- +,,1 +,,2 +,,7 +,(,
+! Menurun%
nya angka
kematian
bayi *per
+!,,,
kelahiran
hidup)@
>1 >1 >; >> >- >+ &. &<
-! Menurun%
nya angka
kematian ibu
melahirkan
*per +,,!,,,
kelahiran
hidup)@
&1< &>< &-< &,< -4< -1< ->< --1
&! Menurun%
nya anak
balita di
bawah garis
merah *F)
.,&<; 4,<; 4,+-; <,; 1,4<; 1,-; ;,1-; ;,,
>! Mening%
katnya
<; <4 4; 11 1< 14 1. <,
125
Kebijakan dan resistansinya
peserta KB
aktif
;! Mening%
katnya
rumah
tenaga
kesehatan
<<,;& 4;,4< 4;,;4 4<,., 44,>& 44,.; 4.,>& .,,,,
1! Mening%
katnya
rumah
tangga yang
mengkonsu
msi garam
yodium
&.,,; 1+,1- 1-,4. 1; 14 <+ <; 4,
<! (ersedi%
anya obat
dan perbe%
kalan kese%
hatan yang
aman, ber%
mutu dan
bermanfaat
serta ter%
jangkau oleh
masya%rakat
+,, +,, +,, +,, +,, +,, +,, +,,
4! (ersedi%
anya
berbagai
kebijakan,
pedoman
dan akses
sistem
informasi
kesehatan
*S'K) daerah
di seluruh
institusi
pelayanan
- & ; ; +, &, ;, <,
126
Ratna Ani Lestari
kesehatan
.! (ersedi%
anya tenaga
kesehatan
yang ukup,
berkualitas
dan
profesional
1, 1; <, <- <> <1 <4 4,
+,! (erba%
ngunnya
jalinan,
komitmen
dan peran
serta dalam
proses
kesehatan@
;, 1, 1, <& <; << <. 4,
++! Mening%
katnya
kualitas
lingkungan
hidup di
daerah
pemukiman
sesuai baku
mutu
lingkungan
Me%
ning%
kat
Me%
ning%
kat
Me%
ning%
kat
Me%
ning%
kat
Me%
ning%
kat
Me%
ning%
kat
Me%
ning%
kat
Kendati pelayanan gratis ditujukan pada masyarakat
Banyuwangi seara umum, namun dalam hal ini juga diikuti oleh
pemenuhan persyaratan! Syarat yang harus dipenuhi masyarakat
adalah memiliki kartu /aminan Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Banyuwangi */MKB) atau bagi masyarakat Banyuwangi yang belum
memiliki dapat membuktikan dengan 'dentitas Penduduk Banyuwangi
asal tidak tertanggung oleh #skes P)S beserta keluarganya, tidak
tertanggung #skeskin serta tidak menjadi peserta /amsostek!
Kebijakan tersebut berlaku efektif sejak Bulan )o3ember -,,; setelah
Bupati Banyuwangi mengeluarkan instruksi Bupati )omor - (ahun
127
Kebijakan dan resistansinya
-,,; tanggal -< 8ktober -,,;! (erbersit dari persyaratan yang
ditentukan tersebut tidak menyulitkan bagi masyarakat! 2al
selanjutnya yang perlu digarisbawahi dalam pemberian skema
pelayanan kesehatan gratis tersebut untuk memberikan kompensasi
bagi masyarakat Banyuwangi yang belum tersantuni oleh jaminan
kesehatan lain seperti #skeskin! Dengan demikian pemerataan
pelayanan kesehatan diharapkan dapat diwujudkan!
Pelayanan gratis yang diberikan berupa Pelayanan Kesehatan
Dasar dan Pelayanan Kesehatan 'bu dan #nak *lihat tabel >!-)!
Pelayanan Kesehatan Dasar meliputi semua jenis pelayanan yang
disediakan oleh Puskesmas, keuali pelayanan kesehatan yang tidak
dijamin atau harus dibayar yang diatur dalam pedoman pelaksanaan!
Pelayanan tersebut bersifat menyeluruh meliputi Pemeriksaan
laboratorium sederhana *7rine rutin, Darah sederhana, Periksa
Sputum B(# (uberulosis, kerokan B(# kusta, Heses), Pemeriksaan
dan pengobatan gigi, Pelayanan Pengobatan :awat Darurat,
Pelayanan dan Pemasangan #lat KB dan Penanganan efek samping
KB serta Pelayanan dan "ujukan Dasektomi! Sedangkan Pelayanan
Kesehatan 'bu dan #nak meliputi semua jenis pelayanan yang
diberikan berupa Pelayanan Kehamilan meliputi #)E )ormal dan
#)E resiko tinggi, Pelayanan $aborat Sederhana meliputi
pemeriksaan 2B, protein urine, Pelayanan Pasa Persalinan *K)+,
K)-) meliputi imunisasi bayi, pemberian 3itamin, pemeriksaan
kesehatan ibu dan bayi!
Tabel (6. $elayanan Kese*atan Dasa" !an $elayanan Kese*atan
Ibu !an Anak
N.
$elayanan Kese*atan
Dasa"
$elayanan Kese*atan Ibu
!an Anak
+ Pemeriksaan laboratorium
sederhana
Pelayanan kehamilan
7rine rutin
B(# (uber Eulusis
#)E )ormal
#)E beresiko (inggi
128
Ratna Ani Lestari
Darah sederhana
Kerokan B(# Kusta
Pemeriksaan Sutum
Heses
-
Pemeriksaan dan pengobatan
gigi
Pelayanan $aborat Sederhana
Pemeriksaan 2B
Protein urine
&
Pelayanan Pengobatan :awat
Darurat
Pelayanan Pasa Persalinan
'munisasi Bayi
> Pelayanan dan Pemasangan
#lat KB dan Penanganan
efek samping KB serta
Pelayanan dan "ujukan
Dasektomi
Pemberian Ditamin
Pemeriksaan Kesehatan
'bu dan Bayi
;umber* Dinkes, diolah #$
Dalam skema /PKMB, pembebasan biaya diberikan untuk
rawat jalan tingkat pertama! Sedangkan beberapa jenis pelayanan
lainnya masih dikenai biaya seperti Pemeriksaan0Keterangan Sehat0,
Ealon Pengantin, Kesehatan 2aji, Spesialistik, $aboratorium Sedang
dan "ontgen, dan Pertolongan Persalinan! Sudah barang tentu fokus
dalam /PKMB memang hanya pada pelayanan kesehatan dasar,
sementara pelayanan yang bersifat lanjutan seperti perlunya tindakan
lanjut dari diagnosis yang dilakukan merupakan konsekuensi yang
berbeda! Di samping itu untuk surat keterangan sehat seara rasional
tidak termasuk dalam jenis pelayanan dasar, sehingga wajar saja jika
tidak diko3er oleh subsidi pelayanan kesehatan melalui /PKMB
tersebut!
2adirnya sebuah kebijakan perlu ditinjau ulang, khususnya
tentang kemanfaatannya, baik untuk kelembagaan pelayanan di satu
sisi dan untuk masyarakat sebagai kelompok sasaran pelayanan di sisi
lain! Dapat diketahui bahwa untuk kelembagaan penyelenggara
pelayanan kesehatan, adanya program /PKMB ini memberikan energi
129
Kebijakan dan resistansinya
baru, untuk berlangsungnya pelayanan kesehatan pada tingkat
puskesmas seara umum! Sebelum adanya program /PKMB, setiap
kegiatan di Puskesmas harus menunggu dana dari Pemerintah Daerah
melalui #PBD atau dari Pemerintah Pusat! (etapi dengan adanya
/PKMB, ada kepastian dan jaminan anggaran dana dari #PBD untuk
mengganti biaya pelayanan yang telah diberikan oleh Puskesmas
kepada masyarakat!
Bertolak dari adanya perubahan kondisi pelayanan yang terjadi
di Puskesmas, berarti dana /PKMB merupakan sumber pembiayaan
baru untuk Puskesmas, sehingga memperkuat energi pelayanan dan
memberikan jaminan kepastian pelayanan! Seara tidak langsung,
kepastian dana dari #PBD telah mendorong Puskesmas untuk
menginisiasi beragam program pemberdayaan masyarakat di
lingkungan wilayah kerjanya seperti kegiatan di sekolah atau
mendukung kegiatan Posyandu, kegiatan Popemdes! Dalam kaitannya
dengan pelayanan masyarakat, kegiatan di luar Puskesmas tersebut
telah mendekatkan masyarakat dengan Puskesmas *tenaga medis di
Puskesmas)! Semakin sering tenaga medis Puskesmas aktif
memberikan pelayanan kepada masyarakat maka keenderungan
masyarakat akan semakin tertarik untuk datang ke Puskesmas!
Kesanggupan medis dan paramedis untuk memberikan pelayanan
langsung di Puskesmas menjadikan sumber bagi peningkatan kualitas
layanan dapat terapai! Dengan demikian selain akses pelayanan
dekat, juga memberikan keamanan pelayanan, serta pelayanan yang
lebih terperaya!
Berdasarkan uraian di atas, kebijakan kesehatan di Kabupaten
Banyuwangi dapat mendorong perluasan peran Puskesmas ke
pelayanan kesehatan di luar Puskesmas yang lebih bersifat promotif
dan pre3entif! Skema /amkesmas dan /PKMB, misalnya, dapat
membangun persaingan sehat antar Puskesmas dan "S7D! Dengan
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat maka mereka berpeluang
mendapatkan pasien sebanyak%banyaknya! Seperti telah dituturkan di
130
Ratna Ani Lestari
muka, bahwa perubahan paradigma pelayanan publik ke swasta telah
mengalihkan pengabdian serta komitmen pelayanan dari masyarakat
ke swasta, menimbulkan masalah yang latent! $ambat laun ketika
masyarakat menyadari akan kerugiannya akan memunulkan stigma
baru bagi lembaga pelayanan publik, seperti kapitalisasi pelayanan!
Seara filosofis yang dapat ditangkap dari semangat pelayanan
kesehatan gratis ini, setidaknya berusaha menjembatani gap antara
kebutuhan pemerataan pelayanan kesehatan dengan meningkatnya
tarif retribusi pelayanan "S7D! Menempatkan subsidi pelayanan
kesehatan dasar di Puskesmas memberikan Puskesmas dapat lebih
berkembang, sehingga masyarakat tidak terlalu banyak berisiko
dengan pelayanan "S7D! "asionalitas empiris menjadikan
masyarakat lebih rajin memeriksakan diri dengan adanya /PKMB
seharusnya terjadi, sehingga tidak membiarkan sakit berlarut%larut!
/ika dugaan dan asumsi ini terjadi, maka sebenarnya masyarakat tidak
banyak bersentuhan dengan pelayanan "S7D yang berisiko pada
biaya retribusi! Pada tataran konseptual kebijakan /PKMB ini berada
pada jalur yang semestinya!
Meskipun pada tataran rasionalitas dapat dipenuhi, namun
tidak terhenti sampai di sini! Bagaimanapun realitas empiris
manajemen /PKMB masih perlu diungkapkan! Dengan skema dan
sistem manajemen dana /PKMB ini maka benar%benar energi
tambahan untuk pelayanan kesehatan dasar dapat dialirkan! 2anya
permasalahannya adalah benarkah /PKMB selalu memberikan dana
dan mengalirkan dana tersebut seara konsisten! Sayangnya dalam
perjalanan aliran dana tidak selalu lanar, sehingga realitas pelayanan
yang efisien dan efektif tidak selalu dapat diwujudkan!
Mekanisme penairan dana /PKMB mengikuti skema yang
ditetapkan, namun melalui disposisi dari Bupati! Keadaan ini ternyata
belum tentu dapat dipenuhi! Keterlambatan dalam aliran dana /PKMB
dapat dirasakan! Dalam /PKMB, dana dari #PBD untuk pengganti
131
Kebijakan dan resistansinya
pelayanan pasien diairkan oleh Dinas Kesehatan sesuai dengan apa
yang sudah dikeluarkan oleh Puskesmas!
Dinas Kesehatan mengirimkan klaim biaya pelayanan
Puskesmas tersebut ke DPPKD *Dinas Pengawasan dan Pengelolaan
Keuangan Daerah)! Kemudian, setelah melalui 3erifikasi oleh DPPKD
dana /PKMB ditransfer langsung ke rekening Puskesmas!
Demikian halnya kebijakan unggulan di bidang kesehatan
yang lain seperti :CMM#SS *:erakan Masyarakat Mandiri Sadar
Sehat)! Kebijakan lain yang dimaksudkan sebagai upaya untuk
memberikan fasilitas pelayanan kesehatan adalah melalui :erakan
Masyarakat Mandiri Sadar Sehat *:CMM#SS)! (erinspirasi dari
nama yang digunakan untuk memberikan label terhadap program
layanan kesehatan ini, menunjukkan bahwa ino3asinya adalah
memberikan moti3asi kepada masyarakat untuk menumbuhkan
kemandirian dan kesadaran dalam kesehatan!
:emmass tematik -,+,, mari kita tumbuhkan dulu :emmass
di masyarakat! #pa yang diinginkan dari program ini adalah untuk
memberikan dorongan moril kepada masyarakat sehingga di desa%
desa, masyarakat memiliki kesadaran kesehatan!
7ntuk mengukur keberhasilan :emmass, ada indikator yang
digunakan! 'ndikator tersebut dapat menjadi alat untuk mendeteksi
sejauhmana keberhasilan yang diperoleh oleh :emmass! 2al ini
seperti dituturkan oleh informan!!!!!!!0:emmass itu ada +, indikator!
'tu untuk memberdayakan masyarakat agar mereka butuh agar mereka
itu supaya kalau ada permasalahan bisa menjawab sendiri! Misalnya
perilaku, kalau dia mendapatkan informasi kan tidak mudah
mengubah perilaku seperti membalik telapak tangan! Kedua
lingkungan! /adi lingkungan dan perilaku itu adalah penyebab
permasalahan terbesar lingkungan dan perilaku itu! Dengan :emmass
kita mereduksi permasalahan lingkungan dan perilaku itu! Misalnya
indikator pertama, kita ingin di ruangan kita itu seperti bidan itu punya
motto0anak sehat in3estasi masa depan bangsa0,0Periksakan
132
Ratna Ani Lestari
kehamilan0, dan0pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan0! /adi
masyarakat tahu, penyuluhan tahu apakah mereka sudah
memeriksakan kehamilan sejak dini, periksakan kehamilan dan
pertolongan persalinan ke bidan, tenaga kesehatan! (iga kata kuni,
Making Pregnancy ;a.er.
Masih terdapat akupan lain dalam program :emmass ini!
Seperti disampaikan oleh salah satu narasumber di Dinas Kesehatan!
Selain itu juga ada0:erakan Sayang 'bu0,0Desa Siaga0,0P>K
*Program Perenanaan Persalinan dan Penegahan Komplikasi)0!
Dilakukan ino3asi dan modifikasi terhadap program P>K! (idak hanya
program top'down dari tetapi juga dilakukan modifikasi supaya lebih
mudah menjawab masalah masyarakat! Menurut penurutan informan
tersebut sebaliknya :emmass memberikan nuansa yang berbeda dari
pendekatan blue print strategy! :emmass berusaha untuk membangun
semangat dari bawah untuk melakukan sadar kesehatan! Sebagaimana
disampaikan oleh pejabat di Dinkes,0:emmass membuat kesepakatan
lokal ditandai dengan tanda tangan antara ibunya, pengantar dan
bidan, termasuk di sana ada siapa yang mengantar! /ika dia
membutuhkan darah, siapa pendonornya! Kemudian kalau dia berisiko
untuk dirujuk, siapa pendampingnya! Kalau dia bersalin normal, siapa
penolong persalinannya! Kalau nanti dia ingin ikut KB, KB apa yang
dia pilih! 2al ini penting dilakukan oleh :CMM#SS dalam rangka
mempersiapkan generasi berikut yang lebih baik!0
Diharapkan dengan program :CMM#SS ini akan menguat
kesadaran kesehatan di tengah%tengah masyarakat bahwa hal%hal
tersebut merupakan kebutuhan! Dengan kesadaran di bidang kesehatan
tersebut masyarakat akan mampu seara mandiri untuk
mengembangkan sesnsiti3itas dan ino3asi pelayanan kesehatan seara
mandiri, serta berbasis kebutuhan lokal! Sebagaimana disampaikan
oleh narasumber di Dinkes!
IKarenanya, ke depan mereka bisa melakukan ino3asi dan
melakukan gerakan sadar sehat seara mandiri! Kalau sebelumnya
133
Kebijakan dan resistansinya
hamil tidak perlu diperiksa, sekarang perlu pemeriksaan! /ika
ditemukan ada tanda%tanda kelainan dalam kehamilan harus dirujuk!
Setelah lahir, perlu diberikan #S' eksklusif! Kesadaran akan hal ini
tidak mudah di tengah marak iklan susu instant! Padahal pemberian
#S' tidak hanya penting untuk kesehatan dan imunitas anak tetapi
juga strategi menghadapi kondisi perekonomian yang sulit sekarang
ini!0
:CMM#SS lebih dimaksudkan sebagai gerakan yang
menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk lebih mengerti dan
terbuka wawasannya! Masyarakat berhak tahu dan berhak bertanya
jika ada yang masih belum diketahui! Masyarakat berhak
mendapatkan pelayanan yang lebih baik! Diharapkan dengan
pengetahuan yang lebih baik masyarakat tidak lagi membuang air
besar di jamban agar tidak diare! (ermasuk juga kesadaran untuk
menui tangan dengan sabun dan air mengalir! Dengan demikian,
anaman penyakit diare, aingan, polio, flu burung relatif dapat
ditekan! 'tu hanya gerakan ui tangan dengan sabun dan air mengalir!
:emmass dapat dipahami sebagai rangsangan bagi masyarakat untuk
mengubah perilaku dari kebiasaan yang kurang?tidak sehat menjadi
perilaku sehat! Berawal dari perubahan tersebut, maka diharapkan
dapat diinternalisasikan sebagai sistem nilai kesehatan yang lebih luas
dapat ditegakkan, dan dimasyarakatkan seara meluas!
7paya untuk memasyarakatkan :emmass tentu tidak terhindar
dari peran aktif birokrasi lokal! Pada tahap awal :CMM#SS
dikomunikasikan dengan beragam stakeholders di tingkat kabupaten!
Kemudian ditindaklanjuti dengan sosialisasi ke struktur di bawahnya,
yaitu keamatan dan desa! Birokrasi lokal memiliki peran strategis
untuk membangun persepsi di le3el bawah, menjadi sebuah kebutuhan
mutlak! Kegiatan ini dilakukan bersama tenaga kesehatan di tingkat
keamatan dan desa untuk mensosialisaikan :CMM#SS! Selanjutnya,
masyarakat di tingkat desa mengidentifikasi berbagai permasalahan
menyangkut kesehatan di lingkungan sekitar mereka!
134
Ratna Ani Lestari
Misalnya, terkait dengan masalah jamban, rokok, air bersih,
atau ibu hamil yang tidak diperiksa ke bidan atau dokter! /ika
masyarakat di suatu "( atau "5 dipandang masih kurang kesadaran
makan sayur, misalnya, maka didesign gerakan sadar makan sayur!
:emmass memiliki konsep program yang berbasis kasus yang
dihadapi di dalam masyarakat! Dengan demikian karakteristik
program lebih memberikan ruang fleksibelitas dalam bentuk dan
substansinya! Di sisi lain masalah jangka waktu setiap kegiatan jug
ditentukan seara mandiri oleh masyarakat, apakah merupakan
kegiatan yang bersifat pendek dan temporis atau jangka waktunya
lebih panjang! #kibat karakteristik program yang bersifat longgar,
maka memungkinkan terjadinya 3ariasi kegiatan yang disusun dan
dilaksanakan setiap desa! Sifat yang kasuistik tersebut memberikan
menu kegiatan yang rele3an dari desa yang bersangkutan, sehingga
memiliki sensiti3itas dalam memeahkan permasalahan kesehatan
setempat! Kondisi seperti ini seara konseptual memberikan solusi
terhadap problematika nyata yang dihadapi masyarakat!
Kebijakan unggulan kesehatan yang lain dapat pula dilihat dari
adanya :erakan Puskesmas Berhias Senyum *:PBS) dan :erakan
Puskesmas Berhati MP& *:PB%MP&)! :erakan ini merupakan bagian
dari 7paya Kesehatan Perorangan *7KP) sebagai pelengkap dari
7paya Kesehatan Masyarakat *7KM)! Dengan demikian terjadi
sinkronisasi pendekatan yang digunakan untuk membangun pelayanan
kesehatan yang tentu berpijak antara dua kepentingan yaitu sisi
kemanusiaan yang harus menempatkan setiap warga menjadi sehat,
dan sisi masyarakat sebagai sebuah komunitas yang sehat! Sesuai
dengan 3isi misi, program tersebut kemudian dijabarkan dalam
berbagai maam strategi! Strategi dijabarkan dalam program! Program
dijabarkan dengan suatu kegiatan!
Betapapun bagusnya sebuah sistem maupun infrastruktur
pelayanan kesehatan dibangun, namun pasti masih dijumpai sebuah
permasalahan! Problem akses terhadap pelayanan kesehatan terutama
135
Kebijakan dan resistansinya
bagi kelompok masyarakat miskin menjadi isu dan fokus para
pembuat kebijakan dan akti3is organisasi masyarakat sipil! Salah satu
faktornya adalah masih tingginya angka kemiskinan di 'ndonesia!
Seara umum, kemiskinan di Banyuwangi dipiu oleh kondisi
perekonomian nasional! )amun, lemahnya sumber daya manusia
*SDM) kian memperparah angka kemiskinan itu! Penduduk miskin
hampir menyebar di seluruh keamatan dari -> keamatan yang ada!
#kibat lemahnya SDM, angka pengangguran ikut melambung!
/umlahnya menapai &>!,,, jiwa! /umlah penduduk miskin di
Kabupaten Banyuwangi menapai +;>!,,, KK atau sekitar >1,!,,,
jiwa! (otal keseluruhan penduduknya berjumlah +,1 juta jiwa! /ika
dihitung seara kasar, angka kemiskinannya masih relatif tinggi atau
sekitar -4,<; persen! /umlah ini begitu ironis jika dibandingkan
dengan potensi yang dimiliki Banyuwangi
*http:??www!balipost!o!id?bali postetak?-,,<?&?-?f+!htm)!
Kelompok masyarakat miskin seringkali tereksklusi, tidak
hanya dalam pelayanan kesehatan tetapi juga pendidikan, dan
pelayanan dasar lainnya! Buruknya pelayanan kesehatan bagi
kelompok miskin juga bisa menjadi anaman bagi kelompok
masyarakat lain! Bagaimanapun kaum miskin berposisi kurang?tidak
beruntung, yaitu paling jauh dari akses layanan, khususnya layanan
yang bersifat mandiri, tanpa ada inter3ensi dari subsidi atau jaminan
sosial!
Permasalahan aksesibilitas pelayanan di bidang kesehatan
sebenarnya merupakan problematika yang bersifat umum dan
nasional, bahkan internasional! #kan tetapi membiarkannya sebagai
sebuah kristal es yang keras tentu tidak dapat dibenarkan! 7ntuk itulah
Di Kabupaten Banyuwangi, pelayanan bagi kelompok miskin dio3er
oleh skema /amkesmas */aminan Kesehatan Masyarakat)! Skema ini
ditanggung sepenuhnya oleh Pemerintah! Sekalipun seara finansial
telah ditanggung oleh Pemerintah, tetapi dalam prakteknya masih
menyisakan banyak persoalan! Kebijakan terobosan dalam
136
Ratna Ani Lestari
pembiayaan kesehatan bagi masyarakat miskin telah membawa
permasalahan baru pada sistem pelayanan kesehatan di 'ndonesia!
Permasalahan kebijakan ini sebenarnya sudah dimulai dari
tingkat pusat itu sendiri yang akhirnya berdampak pada le3el
pelaksananya di daerah *Kabupaten dan Kota)! Sebagaimana
diketahui, anggota dari program ini adalah masyarakat miskin dan
hampir miskin yang diatur berdasarkan SK Bupati! Pada le3el
masyarakat kebijakan ini sangat membantu terutama masyarakat
miskin! 2al itu dapat dilihat dari tingkat pemanfaatan rumah sakit
yang mengalami kenaikan pada kurun tiga tahun terakhir! Dengan kata
lain, keberadaan /amkesmas ini memberikan peluang baru bagi
masyarakat untuk mengkases pelayanan kesehatan di "S7D! Sejak
adanya kebijakan /amkesmas, dana *pengganti) pelayanan kesehatan
di Puskesmas dan "S7D selalu terlambat! Dana yang dijanjikan akan
segera turun setelah Puskesmas atau "S7D membuka rekening bank
perlu menunggu ;%1 bulan untuk bisa diairkan!
Padahal, pelayanan kesehatan harus tetap berjalan! Pelayanan
kesehatan bagi masyarakat tidak bisa ditunda! "umah sakit dan
Puskesmas tidak bisa menolak pasien, apalagi pasien yang tidak
mampu! Masalah keterlambatan pengaliran atau penairan dana
merupakan permasalahan yang kedengarannya klasik! #kan tetapi
bukan berarti permasalahan ini dapat dibiarkan berlarut%larut!
Keterlambatan tersebut telah menimbulkan masalah pelayanan
yang dapat bersifat riskan! Khususnya untuk tindakan lanjut yang
harus segera dilakukan tentu akan mengalami kesulitan jika dana tidak
tersedia, sehingga alat%alat maupun obat%obatan tidak tersedia!
Problem lain terkait dengan kenyataan bahwa beberapa claim
/amkesmas dan /PKMB tidak bisa dibayarkan *diairkan) karena
faktor administratif! "elasi sosial yang ditandai oleh karakter 0low
trust society0 membuat rejim administrasi menjadi sangat berkuasa!
>laim biaya pelayanan kesehatan dalam skema /amkesmas dan
/PKMB seringkali dipandang sebagai bentuk manipulasi dan
137
Kebijakan dan resistansinya
keurangan! Kondisi inilah yang menjadi faktor utama penyebab
diputusnya kerjasama dengan P(! #skes yang diduga telah melakukan
penyelewengan! Sementara, pihak rumah sakit dan Puskesmas tidak
ingin dipersalahkan jika program jamkesmas ini nantinya mengalami
kegagalan! Sementara itu pemutusan kerjasama ini sebenarnya telah
merugikan banyak pihak, baik Puskesmas dan "S7D sebagai lembaga
pelayanan kesehatan, Pemerintah kabupaten sebagai pemegang
legalitas formal dan masyarakat sebagai kelompok sasaran!Dengan
demikian permasalahan ini tentunya membutuhkan sebuah pendekatan
yang lebih arif untuk menjembatani berbagai kepentingan, namun
utamanya adalah untuk memberikan harapan kepada masyarakat akan
pelayanan kesehatan yang terbaik!
(erkait dengan penyelenggaraan pelayanan kesehatan masih
terdapat permasalahan yang perlu memperoleh pemeahan dengan
lebih seksama! Seperti penerapan 'ndonesia Diagnosis "elated :roup
*')#%D":)%%%sistem pembayaran pelayanan kesehatan dalam bentuk
paket berdasarkan klasifikasi jenis penyakit dan tindakan pelayanan di
rumah sakit sesuai dengan tipe rumah sakit dan kelas perawatan%%%
tidak bisa dilakukan begitu saja di rumah sakit daerah tanpa persiapan
matang! Konsep ')# D": merupakan pemberian pelayanan
pengobatan berdasarkan diagnostik penyakit yang pembayaran
memakai sistem pengendali biaya atau lebih bersifat0borongan0!
Pihak rumah sakit akan rugi jika penyakitnya parah sekali, tapi rumah
sakit bisa diuntungkan dari model itu jika penyakitnya ringan karena
tidak menggunakan obat dan fasilitas kesehatan yang seharusnya!
(erkait dengan hal di atas, akurasi data penduduk miskin
menjadi sangat penting dan menentukan keberhasilan alokasi dana
kesehatan! (ingkat keakuratan data penduduk miskin di Banyuwangi
yang belum lengkap membuat pihak keluarga pasien harus bolak%balik
ke kantor kelurahan supaya kelengkapan administrasinya lengkap!
/ika data tentang peserta program ini lengkap proses pelayanan
sebenarnya bisa epat dan tidak merepotkan keluarga pasien!
138
Ratna Ani Lestari
Kelengkapan administrasi ini bagi pihak rumah sakit sangat
penting, karena digunakan untuk proses klaim biaya perawatan dan
pengobatan pasien! 5alhasil, akibat rendahnya akurasi data
kependudukan, proses klaim biaya perawatan terhambat. $amanya
proses penairan dana tentu saja bisa menghambat pendanaan yang
operasional rumah sakit! 2al ini diperparah dengan adanya kebijakan
otonomi pelayanan kesehatan yang menuntut pengelolaan rumah sakit
yang mandiri!
Pelayanan Kesehatan Dasar yang difasilitasi oleh Pemerintah
Kabupaten Banyuwangi melalui Puskesmas dan jaringannya sebagai
suatu upaya mendukung Pembangunan Kesehatan )asional! 2akekat
pelayanan kesehatan dasar ini memberikan moti3asi kepada
masyarakat agar dapat meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat! Kebutuhan hidup sehat sebenarnya melekat
pada setiap orang, dengan demikian setiap orang dapat menapai
derajat kesehatan yang setinggi%tingginya! $ebih dari itu dengan
derajat kesehatan yang tinggi maka dapat mewujudkan tujuan akhir
yaitu adanya Peningkatan Kualitas 2idup *?uality o% li%e)! /PK%MB
merupakan instrumen kebijakan yang digunakan untuk mewujudkan
pelayanan kesehatan dasar untuk masyarakat Banyuwangi!
Sebagai sebuah kebijakan unggulan untuk penyelenggaraan
pelayanan kesehatan bebas bea *gratis), maka diperlukan spesifikasi
tujuan yang akan diapai! Pelaksanaan program /PK%MB
dimaksudkan untuk memberikan keringanan atau bebas biaya
pengobatan pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas, serta untuk
menekan rujukan ke rumah sakit! Dilihat dari tujuan pelayanan
kesehatan gratis melalui /PK%MB ini menunjukkan iktikad yang baik
dan strategis untuk memberikan solusi kepada masyarakat! Pelayanan
kesehatan dasar sebagai kebutuhan yang melekat pada setiap orang
telah memberikan kepastian kepada masyarakat Banyuwangi untuk
memperoleh jaminan! Dengan demikian kepastian pelayanan
kesehatan dasar yang dibutuhkan terpenuhi dengan baik!
139
Kebijakan dan resistansinya
Skema pembiayaan yang digunakan untuk menopang
pelayanan kesehatan gratis ini bersumber dari #PBD! Dengan sumber
dana #PBD ini diharapkan memberikan jaminan kepastian atas
pembiayaan pelayanan dapat terpenuhi dari tahun ke tahun! Seara
langsung #PBD memberikan jaminan kepada Puskesmas dan
jaringannya sebagai pelaksana pelayanan kesehatan dasar ini lebih
jelas dan pasti! 7ntuk itu Puskesmas dan jaringannya sebagai
penyelenggara pelayanan dapat melakukan akti3itas dengan lebih
baik! Kondisi ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan dasar di satu sisi dan memperbesar jangkauan kuantitas
pelayanan kepada masyarakat! Meningkatnya kuantitas jangkauan
pelayanan telah memperluas pelayanan! Di samping itu hakiki
pemerataan pelayanan dan keadilan pelayanan dapat diwujud!
Pemerataan dan keadilan pelayanan kesehatan dasar sebagai
bagian dari upaya untuk menapai kualitas hidup seara merata! 2al
ini diperkuat oleh adanya penetapan sasaran program /PK%M)!
#dapun yang menjadi sasaran program /PK%MB adalah semua
masyarakat Kabupaten Banyuwangi yang dapat ditunjukkan dengan
kartu /PK%MB, K(P dan identitas lain untuk wilayah kabupaten
Banyuwangi! Ketika pelayanan kesehatan dasar menjangkau seluruh
lapisan masyarakat yang memiliki identitas jelas sebagai penduduk
Kabupaten Banyuwangi memiliki hak mendapatkan pelayanan, maka
mengindikasikan bahwa teripta pelayanan kesehatan dasar merata!
Sedangkan ketika pelayanan kesehatan dasar memberikan
perlindungan kepada masyarakat kurang mampu maka dapat
ditengarai bahwa pelayanan tersebut mengemban amanah keadilan!
Pelaakan terhadap terdistribusi%kannya keadilan pelayanan ini
tampak dengan ketersediaan kartu jamkesmas bagi gakin! Dengan
menggunakan kartu /amkesmas akan dijamin oleh pemerintah tanpa
iuran atau biaya apapun!
Keberhasilan pelayanan kesehatan tidak hanya ditentukan oleh
keluasan jangkauan pelayanan sebagai tanda terukurnya indikator
140
Ratna Ani Lestari
keadilan pelayanan, akan tetapi juga komprehensi3itas dalam
pelayanan! Pelayanan kesehatan yang bersifat menyeluruh sesuai
standart pelayanan kesehatan sangat diperlukan untuk menapai
keberhasilan! Dengan pelayanan yang menyeluruh tersebut
memungkinkan terjadinya pendekatan pelayanan yang lebih
multidimensional! Program pelayanan kesehatan melalui /PK%MB
bersifat promotif, pre3entif ,kuratif dan rehabilitatif! Eakupan
pelayanan kesehatan ini menyentuh upaya moti3asi untuk
pembentukan mentalitas dan mindset masyarakat tentang kesehatan,
melalui program%program promotif! Selanjutnya diikuti oleh program
penegahan penyakit dengan melalui program kuratif! )amun
jika sudah terjangkit penyakit dalam hal ini dilakukan tindakan kuratif
sehingga dapat mengatasi penderita agar sembuh dari sakitnya! Dan
untuk pemulihan kesehatan lebih lanjut dilakukan program
rehabilitasi!
Dilihat dari konsep pelayanan kesehatan melalui /PK%MB ini
menunjukkan bahwa program pelayanan kesehatan dasar ini seara
fundamental bersifat menyeluruh dan multidimensional! Melalui
pelaakan konsep program seara normatif memenuhi indikasi
komprehensi3itas yang memadai! Dilihat dari sisi pendekatan yang
dilakukan upaya pelayanan menakup pendekatan dari tindakan yang
menyeluruh! Pendekatan yang dilakukan menakup sebelum terjadi,
saat serangan sakit dan setelahnya menunjukkan bahwa ada upaya
pendekatan yang konsisten dan terus menerus! Sementara itu tindakan
yang dilakukan juga memiliki konsistensi dan bersifat terus menerus
yaitu mulai dari pembentukan perilaku positif masyarakat, tindakan
penegahan, tindakan pengobatan dan tindakan pemulihan!
Cksistensi program dapat dijamin keberlanjutannya jika
diimbangi dengan sistem manajemen yang efisien dan efektif!
Cfisiensi dan efekti3itas ini ditentukan oleh sistem prosedur yang
jelas! Ketersediaan Standard 8perating Proedure *S8P) menjadikan
kebutuhan yang bersifat mutlak! Manajemen tersebut juga harus
141
Kebijakan dan resistansinya
diperlengkapi dengan pengelolaan pejabat dengan benar dan
memenuhi transparansi dan dapat dipertanggung%jawabkan! Sebuah
program yang ideal seringkali mengalami degradasi nilai akibat dalam
implementasinyi dilingkupi oleh penyimpangan dan korupsi atau
birokratisme yang menyulitkan! )amun seara normatif program /PK%
MB ini menekankan adanya sikap jujur, transparansi dan akuntabilitas
dalam implementasi /PK%MB! #danya rumusan prinsip%prinsip /PK%
MB memberikan sebuah arahan normatif bagi ber%langsungnya
pelayanan kesehatan dasar yang efisien dan efektif! Dengan ketentuan
yang telah dimuat seara eksplisit tersebut menunjukkan bahwa
program ini memenuhi idealisme sebagai program yang ideal pada
tataran konseptual!
b. Implementasi Kebijakan J$K#MB
Sebaik apapun kebijakan yang diputuskan oleh pemerintah,
tentu memerlukan dukungan kelembagaan untuk mewadahi muatan
program! Selama ini posisi Puskesmas sebagai 7nit Hungsional
terdepan memiliki peran utama untuk menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya! Dalam sistem pelayanan
kesehatan nasional sebelumnya Puskesmas telah diposisikan sebagai
pelaku utama! Dalam hal ini kedudukan Puskesmas dalam sistem
kesehatan nasional *SK)) adalah sarana pelayanan kesehatan @ingkat
Pertama, yang bertanggungjawab menyelenggarakan ,paya
Kesehatan Perorangan dan Masyarakat serta ,paya Kesehatan
6ainnya di wilayah kerjanya! Dengan program /PK%MB ini peran
puskesmas semakin besar karena merupakan lembaga implementor
program! Kedudukan dan peran Puskesmas menjadi lembaga penentu
keberhasilan dalam impelementasi /PK%MB! Ditegaskan pula bahwa
penyelenggaraan program /PK%MB menjadikan Puskesmas sebagai
7nit pelayanan kesehatan yang bersifat mandiri dan
bertanggungjawab!
(erdapat rele3ansi antara idealisme tujuan program /PK%MB
dengan substansi misi Puskesamas selama ini! Misi Pembangunan
142
Ratna Ani Lestari
Kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah mendukung
terapainya misi pembangunan kesehatan nasional! #ntara lain misi
yang menempel pada Puskesmas adalah menggerakkan pembangunan
berwawasan kesehatan, mendorong kemandirian hidup sehat!,
memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan, memelihara dan meningkatkan kesehatan
perorangan, keluarga dan masyarakat! Dengan misi pembangunan
kesehatan tersebut maka jelas /PK%MB menindaklanjuti melalui
perwujudan pelayanan dasar yang sesuai! Melalui /PK%MB maka misi
pembangunan berwawasan kesehatan lebih mudah diapai! Dengan
program tersebut memungkinkan dapat mengantarkan terbentuknya
paradigma sehat di lingkungan masyarakat luas! Program tersebut
menjadi pintu masuk bagi terbentuknya mindset masyarakat
khususnya di bidang kesehatan! Dengan demikian setiap orang akan
terdorong dalam membentuk kemandirian hidup sehat! Dengan /PK%
MB juga memberikan kemudahan dalam memelihara dan
meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan, karena akses pelayanan menjadi lebih luas! #kibatnya
otomatis upaya memelihara lebih merata dan meningkatkan kesehatan
perorangan, keluarga dan masyarakat seara menyeluruh!
Perwujudan misi pelayanan kesehatan melalui /PK%MB
menjadi semakin jelas, dengan adanya fungsi Puskesmas yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat
pertama seara menyeluruh, terpadu dan kesinambungan! #dapun
substansi pelayanan yang dilakukan juga menjiwai misi pelayanan
tersebut! Dalam hal ini Pelayanan kesehatan perorangan yang
merupakan pelayanan bersifat pribadi, dengan tujuan penyembuhan,
memelihara dan meningkatkan kesehatan menakup rawat jalan dan
rawat inap! Di sisi lain pelayanan kesehatan masyarakat sebagai
pelayanan yang bersifat publik dengan tujuan memelihara dan
meningkatkan kesehatan publik, menegah penyakit dan pemulihan
kesehatan ontoh: promkes, pemberantasan penyakit, penyehatan
lingkungan, giGi, kesehatan jiwa dsb!
143
Kebijakan dan resistansinya
'mplementasi /PK%MB juga merupakan langkah strategis
untuk terapainya Banyuwangi sehat! Selaras dengan hal ini
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan
perorangan dan masyarakat pada tingkat pertama?primer! Sebagai
penanggung jawab pembangunan kesehatan, puskesmas mampu
memahami situasi dan kondisi kependudukan dan masalah khusus di
bidang kesehatan di wilayah kerjanya! 2al ini terbukti dikembangkan
jenis pelayanan kesehatan tertentu yang bersifat spesifik di beberapa
Puskesmas dengan disesuaikan masalah khusus yang ditemui! 7paya
implementasi program tersebut Puskesmas melaksanakan seara
terbuka agar masyarakat mengetahui kewajiban dan hak%haknya!
#dapun ara yang ditempuh oleh Puskesmas dalam implementasi
/PK%MB ini juga menduduki peran untuk aktif dalam sosialisasi,
ad3okasi, pemantauan dan pengawasan terhadap pelaksanaan /PK%
MB di wilayahnya! (entu saja peran tersebut sesuai dengan fungsi
Puskesmas sebagai Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan
Kesehatan, sebagai Pusat Pemberdayaan Masyarakat dan sebagai
Pusat Pelayanan Kesehatan (ingkat Pertama!
7paya kesehatan yang menjadi prioritas dalam kegiatan
/aminan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Banyuwangi */PK%MB)
diuraikan dalam Pedoman Pelaksanaan kegiatan /aminan Pelayanan
Kesehatan Masyarakat Banyuwangi */PK%MB)! Ketentuan yang
terantum dalam Pedoman Pelaksanaan kegiatan /PK%MB ini dalam
penyelenggaraannya terkoordinasi dan berdampingan dengan
manajemen Puskesmas seara umum! #dapun Sistem Manajemen
Puskesmas diatur pelaksanaannya sebagai melalui Perenanaan *P+)
yang diselenggarakan dengan mekanisme perenanaan mikro *mikro
planning) yang kemudian menjadi Perenanaan (ingkat Puskesmas
*P(P) yang disusun setiap bulan! Mekanisme rutin ini berlangsung
tanpa saling mengganggu penyelenggaraan /PK%MB, bahkan saling
melengkapi! Penyusunan dan pengajuan kegiatan bulanan,
penyusunan renana kegiatan *P8#), Penggerakan Pelaksanaan *P-) ,
yang diselenggarakan melalui mekanisme $okmin, dilaksanakan +
144
Ratna Ani Lestari
kali perbulan internal puskesmas dan lintas sektor per tribulan tetap
diselenggarakan! Di sisi lain Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian
*P&) yang diselenggarakan melalui mekanisme PKP yang
dilaksanakan per tribulan oleh pihak internal puskesmas saling
berkontribusi dengan /PK%MB!
Prosedur pelayanan kesehatan adalah tata ara untuk
memperoleh pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dengan alur
ketentuan yang sudah dibuat! Pertama, masyarakat yang memerlukan
pelayanan kesehatan dasar pergi ke puskesmas atau jaringannya!
Kedua Puskesmas dan jaringannya memberikan pelayanan yang
dibutuhkan! Ketiga Masyarakat dapat menunjukkan kartu identitas:
kartu /PKMB, K(P, /amkesmas, #skin sebagai tertib administrasi!
/ika hal ini terpenuhi maka pelayanan kesehatan dasar dapat
diselenggarakan! Seperti telah diketahui bahwa /PK%MB merupakan
salah satu unsur penjamin masyarakat untuk mendapatkan layanan
seara gratis! #pa yang disampaikan di atas merupakan situasi normal
yang terjadi! /ika terjadi kondisi yang memaksa?darurat maka
masyarakat dapat langsung ke puskesmas untuk memperoleh
pelayanan kesehatan, meskipun belum dapat menunjukkan kartu
identitas! #danya ketentuan adalah untuk ditaati! 8leh karena itu jika
masyarakat yang tidak memnuhi aturan di atas tidak tertanggung
dalam /PKMB!
Seara terperini ada kegiatan Puskesmas yang telah
dirumuskan terkait dengan pelaksanaan /PK%MB yaitu penetapan
sasaran dan kegiatan pelayanan langsung! Dalam hal penetapan
sasaran misalnya, bupati menetapkan bahwa /PKMB diperuntukkan
bagi semua masyarakat Kabupaten Banyuwangi, yang dibuktikan
dengan K(P atau identitas lainnya dan tidak tertanggung #skes P)S
beserta keluarganya, maupun #skeskin *Masyarakat Miskin) beserta
keluarganya! Sementara dalam hal kegiatan pelayanan langsung
disediakan melalui berbagai bentuk, misalnya Pelayanan Kesehatan
Dasar *PKD) yaitu semua jenis pelayanan kesehatan yang disediakan
145
Kebijakan dan resistansinya
oleh Puskesmas, terkeuali pelayanan kesehatan yang tidak dijamin?
harus bayar, sesuai yang diatur dalam pedoman pelaksanaan! Selain
itu, tersedia juga pelayanan menyeluruh yang terdiri dari rawat jalan
tingkat pertama meliput@ konsultasi medis dan penyuluhan kesehatan,
konsultasi medis dan penyuluhan kesehatan, pemeriksaan fisik umum,
pemberian obat sesuai ketentuan, pemeriksaan dan pengobatan gigi,
laboratorium sederhana, tindakan medis sederhana, pemeriksaan dan
penanganan kasus yang berhubungan dengan bumil, bufas, buteki,
bayi dan balita, pemberian imunisasi, pelayanan KB dan penanganan
efek samping dan komplikasi, serta pelayanan dan pengobatan gawat
darurat! Selain itu, terdapat pula jenis pelayanan kesehatan di luar
gedung yang meliputi@ perawatan jalan dengan Pusling, BP, Polindes
dan Posyandu, pelayanan kesehatan melalui kunjungan rumah *P2))
dan sweeping imunisasi, penyuluhan kesehatan di
masyarakat*narkoba! 2'D, KB, K'# , kesling dll), pelayanan ibu
hamil?nifas?menyusui, bayi dan balita, K)+ dan K) -, pelayanan
kesehatan lainnya: 7KS, 7K:S, P2BS, kesehatan lingkungan dll!
Disamping itu juga terdapat pelayanan kesehatan 'bu dan #nak
dengan sasaran bumil, bufas, bayi dan balita yang meliputi pelayanan
kehamilan seperti #)E )ormal dan "esti, pemeriksaan laboratorium
sederhana dan pelayanan persalinan *K) +, K) -)!
Sedangkan sasaran (im /PKMB Puskesamas, linsek dan
masyarakat, dengan kegiatan meliputi: pelaksanaan program /PK%MB
yang meliputi lokakarya mini Puskesmas dan lintas sektoral, transport
pengiriman laporan?konsultasi?rapat, pengambilan obat J 3aksin serta
pembinaan ke Pustu, Polindes, dan Posyandu! Selain itu, pengadaan
#(K, "?", dan pengadaan formulir?etakan serta Buku K'# dan
poster, kemudian re3italisasi Posyandu, Perbaikan :iGi dan Promotif!
7ntuk memperlanar dan memenuhi ketentuan pelayanan di
atas, diperlukan realisasi anggaran /PK%MB seara rutin dan terjadwal
dengan jelas! Dengan demikian mekanisme reembers dapat
berlangsung seara terus menerus! #dapun penggunaan dana dan
146
Ratna Ani Lestari
pemanfaatan dana mengikuti ketentuan yang dikeluarkan oleh Bupati!
7ntuk itulah setiap akhir bulan dalam setiap proses pelayanan
direkapitulasi untuk dilaporkan besaran pelayanan yang telah
dilakukan!
Penairan dana serta alokasinya disesuaikan dengan keputusan
Bupati )o! +44?;11?KCP?>-.!,++ ?-,,. tentang Besarnya Bantuan
dana /PK%MB untuk pengganti biaya kegiatan pada Puskesmas di
Kabupaten Banyuwangi! Menurut pengakuan, beberapa Puskesmas
terpaksa melakukan terobosan dengan memberikan talangan dengan
menggunakan dana kas yang dimiliki untuk menutup masalah yang
dihadapi sementara waktu hingga dana air! (etapi sesungguhnya hal
ini sebaiknya diantisipasi! /angan sampai idealisme gratis dalam
pelayanan kesehatan dasar, berakibat pada misalnya manajemen bagi
Puskesmas, karena beban yang harus ditanggung terlalu berat!
Sementara itu Puskesmas tidak boleh menghentikan pelayanan kepada
masyarakat, dengan tanpa dapat memberitahu bahwa sesungguhnya
dana belum turun! Di sisi lain model penurunan dana yang
mendukung pelayanan kesehatan gratis bukan berdasar perenanaan
Puskesmas, yang artinya bukan menganut logika prediksi pengeluaran
pelayanan, akan tetapi dengan model reembers!
Model ini mengikuti hukum ganti tukar atas pengeluaran yang
telah dilakukan Puskesmas di setiap akhir bulan dengan rekapitulasi
pasien dan jenis tindakan medis yang dilakukan! Dengan demikian
pengajuan penairan dana bukan sebuah permohonan berdasar
renana anggaran, namun sebaliknya berupa 0laporan0 kegiatan yang
telah dilaksanakan! Makna yang dapat diangkat dari kasus ini adalah
apa yang diajukan kepada Pemerintah Kabupaten !K! Dinas
Kesehatan adalah dana riil yang dikeluarkan yang dihitung
berdasarkan satuan?unit pelayanan yang diberikan kepada pasien
*masyarakat)! #kumulasi keterlambatan kurang lebih satu semester
merupakan tekanan kepada pihak Puskesmas sebagai ujung tombak
pelayanan gratis!
147
Kebijakan dan resistansinya
Keterlambatan dana tidak mengganggu sistem pelayanan
seara menyeluruh, akan tetapi antisipasi yang dilakukan oleh
Puskesmas melalui dana talangan ini juga memiliki keterbatasan!
Kapasitas keuangan yang ber3ariasi di le3el Puskesmas
menjadikan daya tahan setiap Puskesmas tidak sama! 2al ini
menyebabkan adanya 3ariasi juga di dalam kualitas pelayanan,
sehingga iktikat pemerataan dan peningkatan kualitas pelayanan
kesehatan juga kurang optimal!
Di sisi lain jasa pelayanan untuk medis, paramedis dan
administratif tertunda pembayarannya hingga dana /BK%MB air! 2al
yang perlu diperhatikan oleh Pemerintah Kabupaten adalah bahwa
sebuah pelayanan yang dilakukan atas dasar 0keharusan0 mereduksi
sikap perilaku pelayanan yang0terpaksa0, sehingga sangat sulit SDM
melibatkan unsur psikologis dalam menjalankan tugas pokok
fungsinya*tupoksi)! Seara operasional keterlambatan penairan dana
memang tidak terlalu mengganggu jalannya pelayanan, akan tetapi
seara substansial telah mengurangi hakikat program karena idealisme
pemerataan dan peningkatan kualitas pelayanan menjadi kurang
optimal!
Mengingat bahwa pelayanan tersebut merupakan hasil
integrasi dari aspek segala sumberdaya dan sistem manajemen dengan
dimotori oleh tenaga medis, paramedis dan unsur administratif sebagai
sumberdaya manusia *SDM), maka penghargaan terhadapnya mutlak
diperlukan! Dalam jangka pendek *diasumsikan kurang dari satu
periode anggaran), perhatian yang kurang terhadap unsur SDM
mungkin belum berefek negatif pada jalannya pelayanan!
(erlebih%lebih sistem pengembangan karier P)S yang sangat
dipengaruhi oleh kebijakan politik birokrasi Pemerintah Kabupaten,
maka ada unsur keharusan menjalankan fungsi pelayanan kesehatan
dasar, walaupun jasa pelayanan masih ditangguhkan pembayarannya!
)amun apabila keterlambatan tersebut menjadi bagian yang selalu
148
Ratna Ani Lestari
terjadi, dalam jangka panjang maka lambat laun dapat mereduksi
permasalahan baru dalam pelayanan!
8. E&aluasi $"ses
Proses merupakan bagian penting dalam sebuah manajemen
program! Proses yang berjalan seara lanar dan tertib akan
menghasilkan efisiensi program! Ketika proses yang dilakukan dalam
sebuah program mengikuti batasan%batasan sistem dan prosedur serta
ketentuan normatif yang ditetapkan, maka dapat memberikan
kontribusi bagi penapaian hasil seara efisien dan efektif! Pada
pengelolaan program selalu diawali oleh tahapan persiapan program
seara lengkap dan jelas! Merupakan tahap awal di manajemen
program /PK%MB diarahkan untuk menuju System Manage Eare di
Kabupaten Banyuwangi! Sementara itu dukungan pembiayaan
/aminan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Banyuwangi bersumber
dari #PBD Kabupaten Banyuwangi! Manajemen biaya atau dana
diterima langsung oleh Puskesmas, dengan melalui proses
penggantian biaya Pelayanan Kesehatan Dasar di Puskesmas dan
/aringannya!
7ntuk Kelanaran manajemen program serta sebagai
Pelaksanaan /aminan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Banyuwangi
*/PK%MB), disusun sebuah Petunjuk (ehnis untuk Puskesmas dan
/aringannya, yang pada dasarnya merupakan penyempurnaan
Pedoman Pelaksanaan Bebas Biaya Pelayanan Kesehatan Dasar di
Puskesmas dan /aringannya! #danya juknis tersebut memberikan
gambaran yang jelas tentang alur pelayanan dan batasan pelayanan
kesehatan dasar seara gratis! Kelebihan adanya sebuah juknis
memberikan jaminan yang jelas kepada semua pihak yang terlibat
dalam pelayanan!
Dalam pelunuran dana sebagai penopang pelayanan
kesehatan dasar kepada Puskesmas dan /aringannya, membutuhkan
manajemen yang jelas! Pelunuran dana ini dilakukan dengan melalui
rekening yang sudah dibuka oleh pihak Puskesmas, khusus digunakan
149
Kebijakan dan resistansinya
untuk fasilitas pemanfaatan dana bantuan /PK%MB! )ilai yang
melekat dalam pengelolaan dana ini adalah kejujuran, transparansi dan
akuntabilitas! )ilai%nilai tersebut tentunya masih perlu
disempurnakan, dengan menermati kelanaran aliran dana!
Kelanaran aliran dana ini menjadi kuni penting untuk mensukseskan
pelayanan kesehatan dasar seara optimal! Penermatan terhadap
birokrasi penairan dana juga perlu dimasukkan ke dalam nilai%nilai
yang perlu diutamakan! Karena transparansi dan akuntabilitas tersebut
dapat ditegakkan dengan adanya sistem birokrasi dan kelanaran
manajemen dana! /ika sistem birokrasi dan jalannya penairan dana
masih terhambat, maka transparansi pasti terganggu! Seara umum
amat sulit mengungkapkan seara terbuka atas hambatan proses
penyelenggaraan program terkait dengan botle nek yang terjadi
dalam aliran dana! #pakah hambatan birokrasi tersebut pada le3el
pengambil keputusan atau pada pelaksana operasional penairan dana
merupakan hal yang sulit untuk diungkapkan seara akuntabel! (etapi
meneritakan proses yang terpenuhi seara prosedur sehingga lanar
dan mudah serta berlangsung mulus tentunya akan lebih
menyenangkan untuk disampaikan seara transparan dan akuntabel!
(etapi sebaliknya menyampaikan hambatan ada di mana, mengapa
terjadi keterlambatan aliran dana, dan lain%lain tentu akan mengalami
kesulitan jika harus disampaikan seara transparan dan akuntabel!
7ntuk memperjelas proses Penyaluran dana /PK%MB kepada
pihak Puskesmas perlu disajikan mekanismenya! Penyaluran dana ini
melalui Bank kemudian disalurkan dengan mekanisme pertama
B#)K /#('M menyalurkan dana /PKMB kepada penerima dana
melalui rekening puskesmas, kedua Bank /atim selaku penyedia dana
membayarkan sesuai SPM7!
Sedangkan prosedur pengambilan dana /PKMB adalah
pertama, Puskesmas membuat Plan o% 5ction *P8#) kegiatan dan
pembiayaan yang akan dilakukan, melalui lokmin, kedua Setiap
150
Ratna Ani Lestari
pengambilan dana dari rekening puskesmas, P8# harus disetujui oleh
Kepala Dinas Kesehatan atau (im /PKMB Kabupaten Banyuwangi!
Dalam proses penairan dana diharapkan oleh pihak
Puskesmas dapat berjalan lanar dan tepat waktu! #kan tetapi pada
kenyataannya mengalami keterlambatan yang relatif panjang, dari
ketentuan yang semestinya dengan kenyataan yang terjadi! Seperti
yang pada tahun anggaran -,,. juga terjadi keterlambatan hingga
kurang lebih 1%< bulan, dana per Hebruari%Maret baru turun di bulan
/uli tahun -,,.! Bahkan dana yang seharusnya per #pril dengan
keterlambatan yang sudah terjadi, dan sedianya diairkan pada bulan
#gustus *kurang lebih terlambat >%; bulan), ternyata dengan dalih
menunggu dana /amkesmas, masih ditangguhkan lagi! Ketika skema
dana program terganjal dalam penairannya, apakah karena alasan
teknis ataupun politis, tentunya menjadikan nilai kearifan kebijakan
tersebut menjadi berkurang bobotnya! Semula program /PK%MB
memiliki nilai hakiki pembelaan terhadap pelayanan kesehatan dasar
gratis, dengan kata lain memberikan kemudahan lembaga Puskesmas
dalam pelayanan yang merata dan berkualitas, namun hakikat tersebut
terampakkan, dan pada gilirannya berubah menjadi pembebanan
kepada Puskesmas!
Keterlambatan satu semester bukan waktu yang pendek,
mengingat pelayanan harus berlangsung seara rutin! 5alaupun
pelayanan masih dapat berputar, akan tetapi tentunya tidak dapat
optimal seperti janji sebelumnya! Sangat mungkin menimbulkan
permasalahan dalam manajemen internal Puskesmas ketika dukungan
dana tidak air tepat pada waktunya! Kendati tenaga medis dan
paramedis masih mampu menjalankan fungsinya, akan tetapi daya
dukung yang dimiliki sangat minimal!
Dalam proses pelayanan kesehatan dasar seara gratis kepada
masyarakat, masyarakat ukup menunjukkan kartu /PK%MB atau K(P
dengan domisili di Banyuwangi! (entu saja persyaratan tersebut amat
mudah bagi masyarakat sepanjang telah memiliki kartu /PK%MB atau
151
Kebijakan dan resistansinya
K(P! Birokrasi pelayanan Puskesmas untuk pelayanan kesehatan dasar
ini juga bersifat standard artinya tidak mengalami hambatan! Dengan
adanya dana /PK%MB ini memungkinkan untuk dapat penyediaan stok
obat yang ukup baik dalam segi jumlah maupun kualitas obatnya!
#danya dana /PK%MB dapat memberikan jaminan proses pelayanan
dengan tindakan pengobatan yang lebih terjamin! Dana yang
penairannya terlambat ditutup dengan dana talangan, terutama untuk
menambah kapasitas penyediaan obat, sehingga pelayanan tidak
mengalami stagnasi!
% Kebijakan KT$ '"atis
Selain itu, Bupati Banyuwangi "atna #ni $estari juga
membuat terobosan kebijakan K(P gratis bagi warganya sebagaimana
dilaporkan 5d. cybertokoh.com *-& /uni -,,4)! Demikian pula biaya
pengurusan administrasi kependudukan seperti biaya pembuatan K(P!
"atna mengatakan: 0Setelah ditiadakan, toh kami tetap bisa
meningkatkan P#D *ad3 ybertokoh!om, -& /uni -,,4)! P#D
Banyuwangi tahun -,,; "p &.!;-;!+4.!,,,, meningkat menjadi "p
;&!<-;!.&4!,,, tahun -,,1 dan "p ;.!<<.!>;,!,,, tahun -,,<!
#PBD Banyuwangi juga meningkat, tahun -,,; sebesar "p
;>-!&,<!,4,!;+<@ tahun -,,1 "p 4,+!<&>!-&>!->>@ tahun -,,< "p
+!,&4!+&.!<,+@ dan tahun -,,4 "p +!++1!,<;!.-< *ad3
ybertokoh!om, -& /uni -,,4)! Potensi Penduduk yang belum
memiliki dokumen kependudukan masih sangat tinggi sehingga
melalui sosialisasi bekerja sama dengan berbagai pihak terkait guna
mewujudkan peningkatan kesadaran penduduk akan kewajiban
mengurus dokumen kependudukan! Berbagai regulasi yang mengatur
#dministrasi Kependudukan sejak diterbitkannya 7ndang%7ndang
)o! -& tahun -,,1 tentang #dminis%trasi Kependudukan berikut
aturan pelaksanaannya sampai PC"D# )o! +> tahun -,,< tentang
Pendaftaran Penduduk dan Penatatan Sipil telah banyak memberikan
kemudahan bagi penduduk untuk mengurus dokumen
kependudukannya!
152
Ratna Ani Lestari
(ingkat kepemilikan #kta Kelahiran *pokok) yang diterbitkan
tahun -,,4 teratat <!&1- orang, atau &+,1 F dari jumlah kelahiran
tahun -,,4 yang menapai -&!-<, orang! Kepemilikan K(P pada
akhir tahun -,,4 sebesar <<1!+;< orang atau ;&,<>F dari penduduk
wajib K(P sebanyak +!>>>!+&+ orang! Dalam hal pengurusan
dokumen tanpa biaya, Bupati Banyuwangi "atna #ni $estari
memberlakukan sistem mengurus KK, K(P dan #kta Kelahiran, usia
1, hari dan Dokumen kependudukan lainnya tanpa dipungut biaya
*:"#('S) diharapkan mampu memoti3asi penduduk untuk mengurus
sendiri!
Sebagai langkah pre3entif memperkeil terjadi%nya
kepemilikan ganda dokumen kependudukan maka sesuai perundang%
undangan dan peraturan yang ada untuk penerbitan dokumen
dilaksanakan seara terpusat pada Dinas Kependudukan dan Eatatan
Sipil di Banyuwangi!
Sebagai satu%satunya bupati perempuan dalam sejarah
pemerintahan di Banyuwangi, "atna juga melakukan terobosan
kebijakan yang peduli terhadap upaya perbaikan nasib perempuan
semasa kepemimpinannya sebagaimana dilaporkan 5d. cyber'
tokoh.>om *-& /uni -,,4)! Kepedulian terhadap program%program
pemberdayaan perempuan dimple%mentasikan dalam berbagai
kegiatan seperti pelatihan kepemimpinan perempuan pemberdayaan
perempuan keluarga miskin, sosialisasi kesetaraan dan keadilan
gender, pengembangan usaha keil menengah, pelatihan tenaga
pendamping kelompok bina keluarga di keamatan serta pelayanan
kesehatan reproduksi, termasuk program pembinaan penyandang eks
penyakit sosial seperti eks napi dan eks PSK!
#nggaran di bidang pemberdayaan perempuan ini pun
meningkat menjadi "p +!<;1!.>4!+., tahun -,,4 dibandingkan "p
+!+44!;;;!1,, tahun -,,<@ "p 1>1!1&-!,,, tahun -,,1@ dan "p
&;>!>4-!,,, tahun -,,;! "atna tidak mau menyebut politik itu kotor,
karena semua tergantung manusianya sebagai pelaku! "atna
153
Kebijakan dan resistansinya
menuturkan: 0Dalam politik, kerap kali perempuan hanya dijadikan
objek0*ad3 ybertokoh!om, -& /uni -,,4)!
'a tidak mau itu terus terjadi! Begitu ada kesempatan,
keberanian perempuan mengambilnya sangat penting! Kini saatnya
perempuan lebih banyak terjun di dunia politik! Perempuan jangan
hanya berteriak menuntut ini, menuntut itu! Kini, kata nenek dua uu
ini, perempuan harus membuat jaringan, harus paham pada situasi hari
ini! Dengan bersemangat "atna mengatakan: 0Kemudahan sudah
diberikan dari sisi regulasi, kita harus tangkap dengan segera! Kita
manfaatkan kesempatan ini tanpa melihat partainya apa, agamanya
apa, sukunya apa! 2anya dengan kebersamaan perempuan bisa lebih
baik daripada kemarin *ad3 ybertokoh!om, -& /uni -,,4)!
Perempuan dengan segala keterbatasannya, bisa menjadi
teladan, termasuk bagi laki%laki! "atna menyerukan: 0Perempuan
dengan segala keterbatasan dan potensinya harusnya kita dorong! 'ni
saatnya perempuan membangun kebersamaan itu untuk lebih
memrioritaskan perempuan0*ad3 ybertokoh!om, -& /uni -,,4)!
Menurut "atna, perempuan tidak bisa melihat dirinya sendiri,
berpikir Aaku!, tapi yang harus dilihat adalah Ikita0! "atna
mengatakan: 0/angan berbiara Iaku0! (etapi, bagaimana perempuan
berbiara Ikita0 berbiara perempuan seara menyeluruh0! *ad3
ybertokoh!om, -& /uni -,,4)!
Banyak hal yang menjadi kendala perempuan misalnya seara
ekonomi, sosial, lingkungan terutama keluarga! Sekarang, dalam
regulasi sudah ada penalegan selang%seling tetapi jangan dijadikan
jaminan! Saat seperti ini perempuan hanya dijadikan 7tumbal butuh.
karena undang%undang! 6ang penting, bagaimana aranya agar
perempuan juga memiliki daya tawar! 0Saatnya kita tangkap
kesempatan itu dengan saling mendukung, saling mengisi *ad3
ybertokoh!om, -& /uni -,,4)!
# Kebijakan $eningkatan $ajak
154
Ratna Ani Lestari
Model kepemimpinan khas Bupati Banyuwangi juga dikenal
melalui upayanya meningkatkan pendapatan daerah dari sektor pajak
sebagaimana dilaporkan #d3 ybertokoh!om *-& /uni -,,4)! Eontoh,
tahun -,,4 masyarakat dipau membayar pajak! 5ilayah yang
penduduknya melunasi pajaknya akan diberi bantuan seperti
pembangunan jalan raya seara gotong royong, bantuan ternak, air
bersih, dan sebagainya! "atna mengatakan: 0Kalau wajib pajak di
sebuah desa melunasi semua kewajibannya, desa itu mendapat
prioritas bantuan kalau mereka mengajukan proposal *ad3
ybertokoh!om, -& /uni -,,4)!
Kini, masyarakat berpau melunasi pajak! Kepala desanya
memoti3asi masyarakatnya membayar pajak! Masyarakat
melaksanakan kewajiban, pemerin%tah juga harus menjalankan
kewajibannya! "atna melanjutkan: 0Dengan demikian, mereka
berpau untuk membangun daerahnya0*ad3 ybertokoh!om, -& /uni
-,,4)!
Sejak tahun -,,1, Pemkab Banyuwangi menganggarkan
bantuan khusus kepada "(?"5 se%Kabupaten Banyuwangi yaitu "p
11,!,,,!,,, tahun -,,1@ "p &!.1,!,,,!,,, tahun -,,<@ dan "p
1!1,,!,,,!,,, tahun -,,4!
Di bidang pemerintahan, Pemkab Banyuwangi kini tengah
bekerja sama dengan 7ni3ersitas Brawijaya Malang untuk mengubah
sistem yang mengukur kinerja pegawai! Ke depan, ada reward and
punishment bagi pegawai yang berprestasi maupun yang tidak
berdisiplin! Di sisi lain, Pemkab Banyuwangi juga memberi tunjangan
dan sebagainya agar kualitas kinerja mereka meningkat! Bupati
Banyuwangi "atna #ni $estari berujar: 0Kalau hanya dilarang ini dan
itu, tetapi tidak ada jalan keluar, nanti mereka tetap korup kan90*ad3
ybertokoh!om, -& /uni -,,4)!
Sebagai istri dari Bupati /embrana Bali, Bupati Banyuwangi
"atna #ni $estari juga turut menjaga Bali dari Banyuwangi! "atna
#ni $estari sesaat sebelum melakukan sosialisasi kepada masyarakat
155
Kebijakan dan resistansinya
dalam rangka pemilihan bupati Banyuwangi tahun -,,; silam berujar:
0Saya ingin membuktikan, sesungguhnya perempuan punya peluang
yang sama dalam kegiatan berpolitik!Perempuan pun harus bisa
meniptakan peluang *ad3 ybertokoh!om, -& /uni -,,4)!
Pernyataannya kala itu, kini terbukti! "atna #ni $estari yang
waktu itu menjabat sebagai anggota DP"D /embrana, Bali, berhasil
menjadi bupati Banyuwangi berpasangan dengan 6usuf )ur 'skandar
dan dilantik -, 8ktober -,,;! Sama seperti sosok Prof! Dr! drg! '
:ede 5inasa, suaminya yang menjabat bupati /embrana, yang dinilai
sebagian masyarakat kontro3ersial, kehadiran "atna di Banyuwangi
tak lepas dari masalah! "atna mengatakan: 0Di mana%mana, politik itu
sarat kepentingan, kepentingan sesaat! 'su%isu negatif seperti isu
S#"# *suku, agama, ras) pun diembuskan demi kepentingan sesaat!
Kalau hanya untuk kepentingan alon atau partai, tidak akan abadi
untuk kepentingan perempuan! #pa manfaatnya dalam jangka
panjang90*ad3 ybertokoh!om, -& /uni -,,4)!
Selama -,; tahun menjabat bupati Banyuwangi, "atna
mengaku tidak pernah dipermasalahkan dari sisi gender: 0Masyarakat
sudah tahu, perempuan hanya tidak boleh menjadi imam salat bagi
laki%laki! Kalau jadi pemimpin lainnya, tentu boleh0*ad3
ybertokoh!om, -& /uni -,,4)!
(etapi, masalah perbedaan agama antara dia dan suaminya
yang diutak%atik orang lain, tidak ada sangkut pautnya dengan
kinerjanya! "atna sempat digoyang isu bahwa ia akan melakukan
pendirian Pura%Pura di seluruh wilayah Banyuwangi! "atna berujar:
0$ogikanya, saya memegang jabatan dengan mengemban amanat
rakyat, yang dibantu komponen mayoritas di Banyuwangi, apakah ini
mungkin9 #pakah mereka tidak berontak90*ad3 ybertokoh!om, -&
/uni -,,4)! Demikian halnya dengan isu tentang suaminya dalam
memegang jabatan publik di Bali!
"atna yang mantan Direktur )ita Klini itu mengatakan: 'tu
kan kepentingan kelompok *ad3 ybertokoh!om, -& /uni -,,4)! 'a
156
Ratna Ani Lestari
menegaskan, semua umat beragama harus diperhatikan, sesuai
kebutuhannya! Dalam keluarganya, tidak ada masalah soal perbedaan
agama! (anggal +> /uni -,,4, usia perkawinan "atna dan 5inasa
genap -, tahun! Perempuan kelahiran Banten 1 Desember +.1; ini
menuturkan: 0Masalah yang munul paling%paling karena anak atau
masalah yang umumnya terjadi dalam keluarga lainnya0*ad3
ybertokoh!om, -& /uni -,,4)! Mereka saling menjaga satu dengan
yang lain! "atna berujar: 0Saya ingin suami saya merasa nyaman
dengan kehadiran saya *ad3 ybertokoh!om, -& /uni -,,4)! Selama di
/embrana, "atna dan 5inasa bertempat tinggal di Dusun
(egalangkring, satu dusun dengan keluarga besar suaminya!
'ni tentu juga berat bagi 5inasa! "atna mengungkapkan:
0Mungkin ada yang bilang, 5inasa kalah dengan istrinya! (etapi, ini
adalah komitmen kami yang bisa kami laksanakan dan kami
pertanggungjawabkan seara maksimal kepada (uhan *ad3
ybertokoh!om, -& /uni -,,4)!
Sebagai istri 5inasa, "atna yang merupakan ibu dari empat
anak ini@ ' :ede )gurah Patriana Krisna, Kadek Danendra Pramarta
Krisna, )i Komang #yu Marina Krisna, dan )i Ketut #yu Dena
5intari Krisna menyadari kekurangannya:
Keluarga besar suami saya tukang banten. Kekurangan itu
saya tutupi dengan belajar.Kalau saya harus ngayah, saya
bisa lakukan itu. ;aya juga bisa menjahit canang, membuat
banten, dan sebagainya. ;aya melakukan itu semua agar
orang lain tidak lagi menganggap itu sebagai sebuah
kekurangan saya. ;aya berusaha agar suami merasa nyaman
*ad3 ybertokoh!om, -& /uni -,,4)!
Bagi "atna, agama adalah urusan pribadi sebagaimana ia
mengatakan: 0Kami saling meng%hormati! Saya menghormati suami
menjalankan ibadahnya, begitu pula sebaliknya! Saat ke pura, saya
membantu dia! Saat saya menjalankan ibadah puasa, suami
mengerti0(ad.cybertokoh.com, #/ "uni #<). Perbedaan dalam
157
Kebijakan dan resistansinya
keluarga itu malah menimbulkan tenggang rasa di antara mereka dan
orang lain! "atna menuturkan: 0Kami jadi lebih tepo seliro dengan
orang lain, memikirkan akibat yang ditimbulkan jika kami berlaku
buruk terhadap orang lain0*ad3ybertokoh!om, -& /uni -,,4)!
# Kebijakan Be"basis Masya"akat (People Centered)
$alu, munul pula pemikiran kepemimpinan "atna di
Banyuwangi akan mempermudah pembangunan jembatan yang
menghubungkan antara Pulau /awa dan Bali!0Mengapa perlu ada
jembatan90tanyanya! Menurut lulusan pasasarjana Magister
Manajemen 7bud tahun -,,- ini, sebagai tujuan wisata internasional,
Bali harus diamankan! "atna mengatakan: 0/ika ada jembatan, yang
harus dipikirkan adalah, hal itu mempermudah siapa dan dari sisi apa!
Selama ini, kami turut menjaga Bali dari Banyuwangi0*ad3
ybertokoh!om, -& /uni -,,4)! 7paya yang dilakukan Pemerintah
Kabupaten Banyuwangi, misalnya, dengan menyediakan pintu
pengamanan seperti di bandara, di pintu%pintu keluar menuju Bali di
Ketapang, pemeriksaan K(P dengan scanner, atau pemeriksaan
berdasarkan sidik jari!
"ika Bali mengadakan kegiatan berskala internasional,
misalnya, Banyuwangi mau tak mau terlibat dalam pengamanan. 1tu
memang tindakan yang harus kami lakukan sebagai upaya turut
menjaga Bali dari seberang. ;uatu daerah akan lebih berkembang
secara optimal jika ada kerja sama sinergis dengan daerah'daerah
tetangganya *ad3 ybertokoh!om, -& /uni -,,4)!
Sebagai istri Bupati /embrana yang dikenal memiliki berderet
prestasi, suara sumbang pun sampai ke telinganya! "atna disebut%
sebut meng%copy'paste 3isi dan misi /embrana dan diperintah dari
seberang! 0Saya juga sempat berpikir begitu! Disi dan misi saya
memang persis seperti /embrana! Dengan menjual program unggulan
suami saya, saya maju dalam penalonan karena waktu itu sangat
mepet sekali dengan waktu pendaftaran!0(ad. cybertokoh. com, #/
158
Ratna Ani Lestari
"uni #<). (etapi, begitu sampai tahap pelaksanaan di lapangan, di
sisi SDM dan politik, sangat jauh berbeda! "atna memaparkan:
@idak mungkin misi itu dilaksanakan dengan gaya yang sama.
Kondisi "embrana sudah sangat kondusi% bagi pelaksanaan
program'program pemerintah ketika saya melaksanakan
program tersebut pertama kali di Banyuwangi. Dibandingkan
Banyuwangi, "embrana wilayahnya kecil, kulturnya sangat
jauh berbeda. @idak mungkin saya menerapkan hal yang sama
di Banyuwangi *ad3 ybertokoh!om, -& /uni -,,4)!
(ekanan%tekanan yang menerpanya, tak membuat langkah
"atna surut! "atna yang kini menempuh jenjang pendidikan doktor
'lmu Kebijakan Publik di 7ni3ersitas Brawijaya Malang memaparkan:
(ang bisa saya lakukan adalah tidak henti'hentinya menyapa
warga masyarakat. 5pa pun undangan masyarakat, saya
datangi. ;aya sampaikan program kerja, rencana ke depan.
Mereka harus tahu paling tidak nama bupati, baru kemudian
wajah bupati. 1tu yang saya bangun. Dalam tiap kunjungan,
saya menanyakan apa keinginan mereka. Dari sisi'sisi itulah
saya bisa membuat kegiatan yang mengarah pada kepentingan
masyarakat (ad.cybertokoh.com, #/ "uni #<).
"atna tak menginginkan, ketika orang lain sudah membangun
atau bahkan sudah berlari, mereka malah asyik ribut sendiri,
bertengkar satu dengan yang lain, saling fitnah yang tak berujung%
pangkal! "atna memaparkan:
Masyarakat sekarang sudah melek. Kalau ada berita yang
berhubungan dengan ;545, saya turun ke masyarakat
memberikan pemahaman baik'buruknya kepada mereka.
;yukurlah, mereka nggak menanggapinya. ;ebelumnya, ketika
DP4D dan bupati berkon%lik terus'menerus, yang menjadi
korban adalah masyarakat. 1tu pemahaman yang juga saya
berikan. "ika ada yang mengatasnamakan rakyat, harus jelas
rakyat yang mana. 4akyat harus selalu diajak berbicara, apa
untung dan ruginya. 2ari'hari ini, masyarakat Banyuwangi
159
Kebijakan dan resistansinya
sudah kondusi% bagi pembangunan yang berkelanjutan (ad.
cybertokoh.com, #/ "uni #<).
Sikapnya yang lebih mendekatkan diri pada masyarakat,
dianggap sebagai sesuatu kekuatan! Pengalamannya mengatasi
berbagai hambatan yang dilaluinya, dirasakannya sebagai sebuah
manfaat! "atna berfilosofi: 0#pa pun yang kita rasakan itu gula,
belum tentu manis! 6ang kita rasakan itu jamu, belum tentu pahit0*ad3
ybertokoh!om, -& /uni -,,4)! Kejadian itu membuat "atna lebih
mewawas diri, melakukan e3aluasi dan pengendalian diri!"atna
berujar: 0/angan berpikir mereka tidak suka pada saya! Saya berpikir,
kalau tidak ada semua itu, mungkin membuat saya menjadi terlalu
peraya diri, dengan latar belakang suami yang keberhasilannya
diakui di tingkat nasional!0*ad3 ybertokoh!om, -& /uni -,,4)! "atna
memang menjadi lebih berhati%hati! "atna mengisahkan:
9aktu itu, saya tidak melakukan perlawanan. 4asa sakit dan
marah pasti ada tetapi itu membuat saya makin mendekatkan
diri pada @uhan. ;aya tidak punya teman, saudara di
lingkungan pemda dan tidak kenal siapa'siapa di dunia politik
di Banyuwangi. (ang bisa saya lakukan hanya mengadu pada
(ang Di 5tas. 2asilnya seperti ini. 2al itu membuat saya jadi
lebih patuh, takut pada @uhan. 5da hal'hal di luar kemampuan
saya. Kekuatan utama hanya satu, @uhan *ad3
ybertokoh!om, -& /uni -,,4)!
# Kebijakan $enanggulangan Kemiskinan .Pro-Poor)
Masih tingginya angka kemiskinan yang menapai +;1!<+>
juta pada tahun -,,< mempengaruhi kondisi sosial, sementara
peristiwa yang menonjol adalah tingginya angka pereraian yang
menempati peringkat satu di propinsi /awa (imur dengan alasan
utamanya tidak adanya keharmonisan dalam rumah tangga! /anji%janji
disaat kampanye Pilkada, yang dilakukan oleh para alon%alon
:ubernur, Bupati?5alikota, sudah sering kita dengar dan lihat pada
media etak dan elektronik! 6ang menjadi pertanyaan kita, apakah
janji%janji tersebut mampu direalisasikan, sebagaimana komitmen
160
Ratna Ani Lestari
mereka9 (ernyata yang terjadi di Kabupaten Banyuwangi, /awa
(imur, alon terpilih yang telah dilantik oleh :ubernur /awa (imur
*mewakili Mendagri) pada tanggal -, 8ktober -,,; yang lalu, "atna
#ni $estari dan 6usuf )uris *Bupati dan 5akil Bupati terpilih),
mampu menunjukkan komitmen kepada pendukungnya sebagaimana
dilaporkan Pusinfo P)PM Mandiri Perkotaan *+, )o3ember -,,;)!
Kehadiran Bupati Banyuwangi pada saat $okakarya?Seminar
Membangun Kemitraan Produktif BKM dengan Dinas Sektoral
Pemkab Banyuwangi!, pada tanggal -, 8ktober -,,; tersebut,
menunjukkan realisasi komitmen awal dari pasangan orang nomor
satu di wilayah itu! #ara yang digelar di 2otel Baru Dua Beah
5atudodol Banyuwangi tersebut, merupakan hasil kerjasama antara
Horum Komunikasi #ntar *HK#) BKM Kab! Banyuwangi dengan
Pihak Bapekab Banyuwangi! Dalam aara tersebut, peserta yang hadir
berasal dari <; BKM P-KP +?+ dan P-KP +?- se%Kab! Banyuwangi,
semua Dinas?'nstansi terkait, "M & P-KP, KM5 CLtension P-KP +
Propinsi /awa (imur beserta Korkot dan (im Haskel Banyuwangi!
Sebagai narasumber dalam aara tersebut adalah dari Dinas
terkait Pemkab setempat, seperti Dinas Pendidikan, Dinas Sosial,
Dinas Perindag dan Koperasi, Dinas Kesehatan, Dinas Kimpraswil,
Badan Pertanahan )asional, serta KM5 CLtension P-KP + Propinsi
/awa (imur dan para Korkotnya! Menurut Pihak Penyelenggara, dasar
pemikiran dengan dilaksanakannya aara tersebut, BKM dengan
HK#BKM kedepannya diharapkan mampu menjadi organisasi
masyarakat warga yang berperan mengelola berbagai kehidupan
masyarakat bersangkutan, khususnya terkait dengan upaya )angkis
yang berkelanjutan!
7ntuk akselerasi apaian pelaksanaan program akibat adanya
keterbatasan sumberdaya *termasuk kepemilikan asset), maka Pihak
BKM dengan HK#BKM%nya perlu melakukan?membangun jaringan
kemitraan dengan pihak%pihak lainnya! Di samping kelembagaan ini
juga harus mampu mengoptimalisasikan 4 fungsi dan peran yang telah
161
Kebijakan dan resistansinya
disepakati bersama, guna lebih meningkatkan kinerja, sinergi dan
kapasitas sumberdayanya!
Masih menurut Pihak Penyelenggara, maksud dari pelaksanaan
aara tersebut adalah sebagai sarana kajian dan telaah program antara
Dinas terkait, stakeholder *B7M)?Swasta), dengan Pihak BKM!
Dengan harapan dapat teriptanya sinergitas, demi optimalnya apaian
sasaran dan hasil pelaksanaan program masing%masing! Sedangkan
tujuannya adalah menjalin dan mewujudkan peluang kemitraan
produktif, dalam pelaksanaan program yang rele3an antara kedua
pihak, serta menuju kebermanfaatan maksimal dari hasil pelaksanaan
program )angkis di Kabupaten Banyuwangi!
Dalam sambutannya, Bupati Banyuwangi "atna #ni $estari
mengatakan, adalah menjadi kewajibannya untuk senantiasa dekat
dengan masyarakatnya, responsif dan aspiratif terhadap segala sesuatu
yang tumbuh dan berkembang di masyarakatnya! "atna berujar:
Berdialog dengan masyarakatnya yang tergabung di dalam
BKM dan AK5BKM'nya, adalah sebagai kesempatan pertama
bagi saya. 2al ini sebagai komitmen awal untuk lebih dekat
dengan masyarakat, sebagaimana janji'janji saya disaat
kampanye yang lalu. Di dalam %orum ini, kami dari Pihak
Pemkab, menyatakan kesiapannya dan senantiasa mendukung
dengan segala cara, upaya, dan usaha terhadap program'
program )angkis, khususnya Program Penanggulangan
Kemiskinan yang dicanangkan oleh Pemerintah Pusat, yang
dilaksanakan melalui P#KP di Kabupaten Banyuwangi
(Pusin%o P)PM Mandiri Perkotaan, ! )o.ember #B).
Dikatakannya pula, untuk mendukung keberlanjutan P-KP,
Bupati mengharapkan kehadiran HK#BKM dalam aara "apat
Penyusunan "anangan Program /angka Menengah Daerah *"P/MD),
pada hari Selasa, tanggal -; 8ktober -,,;, yang sejak tanggal ->
8ktober -,,;, telah berlangsung di Pendopo Kabupaten! Bupati
Banyuwangi "atna #ni $estari meminta: 0Di dalam pelaksanaan
P-KP seara berkelanjutan, kami mintakan kepada Bapekab untuk
162
Ratna Ani Lestari
tetap mengajukan anggaran operasional kegiatan untuk dialokasikan
pada #PBD (# -,,1, baik untuk B8P (KPP, KPKD, P/8K,
Desa?Kelurahan, BKM maupun HK#BKM *Pusinfo P)PM Mandiri
Perkotaan, +, )o3ember -,,;)! Sementara itu, dinas%dinas terkait di
lingkungan Pemkab Banyuwangi juga menyatakan komitmennya, di
dalam rangka membangun channeling dengan masyarakat melalui
BKM%nya! 2al ini terungkap saat mereka satu persatu memberikan
paparannya dihadapan Bupati dan seluruh peserta rapat! /ajaran Dinas
di lingkungan Pemkab Banyuwangi juga menegaskan: 0Kami siap
untuk melalukan kemitraan tersebut, oleh karena itu kami mintakan
BKM melalui HK#BKM nya untuk selalu melakukan koordinasi dan
komunikasi dengan Dinas%Dinas terkait untuk mengakses peluang%
peluang program yang ada di Dinas Sektoral *Pusinfo P)PM Mandiri
Perkotaan, +, )o3ember -,,;)!
Selanjutnya diperoleh informasi, program dari Dinas Sektoral
yang dimungkinkan untuk dapat mendukung terwujudnya kemitraan
tersebut, antara lain: Pelatihan Kewirausahaan *industri, jasa dan
koperasi)@ Pelatihan Perbengkelan *logam, mesin dan furniture)@
Bidang 'nfrastruktur Perdesaan, berupa perumahan dan permukiman@
Bidang Sosial, berupa peningkatan kualitas kesehatan masyarakat@
serta Program di Bidang Perijinan dan Sertifikasi Pertanahan!
Pada kesempatan yang lain, ($ KM5 P-KP + Propinsi /awa
(imur, 2arry Budi 2artono mengatakan kepada Pusinfo melalui
telepon, komitmen bupati merupakan momentum yang sangat penting
dan perlu ditindaklanjuti oleh BKM%BKM dan HK#BKM untuk
mewujudkan terjalinnya kemitraan tersebut! ($ KM5 P-KP +
Propinsi /awa (imur, 2arry B2 mengungkapkan:
Bagi kepentingan pelaksanaan kegiatan C3tension P#KP,
komitmen Bupati yang mendukung penyelesaian
permasalahan yang ada di BKM P#KP !, dapat dijadikan
moti.asi bagi Korkot dan @im Aaskel didalam penuntasan
BKM C3it ;trategi, penguatan kapasitas peran Pemda, KPKD,
KBP kedepannya. ;emua itu didalam rangka penyusunan
163
Kebijakan dan resistansinya
;PKD, P"M Pronangkis Kabupaten, penyiapan Program
Paket, 4eplikasi, dan alih kelola (Pusin%o P)PM Mandiri
Perkotaan, ! )o.ember #B).
# M!el Kebijakan Situasinal Bupati Banyuwangi
Bersikap kontekstual terhadap resistensi yang terjadi sehingga
bupati dapat bertindak seara epat dan tepat sesuai dengan
konteksnya, pada saat kapan bupati menerapkan model kepemimpinan
yang otokratis dan pada saat kapan bupati menerapkan model
kepemimpinan yang demokratis! Model kepemimpinan yang
terermin dari kebijakan%kebijakan Bupati Banyuwangi itu, antara lain
ditunjukkan melalui berbagai sikapnya menghadapi resistensi seperti:
a) Ber3isi Kuat, b) Bersikap tegas, ) Bersikap #daptatif, d) Kadang
Bersikap (egas, e) Bersikap Bijak dan (enang, tapi juga bisa f)
Bersikap Marah, meski akhirnya Bupati Banyuwangi "atna #ni
$estari juga terbuka untuk meminta maaf melalui aara open house
dengan mengundang masyarakat ke rumahnya!
# Be"&isi Kuat
Sumber daya alam dan sumberdaya manusia Kabupaten
Banyuwangi, /awa (imur sungguh luar biasa! Saat ini, seluruh potensi
tersebut tinggal menunggu sentuhan modal untuk dapat
dikembangkan! Kondisi demikian menarik #kbar (andjung dalam
pertemuannya dengan Bupati Banyuwangi di Pendopo Kabupaten
Banyuwangi "abu *&,?,>)! Menurut #kbar: 0Saya melihat
Banyuwangi memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan ke
depan! Dan bupatinya juga memiliki komitmen yang kuat untuk
memajukan Banyuwangi dan memiliki 3isi0*Pemkab Banyuwangi,
Kamis, ,+ Mei -,,4)!
Dari segi luas areanya, Banyuwangi bisa dikatakan sebagai
kabupaten yang terluas di Pro3insi /awa (imur! 8leh karena itu,
164
Ratna Ani Lestari
potensi di bidang perkebunan dan pertanian sangat besar untuk
dikembangkan! Selain itu, sumber daya alam laut yang berupa ikan%
ikanan sangatlah banyak! Sumberdaya laut tersebut ditunjang oleh
garis pantai yang panjang yang dimiliki oleh Kabupaten Banyuwangi!
Di lain sisi, dengan garis pantai yang panjang ini, potensi wisata yang
dapat dikembangkan pun sangat besar! #palagi, di sana terdapat Pantai
Plengkung, tempat untuk berselanar yang terkenal menarik! Potensi
wisata Banyuwangi pun dilengkapi dengan adanya Eagar #lam (aman
)asional Baluran, (aman )asional Meru Betiri, serta Kawah 'jen di
Pegunungan 'jen yang terkenal keindahannya! Dari segi kebudayaan,
daerah Banyuwangi sangatlah unik! 2al ini dikarenakan daerah
Banyuwangi merupakan tempat pertemuan tiga buah budaya yang
berbeda! 6aitu, /awa, Madura, dan Bali! Di sana pun terdapat Suku
7sing yang dikenal memiliki budaya dan bahasa tersendiri! Sama
sekali berbeda dengan daerah sekitarnya!Kemudian terdapat pula
tarian khas Banyuwangi! 6akni (ari :andrung yang dijadikan
lambang Kabupaten Banyuwangi! #kbar menegaskan: 0'tu semua
merupakan potensi yang sangat baik untuk kegiatan wisata0*Pemkab
Banyuwangi, Kamis, ,+ Mei -,,4)!
#kan tetapi, yang menjadi hambatan bagi kemajuan
Banyuwangi adalah masalah infrastruktur yang kurang memadai!
"atna menjelaskan: 0Sebenarnya potensi yang ada sungguh luar biasa,
tapi karena tempat kita di ujung timur, tempat ini sulit dijangkau!
'nfrastrukturnya susah, baik dari Bali maupun Surabaya *Pemkab
Banyuwangi, Kamis, ,+ Mei -,,4)! Salah satu infrastruktur penting
yang belum dikembangkan di Kabupaten Banyuwangi adalah
lapangan terbang! #kbar menjelaskan: 0Pelabuhan udara itu sangat
penting bagi Banyuwangi! Karena jarak Banyuwangi dari Surabaya itu
ukup jauh, kalau naik mobil sekitar 1 jam! Bahkan lebih epat dari
Denpasar, Bali dibandingkan dari Surabaya *Pemkab Banyuwangi,
Kamis, ,+ Mei -,,4)!
165
Kebijakan dan resistansinya
Menurut #kbar (andjung, dirinya dengan Bupati Banyuwangi
sempat membahas pembangunan bandara di Banyuwangi! Dari
perbinangan dengan bupati tersebut, menurut #kbar (andjung,
bandara yang ada sekarang ini landasan paunya belum memadai
untuk bisa digunakan oleh pesawat jet sejenis Boeing <&<! "atna
menambahkan: 0Saya menitipkan potensi Banyuwangi dengan Pak
#kbar agar diarikan in3estor! Kita mohon kepada beliau untuk
menjual potensi Banyuwangi! Seperti in3estor untuk melanjutkan
pembangunan lapangan terbang0*Pemkab Banyuwangi, Kamis, ,+
Mei -,,4)!
2al ini menjadi prioritas karena menurutnya sebuiah bandara
sangat 3ital untuk bisa membuka kabupaten ini! Sehingga lebih efektif
untuk bisa menghasilkan nilai tambah bagi wilayah Banyuwangi!
#kbar berujar: 0Banyak yang bisa dikembangkan untuk menjadi
sumber pendapatan di kabupaten Banyuwangi ini0*Pemkab
Banyuwangi, Kamis, ,+ Mei -,,4)! Menurutnya, saat ini tinggal
diberikan dukungan, yaitu berupa sumber modal untuk
memajukannya! Seperti in3estor untuk membangun bandara dan
membangun bisnis pariwisata! "atna menguapkan: 0Saya sangat
senang dengan aara silaturahmi seperti ini! Saya melihat Pak #kbar
(andjung bukan sebagai orang partai! (api beliau adalah salah satu
penetus reformasi! Saya bisa hadir sebagai bupati perempuan karena
adanya gerakan reformasi juga! Saya hormati beliau sebagai pahlawan
reformasi *Pemkab Banyuwangi, Kamis, ,+ Mei -,,4)!
#kbar (andjung menilai Bupati Banyuwangi ini sebagai salah
satu sumber daya manusia yang sangat baik! #kbar menjelaskan:
0Saya melihat 'bu "atna sangat energik sebagai bupati! 'a memiliki
3isi yang kuat untuk membangun Banyuwangi ke depan0*Pemkab
Banyuwangi, Kamis, ,+ Mei -,,4)! $ebih lanjut, jika menilik dari
latar belakangnya, #kbar menilai "atna memiliki modal besar untuk
menjadi bupati! Salah satunya karena suaminya pun seorang bupati di
/embrana, Bali! #kbar menegaskan: 0)ah, pengalaman suaminya
166
Ratna Ani Lestari
dalam mengelola pemerintahan juga menjadi sumber kekuatan bagi
dia di sini0*Pemkab Banyuwangi, Kamis, ,+ Mei -,,4)!
#ara ramah tamah yang dilakukan selama kurang lebih satu
jam tersebut dilanjutkan dengan sarapan bersama! Di situ #kbar
(andjung berkesempatan meniipi keragaman kuliner khas yang
dimiliki oleh daerah Banyuwangi! #ntara lain Peel "awon dan
:orengan 'kan 5ader yang banyak terdapat di sungai%sungai di
Banyuwangi *Pemkab Banyuwangi, Kamis, ,+ Mei -,,4)!
# Be"sikap A!aptati%
Sikap adaptatif tampak kuat dalam diri Bupati Banyuwangi
"atna #ni $estari sebagaimana terermin dari pluralisme keperayaan
beragama yang terjadi di dalam keluarganya yang menuntut adanya
toleransi tinggi! Meski Bupati Banyuwangi "atna #ni $estari berbeda
agama dengan suaminya 5inasa yang juga Bupati /embrana, namun
sikap toleransi dapat mempertahankan keharmonisan rumah
tangganya! (erkait hal ini Bupati Banyuwangi "atna #ni $estari
mengatakan: 0Kami saling menghormati! Saya menghormati suami
menjalankan ibadahnya, begitu pula sebaliknya! Saat ke pura, saya
membantu dia! Saat saya menjalankan ibadah puasa, suami mengerti!
*ad3 ybertokoh!om, -& /uni -,,4)! Perbedaan dalam keluarga itu
malah menimbulkan tenggang rasa di antara mereka dan orang lain!
"atna menuturkan: 0Kami jadi lebih tepo seliro dengan orang lain,
memikirkan akibat yang ditimbulkan jika kami berlaku buruk terhadap
orang lain *ad3 ybertokoh!om, -& /uni -,,4)!
# Be"sikap Tegas
Pada saat tertentu, Bupati Banyuwangi juga menunjukkan
sikap tegasnya seperti sikapnya yang tidak akan mundur menghadapi
tuntutan mundur dari masyarakat dan DP"D sebagaimana dilaporkan
*#ntara )ews, 1 Mei -,,1)! Bupati Banyuwangi menegaskan dirinya
tidak akan mundur dari jabatannya, meski ada tekanan kuat dari
masyarakat dan DP"D setempat juga telah mengambil keputusan
167
Kebijakan dan resistansinya
memberhentikannya! 2al itu disampaikan Bupati Banyuwangi kepada
wartawan di sela%sela menghadiri "apat Koordinasi )asional
*"akornas) bidang pemerintahan dalam negeri dan otonomi daerah
DPP PD' Perjuangan di Surabaya, Sabtu!0Semua ada mekanisme dan
aturannya! Karena itu, semuanya harus sesuai aturan dan mekanisme
yang berlaku0*#ntara )ews, 1 Mei -,,1)!
"akornas DPP PD'P yang dibuka Ketua 7mum Megawati
Soekarnoputri itu dihadiri sekitar +>4 gubernur, wakil gubernur,
bupati dan wakil bupati, walikota dan wakil walikota serta pimpinan
DP"D asal PD'P dari berbagai daerah se 'ndonesia! Kehadiran "atna
#ni $estari di "akornas itu menjadi perhatian undangan lainnya!
#palagi setelah banyak wartawan yang memburunya untuk mendapat
statement soal kasus yang menimpanya beberapa hari terakhir! "atna
#ni $estari meminta kepada semua pihak untuk mematuhi aturan
yang berlaku dan tidak mengeluarkan penilaian sepihak terhadap
kepemimpinan yang telah dilakukan hampir satu tahun terakhir! "atna
menegaskan: 0Kalau memang kebijakan yang saya ambil melanggar
undang%undang, tolong ditunjukkan indikator%indikatornya! Karena
semua yang saya lakukan selama ini tidak ada yang menyimpang dari
aturan dan undang%undang0*#ntara )ews, 1 Mei -,,1)!
'stri bupati /embrana Bali ini juga menegaskan bahwa dirinya
menjadi bupati atas pilihan rakyat! 'a tidak bersedia berkomentar lebih
jauh soal keputusan yang diambil DP"D Banyuwangi yang telah
memberhentikan dirinya dalam sidang istimewa 0mendadak0 beberapa
hari lalu! "atna berujar: 0Biarlah Mendagri yang menyikapi hal itu
sesuai aturan yang ada! Saya tidak berhak menilai diri saya sendiri,
biar orang lain yang menilai! #pakah selama ini saya benar atau salah
dalam memimpin0*#ntara )ews, 1 Mei -,,1)!
"atna #ni $estari juga menambahkan tetap akan menjalankan
tugas sebagai bupati Banyuwangi seperti biasanya! "atna
menegaskan: 0'ni juga bukan soal masuk akal atau tidak, desakan dan
keputusan DP"D Banyuwangi! Semuanya saya serahkan pada aturan
168
Ratna Ani Lestari
*#ntara )ews, 1 Mei -,,1)! Sementara itu, Sekjen DPP PD'P
Pramono #nung menegaskan kepemimpinan dan legitimasi Bupati
Banyuwangi adalah sah dan kuat, karena dia dipilih langsung oleh
rakyat!
Dalam jumpa pers di sela%sela "akornas Pramono #nung
menegaskan: 0Meski DPP PD'P tidak menalonkan "atna dalam
pilkada Banyuwangi lalu, tapi kami menganggap legitimasi "atna
sebagai bupati sah dan kuat, karena dipilih langsung oleh rakyat
*#ntara )ews, 1 Mei -,,1)!Didampingi Ketua DPP PD'P Soetjipto,
Pramono #nung mengatakan, pihaknya telah menginstruksikan
kepada Hraksi PD'P DP"D Banyuwangi untuk memposisikan diri
membela "atna #ni $estari! Pramono #nung menegaskan: 0Kalau
bupati itu sudah menjadi pilihan rakyat, sebenarnya DP"D tidak bisa
semena%mena mengambil keputusan memberhentikan! #palagi tidak
ada pelanggaran undang%undang yang dilakukan bupati *#ntara )ews,
1 Mei -,,1)!
# Be"sikap Bijak !an Tenang
Selain bersikap tegas, pada saat tertentu Bupati Banyuwangi
juga bersikap bijak dan tenang menghadapi desakan mundur
sebagaimana dilaporkan "adar Banyuwangi *Kamis, -& /uli -,,.)!
Bupati Banyuwangi "atna #ni $estari tampaknya mulai bijak
menyikapi persoalan status dirinya sebagai tersangka kasus dugaan
korupsi lahan lapangan terbang senilai "p +. miliar! Dia tidak
mempersoalkan desakan warga agar Kejaksaan segera memproses
kasus tersebut! "atna mengatakan, siapa pun yang mendesak agar
dirinya segera diperiksa tidak menjadi persoalan!
Bahkan jika ada warga yang mendesak dirinya mundur karena
menjadi tersangka kasus korupsi lapter, juga tidak ada persoalan
baginya! 7sai mengikuti rapat paripurna di gedung DP"D
Banyuwangi *--?<) "atna berujar: Siapa saja boleh mendesak saya
mundur, asalkan sesuai prosedur hukum yang ada *"adar
Banyuwangi, Kamis -& /uli -,,.)!
169
Kebijakan dan resistansinya
2anya saja, "atna menolak memberikan komentar lebih
banyak tentang desakan mundur tersebut! Dia hanya menyatakan,
tidak mempersoalkan adanya desakan beberapa elemen masyarakat!
Sekadar diketahui, beberapa komponen yang menyebut diri sebagai
Horum $intas $SM Banyuwangi menemui Kajari Maenal #rief Selasa
kemarin *-+?<)! Dalam pertemuan itu, Horum $intas $SM mendesak
Kajari untuk segera memproses kasus dugaan korupsi lahan lapter
dengan tersangka Bupati Banyuwangi "atna #ni $estari! Mereka
menilai, proses penanganan kasus Bupati Banyuwangi berjalan
lamban dan terkesan tidak serius! 7ntuk itu, Kajari diminta ikut aktif
dalam mendorong Kejaksaan #gung agar segera memproses Bupati
Banyuwangi "atna #ni $estari!
2anya saja, Kajari Maenal tidak bisa berbuat banyak atas
tuntutan beberapa $SM itu! Dia menyatakan sependapat dengan
harapan dan aspirasi beberapa elemen masyarakat itu! 8leh karena itu,
Kajari berjanji untuk segera mengirimkan surat kepada Kejagung
untuk menanyakan proses penanganan kasus Bupati Banyuwangi
"atna #ni $estari! Selama ini, Maenal mengaku tidak mengetahui
seara jelas proses penanganan kasus "atna, karena tidak dilibatkan
langsung oleh Kejagung!
Sementara itu, Ketua (im Satgas Kasus $apter Banyuwangi
Kejagung, Muhammad #nwar, meminta semua pihak bersabar! Proses
hukum terhadap Bupati Banyuwangi pasti dilakukan, seperti yang
terjadi pada tersangka lain! #nwar juga menjamin, Bupati
Banyuwangi akan diusut seara tuntas! Pemeriksaan "atna belum
dilakukan karena masih harus memenuhi prosedur hukum yang ada!
Kapan pemeriksaan "atna dilakukan9 #nwar belum bisa memastikan
hal itu! *"adar Banyuwangi, Kamis -& /uli -,,.)!
# Be"sikap Ma"a*
)amun pada saat tertentu, sebagaimana manusia biasa Bupati
Banyuwangi juga bisa bersikap marah saat ditanya soal penahanan
dirinya sebagaimana dilaporkan Kompas!Eom *Senin, 4 September
170
Ratna Ani Lestari
-,,4)! Bupati Banyuwangi sempat emosional dan memarahi
wartawan! 'tu terjadi ketika ditanya penetapan dirinya sebagai
tersangka dalam kasus dugaan korupsi pengadaan lahan lapangan
terbang Blimbingsari, "ogojampi senilai "p +.,< miliar! Cmosi Bupati
Banyuwangi itu dipiu pertanyaan seorang wartawan sebuah tele3isi
swasta yang menanyakan kapan orang nomor satu di kota paling timur
Pulau /awa itu, menjalani penahanan! Spontan saja perubahan sikap
emosional Bupati Banyuwangi "atna #ni $estari tersebut, membuat
bingung sejumlah wartawan yang mengikutinya sejak meninggalkan
ruang utama DP"D Banyuwangi seusai mengikuti sidang paripurna
pengajuan 2ak 'nterpelasi DP"D! "atna #ni $estari seraya
meninggalkan wartawan masuk ke dalam mobil dinasnya mengatakan:
05artawan kok tidak profesional! Masak bertanya seperti
itu0*Kompas!Eom, Senin 4 September -,,4)!
Sebelum marah, "atna #ni $estari sempat menegaskan
kembali penunjukan 8E Kaligis dan kawan%kawan sebagai kuasa
hukumnya dalam perkara dugaan korupsi pengadaan lahan lapangan
terbang Blimbingsari yang telah menetapkan dirinya sebagai
tersangka! Penggunaan pengaara senior itu, menurut "atna #ni
$estari, murni untuk kepentingan pribadinya bukan seara
kelembagaan dirinya sebagai Bupati Banyuwangi! "atna mengatakan:
0Karena itu, anggaran yang digunakan untuk membiayai pengaara itu
murni uang pribadi saya *Kompas!Eom, Senin 4 September -,,4)!
Sebagaimana pernyataan 8E Kaligis sebelumnya, penetapan "atna
#ni $estari sebagai tersangka dalam perkara dugaan korupsi tersebut
kurang memiliki bukti%bukti yang kuat! Sehingga sewajarnya bila
kliennya itu segera dibebaskan! *Kompas!Eom, Senin 4 September
-,,4)!
# Menggela" Open House
Dari berbagai dinamika sikap dan perilaku kepemimpinannya
selama menjalankan kebijakan pembangunan di Kabupaten
Banyuwanti, Bupati Banyuwangi juga tidak lupa menggelar aara
171
Kebijakan dan resistansinya
open house dengan menerima kunjungan masyarakat pada saat 2ari
"aya 'dul Hitri sebagaimana dilaporkan Pemkab Banyuwangi *-4
September -,,.)! Dalam rangka merayakan 2ari "aya 'dul Hirti +>&,
2 yang datangnya tepat pada tanggal -, September -,,., Bupati
Banyuwangi "atna #ni $estari, SC, MM menggelar Dpen 2ouse di
Kediaman?"umah Pribadinya di /alan Serayu $ingkungan Kelurahan
Panderejo Keamatan Banyuwangi minggu *-<?1) kemarin pagi!
#ara ini diperuntukkan bagi seluruh warga masyarakat Banyuwangi
yang tidak berkesempatan mengikuti Dpen 2ouse yang diadakan di
Pendopo Sabha Swagata pada + Syawal *+>&, 2?-, September -,,.)
yang lalu!
Dpen 2ouse yang diadakan kali ini ukup meriah, selain
dihadiri oleh $SM, (okoh dan Pemuka #gama serta (okoh
Masyarakat juga dihadiri oleh warga masyarakat sekitar kediaman
Bupati Banyuwangi yaitu warga lingkungan kelurahan Panderejo dan
sekitarnya! Dalam sambutannya Bupati mengatakan: 0Momen 2ari
raya 'dul Hirtri adalah momen yang tepat untuk saling memaafkan!
Saya selaku Bupati Banyuwangi menyampaikan permohonan maaf
yang sebesar%besarnya kepada warga kabupaten Banyuwangi, selama
dalam memimpin Kabupaten Banyuwangi ini masih ada kekurangan,
karena selama memimpin hanyalah menjalankan amanat sesuai
undang%undang yang ada *Pemkab Banyuwangi, -4 September -,,.)!
M!us Resistensi Elit $litik )kal te"*a!ap Kebijakan Bupati
a. Resistensi Latent
"esistensi latent terhadap kebijakan bupati sebagaimana
temuan data di lapangan yaitu resistensi yang dilakukan seara tidak
langsung berhadap%hadapan dengan Banyuwangi, disamping itu
resistensi jenis ini juga tidak dilakukan di daerah Banyuwangi
melainkan di /akarta seperti melaporkan bupati ke KPK dan Kejagung
serta melapor bupati ke BPK "' Perwakilan /awa (imur di Surabaya!
"esistensi jenis ini merupakan perilaku aktor yang aktif terhadap
suatu kebijakan! "esistensi berupa tindakan aktif sebagaimana SuGane
172
Ratna Ani Lestari
"i3ard *-,,;) menggambarkan perilaku aktor yang bersikap tidak
suka dan mengajak orang lain untuk tidak menyukai kebijakan
tertentu! Hakta demikian berbeda dengan bentuk resistensi latent yang
lain seperti resistensi apatis yang menggambarkan perilaku aktor yang
bersikap tidak aktif, yaitu menjauhi dan kurang tertarik terhadap suatu
kebijakan tertentu! Sementara resistensi pasif, menggambarkan
perilaku aktor yang bersikap menghambat, memberikan alasan untuk
menghindari suatu kebijakan tertentu!
"esistensi latent aktif sebagaimana ditunjukkan dalam hasil
kajian ini jika dianalisis menggunakan perspektif Merton *+.<&) maka
enderung bersifat tertutup! Bahkan, dalam resistensi model ini jika
dianalisis menggunakan teori koersi struktur sosial dari Dahrendorf,
mengandung adanya kepentingan semu *latent interest) yang
menyertai resistensi latent pada le3el indi3idu dan kepentingan semu
itu tersimpan di bawah sadar!
Bagi Dahrendorf, kepentingan semu tersebar pada kelompok
tersubordinasi yang merasa ditindas, sehingga meniptakan kelompok
semu pula *?uasi groups)! Kepentingan%kepentingan semu dari
kelompok semu ini kemudian menjadi kepentingan nyata *mani%est
interest) tatkala ada proses penyadaran yang dilakukan oleh beberapa
orang yang terlebih dahulu mengerti kepentingan yang harus
diperjuangkan yang pada akhirnya melahirkan kelompok kepentingan
*interest group) yang seara sadar memperjuangkan kepentingan nyata
untuk kepentingan bersama, sehingga kelompok kepentingan latent
menjadi kelompok kepentingan mani%est dengan iri%iri, antara lain:
+) dalam kelompok latent terdapat pemimpin yang berani dengan
hubungan konflik, -) kelompok memiliki ideologi konflik, &) para
anggota kelompok latent memiliki kebebasan untuk mengorganisasi
konflik, dan >) memiliki anggota%anggota yang berkomitmen dan
berkomunikasi di antara sesama *Dahrendorf, +.;.:&<-)! Dalam
perspektif Hisher *-,,+) resistensi latent menggambarkan adanya
banyak persoalan dan bersifat tersembunyi! 7ntuk menangani
173
Kebijakan dan resistansinya
resistensi jenis ini, Hisher menyarankan perlunya resistensi latent
diangkat ke permukaan sampai menjadi mani%est, sehingga lebih
mudah untuk ditangani!
b. Resistensi Manifest
"esistensi mani%est yang terjadi di Banyuwangi bermotif
politik praktis dengan tujuan untuk melakukan perubahan dalam
struktur kekuasaan seperti ditunjukkan dalam sidang pemakGulan
bupati di DP"D! "esistensi jenis ini juga dapat dianalisis dari
serangkaian aksi demonstrasi, aksi konfrontasi, dan aksi blokade jalan
yang telah terjadi! #ksi%aksi demikian jika dianalisis menggunakan
pandangan SuGane "i3ard *-,,;) maka termasuk model resistensi
agresif, yaitu menggambarkan perilaku aktor yang bersikap
menyerang sistem, memboikot, bahkan sampai kepada tindakan yang
bersifat menghanurkan suatu kebijakan tertentu!
Meskipun begitu resistensi model ini tidak berlangsung lama
sebagaimana resistensi latent. "esistensi mani%est bahkan lebih mudah
ditangani karena menurut Hisher *-,,+) konflik mani%est
menggambarkan situasi konflik sosial telah munul ke permukaan
yang berakar dalam dan sangat nyata! Konflik jenis ini memerlukan
berbagai tindakan untuk mengatasi akar penyebab dan beberapa
efeknya! Kepentingan%kepentingan dari para aktor yang melakukan
resistensi model ini, juga kepentingan yang bersifat nyata! 8leh
karenanya, bagi Hisher konflik jenis ini lebih mudah ditangani
dibandingkan jika menangani konflik yang tersembunyi! Konflik di
permukaan memiliki akar yang dangkal atau tidak berakar dan munul
hanya karena kesalahpahaman mengenai sasaran, dan dapat diatasi
dengan meningkatkan komunikasi melalui dialog seara terbuka!
Dalam konteks kebijakan, maka pihak%pihak yang
berkepentingan mengelola konflik dapat menggunakan pendekatan
pilihan publik yang bermanfaat untuk melihat adanya basis resistensi
dan konsensus dalam sebuah kebijakan publik! (eori pilihan publik
rele3an menjadi instrumen analisis terhadap fenomena ini untuk
174
Ratna Ani Lestari
mengetahui sejauhmana daya tanggap para administrator dalam
mengagregasikan kelompok%kelompok kepentingan dalam sebuah
konsensus bersama! :arry Stoker *-,,-) membedakan tiga perspektif
public interest yaitu: @raditional Public5dministration *(P#), )ew
Public Management *)PM) dan Public Ealue Management *PDM)!
Dalam pandangan (P#, public interest adalah0little in the way
o% public input&! Sementara dalam pandangan )PM public interest
adalah aggregation o% indi.idual pre%erences, in practice captured by
senior politicians or managers supported by e.idence about customer
choice. Sedangkan dalam pandangan PDM sebagai01ndi.idual and
public pre%erences produced through a comple3 process o% interaction
which in.ol.es deliberati.e re%lection o.er inputs and opportunity
costs.
Dari berbagai perspektif tersebut tampak bahwa yang disebut
dengan public interest dalam konteks ini adalah hasil konsensus
proses interaksi antara kekuatan%kekuatan yang ada di masyarakat
yang melibatkan berbagai masukan dan kesempatan%kesempatan yang
dapat diraih tatkala proses artikulasi kepentingan berlangsung!
Menurut pandangan :rindle, setidaknya ada dua polarisasi
dalam memahami public interest sebagai basis konsensus, atau
resistensi sebuah kebijakan publik! Dalam pandangan :rindle, setiap
aktor politik selalu mempunyai kepentingan yang rasional untuk
mengartikulasikan berbagai kepentingan yang diinginkan dengan
pendekatan pilihan rasional! Dengan kata lain dalam memahami
public interest bisa ditelaah dari motif%motif dasar bahwa seorang
politisi sebenarnya ingin selalu mempertahankan kekuasaannya dan
tidak mau kehilangan kontrol atas kekuasaannya! Demikian halnya
dalam konteks relasi kekuasaan antara elit politik dan masyarakat,
pandangan teori rasional mengetengahkan bahwa kepentinganlah yang
sebenarnya menjadi basis aksi dari berbagai kebijakan yang akan
dihasilkan! Kepentingan untuk memberikan ruang kepentingan
masyarakat akan menjadi pertimbangan nilai utama agar legitimasi
175
Kebijakan dan resistansinya
rejim dan elit tidak berkurang! 2al senada juga dikemukakan oleh
HaraGmand yang memberikan gambaran tentang public interest itu
sebagai daya tanggap yang diekspresikan oleh negara dan para
politisinya!
Berdasarkan pandangan ini jelas bahwa masyarakat
sebenarnya mempunyai harapan yang sama atau bahkan berbeda
dengan elit, masyarakat juga mempunyai keinginan yang sepadan atau
bahkan bertentangan dengan elit, utamanya dalam memberikan makna
dan interpretasi kepentingan publik *public interest)! Kalau dari
perspektif elit desakan yang diekpresikan dalam memperjuangkan
public interest juga menggunakan instrumen%instrumen kekuasaan,
sementara dari perspektif masyarakat untuk memperjuangkan
kepentingan publik bisa melalui instrumen kekuatan indi3idual! $ebih
dari itu dalam pandangan Manur 8lson *+.1;,+.4-), menjelaskan
bahwa aapkali untuk memahami pilihan%pilihan rasional masyarakat
dapat ditelaah dari aksi kolektif! #ksi kolektif merupakan gabungan
dari beberapa indi3idu yang ada di masyarakat! Menurut logika ini
jelas bahwa aksi kolektif *gerakan sosial, pen) yang berlangsung jelas
memberikan peran besar pada masyarakat untuk mengartikulasikan
kepentingannya menuju suatu perubahan!
Dengan memperhatikan pandangan teori%teori pilihan rasional
*rational choice) sebagaimana di atas, munulnya fenomena resistensi
dalam masyarakat sebenarnya dapat dijelaskan sebagai hasil dari
pertandingan pilihan%pilihan nilai dalam masyarakat! 8leh karena itu
dalam konteks kebijakan publik, munulnya resistensi adalah sebuah
konsekuensi kebijakan yang esensinya adalah merupakan respon
masyarakat yang tidak dapat dihindari!
"espon sebagai bentuk daya tanggap masyarakat menjadi
penting, sebab bagi 2abermas konflik merupakan sesuatu yang
inheren dalam sistem masyarakat, konflik yang munul bersifat
struktural! Dalam konteks demikian maka diperlukan adanya
176
Ratna Ani Lestari
mekanisme komunikasi untuk mengakomodasi kelompok%kelompok
yang melakukan resistensi terhadap suatu kebijakan!
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa resistensi yang terjadi di Banyuwangi meliputi dua model yaitu
resistensi latent dan resistensi mani%est. "esistensi latent enderung
tertutup, memiliki agenda kepentingan yang juga tertutup sehingga
menjadi sulit untuk ditangani keuali jika tipe resistensi ini diangkat
ke permukaan! Berbeda dengan resistensi mani%est yang
menerminkan adanya kepentingan seara nyata, sehingga lebih
mudah untuk ditangani! )amun demikian, kedua bentuk resistensi ini
dapat ditangani dengan kebijakan deliberatif melalui mekanisme
komunikasi yang menjamin sebuah kebijakan dapat
diimplementasikan seara efektif, efisien dan berkeadilan dengan ara
membangun konsensus bersama dari stakeholders yang terlibat dalam
keseluruhan proses kebijakan!
8. M!el Kebijakan Bupati Banyuwangi Meminimalisasi
Resistensi
Dalam menghadapi resistensi yang terjadi di masa
kepemimpinannya, Bupati Banyuwangi "atna #ni $estari melakukan
model kebijakan demokratis, ino3atif dan model kebijakan situasional!
Model kebijakan ini bersifat relasional terhadap model%model
kekuasaan atau model%model kepemimpinan sebagaimana Erainer
*+..1) dan Sadler *+..<) memandang bahwa kepemimpinan pada
intinya adalah upaya mempengaruhi orang lain untuk mengikutinya!
#sumsi demikian pada dasarnya sama dengan tesis #lford tentang
kekuasaan sebagai usaha untuk menanamkan pengaruh kepada orang
lain yang dikuasainya!
Konsep kepemimpinan merupakan satu rumpun teori yang
memiliki hubungan sangat dekat dengan konsep tentang kekuasaan,
177
Kebijakan dan resistansinya
karena kedua konsep ini sama%sama menitikberatkan kepada buku
tentang pengaruh sebagai ara untuk menapai tujuan! Menurut
MitGberg *+.4&) dan Pfeffer *+.4+, +..-) konsep kekuasaan sangat
penting untuk memahami bagaimana orang mampu saling
mempengaruhi dalam organisasi! Kekuasaan melibatkan kapasitas dari
satu pihak *agen) untuk mempengaruhi pihak lain *target)! Sementara
6ukl *-,,<:+<-) dalam 6eadership in DrganiFation memberikan
penegasan bahwa konsep kekuasaan lebih fleksibel untuk digunakan
dengan berbagai ara atau terhadap berbagai orang yang menjadi
target!
% M!el Kebijakan Demk"atis
Model kebijakan demokratis ditunjukkan oleh gaya
kepemimpinan bupati Banyuwangi yang bersikap@ a) terbuka, b)
persuasif, dan ) bertindak partisipatif! Henomena demikian rele3an
dengan teori 2arsey dan Blanhard *+..-) yang mengandaikan bahwa
model kebijakan demokratis merupakan model kebijakan yang
bersifat terbuka sebagaimana model ini tidak dapat dilepaskan dari
model kepemimpinan demokratis yang juga bersifat terbuka! 2arsey
dan Blanhard *+..-) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan pada
dasarnya merupakan perwujudan dari tiga komponen, yaitu pemimpin
itu sendiri, bawahan, serta situasi di mana proses kepemimpinan
tersebut diwujudkan!
Menurut (annenbaun dan Shmidt dalam 2ersey dan
Blanhard *+..>) pemimpin mempengaruhi pengikutnya melalui
beberapa ara, yaitu dari ara yang menonjolkan sisi ekstrim yang
disebut dengan perilaku otokratis sampai dengan ara yang
menonjolkan sisi ekstrim lainnya yang disebut dengan perilaku
demokratis! Perilaku otokratis, pada umumnya dinilai bersifat negatif,
sementara perilaku demokratis bersifat positif karena terbuka dan
menghargai bawahan!
Dalam kajiannya, 2ersey dan Blanhard yang dikenal sebagai
penetus model kepemimpinan 8hio menyatakan bahwa ada dua
178
Ratna Ani Lestari
faktor yang mempengaruhi gaya kepemimpinan yaitu struktur inisiasi
dan konsiderasi *2ersey dan Blanhard, +..-)! Struktur inisiasi
mengau kepada perilaku pemimpin dalam menggambarkan hubungan
antara dirinya dengan anggota kelompok kerja dalam upaya
membentuk pola organisasi, saluran komunikasi, dan metode atau
prosedur yang ditetapkan dengan baik! #dapun konsiderasi mengau
kepada perilaku yang menunjukkan persahabatan, keperayaan
timbal%balik, rasa hormat dan kehangatan dalam hubungan antara
pemimpin dengan anggota stafnya *bawahan)! Sementara dalam
Model Kepemimpinan 6ikert *6ikert.s Management ;ystem), $ikert
dalam Stoner *+.<4) mengelompokkan model kepemimpinan dalam
empat sistem, yaitu +) sistem otoriter bersifat sangat otokratis, -)
sistem otoriter yang bijaksana bersifat fleksibel terhadap bawahan, &)
sistem konsultatif bersifat enderung mendukung bawahan dan
bersifat konsultatif, serta >) sistem partisipatif bersifat terbuka dan
memberikan keperayaan yang tinggi kepada bawahan seara
partisipatif *http:??aparaturnegara! bappenas!go!id ?data?Kajian?-,,&?)!
Sedangkan menurut "onald $ippit dan "alph K 5hite bahwa
pemimpin demokratis adalah pemimpin yang mendorong kelompok
untuk bersikap objektif di dalam pemberian pujian atau kritik dan
menjadi satu dengan kelompok dalam hal memberikan spirit! Dengan
kata lain kepemimpinan demokratis dikaitkan dengan kekuatan
personal dan keikutsertaan para pengikut dalam proses pemeahan
masalah dan pengambilan keputusan!
Dalam perkembangannya gaya kepemimpinan otokratis dan
kepemimpinan demokratis kemudian melahirkan gaya kontinum!
(annembaum dan Shmidt *+.;4) dalam 2ar.ard Business 4e.iew*
2ow @o >hoose a 6eadership Pattern menyebutkan gaya
kepemimpinan otokratis dan demokratis merupakan gaya
kepemimpinan yang dapat didudukkan dalam suatu kontinum dari
perilaku pemimpin yang sangat otokratis pada satu ujung sampai
179
Kebijakan dan resistansinya
kepada perilaku pemimpin yang sangat demokratis pada ujung yang
lain!
Model kepemimpinan demokratis juga memiliki kedekatan
dengan model kepemimpinan trans%formasional! Konsep
kepemimpinan transfor%masional diperkenalkan oleh /ames M:regor
Burns *+.<4) dimana kepemimpinan modal ini memiliki beberapa
keenderungan seperti: a) mengubah situasi, b) memiliki auan nilai
kebebasan, keadilan dan kesamaan! Dengan demikian model ini
sangat sesuai dengan kondisi transisional yang penuh dengan
persaingan dan tuntutan akan perubahan, karena kepemimpinan jenis
ini bersifat: a) memunulkan kegairahan *inspiring), b) memunulkan
minat terhadap hal baru *stimulating), ) memberikan bimbingan satu
persatu *coaching), dan d) bekerja melalui kelompok kerja *team
building)!
# M!el Kebijakan In&ati% Bupati Banyuwangi
(eori ino3asi kepemimpinan atau ino3asi kebijakan merupakan
sintesa dari teori%teori yang dirujuk dalam buku ini! (eori ino3asi
kepemimpinan dipakai untuk menjawab problem%problem yang
munul dalam setiap tahap kebijakan publik! Dengan demikian, teori
ino3asi kepemimpinan ini sangat bermanfaat untuk menggambarkan
model kepemimpinan dalam menyikapi munulnya resistensi dalam
berbagai bentuknya untuk menjamin sebuah kebijakan publik dapat
dijalankan seara efisien, efektif dan berkeadilan!
Konsep tentang kepemimpinan sangat dekat dengan konsep
manajemen, keduanya memiliki kesamaan dan perbedaan! Salah satu
yang membedakan kepemimpinan dengan manajemen menurut
2ughes *-,,-:+,) adalah jika manajer pro status ?uo, pemimpin anti
status ?uo! /ika manajemen mementingkan efisiensi, maka
kepemimpinan menekankan kepada efekti3itas *lihat (jiharjadi,
-,,<:+-)!
180
Ratna Ani Lestari
Pada konteks ini, ino3asi kebijakan bupati Banyuwangi
sebagai perpaduan dari kedua model di atas, pada kenyataannya lebih
menonjol sisi kepemimpinannya daripada sisi manajerialnya seba%
gaimana Burt )anus *+..-) menyatakan bahwa manajer melakukan
peran mengatur, sementara pemimpin melakukan ino3asi! Manajer
tampil sebagai 0salinan0, pemimpin tampil sebagai aslinya! Manajer
fokus pada sistem dan struktur, pemimpin fokus pada sumber daya
manusia! Manajer berorientasi jangka pendek, pemimpin berorientasi
jangka panjang!
Dari model ino3asi kepemimpinan inilah, munul ino3asi
kebijakan! 'no3asi kebijakan sebagaimana yang terjadi di Banyuwangi
berupa kebijakan pendidikan gratis, kesehatan gratis serta K(P gratis
merupakan ino3asi yang berkaitan dengan model kepemimpinan yang
ada!
Konsep ino3asi pada awalnya dikenal oleh para manajer di
lingkungan bisnis untuk memajukan suatu perusahaan! Konsep ini
kemudian diadopsi untuk kepentingan di luar dirinya termasuk pada
sektor publik dan konsep kepemimpinan seara umum! Konsep ini
pada intinya adalah meniptakan iklim yang mendukung terbentuknya
ara berpikir ino3atif yaitu suatu lingkungan yang meningkatkan
indi3idu menjadi suatu tim, unit atau organisasi keseluruhan sebagai
komponen dari kepemimpinan! Kekuatan sepenuhnya dari model ini
munul di saat kekuatan tersebut digunakan untuk meniptakan suatu
budaya berino3asi *Stauffer, -,,;:Lii)!
Stauffer adalah salah satu yang mengenalkan konsep ino3asi
melalui metode berpikir searah jarum jam dengan siklus umpan balik
N baik positif maupun negatif! Menurut Stauffer *-,,;:-.) berpikir
searah jarum jam, layaknya ino3asi kreati3itas adalah suatu proses
perulangan! Setiap putaran di dalam siklus mempengaruhi putaran
berikutnya dalam pola perkembangan yang berkesinambungan!
Dengan berpikir searah jarum jam berarti@ mempertimbangkan
beberapa pilihan, meniptakan keterkaitan, selalu ingin tahu,
181
Kebijakan dan resistansinya
menantang berbagai asumsi, merenanakan berbagai kemungkinan,
berpikir dalam konteks hasil, bereksperimen, menyambut tantangan,
menganalisis hasil dari tindakan, menikmati penemuan, bergerak
dalam siklus, dan bertanggungjawab!
Stauffer dalam @hingking >lockwise *-,,;) atau 1nno.ati.e
6eadership* ;trategi untuk Mendorong Pertumbuhan, 1no.asi, dan
Kinerja *-,,.) menyatakan bahwa berpikir searah jarum jam berarti
menghargai nilai%nilai seperti: keyakinan dan keberanian, sasaran,
kerendahan hati, integritas, pendidikan, komunikasi, dan pragmatisme!
Sedangkan berpikir melawan arah jarum jam adalah suatu ara
berpikir sebaliknya yang enderung kaku, terikat tradisi dan ideologis!
Berpikir melawan arah jarum jam berarti menghargai nilai%nilai
seperti: stabilitas, pelaksanaan, menghilangkan risiko, keuletan,
kenyamanan, kepastian! Dengan kata lain berpikir melawan arah
jarum jam sama dengan@ menolak perubahan *status ?uo), terlalu
peraya diri, terlalu menggeneralisasi, selalu menyalahkan, menyukai
kepastian daripada keingintahuan, terlalu berpatokan pada aturan,
mengabaikan umpan balik, dan tidak menghargai perbedaan pendapat!
Dengan memperhatikan pokok%pokok pikiran dari Stauffer di
atas tentang berpikir melawan arah jarum jam, maka seara garis besar
dapat diketahui bahwa terdapat kesamaan antara berpikir melawan
arah jarum jam dengan model birokrasi legal rasional sebagaimana
diandaikan oleh 5eber! 8leh karenanya untuk memperbaiki kinerja
dari birokrasi, maka diperlukan adanya ino3asi dalam organisasi dan
in3o3asi dalam hal kepemimpinan!
Berkaitan dengan pemikiran ino3atif ini Stauffer menyodorkan
beberapa proposisi yaitu: a) Ketika berpikir melawan arah jarum jam
bertemu dengan umpan balik negatif, maka hasil yang diperoleh
adalah kegagalan, b) Ketika berpikir melawan arah jarum jam bertemu
dengan umpan balik positif, maka hasil yang didapatkan adalah
konfirmasi tetapi tidak ada informasi yang sifatnya baru, ) Ketika
berpikir searah jarum jam bertemu dengan umpan balik positif, maka
182
Ratna Ani Lestari
hal itu mengonfirmasikan adanya gagasan baru sehingga terjadi
penemuan!
Berdasarkan proposisi itu Stauffer menyimpulkan dengan
berpikir melawan arah jarum jam, maka tidak ada hasil yang
mengarah kepada wawasan yang segar! Sebaliknya dengan berpikir
searah jarum jam, semua kemungkinan hasil akan memberikan
kontribusi pada wawasan yang segar *Stauffer, -,,;: -4)! Dengan
demikian maka kepemimpinan yang ino3atif menurut Stauffer adalah
kepemimpinan yang menghargai nilai%nilai seperti: berpikir searah
jarum jam, memelihara komunikasi yang kuat, memiliki misi yang
diartikulasikan dengan baik, merenanakan sesuatu yang unik,
mengharapkan reaksi, menari umpan balik seara aktif, menegaskan
kembali kesuksesan seara rutin, menyusun batasan yang bijaksana,
melakukan pelatihan, menerima kegagalan, serta selalu membangun
keperayaan!
Pemimpin yang berpikir searah jarum jam dengan demikian
pemimpin tersebut bersikap ino3atif adalah pemimpin yang
menghargai usaha, mendorong pengambilan risiko dan eksperimen
yang dipikirkan dengan matang, mempertimbangkan karyawan
sebagai aset bisnis penting karena mereka adalah sumber dari semua
wawasan! Selain itu, pemimpin ino3atif juga memiliki kemauan untuk
melakukan in3estasi modal manusia di dalam perusahaan melalui
pelatihan dan pengalaman dengan penekanan pada berpikir seara
kreatif dan mengembangkan gagasan baru *Stauffer, -,,;: +,+)!
Berpikir searah jarum jam, demikian Stauffer mempertegas asumsinya
berarti pemimpin yang bersangkutan memiliki keberanian, integritas
dan berpikir seara independen!
Pemimpin ino3atif juga diirikan oleh adanya pemahaman
terhadap suatu 3isi seara jelas! /ika terjadi kegagalan pada dirinya,
maka akan terus diobanya sampai berhasil! (erkait dengan sikap
ino3atif ini, dalam hal kebijakan pemimpin juga selalu
mempertahankan sasaran yang lebih besar dan berjuang keras
183
Kebijakan dan resistansinya
mengantisipasi hasil dari interaksi tersebut, sehingga meminimalkan
konsekuensi yang tidak diinginkan! Pemimpin ino3atif juga bersikap
aktif menari umpan balik dari kelompok pemangku kepentingan
*stakeholder)!
Di samping itu, pemimpin yang ino3atif tidak menutup diri
terhadap kemungkinan jika pada saatnya umpan balik menunjukkan
arah yang baru dengan bersikap antisipatif! Dengan demikian,
pemimpin yang ino3atif juga melatih dirinya untuk bersikap terampil
dalam mengelola risiko sambil tetap memungkinkan adanya
peningkatan yang kreatif dan pendekatan yang segar! Pemimpin yang
ino3atif selalu pula dapat menahan diri sambil berusaha menemukan
solusi baru yang lebih baik, dapat menerima suatu kegagalan sebagai
awal dari sebuah keberhasilan, selalu menumbuhkan budaya untuk
bekerjasama dalam memeahkan masalah dan menghadapi sebuah
tantangan! Dengan ara seperti ini akan terbangun keperayaan
kolektif yang kuat!
# M!el Kebijakan Situasinal Bupati Banyuwangi Ratna Ani
)esta"i
Model kebijakan Bupati Banyuwangi "atna #ni $estari tidak
dapat dilepaskan dari model situasional sebagaimana konsep 2ersey
dan Blanhard yang mengandaikan bahwa kepemimpinan ditentukan
oleh situasi tertentu pada saat kapan dan di mana ia memimpin,
dimana efekti3itas kepemimpinan ditentukan oleh ketepatan
pemimpin berperilaku sesuai dengan situasinya! :aya kepemimpinan
otoriter dan demokratis dapat efektif jika diterapkan dalam situasi
yang tepat, misalnya gaya kepemimpinan otoriter efektif apabila
diterapkan dalam kondisi darurat, sebaliknya gaya kepemimpinan
demokratis bisa tidak efektif jika diterapkan pada pengikut yang
tingkat kemampuan dan kesadarannya masih rendah! Belakangan
184
Ratna Ani Lestari
model ini dikenal sebagai model kontinum yang memadukan model
demokratis dan model otokratis!
Pada kenyataannya, Bupati Banyuwangi "atna #ni $estari bisa
bersikap ramah, bijak dan demikratis namun pada situasi tertentu ia
bisa bersikap tegas dan otoriter! Bupati Banyuwangi "atna #ni $estari
juga terbiasa melakukan aara open house dengan memberi
kesempatan kepada masyarakat untuk saling memaafkan! Model
ino3asi kebijakan seperti ini terbukti dapat meminimalisasikan
resistensi yang ada, terbukti Bupati Banyuwangi "atna #ni $estari
bertahan memimpin sampai sekarang meskipun serangkaian aksi
demonstrasi terus terjadi sejak ia dilantik menjadi Bupati Banyuwangi
pada tahun -,,;! Pada konteks inilah, model kepemimpinan kontinum
dari (annembaum dan Shmidt *+.;4) memiliki arti yang determinan!
(annembaum dan Shmidt *+.;4) dalam 2ar.ard Business
4e.iew* 2ow @o >hoose a 6eadership Pattern menyebutkan gaya
kemepimpinan otokratis dan demokratis merupakan gaya
kepemimpinan yang dapat didudukkan dalam suatu kontinum dari
perilaku pemimpin yang sangat otokratis pada satu ujung sampai
kepada perilaku pemimpin yang sangat demokratis pada ujung yang
lain! Berdasarkan konsep ini, maka ino3asi kebijakan Bupati
Banyuwangi menjadi tidak dapat dipisahkan dari konsep
kepemimpinan kontinum ini!
Dalam perkembangannya gaya kepemimpinan demokratis
memiliki kedekatan dengan model kepemimpinan transformasional!
Konsep kepemimpinan transformasional diperkenalkan oleh /ames
M:regor Burns *+.<4) dimana kepemimpinan modal ini memiliki
beberapa keenderungan seperti: a) mengubah situasi, b) memiliki
auan nilai kebebasan, keadilan dan kesamaan! Dengan demikian
model ini sangat sesuai dengan kondisi transisional yang penuh
dengan persaingan dan tuntutan akan perubahan seperti yang terjadi di
Banyuwangi karena kepemimpinan jenis ini bersifat: a) memunulkan
kegairahan *inspiring), b) memunulkan minat terhadap hal baru
185
Kebijakan dan resistansinya
*stimulating), ) memberikan bimbingan satu persatu *coaching), dan
d) bekerja melalui kelompok kerja *team building)!
Model ino3asi kebijakan dan kepemimpinan yang ino3atif di
atas tidak dapat dilepaskan dari gaya kepemimpinan transformasional
dan gaya kepemimpinan yang 3isioner sebagaimana hasil kajian yang
dikembangkan oleh 7ni3ersitas 'owa *+.&,), 7ni3ersitas 8hio *+.>;)
dan 7ni3ersitas Mihigan *+.><)! Menurut :oleman *-,,<) pemimpin
3isioner memiliki iri antara lain: a) menggerakkan orang%orang ke
arah impian bersama, b) berdampak paling positif terhadap iklim
emosi, dan ) memiliki 3isi baru dalam perubahan! Dalam hal
menggunakan inspirasi bersama dengan tritunggal iklim emosi yaitu
keperayaan diri, kesadaran diri dan empati, pemimpin 3isioner akan
mengartikulasikan suatu tujuan yang baginya merupakan tujuan sejati
dan selaras dengan nilai bersama orang%orang yang dipimpinnya! Dari
semua itu empati merupakan kompetensi paling penting bagi
kepemimpinan 3isioner dengan kemampuan untuk merasakan
perasaan orang lain dan memahami sudut pandang mereka berarti
bahwa seorang pemimpin dapat mengartikulasikan 3isi yang benar%
benar mengins%pirasi dirinya *:oleman, -,,<:1.%<,)!
186

Anda mungkin juga menyukai