Anda di halaman 1dari 8

A.

Latar Belakang
Partisipasi masyarakat dalam pengembangan pariwisata dapat
meningkatkan rasa memiliki masyarakat terhadap setiap program pengembangan
yang dirancang serta mampu mengendalikan arah kebijakan pengembangan.
Damanik (2009) berpendapat bahwa pengembangan pariwisata di Indonesia
banyak difasilitasi oleh negara, sedangkan masyarakat cenderung pasif akibatnya
inovasi yang disponsori oleh negara menghadapi sejumlah persoalan krusial.
Berdasarkan hal tersebut, Raharjana (2012) berpendapat bahwa masyarakat
berperan penting dalam menunjang pembangunan pariwisata terutama dalam
mengendalikan arah pengembangan pariwisata sehingga dapat meminimalisir
dampak negatif dari atkvitas wisata. Selain itu, keterlibatan pemerintah dan
swasta sebatas memfasilitasi masyarakat sebagai pelaku utama pengembangan
objek wisata. Keterlibatan warga dalam pengembangan objek wisata menjadi
penting karena warga yang lebih memahami potensi wilayahnya. Disisilain,
keterlibatan warga dalam pengembangan pariwisata sangat penting untuk
memastikan bahwa hasil yang diperoleh selaras dengan kebutuhan dan
keuntungan warga setempat. Adapun partisipasi masyarakat bukan semata
menguatkan kapasitas masyarakat lokal, tetapi meningkatkan pemberdayaan
warga dalam pembangunan secara bersama.
Berdasarkan hal tersebut, penting untuk dilakukan penelitian tentang
partisipasi masyarakat dalam pengembangan pariwisata. Partisipasi masyarakat
pada setiap tahapan pengembangan merupakan komponen terpenting dalam
upaya pertumbuhan kemandirian dan proses pemberdayaan (Adiyoso, 2009).
Undang-Undang No. 10/2009 Tentang Kepariwisataan, dalam sebuah
pengelolaan pariwisata perlu direncanakan secara matang dengan memperhatikan
segala aspek yang saling mempengaruhi agar tidak terjadi kesalahan yang akan
berakibat pada objek wisata tersebut. Apabila objek wisata tersebut memiliki
nilai jual yang sangat berharga baik dari sejarahnya atau pun karena jumlahnya
yang terbatas di dunia ini. Hal tersebut dapat dimulai dari potensi yang dimiliki
suatu wilayah, adat istiadat, perkembangan ekonomi, sampai aspek politik.
Selain itu, dibutuhkan partisipasi masyarakat dalam pengembangan suatu wisata.
Pada dasarnya partisipasi dibedakan menjadi dua yaitu, partisipasi yang bersifat
swakarsa dan partisipasi yang bersifat simbolisme. Partisipasi swakarsa
mengandung arti bahwa keikutsertaan dan peran sertanya atas dasar kesadaran
dan kemauan sendiri, sementara partisipasi yang dimobilisasikan memiliki arti
keikutsertaan dan berperan serta atas dasar pengaruh orang lain.
Isbandi (2007:40) (A. Mustanir & Lubis, 2017) (A. Mustanir & Abadi,
2017) mengatakan bahwa partisipasi masyarakat merupakan suatu proses yang
mendukung masyarakat untuk mulai sadar akan situasi dan masalah yang
dihadapinya serta berupaya mencari jalan keluar yang dapat dipakai untuk
mengatasi masalah mereka. Partisipasi masyarakat tidak hanya dipandang
sebagai bagian dari proses tetapi juga merupakan bagian tujuan, dimana
partisipasi merupakan salah satu indikator yang mempengaruhi hasil
pembangunan Sumber Daya Manusia. Partisipasi masyarakat bukan lagi
merupakan kewajiban, melainkan sudah merupakan hak bagi masyarakat untuk
terjun langsung berpatisipasi/ ikut serta dalam setiap perencanaan atau kegiatan
pembangunan, karena masyarakat mengetahui kebutuhan dan masalah yang
dihadapi, mereka yang memiliki kebebasan untuk memutuskan pelaksanaan
suatu kegiatan pembangunan.
Pariwisata merupakan sumber daya alam yang tidak akan pernah habis.
Oleh karena itu sektor pariwisata harus dirawat dan dijaga keberadaanya. Sektor
pariwisata juga merupakan salah satu penyumbang pendapatan bagi masyarakat
yang tinggal di sekitarnya. Memasuki era saat ini, perhatian terhadap pariwisata
sudah sangat meluas. Hal ini terjadi karena pariwisata mendatangkan manfaat
dan keuntungan bagi masyarakat setempat yang menerima kedatangan wisatawan
(tourist reseiving countries).
Perkembangan dunia pariwisata telah mengalami berbagai perubahan baik
perubahan pola, bentuk dan sifat kegiatan, serta dorongan orang untuk
melakukan perjalanan, cara berfikir maupun sifat perkembangan itu sendiri.
Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki kekayaan alam yang melimpah
tidak terkecuali di Kalurahan Wonokerto, yang memiliki potensi alam yang
tentunya dapat dimanfaatkan dalam bidang kepariwisataan sebagai sektor
komoditi yang sangat baik bagi perekonomian masyarakat.
Salah satu potensi wisata yang ada di Kalaruhan Wonokerto yaitu susur
sungai, kebun salak, budidaya ikan, dan campaign ground. Potensi wisata
tersebut menjadi penggerak ekonomi wisata bagi pemerintah dan juga
mendorong masyarakat untuk berinovasi dalam menegembangkan wisata.
Dengan demikian, adanya destinasi wisata di Kalurahan Wonokerto membawa
perubahan untuk masyarakat.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik meneliti l ebih
jauh tentang perencanaan pembangunan wisata di kalurahan. Oleh karena itu,
peneliti mengajukan judul proposal penelitian yang berjudul “Partisipasi
Masyarakat dala Perencanaan Pembangunan Wisata Garongan di Kalurahan
Wonokerto, Kapanewon Turi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka yang menjadi masalah penting
dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Partisipasi Masyarakat Dalam
perencanaan Pembangunan Wisata Garongan, Kalurahan Wonokerto,
Kapanewon Turi, Kabupaten Sleman, DIY?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan Penelitian ini, yaitu:
a. Untuk mengetahui partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan
wisata garongan; dan
b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan partisipasi masyarakat
dalam perencanaan pembangunan wisata garongan.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaaat dari penelitian ini adalah:
1. Secara akademis, penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
peneliti selanjunya, terutama dalam memahami pengembangan pariwisata;
dan
2. Secara praktis, penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman utama bagi
pemerintah untuk merumuskan strategi dalam pengembangan pariwisata.
E. Kerangka Teori
1. Partisipasi Masyarakat
Partisipasi dapat diartikan suatu kegiatan untuk membangkitkan perasaan
dan diikut sertakan atau ambil bagian dalam kegiatan suatu organisasi.
Partisipasi merupakan keterlibatan aktif masyarakat. Dengan kalimat lain, part
isipasi berarti keterlibatan masyarakat dalam proses penentuan arah dari
strategi kebijaksanaan pembangunan yang dilaksanakan pemerintah. Oleh
karena itu, dalam pelaksanaan pembangunan, pemerintah mesti merangsang
masyarakat agar terlibat dan ikut serta dalam pembangunan.
Simatupang dalam (Yuwono, 2001:124) memberikan beberapa rincian
tentang partisipasi, yaitu:
a. Partisipasi berarti apa yang kita jalankan adalah bagian dari usaha bersama
yang dijalankan bahu-membahu dengan saudara kita sebangsa dan
setanah air untuk membangun masa depan bersama.
b. Partisipasi berarti pula sebagai kerja untuk mencapai tujuan bersama di
antara semua warga negara yang mempunyai latar belakang kepercayaan
yang beraneka ragam dalam negara pancasila kita, atau dasar hak dan
kewajiban yang sama untuk memberikan sumbangan demi terbinanya
masa depan yang baru dari bangsa kita.
c. Partisipasi tidak hanya berarti mengambil bagian dalam perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan. Partisipasi berarti memberikan sumbangan
agar dalam pengertian kita mengenai pembangunan kita nilai-nilai
kemanusiaan dan cita-cita mengenai keadilan sosial tetap dijunjung
tinggi.
d. Partisipasi dalam pembangunan berarti mendorong ke arah pembangunan
yang serasi dengan martabat manusia. Keadilan sosial dan keadilan
nasional dan yang memelihara alam sebagai lingkungan hidup manusia
juga untuk generasi yang akan datang.
Dari uraian di atas, dapat ditarik suatu pemahaman bahwa partisipasi
merupakan keikutsertaan masyarakat dalam memanfaatkan dan menikmati
hasil-hasil pembangunan.
2. Perencanaan Pembangunan
Pembangunan merupakan sebuah proses menuju tercapainya tujuan
negara. Banyak faktor yang terlibat dalam pembangunan tersebut, saling
berhubungan satu dengan yang lainnya. Pembangunan tidak dapat berjalan
secara spontan begitu saja, tetapi melalui suatu proses yang disebut dengan
perencanaan pembangunan, namun pemerintahlah yang paling banyak
berperan terutama dalam proses perencanaan. Perencanaan pembangunan
adalah suatu pengarahan penggunaan sumber-sumber pembangunan yang
terbatas adanya untuk mencapai tujuan keadaan sosial ekonomi yang lebih
baik secara lebih efektif dan efisien (Listyianingsih, 2014: 92).
Widjojo Nitisastro (2014: 92) merincikan apa yang tercakup dalam
perencanaan pembangunan, yaitu:
a. Penentuan pilihan secara sadar mengenai tujuan-tujuan konkrit yang hendak
dicapai dalam jangka waktu tertentu. Atas dasar nilai yang dimiliki oleh
masyarakat yang bersangkutan.
b. Pilihan diantara cara-cara alternaif yang efisien dan rasional guna mencapai
tujuan-tujuan tersebut
Perencanaan pembangunan pada dasarnya berlangsung dalam suatu
kurun waktu sehingga perencanaan yang disusun untuk mencapai tujuan
pembangunan senantiasa sebagai suatu lingkaran proses yang tidak
berkeputusan. Perencanaan merujuk kepada keterkaitan yang tidak
terpisahkan antara kebutuhan pembangunan dan penyelenggaraa pemerintah.
Perencanaan diperlukan karena kebutuhan pembangunan lebih besar dari
pada sumberdaya yang tersedia. Dengan perencanaan ingin dirumuskan
berbagai kegiatan pembangunan yang secara efisien dan efektif dapat
memberi hasil yang optimal dalam memanfaatkan sumber daya yang tersedia
dan mengembangkan potensi yang tersedia dalam pembangunan.
Perencanaan pembangunan mempengaruhi dan terpengaruh oleh beberapa
banyak dan bagaimana bentuk intervensi dalam suatu perekonomian yang
dianggap perlu untuk menjamin tersedianya barang dan jasa. Sebuah
perencanaan pembangunan dilihat dari segi ruang lingkupnya dapat
dibedakan atas perencanaan nasional, sektoral dan spasial.
Dari segi tingkatan pemerintahan, perencanaan pembangunan dapat
berupa perencanaan tingkat pusat dan tingkat daerah. Dilihat dari dimensi
waktu, perencanaan pembangunan terdiri dari perencanaan jangka panjang,
menengah dan jangka pendek. Suatu perencanaan dilihat dari segi proses dan
mekanismenya dapat bersifat top down atau bottom-up planning, dan dapat
merupakan gabungan dari kedua mekanisme tersebut.
Perencanaan pembangunan adalah melakukan persipan terlebih dahulu
sebelum kegiatan pembangunan dilaksanakan sesuai dengan sasaran yang
telah ditentukan (Listyaningsih, 2014: 93). Sesuai dengan undang-undang
Nomor 25 tahun 2004, dalam rangka mendorong proses pembangunan secara
terpadu dan efisie, pada dasarnya perencanaan pembangunan nasional di
Indonesia mempunyai lima tujuan dan fungsi pokok. Tujuan dan sasaran
pokok tersebut adalah sebagi berikut:
a. Mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan;
b. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi antar daerah,
waktu dan fungsi pemerintah, baik pusat maupun daerah;
c.
Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan;
d.
Mengoptimalkan partisipasi masyarakat dalam
perencanaan pembangunan; dan
e. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif dan
adil.
3. Partisipasi Masyarakat dalam Perencanaan Pembangunan
Partispasi masyarakat adalah hak atau kekuasaan yang ada masyarakat
untuk menyuarakan, mengakses, dan mengontrol pemerintahan dan
pembangunan yang mempengaruhi kehidupannya sehari-hari. Menurut Sutoro
Eko (2004: 222), salah satu makna yang terkandung dalam partisipasi adalah
suara (voice). Suara (voice) adalah hak dan tindakan masyarakat untuk
menyampaikan gagasan, aspirasi, kepentingan, dan kebutuhan dan tuntutan
terhadap komunitas terdekatnya maupun kebijakan pemerintah. Tujuannya
adalah untuk mempengaruhi kebijakan pemerintah maupun menentukan
agenda bersama untuk mengelola kehidupan secara kolektif dan mandiri.
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa salah satu bentuk partisipasi
masyarakat dalam perecanan pembangunan adalah suara yang berisi gagasan,
aspirasi, tuntutan, kebututuhan, dan kepentingan untuk mempengaruhi dan
mengintervensi kebijakan pemerintah.
Di level desa, partisipasi dalam bentuk suara (voice) ini dimanifestasikan
dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Murenbangdes).
Murenbangdes merupakan forum yang mempertemukan para pemangku
kepentingan (stakeholder) untuk berdiskusi atau berdialog tentang rencana
pembangunan desa baik agenda pembangunan yang berasal dari prakarsa desa
maupun pembangunan yang datang dari luar desa. Mursenbangdes merupakan
forum diskusi publik yang bertujuan untuk merumuskan masalah dan
menyerap aspirasi masyarakat tentang agenda pembangunan yang dilakukan
di desa. Jadi, Musrenbangdes merupakan sebuah mekanisme perencanaan
pembangunan yang bersifat bottom up.
Keterlibatan masyarakat dalam perencanaan pembangunan merupakan hal
yang sangat penting karena dapat menumbuhkan rasa saling memiliki (sense
of belonging) dan rasa tanggung jawab masyarakat terhadap pembangunan.
Selain itu, keterlibatan masyarakat dalam perencanan pembangunan menjadi
penting karena merekalah yang mengetahui permasalahan dan kebutuhan
wilayahnya. Masyarakat jugalah yang akan memanfaatkan dan menilai hasil
pembangunan di wilayahnya. Partisipasi masyarakat dalam perencanaan
pembangunan merupakan suatu usaha yang sistematik dari berbagai pelaku,
baik pemerintah swasta maupun kelompok masyarakat lainnya pada tingkatan
yang berbeda untuk menghadapi ketergantungan dan keterkaitan aspek-aspek
fisik. Sosial ekonomi dan aspek-aspek lingkungan lainnya dengan cara;
1. Terus menerus menganalisis pelaksanaan pembangunan
2. Merumuskan tujuan dan kebijakan pembangunan
3. Menyusun konsep strategi-strategi pemecahan masalah,
4. Melaksanakannya dengan sumber daya yang tersedia, sehingga peluang-
peluang baru untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dapat
ditangkap secara berkelanjutan. (Sahroni, 2008)
4. Desa Wisata
Desa wisata merupakan pengembangan suatu wilayah desa yang pada
dasarnya tidak merubah apa yang sudah ada, akan tetapi lebih cenderung
kepada pengembangan potensi desa yang ada dengan melakukan
pemanfaatan kemampuan unsur- unsur yang ada di dalam desa yang
berfungsi sebagai atribut produk wisata dalam skala yang kecil menjadi
rangkaian aktivitas atau kegiatan pariwisata dan mampu menyediakan serta
memenuhi serangkaian kebutuhan perjalanan wisata baik dari aspek daya
tarik maupun sebagai fasilitas pendukung.
Menurut Priasukmana dan Mulyadin (2001), desa wisata adalah suatu
kawasan pedesaan yang menawarkan keseluruhan dari suasana yang
mencerminkan keaslian dari pedesaan itu sendiri mulai dari sosial budaya,
adat istiadat, keseharian, memiliki arsitektur bangunan dan struktur tata
ruang desa yang khas dan dari kehidupan sosial ekonomi atau kegiatan
perekonomian yang unik dan menarik serta mempunyai potensi untuk
dikembangkanya berbagai komponen kepariwisataan, misalnya atraksi,
akomodasi, makanan-minuman, cinderamata, dan kebutuhan wisata lainnya.
Putra (2006) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan desa wisata
adalah suatu kawasan atau wilayah pedesaan yang bisa dimanfaatkan atas
dasar kemampuan beberapa unsur yang memiliki atribut produk wisata
secara terpadu, dimana desa tersebut menawarkan keseluruhan suasana dari
pedesaan yang memilikan tema keaslian pedesaan, b aik dari tatanan segi
kehidupan sosial budaya dan ekonomi serta adat istiadat yang mempunyai
ciri khas arsitektur dan tata ruang desa menjadi suatu rangkaian kegiatan dan
aktivitas pariwisata. Sedangkan Nuryanti berpendapat bahwa desa wisata
merupakan suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi, dan fasilitas
pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang
menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku.
Selain keunikan-keunikan tersebut, area atau kawasan desa wisata
juga diharuskan memiliki berbagai fasilitas penunjang sebagai kawasan
tujuan wisata. Beberapa fasilitas ini akan memudahkan para wisatawan desa
wisata dalam melaksanakan kegiatan wisata. Beberapa fasilitas yang
biasanya ada di area atau kawasan desa wisata antara lain sebagai berikut:
sarana transportasi, telekomunikasi, akomodasi dan kesehatan. Untuk
akomodasi, desa wisata dapat menyediakan tempat penginapan yang berupa
Home Stay sehingga wisatawan dapat merasakan suasana pedesaan yang asli.
F. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah langkah ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Langkah ilmiah tersebut harus
berpedoman pada suatu ilmu pengetahuan untuk suatu tujuan dan kegunaan
tertentu (Rahman, 2020).
1. Jenis Penelitian
Dalam penulisan ini, peneliti menggunakan metode penelitian
kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian ini mencakup
pengumpulan data yang berkaitan dengan subjek penelitian. Penelitian
deskriptif dimaksudkan untuk mengukur dengan cermat terhadap fenomena
sosial tertentu (Singarimbun, 1989: 4).
Sumber data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini
menggunakan teknik wawancara (indepth interview), observasi, dan
dokumentasi (Sugiyono, 2013). Data yang dikumpulkan adalah tentang
Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Pembangunan Wisata Garongan
Di Kalurahan Wonokerto, Kapanewon Turi, Kabupaten Sleman, DIY.
Dalam hal ini, peneliti mendapatkan informasi dalam bentuk diskripsi.
Kemudian dari data penelitian telah dikumpulkan dan dideskripsikan
berdasarkan ungkapan, bahasa, cara berfikir, pandangan subjek penelitian
sehingga mengungkapkan lebih jauh terkait “Partisipasi Masyarakat Dalam
Perencanaan Pembangunan Wisata Garongan Di Kalurahan Wonokerto,
Kapanewon Turi, Kabupaten Sleman, DIY.” Deskripsi infomasi atau sajian
datanya telah menghindari adanya evaluasi dan penafsiran dari peneliti,
karena jika terdapat evaluasi atau penafsiran itu pun harus berdasarkan dan
berasal dari subjek penelitian yang diteliti.
2. Ruang Lingkup Peneitian
a. Objek penelitian
Obyek penelitian adalah pokok persoalan yang akan diteliti untuk
mendapatkan data secara lebih terarah (Dayan, 1986: 21). Objek dalam
penelitian ini adalah sama dengan tujuan dalam penelitian yaitu
“Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Pembangunan Wisata
Garongan Di Kalurahan Wonokerto, Kapanewon Turi, Kabupaten
Sleman, DIY.”
b. Definisi konseptual
Menurut Singarimbun dan Effendi (2011: 121), definisi konseptual
adalah pemaknaan dari konsep yang digunakan, sehingga memudahkan
peneliti dalam mengoperasikan konsep tersebut di lapangan.
1) Partisipasi Masyarakat
Partisipasi adalah suatu kegiatan untuk membangkitkan
perasaan dan diikut sertakan atau ambil bagian dalam kegiatan suatu
organisasi. Sehubungan dengan partisipasi masyarakat dalam
pembangunan, partisipasi merupakan keterlibatan aktif masyarakat
atau partisipasi tersebut dapat berarti keterlibatan proses penentuan
arah dari strategi kebijaksanaan pembangunan yang dilaksanakan
pemerintah.

2) Perencanaan Pembangunan
Pembangunan (development) adalah proses perubahan yang
mencakup seluruh system sosial, seperti politik, ekonomi,
infrastruktur, pertahanan, pendidikan dan teknologi, kelembagaan,
dan budaya.
3) Desa Wisata
Desa wisata adalah komunitas atau masyarakat yang terdiri dari
para penduduk suatu wilayah terbatas yang bisa saling berinteraksi
secara langsung dibawah sebuah pengelolaan dan memiliki
kepedulian serta kesadaran untuk berperan bersama dengan
menyesuaikan keterampilan individual berbeda. Desa wisata
dibentuk untuk memberdayakan masyarakat agar dapat berperan
sebagai pelaku langsung dalam upaya meningkatkan kesiapan dan
kepedulian kami dalam menyikapi potensi pariwisata atau lokasi
daya tarik wisata diwilayah masing-masing desa.
c. Definisi operasional
Untuk memperkuat maksud dan tujuan penelitian ini agar lebih
terfokus maka peneliti memberikan definisi operasional terhadap judul
“Partisipasi Masyarakat dalam Perencanaan Pembangunan Desa Wisata
Garongan di Kalurahan Wonokerto, Kapanewon, Turi, Kabupaten
Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta’’ yang akan dilaksanakan oleh
peneliti Adapun definisi operasional tersebut adalah sebagai beriku:
1. Terus menerus menganalisis pelaksanaan pembangunan
2. Merumuskan tujuan dan kebijakan pembangunan
3. Menyusun konsep strategi-strategi pemecahan masalah,
4. Melaksanakannya dengan sumber daya yang tersedia, sehingga
peluang-peluang baru untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dapat ditangkap secara berkelanjutan.
3. Subjek penelitian
Subjek penelitian adalah orang, tempat, atau benda yang diamati
dalam rangka pembumbuatan sebagai sasaran (Kamus Bahasa Indonesia,
1989). Pada penelitian kualitatif responden atau subjek penelitian disebut
dengan istilah informan, yaitu orang memberi informasi tentang data yang
diinginkan peneliti berkaitan dengan penelitian yang sedang dilaksanakan
oleh peneliti. Teknik menentukan informan dalam penelitian ini
menggunakan teknik “Purposive sampling” yaitu peneliti memilih informan
menurut kriteria tertentu yang sudah ditentukan sejak awal. Pada saat
memilih sampel berdasarkan teknik purposive sampling, maka peneliti
harus memilih yang benar-benar memenuhi kriteria yang sudah ditentukan.
Karena akan hal tersebut akan sangat berpengaruh terhadap hasil dari
penelitian ini. Subjek penelitian ini adalah:
a) Pemerintah Kalurahan Wonokerto;
b) Pengelola Wisata Garongan; dan
c) Masyarakat Garongan.

4. Teknik Pengumpulan Data


Untuk pengumpulan data dalam penelitian ini penyusun menggunakan
kombinasi dari beberapa metode, sehingga dapat diharapkan akan
memperoleh data yang dibutuhkan secara valid. Adapun teknik
pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi merupakan salah satu dasar fundamental dari semua
metode pengumpulan. Observasi dapat muncul secara tiba-tiba,
berdasarkan pada gejala-gejala umum, kejadian atau fenomena sosial.
Observasi merupakan Langkah awal untuk menuju fokus penelitian
yang lebih luas. (Denzin & Lincoln, 2009: 524). Observasi tersebut
dapat terbentuk mulai dari kegiatan pengumpulan data yang formal
hingga yang kausal. Jadi observasi langsung ini bisa dilakukan secara
langsung selama melakukan kunjungan lapangan. Bukti observasi
seringkali bermanfaat untuk memberikan informasi tambahan tentang
topik yang akan dinteliti (Yin, 2012: 112-113). Jadi observasi langsung
ini akan diadakan di Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan
Pembangunan Wisata Garongan Kalurahan Wonokerto, Kapanewon
Turi, Kabupaten Sleman, DIY.
b. Dokumentasi
Dokumentasi adalah kegiatan khusus berupa pengumpulan,
pengolahan, penyimpanan, penentuan kembali dan penyebaran dokumen
(Paul Otlet” International Economic Conference 1950”). Sama halnya
dengan metode pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau
menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau
oleh orang lain tentang subjek tersebut. dokumentasi yang dimaksudkan
bukan hanya foto semata.Tetapi sejumlah besar fakta dan data tersimpan
dalam bahan yang berbentuk berbentuk surat-surat, catatan harian,
cenderamata, laporan, artefak, foto, dan sebagainya.
c. Wawancara
Wawancara merupakan pertemuan antara dua orang untuk bertukar
informasi dan ide memaluli tanya jawab dengan tujuan yang telah di
tetapkan atau di tentukan (Sugiyono 2010:231). Wawancara ini
bagaimana Partisimapsi
digunakan untuk mengetahui
Masyarakat Dalam Perencanaan Pembangunan
Wisata Garongan Kalurahan Wonokerto
Kabupaten Turi Sleman, Yogyakarta.
Wawancara ini dilakukan peneliti di Wisata Jaka
Garong yang bera da di Kalurahan Wonokerto
Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
5. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja
dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan
yang dapat dikelola, mensintensiskannya, mencari dan menentukan pola,
menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa
yang diceritakan kepada orang lain (Moleong, 2017: 248). Analisis data
merupakan cara untuk mengolah data menjadi informasi data yang dapat
digunakan untuk memecahkan masalah terlebih dalam suatu penelitian.
Selain itu juga dilakukan untuk mengubah data hasil dari penelitian menjadi
informasi yang dapat digunakan utnuk menarik kesimpulan (Sora, 2015).
Jadi teknik analisis data merupakan alat untuk mengelola data, membuang
data yang tidak perlu menjadi data yang sesungguhnya, yang dapat
dimengerti orang lain.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
mengacu pada konsep Miles dan Huberman (1992) yaitu interaktif model
yang menerangkan analisis data dalam tiga langkah, yaitu:
a) Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses berpikir sensitif ysng memerlukan
kecerdasan dan keluasan serta wawasan yang tinggi. Dalam tahap reduksi
data ini peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai. Tahap ini
dilakukan dengan merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, mencari tema dan polanya
(Fitriani, 2017).
b) Penyajian Data
Penyajian data dilakukan untuk menyajikan data, data yang
diperoleh disajikan dalam bentuk teks narasi dan tabel. Melalui penyajian
data tersebut, data dapat tersusun dalam pola hubungan sehingga akan
semakin mudah dipahami (Fitriani, 2017).
c) Penarikan Kesimpulan
Pada tahap ini dilakukan penarikan kesimpulan dari hasil
penyajian data. Penelitian kualitatif biasanya kesimpulan mungkin dapat
menjawab dari tujuan penelitian. Peneliti berusaha untuk menganalisa
dan mencari pola, hubungan, persamaan dan hal-hal yang sering timbul
yang di tuangkan dalam kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal:
Allen. N., Rompas, Y. W., Kiyai. B. 2019. Partisipasi Masyarakat Dalam
Pembangunan (Di Desa Hatetabako kecamatan wasile tengah Kabupaten
Halmahera Timur) Jurnal Moderat 5 (7), 1-13.
Hasanah, H. 2016 Teknik-Teknik Obserfasi (Sebuah Alternatif Metode Pengumpulan
Data Kualitatif Ilmu-Ilmu Sosial) 8 (1) 23-24 Jurnal at-Taquaddum,.
Herman. 2019 Tingkat Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Pembangunan
Desa Ulibalang, Kecamatan Tammerobo, Kabupaten Majene. Jurnal Ilmiah
Ekonomi Pembangunan 1 (1), 75-98.

Nalayani, H. A. N. N., 2016 Evaluasi Dan Strategi Pembangunan Desa wisata Di


Kabupaten Badung, Bali. 2 (2) 189-198 JUMPA.

Sari. R. N., Rahayu. P., Rini. F. F. 2021. Potensi Dan Masalah Desa Wisata Batik:
(Studi Kasus Desa Girilayu Kabupaten Karangannyar 3. (1) 77-91. Jurnal
Desa-Kota.
Singalen. A. Y., Kudubun. E. E. 2017. Partisipasi Masyarakat Dalam Partisipasi
masyarakat Dalam pembangunan pariwisata (Studi Kasus Museum Pemerhati
Sejara Perang Dunia ke II di kabupaten Palu Morotai) Jurnal Cakrawala
Penelitian Sosial 6 (2), 199-228.

Sitepu. A. Br. Adella., Sukarsa. N,. Wahyuni. N. W., Khomariyah. N. 2019. Dinamika
Perkembangan Desa Wisata Ambengan 5. (2) 102-111 Jurnal Ilmiah ilmu
sosial.
Uceng. A., Ali., Mustanir. A., Nirmawati. 2019. Analisis Tingkat Partisipasi
Masyarakat Terhadap Pembangunan Sumber Daya Manusia. (Studi Di Desa
Camba Kecamatan Enrekang) Jurnal Moderat 5 (2), 1-17.
Wijoyo, H. 2020. Analisis Minat Belajar Mahasiswa STMIK Dhramapala Riau
Dimasa Pandemi Corona Virus Di Saese (Covid-19) Jurnal Unublitar 4. (3)
397-398.

Buku:
Eko, Sutoro. 2004 Reformasi Politik Dan Pemberdayaan Masyarakat, APMD Press,
Yogyakarta.
Listyaningsih. 2004. Administrasi Pembangunan, Graha Ilmu, Yogyakarta
Otlet, Paul. 2007. International Economic Conference 1905: Gramedia
Peraturan Perundangan-Undangan:
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 2009 Tentang Kepariwisataan.
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11. Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4966.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem


Perencanaan Pembangunan Nasional. Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 104. Tambahan lembaran Negara Republik Indonesa
Nomor 4421.

Anda mungkin juga menyukai