Anda di halaman 1dari 5

GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

CAIRAN TUBUH
Cairan tubuh adalah larutan isotonik yang tersusun atas air dan zat terlarut (mineral)
Bayi: 75 % BB air
Dewasa laki: 60% BB air
Dewasa wanita: 50% BB air
Orang tua: 50% BB air
ICF = 40%, ECF = 20% (ISF =15%, IVF = 5%)
Ion Na kation utama ECF
Ion K kation utama ICF



KETIDAK SEIMBANGAN VOLUME CAIRAN TUBUH
Defisit volume ECF adalah berkurangnya cairan isotonik plasma (serta hilangnya ion
Na dan air yang relatif seimbang) disebut dehidrasi
1. Penurunan 2% : dehidrasi ringan
2. Penurunan 5% : dehidrasi sedang
3. Penurunan 8% : dehidrasi berat

CAUSA DEHIDRASI
Ekstrarenal:
Gastrointestinal: muntah, diare, ileostomi, fistula biliaris, perdarahan
Kulit: diaforesis, luka bakar
Ruang ketiga: obstruksi usus, peritonitis, ascites, pankreatitis, efusi pleura,
hipoalbuminuria, fraktur paha
Renal:
Penyakit ginjal: nefritis, GGA, diuretik, DM, defisiensi aldosteron, penyakit Addison

GAMBARAN KLINIS DEHIDRASI
Lesu, lemah dan lelah
Anoreksia, haus, hipotensi
Mukosa mulut kering, lidah kering, turgor menurun
Oligouria
Takikardi, pusing, sinkop
Kesadaran menurun

PENATALAKSANAAN DEHIDRASI
Ketentuan Umum:
Berikan maintenance cairan dan ganti cairan yang hilang
Ganti kehilangan cairan yang masih berlangsung, volume per volume
Pemberian cairan dibagi rata dalam 24 jam, kecuali keadaan khusus

Kebutuhan volume 24 jam/m2
Maintenance: 1500 ml/m2 BSA (Body Surface Area)
Kekurangan volume cairan sedang + maintenance (penurunan BB mendadak <5%)
2400 ml/m2 BSA Kekurangan volume cairan yang berat + maintenance (penurunan
BB mendadak >5%) 3000 ml/m2 BSA

KELEBIHAN VOLUME ECF
Edema: penumpukan cairan interstisial yang berlebihan
Edema disebabkan oleh 4 mekanisme:
1. Peningkatan tekanan hidrostatis kapiler (gagal gantung kongestif)
2. COP (colloid osmotic presure) yang menurun (hipoalbumin pd sirosis)
3. Peningkatan permiabilitas kapiler pada peradangan
4. Obstruksi aliran limfe (post mastektomi)

GAMBARAN KLINIS OVERLOAD CAIRAN ECF
Destensi vena jugularis
Peningkatan tekanan v sentral (>11 cm H2O)
Peningkatan tekanan darah
Denyut nadi penuh, kuat
Melambatnya waktu pengosongan vena tangan (> 3-5 detik)
Edeme perifer dan periorbita
Asites, efusi pleura

PERUBAHAN LABORATORIUM
Penurunan hematokrit
Protein serum rendah
Ion Na serum normal, ion Na urine rendah (<10 mEq/24jam) Penambahan 2% =
kelebihan ringan Penambahan 5% = kelebihan sedang Penambahan 8% = kelebihan
berat

PENATALAKSANAAN
Tergantung penyebabnya prinsip pembatasan asupan ion Na dan cairan Edema
paru perlu tindakan cepat, untuk menghindari preload yang besar (beban yang
masuk jantung) dengan cara: Posisi fowler, Pemberian diuretik kuat, Pemberian
oksigen

KETIDAK SEIMBANGAN OSMOLALITAS
Ketidakseimbangan osmolalitas adalah ketidakseimbangan konsentrasi zat yang
terlarut (mineral) dalam cairan tubuh Karena ion Na merupakan partikel utama ECF
hipo/hiperosmolalitas mencerminkan hipo/hipernatremia Hiperglikemia
kejadian khusus pada kasus DM, akibat defisiensi H. Insulin

HIPONATREMIA
Disebabkan air yang berlebihan atau ion Na yang berkurang (Na+ serum < 135
mEq/L) Menyebabkan pembengkakan sel (karena perpindahan air dari ECF ke ICF)
mengancam jiwa jika edem terjadi di sel otak Terapi membuang air yang
berlebihan atau menganti ion Na

HIPERNATREMIA
Hipernatremia: kadar Na serum >145 mEq/L menyebabkan hiperosmolalitas
(ECF) dehidrasi ICF dan pengerutan sel
Penyebab utamanya:
Kehilangan air (mengandung Na)
Penambahan ion Na dengan kekurangan air

PENATALAKSANAAN HIPERNATREMIA
Menurunkan ion Na serum, sebelum mencapai kadar kritis (>160 mEq/L)
Hipernatremia dengan normovolemia D5 per oral atau IV
Hipernatremia dengan hipervolemik D5 dan diuretik
Diabetes insipidus desmopresin

HIPOKALEMIA
Hipokalemia kadar ion K serum <3,5mEq/L ( K ion utama ICF) Hipokalemia
berkaitan dengan alkalosis (karena alkalosis menyebabkan ion K berpindah dari ECF
ke ICF) Etiologi: asupan K , kehilangan K lewat: saluran cerna, ginjal, luka bakar

EFEK HIPOKALEMIA
Perlu diingat: diuretik, digitalis, hipokalemia merupakan kombinasi yang mematikan,
karena diuretik hipokalemia meningkatkan efek digitalis disritmia jantung
mati

PENATALAKSANAAN HIPOKALEMIA
Prinsip: memulihkan ke normovolemia Hipokalemia peningkatan asupan ion K per
oral atau IV (tidak boleh >20mEq/L), bolus KCl tidak boleh IV dapat
menyebabkan henti jantung

HIPERKALEMIA
Hiperkalemia: peningkatan kadar ion K serum >5,5mEq/L
Hiperkalemia keadaan darurat medis yang perlu segera dikenali dan ditangani
untuk menghindari disritmia dan henti jantung (cardiac arrest)

ETIOLOGI HIPERKALEMIA
Pengambilan darah vena yang buruk lisis sel darah ion K keluar sel
Ekskresi tidak memadai:
1. GGA dan GGK
2. Insufisiensi adrenal
3. Hipoaldosteronisme
4. Penyakit Addison
5. Diuretik hemat kalium (spironolakton)

Berpindahnya ion K dari ICF ke ECF
1. Asidosis metabolik (pada gagal ginjal)
2. Kerusakan jaringan (luka bakar luas, cedera remuk berat, perdarahan internal)
Asupan yang berlebihan:
1. Pemberian cepat larutan infus IV yang mengandung ion K
2. Pemberian cepat transfusi darah yang disimpan
3. Makan pengganti garam pada pasien gagal ginjal

GAMBARAN KLINIS HIPERKALEMIA
Neuromaskuler:
kelemahan otot paralisis flasid pd tungkai bawah lalu ke badan dan lengan,
Parestesia wajah, lidah, kaki, dan tangan
Saluran cerna:
Mual, diare, kolik usus
Ginjal:
Oliguria anuria

PENATALAKSANAAN HIPERKALEMIA
Pada ion K sangat tinggi (7-8mEq/L) atau ada perubahan EKG sangat mencolok
menunjukan adanya ancaman henti jantung ion K harus dirunkan dalam waktu 5
menit
10 ml kalsium glukonat 10% IV secara perlahan, dengan pemantauan EKG
500 ml glukose 10% dengan insulin dalam waktu 30 menit

REFERENSI
Price, Wilson (2005), Patofisiologi, Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Jakarta:
EGC, edisi 6

Anda mungkin juga menyukai