DINAMIKA POLITIK

PASCA PEMILU 2009 :

HARAPAN DAN
TANTANGAN

J.KRISTIADI
PENELITI SENIOR CSIS
 ”The country has all the ingredients for success:
a stable democracy, a wealth of natural resources
and a large consumer market.
But Indonesia is not keeping pace
with Asia’s booming economies”.
Majalah ”Time” edisi 12 September, 2008.

When Soeharto, Indonesia’s long-serving dictator,

fell in 1998 , the very integrity of the country seemed
in doubt. In contrast, at present-day
Indonsia seems almost a miracle. It is stable, largerly
peaceful democracy with the resilient
economy growing at a respectable lick.
( The Economist, 12th-18th, 2009, p 16).

“Power tends corrupt, absolute power corrupts absolutely”.

  ( Lord Acton )
 WATAK DASAR
KEKUASAAN

KEKUASAN MEMPUNYAI DUA WAJAH:

SANGAT MEMPESONA TETAPI MEMPUNYAI
DAYA RUSAK YANG DAHSYAT.
(TREMENDUM ET FASCINATUM).
KONSEKWENSINYA: PEMBURU KEKUASAAN
AKAN MENGHALALKAN CARA UNTUK
MENDAPATKAN, MEMPERTAHANKAN
SERTA MENGAKUMULASINYA
 LANJUT

•MANUSIA HARUS MAMPU

MENUNDUKKAN KEKUASAAN
•SIAPAPAPUN YNG BERKUASA HRS
DIKONTROL
•TANPA KONTROL PENGUASA TDK
HANYA MEMONOPOLI KEKUASAAN TP
JUGA KEBENARAN
 LANJUT

PERJUANGAN UMAT MANUSIA

BERJUANG MELAWAN
KESEWENANG-WENANGAN
PENGUASA MENEMUKAN
MANAJEMEN KEKUASAAN YANG
DISEBUT DEMOKRASI
 DEMOKRASI :
• BUKAN PILIHAN IDEAL
•MANAJEMEN KEKUASAAN
YANG MEMPUNYAI NILAI-NILAI
PERADABAN.
• BUKAN SEKEDAR PROSEDUR,
STUKTUR, SISTEM DAN
MEKANISME POLITIK TETAPI
PERADABAN
 CHURCHILL

“MANY FORMS OF GOVERNMENT HAVE

BEEN TRIED AND WILL BE TRIED IN
THIS WORLD. NO ONE PRETENDS THAT
DEMOCRACY IS PERFECT OR ALL-WISE.
INDEED, IT HAS BEEN SAID THAT
DEMOCRACY IS THE WORST FORM OF
GOVERNMENT EXCEPT ALL THOSE
OTHER FORMS THAT HAVE BEEN TRIED
FROM TIME TO TIME
 DEMOKRASI :
• BUKAN PILIHAN IDEAL
•MANAJEMEN KEKUASAAN
YANG MEMPUNYAI NILAI-NILAI
PERADABAN.
• BUKAN SEKEDAR PROSEDUR,
STUKTUR, SISTEM DAN
MEKANISME POLITIK TETAPI
PERADABAN
 MOHANDAS ( MAHATMA) GANDI : SEVEN
DEADLY SINS

 
WEALTH WITOUT WORK,
PLEASURE WITHOUT CONSCIENCE,
SCIENCE WITHOUT HUMANITY,
KNOWLEDGE WITHOUT CHARACTER,
POLITICS WITHOUT PRINCIPLE,
COMMERCE WITHOUT MORALITY,
WORSHIP WITHOUT SACRIFICE.
MAHATMA GANDI : TUJUH DOSA
SOSIAL

KAYA TANPA KERJA,

KENIKMATAN TANPA NURANI,
SAINS TANPA KEMANUSIAAN
PENGETAHUAN TANPA KARAKTER,
POLITIK TANPA PRINSIP,
BISNIS TANPA MORALITAS,
IBADAH TANPA PENGORBANAN DIRI.
 VISI INDONESIA 2030 :
PERSPEKTIF POLITIK
•KEHIDUPAN POLITIK YANG SEMAKIN
DEMOKRATIS .
• PEMERINTAH YANG STABIL DAN
EFEKTIF.
• KONTROL LEMBAGA PERWAKILAN
RAKYAT YANG REPRESENTATIF.
 UPAYA MEWUJUDKAN :
•MELAKUKAN REKAYASA ELECTORAL UTK
MEMPERKUAT SISTEM PEMERINTAHAN
PRESIDENSIAL.
• SISTEM PEMILIHAN UMUM ANGGOTA
LEMBAGA PERWAKILAN RAKYAT ADALAH
SISTEM PROPORSIONAL TERBUKA
•SISTEM MULTIPARTAI SEDERHANA,
DEMOKRATISASI INTERNAL, KADER PARPOL
YANG BERKUALITAS.
•BIROKASI YG PROFESINAL &BEBAS
INTERVENSI POLITIK
 LANJUT,
•KEBIJAKAN IMPLEMENTASI OTONOMI
DAERAH HARUS DIDASARKAN PADA
KONSTTUSI BAHWA INDONESIA ADALAH
NEGARA KESATUAN
•PEMERINTAH PST HRS MEMPUNAI
KEWENANGAN DISKRESI KALAU TERJADI
KRISIS PEMERINTAHAN DI DAERAH.
•HUBUNGAN PEMERINTAH PUSAT,PROVINSI
DAN KAB/KOTA ADALAH HIRARKIS
 KASUS INDIA

INDIA NGR FEDERAL, PRESIDEN

MEMPUNYAI DISKRESI :
PSL 356 KONSTSTUSI PPRESIDEN
BERWENANG : BUBARKAN PARLEMEN TKT
STATE DAN PECAT GUBERNUR.
SYARAT: PERSETUJUAN KEDUA PARLEMEN,
MEMPERHATIKAN PENDAPAT GUBERNUR,
YUDISIAL REVIEW OLEH MA, BILA DITOLAK
BATAL
MEWUJUDKAN PEMERINTAHAN YNG
EFEKTIF DAN STABIL
•MELEMBAGAAN KOALISI PARTAI DALAM
PENCALONAN PILPRES YANG MEMPEROLEH
JUMLAH SUARA MINIMAL 20%.
•KOALISI HARUS BERLANGSUNG SELAMA LIMA
TAHUN DAN MENGUTAMAKAN KEPENTINGAN
BANGSA DARI KELOMOK.
•MEMPEERKUAT MEKANISME SALING KONTROL.
•KANDIDAT DILUAR ANGGOTA PARTAI ATAU
KOALISI PARTAI DIBERI KESEMPATAN IKUT
DALAM KONVENSI.
 PENYEMPURNAAN SISTEM PEMLU
PROPORSIONAL

1. SISTEM PEMILU YANG MEMPERKUAT

AKUNABILITAS WAKIL RAKYAT THD
KONSTITUENYA.
2. DEMOKRATISASI MEKANISME PENCALONAN.
3. PELEMBAGAAN TRANSPARANSI,
AKUNTABILITAS DAN EFISIENSI
PENGHITUNGAN SUARA.
4. PENGUATAN DAN PERLUASAN BASIS
KEANGOTAAN DPD.
 PENATAAN SISTEM KEPARTAIAN .

1. MENUJU SISTEM MULTI PARTAI

SEDERHANA
2. MENDORONG PROSES INSTITUSIONALISASI
PARTAI AGAR MENJADI PILAR
DEMOKRASI YANG KREDIBEL.
3. MENUJU KEMPIMPINAN PARTAI YANG
DEMOKRATIS.
4. MEMPERKUAT BASIS DAN STRUKTUR
KEPARTAIAN.
 LANJUT,

6. PENGGABUNGAN PARTAI-
PARTAI KECIL DAN PARTAI-
PARTAI YANG GAGAL
MENDAPATKAN PT
BERDASARKAN PERSAMAAN
BAIK KEPENTINGAN MAUPUN
IDEOLOGI KEPEMIHAKAN.
 INSTITUSIONALISASI PARPOL

1. MENDORONG PARTAI DAPAT MEMPUNYAI

SUMBERDANA YANG INDEPENDEN, SELAIN DANA
DARI NEGARA.
2. MEMPERKUAT KAPASITAS PARTAI DALAM
REKRUITMEN ANGGOTA, KADERISASI, SELEKSI
KEPEMIMPINAN UNTUK INTERNAL PARTAI MAUPUN
JABATAN PUBLIK.
3. MENINGKATKAN KAPASITAS PARTAI DALAM
MENJALANKAN FUNGSI-FUNGSI POKOKNYA :
SOSIALISASI DAN PENDIDIKAN POLITIK, ARTIKULASI
DAN AGREGASI KEPENTINGAN, PARTISIPASI
POLITIK DLL.
4. MENEGASKAN KEDAULATAN ANGGOTA
5. TRANSPARANSI KEUANGAN PARPOL
KEPEMIMPINAN PARTAI YANG DEMOKRATIS

• SELEKSI KEPEMIMPINAN PARTAI YANG

DEMOKATIS.
• LARANGAN RANGKAP JABATAN BAGI PENGURUS
PARTAI YANG TERPILIH MENJADI PEJABAT PUBILK.
• DESENTRALISASI KEWENANGAN PENGURUS PARTAI
DITINGKAT PUSAT KE DAERAH SEBAGAI UPAYA
MENINGKATKAN DEMOKRATISASI INTERNAL.
PENGUATAN BASIS DAN STRUKTUR
PARTAI
• BASIS SOSIAL YANG JELAS DAN BERAKAR PD
MASYARAKAT AKAN MENJADIKAN PARTAI
MENJADI LEBIH KUAT, MELEMBAGA AKAN
MEMPERMUDAH MENYERAP ASPIRASI
MASYARAKAT.
• DLM JANGKA MANENGAH ATAU PANJANG PELU
DIBERI KESEMPATAN PEMBENTUKAN PARTAI
LOKAL .
PENATAAN LEMBAGA-LEMBAGA
NEGARA
•PENINGKATAN EFEKTIVITAS DPR;
•PENINGKATAN AKUNTABILITAS LEMBAGA
DAN ANGGOTA DPR;
•PENATAAN HUBUNGAN DPR DAN DPD;
•MENEGASKAN FUNGSI DAN PERAN MPR.
• PENCIUTAN JUMLAH PENGELOMPOKAN
POLITIK (FRAKSI) DI DPR DGN MENENTUKAN
JUMLAH MINIMAL ANGGOTA FRAKSI,
MINIMAL SAMA DENGAN JUMLAH KOMISI DPR;
PENINGKATAN AKUNTABILITAS LEMBAGA
DAN ANGGOTA DPR
• MENYEDIAKAN TIM AHLI YANG TETAP DAN
PROFESIONAL;
• MENINGKATKAN DAN OPTIMASLISASI
KEWENANGAN BADAN KEHORMATAN DPR,
KHUSUSNYA BERKENAAN DENGAN HAK RE-CALL;
• KEWAJIBAN ANGOTA DPR UNTUK RESES DIATUR
DENGAN UU, BUKAN HANYA TATIB;
• KEPUTUSAN DPR OLEH PARIPURNA, BUKAN OLEH
PIPINAN DPR SERTA MELALUI PEMUNGUTAN SUARA
TERBUKA;
• PEMBENTUKAN KANTOR DPR DI DAERAH
 PENATAAN HUBUNGAN KERJA DPR
DAN DPD

• MEMBENTUK PANITA BERSAMA DPR

–DPD UTK MENGATUR MEKANISME
PEMBAHASAN RUU YNG MENJADI
KEWENANGAN DPD&DPR;
• MENDORONG AGAR MR MENJADI
LEMBAGA SIDANG GABUNGAN
 MEMPERJELAS FUNGSI MPR

• MEROBAH LEMBAGA PIMPINAN MPR PERMANEN

MENJADI FUNGSIONAL : MEMIMPIN SIDANG
GABUNGAN DPR-DPD;
• MEMBERIKAN WEWENANG MPR MEMBENTUK
SIDANG GABUNGAN.
• MEMBENTUK KOMISI KONSTUSI UTK
MEMBENTUK MPR MENYIAPKAN BAHAN
AMANDEMEN UUD 1945.
POLITIK PASCA PEMILU 2009
1. PEMBERLAKUKAN PT TLH
MENCIUTKAN JMLH PARPOL DARI
38 MENJADI 9 PARPOL.
2. SCR TEORITIK MULTI PARTAI
SEDERHANA KOMPATIEL DNG
SISTEM PRESIDENSIAL
3. PARTAI DI TNGKT LOKAL MSH
FRAGMENTED , DPT GANGGU
PENYELENGGARAANPEMDA
 DINAMIKA:
PRAGMATISME DAN OPORTUNISME POLITIK
MENDORONG SISTEM KEPARTAIAN KARTEL
CIRI-CIRI :
1. HILANGNYA PERAN IDEOLOGI SBD DASAR
PERILAKU KOALISI PARPOL.
2. PERMISIF DLM BERKOALISI.
3. TIADANYA OPOSISI
4. HSL PEMILU TAK TENTUKAN PERILAKU
PARPOL.
5. PARTAI CENDERUNG BERTINDAK KOLEKTIF
SBG KELOMPOK
 DINAMIKA (1)
•SISTEM PARTAI KARTEL BERJALAN
SEIRING DNG KECENDERUNGAN SBY
BENTUK PEMERINTAHAN YNG KUAT
•DIKUATIRKAN AKAN TERJADI OLIGARKI
POLITIK.
•DIPERKIRAKAN SETIAP MUNAS PARPOL
AKAN MERAPAT KE SBY:
1. GOLKAR, AWAL OKT 2009;
2. PAN, JANUARI 2010 ;
3.KEMUNGKINAN AKAN DISUSUL PPP
 DINAMIKA (2)
•KONSLOLIDASI PEMERINTAH SBY-
BOED AKAN LONGGAR PD THN 2012-
2013
•KABINET MENJADI PRODUK DAGANG
SAPI.
•POLITISASI BIROKRASI KAN
SEMAKIN SENGIT.
•BIROKRASI JADI AJANG
PERTARUNGAN POLITIK
 DINAMKA (3)
• DLM TERM KEDUA SBY DIHARAPKAN
LEBIH TEGAS DLM MENGELOLA
PEMERINTAHAN.
•TEKANAN MEMBENTUK KABINET
YNG PROFESIONAL SANGAT KUAT
•KEMUNGKINAN SBY AKAN ANGKAT
SEORANG KPL STAF UNTUK
PERCEPAT PELAKSANAN KEPUTUSAN
 DINAMIKA (4)
•PILPES SCR LANGSUNG DUA KALI
SEMAKIN MEMBUAT BNGS INDONESIA
PERCAYA DIRI.
•INDONESIA DIANGAP SBG IKON NGR
BERPENDUDUK MUSLIM YANG DPT
DIJADIKAN MODEL DEMOKRASI.
•LEBIH-LEBIH SEJAK JUNI 2005-AKHIR 2008
TLH TERJADI PILKADA MENDEKATI 500
KALI.
•TAHUN 2010 DAN 2011AKAN TERJADI
DINAMIKA POLITIK LOKAL YNG TINGGIA
SKTR 400 PILKADA.
 SEBELAS TAHUN REFORMASI
•BANGSA INDONESIA TLH BERHASIL
MELAMPAUAI MASA TRANSISI POLITIK YANG
KRITIKAL.
•TINGAT PERCEPATAN TRANSISI POLITIK
YANG AKSELERATIF BERAKIBAT
KONSTITUSI TDK IDEAL
•AKIBATNYA : REGULASI TDK
KOMPREHENSIF, KONSISTEN DAN KOHEREN
SERTA
•PERLU BANGUN LEMBAGA-LEMBAGA
POLITIK YNG DUKUNG DEMOKRASI