POLITIK HUKUM
Dr. Drs. H. Kukuh Sudarmanto, B.A., S.Sos.,
S.H., M.H., M.M.
1.Politik hukum adalah Politik dari Hukum, yaitu suatu Kajian hukum yang
mencoba untuk memberikan gambaran yang lebih luas eksistensi sistem
hukum.
2.Melalui pendekatan politik hukum diharapkan hukum Berfungsi secara
efektif,dipatuhi dan diterapkan dalam tindakan aktual sehari-hari.
3.Politik hukum merespons cita hukum dan meng-upayakan hukum dapat
diwujudkan sebagai kenyataan sehingga hukum benar-benar memiliki sifat
yang lebih adil.
4.Berbagai kritik yang diajukan kepada sistem hukum Konvensional ”Ajaran
Imperative dari Mazhab Hukum Positif” dapat di carikan pemecahannya
lewat pendekatan politik hukum.
5.Politik hukum melihat faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi
6.“Law in the books “ menjadi “ Law in the actions”.
Mata kuliah politik hukum ini bertujuan menggambarkan hukum
dalam konteks yang lebih luas, dimana hukum dilihat sebagai
bagian dari sub-sistem sosial.
Hukum sebagai alat yang mengatur tatanan sosial sehingga tata
tertib dan ketentraman di dalam suatu masyarakat dapat
dipelihara.
1. EFEKTIVITAS HUKUM
2. KEPASTIAN HUKUM LEBIH DAPAT
DIRAMALKAN: PERILAKU YANG AMAN DAN
PUTUSAN HAKIM YANG KONSISTEN.
3. NILAINYA TETAP; BAIK DARI SEGI NILAI-
NILAI MAUPUN SEGI PEMBUKTIAN
MENURUT MOCH.MAHFUD MD.
DLM BUKUNYA MEMBANGUN POLITIK HUKUM
MENEGAKKAN KONSTITUSI
POLITIK HUKUM ADALAH ARAHAN ATAU GARIS-GARIS RESMI
YG DIJADIKAN DASAR PIJAK DAN CARA UNTUK MEMBUAT DAN
MELAKSANAKAN HUKUM DALAM RANGKA MENCAPAI TUJUAN
BANGSA DAN NEGARA.
POLITIK HUKUM MERUPAKAN UPAYA MENJADIKAN HUKUM
SEBAGAI PROSES PENCAPAIAN TUJUAN NEGARA.
MENJAMIN KEADILAN
PEMERINTAH MENGIMBANGI KEPENTINGAN UMUM
DG KEPENTINGAN LAINNYA.
KEADILAN SOSIAL TERWUJUD APABILA HAM
DIHORMATI, KEWAJIBAN DAN BEBAN DIBAGI
TUJUAN POLITIK SECARA PANTAS TERUTAMA BERKAITAN DG ASSET
NASIONAL.
HUKUM POLITIK HUKUM YG NYATA DLM SUATU NEGARA.
POLITIK HUKUM LIBERALIS
POLITIK HUKUM KOMUNALISME
POLITIK HUKUM CAMPURAN. PERIMBANGAN
INDIVIDUALISME DAN KOMUNALISME.
HUKUM SYARAT MUATAN POLITIK BAIK DALAM
TAHAP PROSES PEMBENTUKAN DI PARLEMEN
MAUPUN PENERAPAN HUKUM DLM
MEMBUAT KEPUTUSAN KONKRIT.
PROSES PEMBUATANUU DI PARLEMEN SANGAT
TERGANTUNG PD KONFIGURASI POLITIK.
HUKUM DAN SANGAT TERGANTUNG PD POLITICAL WILL DARI
KONFIGURASI REGIM PEMERINTAH YG BERKUASA.
POLITIK PERTENTANGAN KEPENTINGAN YG DIUTAMAKAN
AKAN SEMAKIN JELAS DARI HASIL PENELITIAN:
• SIAPA YG DILINDUNGI DAN DILAYANI OLEH HUKUM
• BERAPA BESAR CAMPUR TANGAN PEMERINTAH
UNTUK MEWUJUDKAN KEMAKMURAN RAKYAT
• DAPATKAH HUKUM DIGUNAKAN ALAT KONTROL PD
TINDAKAN PENGUASA.
PROSES POLITIK DAN PEMBUATAN
DAN PENERAPAN HUKUM
MENYADANDARKAN KEPADA
EMPIRIS HONORATIONERES
Menurut pendapat Almond; kewenangan dimiliki setiap sistem sosial, tidak secara
jelas membedakan sistem politik dengan sistem –asosiasi lain seperti, gereja, firma
dagang yang menjalankan beberapa jenis kewenangan.
Almond mendefinisikan kembali konsep otoritas adalah sebagai paksaan pisik yang
absah atau lebih kurang diakui.
Dari penelaahannya terhadap teori-teori sistem politik yang ada akhirnya Almond tiba
pada suatu kesimpulan dengan membuat definis sistem politik. Sistem politik adalah
sistem interaksi yang terdapat dalam seluruh sub sistem yang merdeka menjalankan
fungsi-fungsi integrasi dan adaptasi (baik secara internal maupun dalam berhadapan
dengan dunia external ) dengan alat-alat, atau ancaman paksaan pisik yang kurang
lebih absah 2).
TABEL MASUKAN DAN KELUARAN
Dibawah sosialisasi politik, Almond telah memasukkan apa yang disebutnya ”dimensi
psikhologis” dari sistem politik yang bernama budaya politik.
Budaya politik . mengandung nilai-nilai yaitu sikap-sikap, sistem kepercayaan ,
simbol-simbol yang dimiliki oleh individu dan beroperasi dalam seluruh masyarakat
serta harapannya.
Sosialisasi politik merupakan proses induksi ke dalam budaya politik dan membawa
pada berkembangnya serangkaian perilaku di antara para anggota sistem itu . Hal itu
dapat dijalankan oleh berbagai elemen dalam masyarakat dan dengan gaya yang
berlain-lainan.
EXTERNAL
INTERNASIONAL
LEGISLATIF
IN-PUT EKSEKUTIF OUT-PUT
JUDIKATIF
Moralitas
Moralitas: kelembagaan,
Moralitas komunal, hukum memperhatikan Moralitas sivil,
dan pengendalian integrasi proses moralitas
hukum kerjasama
Partisipasi lebih
Sebagai penurut
Dibatasi prosedur luas, integrasi
Partisipasi dan harus patuh,
yang ada, bantuan hukum
masyarakat kritik dianggap tidak
penyimpangan jika masyarakat politis
loyal
terjadi krisis hukum dan otoritas.
PERKEMBANGAN POLITIK HUKUM( MACHFUD MD).
Demokrasi
1945 - Liberal
Demokratis Responsif Responsif Responsif
1959
1998- Demokrasi
sekara konstitusion Demokratis Responsif Responsif Responsif
ng al Reformasi
Konfigurasi Politik dan Karakter Produk Hukumnya
menurut Machfud Md :
Karakter hukum senantiasa berubah sejalan dengan
perkembangan konfigurasi politik meskipun klasifikasinya tidak
eksak.
Ada konsistensi kecenderungan perubahan karakter itu :
karakter responsif senantiasa muncul bersamaan dengan
konfigurasi politik yang demokratis,
sedangkan karakter konservatif /ortodok/elitis muncul dalam
konfigurasi politik yang otoriter/birokratis.
SENTRALISTIK,DEKON PENPRES
OTORITER
1959 – 1966 SENTRATIF No.6/1959UU
No.18/1965
TAP MPRS
OTONOMI LUAS,
DEMOKRATIS No.XXI/1966TAP MPR
1966 – 1971 DESENTRALISASI
No.IV/1973
UU No.5/1974UU
1971 – 1998 OTORITER SENTRALISTIK, No.5/1979
DEKONSENTRASI
PERKEMBANGAN OTONOMI DAERAH LANJUTAN
PERIODE
KONFIGURASI POLA HUBUNGAN
PRODUK HUKUM
POLITIK KEKUASAAN