Anda di halaman 1dari 11

Sistem Isometrik

Sistem Isometrik adalah sistem kristal yang paling simetri dalam ruang tiga dimensi.
Sistem ini tersusun atas tiga garis kristal berpotongan yang sama panjang dan sama sudut
potong satu sama lain, sistem ini berbeda dengan sistem lain dari berbagai sudut pandang.
Sistem ini tidak berpolar seperti yang lain, yang membuatnya lebih mudah dikenal. Kata
isometrik berarti berukuran sama, terlihat pada struktur tiga dimensinya yang sama simetri,
atau dikenal pula dengan sistem kristal kubus atau kubik. Jumlah sumbu kristalnya ada
tiga dan saling tegak lurus satu dengan yang lainnya. Dengan perbandingan panjang yang
sama untuk masing-masing sumbunya.
Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Isometrik memiliki axial ratio (perbandingan
sumbu a1 = a2 = a3, yang artinya panjang sumbu a1 sama dengan sumbu a2 dan sama
dengan sumbu a3. Dan juga memiliki sudut kristalografi = = = 90. Hal ini berarti,
pada sistem ini, semua sudut kristalnya ( , dan ) tegak lurus satu sama lain (90).
Sistem Isometrik memiliki perbandingan sumbu a1 : a2 : a3 = 1 : 3 : 3. Artinya,
pada sumbu a1 ditarik garis dengan nilai 1, pada sumbu a2 ditarik garis dengan nilai 3, dan
sumbu a3 juga ditarik garis dengan nilai 3 (nilai bukan patokan, hanya perbandingan).
Sudut antara a1 dengan a2 = 90
o
, sudut antara a2 dengan a3 = 90
o
, sudut antara a3
dengan a1 = 90
o
, sedangan sudut antara a1 dengan a2 = 30
o
. Hal ini menjelaskan bahwa
antara sumbu a1 memiliki nilai 30 terhadap sumbu a2. Perhatikan gambar sistem kristal
Isometrik dibawah ini :


Tipe kristal ini memeiliki tiga sumbu yang saling berpotongan membentuk sudut siku
siku, dan ketiganya memiliki panjang yang sama. Pirit (Fe
2
S
3
, salah satu mineral besi)
dan Kristal Halit (NaCl, garam) merupakan contoh dari kristal yang berbentuk isometrik,
contoh lain dari sistem kristal isometrik adalah seperti; Gold, Diamond, Sphalerite, Galena,
Halite, Flourite, Cuprite, Magnetite, Cromite, dan lain-lain.

Sistem Isometrik dibagi menjadi 5 Kelas, yaitu :
1. Kelas Tetratoidal
Kelas : Ke-28, Simetri : 2 3
Elemen Simetri : Terdapat empat sumbu putar tiga, dan tiga sumbu putar dua.
Garis Sumbu Kristal : Tiga garis yang sama disimbolkan dengan a1, a2, dan a3
Sudut : Ketiga-tiganya 90
o

Bentuk Umum : Tetartoidal yang unik, serta pyritohedron, kubik, deltoidal
dodecahedron, pentagonal dodecahedron, rhombik dodecahedron, dan tetrahedron.
Mineral yang Umum : Changcengit, Korderoit, Gersdorffit, Langbeinit, Maghemit,
Micherenit, Pharmacosiderit, Ullmanit, dan lain-lain.
2. Kelas Hexoctahedral
Kelas : Ke-32, Simetri : 4/m 3bar 2/m
Elemen Simetri : Merupakan kelas yang paling simetri untuk bidang tiga dimensi dengan
empat sumbu putar tiga, dan tiga sumbu putar dua, dan sumbu putar dua, dengan sembilan
bidang utama dan satu pusat.
Garis Sumbu Kristal : Tiga garis yang sama disimbolkan dengan a1, a2, dan a3
Sudut : Ketiga-tiganya 90
o

Bentuk Umum : Kubik, bidang delapan, bidang duabelas, dan trapezium. Dan kadang-
kadang trisoktahedron, tetraheksahedron, dan heksotahedron.
Mineral yang Umum : Flurit, Galena, Intan, Tembaga, Besi, Timah, Platina, Perak, Emas,
Halit, Bromargyrit, Kllorargirit, Murdosit, Piroklor, kelompok Garnet, sebagian besar
kelompok Spinel, Uraninit dan lain-lain.
3. Kelas Hextetrahedral
Kelas : Ke-31, Simetri : 4bar 3/m
Elemen Simetri : Terdapat empat sumbu putar tiga, dan tiga sumbu putar empat, dan
enam bidang kaca.
Sumbu Kristal : Tiga sumbu sama panjang yang disebut a1, a2, dan a3.
Sudut : Ketiga-tiganya 90
o

Bentuk Umum : Empatsisi, tristetrahedron, deltoidal dodecahedron, dan hekstetrahedron
serta yang jarang kubik, rhombik dodecahedron dan tetraheksahedron.
Mineral yang Umum : Sodalit, Sphalerit, Domeykit, Hauyne, Lazurit, Rhodizit, dan lain-
lain.
4. Kelas Diploidal
Kelas : Ke-29, Simetri : 2/m 3bar
Elemen Simetri : Terdapat empat sumbu putar tiga, dan tiga sumbu putar dua, dan tiga
bidang kaca dan satu pusat.
Garis Sumbu Kristal : Tiga garis yang sama disimbolkan dengan a1, a2, dan a3
Sudut : Ketiga-tiganya 90
o

Bentuk Umum : Diploid dan pyritohedron dan juga kubik, octahedron, rhombik
dodecahedron, trapezohedron dan yang jarang trisoctahedron.
Mineral yang Umum : Pyrite, Kobaltit, Kliffordit, Haurit, Penrosit, Tychit, Laurit, dan lain-
lain
5. Kelas Giroid
Kelas : Ke-30, Simetri : 4 3 2
Elemen Simetri : Terdapat tiga sumbu putar empat, dan empat sumbu putar tiga, dan
enam sumbu putar dua
Garis Sumbu Kristal : Tiga garis yang sama disimbolkan dengan a1, a2, dan a3
Sudut : Ketiga-tiganya 90
o

Bentuk Umum : Kubik, octahedron, dodecahedron, dan trapezohedron, serta yang
jarang trisoctahedron dan tetraheksahedron.
Mineral yang Umum : Cuprit, Voltait, dan Sal Amoniak.
Sistem Trigonal
Jika kita membaca beberapa referensi luar, sistem ini mempunyai nama lain yaitu
Rhombohedral, selain itu beberapa ahli memasukkan sistem ini kedalam sistem kristal
Hexagonal. Demikian pula cara penggambarannya juga sama. Perbedaannya, bila pada
sistem Trigonal setelah terbentuk bidang dasar, yang terbentuk segienam, kemudian
dibentuk segitiga dengan menghubungkan dua titik sudut yang melewati satu titik
sudutnya.
Pada kondisi sebenarnya, Trigonal memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a = b = d c
, yang artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b dan sama dengan sumbu d, tapi
tidak sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut kristalografi = = 90 ; = 120.
Hal ini berarti, pada sistem ini, sudut dan saling tegak lurus dan membentuk sudut 120
terhadap sumbu .

Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem kristal Trigonal
memiliki perbandingan sumbu a : b : c = 1 : 3 : 6. Artinya, pada sumbu a ditarik garis
dengan nilai 1, pada sumbu b ditarik garis dengan nilai 3, dan sumbu c ditarik garis dengan
nilai 6 (nilai bukan patokan, hanya perbandingan). Dan sudut antar sumbunya a+^b =
20 ; d^b+= 40. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 20
terhadap sumbu b dan sumbu d membentuk sudut 40 terhadap sumbu b+.
Sistem ini dibagi menjadi 5 kelas:
1. Trigonal piramid
2. Trigonal Trapezohedral
Kelas : ke-12
Simetri : 3 2
Elemen Simetri : ada 1 sumbu putar tiga, 3 sumbu putar dua.
3. Ditrigonal Piramid
Kelas : ke-11
Simetri : 3m
Elemen Simetri : ada 1 sumbu putar tiga dan 3 bidang simetri
4. Ditrigonal Skalenohedral
Kelas : ke-13
Simetri : 3bar 2/m
Elemen Simetri : ada 1 bidang putar tiga, 3 bidang putar dua, 3 bidang simetri
5. Rombohedral
Beberapa contoh mineral dengan sistem kristal Trigonal ini adalah tourmaline dan
cinabar(Mondadori, Arlondo. 1977)


Sistem Tetragonal
Sistem Tetragonal sama dengan sistem Isometrik, karena sistem kristal ini
mempunyai tiga sumbu kristal yang masing-masing saling tegak lurus. Sumbu a1 dan a2
mempunyai satuan panjang sama, sedangkan sumbu c berlainan, dapat lebih panjang atau
lebih pendek. Tapi pada umumnya lebih panjang.
Pada kondisi sebenarnya, Tetragonal memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a1 =
a2 c , yang artinya panjang sumbu a1 sama dengan sumbu a2 tapi tidak sama dengan
sumbu c, dan juga memiliki sudut kristalografi = = = 90. Hal ini berarti, pada sistem
ini, semua sudut kristalografinya ( , dan ) tegak lurus satu sama lain (90).
Sistem kristal Tetragonal memiliki perbandingan sumbu a1 : a2 : c = 1 : 3 : 6.
Artinya, pada sumbu a1 ditarik garis dengan nilai 1, pada sumbu a2 ditarik garis dengan
nilai 3, dan sumbu c ditarik garis dengan nilai 6 (nilai bukan patokan, hanya perbandingan),
Sudut antara a1 dengan a2 = 90
o
, sudut antara a2 dengan a3 = 90
o
, sudut antara a3
dengan a1 = 90
o
, sedangan sudut antara a1 dengan a2 = 30
o
. Hal ini menjelaskan bahwa
antara sumbu a1 memiliki nilai 30 terhadap sumbu a2. Perhatikan gambar sistem kristal
Tetragonal dibawah ini :


Kristal ini memiliki dua sumbu yang sama, sumbu horisontal yang bersudut 90
derajat dan satu sumbu (yang lebih panjang dibandingkan dengan dua lainnya) tegak lurus
terhadap bidang antara dua sumbu yang sama tadi. Dengan kata lain, semua sumbu
membentuk sudut siku-siku atau 90
o
terhadap satu sama lain, dan dua sumbu adalah
sama panjang. Kalkopirit (atau tembaga-besi sulfida) adalah contoh dari sitem
kristal Tetragonal, contoh lain dari sistem kristal Tetragonal adalah seperti; Anatase,
Zircon, Leucite, Rutile, Cristobalite, Wulfenite, Scapolite, Cassiterite, Stannite, Cahnite, dan
lain-lain.
Sistem Tetragonal dibagi menjadi 7 Kelas, yaitu :
1. Ditetragonal Dipyramidal
Kelas : Ke-27, Simetri : 4/m 2/m 2/m
Elemen Simetri : Terdapat satu sumbu putar empat, sumbu putar dua, lima sumbu
simetri.
Sumbu Kristal : Dua sumbu a1 dan a1 keduanya sama, dengan satu sumbu (sumbu c )
bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lainnya.
Sudut : Semuanya memiliki sudut 90
o

Bentuk Umum : Ditetragonal dipiramid, tetragonal dipiramid, ditetragonal prism,
tetragonal prism, dan basal pinakoid.
Mineral yang Umum : Apophylit, Autunit, Meta-Autunit, Torbernit, Meta-Torbernit,
Xenotime, Carletonit, Plattnerit, Zircon, Hausmannit, Pyrolusit, Thorite, Anatase, Rilit,
Casiterit dan lain-lain.
2. Kelas Tetragonal Trapezohedral
Kelas : Ke-26, Simetri : 4/m 2/m 2/m
Elemen Simetri : Terdapat satu sumbu putar empat, dua sumbu putar dua, semuanya
berpotongan tegak lurus ke sumbu putar lain.
Sumbu Kristal : Dua sumbu a1 dan a1 keduanya sama, dengan satu sumbu (sumbu c )
bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lainnya.
Sudut : Semuanya memiliki sudut 90
o

Bentuk Umum : Tetragonal trapezohedron, ditetragonal prism, tetragonal prism,
tetragonal dipyramid, dan basal pinakoid.




Mineral yang Umum : Wardit dan Kristobalit.
3. Kelas Ditetragonal Pyramidal
Kelas : Ke-25, Simetri : 4/m
Elemen Simetri : Terdapat satu sumbu putar empat dan empat bidang simetri.
Sumbu Kristal : Dua sumbu a1 dan -a1 keduanya sama, dengan satu sumbu (sumbu c )
bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lainnya.
Sudut : Semuanya memiliki sudut 90
o

Bentuk Umum : Ditetragonal pyramid, ditetragonal prism, tetragonal prism, tetragonal
pyramid, dan pedion.
Mineral yang Umum : Diaboleit, Diomignit, Fresnoit, ematophanit, dan Routhierit.
4. Kelas Tetragonal Scalahedral
Kelas : Ke-24, Simetri : 4bar 2/m
Elemen Simetri : Terdapat satu sumbu putar empat, dan dua sumbu putar dua, dan dua
bidang simetri.
Sumbu Kristal : Dua sumbu a1 dan -a1 keduanya sama, dengan satu sumbu (sumbu c )
bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lainnya.
Sudut : Semuanya memiliki sudut 90
o

Bentuk Umum : Tetragonal scalahedron, disphenoid, ditetragonal prism, tetragonal
prism, tetragonal dipyramid, dan pinakoid.
Mineral yang Umum : Kalkopirit dan Stannit termasuk Akermanit, Hardistonit, Melilit,
Urea, Luzonit, Pirquitasit, Renierit, dan Tetranatrolit.
5. Kelas Tetragonal Dipyramidal
Kelas : Ke-23, Simetri : 4/m
Elemen Simetri : Terdapat satu sumbu putar empat dan satu bidang simetri.
Sumbu Kristal : Dua sumbu a1 dan a1 keduanya sama, dengan satu sumbu (sumbu c )
bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lainnya.
Sudut : Semuanya memiliki sudut 90
o

Bentuk Umum : Tetragonal dipiramid, tetragonal prism, dan pinakoid.
Mineral yang Umum : Scapolit, Wulfenite, Vesuvianit, Powellit, Narsarsukit, Meta-
Zeunerit, Leucit, Fergusonit, dan Scheelit.
6. Kelas Tetragonal Disphenoidal
Kelas : Ke-22, Simetri : 4bar
Elemen Simetri : Terdapat satu sumbu putar empat.
Sumbu Kristal : Dua sumbu a1 dan -a1 keduanya sama, dengan satu sumbu (sumbu c )
bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lainnya.
Sudut : Semuanya memiliki sudut 90
o

Bentuk Umum : Tetragonal disphenoidal, tetragonal prism, dan pinakoid.
Mineral yang Umum : Cahnit, Minium, Nagyagit, Tugtupit, dan beberapa yang jarang
seperti Krookesit, Meliphanit, Schreibersit, dan Vincentit.
7. Kelas Tetragonal Pyramidal
Kelas : Ke-21, Simetri : 4
Elemen Simetri : Terdapat satu sumbu putar empat.
Sumbu Kristal : Dua sumbu a1 dan -a1 keduanya sama, dengan satu sumbu (sumbu c )
bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lainnya.
Sudut : Semuanya memiliki sudut 90
o

Bentuk Umum : Tetragonal piramid, tetragonal prism, dan pedion.
Mineral yang Umum : Wulfenit (diragukan), Pinnoit, Piypit dan Richelit.
Sistem Monoklin

Monoklin artinya hanya mempunyai satu sumbu yang miring dari tiga sumbu yang
dimilikinya. Sumbu a tegak lurus terhadap sumbu n; n tegak lurus terhadap sumbu c, tetapi
sumbu c tidak tegak lurus terhadap sumbu a. Ketiga sumbu tersebut mempunyai panjang
yang tidak sama, umumnya sumbu c yang paling panjang dan sumbu b paling pendek.
System Monoklin memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a b c dan memiliki sudut
kristalografi = = 90 . Hal ini berarti, pada ancer ini, sudut dan saling tegak
lurus (90), sedangkan tidak tegak lurus (miring).




Pada kondisi sebenarnya, sistem Monoklin memiliki axial ratio (perbandingan sumbu)
a b c , yang artinya panjang sumbu-sumbunya tidak ada yang sama panjang atau
berbeda satu sama lain. Dan juga memiliki sudut kristalografi = = 90 . Hal ini
berarti, pada ancer ini, sudut dan saling tegak lurus (90), sedangkan tidak tegak
lurus (miring).

a b c
sudut antara b dan c = 90
sudut antara a dan b = 90
sudut antara a dan c 90
sudut antara a dan b = 45
a : b : c = sembarang
Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem kristal
Monoklin memiliki perbandingan sumbu a : b : c = sembarang. Artinya tidak ada patokan
yang akan menjadi ukuran panjang pada sumbu-sumbunya pada sistem ini. Dan sudut
antar sumbunya a+^b = 30. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai
45 terhadap sumbu b.

Sistem Monoklin dibagi menjadi 3 kelas:
1. Sfenoid
Kelas : ke-4
Simetri : 2
Elemen Simetri : 1 sumbu putar
2. Doma
Kelas : ke-3
Simetri : m
Elemen Simetri : 1 bidang simetri
3. Prisma
Kelas : ke-5
Simetri : 2/m
Elemen Simetri : 1 sumbu putar dua dengan sebuah bidang simetri yang berpotongan
tegak lurus
Beberapa contoh mineral dengan ancer kristal Monoklin ini adalah azurite, malachite,
colemanite, gypsum, dan epidot (Pellant, chris. 1992)


SISTEM KRISTAL TRIKLIN
Sistem ini mempunyai 3 sumbu simetri yang satu dengan yang lainnya tidak saling
tegak lurus. Demikian juga panjang masing-masing sumbu tidak sama.
Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Triklin memiliki axial ratio (perbandingan
sumbu) a b c , yang artinya panjang sumbu-sumbunya tidak ada yang sama panjang
atau berbeda satu sama lain. Dan juga memiliki sudut kristalografi = 90. Hal ini
berarti, pada system ini, sudut , dan tidak saling tegak lurus satu dengan yang lainnya.



Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, Triklin memiliki
perbandingan sumbu a : b : c = sembarang. Artinya tidak ada patokan yang akan menjadi
ukuran panjang pada sumbu-sumbunya pada sistem ini. Dan sudut antar sumbunya a+^b
= 45 ; b^c+= 80. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 45
terhadap sumbu b dan b membentuk sudut 80 terhadap c+.
Sistem ini dibagi menjadi 2 kelas:
Pedial
Kelas : ke-1
Simetri : 1
Elemen Simetri : hanya sebuah pusat
Pinakoidal
Kelas : ke-2
Simetri : 1bar
Elemen Simetri : hanya sebuah pusat

Tipe kristal ini memiliki 3 (tiga) sumbu yang tidak sama yang saling berpotongan pada sisi
miringnya. Felspar-Albit (sebuah silikat natrium dan aluminium) merupakan contoh dari
mineral dengan sistem kristal triklin.
Sistem ini mempunyai 3 sumbu simetri yang satu dengan yang lainnya tidak saling
tegak lurus. Demikian juga panjang masing-masing sumbu tidak sama. System kristal
Triklin memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a b c , yang artinya panjang sumbu-
sumbunya tidak ada yang sama panjang atau berbeda satu sama lain. Dan juga memiliki
sudut kristalografi = 90. Hal ini berarti, pada system ini, sudut , dan tidak
saling tegak lurus satu dengan yang lainnya.
Beberapa contoh mineral dengan ancer kristal Triklin ini adalah albite, anorthite,
labradorite, kaolinite, microcline dan anortoclase, kyanit, oligoclase, thodonit, pherthite,
pectolite, amblygonute (Pellant, chris. 1992).

SISTEM KRISTAL ORTOROMBIK
Sistem kristal ortorombik terdiri atas 4 bentuk, yaitu : ortorombik sederhana, body center
(berpusat badan) (yang ditunjukkan atom dengan warna merah), berpusat muka (yang ditunjukkan atom
dengan warna biru), dan berpusat muka pada dua sisi ortorombik (yang ditunjukkan atom dengan warna
hijau). Panjang rusuk dari sistem kristal ortorombik ini berbeda-beda (a b c), dan memiliki sudut yang
sama ( = = ) yaitu sebesar 90.




Dikatakan ortorombik karena sistem ini mempunyai 3 sumbu simetri yang saling tegak lurus satu
sama lain. Tetapi ketiga sumbu ini mempunyai panjag yang berbeda-beda. Sumbu-sumbu simetri ini
diberi tanda huruf a, b, dan c denga parameter sumbu a
SISTEM KRISTAL HEXAGONAL
Sistem ini mempunyai 4 sumbu kristal, dimana sumbu c tegak lurus
terhadap ketiga sumbu lainnya. Sumbu a, b, dan d masing-masing membentuk
sudut 120 terhadap satu sama lain. Sambu a, b, dan d memiliki panjang sama.
Sedangkan panjang c berbeda, dapat lebih panjang atau lebih pendek (umumnya
lebih panjang).
Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Hexagonal memiliki axial ratio
(perbandingan sumbu) a = b = d c , yang artinya panjang sumbu a sama dengan
sumbu b dan sama dengan sumbu d, tapi tidak sama dengan sumbu c. Dan juga
memiliki sudut kristalografi = = 90 ; = 120. Hal ini berarti, pada sistem ini,
sudut dan saling tegak lurus dan membentuk sudut 120 terhadap sumbu .


Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem
Hexagonal memiliki perbandingan sumbu a : b : c = 1 : 3 : 6. Artinya, pada sumbu
a ditarik garis dengan nilai 1, pada sumbu b ditarik garis dengan nilai 3, dan
sumbu c ditarik garis dengan nilai 6 (nilai bukan patokan, hanya perbandingan).
Dan sudut antar sumbunya a+^b = 20 ; d^b+= 40. Hal ini menjelaskan
bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 20 terhadap sumbu b dan sumbu d
membentuk sudut 40 terhadap sumbu b+.
Sistem ini dibagi menjadi 7:
Hexagonal Piramid
Kelas : ke-14
Simetri : 6
Elemen Simetri : hanya terdapat 1 sumbu putar enam.
Hexagonal Bipramid
Kelas : ke-16
Simetri : 6/m
Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 1 bidang simetri
Dihexagonal Piramid
Kelas : ke-18
Simetri : 6 m m
Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 6 bidang simetri
Dihexagonal Bipiramid
Kelas : ke-20
Simetri : 6/m 2/m 2/m
Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 6 sumbu putar dua, 7 bidang
simetri masing-masing berpotongan tegak lurus terhadap salah satu sumbu rotasi
dan satu pusat
Trigonal Bipiramid
Kelas : ke-1
Simetri : 6bar (ekuivalen dengan 6/m)
Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 1 bidang simetri
Ditrigonal Bipiramid
Kelas : ke-17
Simetri : 6bar 2m
Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 3 sumbu putar dua, dan 4
bidang simetri
Hexagonal Trapezohedral
Kelas : ke-19
Simetri : 6 2 2
Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 6 sumbu putar dua
Beberapa contoh mineral dengan sistem kristal Hexagonal ini adalah quartz,
corundum, hematite, calcite, dolomite, apatite. (Mondadori, Arlondo. 1977).

Anda mungkin juga menyukai