Anda di halaman 1dari 5

Air merupakan salah satu factor alam yang penting bagi tumbuhan.

Berbeda dengan hewan yang dapat bergerak aktif, tumbuhan tidak dapat bergerak
untuk mencari air sehingga harus menyesuaikan diri terhadap hubungan
perubahan air. Tumbuhan tertentu mengembangkan bagian tubuhnya secar efektif
untuk mangambil dan mengontrol kehilangan air akibat evaporasi maupun
transpirasi (Robert, 1976).
Air di dalam jaringan tanaman selain berfungsi sebagai penyusun utama
jaringan yang aktif mengadakan kegiatan fisiologis juga berperan penting dalam
memelihara turgiditas yang diperlukan untuk pembesaran dan pertumbuhan sel
Peranan yang pentingi ni menimbulkan konsekuensi bahwa secara langsung atau
tidak langsung defisit air tanaman akan mempengaruhi semua proses metabolism
dalam tanaman yang mengakibatkan tergantungnya proses pertumbuhan (Lestari,
2006).
Berdasarkan ketersediaan air, tumbuhan digolongkan menjadi tiga macam,
yaitu tanaman yang beradaptasi pada kondisi basah (hidrofit), tanaman yang
beradaptasi pada kondisi kering (xerofit), dan tanaman yang beradaptasi pada
kondisi air yang cukup (mesofit) dan tumbuhan yang beradaptasi di lingkungan
dengan kadar garam tinggi (halofit) (Leopard, 1964).
Tumbuhan xerofit memiliki ciri morfologi daun kecil berbentuk duri untuk
mengurangi penguapan, batang sukulen yang kaya akan air, lapisan kutiku la tebal
untuk mengurangi penguapan, dan berakar serabut yang sangat panjang untuk
mencari air dan hara mineral di dalam tanah. Jika dilihat dari segi anatomi,
tumbuhan xerofit memiliki kloroplas hanya pada bagian tepi sel, terdapat
empulur, kotreks epidermis yang tebal, tipe stomata parasitik, dan stomata banyak
ditemukan di bagian epidermis bawah daun. Tumbuhan hidrofit memiliki ciri
morfologinya adalah memiliki batang yang berongga, umumnya struktur batang
lunak, akar tidak berkembang, dan tidak memiliki tudung akar.. Ciri anatomi
tumbuhan hidrofit yaitu memiliki lebih dari satu aerenkim, tidak memiliki
kutikula, memiliki lakuna yang besar dan banyak dan stomata yang tersebar
banyak di epidermis atas (Kimball, 1965).
Tumbuhan halofit memiliki jaringan aerenkim dengan ruang antar sel yang
besar dan jaringan pembuluh tersebar sebagai bentuk adaptasi terhadap
lingkungan yang tinggi kandungan garamnya, misalnya mangrove. Tumbuhan
mesofit memiliki ciri morfologi akar yang berkembang dengan baik, pada
monokotil memiliki serabut akar dan pada dikotil memiliki akar sekunder. Pada
batang umumnya padat dan tumbuh cabang. Sedangkan pada daun, tumbuhan
mesofit umumnya berwarna hijau dan berkembang dengan baik. Memiliki
kutikula dan terdapat stomata tersebar di atas dan di bawah permukaan daun.
Memiliki bentuk yang bervariasi (Levitt, 1980).
Pengamatan distribusi stomata dilakukan dengan menggunakan spesies
tumbuhan yang hidup di lingkungan yang berbeda. Tumbuhan yang diamati
bagian distribusi stomatanya yaitu Nerium oleander, Alamanda chartatica, dan
Acalypha wilkesiana. Pada praktikum ini kami tidak mengamati Nymphae sp.
akan tetapi dalam pembahasan ini akan dicantumkan mengenai stomata pada
Nymphae sp.. Bagian tumbuhan yang diamati adalah stomatanya yaitu pada
bagian daun. Berdasarkan pengamatan dengan menggunakan mikroskop
perbesaran 450X menunjukkan bahwa masing-masing tumbuhan memiliki
distribusi stomata yang berbeda-beda. Bagian daun yang diamati adalah bagian
epidermis adaksial dan epidermis abaksial daun dengan cara menyayatnya secara
melintang.
Stomata adalah tampilan pokok epidermis daun, hal itu berhubungan
dengan fungsi daun sebagai organ transpirasi dan fotosintesis. Daun yang
mempunyai stomata di kedua permukaan disebut daun amfistomatik, sedangkan
apabila memiliki stomata yang hanya terdapat di permukaan atas saja disebut daun
epistomatik, dan sebaliknya apabila mempunyai stomata yang hanya terdapat pada
permukaan bawah saja disebut daun hipostomatik (Setjo et al, 2004). Distribusi
dari stomata pada daun berbeda terutama menurut habitatnya. Pada tumbuhan air,
stomata banyak dibentuk di permukaan atas daun, sebaliknya pada tumbuhan
darat stomata banyak di permukaan bawah daun (Tim Pengampu Fisiologi
Tumbuhan, 2010).
Pada Nerium oleander, Alamanda chartatica, dan Acalypha
wilkesiana ditemukan stomata pada permukaan epidermis atas dan pada
epidermis bawah ditemukan stomata. Diantara ketiga tanaman tersebut, distribusi
stomata pada epidermis bawah dari yang tertinggi hingga terendah yaitu
Alamanda chartatica, Acalypha wilkesiana , dan Nerium oleander. Sedangkan
distribusi stomata pada epidermis atas dari yang tertinggi hingga terendah yaitu
Alamanda chartatica, Acalypha wilkesiana, dan Nerium oleander.
Tumbuhan Alamanda chartatica dan Acalypha wilkesiana termasuk ke
dalam tumbuhan teristrial. Alamanda chatartica dapat ditemukan pada daerah
yang terbuka dan terpapar cukup cahaya matahari dengan jujan yang cukup dan
kelembapan tinggi sepanjang tahun. Berdasarkan hasil pengamatan distribusi
stomata pada Alamanda chartatica ditemukan pada kedua sisi epidermis dengan
jumlah yang cukup banyak. Daun yang memilki stomata pada kedua sisinya
disebut dengan daun amfistomatik (Setjo et al, 2003).Letak stomata terhadap
epidermis sejajar. Letak stomata demikian menurut Setjo et al (2004) yaitu
memiliki tipe stomata fenofor. Begitu juga dengan Acalypha wilkesiana yang
banyak tumbuh dan ditanam hampir di kawasan terbuka beriklim tropika dan
subtropika (Hidayatullah, 2014). Menurut CB-Mapelar (2013). Tidak jauh
berbeda dengan Alamanda chartatica, pada Acalypha wilkesiana jumlah stomata
yang ditemukan baik di bagian epidermis adaksial atau epidermis abaksial
jumlahnya hampir sama dengan letak stomata sejajar dengan epidermis. Letak
stomata demikian menurut Setjo et al (2004) yaitu memiliki tipe stomata fenofor.
Alamanda chartatica dan Acalypha wilkesiana merupakan tumbuhan terestrial
dengan kondisi yang cukup air (mesofit).
Nerium oleander adalah tumbuhan yang tinggal di lingkungan kering dan
sering terkena cahaya matahari. Tumbuhan seperti itu disebut xerofit. Tumbuhan
ini mengalami penguapan air, suatu sumber daya yang sering kekurangan. Banyak
tumbuhan mempunyai sejumlah modifikasi yang dapat memperkecil kerugian air
dari transpirasi, penguapan air berasal dari permukaan tumbuhan. Hal tersebut
merupakan bentuk adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya. Stomata yang
terletak dibagian permukaan epidermis bawah akan mengurangi penguapan yang
terjadi pada tumbuhan sehingga tumbuhan tidak dengan mudah kehilangan air.
Pada tumbuhan Nerium oleander stomata paling banyak ditemukan pada bagian
epidermis abaksial, sedangkan pada permukaan adaksial ditemukan stomata dalam
jumlah kecil. Berdasarkan tempat hidupnya, Nerium oleander hidup di
lingkungan yang kering sehingga stomata yang hanya berada di bagian epidermis
abaksial tampak tenggelam. Namun pada praktikum ini terjadi kesalahan yaitu
pada daun Nerium oleander ditemukan stomata pada bagian epidermis adaksial.
Seharusnya pada Nerium oleander hanya ditemukan stomata di bagian epidermis
abaksial saja karena daun Nerium oleander termasuk tanaman yang hidup di
habitat kering atau jenis xerofit. Sehingga bagian epidermis yang ditemukan
adanya stomata hanya pada bagian epidermis abaksial saja untuk mengurangi
penguapan yang berlebihan. Menurut Setjo et al (2004), daun dengan stomata
hanya pada permukaan bawah disebut daun hipostomatik. Stomata pada epidermis
bawah, akan membantu mencegah terjadinya penguapan berlebihan sehingga
jumlah air tetap seimbang. Sanusi (2009) menambahkan bahwa pada tanaman
darat umumnya stomata itu terdapat pada permukaan daun bagian bawah. Untuk
mengurangi laju transpirasi yang berlebih biasanya tumbuhan xerofit mempunyai
stomata yang sedikit, stomata tenggelam dan biasanya terdapat trikoma.
Menurut Sejto et al (2003) tumbuhan yang hidup di air dengan daun
menggenang, misalnya teratai, mempunyai stomata hanya pada permukaan atas
sehingga disebut epistomatik. Karena Nympheae sp. merupakan tumbuhan yang
epistomatik, maka habitat dari tumbuhan ini adalah di air (hidrofit). Pada
tumbuhan Nymphaea sp., stomata hanya ditemukan di bagian epidermis atas daun
sedangkan pada epidermis bawah tidak ditemukan adanyastomata. Berdasarkan
tempat hidupnya, Nymphaea sp. hidup di lingkungan yangkaya akan air (hidrofit)
sehingga stomata yang hanya berada di bagian epidermisatas akam membantu
penguapan air sehingga kelebihan air dapat dihindari.


Kimball, J.W. 1965. Biology. Massachusette: Adisson-Wesley Publishing
Company.
Lakitan,B. 1993. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan . Jakarta:PT Raja
GrafindoPersada
Lestari, E.G.2006. Hubungan antara Kerapatan Stomata dengan Ketahanan pada
Somaklon Padi Gadjah mungkur, Towuti, dan IR 64. Biodiversitas 7 (online)
(http://www.scribd.com/doc/212839152/Transpirasi-Dan-Distribusi-Stomata-Ok)
diakses 25 September 2014
Levitt, J. 1980. Responses of Plants to Environmental Stress. New York:
Academic Press.
Robert, L. W. 1976. Plant Biology. London: W.B. Sounds Company
Setjo, S., et al.2003. Anatomi Tumbuhan.Malang:Jurusan Biologi Fakultas MIPA
Universitas Negeri Malang.

Anda mungkin juga menyukai