0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
172 tayangan17 halaman
Dokumen tersebut merangkum sejarah hukum kesehatan di Indonesia, dimulai dari perkembangan profesi kedokteran dan rumah sakit. Hukum kesehatan di Indonesia mulai berkembang sejak tahun 1990-an dengan diterbitkannya peraturan tentang rumah sakit swasta dan munculnya konsep mutu pelayanan kesehatan. Perkembangan hukum kesehatan terus berlanjut seiring munculnya kasus-kasus medis dan diperken
Dokumen tersebut merangkum sejarah hukum kesehatan di Indonesia, dimulai dari perkembangan profesi kedokteran dan rumah sakit. Hukum kesehatan di Indonesia mulai berkembang sejak tahun 1990-an dengan diterbitkannya peraturan tentang rumah sakit swasta dan munculnya konsep mutu pelayanan kesehatan. Perkembangan hukum kesehatan terus berlanjut seiring munculnya kasus-kasus medis dan diperken
Dokumen tersebut merangkum sejarah hukum kesehatan di Indonesia, dimulai dari perkembangan profesi kedokteran dan rumah sakit. Hukum kesehatan di Indonesia mulai berkembang sejak tahun 1990-an dengan diterbitkannya peraturan tentang rumah sakit swasta dan munculnya konsep mutu pelayanan kesehatan. Perkembangan hukum kesehatan terus berlanjut seiring munculnya kasus-kasus medis dan diperken
Pendahuluan Profesi dokter merupakan profesi luhur dan sangat terhormat. Dahulu seolah diasosiasikan dokter sebagai bapak, perawat sebagai ibu dan pasien sebagai anak. Bahkan profesi perawat pun sampai akhir abad 19 masih dianggap sebagai pekerjaan hina dan sering dikaitkan dengan perempuan nakal dan tuna susila, sampai munculnya Florence Nightingale seorang putri bangsawan Inggris yang mengabdikan dirinya sebagai perawat dalam perang Crimea 1883 meski ditentang oleh keluarganya. Perkembangan Sejarah Demikian pula tentang rumah sakit. Pada awal perkembangannya, rumah sakit dianggap sebagai tempat menampung orang-orang miskin yang sakit. Sedangkan jika orang kaya yang sakit selalu dokternya yang dipanggil untuk datang ke rumah penderita dengan membawa tas dokter dan ber-pakaian dokter. Lebih-lebih lagi rumah sakit jiwa yang lebih dikenal sebagai asylum di mana jika pasien tidak kooperatif bisa jadi dilakukan lobotomy frontalis. Contoh bagus pada film One Flew Over the Cuccoos Nest. Sejarah Pelayanan Kesehatan/RumahSakit di Indonesia Periode I , dari jaman dulu sampai sekitar 1960: RS bersifat charity, baik RS Pemerintah maupun sosial Bebas dari tuntutan hukum Periode II, mulai sekitar 1966: RS Swasta mulai sulit mendapat sumbangan Mulai berubah dari sosial menjadi sosial ekonomis Muncul pemikiran subsidi silang
Sejarah Pelayanan Kesehatan -RumahSakit di Indonesia Periode III, mulai 1990: Terbit permenkes no.84/1990 yang memberi peluang mendirikan RS oleh P.T.(Perseroan Terbatas) Muncul dua kelompok RS: Rumah Sakit yang non- profit (non profit hospital), dan Rumah Sakit yang for profit (for profit hospital)
Sejarah Pelayanan Kesehatan/ RumahSakit di Indonesia Periode berikutnya: Di akhir tahun 80an atau awal 90an di beberapa negara maju diterapkan konsep health service tend to be health service industry, maka muncul istilah health service provider-pemberi layanan kesehatan dan pasien sebagaicostumer. Mulai ditekankan konsep mutu pelayanan kesehatan Health Service Quality Sejarah Pelayanan Kesehatan/RumahSakit di Indonesia Di Indonesia juga mulai diperkenalkan upaya perbaikan mutu pelayanan kesehatan dengan dibentuknya Gugus Kendali Mutu GKM) di RS, Puskesmas dan sarana pelayanan kesehatan lainnya. Pelatihan GKM dilaksanan oleh Pusdiklat Depkes di RS Kerawang dan Bekasi th 1986. di lanjutkan untuk RS lainnya di Jawa.
Sejarah PelayananKesehatan/ RumahSakit di Indonesia Tahun 1994 diperkenalkan manajemen mutu terpadu (TQM) untuk perbaikan pelayanan RS di Jateng, denga RS Banyumas sebagai model dan diadopsi oleh Jawa Barat dan provinsi lain. Untuk pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas diperkenalkan program JAMU (QA-Quality Assurance)pada tahun 1995 di Prov Jabar, Jatim-, NTB, Kalbar, Kalteng dan Sumbar melalui Proyek HP IV. Di Jateng dilaksanakan Proyek Community Health and Nutrition III, sedang untuk DIY derkenalkan Provincial Health Proyect I Hukum Kesehatan Memperhatikan terjadinya perkembangan yang tidak lepas dari penyimpangan atas profesi luhur di bidang kesehatan dan kedokteran maka muncul pemikiran-pemikiran perlunya dikembangkan hukum kesehatan. Hukum kesehatan meliputi semua ketentuan hukum yang berhubungan langsung dengan pemeliharaan/pelayanan kesehatan dan penerapan hukum yang terkait, seperti hukum pidana, perdata, hukum administrasi maupun ketentuan pidana dalam pelayanan kesehatan. Hukum Kesehatan Hukum kesehatan di negara maju seperti Australia sudah berkembang jauh sebelum tahun 1990, tentang medical law telah diperkenalkan, misalnya: tentang informed consent muncul dari terjadinya sengketa seorang perempuan yang menderita cacad mata kiri dan mendapat tindakan operasi kosmetik dari seorang Spesialis Mata, sayangnya terjadi Syndroma Sympathetic Opthalmia sehingga mata kanannya yang sebelumnya normal menjadi buta. Spesialis Mata tersebut kalah di pengadilan dan diwajibkan membayar kerugia sebesar 8 juta USD karena tidak menjelaskan bahwa salah satu risiko operasinya adalah sindroma tersebut. Hukum Kesehatan di Indonesia Sampai tahun 1996 hukum kesehatan di Indonesia belum begitu berkembang, tapi mulai muncul kasus hukum yang menimpa seorang bidan di Jakarta yang dipidana karena pasiennya meninggal setelah disuntik. Dalam kasus ini diterapkan KUHP dan UU No. 23/1993 tentang Kesehatan.
Tujuan dari Hukum Kesehatan adalah untuk memberikan dan kepastian hukum bagi penerima dan pemberi pelayanan kesehatan, mencakup Hukum Kedokteran, Hukum Keperawatan, hukum Farmasi Klinik, hukum Rumah Sakit
Hukum Kesehatan di Indonesia (cont.) A. Hukum Kesehatan secara Langsung: adalah ketentuan hukun yang langsung berhubungan dengan pelayanan kesehatan, contoh: UU No. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit Dan lain-lain B. Hukun Kesehatan secara Tidak Langsung adalah ketentuan yang berhubungan bidang spesialisasi hukum, contoh: Hukum Perdata Hukum Pidana Hukum Administrasi, yang dapat diterapkan dalam pelayana kesehatan Hukum Kedokteran Hukum Kesehatan Hukum Kedokteran adalah pengertian Hukum Kesehatan dalam arti sempit, yang menjadi inti dari ketentuan dalam Hukum Kesehatan.
Hukum Kedokteran juga dibedakan dalam pengertian luas dan dalam pengertian sempit Hukum Kedokteran Dalam arti luas, adalah: semua peraturan/ketentuan di bidang medis yang berkaitan dengan pelayanan medis, baik oleh dokter, perawat, bidan, dan laboratorium. Dalam arti sempit, adalah bagian dari medical Law yang meliputi ketentuan hukum yang terkait bidang profesi dokter saja. Cakupan Hukum Kedokteran : Hubungan dokter pasien Rekam medis dan Rahasia Kedokteran Persetujuan tindakan kedokteran/Informed Consent Malpraktik medis
Perkembangan Sejarah Hukum Kesehatan di Indonesia Tidak lepas dari perkembangan sejarah hukum kesehatan dunia. Muncul konsep-konsep hukum tentang informed consent, negligence, mutu pelayanan dan tuntutan hukum Ketentuan hukum kedokteran dan pelayanan kesehatan mulai diperkenalkan dan terus berkembang seiring perkembangan hukum dan aturan di bidang kesehatan serta kasus-kasus terkait sengketa dan tuntutan hukum. Perkembangan Sejarah Hukum Kesehatan di Indonesia Perkembangan Sejarah Hukum Kesehatan di Indonesia Pada tahun 1999, di US diterbitkan artikel yang berjudul To Err is Human: Building a Safer Health Care System, oleh Institute of Medicine. Artikel tersebut merujuk pada data penelitian the Harvard Medical Practice Study yang menunjukkan bahwa estimasi kematian akibat medical error diperkirakan merenggut nyawa 40 000 98 000 orang di Amerika. Publikasi tersebut mendorong tumbuhnya konsep Patient Safety, di dunia termasuk di Indonesia Daftar Pustaka 1. Bates, Phillip W.,(1995): Health Service Law 1,School of Health Service Management, The University of New South Wales, Sydney, Australia. 2. Guwandi, J., S.H. (2002): Hospital Law (Emerging doctrines & J urisprudence), Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. 3. Koentjoro , Tjahjono, (2007): Regulasi Kesehatan di Indonesia, C.V. Andi Ofset, editor Renati Winoeng rosari, Yogyakarta. 4. Robert, Marc J., Hsiao, William., Berman Peter, Reich, Michael R. (2004): Getting Health Reform Right, A Guide to Improving Performance and Equity, Oxford University Press Inc. New York. 5. Sanders, Lisa, M.D.(2009): Every Patient Tells a Story, Medical Miteries and The Art of Diagnosis, Broadway Books, New York. 6. Wachter, Robert M, (2008): Understanding Patient Safety, the McGraw Hill Companies, Inc. The USA. 7. Undang Undang Republik Indonesia No. 29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 8. Undang Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2004 tentang Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 9. Undang Undang Republik Indonesia No. 44 tahun 2004 tentangRumah Sakit, Departemen Kesehatan Republik Indonesia