Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN SPEKTROFOTOMETRI

RADIANT ENERGY

Oleh
1. Adya Pranabangsa
2. Egi Anggriawan
3. Emma
4. Idzny Qurany
5. Intan Mustabsyiroh
6. M. Fathul Barri
7. M. Iqbal Yudistira
8. Sekar



UNIVERSITAS PAKUAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN KIMIA
BOGOR
2014
BAB 1
RADIANT ENERGY
A. DEFINISI
Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja. Dan kerja adalah pergerakan suatu
objek ketika diberikan gaya. Radiasi adalah setiap proses di mana energi bergerak melalui
media atau melalui ruang, dan akhirnya diserap oleh benda lain. Sumber energi radiasi
adalah matahari. Maka, energi radiasi dapat didefinisikan sebagai energi yang dihasilkan
dari partikel yang bergetar dan menyebabkan partikel lain bergetar.
Cahaya bisa dianggap sebagai kuantum energi atau gelombang Elektromagnetik. Cahaya
dapat merambat tanpa atau ada medium rambatan. Perbedaan bagian sprektrum frekuensi
gelombang cahaya diberi nama khusus:

Gambar 1. Spektrum gelombang elektromagnetik
ultaviolet (UV), tampak, inframerah (infrared), gelombang mikro (microwave), gelombang
radio (radiowave) dan seterusnya. Pada umumnya orang menyebut cahaya pada radiasi
elektromagnetik dengan panjang gelombang sekitar 0,1-100 m. Cahaya dibawah panjang
gelombang yang kita lihat (violet) disebut ultraviolet, dan diatas panjang gelombang yang
kita lihat (merah) disebut inframerah. Secara lengkap pembagian spektrum cahaya tampak
pada gambar 1. Cahaya yang melewati ruang angkasa (hampa) pada kecepatan cahaya
(3.108 m/s). Frekwensi gelombang cahaya pada vakum dan medium berhubungan dengan
panjang gelombangnya (_) dan kecepatan cahaya di medium (c) seperti pada persamaan 1.
Panjang gelombang dari cahaya dari UV - Infrared diperlihatanpada gambar 2.
v= c
l (1)

Gambar 2. Panjang gelombang elektromagnetik
A.2. Gelombang Radio
Radio adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara
modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik). Gelombang ini
melintas dan merambat lewat udara dan bisa juga merambat lewat ruang angkasa yang
hampa udara, karena gelombang ini tidak memerlukan medium pengangkut (seperti
molekul udara). (http://id.wikipedia.org/wiki/Radio,Agustus 25,2010)

Gelombang radio adalah satu bentuk dari radiasi elektromagnetik, dan terbentuk ketika
objek bermuatan listrik dimodulasi (dinaikkan frekuensinya) pada frekuensi yang terdapat
dalam frekuensi gelombang radio (RF) dalam suatu spektrum elektromagnetik, dan radiasi
elektromagnetiknya bergerak dengan cara osilasi elektrik maupun magnetik.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Radio,Agustus 25,2010)
A.3. Gelombang Mikro
Gelombang mikro (bahasa Inggris: microwave) adalah
gelombang elektromagnetik dengan frekuensi super tinggi (Super High Frequency, SHF),
yaitu di atas 3 GHz (3x10
9
Hz).
Jika gelombang mikro diserap oleh sebuah benda, akan muncul efek pemanasan pada benda
tersebut. Jika makanan menyerap radiasi gelombang mikro, makanan menjadi panas dan
masak dalam waktu singkat. Proses inilah yang dimanfaatkan dalam oven microwave.
Gelombang mikro juga dimanfaatkan pada radar. radar digunakan untuk mencari dan
menentukan jejak suatu benda dengan gelombang mikro dengan frekuensi sekitar 10
10
Hz.
A.4. Gelombang Infra Merah
Inframerah adalah radiasi elektromagnetik dari panjang gelombang lebih panjang
dari cahaya tampak, tetapi lebih pendek dari radiasi gelombang radio. Namanya berarti
"bawah merah" (dari bahasa Latin infra, "bawah"), merah merupakan warnadari cahaya
tampak dengan gelombang terpanjang. Radiasi inframerah memiliki jangkauan tiga "order"
dan memiliki panjang gelombang antara 700 nm dan 1 mm. Inframerah ditemukan secara
tidak sengaja oleh Sir William Herschell, astronom kerajaan Inggris ketika ia sedang
mengadakan penelitian mencari bahan penyaring optis yang akan digunakan untuk
mengurangi kecerahan gambar matahari pada teleskop tata surya
A.5. Gelombang Visible
Spektrum kasat mata (bahasa Inggris:Visible spectrum) adalah bagian dari spektrum elektrog
tepat dari spektrum optik; mata normal manusia akan dapat menerima panjang
gelombang dari 400 sampai 700 nm, meskipun beberapa orang dapat menerima panjang
gelombang dari 380 sampai 780 nm (atau dalam frekuensi 790-400 terahertz). Mata yang
telah beradaptasi dengan cahaya biasanya memiliki sensitivitas maksimum di sekitar 555
nm, di wilayah hijau dari spektrum optik. Warna pencampuran seperti pink atau ungu, tidak
terdapat dalam spektrum ini karena warna-warna tersebut hanya akan didapatkan dengan
mencampurkan beberapa panjang gelombang.
Panjang gelombang yang kasat mata didefinisikan oleh jangkauan spektral jendela
optik, wilayah spektrum elektromagnetik yang melewati atmosfer Bumi hampir tanpa
mengalami pengurangan intensitas atau sangat sedikit sekali (meskipun cahaya biru
dipencarkan lebih banyak dari cahaya merah, salah satu alasan menggapai langit berwarna
biru). Radiasi elektromagnetik di luar jangkauan panjang gelombang optik, atau jendela
transmisi lainnya, hampir seluruhnya diserap oleh atmosfer. Dikatakan jendela optik karena
manusia tidak bisa menjangkau wilayah di luar spektrum optik. Inframerah terletak sedikit di
luar jendela optik, namun tidak dapat dilihat oleh mata manusia.

Warna Frekuensi Panjang gelombang
nila-ungu 668789 THz 380450 nm
biru 606668 THz 450495 nm
hijau 526606 THz 495570 nm
kuning 508526 THz 570590 nm
jingga 484508 THz 590620 nm
merah 400484 THz 620750 nm

A.6. Gelombang Ultra Violet
Radiasi ultraungu (sering disingkat UV, dari bahasa Inggris: ultraviolet) adalah radiasi
elektromagnetis terhadap panjang gelombang yang lebih pendek dari daerah dengan sinar
tampak, namun lebih panjang dari sinar-X yang kecil.
Radiasi UV dapat dibagi menjadi hampir UV (panjang gelombang: 380200 nm) dan UV
vakum (20010 nm). Dalam pembicaraan mengenai pengaruh radiasi UV terhadap
kesehatan manusia dan lingkungan, jarak panjang gelombang sering dibagi lagi
kepada UVA (380315 nm), yang juga disebut "Gelombang Panjang" atau
"blacklight"; UVB (315280 nm), yang juga disebut "Gelombang Medium" (Medium Wave);
dan UVC (280-10 nm), juga disebut "Gelombang Pendek" (Short Wave).
Istilah ultraviolet berarti "melebihi ungu" (dari bahasa Latin ultra, "melebihi"), sedangkan
kata ungu merupakan warna panjang gelombang paling pendek dari cahaya dari sinar
tampak. Beberapa hewan, termasuk burung, reptil, dan serangga seperti lebah dapat
melihat hingga mencapai "hampir UV". Banyak buah-buahan, bunga dan benih terlihat lebih
jelas di latar belakang dalam panjang gelombang UV dibandingkan dengan penglihatan
warna manusia.
A.7. Sinar X
Sinar-X atau sinar Rntgen adalah salah satu bentuk dari radiasi
elektromagnetik dengan panjang gelombang berkisar antara 10nanometer ke
100 pikometer (sama dengan frekuensi dalam rentang 30 petahertz - 30 exahertz) dan
memiliki energi dalam rentang 100 eV - 100 Kev. Sinar-X umumnya digunakan dalam
diagnosis gambar medis dan Kristalografi sinar-X. Sinar-X adalah bentuk dari radiasi ion dan
dapat berbahaya.
A.8. Sinar Gamma
Sinar gama (seringkali dinotasikan dengan huruf Yunani gama, ) adalah sebuah bentuk
berenergi dari radiasi elektromagnetik yang diproduksi oleh radioaktivitas atau proses nuklir
atau subatomik lainnya seperti penghancuran elektron-positron.
Sinar gama membentuk spektrum elektromagnetik energi-tertinggi. Mereka seringkali
didefinisikan bermulai dari energi 10 keV/ 2,42 EHz/ 124 pm, meskipun radiasi
elektromagnetik dari sekitar 10 keV sampai beberapa ratus keV juga dapat menunjuk
kepada sinar X keras. Penting untuk diingat bahwa tidak ada perbedaan fisikal antara sinar
gama dan sinar X dari energi yang sama -- mereka adalah dua nama untuk radiasi
elektromagnetik yang sama, sama seperti sinar matahari dan sinar bulan adalah dua nama
untuk cahaya tampak. Namun, gama dibedakan dengan sinar X dari sumber mereka. Sinar
gama adalah istilah untuk radiasi elektromagnetik energi-tinggi yang diproduksi oleh transisi
energi karena percepatan elektron. Karena beberapa transisi elektron memungkinkan untuk
memiliki energi lebih tinggi dari beberapa transisi nuklir, ada tumpang-tindih antara apa
yang kita sebut sinar gama energi rendah dan sinar-X energi tinggi.
Sinar gama merupakan sebuah bentuk radiasi mengionisasi; mereka lebih menembus dari
radiasi alfa atau beta (keduanya bukan radiasi elektromagnetik), tapi kurang mengionisasi.
Perlindungan untuk sinar membutuhkan banyak massa. Bahan yang digunakan untuk
perisai harus diperhitungkan bahwa sinar gama diserap lebih banyak oleh bahan
dengan nomor atom tinggi dan kepadatan tinggi. Juga, semakin tinggi energi sinar gama,
makin tebal perisai yang dibutuhkan. Bahan untuk menahan sinar gama biasanya
diilustrasikan dengan ketebalan yang dibutuhkan untuk mengurangi intensitas dari sinar
gama setengahnya. Misalnya, sinar gama yang membutuhkan 1 cm (0,4 inci) "lead" untuk
mengurangi intensitasnya sebesar 50% jujga akan mengurangi setengah intensitasnya
dengan konkrit 6 cm (2,4 inci) atau debut paketan 9 cm (3,6 inci).
Sinar gama dari fallout nuklir kemungkinan akan menyebabkan jumlah kematian terbesar
dalam penggunaan senjata nuklir dalam sebuah perang nuklir. Sebuah perlindungan
falloutyang efektif akan mengurangi terkenanya manusia 1000 kali.
Sinar gama memang kurang mengionisasi dari sinar alfa atau beta. Namun, mengurangi
bahaya terhadap manusia membutuhkan perlindungan yang lebih tebal. Mereka
menghasilkan kerusakan yang mirip dengan yang disebabkan oleh sinar-X, seperti
terbakar, kanker, dan mutasi genetika.
Dalam hal ionisasi, radiasi gama berinteraksi dengan bahan melalui tiga proses utama: efek
fotoelektrik, penyebaran Compton, dan produksi pasangan.
Efek fotoelektrik: radiasi gamma memndahkan semua energinya ke suatu elektron orbital.
Efek Compton: radiasi gamma memindahkan hanya sebagian energinya ke suatu elektron
orbital .
Produksi pasangan: terjadi dari perilaku suatu radiasi gamma di dalam medan listrik inti
atom, untuk beralih bentuk menjadi pasangan negatron dan positron radiasi gamma yang
sisa dihamburkan.
BAB 2
INTERAKSI ENERGI RADIASI DENGAN MATERI
A. Konsep Dasar Interaksi Radiasi
Interaksi radiasi dengan materi pada dasarnya merupakan interaksinya dengan elektron
di dalam orbital atom. Interaksi radiasi dengan materi menyebabkan terjadinya ionisasi dan
eksitasi. Interaksi radiasi dengan inti atom hanya terjadi dengan neutron yang tidak
bermuatan sehingga tidak menyebabkan ionisasi.
Tabrakan elastis neutron dengan inti hidrogen menghasilkan proton pental (recoil
proton) yang dideteksi sebagai partikel tidak bermuatan. Besarnya energi radiasi ditentukan
dengan cara mengukur jangkauan (range) radiasi ketika menembus materi, yaitu jarak yang
dicapai oleh radiasi berenergi tertentu ketika menembus materi. Pengukuran energi radiasi
juga dapat ditentukan melalui ketebalan paruh (half thickeness), yaitu ketebalan materi
yang dapat mengurangi intensitas radiasi itu menjadi separuhnya. Dapat juga dengan
menentukan ketebalan paruh.

Jangkau dinyatakan sebagai massa per satuan luas: g.cm-2 atau mg.cm-2

Gambar 2. Perilaku dari berbagai jenis radiasi dalam medan magnet.




1. ION POSITIF
a. Mekanisme Hilangnya Energi Radiasi
Selama melewati materi, ion positif terutama kehilangan energi akibat berinteraksi
dengan eletron atom penyusun materi. Interaksi ini menyebabkan:
1) disosiasi molekul
2) eksitasi atom dan molekul
3) ionisasi atom dan molekul, proses ini yang paling mudah diukur dan digunakan dalam
mendeteksi ion positif

Partikel alpha merupakan salah satu contoh radiasi ion positif. Partikel telah
diketahui jumlah dan energi awalnya dapat dibuat supaya seluruh diserap dalam kamar
pengion, karena partikel alpha hanya melewati yang pendek di dalam materi sebelum
berkurang energinya menjadi termal. Dengan demikian ionisasi total yang dihasilkan tiap
partikel alpha dapat diukur.
Dari hasil eksperimen telah diketahui bahwa:
a. pembentukan pasangan ion di udara memerlukan energi sebesar 35 eV,
b. pembentukan pasangan ion dalam gas monoatomik memerlukan energi minimum 21,9
eV (untuk unsur xenon) dan maksimum 43 eV (untuk helium),
c. energi yang diperlukan untuk membentuk satu pasangan ion dalam gas poliatomik (NH3)
adalah 39 eV.
d. energi yang diperlukan untuk membentuk satu pasangan ion dalam semikonduktor
germanium adalah 2,9 eV.

Sebagian besar hilangnya energi ion positif digunakan sebagai energi elektron yang
lepas dari atom atau molekul. Energi maksimum yang diperoleh elektron dari tumbukan
dengan partikel alpha berenergi 6 MeV adalah 3 keV. Energi rata-rata yang diberikan ke
elektron selama melewati materi adalah sekitar 100-200 eV. Sebagian besar elektron
sekunder (sinar delta) memiliki energi yang cukup untuk menyebabkan ionisasi pada atom-
atom lain.
Dengan demikian 60% sampai dengan 80% ionisasi yang dihasilkan oleh partikel
alpha (ion positif) adalah disebabkan karena ionisasi sekunder.
Pada saat kecepatan ion positif berkurang menjadi suatu nilai yang hampir sama
dengan kecepatan elektron valensi dalam atom, maka terdapat fenomena baru yang
penting, yaitu ion-ion mulai mengadakan tumbukan elastik dengan atom (bukan terjadi
eksitasi elektron atom). Tumbukan pada saat kecepatan ion positif hampir sama dengan
kecepatan elektron dalam kulit K maka ion akan mulai mengambil elektron dalam atom dan
muatan rata-rata partikel akan berubah dari Z menjadi. Z-1. Secara rata-rata, ion-ion positif
yang melewati suatu materi akan mengosongkan semua elektron orbital yang berkecepatan
kurang dari kecepatan ion positif
Sebagai kesimpulannya, terdapat tiga fenomena penting yang terjadi jika positif
melewati materi, yaitu:
a. Ion-ion positif dengan kecepatan cukup tinggi dapat mengambil atau mengosongkan
(stripping) semua elektron dalam materi dan mekanisme hilangnya energi adalah karena
ionisasi dan eksitasi elektron orbital atom penyusus materi,
b. Ion-ion dengan kecepatan yang hampir sama dengan kecepatan elektron dalam kulit K,
maka ion positif akan mulai mengambil (pick up) elektron. Mekanisme hilangnya energi
masih tergolong secara elektronik.
c. Ion-ion positif dengan kecepatan hampir sama dengan elektron valensi, maka mekanisme
hilangnya energi adalah tumbukan elastik antara ion positif dengan atom penyusun mateni,
meskipun ion positif bermuatan.

2. ELEKTRON
a. Proses Hilangnya Energi
Pada dasarnya interaksi elektron dengan materi adalah sama dengan ion positif.
Ada dua perbedaan interaksi antara radiasi ion positif dan elektron dengan materi, yaitu
pada energi tertentu, kecepatan elektron lebih besar dibandingkan dengan ion positif,
sehingga ionisasi jenis elektron kurang dari ion positif.
Elektron kemungkinan kehilangan banyak energi sewaktu bertumbukan dengan satu
elektron atom absorber, sehingga straggling akan lebih nyata (lebih besar) dibandingkan
dengan ion positif. Jika berkas elektron yang awalnya homogen melewati materi, maka
straggling akan semakin bertambah dengan adanya hamburan elektron menuju arah yang
berbeda-beda, sehingga kemungkinn terdapat perbedaan panjang jejak elektron yang
melewati absorber dengan ketebalan yang sama. Hamburan nuklir menjadi penyebab
utama adanya defleksi dengan sudut besar, meskipun hilangnya energi hampir semuanya
disebabkan oleh interaksi dengan elektron.
Untuk elektron berenergi tinggi ada suatu mekanisme hilangnya energi yang harus
diperhitungkan, yaitu bremsstrahlung. Proses bremsstrahlung adalah pancaran radiasi
gelombang elektromagnetik apabila elektron dipercepat dalam medan listrik inti atom.
Perbandingan antara hilangnya energi berupa pancaran radiasi dengan hilangnya energi
berupa ionisasi dalam unsur yang bernomor atom Z adalah mendekati EZ/800, dalam hal ini
E adalah energi elektron (MeV). Adapun fraksi energi elektron yang diubah menjadi
pancaran radiasi gelombang elektromagnetik adalah
F = 3,5.10-4 x Z x E
8 dimana,
Z : nomor atom absorber
E : energy maksimum electron (MeV)
Dengan demikian dalam bahan berat seperti timbal, hilangnya radiasi menjadi berarti
bahkan pada energi 1 MeV, sedangkan dalam bahan ringan (udara atau alumunium) hal ini
tidak berarti. Jarak yang ditempuh elektron sehingga energinya berkurang dengan faktor
sebesar e karena efek bremsstrahlung disebut sebagai panjang radiasi (radiation length).

b. Absorsi Partikel Beta
Gabungan efek spektrum kontinyu dan hamburan menyebabkan absorpsi partikel
beta mendekati eksponensial. Kurva absorpsi, yaitu kurva aktivitas terhadap ketebalan
absorber yang dilewati partikel beta, biasanya digambarkan pada kertas semilog. Bentuk
eksak (pasti) kurva absorpsi tergantung pada bentuk spektrum sinar beta dan, karena efek
hamburan, tergantung pada geometri sampel, absorber dan detektor. Jika sampel dan
absorber dibuat sedekat mungkin dengan detektor, maka kurva absorpsi semilogmendekati
garis lurus, jika tidak maka kurva lengkung ke arah sumbu yang terbentuk. Jika suatu sumber
memancarkan partikel beta yang memiliki dua spektra dengan energi maksimum yang
berbeda, maka akan kelihatan dari berubahnya kemiringan pada kurva absorpsi, kurva
semacam itu analog dengan kurva semilog peluruhan aktivitas yang terdiri dari dua aktivitas
dengan umur paruh yang berbeda.
Jika jangkauan partikel beta diketahui, maka hubungan antara jangkauan energi
dapat digunakan untuk menentukan energi maksimum partikel beta.
Hubungan antara jangkauan dengan energi dapat dinyatakan dalam persamaan berikut,
1) 0,01 E 2,5 MeV

R = 412 E(1,265-0,0954InE))
2) E > 2,5 MeV ; R > 1200

R = 530 E-106
3) R 1200

In E = 6,63 3,2376(10,2146-InR)1/2
dimana,
R : jangkauan (mg/cm2)
E : energy maksimum partikel beta (MeV)

c. Hamburan Balik (Back-Scattering)

Hamburan elektron baik oleh inti maupun elektron adalah Iebih besar dibandingkan
dengan partikel berat. Fraksi yang signifikan dan jumlah elektron yang menumbuk materi
kemungkinan dipantulkan sebagai hasil proses hamburan tunggal atau hamburan banyak.
Intensitas pantulan akan bertambah dengan semakin tebalnya reflektor (pemantul), kecuali
untuk ketebalan yang Iebih besar dari sepertiga jangkauan elektron. Saturasi (kejenuhan)
akan dicapai dan selanjutnya penambahan ketebalan tidak akan memperbesar intensitas
pantulan. Perbandingan antara aktivitas sumber beta yang terukur dengan reflektor dan
tanpa menggunakan reflektor disebut sebagai faktor hamburan balik. Saturasi faktor
hamburan balik pada dasarnya tidak tergantung dari energi maksimum beta untuk energi di
atas 0,6 MeV dan bervariasi dari 1,3 untuk alumunium sampai dengan 1,8 untuk timbal.
Meskipun faktor ini tergantung pada pengaturan pencacahan tertentu yang digunakan,
sebaiknya ditentukan untuk setiap konfigurasi.

3. RADIASI ELEKTROMAGNETIK
a. Proses Penyebab Hilangnya Energi
Tidak seperti pada partikel bermuatan, foton dalam melewati materi tidak dapat
kehilangan energi secara kontinyu sepanjang jejak yang dilalui. Sebaliknya, dalam dua dari
tiga proses fundamental foton berinteraksi dengan materi, maka semua energi foton
dipindahkan ke medium dalam satu interaksi. Dengan demikian absorpsi foton dalam materi
diharapkan bersifat eksponensial dengan tebal paruh yang Iebih besar dari jangkauan
partikel beta yang memiliki energi sama. Sebagai akibatnya maka ionisasi jenis rata-rata
sinar gamma kemungkinan sepersepuluh sampai dengan seperseratus dari ionisasi jenis
radiasi elektron untuk energi yang sama. lonisasi yang diamati untuk sinar gamma hampir
seluruhnya sekunder. Hilangnya energi rata-rata per pasangan ion yang terbentuk sama
dengan sinar beta, misalnya 35 eV dalam udara.

b. Efek Fotolistrik

Pada energi rendah, proses terpenting adalah efek fotolistrik. Pada proses ini
kuantum elektromagnetik berenergi hv melepaskan elektron yang terikat dari atomnya atau
molekul dan keluar dan atomnya dengan energi sebesar (hv - b), dengan b adalah energi
ikat elektron. Kuantum radiasi hilang seluruhnya dalam proses ini, dan kekekalan
momentum kemungkinan hanya karena atom yang ditinggalkan elektron dapat menerima
momentum. Untuk energi foton yang lebih besar dari energi ikat pada kulit K dan atom
absorber, maka absorpsi fotolistrik terutama terjadi pada kulit K, sedangkan kulit L hanya
menyumbang sekitar 20% saja dari kulit yang lebih luar lagi akan memberikan sumbangan
yang lebih kecil. Dengan alasan ini, maka kemungkinan absorpsi fotolistrik memiliki
diskontinyuitas yang tajam pada energi yang setara dengan energi ikat pada kulit K, L, M,
dan seterusnya. Untuk energi foton di atas energi ikat kulit K dan absorber, pada awalnya
absorpsi fotolistrik akan turun dengan cepat (sekitar E- -
lahan (sekitar E- bertambahnya energi. Hal ini juga sebanding dengan Z5. Energi
sinar gamma yang memberi sumbangan 5% pada total absorpsi sinar gamma adalah 0,15
MeV untuk alumunium, 0,4 MeV untuk tembaga, 1,2 MeV untuk timah, dan 4,7 MeV untuk
timbal. Kecuali untuk unsur berat, absorpsi fotolistrik relative tidak penting untuk energi di
atas 1 MeV.

c. Efek Compton
Foton kemungkinan hanya memindahkan sebagian energinya ke elektron yang terikat
ataupun yang bebas. Foton tidak hanya berkurang energinya tetapi arahnya berbelok dari
arah semula. Proses ini disebut sebagi efek Compton atau hamburan Compton. Hubungan
antara hilangnya energi dengan sudut hamburan dapat diturunkan dari kondisi relativitas
untuk kekekalan momentum dan energi.

d. Produksi Pasangan (Pair Production)
Mekanisme radiasi elektromagnetik dapat diserap oleh materi adalah proses
produksi pasangan. Pada proses ini foton harus memiliki energi paling tidak sebesar 1,02
MeV dan berinteraksi di dalam medan inti atom. Foton tersebut. akan hilang dan sebagai
gantinya diciptakan dua partikel yaitu elektron dart positron. Karena positron merupakan
partikel yang tidak stabil memiliki umur yang sangat pendek, maka akan mencari
pasangannya, yaitu elektron, dan bergabung untuk menuju ke kestabilan. Penggabungan
antara kedua partikel tersebut akan menghasilkan dua radiasi gelombang elektromagnetik
dengan arah berlawanan yang masing-masing berenergi sebesar 0,51 MeV. Proses tersebut
disebut sebagi proses pemusnahan (anihilasi).

e. Koefisien Transfer Energi
Pada saat foton berinteraksi dengan elektron materi, sebagian atau seluruh
energinya diubah menjadi energi kinetik elektron. Jika hanya sebagian energi foton yang
diberikan ke elektron, maka foton itu sendiri dihamburkan dengan energi yang lebih keeil
dari energi semula. Foton yang terhambur kemungkinan akan berinteraksi dan sebagian
atau seluruh energinya ditransfer ke electron. Dengan demikian foton akan mengalami satu
atau Iebih interaksi darri energi foton akan diubah menjadi energi kinetik electron.

f. Koefisien Absorpsi Energi
Sebagian besar elektron yang dihasilkan oleh foton akan kehilangan energinya
karena tumbukan inelastik (ionisasi dan eksitasi) dengan elektron atom materi, beberapa
tergantung pada nomor atom materi, akan kehilangan energy melalui interaksi
bremsstrahlung dengan inti atom. Energi bremsstrahlung dipancarkan sebagai sinar X dan
tidak termasuk dalam perhitungan energi yang terserap di temapt itu.

4. NEUTRON
Karena neutron tidak memiliki muatan, maka interaksinya dengan elektron sangat
kecil dari ionisasi dengan neutron merupakan efek yang dapat diabaikan. Interaksi neutron
dengan materi dibatasi untuk efek inti, yang meliputi hamburan elastik dan inelastik,


a. Pelambatan Neutron

Neutron digolongkan berdasarkan energinya menjadi
1) neutron cepat adalah neutron yang memiliki energi lebih dan 100 keV,
2) neutron intermediet atau epitermal atau neutron lambat adalah neutron yang memiliki
energi sampai dengan 1 keV,
3) neutron termal adalah neutron yang memiliki energi sama dengan energi kinetik rata-rata
molekul gas dalam lingkungannya.

Neutron cepat kemungkinan kehilangan sebagian besar energinya jika bertumbukan tidak
elastik dengan inti berat. Proses ini akan berhenti dan menjadi efektif setelah energi
intermediet tercapai dan tidak menghasilkan neutron lambat. Kebanyakan pelambatan
neutron dilakukan melalui suatu proses yang terdiri dari banyak tumbukan elastik berantai
dengan inti atom. Neutron yang pada awalnya berenergi E0 yang bertumbukan dengan inti.


Sumber : http://id.wikipedia.org/
B. Ionisasi Oleh Radiasi
Bila radiasi (pengion) berinteraksi dengan atom dan molekul di dalam suatu materi,
maka sebagian atau seluruh energinya akan berpindah, sehingga energinya menjadi
berkurang. Berkurangnya energi radiasi berlainan menurut jenis radiasi. Misalnya interaksi
partikel bermuatan listrik seperti alpha dan beta dengan suatu materi berbeda dengan
interaksi partikel tidak bermuatan listrik seperti neutron dengan materi tersebut. Partikel
bermuatan listrik akan berinteraksi langsung dengan elektron dalam suatu atom secara
elektromagnetik. Pada kondisi tersebut akan terbentuk ion positif dan elektron bebas.
Peristiwa ini disebut ionisasi radiasi. Ionisasi radiasi dapat dideteksi dengan detektor listrik,
detektor bilik ionisasi, dengan bahan film foto atau dengan bahan yang dapat
berfluoresensi. Di bawah ini akan diuraikan tentang ionisasi radiasi.
1. Ionisasi.
Suatu materi terdiri dari atom dan molekul. Pada saat radiasi melewati materi maka
sebagian atau seluruh energi radiasinya akan berpindah karena terjadinya hamburan dan
penyerapan. Dengan demikian energi radiasinya akan berkurang. Proses berkurangnya
energi radiasi ini karena adanya interaksi antara radiasi dengan materi. Akibat proses
interaksi antara radiasi dan materi menyebabkan terjadinya peristiwa yang disebut ionisasi.
Ion positif dan elektron bebas yang terbentuk akibat ionisasi radiasi pada materi
dapat dideteksi atau diukur secara langsung dengan detektor listrik atau bilik ionisasi. Oleh
karena itu efek ionisasi radiasi pada suatu materi digunakan secara luas untuk pemeriksaan
dan pengukuran radioaktivitas.
Ada radiasi yang bersifat pengion langsung dan pengion tak-langsung. Radiasi
pengion langsung adalah partikel bermuatan listrik (alpha, beta dan lain-lain.) yang secara
langsung menyebabkan terjadinya ionisasi pada atom atau molekul dalam suatu materi.
Berbeda dengan hal tersebut, gelombang elektromagnetik seperti sinar X dan gamma
(termasuk foton), akan berinteraksi dengan elektron dalam suatu atom melalui peristiwa
fotolistrik dan hamburan Compton. Sedangkan neutron yang merupakan partikel tidak
bermuatan listrik akan menimbulkan radiasi partikel bermuatan melalui interaksinya dengan
inti atom. Di sini partikel bermuatan yang dihasilkan secara sekunder oleh partikel neutron
berperan pada proses ionisasinya. Jenis radiasi ini disebut radiasi pengion tak langsung.
Interaksi radiasi dengan materi secara umum mengakibatkan sekumpulan kejadian
yang berhubungan dengan ionisasi, disosiasi, dan rekombinasi. Selanjutnya akan
diperkenalkan contoh pengukuran efek ionisasi dan pengukuran sederhana secara
perbandingan terhadap gas dan semikonduktor (benda padat).
2. Indikator efek ionisasi.
Pada interaksi antara radiasi dan gas akan terbentuk pasangan ion positif dan
elektron bebas. Energi rata-rata satu pasangan ion diberi notasi W dengan satuan eV
(elektron volt). Satu eV sama dengan energi yang diperoleh elektron yang melewati celah
dengan beda potensial 1 V dalam keadaan hampa udara. Nilai W untuk berbagai jenis radiasi
ditunjukkan pada Tabel 1.
Nilai W untuk beberapa partikel bermuatan listrik sekitar 30~35 eV, nilai W untuk
beberapa gas sekitar 22~43 eV, dan nilai W rata-ratanya adalah sekitar 30 eV. Misalnya, jika
melewati udara nilai W alpha adalah 35,5 eV dan energinya sekitar 1 ~10 MeV. Nilai W
elektron juga tidak begitu berbeda dari alpha yaitu 34,0 eV.
Nilai W berbagai jenis partikel bermuatan listrik tidak jauh berbeda karena adanya
efek sekunder (pengaruh elektron yang terbentuk karena efek langsung) yang lebih besar
daripada efek langsung (tumbukan) partikel bermuatan listrik yang terjadi di dalam materi.
Contoh pengukuran efek ionisasi pada benda padat sangat jarang. Semikonduktor
atau beberapa isolator merupakan contoh efek ionisasi dari benda padat. Dalam hal ini
energi rata-rata yang diperlukan untuk membentuk satu pasangan ion, dinyatakan dengan
nilai e .
3. Energi ionisasi dan pengaruhnya.
Jika atom stabil mendapat tambahan energi dari luar, maka energinya menjadi lebih
besar. Dalam kondisi ini elektron dalam atom tersebut berada pada tingkat transisi dan
atom dalam kondisi tereksitasi (Gambar 1). Kondisi tereksitasi umumnya berlangung singkat
(10-8 detik), kemudian atom akan kembali pada keadaan stabil setelah memancarkan
gelombang elektromagnetik yang lemah. Elektron yang terlepas dari ikatan atomnya karena
ionisasi, biasanya adalah elektron yang terletak pada kulit luar.
Seperti efek fotolistrik yang terjadi saat foton menembus materi, maka jika elektron
yang terdapat pada orbit yang lebih dalam terlepas, maka peristiwa ini disebut ionisasi kulit
dalam. Pada atom yang stabil elektron berenergi terendah biasanya terdapat di orbit kulit K,
n = 1 (Gambar 2).
Bila atom hidrogen tereksitasi, elektron dari orbit K (n = 1) berpindah ke orbit L (n =
2), atau orbit M (n = 3), dan seterusnya. Energi ikat antara elektron orbit dengan inti atom
hidrogen yang berada pada keadaan stabil, yaitu sebesar 13.53 eV (yang merupakan selisih
antara energi elektron dalam orbit K, n = 1 dengan energi elektron bebas, n = 8), dan pada
saat atom hidrogen menerima energi lebih besar dari energi ionisasi, maka akan terbentuk
ion hidrogen dan elektron bebas.
Energi ionisasi atom hidrogen merupakan energi terendah yang dapat menyebabkan
terjadinya ionisasi pada atom hidrogen. Biasanya energi ionisasi elektron yang terikat dalam
atom suatu gas ialah sekitar 1020 eV.
Unsur utama yang terdapat di udara adalah nitrogen dan oksigen. Pada Tabel 2
ditunjukkan energi ionisasi total dari proses ionisasi dan proses ionisasi masing-masing gas.
Biasanya proses ionisasi molekul lebih rumit daripada proses ionisasi atom.
Besarnya pengurangan energi, perlambatan dan ionisasi sangat berbeda untuk jenis
gas yang berbeda dan jenis serta energi radiasi yang berbeda pula.
Perubahan nilai W dapat diprediksi sesuai dengan perbedaan jenis gas dan jenis
radiasi. Tetapi berlawanan dengan prediksi tersebut, perubahan nilai W untuk gas tidak
signifikan dan nilainya tetap antara 30-35 eV. Hal ini diduga karena efek eksitasi lebih besar
sehingga efek ionisasinya tidak terlihat.
Benda padat misalnya kristal silikon mempunyai energi 1,12 eV, tetapi untuk nilai e sinar
alpha adalah 3,6 eV.

Tabel 2. Nilai W (eV) beberapa jenis gas.

Gambar 3. Ionisasi dan eksitasi dari atom berilium.

Gambar 4. Diagram urutan energi atom hidrogen.

Gambar5. Perubahan energi 6 jenis partikel bermuatan listrik di udara

BAB 3
WARNA
A. Warna Dalam Bentuk Gelombang

Gelombang pada dasarnya adalah suatu cara perpindahan energi dari satu tempat ke tempat
lainnya. Energi dipindahkan melalui pergerakan lokal yang relatif kecil pada lingkungan
sekitarnya. Energi pada sinar berjalan karena perubahan lokal yang fluktuatif pada medan
listrik dan medan magnet, oleh karena itu disebut radiasi elektromagnetik.
a. Panjang gelombang, frekuensi, dan kecepatan cahaya

Setiap warna mempunyai panjang gelombang dan frekuensi yang berbeda. Bentuknya dapat
ditunjukkan dalam suatu bentuk gelombang sinusoida. Berikut gambar gelombang dari
berbagai macam frekuensi warna:

Gambar 6. Gelombang frekuensi warna cahaya
Jika kita menggambarkan suatu berkas sinar sebagai bentuk gelombang, jarak antara dua
puncak atau jarak antara dua lembah atau dua posisi lain yang identik dalam gelombang
dinamakan panjang gelombang.

Gambar 7. Panjang Gelombang
Puncak- puncak gelombang ini bergerak dari kiri ke kanan. Jika dihitung banyaknya puncak
yang lewat tiap detiknya, maka akan didapatkan frekuensi. Pakar fisika kebangsaan Jerman
Heinrich Rudolf Hertz yang menemukan fenomena ini pertama kali, lalu hasil perhitungan ini
dinyatakan dalam satuan hertz (Hz). Frekuensi sebesar 1 Hz menyatakan peristiwa
gelombang yang terjadi satu kali per detik. Sebagai alternatif, dapat diukur waktu antara
dua buah kejadian/ peristiwa (dan menyebutnya sebagai periode), lalu ditentukan frekuensi
(f ) sebagai hasil kebalikan dari periode (T ), seperti nampak dari rumus di bawah ini:
f= 1/T..................................................................................................... (2.1)
Sinar oranye, mempunyai frekuensi sekitar 5 x 10
14
Hz ( dapat dinyatakan dengan 5 x 10
8
MHz - megahertz). Artinya terdapat 5 x 10
14
puncak gelombang yang lewat tiap detiknya.
Sinar mempunyai kecepatan tetap pada media apapun. Sinar selalu melaju pada kecepatan
sekitar 3 x 10
8
meter per detik pada kondisi hampa, dan dikenal dengan kecepatan cahaya.
Terdapat hubungan yang sederhana antara panjang gelombang dan frekuensi dari suatu
warna dengan kecepatan cahaya:
C = . v .................................................................................................. (2.2)
dengan,
c = kecepatan cahaya ( 3 x 10
8
m/s) ,
= panjang gelombang (m) dan
v = frekuensi (Hz).

Hubungan ini artinya jika kita menaikkan frekuensi, maka panjang gelombang akan
berkurang. Sebagai contoh, jika kita mendapatkan sinar warna merah mempunyai panjang
gelombang 650 nm, dan hijau 540 nm, maka dapat diketahui bahwa warna hijau memiliki
frekuensi yang besar daripada warna merah.

b. Spektrum Warna

Warna yang kita lihat diinterpretasikan dalam bentuk spektrum warna atau spektrum sinar
tampak. Berikut adalah gambaran spektrum sinar tampak:

Gambar 8. Spektrum Warna
Dan warna- warna utama dari spektrum sinar tampak adalah:
Warna Panjang gelombang
(nm)
Ungu 380 - 435
Biru 435 - 500
Sian (biru pucat) 500 - 520
Hijau 520 - 565
Kuning 565 - 590
Oranye 590 - 625
Merah 625 - 740
Tabel 3. Spektrum Warna
Pada kenyataannya, warna saling bercampur satu sama lain. Spektrum warna tidak hanya
terbatas pada warna- warna yang dapat kita lihat. Sangat mungkin mendapatkan panjang
gelombang yang lebih pendek dari sinar ungu atau lebih panjang dari sinar merah. Pada
spektrum yang lebih lengkap, akan ditunjukan ultra-unggu dan infra-merah, tetapi dapat
diperlebar lagi hingga sinar-X dan gelombang radio, diantara sinar yang lain. Gambar berikut
menunjukan posisi spektrum-spektrum tersebut.

Gambar 9. Spektrum Gelombang Elektromagnetik

Anda mungkin juga menyukai