Mariella Valerie Bolang 102013433 / E4 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Terusan Arjuna No. 6, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, 11510 E-mail: mariella.2013fk433@civitas.ukrida.ac.id
ABSTRAK: Kelainan genetik merupakan penyimpangan dari sifat umum atau sifat rata-rata manusia. Oleh karena terjadi penyimpangan rata-rata fenotip, orang yang mengalami kelainan genetik biasanya jarang atau tidak umum dijumpai dalam masyarakat. Penyakit genetik merupakan penyakit yang muncul karena tidak berfungsinya faktor-faktor genetik yang mengatur struktur dan fungsi fisiologi tubuh manusia. Tirosin juga esensial bagi pembentukan transmiter saraf dopamin dari hormon tiroid dan pigmen kulit yang disebut melanin. Kelainan genetika pada manusia mengikuti pola penurunan sifat Mendelian bahwa penyakit tertentu diwarisi sebagai sifat resesif sederhana dari karier heterozigot yang secara fenotipe normal. Kata kunci: kelainan genetik, penyakit genetik, tirosin
ABSTRACT: Genetic abnormalities (genetic abnormality) is a deviation from the general nature or properties of the average human. Therefore, the average deviation phenotype, people who have a genetic disorder usually rare or common in society. Tyrosine is also essential for the formation of neurotransmitters dopamine and thyroid hormones skin pigment called melanin. Genetic disorders in humans follow patterns of Mendelian inheritance that certain diseases are inherited as a simple recessive trait of careers that are heterozygous normal phenotype. Key words: genetic abnormality, genetic disorder, tyrosine 2
Pendahuluan
Pewarisan sifat seperti warna mata dan bentuk hidung merupakan pewarisan sifat yang tidak berbahaya. Pewarisan sifat menjadi masalah yang serius ketika gen-gen yang diwariskan menyebabkan kelainan atau penyakit hereditas yang menimbulkan cacat atau kematian. 1 Kelainan genetik (genetic abnormality) merupakan penyimpangan dari sifat umum atau sifat rata-rata manusia. Oleh karena terjadi penyimpangan rata-rata fenotip, orang yang mengalami kelainan genetik biasanya jarang atau tidak umum dijumpai dalam masyarakat. Contoh kelainan genetik yang sering kita jumpai adalah albinisme (tubuh tidak memiliki melanin, sehingga berwarna pucat) dan polidaktili (berjari banyak). Penyakit genetik merupakan penyakit yang muncul karena tidak berfungsinya faktor-faktor genetik yang mengatur struktur dan fungsi fisiologi tubuh manusia. Penyakit genetik (genetic disorder) menyebabkan masalah medis yang bervariasi. Misalnya, penyakit anemia karena sel darah merah berbentuk bulan sabit dan penyakit hemofilia. Penyakit ini dapat diturunkan, bersifat tetap dan tidak menular. Penyakit turunan umumnya bersifat resesif dan individu dengan sifat heterozigot (carrier) sering tidak menyadari bahwa mereka pembawa sifat abnormal. 2
3
Genetika Mendel Genetika adalah cabang ilmu dalam biologi yang mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan gen atau asal usul yang mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan gen atau asal usul yang mempelajari bagaimana sifat keturunan (hereditas) itu diwariskan. 3 Penemuan Gregor Mendel (1822-1884), pengetahuan genetika berkembang dan menjadi satu lapangan pandang ilmu dalam Biologi. Mendel berhasil mengamati suatu macam sifat keturunan (karakter) dari generasi ke generasi, dan berhasil membuat perhitungan Matematika tentang sifat genetis karakter tersebut. Faktor genetisnya disebut determinant. Karena itu, Mendel disebut sebagai Bapak Genetika, yang memberi dasar pengetahuan genetika modern. 2,3 Ada beberapa alasan mengapa tanaman ercis dipilih oleh Mendel untuk memulai percobaan ini, diantaranya sebagai berikut. Tanaman ercis memiliki variasi yang cukup kontras, di antaranya: warna biji (kuning dan hijau), kulit biji (kisut dan halus), bentuk buah/polong (halus dan bergelombang), warna bunga (ungu dan putih), tinggi batang (panjang dan pendek), posisi bunga (aksial (ketiak daun) dan terminal (ujung batang)) Dapat melakukan penyerbukan sendiri Cepat menghasilkan keturunan Mudah dikawin silang Setelah para ilmuwan mengetahui proses terjadinya pewarisan sifat pada makhluk hidup, misteri kelahiran seorang bayi yang memiliki cacat fisik maupun mental dapat dimengerti dan menjadi suatu kajian ilmiah. Penyakit atau cacat turunan ini memiliki sifat-sifat yang khas yaitu: Bukan merupakan penyakit yang dapat ditularkan Bersifat permanen dan tidak dapat diturunkan Dikendalikan oleh faktor genetis Adanya faktor genetis merupakan penyebab utama adanya suatu cacat atau penyakit menurun ini. Seorang ahli genetika dapat menjelaskan bagaimana agar tersebut tidak hadir di generasi selanjutnya. Umumnya, sifat penyakit menurun merupakan alel-alel gen resesif sehingga akan hadir dalam homozigot resesif. 4
4
Hukum Mendel Hukum Mendel I berbunyi, Dalam pembentukan sel gamet pasangan alel akan memisah secara bebas. Pada perkawinan F 1 (Mm) macam gamet ada M (besar) dan m (kecil) yang jumlahnya sama. MM >< mm (Putih) (Merah) Terjadinya pemisahan pada alel-alel suatu gen secara bebas dari gen yang diploid akan menjadi haploid. Contohnya, pada bunga mawar merah dan putih. Hukum Mendel II berbunyi, Besar polihibrida akan membagi pasangan gen pada setiap gametnya secara bebas dan tidak tergantung antara satu dan yang lain serta tiap macam gamet berjumlah sama. Disebut genotipe homozigot jika hasil peleburan suatu gamet yang gennya sama, sedangkan yang disebut genotipe heterozigot jika hasil peleburan gamet yang gennya berbeda. 5
Diagram Pedigree Ketidakmampuan untuk memanipulasi pola perkawinan manusia menyebabkan ahli genetika harus menganalisis hasil dari perkawinan yang telah terjadi. Sebanyak mungkin informasi dikumpulkan mengenai sejarah suatu keluarga untuk suatu sifat tertentu, dan informasi ini disusun menjadi sebuah pohon keluarga yang menggambarkan hubungan timbal balik antara orang tua dan anak dari generasi ke generasi. Silsilah adalah alat visual untuk meneliti hubungan suatu penyakit atau sifat diantara anggota keluarga. Alat yang biasa kita gunakan adalah representasi visual riwayat medis keluarga dan mencerminkan fenotipe anggota-anggota keluarga. Notasi dasar terdapat pada gambar dibawah ini. 6 5
Gambar 1. Analisa Pedigree
Dominan & Resesif Dalam proses pewarisan sifat, terdapat tiga macam sifat, yaitu dominan, resesif, dan intermediat. Suatu sifat dari individu yang dalam proses persilangan mengalahkan sifat lainnya disebut sifat dominan. Sifat dominan akan tampak pada keturunannya. Sifat dominan disimbolkan dengan menggunakan huruf besar atau huruf kapital contohnya M, K, atau H. Resesif merupakan suatu sifat yang dikalahkan dalam proses persilangan sehingga tidak tampak pada keturunannya. Akan tetapi, sifat resesif dapat tampak pada keturunannya apabila gennya berpasangan dengan sesamanya yang juga resesif. Sifat resesif disimbolkan dengan menggunakan huruf kecil seperti m, b, atau h. 7
6
Materi Hereditas Kromosom Jumlah diploid kromosom yang ada dalam sel somatis manusia normal adalah 46. Dari jumlah tersebut 44-nya autosom (bukan kromosom sel kelamin). Kromosom ini berada dalam 22 pasang homolog pada sel somatis dan tunggal pada sel gamet. Kromosom kelamin adalah X dan Y. Pada perempuan, kedua kromosom kelaminnya adalah X. Kedua kromosom X pada perempuan tidak seutuhnya berfungsi. Dalam dua minggu kehidupan embrio tidak satu pun dari kedua kromosom tersebut yang menjadi aktif. Kromosom X yang menebal dan tidak aktif berada dalam sel tubuh perempuan dan dapat terlihat sebagai badan Barr pada nukleus sel epitel tertentu. Pada laki-laki, satu kromosom kelaminnya adalah X dan yang lainnya adalah kromosom kelamin Y. Kromosom X pada laki-laki terlihat identik dengan dua kromosom X pada perempuan. Kromosom Y adalah kromosom yang pendek. Kromosom ini membawa sebuah gen yang menginduksi pertumbuhan testis dan saluran reproduksi laki-laki. Jika gen tersebut tidak ada, maka embrio akan berkembang menjadi perempuan.
Gen Gen adalah cetakan biru yang mendasari sintesis semua protein selular. Gen homozigot Jika susunan nukleotida pada gen di lokus yang berada dalam kedua kromosom pasangan memiliki alel yang sama (misalnya BB atau bb), maka individu dinyatakan homozigot terhadap gen tertentu tersebut. Gen heterozigot Jika susunan nukleotida dalam kedua kromosom pasangan tidak identik (misalnya BB), maka individu dinyatakan heterozigot terhadap gen tersebut. 8 DNA Pada tahun 1953, James Watson dan Francis Crick memenangkan perlombaan untuk menemukan struktur molekular tiga dimensional asam deoksiribonukleat atau DNA. DNA merupakan molekul 7
paling terkenal saat ini sebab molekul ini merupakan substansi penurunan sifat. Faktor keturunan mendel dan gen-gen Morgan mengenai kromosom sesungguhnya tersusun dari DNA. 2 DNA merupakan polimer yang terdiri dari tiga komponen utama, yaitu gugus fosfat, guladeoksiribonukleat, dan basa nitrogen. Sebuah unit monomer DNA yang terdiri dari tiga komponen tersebut dinamakan nukleotida, sehingga DNA tergolong sebagai polinukleotida. Rantai DNA memiliki lebar 22-24 , sementara panjang satu unit nukleotida 3,3 . Walaupun unit monomerini sangat kecil, DNA dapat memiliki jutaan nukleotida yang terangkai seperti rantai. Misalnya, kromosom terbesar pada manusia terdiri atas 220 juta nukleotida. 9
Albinisme Penyakit menurun yang diwariskan melalui autosom disebut juga penyakit menurun yang tidak terpaut seks, misalnya albinisme dan gangguan mental. Albinisme adalah suatu penyakit menurun dimana tubuh tidak dapat membentuk melanin. Kelainan metabolisme asam amino tirosin menyebabkan kegagalan pembentukan melanin sehingga terjadi albinisme. Orang yang menderita albinisme disebut albino. Albino memiliki ciri-ciri antara lain pewarnaan (pigmentasi) pada kulit tidak normal sehingga kulit terlihat bulai, rambut putih, dan mempunyai penglihatan yang sangat peka terutama cahaya berintensitas tinggi. Bercak putih biasanya sudah timbul ketika anak masih bayi yang letaknya menyebar dan merata hampir di seluruh tubuh sehingga menyebabkan penderita menjadi rentan terhadap radiasi sinar UV. Banyak penderita albinisme yang berlanjut terkena kanker kulit. Seorang anak yang albino dapat lahir dari pasangan suami isteri yang keduanya bersifat heterozigot (normal carrier) atau dari pasangan suami istri yang salah satunya albino, sedangkan yang lainnya bersifat heterozigot. Misalkan gen P adalah gen yang menyebabkan terjadinya pigmentasi maka gen p adalah gen yang menyebabkan tidak terjadinya pigmentasi. 10 8
Gambar 2. Penderita Albino
Mutasi Gen Mutasi gen terjadi karena perubahan struktur basa pada DNA. Akibatnya terjadi perubahan kodon sehingga mengubah urutan asam amino pada polipeptida yang terbentuk. Dengan demikian akan mengganggu proses metabolisme sel dan sifat sel terdiri atas: Mutasi tidak bermakna (nonsense mutation), yakni ketika triplet (basa nitrogen) berubah tetapi tidak mempengaruhi terhadap protein yang dibentuk Mutasi penggantian basa Transisi: purin purin Transversi: purin Pirimidin Mutasi Kromosom (Aberasi Kromosom) Mutasi kromosom adalah mutasi yang menyebabkan terjadinya perubahan pada jumlah dan struktur kromosom. Perubahan jumlah kromosom, ada dua yaitu aneuploid dan euploid. Aneuploid adalah penambahan atau pengurangan satu atau beberapa kromosom pada ploid (genom) sehingga kandungan kromosom di dalam nukleus bukan merupakan kelipatan dari jumlah kromosom haploidnya. Penambahan satu kromosom (2n+1), disebut trisomi. Pengurangan satu kromosom (2n-1), disebut monosomi. 9
Euploid adalah perubahan jumlah kromosom pada tingkat ploidi (genom). Jumlah kromosom organisme euploid merupakan kelipatan dari jumlah kromosom pada satu genom. Pengurangan kromosom dari diploid akan menghasilkan monoploid dan peningkatan jumlah kromosom menghasilkan polipoploid. Perubahan struktur kromosom, terdiri atas delesi, duplikasi, inversi, dan, translokasi. Delesi adalah hilangnya dua atau lebih nukleotida yang berdampingan Duplikasi adalah mutasi yang terjadi akibat penambahan ruas kromosom atau gen dengan ruas yang telah ada sebelumnya Inversi adalah penataan kembali struktur kromosom melalui pemutaran arah suatu ruas kromosom. Inversi menyebabkan kromosom mutan memiliki ruas yang urutan basanya merupakan kebalikan dari urutan basa kromosom. 9
Enzim Tirosin Tirosin adalah asam amino lain yang paling penting dan bertanggung jawab dalam tubuh manusia. Tirosin adalah bahan dasar untuk pembuatan adrenalin dan nonadrenalin-transmiter saraf yang mengordinasi fungsi-fungsi tubuh yang berorientasi pada tindakan. Tirosin juga esensial bagi pembentukan transmiter saraf dopamin dari hormon tiroid dan pigmen kulit yang disebut melanin. Asam amino ini juga penting untuk komposisi protein-protein esensial tertentu, termasuk reseptor insulin. 11
Sintesis Protein Tahap pertama dari sintesis protein adalah transkripsi. Proses ini berlangsung di dalam inti sel. Transkripsi merupakan proses sintesis langsung DNA & RNA. Pada saat inti sel memerintahkan perlunya sintesis protein, informasi DNA dialihkan melalui RNA pembawa pesan yang disebut RNA messenger (mRNA). mRNA berisikan salinan langsung pasangan basa dari DNA. Tahap inilah yang dinamakan dengan transkripsi genetik disalin dari DNA untuk dibawa keluar dari nukleus menuju lokasi pembuatan protein di ribosom yang berada di sitoplasma. Urutan basa nitrogen yang dibawa ke luar nukleus dalam mRNA ini dinamakan sebagai kodon. Dalam proses transkripsi, banyak proses enzimatik yang terjadi, seperti pemutusan ikatan-ikatan hidrogen pada rantai DNA serta pembacaan 10
urutan basa nitrogen yang prosesnya mirip dengan duplikasi DNA. Tahap inisiasi transkripsi dimulai dengan pengenalan daerah gen di DNA oleh enzim RNA polimerase.Daerah ini dinamakan dengan promoter, yakni tempat dimulainya sintesis pasangan DNA oleh mRNA. Daerah DNA yang disalin hanyalah satu bagian rantai saja yang dinamakan dengan sense (daerah template) dan rantai yang lainnya dinamakan rantai antisense. Pembacaan DNA oleh RNA polimerase ini dimulai dari ujung 3 menuju ujung 5 dan tidak pernah sebaliknya. RNA polimerase akan membuka ikatan double helix pada bagian gen yang dikenali dan kemudian akan menyalin urutan basa yang ada pada DNA sense (template) sehingga terbentuk DNA baru dari arah ujung 3. Proses ini dinamakan elongasi. Proses transkripsi diakhiri jika gen di daerah rantai template telah selesai dibaca (terdapat kodon stop). DNA memiliki mekanisme agar RNA polimerase dapat mengenali akhir dari gen dengan kode basa tertentu, daerah ini dikenal dengan nama terminator. Proses akhir dari transkripsi ini dinamakan dengan terminasi. Setelah itu, ranta mRNA akan keluar dari DNA menuju ribosom di sitoplasma.
Gambar 3. Proses Transkripsi DNA Translasi, mRNA mengandung urutan basa yang akan diterjemahkan menjadi protein (asam amino). Kode genetik, yang dibawa di dalamnya (kodon) dibaca dalam urutan tiga basa (triplet) menjadi protein. Proses penerjemahan kodon menjadi protein atau yang disebut dengan translasi. Ribosom, sebagai tempat pembuatan protein terdiri atas dua bagian yang disebut subunit kecil dan subunit besar. Secara garis besar, translasi dibagi menjadi tiga tahap, yaitu inisiasi, elongasi dan terminasi. Pada tahap inisiasi, mRNA akan menempel pada subunit kecil ribosom. Subunit kecil ini akan mengenali kode awal genetik AUG dari mRNA yang disebut sebagai start kodon. Subunit besar ribosom 11
kemudian akan bergabung dengan subunit kecil membentuk kompleks ribosom. Proses penerjemahan ini dibantu oleh tRNA yang membawa pasangan kodon dari mRNA. Pasangan baru tRNA di ribosom ini dinamakan sebagai antikodon. tRNA akan datang membawakan pasangan basa yang sesuai dengan kodon dari mRNA. tRNA mengandung gugus asam amino yang sesuai dengan antikodon yang berada di ujung struktur rantai tunggal RNA. Tahapan selanjutnya adalah elongasi dari pembacaan kodon oleh tRNA sehingga terbentuk rantai polipeptida. Elongasi akan berhenti pada tahap pembacaan urutan basa spesifik yang memerintahkan proses translasi ini dihentikan (tahap terminasi). Urutan ini biasanya terdiri atas UAA, UAG, dan UGA yang dikenal dengan nama stop kodon. 12
Gambar 4. Proses Translasi DNA
12
Kesimpulan Kelainan genetika pada manusia mengikuti pola penurunan sifat Mendelian bahwa penyakit tertentu diwarisi sebagai sifat resesif sederhana dari karier heterozigot yang secara fenotipe normal.
13
DAFTAR PUSTAKA
Aryulina D, Muslim C, Manaf MS, Winarni EW. Biologi SMA dan MA untuk Kelas XII. Jakarta: ESIS; 2009: h.165 Campbell NA, Reece JB, Mitchell LG. Biologi. Edisi ke-5 (1). Jakarta: Erlangga, 2002 Institut Pertanian Bogor. Simulasi percobaan monohybrid mendel. Diunduh 28 Januari 2014 http://www.tpb.ipb.ac.id/files/materi/bio100/Materi/mendel.html Ferdinan F. Ariebowo M. Praktis belajar biologi untuk kelas 12 SMA/MA. Jakarta: Visindo Media Persada, 2007 Zakrinal, Sinta PS. Jago biologi SMA. Jakarta: Media Pusindo; 2009: h.161 Price SA, Wilson LM. Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit. Edisi ke-6 (1). Jakarta: EGC, 2006 Furqonita D. Seri IPA Biologi. Jakarta: Quadra; 2007:h.134 Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC, 2004 Necel. DNA dan RNA. Diunduh dari http://www.scribd.com/doc/12896552/DNA-dan-RNA , 28 Januari 2014 Setiowati T, Furqonita D. Biologi interaktif. Jakarta: Azka Press; 2007:h.79 Batmanghelidj F. Air untuk menjaga kesehatan dan menyembuhkan penyakit. Jakarta: Gramedia; 2009:h.264 Ferdinand FP, Ariebowo M. Praktis belajar biologi. Jakarta: Visindo Media Persada; 2007:h.58- 60