Anda di halaman 1dari 13

Hepatitis A pada Anak

Angie (102012267), Budi Hartono (102013079), Ni Nengah Okta (102013111), Deti


Nurdianti (102013243), Thomas Aquinas (102013251), Yunita Eliana Intan (102013350),
Mariella Valarie Bolang (102013433), Kevin Hartono (102013444)
C4
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)
Jalan Terusan Arjuna No.6, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11510

Abstrak
Virus hepatitis A adalah suatu penyakit dengan distribusi global. Prevalensi infeksi yang
ditandai dengan tingkat antibodi anti HAV telah diketahui secara universal dan erat
hubungannya dengan standar sanitasi atau kesehatan daerah yang bersangkutan. Etiologi dari
hepatitis A adalah virus hepatitis A dengan ukuran 27 nanometer virus dimana virus ini
tergolong virus hepatitis terkecil dan masuk ke dalam golongan pikornavirus. Replikasi dalam
tubuh dapat terjadi dalam sel epitel usus dan epitel hati. Virus hepatitis A yang ditemukan di
tinja berasal dari empedu yang diekskresikannya. Virus hepatitis A ini juga adalah virus yang
sangat stabil.
Kata kunci: Virus Hepatitis A, endemik, standar sanitasi
Abstract
Hepatitis A is a disease with global distribution. Hepatitis A is a virus that is also very stable.
The prevalence of infection is characterized by the level of anti-HAV antibodies are known
universally and is closely connected with the sanitary standards or the health of the region
concerned. The etiology of hepatitis A is hepatitis A virus with a size of 27 nanometers which
is classified as viral hepatitis virus smallest and into the class of picornavirus. Replication in
the body may occur in the epithelial cells of the intestinal epithelium and liver. Hepatitis A
virus is found in the feces.
Key words: Hepatitis A Virus, endemic, sanitary standard

Pendahuluan
Hati merupakan organ terbesar dalam tubuh manusia. Didalam hati terjadi proses-proses
penting bagi kehidupan kita, yaitu proses penyimpanan energi, pembentukan protein dan asam
empedu, pengaturan metabolisme kolesterol, dan penetralan racun atau obat yang masuk dalan
tubuh kita. Berdasarkan fungsinya, hati juga termasuk sebagai alat ekskresi. Dibalik
manfaatnya yang luar biasa hati juga bisa terserang berbagai penyakit, baik yang disebabkan
oleh faktor internal maupun eksternal. Salah satunya adalah hepatitis. Hepatitis akibat virus
bersifat akut dan dapat menular. Virus penyebab meliputi virus hepatitis A (HVA), virus
hepatitis B (HVB), virus hepatitis Non-A Non-B (NANB), virus hepatitis C (HVC), dan virus
hepatitis D (delta). Komplikasi potensial dari hepatitis adalah degenerasi progresif hati. Pantau
adanya tanda degenerasi progresif hati yang meliputi gejala hepatitis tidak menghilang (mis.,
ikterus, nyeri epigastrik, feses warna tanah) dan kadar enzim hati dan tes koagulasi tidak mau
kembali ke normal. Periode kembali normal adalah 2 sampai 12 minggu. Kondisi ini dapat
berakhir sebagai gagal hati dan kematian.1 Rute penularan Hepatitis A adalah melalui
kontaminasi oral-fekal, HVA terdapat dalam makanan, dan air yang terkontaminasi. Potensi
penularan infeksi hepatitis ini melalui sekret saluran cerna. Umumnya terjadi di daerah kumuh
berupa endemik. Masa inkubasi 2-6 minggu kemudian menunjukkan gejala klinis. Begitu ada
gejala maka titer antibodi naik (bertahan 10 tahun). Tindakan pencegahan terhadap virus ini
dengan memakai sarung tangan bila kontak dengan feses. Perlu juga memperhatikan
pembuangan-pembuangan bahan-bahan terkontaminasi dan pembersihan alat dan permukaan
yang terkontaminasi. Bahan pemeriksaan untuk laboratorium harus diberi label jelas bahwa
bahan berasal dari pasien hepatitis. Perlu juga menjelaskan pentingnya mencuci tangan kepada
pasien, keluarga, dan lainnya.1

Anamnesis
Anamnesis merupakan suatu percakapan antara penderita dan dokter, peminta bantuan dan
pemberi bantuan. Tujuan anamnesis pertama-tama mengumpulkan keterangan yang berkaitan
dengan penyakitnya dan yang dapat menjadi dasar penentuan diagnosis.
Mencatat (merekam) riwayat penyakit, sejak gejala pertama dan kemudian perkembangan
gejala serta keluhan, sangatlah penting. Perjalanan penyakit hampir selalu khas untuk penyakit
bersangkutan.2 Tujuan melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik adalah mengembangkan
pemahaman mengenai masalah medis pasien dan membuat diagnosis banding. Selain itu,
proses ini juga memungkinkan dokter untuk mengenal pasiennya, juga sebaliknya, serta
memahami masalah medis dalam konteks kepribadian dan latar belakang sosial pasien.
Anamnesis yang dapat dilakukan pada pasien di skenario adalah sebagai berikut:2

Identitas
Identitas meliputi nama lengkap pasien, tempat tanggal lahir, umur, jenis kelamin, nama
orang tua atau penanggung jawab, alamat, pendidikan, pekerjaan, suku bangsa dan agama.

Keluhan Utama
Keluhan utama merupakan bagian paling penting dari anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Anamnesis ini biasanya memberikan informasi terpenting untuk mencapai diagnosis
banding dan memberikan wawasan vital mengenai gambaran keluhan yang menurut pasien
paling penting.

Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)


Waktu dan lamanya keluhan berlangsung

Sifat dan beratnya serangan

Lokalisasi dan penyebarannya (menetap, menjalar, atau berpindah-pindah)

Keluhan-keluhan yang menyertai serangan (mis.demam, mual, cepat lelah)

Apakah keluhan baru dirasakan pertama kali atau sudah berulang kali?

Apakah ada kuning pada tubuh?

Upaya yang telah dilakukan dan bagaimana hasilnya.

Riwayat Penyakit Dahulu (RPD)


RPD penting untuk mencatat secara rinci semua masalah medis yang pernah timbul
sebelumnya dan terapi yang pernah diberikan, seperti adakah tindakan operasi dan anastesi
sebelumnya, kejadian penyakit umum tertentu.2
3

Riwayat Pribadi dan Sosial


Secara umum menanyakan bagaimana kondisi sosial, ekonomi dan kebiasaan-kebiasaan
pasien seperti merokok, mengkonsumsi alkohol, dan hal yang berkaitan. Asupan gizi
pasien juga perlu ditanyakan, meliputi jenis makanannya, kuantitas dan kualitasnya.
Begitu pula juga harus menanyakan vaksinasi, pengobatan, tes skrining, kehamilan,
riwayat obat yang pernah dikonsumsi, atau mungkin reaksi alregi yang dimiliki pasien.
Selain itu, harus ditanyakan juga bagaimana lingkungan tempat tinggal pasien. 2
1

Riwayat Keluarga
Riwayat keluarga berguna untuk mencari penyakit yang pernah diderita oleh kerabat
pasien karena terdapat kontribusi genetik yang kuat pada berbagai penyakit. Sedangkan
riwayat sosial penting untuk memahami latar belakang pasien, pengaruh penyakit yang
diderita terhadap hidup dan keluarga mereka. Selain itu yang juga perlu diperhatikan
adalah riwayat berpergian (penyakit endemik).2

Dari pemeriksaan umum dan fisik sering didapat keterangan keterangan yang menuju ke
arah tertentu dalam usaha membuat diagnosis. Pemeriksaan fisik dilakukan dengan berbagai
cara diantaranya adalah pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan dengan melihat keadaan umum pasien, kesadaran, tanda-tanda
vital (TTV), pemeriksaan mulai dari bagian kepala dan berakhir pada anggota gerak yaitu
kaki dan juga untuk kasus ini dilakukan pemeriksaan fisik abdomen. Pada PF, tampak sakit
sedang, TTV dalam batas normal dengan kedua sklera ikterik, dan lain-lainnya dalam batas
normal.

Inspeksi

Apakah orientasi pasien baik?


Apakah pasien tampak sakit ringan atau berat?
Apakah pasien mengalami ikterus (lihat sklera/konjungtiva, dan dapat dilihat pada kulit
pasien)
Apakah ada tanda ekskoriasi? (menunjukkan adanya pruritus)

Palpasi

Dilakukan dengan palpasi dari kuadran kanan bawah menuju ke kuadran kanan atas.
Tujuannya untuk mengetahui adanya perbesaran organ hati dan juga rasa nyeri.

Perkusi

Dilakukan perkusi dengan tujuan memeriksa apakah ada perbesaran hati dilihat dari batas
paru hati.
Pemeriksaan Penunjang
Kegunaan dari pemeriksaan penunjang adalah untuk keakuratan diagnosis suatu
penyakit. Pemeriksaan penunjang yang bisa dilakukan untuk kasus ini adalah:3
1. Tes fungsi hati:
AST/SGOT
Ditemukan dalam sel-sel hati, jantung dan otot-otot lainnya. Jika AST tersebut
ditemukan dengan kadar yang tinggi di dalam darah, hal ini mengindikasikan adanya
kerusakan atau penyakit hati. (Nilai rujukan: 8-48 U/L)

ALT/SGPT
Enzim yang ditemukan di dalam sel hati. Dalam kondisi normal, kadar ALT di dalam
darah adalah rendah. Kadar ALT yang tinggi mengindikasikan adanya kerusakan hati.
(Nilai rujukan: 7-55 U/L)

Bilirubin
Bilirubin dihasilkan oleh pemecahan hemoglobin dalam hati. Bilirubin dikeluarkan
melalui empedu dan dibuang melalui feses. Peningkatan kadar bilirubin menunjukan
adanya penyakit hati atau saluran empedu.

2. Uji Serologi
Pada HAV akan ditemukan IgM anti HAV pada fase akut dan 3-6 bulan setelahnya.
Infeksi sebelumnya bisa diketahui dengan adanya anti HAV positif tanpa IgM anti HAV.
Sedangkan keberadaan anti HAV yang persisten menunjukkan pasien dengan hepatitis
autoimun. Pada HBV di periksa HbsAg, HbeAg dan IGM anti Hbc pada fase akut.4

Working Diagnosis
Berdasarkan hasil pemeriksaan di atas, dapat disimpulkan bahwa pasien tersebut menderita
Hepatitis A. Hal ini diperkuat karena pasien tersebut mengalami gejala setelah jajan dan
makan makanan di luar yang kurang bersih.
Hepatitis A
Hepatitis A adalah pikorna virus RNA rantai tunggal dari keluarga enterovirus yang
diekskresi dalam tinja pada akhir masa inkubasi dan menghilang saat berkembangnya
penyakit. Imunoglobulin M (IgM) antivirus hepatitis A muncul pada onset penyakit, dan
menunjukkan infeksi baru terjadi. Penyakit ini bersifat endemik namun bisa terjadi epidemi
kecil di sekolah atau institusi dikarenakan biasanya memakan makanan yang sama.4
Rute penularan dari virus ini adalah melalui kontaminasi fecal-oral, HVA terdapat dalam
makanan dan air yang terkontaminasi. Potensi penularan infeksi hepatitis ini melalui sekret
saluran cerna. Umumnya terjadi di daerah kumuh. Masa inkubasi dari virus ini adalah 2-6
minggu kemudian menunjukkan beberapa gejala klinis. Begitu ada gejala maka titer antibodi
akan naik.3,4
Differential Diagnosis
Virus Hepatitis B
Masa inkubasi 15-180 hari (rata-rata 60-90 hari), adanya viremia yang berlangsung selama
beberapa minggu sampai bulan setelah infeksi akut, sebanyak 1-5% dewasa, 90% neonates,
dan 50%bayi akan berkembang menjadi hepatitis kronik dan viremia yang persisten. Infeksi
persisten dihubungkan dengan hepatitis kronik, sirosis dan kanker hati, distribusi diseluruh
dunia. HBV ditemukan di darah, semen, serviks servikovaginal, saliva dan cairan tubuh lain.
Cara transmisinya yaitu melalui darah, transmisi seksual, penetrasi jaringan, transmisi
maternal-neonatal dan maternal infant. Tidak ada bukti penyebaran fecal oral.4
Virus Hepatitis C
Masa inkubasi 150-160 hari puncak pada sekitar 50 hari, viremia berkepanjangan dan infeksi
yang persisten umumnya dijumpai 55-85%. Distribusi geografik luas, infeksi yang menetap
dihubungkan dengan hepatitis kronik, sirosis, dan kanker hati. Prevalensi infeksi lampau/
infeksi yang berkisar 1,8% di USA. Cara transmisinya adalah melalui Darah (predominan),
6

transmisi seksual, maternal-neonatal, tidak terdapat bukti transmisi fecal oral.4


Virus Hepatitis E
Masa inkubasi 15-50 hari (rata-rata 30 hari), distribusi luas, dalam bentuk epidemi dan
endemi. HEV RNA terdapat di serum dan tinja selama fase akut, hepatitis sporadic sering
pada dewasa muda di Negara berkembang. Sumber penularan melalui air. di negara maju
sering berasal dari orang yang kembali pulang setelah melakukan perjalanan, atau imigran
baru dari daerah endemic.4
Etiologi
Hepatitis Virus A (HAV) adalah single stranded RNA, nonenveloped virus yang tergolong
dalam picornavirus, subklasifikasi sebagai hepatovirus. Terdiri dari satu serotype, tiga atau
lebih genotype, bereplikasi di sitoplasma hepatosit yang terinfeksi. Hepatitis A menginfeksi
manusia melalui fecal-oral dimana sangat berhubungan dengan kebersihan lingkungan dan
kepadatan penduduk.4

Gambar 1. Hepatitis A Virus (HAV)7

Epidemiologi
Hepatitis virus akut merupakan urutan pertama dari berbagai penyakit hati di seluruh dunia.
Penyakit tersebut ataupun gejala sisanya bertanggung jawab atas 1-2 juta kematian setiap
tahunnya. Banyak episode hepatitis dengan klinik anitkterik, tidak nyata ataupun subklinis.
Secara global virus hepatitis merupakan penyebab utama viremia yang persisten. Di
7

Indonesia berdasarkan data yang berasal dari rumah sakit, hepatitis A masih merupakan
bagian terbesar dari kasus-kasus hepatitis akut yang dirawat yaitu berkisar dari 39,8-68,3%.
Peningkatan prevalensi anti HAV didapat pada awal kehidupan, kebanyaan asimtomatik atau
sekurangnya anikterik.
HAV berdistribusi di seluruh dunia dan endemisitas tinggi di negara yang berkembang.
Infeksi tertinggi di Afrika, Asia dan Amerika Selatan. Kematian disebabkan hepatitis
fulminan meningkat seiring peningkatan usia tetapi prevalensi infeksi menurun sesuai
peningkatan usia.4
Patofisiologi
Masa inkubasi 15-50 hari (rata-rata 30 hari). Distribusi diseluruh dunia dan endemisitas
tinggi di negara yang berkembang. HAV diekskresi di tinja oleh orang yang terinfeksi selama
1-2 minggu sebelum dan 1 minggu setelah aktivitas penyakit. Viremia muncul singkat (tidak
lebih dari 3 minggu), kadang-kadang sampai 90 hari pada infeksi yang kambuh. Ekskresi
feses yang memanjang (bulanan) dilaporkan pada neonatus terinfeksi. Transmisi enterik
(fekal-oral) predominan di antara anggota keluarga. Kejadian luar biasa dihubungkan dengan
sumber umum yang digunakan bersama makanan terkontaminasi dan air. Tak terbukti adanya
penularan maternal-neonatal. Prevalensi berkorelasi dengan standar sanitasi dan rumah
tinggal ukuran besar. Transmisi melalui transfusi darah sangat jarang.4
Manifestasi Klinis
Stadium Praikterik, berlangsung selama 4-7 hari. Pasien mengeluh sakit kepala, lemah,
anoreksia, mual, muntah, nyeri pada otot, dan nyeri di perut kanan atas, urin menjadi lebih
coklat.4
Stadium Ikterik, berlangsung selama 3-6 minggu. Ikterus mula-mula terlihat pada sclera,
kemudian pada kulit seluruh tubuh. Keluhan-keluhan berkurang, tetapi pasien masih lemah
anoreksia, dan muntah. Hati membesar dan nyeri tekan. Tinja mungkin berwarna kelabu atau
kuning muda. Serangan Ikterus biasanya pada orang dewasa dimulai dengan suatu masa
prodromal, kurang lebih 3-4 hari sampai 2-3 minggu, saat mana pasien umumnya merasa
tidak enak makan, menderita gejala digestive terutama anoreksia dan nausea dan kemudian
ada panas badan ringan, ada nyeri di abdomen kanan atas yang bertambah pada tiap
guncangan badan. Masa prodormal diikuti warna urin bertambah gelap dan warna tinja
menjadi gelap, keadaan demikian menandakan timbulnya ikterus dan berkurangnya gejala:
panas badan menghilang, mungkin timbul bradikardi. Setelah kurang lebih 1-2 minggu masa
8

ikterik, biasanya pasien dewasa akan sembuh. Tinja menjadi normal kembali dan nafsu
makan pulih. Setelah kelihatannya sembuh rasa lemah badan masih dapat berlangsung
selama

beberapa

minggu.3

Stadium pasca ikterik. Ikterus mereda, warna urin dan tinja menjadi normal lagi.
Penyembuhan pada anak-anak lebih cepat lebih cepat dari orang dewasa, yaitu pada akhir
bulan kedua, karena penyebab yang biasanya berbeda.4
Komplikasi

Hepatitis Kronik

Dikatakan hepatitis kronik bila penyakit menetap, tidak menyembuh secara klinis atau
laboratorium atau pada gambaran patalogi anatomi, selama 6 bulan. Ada dua bentuk hepatitis
kronik, yaitu hepatitis kronik persisten dan hepatitis kronik aktif. Sangat penting untuk
membedakan 2 bentuk tersebut sebab yang disebut pertama mempunyai prognosis yang baik
dan akan sembuh sempurna. Diagnosis hanya dapat dipastikan dengan pemeriksaan biopsi
dan gambaran patologi anatomi.5

Gagal Hati Akut

Ditemukan tanda-tanda ensefalopati, edema serebral, tanpa edema pupil, pemanjangan masa
protrombin,sindrom hepatorenal dan asites.5
Penatalaksanaan
Biasanya hepatitis akut akan sembuh sempurna, hanya dibutuhkan tindakan supportif.
Tindakannya adalah seperti:6
1. Rawat jalan, kecuali pasien dengan mual atau anoreksia berat yang akan menyebabkan
2.
3.
4.
5.
6.
7.

dehidrasi disarankan untuk rawat inap


Mempertahankan asupan kalori dan cairan yang adekuat
Aktivitas fisik yang berlebihan dan berkepanjangan harus dihindari
Pembatasan aktivitas sehari-hari tergantung dari derajat kelelahan dan malaise
Tidak ada pengobatan spesifik untuk hepatitis A,E
Mengkonsumsi herbal ekstrak curcuma untuk menurunkan kadar SGOT/SGPT
Obat-obat yang tidak perlu harus dihentikan.

Pencegahan

Pada HAV pencegahan yaitu dengan Human Normal Serum Imunoglobulin (HSIg) dosis
0,02 mL/Kg, diberikan dalam waktu tidak lebih dari 1 minggu setelah kontak. Perlindungan
dari HBSIg hanya untuk 2 bulan. Imunisasi aktif diberikan dengan vaksin yang dibuat dari
virus hidup yang dilemahkan. Vaksin untuk dewasa dapat diberikan Havrix (1440u) 2 dosis
dengan interval 6-12 bulan. Antibodi protektif (anti HAV total) terbentuk dalam 15 hari.
Vaksin dapat memproteksi hingga 20 tahun. Vaksinasi untuk profilaksis paska paparan harus
diberikan secepatnya.5
Prognosis
Infeksi HAV akan sembuh komplit tanpa sekuele. Sebanyak 95-99% dewasa sehat yang
terinfeksi secara akut oleh HBV akan sembuh komplit. Pasien usia lanjut dengan penyakit
dasar yang serius dapat mengalami komplikasi lanjut dari infeksi ini seperti hepatitis berat
dengan manifestasi klinis asites, edema, dan apabila terjadi ensefalopati hepatik, sehingga
prognosisnya buruk. Bila ditemukan pemanjangan masa protombin, hipoalbuminemia,
hipoglikemia dan hiperbilirubinemia, maka berarti infeksi menjadi kronik. Mortalitas
hepatitis akut A dan B rendah (0,1%) tetapi meningkat (1%) jika disertai penyakit yang
mendasar dan pada usia lanjut.5

Kesimpulan
Hepatitis virus adalah suatu proses peradangan difus pada hati yang disebabkan oleh virus
hepatitis.Gejala hepatitis virus dimulai dengan gejala prodromal yang bersifat sistemik, dapat
10

berupa anoreksia, mual, muntah, lemah, lesu nyeri sendi, nyeri otot, sakit kepala, fotofobia,
faringitis, batuk, serta demam. Sebelum timbul gejala jaundice dapat ditemukan urin yang
berwarna gelap dan feses berwarna dempul. Dengan munculnya gejala jaundice, gejala
prodromal biasanya berkurang. Dapat ditemukan pembesaran hepar lunak dan nyeri pada
kuadran kanan atas. Dapat juga ditemukan pasien dengan gejala kolestatik dan splenomegali.
Memasuki fase penyembuhan, gejala prodromal menghilang namun pembesaran hepar dan
kelainan biokimia pada hepar masih ada. Penatalaksanan pada hepatitis virus lebih bersifat
supportif, yakni dengan tirah baring dan pengaturan diet makanan. Dapat juga diberikan obatobatan untuk mengurangi keluhan simtomatis.

Daftar Pustaka
1. Tambayong J. Patofisiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2000.h.146.
11

2. Welsby PD. Pemeriksaan fisik dan anamnesis klinis. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2010.h.181-3.
3. Halim SL, Iskandar I, Edward H, Kosasih R, Sudiono H. Patologi klinik: kimia klinik.
Jakarta: Fakultas Kedokteran UKRIDA; 2013.h.125-7.
4. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi S, Simadibrata M, Setiati S. Buku ajar ilmu penyakit
dalam jilid I. Jakarta: Internal Publishing; 2009.h.644-8.
5. Ndraha S. Bahan ajar gastroenterohepatologi. Jakarta: Fakultas Kedokteran UKRIDA;
2013.h.129-40.
6. Barlass P. Hepatitis disease. Oxford: BIOS Scientific Publisher; 2008.h.131.
7. Dienstag J.L., Isselbacher K.J.,Acute Viral Hepatitis. In: Eugene Braunwauld et al.
Harrisons Principles of Internal Medicine, 17th Edition,McGraw Hill, 2008. p.65

12

13

Anda mungkin juga menyukai