0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
45 tayangan3 halaman
Mahasiswa FEUI mengikuti kegiatan sosial di desa Pelabuhan Ratu selama 4 hari. Mereka dibagi menjadi kelompok dan tinggal bersama penduduk desa. Kegiatan meliputi mendengarkan talkshow, memasak bersama ibu-ibu desa, membangun fasilitas, dan mengajar anak sekolah. Mahasiswa belajar soal persahabatan, kepedulian terhadap yang kurang beruntung, dan menghargai waktu bersama.
Mahasiswa FEUI mengikuti kegiatan sosial di desa Pelabuhan Ratu selama 4 hari. Mereka dibagi menjadi kelompok dan tinggal bersama penduduk desa. Kegiatan meliputi mendengarkan talkshow, memasak bersama ibu-ibu desa, membangun fasilitas, dan mengajar anak sekolah. Mahasiswa belajar soal persahabatan, kepedulian terhadap yang kurang beruntung, dan menghargai waktu bersama.
Mahasiswa FEUI mengikuti kegiatan sosial di desa Pelabuhan Ratu selama 4 hari. Mereka dibagi menjadi kelompok dan tinggal bersama penduduk desa. Kegiatan meliputi mendengarkan talkshow, memasak bersama ibu-ibu desa, membangun fasilitas, dan mengajar anak sekolah. Mahasiswa belajar soal persahabatan, kepedulian terhadap yang kurang beruntung, dan menghargai waktu bersama.
Dari tanggal 25 September 2014 sampai tanggal 28 September 2014, saya bersama angkatan 2014 Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia mengikuti rangkaian kegiatan Social Act FEUI 2014 di sebuah desa di Pelabuhan Ratu, Sukabumi. Acara ini merupakan suatu acara yang dijalankan sebagai salah satu bagian dari rangkaian POMB FEUI. Selama acara Social Act ini, angkatan FEUI 2014 dibagi menjadi lima kluster atau daerah-daerah di desa tersebut yang dibagi berdasarkan kelompok OPK, karena angkatan kami berjumlah sangat banyak dan satu daerah saja di desa tersebut tidaklah cukup untuk menampung kami semua. Saya adalah anggota kelompok 17, Mikro, yang berada di kluster 5. Sebagai satu kelompok, kita menjalani semua rangkaian acara Social Act bersama-sama. Selama empat hari berturut-turut, 17 Mikro secara bersama-sama merasakan kehidupan masyarakat sekitar Pelabuhan Ratu. Pada hari pertama Social Act, kita pertama-tama berkumpul di FEUI untuk siap berangkat ke Pelabuhan Ratu. Kita semua bersama-sama menuju ke Pelabuhan Ratu menggunakan bis yang tidak ber-AC. Masing-masing bis ini berisi 3 kelompok yang sudah ditentukan sejak Orientasi Pengenalan Kampus. Dalam perjalanan tersebut yang kurang lebih 5 jam lamanya, kami semua melakukan berbagai kegiatan bersama seperti menyanyi bersama, bermain-main, dan tidur juga pastinya. Sebagai satu kelompok, kita menjadi semakin dekat dan semakin kompak, dan tentu saja kita juga semakin mengenal dan familiar dengan kelompok-kelompok lain. Kami menjadi semakin semangat menjalani kegiatan Social Act ini karena bersama dengan teman- teman kita. Ketika sudah sampai di Pelabuhan Ratu, masing-masing kelompok kemudian dibagi menjadi 3-4 kelompok rumah yang lebih kecil, dan masing-masing rumah berisi kurang lebih 4-6 anggota kelompok masing-masing. Saya berada di satu rumah bersama dengan Kak Gregy, Bram, Cahaya, Dika, dan Reiza. Kami berenam tinggal di sebuah rumah sederhana milik Bapak Hassan dan Ibu Winda. Sisa dari kelompok 17 Mikro kebetulan mendapatkan rumah yang lumayan berdekatan sehingga dapat melakukan kegiatan di waktu luang bersama-sama. Pada hari pertama ini, kami hanya mengobrol-mengobrol bersama dengan pemilik rumah dan beristirahat saja, untuk mempersiapkan diri untuk acara di esok harinya. Pada hari kedua Social Act 2014, kelompok 17 Mikro melakukan dua kegiatan yaitu mendengarkan sebuah Talk Show dan mengikuti lomba masak. Dari kegiatan lomba memasak ini saya menjadi lebih mengenal masyarakat yang ada di sekitar desa ini, karena dalam kegiatan ini kita menjalani lomba masak bersama dengan ibu-ibu yang berada di desa ini. Dalam lomba memasak, terdapat 3 kelompok OPK, lalu 3 kelompok ini lalu dipisah lagi menjadi 3 kelompok yang berbeda, dan masing-masing kelompok memasak bersama dengan 2 orang ibu-ibu. Masing-masing kelompok harus menghidangkan sebuah sajian yang hanya terdiri atas bahan tempe, telor, tepung, dan sayuran. Pada akhirnya, kelompok saya tidak berhasil menjadi juara. Pada sore harinya, saya bersama 17 Mikro bersama-sama ke pantai untuk bermain-main di pantai dan air dan ingin melihat sunset. Akan tetapi sayang sekali, pada hari itu berawan, sehingga sunset tidak bisa dilihat. Pada hari ketiga Social Act 2014, 17 Mikro akan melakukan rangkaian acara fisik, yaitu membangun fasilitas MCK. Tempat pembangunan ini berada di dalam kota, sehingga kita harus menggunakan angkot untuk menuju kesana. Setelah sampai di tempat pembangunan, ternyata barang-barang yang akan digunakan untuk membangun (kayu, semen, batu bata) masih belum datang di tempat, sehingga kita semua bisa makan bersama dahulu. Setelah selesai makan, kita kembali ke area pembangunan, dan langsung memulai kegiatan membangun MCK. Dari melaksanakan kegiatan ini, terasa sekali betapa sulitnya bekerja fisik seperti ini, apalagi dibawah teriknya matahari siang. Mengangkat-angkat ember penuh semen, mengaduk semen, dan menata batu bata menjadi kegiatan yang sangat melelahkan. Sangat tidak terbayangkan seberapa kerasnya kerja bapak-bapak yang bekerja konstruksi. Saya belajar untuk lebih menghargai kerja keras orang lain karena pekerjaan ini sangatlah sulit. Setelah selesai dengan acara fisik, setelah makan siang kami masih ada rangkaian kegiatan non-fisik. Kami sekelompok berjalan menuju sebuah SD. Di SD ini kami akan mengajarkan anak-anak kelas 1-3 SD untuk membuat sebuah hiasan ikan-ikanan dari bahan daur ulang. Disini kami belajar untuk menjadi sebuah contoh untuk para siswa-siswi SD dengan cara membuat hiasan-hiasan ini. Setelah kegiatan ini, 17 Mikro untuk terakhir kalinya menuju ke pantai untuk bermain-main bersama di sore hari yang indah itu. Pada hari keempat dan terakhir, masa-masa terkahir di Pelabuhan Ratu bersama- sama dinikmati bersama di pantai pada hari terakhir. Kami bermain berbagai permainan pesta rakyat yang sangat seru. Kesenangan dan kebahagiaan terlihat dari muka para mahasiswa FEUI 2014. Social Act 2014 merupakan suatu kenangan yang tidak akan pernah saya lupakan. Dari acara tersebut saya belajar berbagai macam hal seperti persahabatan, bersyukur, dan kepedulian. Saya belajar bahwa apa yang sudah kita miliki harus kita syukuri karena tidak semua orang dapat mengalami hal yang sama, banyak sekali orang-orang yang tidak seberuntung kita. Saya juga belajar mengenai solidaritas. Solidaritas dan rasa kekeluargaan kelompok 17 Mikro menjadi sangat kuat karena Social Act ini. Selain itu, saya juga belajar untuk menghargai waktu. Waktu yang dinikmati bersama mungkin hanya bersifat sementara, maka kita harus gunakan waktu sebaik-baiknya, akan tetapi, kenangan dan keindahan yang dialami bersama-sama di Social Act ini akan tetap berada di kenangan untuk selama-lamanya.
Saya Menerima Amanah Tugas Sebagai Perwakilan Relawan TBM Arjasari Dari Ketua TBM Arjasari Untuk Mengikuti Kegiatan Residensi Pegiat Literasi Tahun 2019 Di Sumedang