Anda di halaman 1dari 3

LO 5. Indikator Keberhasilan dari Relining.

Menurut beberapa sumber dibawah ini indikator keberhasilan dari


relining yaitu saat tujuan dari relaining tersebut telah tercapai. Dimana
tujuan dari relaining menurut Terkla, L (1963), Kema D. (1969), Steward
(1993:421), Henderson, D (1973:421), Rudd, K (1981:403-411), Austin K.
(1957:195, Stamanoght, D (1978) dan Gunadi (1994) yaitu :
1. Menentukan ulang relasi yang tepat pada protesa terhadap basis
jaringan.
2. Memperbaiki relasi oklusal dan maxilomandibula yang hilang.
3. Memperbaiki retensi dan stabilisasi.
4. Untuk memperbaiki perubahan yang terjadi pada kontur/bentuk
jaringan pendukung setelah gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL)
digunakan.
5. Untuk memperbaiki basis yang patah yang tidak dapat diperbaiki lagi.
6. Untuk memperbaiki basis gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL) yang
mengalami porus akibat curing yang salah.
7. Untuk memperbaiki basis gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL) yang
sudah mengalami perubahan warna atau rusak.
8. Untuk memperbaiki protesa yang sudah tidak pas lagi atau longgar.
9. Untuk memperbaiki perubahan tulang alveolar yang sangat besar
setelah pencabutan gigi asli.
10. Untuk memperbaiki hubungan oklusi maupun artikulasi yang tidak
seimbang.
11. Untuk alasan estetik.
12. Untuk membuat protesa yang lebih efektif.
13. Agar kontak gigi tiruan dengan permukaan jaringan menjadi lebih
cekat.
14. Agar mencapai penyesuaian terhadap terjadinya resorbsi yang terjadi di
dalam mulut tanpa mengganggu hubungan oklusi yang ada.
Selain itu yang menjadi indikator keberhasilan juga dilihat dari beberapa hal
berikut:
1. Tidak ada gejala
Gejala yang dimaksud yaitu bisa dari kenyamanan dari pengunaan
protesanya, sakit atau tidak saat menggunakan protesa, atau mungkin
ada rasa yang mengganjal, kemungkinan gejala dapat ditunjukkan
apabila setelah penggunaan protesa yang cukup lama, bisa jadi saat
kontol pada bulan ke 6, hal ini dimungkinkan karena pada relining
dengan teknik direct ternyata tidak dapat bertahan lama dibandingkan
dengan teknik indirect.
2. Penilaian kembali Gigi Tiruan.
Yang perlu diperhatikan adalah penampilan, dimensi vertical, serta
oklusi sentries maupun relasi sentries. Penilaian kembali gigi tiruan
dilakukan sampai control ke-7 ( 6 bulan ) , termasuk penilaian yang
berhubungan dengan estetik dan fungsi kunyah.
3. Observasi Reaksi Jaringan.
Reaksi inflamasi seringkali muncul pada penderita pemakai gigi
tiruan. Inflamasi ini antara lain disebabkan oleh karena gigi tiruan tidak
dilepas oleh penderita saat tidur malam hari , serta penumpukan
makanan dibawah gigi tiruan, sehingga kebersihan gigi tiruan sangat
buruk dan menimbulkan candidiasis.

Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mendukung keberhasilan
antara lain :
1. Gigi tiruan merupakan benda asing yang tidak bias disamakan dengan
gigi asli maka dari itu perlu waktu untuk adaptasi, maka saat malam
hari harus dilepas supaya mukosa dalam rongga mulut tetap sehat, dan
gigi tiruan direndam dalam air.
2. Dibersihkan setiap selesai makan dengan sikat gigi bulu halus/lunak
dengan deterjen/denture cleanser
3. Kontrol rutin ke dokter gigi
4. Usahakan untuk mengunyah menggunakan kedua sisi.


Sumber :
Setiawan, Ricky. Volume 1 Nomor 1 Mei-Juni 2013. Jurnal
Penatalaksanaan Relining pada Gigi Tiruan Sebagian Lepasan. Jurnal
ilmiah WIDYA. ISSN 2338-3321. Jakarta : Universitas Prof.DR.Moestopo
(Beragama).

Anda mungkin juga menyukai