Jurnal Las Lengkap Fajar
Jurnal Las Lengkap Fajar
DISUSUN OLEH
ANDRIANTON
ARAFIC
MARFREDDY
MUH.AKBAR AGUDA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah las listrik dan las gas ini. Penulis juga tidak
lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada segenap pihak karena telah banyak membantu
sehingga makalah ini dapat terselesaikan sebagaimana mestinya.
Makalah las listrik dan las gas ini disusun berdasarkan apa yang penulis dapatkan dari
pembelajaran las listrik dan las gas serta dari berbagai referensi yang penulis dapatkan.
Dengan tersusunnya makalah ini, penulis berharap agar kiranya ini dapat digunakan
sebagai salah satu sumber penambah ilmu, wawasan, dan pengetahuan. Disamping itu penulis
mengharapkan bahwa makalah ini tidak hanya sebagai pelengkap tugas saja melainkan dapat
disebut sebagai hasil karya yang setidaknya, dipelihara dan digunakan sebagaimana mestinya.
Akhirnya penulis sadar bahwa makalah ini belumlah sempurna, oleh karena itu demi
kesempurnaan makalah yang akan dibuat berikutnya, penulis sangat mengharapkan saran
serta dukungan maupun kritik yang sifatnya membangun dari para pembaca sehingga dengan
semua itu kesempurnaan makalah ini dapat tercapai.
Penulis
_______
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dengan semakin berkembangnya teknologi industry saat ini, tidak bisa
mengesampingkan pentingnya penggunaan logam sebagai komponen utama produksi
suatu barang, mulai dari kebutuhan yang paling sederhana seperti alat-alat rumah tangga
hingga konstruksi bangunan dan konstruksi permesinan. Hal ini menyebabkan
pemakaian bahan-bahan logam seperti besi cor, baja, aluminium dan lainnya menjadi
semakin meningkat. Sehingga dapat dikatakan tanpa pemanfaatan logam, kemajuan
peradaban manuasia tidak mungkin terjadi.
Dengan kemampuan akalnya, manusia mampu memanfaatkan logam sebagai alat
bantu kehidupannya yang sangat vital. Berbagai macam konstruksi mesin, bangunan dan
lainnya dapat tercipta dengan adanya logam. Logam tersebut menimbulkan kebutuhan
akan teknologi perakitan atau penyambungan. Salah satu teknologi penyambungan
tersebut adalah dengan pengelasan.
Teknik penyambungan logam sebenarnya terbagi dalam dua kelompok besar,
yaitu :
1. Penyambungan sementara (temporary joint), yaitu teknik penyambunganlogam yang
dapat dilepas kembali.
2. Penyambungan tetap (permanen joint), yaitu teknik penyambungan logam dengan
cara mengubah struktur logam yang akan disambung dengan penambahan logam
pengisi. Termasuk dalam kelompok ini adalah solder, brazing dan pengelasan.
Dari teknik tersebut dijadikan sebagai dasar dibentuknya benda-benda logam
seperti yang dimaksud pada uraian diatas. Dalam hal ini proses pengelasan terdiri dari las
listrik dan las gas.
B. SASARAN
Sasaran dari pembuatan makalah ini adalah semua sector dimana orang-orang yang
terkait dalam praktik industry khususnya dalam lingkup Akademi Teknik Soroako.
Dengan sasaran utama adalah mahasiswa dan mahasiswi yang berperan penting dalam
kegiatan praktik di bengkel khususnya Pengelasan yakni Las listrik dan las gas.
BAB II
ISI MAKALAH
A. LAS LISTRIK
1. Pengertian las listrik
Pengelasan adalah suatu proses penyambungan logam dimana logam menjadi satu
akibat panas dengan atau tanpa tekanan, atau dapat didefinisikan sebagai akibat dari
metalurgi yang ditimbulkan oleh gaya tarik menarik antara atom. Sebelum atomatom tersebut membentuk ikatan, permukaan yang akan menjadi satu perlu bebas dari
gas yang terserap atau oksida-oksida.
2. Mesin las listrik
Mesin las merupakan sumber tenaga yang memberi jenis tenaga listrik yang
diperlukan serta tegangan yang cukup untuk terus melangsungkan suatulengkung
listrik las.
Sumber tenaga mesin las dapat diperoleh dari:
9 Motor bensin atau diesel
9 Gardu induk
Tegangan pada mesin las listrik biasanya :
9 110 volt
9 220 volt
9 380 volt
Antara jaringandengan mesin las pada bengkel terdapat saklar pemutus. Mesin las
digerakkan dengan motor, cocok dipakai untuk pekerjaan lapangan atau pada bengkel
yang tidak mempunyai jaringan listrik. Busur nyala terjadi apabila dibuat jarak
tertentu antara elektroda dengan benda kerja dan kabel massa dijepitkan ke benda
kerja.
Jenis-jenis mesin las las listrik terbagi atas :
0 Mesin las listrik Transformator arus bolak-balik (AC)
Mesin ini memerlukan sumber arus bolak-balik
dengan tegangan yang lebih rendah pada lengkung
listrik.
dapat
dipertukarkan
tanpa
9 Pengkutuban terbalik
Untuk pengkutuban terbalik, kabel elektroda dipasang pada terminal positif dan
kabel massa dipasang pada terminal negative. Pengkutuban terbalik sering disebut
sirkuit las listrik dengan elektroda positif (DC+)
langsung
akan
sedangkan
Pada
kabel elektroda
kabel massa
kabel tenaga
menghubungkan
pesawat
las
dengan
elektroda. Kabel massa menghubungkan pesawat las dengan benda kerja. Kabel
tenaga adalah kabel yang menghubungkan sumber tenaga atau jaringan listrik
dengan pesawat las. Kabel ini biasanya terdapat pada pesawat las AC atau AC DC.
9 Pemegang elektroda
Ujung yang tidak berselaput dari elektroda
dijepit
dengan
pemegang
elektroda.
berhubungan
dengan
kabel
daerah
las.
9 Sikat Kawat
Dipergunakan untuk :
Membersihkan benda kerja yang akan dilas
Membersihkan terak Ias yang sudah lepas dari jalur las oleh pukulan palu las.
9 Klem Massa
Klem massa edalah suatu alat untuk menghubungkan kabel massa ke benda kerja.
Biasanya
klem
massa
seperti
Tembaga
massa
ini
dilengkapi dengan pegas yang kuat. Yang dapat menjepit benda kerja .
Walaupun demikian permukaan benda kerja yang akan dijepit dengan klem
massa harus dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran-kotoran seperti karat, cat,
minyak.
9 Tang Penjepit
Penjepit
(tang)
digunakan
untuk
dengan
kecepatan
tinggi
ke
kutub
positif
(anoda).
Dari kutub positif mengalir partikel positif (ion positif) ke kutub negatif. Melalui
proses ini ruang udara diantara anoda dan katoda (benda kerja dan elektroda)
dibuat untuk menghantar arus listrik (diionisasikan) dan dimungkinkan
pembentukan busur listrik. Sebagai arah arus berlaku arah gerakan ion-ion positif.
Jika elektroda misalnya dihubungkan dengan kutub negatif sumber arus searah,
maka arah arusnya dari benda kerja ke elektroda. Setelah arus elektroda
didekatkan pada lokasi jalur sambungan disentuhkan dan diangkat kembali pada
jarak yang pendek (garis tengah elektroda).
Kawat inti
Selubung elektroda
Busur listrik
Pemindahan logam
Gas pelindung
Terak
Kampuh las
Dengan penyentuhan singkat elektroda logam pada bagian benda kerja yang akan
dilas,berlangsung hubungan singkat didalam rangkaian arus pengelasan, suatu
arus listrik yang kekuatannya tinggi mengalir, yang setelah pengangkatan
elektroda itu dari benda kerja menembus celah udara, membentuk busur cahaya
diantara elektroda dengan benda kerja, dan dengan demikian tetap mengalir.Suhu
busur cahaya yang demikian tinggi akan segera melelehkan ujung elektroda dan
lokasi pengelasan.
Didalam rentetan yang cepat partikel elektroda menetes, mengisi penuh celah
sambungan las dan membentuk kepompong las. Proses pengelasan itu sendiri
terdiri atas hubungan singkat yang terjadi sangat cepat akibat pelelehan elektroda
yang terus menerus menetes.
9 Proses Penyulutan
Setelah arus dijalankan, elekteroda didekatkan pada lokasi jalur sambungan
disentuhkan sebentar dan diangkat kembali pada jarak yang pendek (garis tengah
elektroda).
9 Menyalakan busur listrik
Untuk memperoleh busur yang baik di perlukan pangaturan arur (ampere) yang
tepat sesuai dengan type dan ukuran elektroda, Menyalahkan busurd apat
dilakukan dengan 2 (dua) cara yakni :
Bila pesawat Ias yang dipakai pesewat Ias AC, menyalakan busur
dilakukan dengan menggoreskan elektroda pada benda kerja lihat gambar.
Bila elektroda harus diganti sebelum pangelasan selesai, maka untuk melanjutkan
pengelasan, busur perlu dinyalakan lagi. Menyalakan busur kembali ini dilakukan
pada tempat kurang lebih 26 mm dimuka las berhenti seperti pada gambar. Jika
busur berhenti di B, busur dinyalakan lagi di A dan kembali ke B untuk
melanjutkan pengelasan. Bilamana busur sudah terjadi, elektroda diangkat sedikit
dari pekerjaan hingga jaraknya sama dengan diameter elektroda. Untuk
elektroda diameter 3,25 mm, jarak ujung elektroda dengan permukaan bahan
dasar 3,25 mm.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan :
Jika busur nyala terjadi, tahan sehingga jarak ujung elektroda ke logam induk
besarnya sama dengan diameter dari penampang elektroda dan geser posisinya
ke sisi logam induk.
Perbesar jarak tersebut(perpanjang nyala busur) menjadi dua kalinya untuk
memanaskan logam induk.
Kalau logam induk telah sebagian mencair, jarak elektroda dibuat sama
dengan garis tengah penampang tadi.
pemadaman
busur
listrik
mempunyai
pengaruh
terhadap
mutu
dari
cairan
elektroda.
Hasilnya :
0 rigi-rigi
las
kasar
0 tembusan las
dangkal
0 percikan
teraknya
kasar
dan
keluar
dari
jalur las.
Bila busur terlalu pendek, akan sukar memeliharanya, bisa terjadi pembekuan
ujung elektroda pada pengelasan (lihat gambar 158 c). hasilnya :
0 rigi las tidak merata
0 tembusan las tidak baik
0 percikan teraknya kasar dan berbentuk bola.
akan
sukarnya
menyebabkan
penyalaan
busur
terjadi
tidak
cukup
penembusan
yang
kurang dalam.
Sebaliknya bila arus terlalu besar maka elektroda akan mencair terlalu
cepat dan menghasilkan permukaan las yang lebih lebar dan penembusan yang
dalam.
Besar arus untuk pengelasan tergantung pada jenis kawat las yang dipakai,
posisi pengelasan serta tebal bahan dasar.
9 Pengaruh Kecepatan elektroda pada hasil pengelasan
Kecepatan pengelasan tergantung pada jenis elektroda, diameter inti
elektroda, bahan yang dilas, geometri sambungan, ketelitian sambungan dan lainlainnya. Dalam hampir tidak ada hubungannya dengan tegangan las tetapi
berbanding lurus dengan arus las. Karena itu pengelasan yang cepat memerlukan
arus las yang tinggi.
Bila tegangan dan arus dibuat tetap, sedang kecepatan pengelasan
dinaikkan maka jumlah deposit per satuan panjang las jadi menurun. Tetapi di
samping itu sampai pada suatu kecepatan tertentu, kenaikan kecepatan akan
memperbesar penembusan. Bila kecepatan pengelasan dinaikkan terus maka
masukan panas per satuan panjang juga akan menjadi kecil, sehingga pendinginan
akan berjalan terlalu cepat yang mungkin dapat memperkeras daerah HAZ
Pada umumnya dalam pelaksanaan kecepatan selalu diusahakan setinggitingginya tetapi masih belum merusak kwalitas manik las. Pengalaman juga
menunjukkan bahwa makin tinggi kecepatan makin kecil perubahan bentuk yang
terjadi.
9 Pendinginan
Lamanya
pendinginan
mempengaruhi
kwalitas
usaha-usaha
pendekatan
rumus
empiris
atau
dari
daerah
HAZ
sebagian besar tergantung pada lamanya pendinginan dari temperatur 800 oC samapi 500
o
sangat tergantung oleh lamanya pendinginan dari temperatur 800 oC sampai 300 oC atau
100 oC
9 Elektroda
Klasifikasi Elektroda
Elektroda baja lunak dan baja paduan rendah untuk las busur listrik manurut
klasifikasi AWS (American Welding Society) dinyatakan dengan tanda E XXXX
yang artInya sebagai berikut :
E menyatakan elaktroda busur listrik
XX (dua angka) sesudah E menyatakan kekuatan tarik deposit las dalam ribuan
Ib/in2 lihat table.
X (angka ketiga) menyatakan posisi pangelasan.
angka 1 untuk pengelasan segala posisi. angka 2 untuk pengelasan posisi datar di
bawah tangan
X (angka keempat) menyataken jenis selaput dan jenis arus yang cocok dipakai
untuk pengelasan lihat table.
Contoh : E 6013
Artinya:
Kekuatan tarik minimum den deposit las adalah 60.000 Ib/in2 atau 42 kg/mm2
Dapat dipakai untuk pengelasan segala posisi
Jenis selaput elektroda Rutil-Kalium dan pengelasan dengan arus AC atau DC +
atau DC
Elektroda Baja Lunak
Elektroda ini adalah jenis elektroda selaput selulosa yang dapat dipakai
untuk pengelesan dengan penembusan yang dalam. Pengelasan dapat pada
segala posisi dan terak yang tipis dapat dengan mudah dibersihkan.
Deposit las biasanya mempunyai sifat sifat mekanik yang baik dan dapat
dipakai untuk pekerjaan dengan pengujian Radiografi. Selaput selulosa
dengan kebasahan 5% pada waktu pengelasan akan menghasilkan gas
pelindung. E 6011 mengandung Kalium untuk mambantu menstabilkan
busur listrik bila dipakai arus AC.
3. E 6020
Elektroda jenis ini dapat menghasilkan penembusan las sedang dan
teraknya mudah dilepas dari lapisan las. Selaput elektroda terutama
mengandung oksida besi dan mangan. Cairan terak yang terlalu cair dan
mudah mengalir menyulitkan pada pengelasan dengan posisi lain dari
pada bawah tangan atau datar pada las sudut.
Elektroda Berselaput
Elektroda berselaput yang dipakai pada Ias busur listrik mempunyai perbedaan
komposisi selaput maupun kawat Inti. Pelapisan fluksi pada kawat inti dapat
dengah cara destrusi, semprot atau celup. Ukuran standar diameter kawat inti
dari 1,5 mm sampai 7 mm dengan panjang antara 350 sampai 450 mm. Jenisjenis selaput fluksi pada elektroda misalnya selulosa, kalsium karbonat (Ca
C03), titanium dioksida (rutil), kaolin, kalium oksida mangan, oksida besi,
serbuk besi, besi silikon, besi mangan dan sebagainya dengan persentase yang
berbeda-beda,
untuk
tiap
jenis
elektroda.
Tebal selaput elektroda berkisar antara 70% sampai 50% dari diameter
elektroda tergantung dari jenis selaput. Pada waktu pengelasan, selaput
elektroda ini akan turut mencair dan menghasilkan gas CO2 yang melindungi
cairan las, busur listrik dan sebagian benda kerja terhadap udara luar. Udara
luar yang mengandung O2 dan N akan dapat mempengaruhi sifat mekanik dari
logam Ias. Cairan selaput yang disebut terak akan terapung dan membeku
melapisi permukaan las yang masih panas.
Elektroda dengan selaput serbuk besi
Selaput elektroda jenis E 6027, E 7014. E 7018. E 7024 dan E 7028
mengandung serbuk besi untuk meningkatkan efisiensi pengelasan.
Umumnya selaput elektroda akan lebih tebal dengan bertambahnya
persentase serbuk besi. Dengan adanya serbuk besi dan bertambah tebalnya
selaput akan memerlukan ampere yang lebih tinggi.
peda
pesawat
las
AC
atau
DC
kutub
terbalik.
Elektroda ini dapat dipakai untuk pelapis keras permukaan pada sisi potong
yang tipis, peluas lubang dan beberapa type pisau.
Elektroda tahan pukulan
Elektroda ini dapat dipakai pada pesawat las AC atau DC kutub terbalik.
Dipakai untuk pelapis keras bagian pemecah dan palu.
Elektroda tahan keausan
Elektroda ini dibuat dari paduan-paduan non ferro yang mengandung
Cobalt, Wolfram dan Chrom. Biasanya dipakai untuk pelapis keras
permukaan katup buang dan dudukan katup dimana temperatur dan keausan
sangat tinggi.
9 Macam-macam gerakan elektroda
Gerakan arah turun sepanjang sumbu elektroda. Gerakan ini dilakukan untuk
mengatur jarak busur listrik agar tetap.
Gerakan ayunan elektroda. Gerakan ini diperlukan untuk mengatur lebar jalur
las yang dikehendaki.
Ayunan keatas menghasilkan alur las yang kecil, sedangkan ayunan
kebawah menghasilkan jalur las yang lebar. Penembusan las pada ayunan
keatas lebih dangkal daripada ayunan kehawah.
Ayunan segitiga dipakai pada jenis elektroda Hydrogen rendah untuk
mendapatkan penembusan las yang baik diantara dua celah pelat.
Beberapa bentuk-bentuk ayunan diperlihatkan pada gambar dibawah ini. Titiktitik pada ujung ayunan menyatakan agar gerakan las berhenti sejenak pada
tempat tersebutL untuk memberi kesempatan pada cairan las untuk mengisi
celah sambungan.
Tembusan las yang dihasilkan dengan gerekan ayun tidak sebaik
dengan gerakan lurus elektroda. Waktu yang diperlukan untuk gerakan ayun
lebih lama, sehingga dapat menimbulkan pemuaian atau perubahan bentuk dari
bahan dasar. Dengan alasan ini maka penggunaan gerakan ayun harus
memperhatikan tebal bahan dasar.
Alur Spiral
Alur Zig-zag
Alur segitiga
9 Posisi pengelasan
Posisi di bawah tangan
Posisi bawah tangan
merupakan posisi
pengelasan yang paling
mudah dilakukan. Oleh
sebab itu untuk
menyelesaikan setiap
pekerjaan pengelasan
sedapat meungkin di
usahakan pada posisi dibawah tangan.
Kemiringan elektroda 10 derajat 20 derajat terhadap garis vertical kea rah
jalan elektroda dan 70 derajat-80 derajat terhadap benda kerja.
Posisi tegak (vertical)
Mengelas posisi tegak adalah apabila dilakukan arah pengelasannya keatas
atau ke bawah. Pengelasan ini termasuk pengelasan yang paling sulit karena
bahan cair yang mengalir atau menumpuk diarah bawah dapat diperkecil
las
Adapun
akan
posisi
selalu
kebawah.
sudut
electrode
pengelasan pipa 2G yaitu 90 Panjang gerakan elektrode antara 1-2 kali diameter
elektrode. Bila terlalu panjang dapat mengakibatkan kurang baiknya mutu las.
Panjang busur diusahakan sependek mungkin yaitu kali diameter elektrode las.
Untuk pengelasan pengisian dilakukan dengan gerakan melingkar dan diusahakan
dapat membakar dengan baik pada kedua sisi kampuh agar tidak terjadi cacat.
Gerakan seperti ini diulangi untuk pengisian berikutnya.
9 Posisi vertikal (3G)
Pengelasan posisi 3G dilakukan
pada material plate. Posisi 3G ini
dilaksanakan
elektrode
pada
vertikal.
plate
dan
Kesulitan
Pengelasan
kecepatannya
arah
lebih
naik
rendah
satuan luas lebih tinggi dibanding dengan pengelasan turun. Posisi pengelasan
5G pipa diletakkan pada posisi horizontal tetap dan pengelasan dilakukan
mengelilingi pipa tersebut. Supaya hasil pengelasan baik, maka diperlukan las
kancing (tack weld) pada posisi jam 5-8-11 dan 2. Mulai pengelasan pada jam
5.30 ke jam 12.00 melalui jam 6 dan kemudian dilanjutkan dengan posisi jam
5.30 ke jam 12.00 melalui jam 3. Gerakan elektrode untuk posisi root pass (las
akar) adalah berbentuk segitiga teratur dengan jarak busur kali diameter
elektrode.
2. Pengelasan turun
Biasanya dilakukan pada pipa yang tipis dan pipa saluran minyak serta gas
bumi. Alasan penggunaan las turun lebih menguntungkan dikarenakan lebih
cepat dan lebih ekonomis.
9 Pengelasan posisi Fillet
Pengelasan fillet juga disebut
sambungan T.joint pada posisi
cairan las-lasan diberikan pada
posisi
menyudut.
Pada
posisi
tegak.
Posisi
yang
relative
mudah, namun hal yang perlu diperhatikan pada sambungan ini adalah
kemiringan elektroda, gerakan ayunan tergantung pada kondisi atau kebiasaan
operator las.
9 Apron
Apron adalan alat pelindung badan dari percikan bunga api yang dibuat dari kulit atau
dari asbes.
Ada beberapa jenis/bagian apron :
0 apron lengan
0 apron lengkap
0 apron dada
9 Sepatu Las
Sepatu las berguna untuk melindungi kaki dari semburan bunga api,
Bila tidak ada sepatu las, sepatu biasa yang tertutup seluruhnya dapat
juga dipakai
asker Las
9 Ma
Jikka tidak mem
mungkinkan adanya kam
mar las dan ventilasi
v
yan
ng baik, maaka gunakan
nlah masker las, agar teerhindar
darri asap dan debu
d
las yangg beracun.
amar Las
9 Ka
Kamar Ias dib
buat dari bahan tahan..api. Kamarr las pentinng agar oraang yang adda
disekitarnnya tidak tergganggu olehh cahaya las.
Untuk meengeluarkan gas, sebaiknnya kamar las
l dilengkappi
dangan siistim ventilaasi: Didalam
m kamar lass ditempatkaan
meja Ias.. Meja las harus
h
bersihh dari bahann-bahan yanng
mudah
terbakar
agar
terhinddar
dari
kemungkinaan
sudah banyak tabung-tabung gas yang terbuat dari paduan Alumunium. Tabung gas
tersedia dalam bentuk beragam mulai berukuran kecil hingga besar. Ukuran tabung
ini dibuat berbeda karena disesuaikan dengan kapasitas daya tampung gas dan juga
jenis gas yang ditampung.
Untuk membedakan tabung gas apakah didalamnya berisi gas Oksigen, Asetilen atau
gas lainya dapat dilihat dari kode warna yang ada pada tabung itu.
9 Katup Tabung
Sedang pengatur keluarnya gas dari dalam tabung maka digunakan katup. Katup ini
ditempatkan tepat dibagian atas dari tabung. Pada tabung gas Oksigen, katup
biasanya dibuat dari material Kuningan, sedangkan untuk tabung gas Asetilen, katup
ini terbuat dari material Baja.
9 Regulator
Regulator atau lebih tepat dikatakan
Katup Penutun Tekan, dipasang pada
katub
tabung
dengan
mengurangi atau
tujuan
untuk
menurunkan
tekann
ini
juga
berperan
untuk
proses
pengelasan
atau
digunakan
selang
gas.
Untuk
memenuhi
kerja
dan
tidak
mudah
bocor.
Dalam
dialirkan.
Untuk
memudahkan
bagimana
membedakan selang Oksigen dan selang Asetilen mak cukup memperhatikan kode
warna pada selang. Berikut ini diperlihatkan table yang berisi informasi tentang
perbedaan warna untuk membedakan jenis gas yang mengalir dalam selang.
9 Torch ( Pembakar )
Gas yang dialirkan melalui selang selanjutnya
diteruskan oleh torch, tercampur didalamnya
dan akhirnya pada ujuang nosel terbentuk
nyala api. Dari keterangan diatas, toch
memiliki dua fungsi yaitu :
Sebagai pencampur gas oksigen dan gas
bahan bakar.
Sebagai pembentuk nyala api diujung
nosel.
Torch dapat dapat dibagi menjadi beberapa jenis menurut klasifikasi berikut ini :
Menurut cara/jalannya gas masuk keruang pencampur.
Dibedakan atas :
Injector torch (tekanan rendah)
Pada torch jenis ini, tekanan gas bahan bakar selalu dibuat lebih rendah dari
tekanan gas oksigen.
Equal pressure torch (torch bertekanan sama)
Pada torch ini, tekanan gas oksigen dan tekanan gas bahan bakar pada sisi
saluran masuk sama besar.proses pencampuran kedua gas dalam ruang
pencampur berlangsung dalam tekanan yang sama.
Menurut ukuran dan berat. Dibedakan atas :
Toch normal
Torch ringan/kecil
Menurut jumlah saluran nyala api. Dibedakan atas :
Torch nyala api tunggal
Torch nyala api jamak
Menurut gas yang digunakan. Dibedakan atas :
Torch untuk gas asetilen
Torch untuk gas hydrogen, dan lain-lain.
Menurut aplikasi. Dibedakan atas :
Torch manual
Torch otomatik/semi otomatik
9 Pematik api Las
Alat yang berfungsi untuk menyalakan api las.
9 Tip Cleaner
Alat ini berfungsi untuk membersihkan lubang mulut
pembakar.
dengan
penggergajian
(shearing)
berbagai
(sewing)
merupakan
dan
contoh
cara.
Proses
menggunting
dari
proses
las.
dibawah
ini
menunjukkan
tersebut
menghasilkan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis membaca dari semua referensi yang di dapatkan dan dari
penyusunan makalah ini maka penulis dapat menyimpulkan bahwa :
9 Pada akhirnya penulis mengetahui Pengertian las listrik, alat-alat yang digunakan
pada proses pengelasan las listrik, Posisi pengelasan laslstrik, tingkat kesususahan
dalam pengelasan las listrik serta keselamatan kerja yang semestinya dilaksanakan
dalam proses pengelasan las listrik.
9 Penulis akhirnya dapat mengetahui pengertian las gas, perlengkapan yang digunakan
pada praktik las gas, jenis-jenis nyala api, serta posisi pengelasan pada proses las
gas.
B. Saran
Adapun saran-saran yang dapat diberikan kepada pembaca makalah ini sebagai berikut :
9 Dalam pembuatan makalah diperlukan kerja keras dalam mencari berbagai referensi
agar makalah yang dibuat lebih baik.
9 Pelajari makalah yang telah dibuat, agar dapat menambah wawasan lagi
DAFTAR PUSTAKA
www.lab teknologi mekanik.com
http://kamissore.blogspot.com/2009/06/kerja-las-listrik-dan-gas.html
Cary Howard B, Modern Welding Technology Prentice Hall, Englewood Cliffs, New
Jersey Q7632, USA, 1994.
Messler R.W, Jr., Principles of Welding John Wiley & Sons, Inc. USA, 1999.
http://laslistrik.blogspot.com/2009/06/.html
http://materi-kuliah.blogspot.com/2009/06/.html
http://.arcwelding&gasweldingblogspot.com/2009/06/.html