Anda di halaman 1dari 8

PRAKTIKUM PRESTASI MESIN 2011/2012

MODUL I
MOTOR DIESEL STATIONER
A. Pendahuluan
Motor

bakar

merupakan

salah

satu

mesin

penggerak

mula

yang

mempunyai peranan penting sebagai tenaga penggerak berbagai macam


peralatan

dari

kapasitas

kecil

sampai

besar.

Jenis

peralatan

yang

digerakkan adalah peralatan yang tidak bergerak (stationer) dan bergerak


(marine, aviation, automotive).
Motor bakar terdiri dari motor dengan kerja bolak balik (reciprocating
engine) dan motor dengan kerja putar (rotary engine). Motor dengan kerja
bolak-balik terdiri dari motor bensin (Otto) dan motor Diesel, dengan sistem
2 langkah maupun 4 langkah. Motor dengan kerja putar adalah motor
Wankel dan turbin gas. Motor Wankel mempunyai dasar kerja yang sama
dengan motor bensin.
Perbedaan utama motor bensin dengan motor diesel adalah pada sistem
penyalaannya. Motor bensin dengan bahan bakar bensin dicampur terlebih
dahulu dalam karburator dengan udara pembakaran sebelum dimasukkan
ke dalam silinder (ruang bakar), dan dinyalakan oleh loncatan api listrik
antara kedua elektroda busi. Sehingga motor bensin dinamai Spark Ignition
Engines. Di dalam motor Diesel, yang disebut Compression Ignition
Engines, terjadi proses penyalaan sendiri, yaitu karena bahan bakar solar
disemprotkan ke dalam silinder berisi udara bertemperatur dan bertekanan
tinggi. Bahan bakar itu terbakar sendiri oleh udara yang temperaturnya
telah melampaui temperatur nyala (ignition temperature) dari bahan bakar.
B. Tujuan Percobaan
- Mempelajari cara kerja dan cara pengoperasian motor diesel.
- Menganalisa unjuk kerja (prestasi) motor diesel stationer.
C. Peralatan Percobaan
1. Motor diesel
Pada percobaan ini dipakai Kubota Stationary Diesel Engine 4 stroke tipe
RD 55 N, dengan spesifikasi sebagai berikut :
Jumlah silinder

: silinder tunggal (single cylinder)

Diameter silinder (bore)

: 76 mm

Panjang langkah (stroke) : 75 mm

Mechanical Engineering UNS

PRAKTIKUM PRESTASI MESIN 2011/2012


Daya (power)

: 4,5 HP/2200 rpm

Perbandingan kompresi

:-

2. Generator listrik (Electric dynamometer)

Pada percobaan ini dipakai generator listrik dengan spesifikasi sebagai


berikut :
Kapasitas

: 3 KVA, 1 phase

Sistem pembebanan

: tahanan listrik ( 30 bolam listrik)

Instrumentasi

: Voltmeter (0 30 V)
: Amperemeter 2 buah (0220 A & 015

A)
: Swicth
D. Prosedur Percobaan
Untuk menjaga mesin agar tetap dalam kondisi yang baik, perlu
diperhatikan
menghidupkan

cara

pengoperasian

mesin,

terlebih

mesin

dahulu

harus

yang

benar.

dilakukan

Sebelum

pemeriksaan

terhadap kondisi minyak pelumas, bahan bakar, dan lampu beban.


Hidupkan mesin pada putaran idlenya ( 1400 rpm) selama 5 menit. Ini
merupakan proses pemanasan (warming up), supaya mesin mencapai
kondisi kerjanya sehingga siap untuk dibebani. Selanjutnya lakukan
pengujian dengan tahap-tahap sebagai berikut :
1. Naikkan kecepatan mesin sampai tegangan keluar generator listrik tetap
220 volt dengan kondisi tanpa beban, pengamatan dilakukan setelah
mesin mencapai keseimbangan.
2. Naikkan beban pada saat tegangan keluar generator mencapai 220 V
sampai pada beban 2400 watt (secara bertahap). Pada saat beban
tertentu, setelah mesin mencapai keseimbangan, catat data konsumsi
bahan bakar, tegangan, arus, dan temperatur. Putaran mesin harus
dijaga pada tegangan keluar generator tetap 220 V dengan jalan
mengatur saluran bahan bakar.
3. Setelah pengujian selesai bebaskan beban dan turunkan putaran mesin
sampai pada putaran idlenya ( 850 rpm), dan tunggu 5 menit
kemudian matikan mesin.
E. Pengukuran dan Perhitungan
1. Torsi dan Daya Poros

Mechanical Engineering UNS

PRAKTIKUM PRESTASI MESIN 2011/2012


Torsi adalah ukuran kemampuan mesin untuk menghasilkan kerja.
Dalam prakteknya, torsi dari mesin berguna untuk mengatasi hambatan
sewaktu kendaraan jalan menanjak, atau waktu mempercepat laju
kendaraan (otomotif). Dalam laboratorium torsi (momen putar) diukur
dengan menggunakan dinamometer. Besar torsi dapat dihitung dengan
rumus :

Ne
30.N e

= 2. .n
.n

60

T
(1)
dimana :
T

: torsi

(N.m)

Ne

: daya poros/daya efektif (Watt)

: putaran poros engkol

(rpm)

Putaran poros engkol diukur dengan menggunakan tachometer.


Pada motor bakar torak, daya yang berguna adalah daya poros, karena
poros itulah yang menggerakkan beban. Dari persamaan (1) dapat
dihitung besarnya daya poros yaitu :
Ne
Catatan :

.n.T

(Watt)

30

(2)

Satuan Ne selain Watt, bisa memakai satuan hp (US


horsepower) atau PS (metric horsepower), dimana ;
1 PS = 0,986 hp = 736 W = 75 kg.m/detik atau,
1 hp = 747,5 W = 1,014 PS
Satuan torsi (T) bisa memakai kg.m, dimana 1 kg.m = 9,807
N.m.

2. Tekanan Efektif Rata-Rata (Brake Mean Effective Pressure =


bmep)
Tekanan

efektif

rata-rata

didefinisikan

sebagai

tekanan

teoritis

(konstan), yang apabila mendorong torak sepanjang langkah kerja dari


motor dapat menghasilkan tenaga (tenaga poros).
bmep =

kerja per siklus


volumelangkahtorak

Ne

1
bmep =

V L .z.n.a
60
.
100
.
75

Mechanical Engineering UNS

PRAKTIKUM PRESTASI MESIN 2011/2012

bmep =

450000.N e
V L .z.n.a

(3)

dimana :
bmep : tekanan efektif rata-rata

(kg/cm2)

Ne

: daya poros/daya efektif

(PS)

VL

: Volume langkah torak per silinder

(cm3)

: [luas penampang torak (cm 2)] x [panjang langkah torak


(cm)]
z

: jumlah silinder

: putaran poros engkol (rpm)

: jumlah siklus per putaran,

siklus
putaran

: 1, untuk motor 2 langkah


: , untuk motor 4 langkah.
3. Pemakaian Bahan Bakar Spesifik
Pemakaian bahan bakar spesifik menyatakan banyaknya bahan bakar
yang dikonsumsi mesin per jam untuk setiap daya kuda yang dihasilkan.
Harga pemakaian bahan bakar spesifik yang lebih rendah menyatakan
efisiensi yang lebih tinggi. Jika dalam suatu pengujian mesin diperoleh
data mengenai penggunaan jumlah bahan bakar (kg bahan bakar/jam),
dan dalam waktu 1 jam diperoleh tenaga yang dihasilkan N hp, maka
pemakaian bahan spesifik dihitung sebagai berikut :
B

Gf
N

(4)

dimana :
B

: pemakaian bahan bakar spesifik

(kg bahan

bakar/jam.hp)
Gf

: jumlah bahan bakar yang digunakan

(kg bahan

bakar/jam)
N

: jumlah tenaga yang dihasilkan per jam (hp)

4. Efisiensi Termal Efektif


Menyatakan efisiensi pemanfaatan panas dari bahan bakar untuk
diubah menjadi tenaga mekanis (poros). Besar efisiensi termal efektif
dapat dihitung dengan :
e

Ne
3600 x 75
x
x 100%
G f .Qc
427

Mechanical Engineering UNS

PRAKTIKUM PRESTASI MESIN 2011/2012

632.N e
x 100%
G f .Qc

(5)

dimana :
e

: efisiensi termal efektif

(%)

Ne

: daya poros/daya efektif

(PS)

Gf

: jumlah bahan bakar yang dipergunakan

(kg

bahan

bakar/jam)
Qc

: nilai kalor bahan bakar

(kcal/kg

bahan

bakar)
Catatan : 1 kcal = 427 kg.m
1 PS = 75 kg.m/detik
5. Grafik-grafik pengujian motor diesel
Berikut contoh-contoh hasil pengujian prestasi sebuah motor diesel
pada berbagai macam putaran.

Mechanical Engineering UNS

PRAKTIKUM PRESTASI MESIN 2011/2012

F. Tugas
Dari hasil percobaan analisa unjuk kerja motor diesel untuk pemakaian
bahan bakar spesifik dan efisiensi termal efektif pada pengujian beban 03000 W dengan putaran dijaga tetap (constant speed test).

Mechanical Engineering UNS

PRAKTIKUM PRESTASI MESIN 2011/2012


DATA PERCOBAAN MESIN KUBOTA RD 55 N
Putaran mesin.
Putaran konstan
Beban
mesin
(Watt)

: ..rpm/220 Volt

Konsumsi
bahan bakar
(cc/
detik)

Tegangan (Volt)
Generat
or

Instalas
i

Rata-rata

0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
1800
2000
2200
2400
2600
2800
3000
Praktikan
Nama mahasiswa:
NIM

1. .
..
2. .
..
3. .
..
4. .
..
5. .
..

Mechanical Engineering UNS

Arus (Ampere)
Generator

Instala
si

Rata-rata

Temperatur
(oC)
Mesin Udara

Keterangan

Surakarta,
Dosen/Asisten,

PRAKTIKUM PRESTASI MESIN 2011/2012


6. .
( ..)

Mechanical Engineering UNS

..

Anda mungkin juga menyukai