Pengendalian Tekanan
Pengendalian Tekanan
I.
TUJUAN PERCOBAAN
1. Untuk mengkalibrasi sensor tekanan dan signal conditioning dan memeriksa
linearitas dan histerisis dari sensor dan conditioning.
2. Untuk mengkalibrasi I/P converter terhadap gerak katup kontrol dan memeriksa
linearitas dan histerisis dari converter.
II.
DASAR TEORI
Tranduser tekanan atau sensor tekanan digunakan untuk memberikan
pembacaan tekanan dari jarak jauh pada suatu proses, penggunaannya memungkinkan
pengendalian tekanan secara otomatis tanpa perlu adanya campur tangan operator
untuk memberikan input ke controller dan kemudian memberikan input untuk
menggerakkan elemen kontrol akhir (katup kontrol). Sebelum dipergunakan sensor
tekanan sebaiknya dikalibrasi sehingga keadaan sensor diketahui dengan baik.
Pengkalibrasian sensor tekanan dapat dilakukan dalam range yang berbeda sesuai
dengan penggunaan sensor itu sendiri.
Katup kontrol pneumatik pada alat PCT 14 digunakan sebagai elemen
kontrol akhir yang akan memberikan gerakan perubahan yang efeknya langsung
terasa oleh proses (sistim). Katup kontrol pneumatik memerlukan tekanan untuk
bergerak menutup atau membuka. Tekanan berasal dari converter yang mengubah
sinyal listrik dari process controller PCT 10 menjadi sinyal tekanan penggerak katup.
I/P converter adalah alat yang mengubah arus listrik 4-20 mA dari output process
controller PCT 10 menjadi sinyal 3-15 psig untuk input gerakan katup kontrol
pneumatik.
Pada PCT 14 tekanan proses diukur oleh sensor tekanan kemudian
dikondisikan di signal conditioning untuk diubah dari variabel proses tekanan (0-8
psi) menjadi sinyal controller 4-20 mA. Sinyal output dari controller 4-20 mA
kemudian masuk ke I/P converter untuk diubah menjadi sinyal tekanan 3-25 psig
untuk menggerakkan katup kontrol sehingga udara yang mengalir melalui pipa proses
berubah. Seperti halnya signal conditioning terhadap sensor tekanan I/P converter
juga sebaiknya dikalibrasi untuk memeriksa keadaannya sebelum digunakan dan
mencocokkan range operasinya.
Sensor tekanan dan I/P converter pada PCT 14 mempunyai output (keluaran)
yang berubah secara linier (berbanding lurus) terhadap tekanan. Histerisis yang terjadi
sangat kecil. Histerisis adalah kecenderungan sebuah instrumen (alat) untuk
menghasilkan ouput yang berbeda untuk suatu harga input sewaktu input dihasilkan
dari penambahan atau pengurangan harga sebelumnya. Misalkan input yang diberikan
meningkat 0-100% dengan interval 10% maka hasil output nya akan mempunyai
kecenderungan harga yang berbeda dengan harga input yang diulang menurun dari
100-0% dengan interval samam 10%. Selisih maksimal inilah yang disebut histerisis.
III.
IV.
LANGKAH KERJA
1. Menghubungkan sensor
tekanan
ke
bagian
input
signal
conditioning
menggunakan kabel penghubung biru dan output berupa 0-1 volt ke voltmeter
seperti pada rangkaian.
2. Menghubungkan suplai udara ke bagian inlet PCT 14, pastikan ada udara tekan
mengalir.
3. Memastikan katup V2 tertutup sehingga tidak ada udara yang melewati pipa
proses (0 psi = P4) sensor akan mengukur tekanan minimum = 0 ps. Mengatur
signal conditioning pada bagian ZERO dengan menggunakan Trimtool agar
pembacaan di voltmeter menunjukkan 0,000 Volt.
4. Membuka katup V2 sehingga pada P4 terbaca 8 psi, setelah tekanan stabil, atur
signal conditioning pada bagian SPAN dengan menggunakan trimtool di voltmeter
menunjukkan 1,000 Volt.
5. Mengulangi langkah 3 seterusnya hingga pembacaan di voltmeter stabil.