JUDUL
DASAR POMPA
KATA PENGANTAR
Buku Ajar Teknik Dasar Pompa akan difokuskan pada tiga hal yaitu pemaparan
cara kerja, pengenalan komponen-komponen. Dengan hal tersebut, diharapkan buku ajar
ini cocok dan mudah dimengerti oleh Mahasiswa teknik khususnya teknik mesin.
Pada setiap pembahasan perhalaman, untuk mempermudah pemahaman siswa
akan ditambahkan gambar-gambar yang mendukung penjabaran uraian. Perhitungan
efisiensi dan penentuan performa pompa dan kompresor memperoleh bagian yang cukup
besar pada mata kuliah ini. Pembahasan instalsi kerja pompa sekaligus menentukan
permasalahan-permasalahan yang sering timbul pada operasi kedua mesin tersebut juga
mendapatkan porsi yang cukup banyak.
m
kg/m3
V
H O
1.4. Tekanan
Jika permukaan suatu zat (padat, cair dan gas) menerima gaya-gaya luar
maka bagian permukaan zat yang menerima gaya tegak lurus akan mengalami
tekanan. Bila gaya yang tegak lurus terhadap permukaan dibagi dengan luasan
permukaan A disebut dengan tekanan, perumusannya sebagai berikut :
p=
F
[ kg/m2 ; lb/ft2]
A
absolut
(pabs)=
tekanan
atmosfer
(patm)
dikurangi
tekanan
pengukuran (pgauge)
pabs = patm - pgauge
1 standar atmosfer = 1,01324 x 106 dyne/cm3
= 14,6959 lb/in2
= 10332 kg/m2
= 1,01x105 N/m2
tekanan
tekanan mutlak
pabs = patm+pgauge
h =10 m
p = 1 atm
h = 15 m
p = 1,5 atm
h = 30 m
p = 3 atm
Apabila sutu benda berada pada kedalam tertentu pada sebuah zat maka untuk
menghitung besarnya tekanan dapat menggunakan rumusan sebagai berikut
p=
F
A
p=
mg Vg
=
dengan m = V , untuk V = AH
A
A
Vg
A
AHg
A
= gH
dari perumusan tersebut dapat diketahui bahwa tekanan suatu zat bergantung dari
ketinggian atau kedalaman H
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa semakin dalam posisi lubang,
tekanan air yang menyebur semakin besar. Perubahan tekanan dengan
perubahan ketiggihan tidak terlalu mencolok apabila zat mempunyai massa jenis
kecil seperti udara atau gas.
1.4. Kemampumampatan
Kemampumampatan ( compressibillity ) k suatu zat adalah pengaruh
tekanan
terhadap
volume
suatu
zat
pada
temperatur
konstan.
k=
1
1 dv
1 d
= =
Ev
v dp T dp T
Tanda negatif pada persamaan diatas menunjukan bahwa apabila terjadi kenaikan
tekanan, volume zat akan berkurang.
Secara sederhana fluida berdasarkan dari kompresibilitasnya dibagi menjadi
dua yaitu fluida gas dan fluida cair. Untuk fluida gas yang terdiri dari partikelpartikel yang bergerak bebas dan betuknya mengikuti wadahnya maka perubahan
tekanan akan banyak menimbulkan perubahan volume. Perubahan properti gas
sangat tergantung dari perubahan dari kondisi temperatur. Untuk fluida gas ideal
pada temperatur konstan ( isotermal) persamaan diatas bisa diubah menjadi
k=
1 d
1 d
dp T d (RT ) T
k=
1
1
1
=
=
E v RT p
dV
dy
F
dV
= =
A
dy
Jadi besar gaya persatuan luas untuk mengeser fluida sebanding dengan
konstanta viskositas dikalikan dengan gradien kecepatannya. Gaya akan semakin
besar apabila kostanta viskositas besar. Jadi bisa disimpulkan kostanta tersebut
adalah suatu tahanan fluida untuk mengalir (bergeser kontinyu). Semakin besar
tahanan semakin susah untuk mengalir, sebaliknya tahanan kecil fluida mudah
mengalir. Apabila nilai viskositas suatu fluida dibagi dengan nilai massa jenisnya
akan ketemu besaran yang sering disebut dengan viskositas kinematik. Adapun
perumusan viskositas kinematik adalah sebagai berikut : =
Energi berubah
Energi ditambahkan - Energi hilang Energi terektrasi
acuan dasar z = 0
mV 2
+ mgZ + pV
Energi masuk =
2
1
Energi keluar = (EK + EP + EA)2
mV 2
+ mgZ + pV
Energi keluar =
2
21
mV 2
mV 2
+ mgZ + pV + E ad - Elos =
+ mgZ + pV
2
1
2
2
mV 2
mV 2
+ mgZ + pV + E ad =
+ mgZ + pV + Elos
2
1
2
2
(EP + EK + PV )1 = (EP + EK + PV )2
mV 2
mV 2
+ mgZ + pV =
+ mgZ + pV
1 2
2
2
Z
Z
v 2 pV
v 2 pV
gZ +
= gZ +
+
+
2
2
m 1
m 2
v2 p
v2 p V 1
gZ +
=
+
+ = gZ +
2 1
2 2 m
V 1
v2
p
v2
p
dengan
= Z +
Z +
=
+
+
2 g g 1
2 g g 2
m
v2
v2
gZ +
+ p = gZ +
+ p
2
2
1
2
p
". Head ketinggian menyatakan energi
g
potensial yang dibutuhkan untuk mengangkat air setinggi "m" kolom air. Head
kecepatan menyatakan energi kinetik yang dibutuhkan untuk mengalirkan air
setinggi "m" kolom air. Yang terakhir, head tekanan adalah energi aliran dari "m"
kolom air yang mempunyai berat sama dengan tekanan dari kolom "m" air
tersebut.
1.6.4. Modifikasi Persamaan dasar Bernoulli
Apabila penampang pipa diatas bukan permukaan sempurna sehingga
terjadi gesekan antara aliran fluida dengan permukaan pipa maka persamaan
energi menjadi
mV 2
mV 2
+ mgZ + pV =
+ mgZ + pV + Elos
1 2
2
2
v2
p
v2
p
Z +
= Z +
+ Hlos
+
+
2 g g 1
2 g g 2
Hpump
10
v2
p
v2
p
+ Hlos
+ H ad = Z +
Z +
+
+
2 g g 1
2 g g 2
v2
p
v2
p
Z +
+ H pompa = Z +
+ Hlos Hpompa = Had
+
+
2 g g 1
2 g g 2
kontinuitas yaitu laju massa fluida yang masuk m masuk akan selalu sama dengan
laju massa fluida yang keluar m keluar , persamaan kontinuitasa adalah sebagai
berikut :
m masuk = m keluar
(AV )1 = (AV )2
m masuk
m keluar
( AV )1 = ( AV )2
1.6.5 Angka Reynolds
Kondisi aliran fluida akan sangat tergantung dari kecepatan aliran fluida,
semakin tinggi kecepatan akan mempengarui pola aliran, kondisi aliran akan
berubah dari laminar menjadi turbulen. Besaran yang bisa menghubungkan antara
kecepatan aliran (v), kondisi fluida ( , ), dan kondisi penampang diameter pipa
(D) adalah angka Reynold (Re).
Perumusannya adalah sebagai berikut :
Re =
vD
Aliran Laminar
Aliran Turbulen
11
BAB 2 POMPA
Pompa
merupakan
salah
satu
jenis
mesin
yang
berfungsi
untuk
memindahkan zat cair dari suatu tempat ke tempat yang diinginkan. Zat cair
tersebut contonya adalah air, oli atau minyak pelumas, atau fluida lainnya yang tak
mampu mampat. Industri-industri banyak menggunakan pompa sebagai salah
satu peralatan bantu yang penting untuk proses produksi. Sebagai contoh pada
pembangkit listrik tenaga uap, pompa digunakan untuk menyuplai air umpan ke
boiler atau membantu sirkulasi air yang akan diuapkan diboiler.
tandon air
pipa bagian
tekan
sumber air
pompa
motor listrik
pipa bagian
hisap
12
aliran buang
rumah
pompa
poros
ikut
berputar
sehingga
tekanan
dan
impeler
pertambahan
energi
Pertambahan
energi
pada
zat
cair
impeler
putaran impeler
Gambar 2.3 Penampang inpeller
13
Kebalikanya untuk
pompa axial arah alirannya akan sejajar dengan poros pompa, sedangkan pompa
aliran campuran arah aliran berbetuk kerucut mengikuti bentuk impelernya.
Menurut bentuk rumah pompa, pompa dengan rumah berbentuk volut
disebut dengan pompa volut, sedangkan rumah dengan difuser disebut pompa
difuser [gambar 2.7].
Pada pompa difuser, dengan pemasangan difuser pada sekeliling luar
impelernya akan memperbaiki efesiensi pompa dan menambah kokoh rumah
pompa. Dengan alasan itu, pompa jenis ini banyak dipakai pada pompa besar
dengan head tinggi. Berbeda dengan pompa jenis tersebut, pompa aliran
campuran sering tidak menggunakan difuser, tetapi rumah volut sehingga zat cair
lebih mudah mengalir dan tidak tersumbat, pompa jenis ini banyak dipakai pada
pengolahan limbah
14
poros pompa
satu aliran
masuk
15
bantalan poros
impeler
bagian isap
rumah pompa
bagian tekan
impeler
rumah pompa
bantalan
poros pompa
16
oleh pipa yang menyalurkan zat cair keluar pompa. Posisi poros pompa adalah
tegak dan dipasang sepanjang sumbu pipa air keluar dan disambungkan dengan
motor penggerak pada lantai. Poros dipegangi dengan beberapa bantalan,
sehingga kokoh dan biasanya diselubungi pipa selubung yang berfungsi untuk
saluran minyak pelumas.
Pompa poros tegak berdasar dari posisi pompanya ada dua macam yaitu
pompa sumuran kering dan sumuran basah [gambar 2.12]. Sumuran kering
pompa dipasang di luar tadah hisap gambar, sedangkan sumuran basah
sebaliknya.
poros mendatar
bagian tekan
bagian isap
bagian tekan
tumpuan
poros pompa
rumah
pompa
bagian isap
Gambar 2.11 Pompa vertikal dan Pompa sumuran kering dan basah
17
bantalan
18
bagian keluar
penutup rumah
bagian hisap
rumah bantalan
bantalan
bantalan
poros
impeler
rumah volur
bagian bergerak
bagian tetap
sel perapat
poros pompa
impeler
19
Semakin besar head yang kita inginkan, maka D2/D1 harus dibuat besar, sehingga
bisa diperoleh suatu kerja gaya sentrifugal sesuai yang yang diinginkan.
impeler
poros
vane
Gambar 4.1 Ukuran-ukuran dasar pompa
Dalam merancang pompa besaran yang paling penting untuk ditentukan
adalah kecepatan sepesifik. Dengan mengetahui kecepatan spesifik parameterparameter pompa yaitu kapasitas pompa, tinggi kenaikan pompa atau head, dan
perbandingan diameter impeler dapat ditentukan.
ns = n
Perumusannya adalah
Q 0. 5
H 0.75
20
kecepatan sepesifik diatas dapat disimpulkan bahwa pompa dengan head total
yang tinggi dan kapasitas yang kecil cenderung mempunyai harga ns yang kecil,
sebaliknya head total rendah dan kapasitas besar mempunyai ns besar
21
Head pada kapasitas 0% semakin besar pada nilai-nilai ns besar. Kurva daya
terhadap kapasitas pada kapasitas 0% akan mempunyai harga minimum pada ns
kecil, sebaliknya pada ns besar harganya maksimum. Pada kurva efisiensi,
kapasitas pada tiga grafik mendekati bentuk busur dan hanya sedikit bergeser dari
kapasitas
kapasitas (%)
sangat curam
kapasitas (%)
Gambar 4.4 Grafik karakteristik pompa dengan ns besar
22
v2
p
v2
p
Z +
+ H pompa = Z +
+ H losses
+
+
2 g g 1
2 g g 2
H pompa
2
2
v1
v2
p
p
= Z1 Z 2 +
+ 1 2 + H losses
2 g 2 g g g
p
v2
+ H losses
+
H pompa = Z +
g
2 g
23
hstatistotal = Z +
g
Z = hz
masuk dan
ke luar (m).
v2
= hv = head kecepatan sisi masuk dan ke luar (m)
2g
p
= h p = head tekanan sisi masuk dan ke luar (m)
g
H losses
hstatisisap = Z +
g 1
hstatisbuang = Z +
g 2
p
p
hstatistotal = Z 2 + 2 Z1 + 1
g
g
Head statis
total
Hp1
Hp2
Hp2
Hp1
Head statis
hisap
permukaan acuan
24
Head statis
buang
tekanan 1 atm
Head statis
buang
Head statis
hisap
p
= 0
g 1
Hp1 =
p = 1 atmosfer
Hp1
Z1-Zs = +
Z1>Zs
Z1-Zs = Z1<Zs
Hp1
permukaan acuan
permukaan acuan
hstatisisap = Z 1 Z s +
g
hstatisisap =
hstatisisap = +
Gambar 4.7 Head statis hisap [A] pompa di bawah tandon, [b] pompa di atas
tandon
ujung
terbenam
Hp2
permukaan acuan
ujung
mengambang
Hp2
permukaan acuan
hstatisbuang = Z 2 Z s +
g
Gambar 4.8 Head statis buang [A] ujung terbenam, [b] ujung mengambang
25
permukaan acuan
v 2 v2 v1
=
= hk
2g
2g
2
v 2 v2
v1 0
=
= hk
2g 2g
Gambar 4.9 Head kecepatan
b. Head Kerugian (Loss)
Head kerugian yaitu head untuk mengatasi kerugian kerugian yang
terdiri dari kerugian gesek aliran di dalam perpipaan, dan head kerugian di dalam
belokan-belokan (elbow), percabangan, dan perkatupan (valve)
Hloss = Hgesekan + Hsambungan
c. Head kerugian gesek di dalam pipa [Hgesekan ]
Aliran fluida cair yang mengalir di dalam pipa adalah fluida viskos sehingga
faktor gesekan fluida dengan dinding pipa tidak dapat diabaikan, untuk
menghitung kerugian gesek dapat menggunakan perumusan sebagai berikut :
v = CR p S q
R=
S=
hf
L
hf =
dengan
[Gradien hidrolik]
L v2
[head kerugian gesek dalam pipa]
D 2g
v
C,p,q
26
64
Re
= 0,02 +
0,0005
D
v = 0,849CR 0, 63 S 0,54
R=
S=
hf
hf =
10,66Q 1,85
xL
C 1,85 D 4,85
dengan
[Gradien hidrolik]
v2
2g
27
D
f = 0,131 + 1,847
2 R 90
f = 0,946 sin 2
+ 2,046 sin 4
v2
2g
f. Head total
Head total pompa yang dibutuhkan untuk mengalirkan air dengan kapasitas
yang telah ditentukan dapat ditentukan dari kondisi insatalsi pompa yang akan
dilayani. Pada gambar diatas head total pompa dapat dirumuskan sebagai berikut
H = ha + h p + hl +
v d2
2g
28
ha = Z 1 Z 2
HEAD TOTAL
head total
tekanan
atmosfer
tekanan
atmosfer
head tekan
head isap
hsv =
pa
pv
+ hs hls hi
29
dimana
hsv
pa
hs
hls
Gejala kavitasi terjadi pada titik terdekat setelah sisi masuk sudu impeler di
dalam pompa. Di daerah tersebut, tekanan lebih rendah daripada tekanan pada
lubang isap pompa. Hal ini disebabkan zat cair mengalir melalui nosel isap
sehingga kecepatannya naik. Dengan kenaikan kecepatan, tekanan zat cair
menjadi turun.
Untuk menghindari kavitasi karena kondisi tersebut, maka tekanan pada
lubang masuk pompa dikurangi penurunan tekanan didalam pompa, harus lebih
tinggi dari pada tekanan uap jenuh air. Head tekanan yang sama dengan
penurunan tekanan disebut NPSH yang diperlukan. Jadi untuk menghindari
kavitasi pada pompa harus dipenui persyaratan berikut ;
NPSH tersedia > NPSH yang diperlukan
Harga NPSH yang diperlukan diperoleh dari pabrik pembuat pompa. Namun,
bisa juga menggunakan rumus sebagai beriktu;
hsr =
pa
dimana
ps
pa
+ hv
pv
ps
hv
pv
30
v2
2g
dalam
daerah
yang
sesuai
dengan
jemis
pompa
yang
bersangkutan.
d. Putaran pompa juga harus memenui syarat aman dari kavitasi yaitu NPSH
tersedia > NPSH dperlukan.
31
2. Jenis pompa
Pemakaian pompa untuk kapasitas dan head total tertentu bisa digunakan
beberapa macam jenis pompa. Jenis pompa poros mendatar atau tegak bisa
menjadi pilihan dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :
1. Operasi pompa tidak terlalu berat dan sering dibongkar pasang secara
ekonomis lebih menguntungkan menggunakan pompa poros mendatar.
2. Jika pompa harus bekerja head isap statis cukup besar, atau pompa harus
bekerja otomatis dan luas ruangan yang tersedia untuk instalasi terbatas,
pompa poros tegak menjadi pilihan utama.
4.4. Kerja, Daya dan Efesiensi Pompa
Pompa merupakan mesin yang bekerja dengan menggunakan energi luar.
Energi dari luar diubah menjadi putaran poros pompa dimana impeler terpasang
padanya. Perubahan energi dari satu kebentuk lainnya selalu tidak sempurna dan
ketidaksempurnaan perubahan ini yang disebut dengan efisiensi.
4.4.1. Definisi
Ada beberapa definisi yang berhubungan dengan kerja pompa, yaitu ;
[1] Efisiensi adalah perbandinga kerja berguna dengan kerja yang dibutuhkan
mesin
[2] Daya rotor ( penggerak motor listrik) adalah jumlah jumlah energi yang masuk
motor listrik dikalikan efisiensi motor listrik. Dirumuskan dengan persamaan
Protor = DayalistrikX motorlistrik
[3] Daya poros pompa atau daya efektif pompa adalah daya dihasilkan dari
putaran rotor motor listrik dikalikan dengan efisiensi koplingnya, dihitung dengan
persamaan
Pporos =
transmisi xProtor
(1 + )
di mana
32
Pr
= faktor cadangan
Motor Penggerak
Motor Induksi
0,1-0,2
Motor Bakar kecil
0,15-0,25
Motor Bakar Besar
0,1-0,2
Tabel 4.2 Efisiensi berbagai jenis transmisi
Jenis Transmisi
Sabuk rata
0,9-0,93
Sabuk V
0,95
Roda gigi
0,92-0,98
Kopling hidrolik
0,95-0,97
[4] Daya air adalah kerja berguna dari pompa persatuan waktuya, kerja berguna
ini yang diterima air pada pompa, perumusan dari daya air adalah sebgai berikut.
Apabila pompa dengan kapasitas aliran sebesar Q dan head total H maka energi
yang diterima air persatuan waktunya adalah
Pair = Q H
di mana
= kapasitas (m3/dtk)
Pw
[5] Efisiensi pompa didefinisikan sebagai perbandingan antar daya air dengan
daya pada poros. Perumusan efisiensi adalah sebgai berikut;
pompa =
pompa =
P
daya air
= air
daya pada poros Pporos
pompa =
xQxH
(1 + )
tranmisi xProtor
x Q x Hx (1 + )
transmisi x motorlistik xdayalistrik
Gambar berikut akan membantu memahami proses perubahan dari kerja pompa.
Semua satuan daya dikonversikan ke Horse power sehingga ada istilah istilah
sebagi berikut.
Untuk daya air bisa disebut Water Horse Power WHP
Untuk daya poros bisa disebut Brake Horse Power BHP
Untuk daya rotor dalam Hourse power
Untuk energi listrik masuk KW
33
kopling
Hp out
BHp out
WHp
motor listrik
m3
m3
Gambar 4.12 Grafik kerja berguna
4.4.4. Hal yang mempengarui efisiensi pompa
Berbagai pengaruh pada pompa yang bisa menurunkan atau menaikan
efisiensinya. Khusus untuk impeler pada pompa adalah hal yang paling penting
yang mempengarui efisiensi pompa. Hal hal berikut, yang berhubungan dengan
impeler
pompa
;kecepatan
impeler,diameter
impeler,jumlah
sudu
34
C, akan tetapi apabila kondisi tekanan zat cair tersebut diturunkan tekanannya
dibawah 1 atm proses pendidihan memerlukan temperatur kurang dari 100 0C.
Kondisi sebaliknya apabila kondisi tekanan zat cair naik labih dari 1 atm maka
akan dibutuhkan temperatur yang lebih tinggi dari 100 0C
Pada instalasi pompa penurunan tekanan terjadi disepanjang perpipaan
terutama bagian pipa isap, didalam pompa sendiri penurunan tekanan pompa
terjadi pada bagian nosel isap, karena dibagian tersebut terjadi penyempitan
saluran yang mengakibatkan kenaikan kecepatan dan penurunan tekanan.
4.5.2. Proses kavitasi
Dalam pembahasan mesin-mesin hidrolik termasuk pompa ada suatu gejala
pada proses aliran zat cair yang cenderung mengurangi unjuk kerja atau efesiensi
dari pompa, gejala tersebut adalah kavitasi. Gejala kavitasi terjadi karena
menguapnya zat cair yang sedang mengalir didalam pompa atau diluar pompa,
karena tekanannya berkurang sampai dibawah tekanan uap jenuhnya. Air pada
kondisi biasa akan mendidih dan menguap pada tekanan 1 atm pada suhu 1000
C, apabila tekanan berkurang sampai cukup rendah, air pada suhu udara
lingkungan yaitu sekitar 200 C-330 C akan mendidih dan menguap. Penguapan
akan menghasilkan gelembung gelembung uap. Tempat-tempat bertekanan
rendah atau berkecepatan tinggi mudah terjadi kavitasi, terutama pada sisi isap
pompa [gambar 4.9]. Kavitasi akan timbul apabila tekanannya terlalu rendah
35
Gejala kavitasi yang timbul pada pompa biasanya ada suara berisik dan
getaran, unjuk kerjanya mejadi turun, kalau dioperasikan dalam jangka waktu
lama akan terjadi kerusakan pada permukaan dinding saluran. Permukaan dinding
saluran akan berlubang-lubang karena erosi kavitasi sebagai akibat tumbukan
gelembung gelembung yang pecah pada dinding secara terus menerus [gambar
bagian tekan (difuser)
4.12]
tekanan tinggi
gelembung-gelebung uap
poros pompa
nosel isap
tekanan rendah
A
Gambar 4.12 Proses kavitasi
air keluar pompa
A
air masuk pompa
gelembung-gelebung uap
36
1. Ketinggihan letak pompa terhadap permukaan zat cair yang dihisap harus
dibuat serendah mungkin agar head isap statis lebih rendah pula. Pipa Isap
harus dibuat sependek mungkin. JIka terpaksa dipakai pipa isap yang
panjang, sebaiknya diambil pipa yang berdiameter satu nomer lebih besar
untuk mengurangi kerugian gesek.
2. Tidak dibenarkan untuk mengurangi laju aliran dengan menghambat aliran
disisi isap.
3. Head total pompa harus ditentukan sedemikian hingga sesuai dengan yang
diperlukan pada kondisi operasi yang sesungguhnya.
4. Jika head pompa sangat berfluktuasi, maka pada keadaan head terendah
harus diadakan pengamanan terhadap terjadinya kavitasi. Dalam beberapa
hal terjadiny akavitasi tidak dapat dihindari dan tidak mempengarui
performa pompa, sehingga perlu dipilih bahan impeler yang tahan erosi
karena kavitasi.
abrasi
pecahan
Gambar
Gambar 4.14 Kerusakan impeler karena kavitasi
37
motor listrik
pompa
38
transmisi
motor listrik
pompa
ponda
motor
pompa
39
motor bakar
pompa
transmisi
sabuk
pompa
Gambar 4.19 Pompa portable dengan penggerak motor bakar
4.6.4. Pompa dengan penggerak turbin angin
Turbin angin banyak dipakai sebgai penggerak pompa, khususnya pada
daerah dengan kecepatan angin tinggi. Sebagai contoh pada daerah pantai,
kecepatan angin bisa diatas rata-rata daerah lain, sehingga bisa diubah menjadi
energi yang berguna untuk menggerakan pompa yaitu dengan pemasang turbin
angin. Pompa banyak dipakai untuk drainase atau untuk aerasi pada tambaktambak. Tentunya dengan pemilihan penggerak mula yang dipakai adalah turbin
angin, permasahan ketiadaan energi listrik untuk motor listrik mejadi selesai.
40
Memang ada kendala kalau kecepatan angin pada bulan-bulan tertentu sepanjang
tahun tidak besar, yang mengakibatkan kerja pompa tidak maksimal.
turbin angin
head gesek
dengan generator
listrik
tandon air
pipa air
head
tekan
kabel
total head
pemompaan
ketinggian
head
air statis
pemompaan
dinding sumur
pompa dengan
motor listrik
kedalaman
turbin angin
tandon air
head gesek
head tekan
total head
pemompaan
ketinggian
head
pemompaan air statis
dinding sumur
kedalaman
pompa air
41
42
P (pompa)
head
H (m)
S (sistem)
head statis
kapasitas Q ( m3)
S (sistem)
H (m)
P (pompa)
head
K2
K1
S1
S2
Hst2
Hst1
kapasitas Q ( m3)
Q2 Q1
43
S (sistem)
head
H (m)
P (pompa)
K2
K1
S2
S1
Hst2
3
kapasitas Q ( m )
Q 2 Q1
normal dan mencapai harga efisiensi maksimum pada kapasitas aliran mencapai
kurang normal
melebihi normal
normal
harga normal atau pada kapasitas penuh, seperti terlihat pada gambar 5.4
kapasitas (%)
Gambar 5.4 Grafik head kapasitas dengan variasi operasi pompa
Dari grafik diatas, pompa yang beroperasi pada kapasitas tidak penuh atau
berlebih, efisiensi operasinya rendah. Kasus khusus yaitu pada kapasitas tidak
penuh, daya poros yang diperlukan bertambah besar. Sebaliknya, untuk operasi
pompa pada kondisi kapasitas melebihi normal, daya poros bertambah turun,
44
tetapi dengan head yang juga menurun. Jadi, ada dua kasus khusus operasi
pompa yang tidak efisien, dan ini mengakibatkan kerugian, berikut ini penjelasan
lebih lanjut kasus tersebut.
5.2..1 Operasi dengan kapasitas tidak penuh
Pompa yang beroperasi pada kapasitas tidak penuh akan timbul banyak
permasalahan, akibatnya efisiensinya menjadi turun. Untuk pompa radial pada
kapasitas rendah, gaya radial menjadi besar, pada pompa aksial daya poros
semakin besar [gambar 5.5], timbul suara dan getaran. Pada pompa volut dengan
kondisi operasi tersebut gaya radial yang ditimbulkan sangat besar dan tidak
seimbang, apabila pompa beroperasi lama akan menyebabkan poros pompa
patah. Gejala lain yang selalu muncul pada pompa dengan kapasitas aliran yang
terlalu kecil atau bahkan mendekati nol, yaitu pompa akan mejadi panas, dan ini
adalah kerugian operasi. Panas akan timbul pada impeler karena kurang
melebihi
normal
di
bawah
kapasitas (%)
Gambar 5.5 Grafik head kapasitas pompa axial
Panas yang timbul pada operasi kapasitas tidak penuh akan terbawa aliran.
Apabila pompa beroperasi dalam keadaan katup tertutup atau terbuka sangat
kecil, maka kerugian akan meningkat, sedangkan panas yang dibawa keluar
45
sangat sedikit. Hal ini mengakibatkan temperatur pompa akan naik dengan cepat.
Kenaikan temperatur pompa dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut ;
t =
(1 )H
427
dimana t
46
47
48
selanjutnya
pompa
jenis
perpindahan
positif
sangat
beragam. Namun, secara umum pompa perpindahan positif dibagi mejadi dua
yaitu jenis gerak bolak-balik (reciprocating) dan gerak putar (rotary). Adapun
klasifikasi pompa perpindahan positif adalah sebagai berikut ;
1. Pompa gerak bolak-balik (reciprocating)
A. Pompa Piston atau plunger
1. Pompa aksi langsung ( simplex atau duplex)
2. Pompa daya
A. Aksi tunggal atau aksi ganda
B. Simplex, duplex, triplex, atau multiplex
B. Pompa Diagfragma
1 .Penggerak mekanik atau penggerak fluida
2 .Simplex, atau duplex
2. Pompa gerak putar (rotary)
A. Rotor tunggal
Pompa Vane, torak, ulir, atau pompa flexible member
B. Rotor banyak
Pompa roda gigi, lobe, ulir, atau pompa circumferential piston
49
No
Nama Komponen
Packing
Torak
Silinder penggerak
Katup gas
Packing
10
Bantalan
11
Pelapis silinder
12
Torak pompa
13
14
Silinder pompa
15
Katup keluar
16
Katup masuk
17
mesin penggerak
18
Pompa
19
Tumpuan bantalan
50
No
Nama Komponen
Lintasan torak
Penutup
Packing
Silinder
Fluida masuk
Fluida keluar
Plunger
Batang torak
Engkol
buang
lobe
isap
buang
isap
Gambar 7.3 Pompa perpindahan positif gerak putar (rotary)
51
7.2. Penggunaan
Pompa jenis perpindahan positif banyak digunakan untuk melayani sistem
instalasi yang membutuhkan head yang tinggi dengan kapasitas rendah. Dengan
efisiensi yang lebih tinggi, pompa perpidahan positif dapat mengatasi head tinggi
dari sistem, dibanding dengan menggunakan pompa jenis sentrifugal. Untuk
mengatasi head yang sama, pompa sentrifugal memerlukan kontruksi yang lebih
kuat dan memerlukan daya yang lebih besar. Sehingga dengan alasan tersebut,
lebih menguntungkan untuk head sistem yang tinggi digunakan pompa
perpindahan positif apabila kapasitas aliran tidak menjadi tujuan utama dari
pemompaan .
Dari definisi, pompa jenis ini menghasilkan tekanan tinggi dengan kecepatan
aliran yang rendah. Dengan alasan tersebut pompa ini banyak digunakan untuk
peralatan dengan zat cair yang abrasif dan kekentalan tinggi.
7.4. Pompa Gerak Bolak balik
Pompa torak atau punger adalah pompa yang mempunyai komponen
pemompa (torak atau torak, plunger, atau diagfragma) bergerak bolak-balik. Zat
cair dihisap melalui katup hisap kemudian ditekan menuju katup buang. Pompa
jenis ini dapat diklasifiaksi menjadi beberapa macam, dilihat dari sumber
penggeraknya dibagi menjadi dua yaitu pompa tenaga dan pompa aksi. Dari
posisi komponen pemompa (torak), dibagi menjadi dua yaitu pompa horizontal
dan vertikal. Kalau dilihat dari jumlah langkah buang persiklusnya per batang
penggerak, pompa jenis ini dibagi menjadi pompa aksi tunggal atau pompa aksi
ganda.
7.4. Cara kerja pemompaan
Pada pompa torak setiap silinder minimal ada dua katup yaitu katup isap dan
buang. Pada langkah isap yaitu torak bergerak menjauhi katup, tekanan didalam
silinder menjadi turun. Hal ini menyebabkan perbeadaan tekanan antara diluar
silinder dengan didalam silinder bertambah besar, sehingga memaksa katup isap
terbuka, zat cair kemudian terhisap kedalam silinder. Apabila torak pada posisi
akhir langkah isap dan mulai bergerak menuju katup, katup isap mentup kembali
52
Setelah zat cair masuk silinder kemudia didorong torak menuju katup buang,
tekanan didalam silinder menjadi naik, sehingga mampu memaksa katup buang
terbuka. Selanjutnya zat cair mengalir melewati katup buang
keluar silinder
dengan dorongan torak yang menuju katup sampai akhir langkah buang.
7.5. Pemakaian
Pompa torak banyak digunakan untuk aplikasi yang memerlukan tekanan
tinggi dan kapasitas rendah. Sebagai contoh penggunaan, yaitu pompa jet
tekanan tinggi untuk pembersihan dan pemotongan [gambar 63], injeksi glikol,
pompa pendorong pada pipa minyak mentah, pompa tenaga hidrolik dan lain lain.
Tekanan kerja pompa torak adalah 3500 kPa sampai 2100 Mpa. Pompa torak
juga digunakan untuk tes hidrostatik dengan tekanan kerja sampai 700 MPa
[gambar 7.4]
No
Nama Komponen
Pelumasan
Seal
Plunger
Katup masuk
Katup keluar
53
No
Nama Komponen
Pelumasan
Gambar 7.5 Pompa plunger tekanan tinggi
kemudian
pembuangan.
Jadi
melewati
tiga
langkah
untuk
menghasilkan laju aliran zat cair keluar, sehingga untuk semua jenis pompa torak,
laju alirannya tidak kontinyu tetapi berdenyut menyesuaikan irama pemompaan
[gambar 7.6]
Disamping kekurangan dari pompa torak di atas, dibandingkan dengan
pompa jenis sentrifugal, biaya pembuatan dan perawatan pompa torak lebih
mahal.
54
b.
c.
d.
a.
Silnder
b.
c.
Torak
elastomeric-insert valve.
disk valve.
ball valve.
55
torak
katup masuk
56
No
Nama Komponen
Katup masuk
Packing
Plunger
Torak
Deflector
Tumpuan
Pasak bantalan
Bantalan
Batang torak
10
11
Rangka penggerak
12
Poros engkol
13
Breader
14
Penghubung torak
15
Lubang plunger
16
Kotak bantalan
17
Silinder pompa
18
Katup keluar
19
Pompa
20
Penggerak
57
penggerak
katup masuk
58
1
9
10
5
6
7
3
No
Nama Komponen
Katup otomatis
diagfragma
Process fluid
Hydraulic fluid
Intermediate fluid
Pengatur oli
Katup isi
10
Katup relief
Gambar 7.11 Pompa diagfragma penggerak hidrolik
59
4
1
2
3
6
8
No
Nama Komponen
Baut pengatur
Plunger bolak-balik
Pegas kembali
Nok eksentrik
Process fluid
60
yang dihasilkan sedang atau lebih rendah dari pompa torak atau plunger. Laju
alirannya stabil tidak berdenyut dengan kapasitas yang rendah.
7.10.1. Pompa roda gigi
Pompa ini mempunyai komponen pemompaan berbentuk roda gigi . Cara
kerjanya yaitu apabila gigi dari roda gigi mulai menutup (disengage) ,zat cair
terhisap kecelah antar gigi, kemudian ketika roda gigi membuka (engage) zat cair
ditekan keluar kesisi buang. Zat cair yang dipompa juga sekaligus melumasi roda
gigi.
Pompa roda gigi dibagi mejadi dua yaitu internal gears pump [gambar 7.13
A] dan external gear pump [gambar 7.13 B]. Pompa roda gigi banyak dipakai
untuk pompa pelumas pada mesin
roda gigi internal
aliran masuk
61
7.10.2. Lobe, Screw, vanes, flexibel tube , radial axial plunger dan
circumferential pump.
Dengan prinsip kerja yang sama dibawah ini adalah contoh contoh dari
pompa rotari. Penamaan jenis pompa disamakan dengan nama komponen
pemompaan.
tekanan rendah
tekanan lebih tinggi
poros
penyempitan celah
lobe
2 buah lobe
2 buah lobe
poros terhubung
dengan penggerak
62
3 buah lobe
aliran fluida
keluar
ulir atama
poros utama
rumah pompa
ulir samping
bantalan pompa
63
dan dengan mekanisme penyempitan volume, zat cair tersebut terus ditekan
sampai sisi buang.
tekanan rendah
aliran zat cair keluar
Gambar 7.17 Prose penekanan zat cait pada pompa 2 buah ulir
lubang keluar
ulir
poros utama
terhubung dengan
penggerak
bantalan
ulir
lubang masuk
64
lubang keluar
lubang masuk
poros utama
ulir tunggal
bantalan
Gambar 7.19 Pompa ulir tunggal ( progresive cavity singgle screw pump)
poros
penyempitan
celah
sliding vane
celah pompa
Gambar 7.20 Pompa vane (sliding vane rotary pump)
penyempitan celah
sliding vane
poros
celah
65
Pada gambar 7.20 adalah prinsip kerja dari pompa rotary vane, zat cair
terhisap masuk kecelah antara vane dengan rumah pompa kemudian poros
pompa berputar demikian juga vanenya. Karean volume celah semakin sempit,
tekanan zat cair naik dan dapat mendesak katup keluar terbuka. Prinsip kerja
yang sama untuk gambar 7.21 yaitu pompa dengan 5 buah vane
celah
poros pompa
Fleible tube
radial plunger
axial plunger
66
Circumferential piston
poros
rumah pompa
poros
67
68