Anda di halaman 1dari 3

WIRAHAYU TRI B.

105120201111021
TUGAS UAS ISU-ISU KOMUNIKASI KONTEMPORER / B.IK.5

Penggalangan Dana Melalui Media Sosial untuk Kepedulian Sosial


Saat ini marak sekali penggunaan media sosial seperti facebook dan twitter dalam
menggalang atau mengumpulkan dana untuk kepedulian sosial. Penggalangan dana ini
biasanya berupa uang atau barang yang bertujuan untuk menolong saudara kita yang lagi
terkena musibah dan sedang membutuhkan bantuan. Salah satunya yakni Koin Cinta Bilqis
yang sesuai namanya ditujukan untuk Bilqis Anindya Passa, balita berusia 17 bulan yang
menderita atresia billier yakni saluran empedu yang tidak terbentuk sempurna atau buntu.
Dengan sirosis hepatis yang progresif. Kondisi Bilqis ini sudah memasuki tahap akhir dan
harus segera menjalani operasi transplantasi hati yang membutuhkan dana berkisar 1M.
Sehingga, orang tua dari Bilqis pun mulai melakukan berbagai cara untuk mengumpulkan
dana tersebut salah satunya yakni dengan membuat akun Koin Cinta Bilqis di facebook
dengan tujuan untuk menarik simpati masyarakat mengenai penyakit yang diderita oleh
Bilqis ini.
Posko-posko untuk menampung koin ini pun disediakan dibeberapa wilayah
Indonesia, yakni terdapat 18 posko. Serta disediakan pula rekening BCA dan Mandiri bagi
mereka yang tidak dapat menyalurkan bantuan secara langsung di posko-posko tersebut.
Tercatat hingga tanggal 2 Fevruari 2010 jumlah uang yang masuk di rekening telah mencapai
Rp 889 juta.Itu belum ditambah dengan jumlah koin yang telah terkumpul di posko pusat
yang terletak di Jakarta Pusat. Simpati masyarakat sangat besar akan aksi yang dibuat oleh
ibu Bilqis yakni dengan membuat akun facebook Koin Cinta Bilqis yang sudah memiliki
4.989 teman. Di dalam akun facebook Koin Cinta Bilqis ini, ibunda Bilqis mengabarkan
setiap perkembangan dari putrinya tersebut. Banyak doa dan support kepedulian yang
diberikan dari berbagai pihak di media sosial terhadap Bilqis. Hingga akhirnya Bilqis pun
kembali ke pangkuan Sang Ilahi pada tanggal 10 April 2010 dan uang yang telah terkumpul
untuk Bilqis digunakan untuk membangun Yayasan Bilqis Sehati, Peduli Atresia Bilier
Indonesia.

Penggalangan dana melalui media sosial untuk kepedulian sosial memang merupakan
hal yang baik, karena dapat mengimpun berbagai macam kalangan untuk lebih peka dan
peduli kepada orang lain. Seperti yang diterangkan dalam jurnal Toward a Social NetworkBased Theory of Large-Group Interventions oleh Stephen King Garcia bahwa:
The literature on social networks and organizations suggests that strong social
relationships, or strong ties, characterized by trust and frequent, rich
interaction, are crucial to the process of moving. This is because strong ties
serve to overcome misunderstanding and build agreement to organizational
change (Krackhardt, 2003; McGrath and Krackhardt, 2003; Tenkasi and
Chesmore, 2003).
Dalam kasus ini, telah terbentuk sebuah jaringan sosial dan organisasi sosial yang
mempunyai hubungan atau ikatan yang kuat, ditandai dengan kepercayaan bahwa koin yang
terkumpul akan dapat membantu biaya pengobatan Bilqis. Namun, dengan dipanggilnya
Bilqis ke pangkuan Sang Ilahi, uang yang telah terkumpul tersebut digunakan untuk oleh
ibunda Bilqis untuk membangun sebuah Yayasan Bilqis Sehati, yakni sebuah yayasan peduli
Atresia Bilier, dimana ibunda Bilqis disini berperan sebagai agent of change untuk membantu
masyarakat yang memiliki kasus serupa seperti Bilqis.
This strong tie view rests on the assumption that organizational change efforts,
particularly large-scale change efforts, are systemic and multifaceted,
requiring the diffusion of complex knowledge on the purpose and nature of
the change (Mohrman, Tenkasi, and Mohrman, 2003; Tenkasi and Chesmore,
2003).
Mohrman dkk dalam jurnal Toward a Social Network-Based Theory of Large-Group
Interventions oleh Stephen King Garcia, menerangkan bahwa upaya dalam perubahan
organisasi, khususnya perubahan dalam skala besar yang sistematik dan memiliki tujuan akan
perubahaan yang ingin dicapai. Seperti yang dilakukan oleh ibunda Bilqis dalam upayanya
untuk membangun sebuah yayasan peduli Atresis Bilier dan menolong orang-orang yang
mempunyai kasus yang sama seperti beliau melalui dana yang telah terkumpul di yayasan
tersebut.
Penggunaan media sosial disini termasuk kedalam CMC (Computer Mediated
Communication) karena tidak menutup kemungkinan bahwa CMC dapat menarik perhatian
khalayak sehingga membentuk suatu kelompok yang memiliki hubungan yang kuat antara
satu dengan yang lainnya. Pada akhirnya kelompok yang dibentuk oleh ibunda Bilqis melalui
CMC ini berfungsi sebagai sumber identitas sosial dan memiliki pengaruh sosial terhadap
masyarakat yang memiliki kasus yang sama seperti Bilqis. Seperti yang diungkapkan oleh

Postmes dan Walther dalam jurnal The Impact of Computer Mediated Communication
Systems Monitoring on Organizational Communications Content oleh Carolyn F. Holton:
CMC may break down certain social boundaries, it is also possible that CMC
may draw focus away from self and towards the group, providing the group
with greater social influence over individual behavior (Postmes et al. 1998).
CMC users may subrogate their own opinions and values to the groups
(Postmes et al. 1998). In this way, groups and dyads within which CMC occur
serve as a source of social identity, and the medium is socially engaging. The
social influence of the group may even lead to hyperpersonal communications
with richer, more highly social content (Walther 1996).
Adanya peran media sosial khususnya facebook dalam kasus ini yakni menggalang
dana untuk kepedulian sosial cukup efektif untuk menjaring masyarakat agar terlibat,
sehingga tak hanya kerabat atau sahabat dekat saja yang turut membantu namun banyak
oranga akan mendapat inspirai untuk saling membantu karena kita hidup untuk bersosialisasi
kepada yang lain.

Anda mungkin juga menyukai